Sisfo Legal Etik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

“ASPEK LEGAL ETIK DAN DILEMA ETIK”

DOSEN PEMBIMBING

Ns. Raja Fitrina Lestari, M.Kep

KELOMPOK 1

DWI DESVITA ANGGRAINI 21031001

JIHAN HANIFA 21031002

NANDA LIDA HARI HUSADA 21031003

HAZZUN SAIDA HAIDAR 21031004

TRI WAHYUNI 21031005

TIARA ADINDA 21031006

ANNISA MIFTAHUL RIZQA 21031007

NUR AWALLIYAH 21031008

TARISYA MEYSAL SABILA 21031010

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS HANGTUAH PEKANBARU

2023
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan merupakan suatu bentu layanan kesehatan profesional yang merupakan
bagian intergral dari pelayanan kesehatan yang berdasarkan pada ilmu dan etika
keperawatanKeperawatan sebagai bagaian intergral dari pelayanan kesehatan ikut
menentukan mutu dari pelayanan kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan
kontribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif,
berkelanjutan, koordinatif dan advokatif keperawatan sebagai suatu profesi menekankan
kepeda bentuk pelayanan profesional yang sesuai dengan standar dengan memperhatikan
kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat
dengan baikSehingga mereka kurang mengerti dan memahami secara dari profesi yang
sedang mereka geluti saat ini

Proses keperawatan merupakan metode ilmiah yang dipakain dalam memberikan


asuhan keperawatan yang profesionalperawat dimana saja ia bertugasMenghadapi klien
dengan segala macam kasus dan melayani klien pada semua tingkat usia juga harus
menggunakan proses keperawatan dan mampu menerapkan serta menyusunnya dalam sebuah
dokumen status kesehatan klienAsuhan profesional dituntut untuk dapat melaksanakan proses
keperawatan dengan tepat dan benarPemahaman terhadap proses keperawatan sangat penting
karena topik ini akan menjadi bagian yang amat penting dalam menjadi bagian yang amat
penting dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Perbedaan asuhan yang profesional
dengan asuhan tradisional terletak pada penggunaan proses keperawatan kemampuan perawat
dalam menerapkan proses keperawatan kemampuan perawat dalam menerapkan proses
keperawatan dalam asuhannya sudah tidak dapat ditawar lagi apabila ia meyakini bahwa
asuhannya adalah asuhan pembelajaran klinik di rumah sakit

Seiring dengan perkembangan keperawatan, keilmuan, dalam praktik keperawatan


pun turut berkembangBerbagai penelitian berdasarkan fenomena yang ada di dunia pelayanan
keperawatan dilakukan asuhan keperawatan merupakan tulang punggung pelayanan yang
terintegrasi dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit mutu pelayanan keperawatan
ditentukan oleh perawat yang kompeten dibidangnya namun kebijakan manajemen rumah
sakit terhadap pengembangan pelayanan keperawatan pada umumnya tidak menjadi prioritas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian etika keperawatan
2. Apa prinsip-prinsip etika keperawatan
3. Apa peranan hak dan kewajiban dalam etika keperawatan
4. Bagaimana konsep legal etik keperawatan
5. Apa prinsip-prinsip legal etik keperawatan
6. Apa aspek legal etik keperawatan
7. Apa pengertian dilema etik
8. Bagaimana teknik pemecahan kasus dilema etik

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum


Untuk mengetahui teori tentang prinsip atau aspek legal etik dalam
keperawatan

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui apa pengertian etika keperawatan
2. Mengetahui apa prinsip-prinsip etika keperawatan
3. Mengetahui apa peranan hak dan kewajibab dalam etika keperawatan
4. Mengetahui bagaimana konsep legal etik keperawatan
5. Mengetahui apa prinsip-prinsip legal etik keperawatan
6. Mengetahui apa aspek legal etik keperawatan
7. Mengetahui apa pengertian dilema etik
8. Mengetahui bagaimana teknik pemecahan kasus dilema etik
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Keperawatan


Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah, baik dan buruk dalam
hubungan dengan orang lain. Etik merupakan studi tentang perilaku, karakter dan motif
yang baik serta ditekankan pada penetapan apa yang baik dan berharga bagi semua
orang. Secara umum, terminologi etik dan moral adalah sama. Etik memiliki terminologi
yang berbeda dengan moral bila istilah etik mengarahkan terminologinya untuk
penyelidikan filosofis atau kajian tentang masalah atau dilema tertentu. Moral
mendeskripsikan perilaku aktual, kebiasaan dan kepercayaan sekelompok orang atau
kelompok tertentu (Nasrullah, 2019).

Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup,
sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang mempengaruhi
perilaku profesional.Cara hidup moral perawat telah dideskripsikan sebagai etik
perawatan. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa etik merupakan istilah
yang digunakan untuk merefleksikan bagaimana seharusnya manusia berperilaku, apa
yang seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain (Nasrullah, 2019).

2.2 Prinsip-Prinsip Etika Keperawatan


1. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis
dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan
memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau
pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk
respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan
bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan
individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi
saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan
dirinya (Nasrullah, 2019).
2. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan
pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan
kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi (Nasrullah, 2019).
3. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan
dalam praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai
hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas
pelayanan kesehatan (Nasrullah, 2019).
4. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien
(Nasrullah, 2019).
5. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar
menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan
penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yangsebenarnya kepada klien tentang
segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani
perawatan (Nasrullah, 2019).
6. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan
perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari
perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan
kesehatan dan meminimalkan penderitaan (Nasrullah, 2019).
7. Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi
klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya
boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat
memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti
persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikan pada teman
atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari (Nasrullah,
2019)
8. Akuntabilitas (Accountability)Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa
tindakan seorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa
terkecuali (Nasrullah, 2019).

2.3 Peranan Hak dan Kewajibab Dalam Etika Keperawatan


Dalam prinsip etika keperawatan, hak perawat dan pasien memiliki beberapa peranan
atau manfaat yang sangat penting dalam dunia keperawatan. Berikut adalah peranan dan
hak kewajban dalam prinsip etika keperawatan (Nasrullah, 2019).

1. Mencegah konflik antara perawat dan pasien. Artinya dengan adanya hak dan
kewajiban yang dilindungi oleh ketentuan hukum termasuk juga etika keperawatan
maka perawat dan pasien tidak bisa berbuat semuanya sendiri. Ada hak-hak dan
kewajiban yang harus diperhatikan dan dilaksanakan oleh setiap pihak. Dan hak dan
kewajiban tersebut dilindungi oleh hukum yang berlaku.
2. Pembenaran pada suatu tindakan. Maksudnya, hak dan kewajiban yang harus dimiliki
oleh perawat maupun pasien sebenarnya membenarkan tindakan yang telah dilakukan
sebelumnya (kewajiban). Misalnya, ketika seorang perawat mengobati pasien dengan
baik dan benar sesuai dengan keahlian yang dimilikinyahingga pasien tersebut
sembuh dari sakitnya, maka tentu hak perawat tersebut adalah mendapatkan
penghargan. Ketika perawat menerima penghargaan tersebut, maka sebenarnya pada
saat yang sama muncul pembenaran terhadap pengobatan (pelayanan kesehatan)
maupun kewajiban yang telah dilakukan sebelumnya terhadap pasien.
3. Menyelesaikan perselisihan. Jika terjadi perselisihan antara pasien dan perawat
termasuk dengan institusi sekalipun, prinsip hak dan kewajiban yang dilindungi oleh
ketentuan hukum dapat menjadi pedoman penyelesaiannya. Hal ini sekaligus
mengindikasikan bahwa jika setiap pihak, baik perawat, pasien, maupun institusi
keperawatan, berpegang teguh pada konsep hak dan kewajiban, maka perselisehan
tidak akan terjadi. Misalnya, tidak akan pernah terjadi malpraktek karena pasien
memiliki hak dan mendapatkan pelayanan yang baik.

2.4 Konsep Legal Etik Keperawatan


Konsep Legal adalah sesuatu yang di anggap sah oleh hukum dan undang-undang
(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Aspek legal yang sering pula disebut dasar hukum
praktik keperawatan mengacu pada hukum nasional yang berlaku di suatu negara Hukum
bermaksud melindungi hak publik, misalnya undang-undang keperawatan bermaksud
melindungi hak publik dan kemudian melindungi hak perawatan Praktik keperawatan
adalah Tindakan mandiri perawat professional melalui kerja sama bersifat kolaboratif
dengan pasien/klien dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya. Dengan demikian
seseorang perawat profesional yang dalam memberikan praktik asuhan keperawatan
sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan/ hukum, maka dapat diartikan
bahwa praktik asuhan keperawatan tersebut legal.

2.5 Prinsip-Prinsip Legal Etik Keperawatan


1. Mal Praktik
Malpraktik adalah praktik kedokteran yang salah atau tidak sesuai dengan standar
profesi atau standar prosedur operasional. Untuk malpraktik kedokteran juga dapat
dikenai hukum kriminal. Malpraktik kriminal terjadi ketika seorang dokter yg
menangani sebuah kasus telah melanggar undang-undang hukum pidana. Perbuatan
ini termasuk ketidakjujuran, kesalahan dalam rekam medis, penggunaan ilegal obat-
obatan, pelanggaran dalam sumpah dokter, perawatan yang lalai dan tindakan
pelecehan seksual pada pasien.
Malpraktik adalah kelalaian bertindak yang dilakukan seseorang terkait profesi atau
pekerjaannya yang membutuhkan keterampilan profesional dan tekhnikal yang tinggi.
Malpraktek adalah kelalaian seorang tenaga kesehatan untuk mempergunakan tingkat
keterampilan dan ilmu pengetahuan yang lazim dipergunakan untuk merawat klien
atau orang yang terluka menurut ukuran lingkungannya yang sama, (Hanafiah dan
Amir, 1999),
Tindakan yang termasuk malpraktik:
a. Kesalahan diagnosa
b. Penyuapan
c. Penyalahgunaan alat-alat kesehatan
d. Pemberian dosis obat yang salah
e. Salah pemberian obat kepada pasien
£. Alat-alat yang tidak memenuhi standar kesehatan atau tidak steril.
g. Kesalahan prosedur operasi
2. Aborsi
Menjalani kehamilan itu berat, apalagi kehamilan yang tidak dikehendaki. Terlepas
dari alasan apa yang menyebabkan kehamilan, aborsi dilakukan karenaterjadi
kehamilan yang tidak diinginkan. Apakah dikarenakan kontrasepsi yanggagal,
perkosaan, ekonomi, jenis kelamin atau hamil di luar nikah Mengenai alasan aborsi,
memang banyak mengundang kontroversi. Adayang berpendapat bahwa aborsi perlu
di legalkan dan ada yang berpendapattidak perlu dilegalkan. Pelegalan aborsi
dimaksudkan untuk mengurangi tindakan aborsi yang dilakukan oleh orang yang tidak
berkompeten, misalnya dukun beranak Sepanjang aborsi tidak dilegalkan maka angka
kematian ibu akibataborsiakan terus meningkat.

Macam Macam Aborsi :


Dalam dunia kedokteran dikenal 3 jenis aborsi:
a. Aborsi Spontan atau Alamiah.
Berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya
kualitas sel telur dan sel sperma.
b. Aborsi Buatan atau Sengaja.
Adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu
akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana
aborsi. Misalnya dengan bantuan obat aborsi.
c. Aborsi Terapeutik atau Medis.
Adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medic. Sebagai
contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah. tinggi
menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik calon ibu
maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan
medis yang matang dan tidak tergesa-gesa

2.6 Aspek Legal Etik Keperawatan


Aspek legal keperawatan adalah aspek aturan Keperawatan dalam memberikan
Asuhan Keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai
tatanan pelayanan termasuk hak dan kewajibannya. Yang meliputi :

1. Hak perawat dalam melaksanakan Tugas


Dalam pasal 36, perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan berhak:
a. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan
standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur professional dan ketentuan
peraturan perundang-undangan
b. Memperoleh informasi yang benar, jelas dan jujur dari klien dan atau keluarganya.
c. Menerima imbalan jasa atas pelayanan keperawatan yang telah diberikan
d. Menolak keinginan klien atau pihak lain yang bertentangan dengan kode etik
e. Memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar.
2. Kewajiban Perawat
a. Melengkapi sarana dan prasarana pelayanan keperawatan sesuai dengan standar
b. Pelayanan keperawatan dan ketentuan peraturan perundang-undangan Memberikan
pelayanan sesuai dengan kode etik
c. Merujuk klien yang tidak dapat ditangani kepada perawat atau tenaga kesehatan
lain yang lebih tepat sesuai dengan lingkup dan tingkat kompetensinya
d. Mendokumentasikan asuhan keperawatan sesuai dengan standar
e. Memebrikan informasi yang lengkap.jujur,benar,jelas dan mudah dimengerti
mengenai tindakan keperawatan kepada klien dan atau keluarganya sesuai dengan
batas kewenangannya
f. Melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari tenaga kesehatan lain yang
sesuai dengan kompetensi perawat
g. Melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh pemerintah

2.7 Pengertian Dilema Etik


Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai
perilaku yang layak harus di buat (Arens dan Loebbecke, 1991).

2.8 Teknik Pemecahan Kasus Dilema Etik


Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli dan pada dasarnya
menggunakan kerangka proses keperawatan / Pemecahan masalah secara ilmiah, antara
lain:

1. Model Pemecahan masalah (Megan, 1989)


Ada lima langkah-langkah dalam pemecahan masalah dalam dilema etik.
a. Mengkaji situasi
b. Mendiagnosa masalah etik moral
c. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
d. Melaksanakan rencana
e. Mengevaluasi hasil
2. Kerangka pemecahan dilema etik (kozier & erb, 1989)
a. Mengembangkan data dasar.
b. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
c. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan
mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut.
d. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa pengambil
keputusan yang tepat
e. Mengidentifikasi kewajiban perawat
f. Membuat keputusan
3. Model Murphy dan Murphy
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan
b. Mengidentifikasi masalah etik
c. Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
d. Mengidentifikasi peran perawat
e. Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan
f. Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif keputusan
g. Memberi keputusan
h. Mempertimbangkan bagaimanan keputusan tersebut hingga sesuai dengan falsafah
umum untuk perawatan klien
i. Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan menggunakan
informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan berikutnya.
4. Model Curtin
a. Mengumpulkan berbagai latar belakang informasi yang menyebabkan masalah
b. Identifikasi bagian-bagian etik dari masalah pengambilan keputusan.
c. Identifikasi orang-orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan.
d. Identifikasi semua kemungkinan pilihan dan hasil dari pilihan itu.
e. Aplikasi teori, prinsip dan peran etik yang relevan.
f. Memecahkan dilemma
g. Melaksanakan keputusan
5. Model Levine - Ariff dan Gron
a. Mendefinisikan dilemma
b. Identifikasi faktor-faktor pemberi pelayanan.
c. Identifikasi faktor-faktor bukan pemberi pelayanan
d. Pikirkan faktor-faktor tersebut satu persatu
e. Identifikasi item-item kebutuhan sesuai klasifikasi
f. Identifikasi pengambil keputusan
g. Kaji ulang pokok-pokok dari prinsip-prinsip etik
h. Tentukan alternatif-alternatif
i. Menindak lanjuti
6. Langkah-langkah menurut Purtilo dan Cassel (1981)
a. Mengumpulkan data yang relevan
b. Mengidentifikasi dilemma
c. Memutuskan apa yang harus dilakukan
d. Melengkapi tindakan
7. Langkah-langkah menurut Thompson & Thompson (1981) mengusulkan 10
a. Meninjau situasi untuk menentukan masalah kesehatan, keputusan yang
diperlukan, komponen etis dan petunjuk individual.
b. Mengumpulkan informasi tambahan untuk mengklasifikasi situasi
c. Mengidentifikasi Issue etik
d. Menentukan posisi moral pribadi dan professional
e. Mengidentifikasi posisi moral dari petunjuk individual yang terkait.
f. Mengidentifikasi konflik nilai yang ada
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai