Kel 1 Ruang - Lingkup - Berlakunya - Hukum - Pidana - Me
Kel 1 Ruang - Lingkup - Berlakunya - Hukum - Pidana - Me
Kel 1 Ruang - Lingkup - Berlakunya - Hukum - Pidana - Me
Dosen Pengajar :
Sugiman, SH, MH
Disusun Oleh:
KELOMPOK I
Marlince Balingga : 170801012
Ainul Mardiya : 170801002
Muhammad Ja’far Shodiq : 170801007
Faizal Sakti Pratama :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia
dan rahmat-Nya, kami dapat menyusun dan menyelesaiakan tugas makalah
saya yang berjudul “RUANG LINGKUP BERLAKUNYA HUKUM
PIDANA “ dengan lancar dan tepat waktu. Adapun maksud penyusunan
Makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Hukum
Perdata Internasional .
Kelompok I
2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah.............................................................................7
C. Tujuan Penulisan...............................................................................7
BAB II PEMBAHASAN
A. Hukum Pidana...................................................................................8
A. Kesimpulan.......................................................................................16
B. Saran.................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
Negara Indonesia adalah Negara hukum, hal itu didasari oleh Pasal 1
Dalam lingkup Negara hukum yang dijadikan landasan Negara ini, maka
hal adanya suatu kejahatan yang dilakukan oleh seseorang, maka seseorang
tersebut akan berhadapan dengan hukum Negara yaitu hukum pidana, ruang
lingkup hukum pidana terdiri atas hukum pidana substantif (materiil) maupun
1
1 Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Ed. 2, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008),
hlm. 4.
4
bahwa sebagai berisi petunjuk dan uraian tentang delik, peraturan tentang
kepada siapa dan bagaimana pidana itu dapat dijatuhkan. Dalam hal hukum
Selain itu menurut Moeljatno, hukum acara pidana adalah bagian dari
dasar dan aturan-aturan yang menentukan dengan cara dan prosedur macam
apa ancaman pidana yang ada pada suatu perbuatan pidana dapat dilaksanakan
apabila ada sangkaan bahwa seseorang telah melakukan delik tersebut. 3 Dalam
membicarakan hukum pidana dan hukum acara pidana tentu saja keduanya
dapat kita lihat secara nyata berdasarkan fungsi dari hukum acara pidana,
dimana fungsi dari hukum acara pidana adalah untuk melaksanakan atau
korban bagi pihak lain. Maka pelaku tindak pidana akan dijatuhkan suatu
atas tindak pidana yang telah dilakukannya. Dengan demikian tujuan umum
2
Ibid
3
Moeljatno, Hukum Acara Pidana, (Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 1981), hlm.1.
4
Hari Soeskandi, Hukum Acara Pidana : Sebuah Ringkasan Tentang Pemeriksaan
Pendahuluan Menurut Kitab undang-undang Hukum Acara Pidana, (Surabaya, FH Untag, 2017),
hlm.1.
5
daripembentukan hukum pidana adalah untuk memberikan sanksi hukum dan
yaitu: (1) tindak pidana, (2) pertanggungjawaban pidana, dan (3) pidana dan
yang semakin meningkat disertai dengan kemiskinan yang relatif masih cukup
dalam penjatuhan suatu sanksi pidana yang nantinya akan menjadi peringatan
setiap orang agar berfikir dua kali dalam melakukan suatu tindak pidana.6
menurut waktu mempunyai arti penting bagi penentuan saat kapan terjadinya
5
R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-
Komentarnya Lengkap Pasal demi Pasal, (Bogor: Politeia, 1980), hlm. 90.
6
Barda Nawawi Arief, Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan dan Pengembangan Hukum
Pidana, ( Bandung : Citra Aditya Bakti, 1998) , hlm. 95.
6
Selanjutnya berlakunya undang-undang hukum pidana menurut tempat
mempunyai arti penting bagi penentuan tentang sampai dimana berlakunya
hukum pidana sesuatu negara itu berlaku apabila terjadi perbuatan pidana.
Ketentuan tentang asas berlakunya hukum pidana ini dapat dilihat dalam pasal
2 sampai dengan pasal 9 KUHP.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. HUKUM PIDANA
Menurut Prof. Moeljatno, S.H. Hukum Pidana adalah bagian dari pada
keseluruhan hukum yang berlaku di suatu negara, yang mengadakan dasar-
dasar dan aturan-aturan untuk :
7
Muchsin, Ikhtisar Ilmu Hukum, (Jakarta : Badan Penerbit Iblam, 2006), hlm. 84
8
P.A.F. Lamintang, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia,(Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti, 2013). Hlm.2.
8
1. Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan dan
yang dilarang, dengan disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana
tertentu bagi barang siapa yang melanggar larangan tersebut.
2. Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang telah
melanggar larangan-larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana
sebagaimana yang telah diancamkan.
3. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat
dilaksanakan apabila ada orang yang disangka telah melanggar larangan
tersebut.9
1) Asas Legalitas, tidak ada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali atas
kekuatan aturan pidana dalam Peraturan Perundang-Undangan yang
telah ada sebelum perbuatan itu dilakukan (Pasal 1 Ayat (1) KUHP).
Jika sesudah perbuatan dilakukan ada perubahan dalam Peraturan
Perundang-Undangan, maka yang dipakai adalah aturan yang paling
ringan sanksinya bagi terdakwa (Pasal 1 Ayat (2) KUHP)
2) Asas Tiada Pidana Tanpa Kesalahan (Geen Straf Zonder Schuld).
Untuk menjatuhkan pidana kepada orang yang telah melakukan tindak
pidana, harus dilakukan bilamana ada unsur kesalahan pada diri orang
tersebut.
3) Asas teritorial, artinya ketentuan hukum pidana Indonesia berlaku atas
semua peristiwa pidana yang terjadi di daerah yang menjadi wilayah
teritorial Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk pula kapal
berbendera Indonesia, pesawat terbang Indonesia, dan gedung
kedutaan dan konsul Indonesia di negara asing (pasal 2 KUHP).
4) Asas nasionalitas aktif, artinya ketentuan hukum pidana Indonesia
berlaku bagi semua WNI yang melakukan tindak pidana di mana pun
ia berada (pasal 5 KUHP).
9
Moeljatno, Asas Asas Hukum Pidana, Jakarta: Rineka Cipta, 2008) ,hlm . 1.
9
5) Asas nasionalitas pasif, artinya ketentuan hukum pidana Indonesia
berlaku bagi semua tindak pidana yang merugikan kepentingan negara
(pasal 4 KUHP).10
10
Fully Handayani, Pengantar Hukum Indonesia, (Bandung: Citra Aditya
Bakti,.2011) hlm. 59-61
11
Prodjodikoro Wiejono, Asas-Asas Hukum Pidana, (Bandung: PT Refika
Aditama,2003), hlm .3
10
menjadi asas-asas perlindungan untuk kepentingan dan kewibawaan dari
setiap subjek hukum yang harus di lindungi.12
1) Asas Teritorial
Asas ini diatur dalam KUHP yaitu dalam pasal 2 KUHP yang menyatakan:
“Ketentuan pidana dalam perundang – undangan Indonesia ditetapkan bagi setiap
orang yang melakukan suatu tindak pidana di Indonesia”.
12
Bambang Poernomo, Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta : Balai Aksara,
1993), hlm 58
11
1. Perbuatan-perbuatan yang terjadi harus merupakan kejahatan menurut
ketentuan KUHP, dan
2. Juga harus merupakan perbuatan yang diancam dengan pidana oleh
undang-undang hukum pidana negara asing dimana perbuatan terjadi. Dua
syarat itu harus dipenuhi, sebab apabila menurut hukum pidana negara
asing tidak diancam dengan pidana, maka KUHP tidak berlaku sekalipun
sebagai kejahatan (diluar golongan pertama).
c) Pada ayat (2) untuk menhadapi kejahatan yang dilakukan dengan perhitungan
yang masak dan agar tidak lolos dari tuntutan hukum, yaitu apabila orang
asing diluar negeri melakukan kejahatan (golongan kedua) dan sesudah itu
melakukan naturalisasi menjadi warga negara Indonesia, maka penuntutan atas
kejahatan pasal 5 ayat (1) kedua masih dapat dilaksankan.
Pasal 4 ke-1, ke-2 bagian akhir dan ke-3 KUHP mengandung asas nasional
pasif atau asas perlindungan (passief nasionaliteitsbeginsel atau
beschermingsbeginsel), dengan alasan menilik kejahatan-kejahatan yang ditunjuk
12
disitu semua kejahatan yang amat penting karena menyangkut martabak Negara
dan Kepala Negara, Pemerintah, Kaemanan Negara, maupun Keuangan atas
Perekonomian Negara.
4) Asas Universal
Asas universal adalah asas yang menyatakan setiap orang yang melakukan
perbuatan pidana dapat dituntut undang-undang hukum pidana Indonesia diluar
wilayah negara untuk kepentingan hukum bagi seluruh dunia. Namun tidak
mungkin semua kepentingan hukum didunia akan mendapat perlindungan,
melainkan hanya untuk kejahatan yang menyangkut tentang keuangan dan
pelayaran. Pasal 4 ke-2 kalimat pertama dan keempat KUHP mengandung asas
universal yang melindungi kepentingan hukum dunia terhadap kejahatan dalam
mata uang atau uang kertas dan pembajakan laut, yang dilakukan oleh setiap
orang, dan dimana saja dilakukan.13
13
Teguh Prasetyo, Hukum Pidana, cet.1, (Jakarta : Rajawali Pers, 2016)
14
Pasal 1 ayat (1) kitab Undang-Undang Hukum Pidana
13
Ini berarti bahwa orang yang telah melakukan suatu tindak pidana dan
diancam dengan hukuman oleh undang-undang itu hanya dapat dihukum dan
dituntut berdasarkan undang-undang pidana atau berdasarkan ketentuan pidana
menurut undang-undang yang berlaku, pada waktu orang tersebut telah
melakukan tindakannya yang terlarang dan diancam dengan hukuman.15
15
Erdianto Effendi, Hukum Pidana Indonesia Suatu Pengantar, Cet. 1,.
(Bandung : PT. Refika Aditama, 2011)
14
kemanfaatan dari hukum peralihan yang perumusannya seperti itu akan ditiadakan
sama sekali dengan pertimbangan sebagai berikut:
Tidak ada hukum yang berdiri sendiri tanpa pengaruh dari lapangan
hukum yang lain sehingga hukum pidana akan tetap memperhatikan
perkembangan lapangan hukum yang lain.
a. Dasar perubahan undang – undang yang baru adalah karena bahan
perasaan/keyakinan/kesadaran hukum rakyat, yang melalui badan pembentuk
undang – undang membentuk undang – undang baru, untuk perbuatan pidana
yang terjadi kemudian sehingga perubahan undang – undang yang karena
sifatnya berlaku sementara tidak termasuk perubahan disini.
b. Perubahan undang – undang yang menyangkut berat atau ringannya ancaman
pidana tidak akan mempunyai arti, karena didalam prakteknya hakim tetap
memegang asas kebebasan didalam menjatuhkan pidana yang di ancam.
c. Asas lex temporis delicti yang berlaku secara tertulis maupun tidak tertulis
adalah asas yang menjamin kepastian hukum serta keadilan hukum.
16
https://www.baliadvocate.com/artikel/ruang-lingkup-berlakunya-
hukum-pidana/,diakses pada 26 juni 2021.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
16
B. Saran
1. Hukum pidana adalah salah satu bentuk dan cerminan Indonesia sebagai
Negara sebagai Negara hukum, Hukum pidana dalam pelaksanaan
menegakan hukum harus tetap mementingkan kepentingan umum dan
bukan kepentingan golongan tertentu , guna terwujudnya keadilan bagi
selaruh masyarakat.
2. Berdasarkan Ruang lingkup berlakunya Hukum Pidana yang terbagi atas 2
yaitu menurut tempat dan waktu. Hendaklah dilaksanakan sebenar-
benarnya untuk melindungi seluruh masyarakat.
17
DAFTAR PUSTAKA
A. Referensi Buku
Andi Hamzah. Hukum Acara Pidana Indonesia. Ed. 2, Jakarta: Sinar Grafika,
2008.
Bambang Poernomo, Asas-Asas Hukum Pidana. Jakarta : Balai Aksara, 1993.
Barda Nawawi Arief. Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan dan
Pengembangan Hukum Pidana. Bandung : Citra Aditya Bakti, 1998.
Erdianto Effendi. Hukum Pidana Indonesia Suatu Pengantar. Cet. 1,.
Bandung : PT. Refika Aditama, 2011.
Fully Handayani. Pengantar Hukum Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti,
2011.
Hari Soeskandi. Hukum Acara Pidana : Sebuah Ringkasan Tentang
Pemeriksaan Pendahuluan Menurut Kitab undang-undang Hukum
Acara Pidana. Surabaya, FH Untag, 2017.
Moeljatno. Hukum Acara Pidana. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada,
1981.
Moeljatno, Asas Asas Hukum Pidana, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Muchsin. Ikhtisar Ilmu Hukum. Jakarta : Badan Penerbit Iblam, 2006.
P.A.F. Lamintan. Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, 2013.
Prodjodikoro Wiejono. Asas-Asas Hukum Pidana. Bandung: PT Refika
Aditama,2003.
R. Soesilo. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-
Komentarnya Lengkap Pasal demi Pasal. Bogor: Politeia, 1980.
Teguh Prasetyo. Hukum Pidana. cet.1, Jakarta : Rajawali Pers, 2016.
C. Referensi Internet
https://www.baliadvocate.com/artikel/ruang-lingkup-berlakunya-hukum-
pidana/
18