Penelitian ini menganalisis pengaruh posisi pronasi pada bayi prematur yang terpasang CPAP terhadap status hemodinamik di ruang NICU RS AN-NISA Tangerang. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif posisi pronasi terhadap peningkatan frekuensi napas, nadi, saturasi oksigen, dan penurunan suhu tubuh bayi prematur.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan4 halaman
Penelitian ini menganalisis pengaruh posisi pronasi pada bayi prematur yang terpasang CPAP terhadap status hemodinamik di ruang NICU RS AN-NISA Tangerang. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif posisi pronasi terhadap peningkatan frekuensi napas, nadi, saturasi oksigen, dan penurunan suhu tubuh bayi prematur.
Penelitian ini menganalisis pengaruh posisi pronasi pada bayi prematur yang terpasang CPAP terhadap status hemodinamik di ruang NICU RS AN-NISA Tangerang. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif posisi pronasi terhadap peningkatan frekuensi napas, nadi, saturasi oksigen, dan penurunan suhu tubuh bayi prematur.
Penelitian ini menganalisis pengaruh posisi pronasi pada bayi prematur yang terpasang CPAP terhadap status hemodinamik di ruang NICU RS AN-NISA Tangerang. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif posisi pronasi terhadap peningkatan frekuensi napas, nadi, saturasi oksigen, dan penurunan suhu tubuh bayi prematur.
Tanggal diterima: 2 September Bayi premature dapat diartikan sebagai bayi lahir hidup 2020 sebelum usia kehamilan 37 minggu dihitung dari hari Tanggal revisi: 10 September pertama haid terakhir tanpa mempertimbangkan berat badan 2020 lahir. Kegawatan yang sering terjadi pada bayi premature Tanggal yang diterima: 15 pada masa awal kelahirannya adalah Respiratory Distress September 2020 Syndome. Kegawatan saluran nafas yang terjadi pada Kata kunci: neonatus dapat menyebabkan bayi mengalami henti nafas Posisi pronasi, bayi premature, sampai dengan kematian. Dengan adanya masalah ini CPAP sehingga beresiko meningkatkan angka kesakitan (morbititas) dan angka kematian (mortalitas) pada neonatus sehingga dibutukan suatu alat bantu pendukung pernapasan baik ventilasi mekanik maupun Continous Positive Airway Pressure (CPAP. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian posisi prone terhadap bayi premature yang terpasang CPAP. Rancangan penelitian ini adalah menggunakan quasi eksperimental dengan design one group pretest-post test yang melibatkan satu kelompok subjek. Sampel penelitian sebanyak 30 bayi premtur yang dirawat di Ruang NICU RS AN-NISA Tangerang. Hasil penelitian dianalisis menggunakan Paired t- test yang menunjukkan adanya pengaruh posisi pronasi terhadap bayi premature yang terpasang CPAP di Ruang NICU RS AN-NISA Tangerang dengan nilai p value (0,000) < p 0,05.
Pendahuluan kematian, dengan adanya masalah ini sehingga
Bayi baru lahir atau disebut juga dengan beresiko meningkatkan angka kesakitan neonatus adalah periode yang berlangsung sejak (morbititas) dan angka kematian (mortalitas) pada bayi lahir sampai usia 28 hari. Bayi baru lahir neonatus (Kosim, 2014). normal adalah bayi yang lahir pada usia Pada bayi yang dilahirkan dengan distress kehamilan 38-41 minggu dengan rata-rata berat pernapasan dibutukan suatu alat bantu pendukung badan lahir 2.700 gram sampai 4.000 gram, pernapasan baik ventilasi mekanik maupun panjang badan 48 cm sampai 53 cm, dan lingkar Continous Positive Airway Pressure (CPAP). kepala 33 cm sampai 35 cm (Potter & Perry, Selain membutuhkan alat bantu pendukung 2009). pernapasan seperti ventilasi mekanik dan CPAP, Kegawatan yang sering terjadi pada bayi di bayi dengan distress pernapasan juga memerlukan masa awal kelahirannya adalah Respiratory intervensi pendukung yang harus dilakukan untuk Distress Syndome. Kegawatanan saluran nafas mendukung peningkatan status oksigenasi bayi yang terjadi pada neonatus dapat menyebabkan tersebut salah satunya dengan pengaturan posisi bayi mengalami henti nafas sampai dengan tubuh saat bayi menggunakan alat bantu CPAP bahwa dari 30 responden bayi prematur salah satunya adalah posisi pronasi. mempunyai usia kehamilan extremely Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin premature (24-30 minggu) sebanyak 15 memaparkan bagaimana gambaran dari analisa responden (50%) dan usia kehamilan Pengaruh posisi pronasi pada bayi premature yang moderately premature (31-36 minggu) terpasang CPAP terhadap status hemodinamik di sebanyak 15 responden (50%), serta berat ruang NICU RS AN-NISA Tangerang. badan bayi premature dengan katagori BBLASR (< 1000 gram) sebanyak 1 Metode Penelitian responden (3,33%), berat badan bayi katagori Penelitian ini menggunakan metode Quasy BBLSR (1000-1500 gram) sebanyak 9 Eksperimen dengan pendekatan one group responden (30%) dan untuk berat badan pretest–posttest design (Sugiyono, 2014) dimana BBLR (< 2500 gram) sebanyak 20 responden peneliti mendeskripsikan tentang bagaimana (66,67%). pengaruh sebelum dan sesudah posisi pronasi Dari hasil penelitian diketahui bahwa terhadap bayi premature yang terpasang CPAP di dari 30 responden bayi prematur memiliki Ruang NICU RS An-Nisa Tangerang. usia kehamilan kurang dari 37 minggu, yang artinya penelitian ini dalam usia kehamilan Hasil dan Pembahasan bayi premature sejalan dengan teori World Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni- Health Organization (WHO), bayi premature Juli 2020 dengan responden sebanyak 30 bayi adalah bayi lahir hidup sebelum usia prematur. Penelitian ini bertujuan untuk kehamilan 37 minggu dihitung dari hari mengetahui adakah pengaruh posisi pronasi pada pertama haid terakhir. bayi prematur yang terpasang CPAP terhadap Penelitian ini juga sejalan oleh teori status hemodinamik di ruang NICU RS An-Nisa bayi lahir premature menurut Wong, et all, Tangerang. (2011) adalah bayi yang lahir sebelum usia Tabel 5.1 gestasi 37 minggu tanpa mempertimbangkan Karakteristik Bayi Prematur di Ruang berat badan lahir bayi. NICU RS An-Nisa Tangerang Tabel 5.2 No Karakteristik Status Hemodinamik Bayi Prematur Frekuensi % Responden Sebelum di Lakukan Posisi Pronasi 1 Usia Kehamilan Di Ruang NICU RS An-Nisa Extremely Tangerang Premature 15 50 (24-30 minggu) Variabel Sd. Minimal - Moderately Mean Dev Maksimal Premature 15 50 Frekuensi (31-36 minggu) 73,97 5,881 65-85 Napas 2 Berat Badan Frekuensi BBLASR 162,60 7,614 148-178 Nadi (<1000 gram) Saturasi 1 3,33 94,00 1,114 92-96 BBLSR Oksigen 9 30 (1000-1500 Frekuensi gram) 36,717 0.0950 36,5-36,9 Suhu BBLR 20 66,67 (< 2500 gram) Berdasarkan tabel 5.2 diatas, didapatkan Total 30 100,0 skor status hemodinamik pada bayi prematur sebelum dilakukannya posisi pronasi Dari hasil penelitian diatas diketahui mendapatkan hasil rata-rata frekuensi napas 73,97, kali per menit, standar deviasi 5,881, dan penelitian yang diperoleh adalah adanya pengaruh skor terendah 65 kali per menit serta skor tertinggi posisi pronasi pada bayi prematur yang terpasang 85 kali per menit. Skor frekuensi nadi dengan CPAP terhadap status hemodinamik di ruang rata-rata 162,60 kali per menit, standar deviasi NICU RS An-Nisa Tangerang. 7,614, dan skor terendah 148 kali per menit serta Penelitian ini sejalan dengan teori Maynard skor tertinggi 178 kali per menit. Skor frekuensi & Bignall (2012) menyatakan bahwa posisi saturasi oksigen dengan rata-rata 94,00 %, standar pronasi dapat memperbaiki jumlah tidal paru, deviasi 1,114, dan skor terendah 92% serta skor membantu perkembangan paru sehingga tertinggi 96%. Selanjutnya skor frekuensi suhu diharapkan pernafasan bayi menjadi lebih teratur. dengan rata-rata 36,717 derajat celcius, standar Penelitian ini juga sesuai dengan teori Utario, deviasi 0,0950 dan untuk skor terendah 36,5 Rustina, dan Waluyanti, pada tahun 2017 bahwa derajat celcius serta skor tertinggi 36,9 derajat posisi prone meningkatkan oksigenasi pada bayi celcius. prematur dengan continuous positive airway Tabel 5.3 pressure (CPAP). Kondisi ini didukung dengan Status Hemodinamik Bayi Prematur peningkatan rasio ventilation dan peningkatan Sesudah di Lakukannya Posisi stabilistas pernafasan ketika bayi prematur Pronasi Di Ruang NICU RS An-Nisa diposisikan prone. Tangerang Variabel Minimal- Kesimpulan Mean SD Dev Maksimal Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian Frekuensi mengenai pengaruh pemberian posisi prone pada 69,50 4,516 63-79 Napas bayi premature yang terpasang CPAP terhadap Frekuensi status hemodinamik di Ruang NICU RS An-Nisa 144,87 7,660 130-157 Nadi Tangerang, maka dapat disimpulkan bahwa: Saturasi 96,87 1,074 95-99 1. Penelitian ini dilakukan pada 30 responden Oksigen Frekuensi bayi premature yang lahir dengan usia 36,827 0,907 36,7-37 kehamilan dibawah 37 minggu. 30 Suhu responden tersebut memenuhi kriteria bayi premature yang dapat dijadikan sebagai Berdasarkan tabel diatas, didapatkan rata- responden penelitian diantara bayi tersebut rata skor frekuensi pernapasan sesudah menggunakan CPAP dengan frekuensi dilakukannya posisi pronasi adalah 69,50 kali per pernafasan diatas 60 x/menit, terdapat menit, standar deviasi 4,516, skor terendah 63 retraksi dada, tangis merintih saat lahir, serta kali per menit dan skor tertinggi 79 kali per menit. down score bayi diatas 1 Rata-rata skor frekuensi nadi sesudah pemberian 2. Skor status hemodinamik pada bayi posisi pronasi sebesar 144,87 kali per menit, prematur sebelum diberikan intervensi posisi standar deviasi 7,660 ,dan untuk skor terendah pronasi terjadi takipnea dan takikardia. 130 kali per menit serta skor tertinggi 157 kali 3. Skor status hemodinamik pada bayi per menit . Rata-rata skor saturasi oksigen sesudah prematur sesudah diberikan intervansiprosisi dilakukannya posisi pronasi 96,87%, standar pronasi terjadi penurunan frekuensi nafas deviasi 1,074, skor terendah 95% dan untuk skor walaupun belum dalam batas normal. teringgi 99%. Skor frekuensi suhu rata-rata 36,827 Terjadi penurunan frekuensi nadi dalam derajat celcius, standar deviasi 0,907, skor batas normal dan peningkatan yang cukup terendah 36,7 derajat celcius dan untuk skor baik pada status saturasi oksigen serta terjadi tertinggi 37 derajat celcius. peningkatan suhu tubuh. Berdasarkan dari hasil analisa diatas, secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna sebelum diberikan intervensi dan sesudah BIBILIOGRAFI intervensi pemberian posisi pronasi. Dan hasil Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.