Alat Ukur Beban Kerja
Alat Ukur Beban Kerja
Alat Ukur Beban Kerja
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Beban Kerja
a. Pengertian Beban Kerja
beban kerja yang terlalu berat ataupun kemampuan fisik yang terlalu lemah
akibat kerja. Beban kerja harus diperhatikan oleh suatu perusahaan karena
karyawan. Selain salah satu unsur yang harus diperhatikan bagi seorang
tinggi selain unsur beban tambahan akibat lingkungan kerja dan kapasitas
kerja. (Sudiharto dalam Claudha Alba Pradhana, Dr. Hery Suliantoro ST.
MT 2018).
dalam Claudha Alba Pradhana, Dr. Hery Suliantoro ST. MT, 2018).
tiga cara yang dapat digunakan untuk mengukur beban kerja yaitu:
beban kerja yang dipangku oleh personil pada suatu unit, bidang
jam kerja.
time and motion study, kita juga dapat mengamati sebagai berikut:
jam kerja.
Nursiani, dan Ronald P. C Fanggidae (2018) antara lain faktor eksternal dan
internal.
psikologis.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu
sendiri akibat dari reaksi beban kerja eksternal. Reaksi tubuh disebut
strain, berat ringannya strain dapat dinilai baik secara obyektif maupun
beban kerja fisik dan beban kerja psikologis beban kerja fisik dapat
mengadopsi dari indikator beban kerja yang dikemukakan oleh Putra dalam
place of the employee who works there”. Definisi ini kurang lebih dapat
lingkungan kerja dari suatu perusahaan yang menjadi tempat bekerja dari
2020).
3. Standar Pekerjaan
dapat dicapai oleh seluruh karyawan kantor (Muryati dalam Faiz Sultan
2. Kelelahan Kerja
a. Pengertian Kelelahan Kerja
Secara garis besar kelelahan kerja merupakan suatu kondisi yang timbul
kebanyakan tugas pekerjaan yang sama pada pekerjaan yang berulang, tanda
Indri Ardiyanti, 2019). Beberapa teori oleh para ahli mengenai definisi
karena stress yang dialami dalam jangka waktu yang cukup tinggi
(Kartono, 2017).
Delima, 2018).
jumlah proses kerja atau proses operasi yang dilakukan setiap unit
per satuan waktu. Kemudian untuk kualitas kerja diperoleh dari menilai
waktu reaksi. Waktu reaksi adalah jangka waktu dari pemberian suatu
kegiatan. Dalam uji waktu reaksi dapat digunakan nyala lampu, denting
Tabel 2.1
Nilai Tingkat Kelelahan Dengan Waktu Pengukuran 2 Menit
No Tingkat Kelelahan Nilai Tingkat Kelelahan
1 Prima 97-120
2 Normal 73-96
3 Sedang 49-72
4 Lelah 25-48
5 Sangat Lelah 0-24
Sumber: Permatasari D Ratih (2017)
Prosedur Pengukuran:
(cahaya)
atau reset.
1. Usia
pegawai dengan usia yang lebih muda dengan beban kerja yang
sama.
sebagai berikut;
seluruh badan, kaki merasa berat, sering menguap, merasa kacau pikiran,
cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol sikap, tidak dapat tekun
dalam pekerjaan.
kelelahan kerja akan berprestasi lebih buruk lagi daripada pekerja yang
4. Kegiatan mental dan fisik menjadi kurang efisien yakni kelelahan adalah
3. Shift Kerja
a. Pengertian Shift Kerja
produksi yang dituntut oleh dunia industri maupun perusahaan yang ada di
dilakukan oleh orang yang bekerja diluar jam kerja normal selama kurun
bergantian dalam waktu 24 jam. Seperti yang sudah ditetapkan oleh Surat
adalah 7 jam / hari dengan waktu kerja pada hari ke 5 dan ke 6 adalah 5
hari kerja adalah 8 jam/hari dengan jumlah total keseluruhan jam kerja
adalah 40 jam/minggu. Jika jam kerja lebih dari 40 jam/minggu maka akan
dihitung sebagai waktu kerja lembur. Busro (2018) menjelaskan bahwa jam
kerja sering dijadikan penentu besaran upah yang dibayarkan oleh
perusahaan misalnya per hari, per jam, per minggu, atau per bulan. Namun
terdapat aturan tentang batasan waktu kerja maksimal, dan pemberian waktu
biasanya berlangsung 6-12 jam kerja dengan kelompok shift, baik itu sistem
dua, tiga atau empat shift dalam periode 24 jam. Beberapa orang bekerja
teratur yaitu shift pagi, sore dan malam. Berdasarkan artikel yang
(yaitu jam 08.00-16.00) disebut dengan shift kerja. Jam Kerja Shift
definisi menurut para ahli diatas, maka yang dimaksud sistem shift kerja
adalah sebuah sistem kerja yang dibagi menjadi 3 waktu kerja yaitu kerja
faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan shift kerja antara lain:
1. Penggantian shift kerja sebaiknya dengan pola rotasi maju dengan waktu
hari/minggu
2. Lama shift kerja sebaiknya tidak lebih dari 8 jam, jika lebih dari jam
3. Pada pekerja dengan shift malam dianjurkan ada waktu tidur siang
dikurangi.
Kroll dalam Robbi Primawan Kadaryat (2020) shift kerja terdiri dari
perusahaan secara cepat maupun lambat dengan jangka waktu dua hari
perusahaan.
4. Tingkat Kewaspadaan
maupun pekerjaannya.
Perawatan adalah suatu aktifitas yang dilakukan pada suatu industri untuk
1) Stimulus Semakin banyak stimulus yang datang maka akan semakin tinggi
4) Usia Seseorang dengan usia lebih tua memiliki tingkat kewaspadaan lebih
dengan penelitian yang akan dijalankan. Berikut adalah beberapa hasil penelitian
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
Tahun
No Judul Penelitian Peneliti Hasil Penelitian
Penelitian
1 Pengaruh Monoton, 2016 Wiwik Budiawan Keadaan monoton
Kualitas Tidur, Heru Prastawa memiliki pengaruh secara
Psikofisiologi, Aldisa individual terhadap tingkat
Distraksi, Dan Kusumaningsari kewaspadaan sebelum jam
Kelelahan Kerja Diana Novita Sari dinas.
Terhadap Tingkat Kualitas tidur berpengaruh
Kewaspadaan secara individual terhadap
tingkat kewaspadaan
sebelum jam dinas.
Keadaan psikofisiologi
berpengaruh secara
individu terhadap tingkat
kewaspadaan sebelum jam
dinas.
Distraksi berpengaruh
secara individu terhadap
tingkat kewaspadaan
sebelum jam dinas.
Kelelahan kerja
berpengaruh secara
individu terhadap tingkat
kewaspadaan sebelum jam
dinas.
2 Pengaruh Beban 2016 Ario Rahadhi Dari hasil pengujian
Kerja Mental, Sriyanto regresi linear yang telah
Kelelahan Kerja, dilakukan, dapat
Dan Tingkat Kantuk disimpulkan bahwa ketiga
Terhadap Penurunan variabel independen yaitu
Tingkat beban kerja mental,
Kewaspadaan kelelahan kerja dan tingkat
Perawat (Studi kantuk berpengaruh positif
Kasus Di Instalasi secara simultan terhadap
Gawat Darurat penurunan variabel
Rumah Sakit Umum dependen yaitu tingkat
Puri Asih, Salatiga) kewaspadaan, baik pada
shift I, shift II maupun shift
III.
Dari hasil pengujian uji
statistik t, variabel
independen beban kerja
mental dan kelehan kerja
terbukti berpengaruh
positif secara individual
terhadap penurunan
tingkat kewaspadaan pada
setiap shift kerja.
Sedangkan variabel
independen tingkat kantuk
terbukti tidak berpengaruh
positif secara individual
terhadap penurunan
tingkat kewaspadaan pada
setiap shift kerja.
Variabel independen yang
memiliki pengaruh paling
dominan terhadap
penurunan tingkat
kewaspadaan dari setiap
shift kerja adalah variabel
kelelahan kerja. Kelelahan
kerja memberikan
kontribusi pengaruh paling
besar dari penurunan
tingkat kewaspadaan
karena memiliki nilai
standardized coefficient
(Beta) yang paling besar
diantara variabel
independen lainnya yaitu
0,815 untuk shift I; 0,442
untuk shift II; dan 0,641
untuk shift III.
Rekomendasi untuk
mengurangi resiko
terjadinya penurunan
tingkat kewaspadaan
perawat IGD RSU Puri
Asih Salatiga pada setiap
shift-nya adalah dengan
menambah jumlah perawat
hingga mencapai
kebutuhan ideal agar
beban kerja mental yang
dirasakan para perawat
dapat menjadi lebih
seimbang, melakukan
perbaikan sistem jadwal
kerja agar setiap perawat
terhindar dari rasa lelah
akibat kurang adanya
waktu istirahat setelah
bekerja hingga saat bekerja
lagi dan menimbulkan
kesadaran dari para
perawat menngenai
kesehatan diri sendiri,
menyediakan fasilitas
beristirahat yang memadai
untuk memulihkan
keadaan dan
menanggulangi rasa
kantuk serta saran akan
mengkonsumsi nutrisi
yang baik dan olah raga
ringan untuk meingkatkan
kesehatan termasuk
pengurangan tingkat
stress, kualitas tidur yang
lebih baik.
3 Evaluasi Pengaruh 2018 Sandi Kurniawan Hasil uji hipotesis, beban
Beban Kerja Fisik Yopa Eka kerja fisik tidak
Terhadap Tingkat Prawatya berpengaruh terhadap
Kewaspadaan Pada Ratih Rahmahwati tingkat kewaspadaan pada
Petugas Pegangkut sopir.
Sampah Di Kota Sedangkan pada petugas di
Pontianak TPS, beban kerja fisik
berpengaruh terhadap
tingkat kewaspadaan.
4 Pengaruh Shift Kerja 2019 Dony Arianto Berdasarkan hasil analisis
Terhadap Kinerja Asri Dwi Puspita menggunakan Structural
Melalui Variabel Equation Modeling (SEM)
Kelelahan Dan maka diketahui bahwa
Beban Kerja Sebagai variabel Shift kerja
Variabel Intervening berpengaruh positif dan
Di PT M.I signifikan terhadap beban
dan kelelahan kerja yang
berdampak terhadap
penurunan kinerja
karyawan.
Beban Kerja adalah salah satu faktor yang dapat mepengaruhi tingkat
diselesaikan oleh seorang karyawan dalam kurun waktu tertentu. Beban kerja
sendiri memiliki dua jenis yaitu beban kerja fisik dan beban kerja mental.
mempengaruhinya pun berbeda sesuai dengan beban dan tanggung jawab dari
masing-masing posisi bagian dalam pekerjaan. Dengan adanya beban kerja yang
operasional.
Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yaitu hasil penelitian Ario
Rahadhi dan Sriyanto (2016) terhadap 9 orang perawat yang bertugas di Instalasi
Gawat Darurat di Rumah Sakit Umum Puri Asih, Salatiga yang menyatakan
bahwa variabel beban kerja mental dan kelehan kerja terbukti berpengaruh
shift kerja.
monoton. Kelelahan ini adalah bagian dari faktor manusia yang merupakan salah
satu penyebab dasar terjadinya perilaku kerja yang tidak aman. Berdasarkan teori
tentang kecelakaan kerja bahwa kecelakaan kerja terjadi akibat adanya perilaku
kerja tidak aman dan kondisi kerja yang tidak aman. Salah satu penyebab dasar
(basic causes) 2 hal tersebut adalah faktor manusia yaitu stress fisik/fisiologis
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiwik Budiawan,
masinis PT. KAI yang menyatakan bahwa variabel Kelelahan kerja berpengaruh
Muchinsky (1997). Sistem shift merupakan suatu sistem pengaturan kerja yang
mengoperasikan pekerjaan. Pelaksanaan dari shift itu sendiri adalah dengan cara
Karyawan yang bekerja pada waktu normal digunakan istilah diurnal, yaitu
individu atau karyawan yang selalu aktif pada waktu siang hari atau setiap hari.
Sedangkan karyawan yang bekerja pada waktu malam hari digunakan istilah
nocturnal, yaitu individu atau karyawan yang bekerja atau aktif pada malam hari
dan istirahat pada siang hari. Telah ditemukan dari beberapa kasus karyawan
yang bekerja pada shift malam memiliki potensi tingkat kelelahan yang berlebih
dibandingkan dengan karyawan yang bekerja pada shift pagi atau siang hari.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ario Rahadhi dan
Darurat di Rumah Sakit Umum Puri Asih, Salatiga yang menyatakan bahwa
telah terjadi penurunan variabel dependen yaitu tingkat kewaspadaan, baik pada
sebagai berikut.
H2
Kelelahan Kerja Tingkat
(X2) Kewaspadaan (Y)
H3
Shift Kerja (X3)
D. Hipotesis