Bab Ii
Bab Ii
Bab Ii
LANDASAN TEORI
6
7
1. Faktor eksternal yaitu beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti
tugas, organisasi kerja, dan lingkungan kerja.
2. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam tubuh manusia akibat dari
beban kerja eksternal yang berpotensi sebagai stressor, seperti faktor somatik
(jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi kesehatan, dan lain
sebagainya), dan faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan,
kepuasan, dan lain sebagainya).
Dampak dari beban kerja jika berlebihan dapat terjadi dan mengakibatkan stres
kerja, baik fisik maupun psikis, dan reaksi-reaksi emosional. Sedangkan beban
kerja yang sedikit dapat juga mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap suatu
pekerjaan serta timbul kebosanan, sehingga secara potensial dapat membahayakan
pekerja.
catatan tentang tata cara kerja yang dilakukan. Kedua, untuk memungkinkan
melakukan penyesuaian bagi setiap elemen karena keterampilan pekerjanya
belum tentu sama untuk semua bagian dari gerakan-gerakan kerjanya. Ketiga,
melakukan pembagian kerja menjadi elemen-elemen pekerjaan adalah untuk
memudahkan mengamati terjadinya elemen yang tidak baku yang mungkin
saja dilakukan pekerja. Keempat, untuk memungkinkan dikembangkannya
Data Waktu Standar untuk tempat kerja yang bersangkutan (Sutalaksana, 2006,
p. 138).
8. Menyiapkan perlengkapan pengukuran.
Setelah langkah-langkah tersebut dijalankan dengan baik, pada langkah
terakhir sebelum melakukan pengukuran, yaitu menyiapkan perlengkapan yang
diperlukan (Erwin, 2017). Hal-hal tersebut adalah:
a. Jam Henti (Stopwatch) digunakan untuk mengukur hasil pengukuran
terhadap pengamatan yang dikerjakan.
b. Lembaran-lembaran Pengamatan digunakan untuk mencatat hasil-hasil
pengukuran.
c. Pena atau Pensil juga disiapkan untuk mencatat segala yang diperlukan pada
lembaran-lembaran pengamatan.
d. Papan Pengamatan dimaksudkan untuk dipakai sebagai alas lembaran
pengamatan sehingga memudahkan pencatatan.
9. Melakukan Pengukuran Waktu
Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktu-
waktu kerja baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat-alat
yang telah disiapkan. Bila operator telah siap didepan mesin atau ditempat
kerja lain yang waktu kerjanya akan diukur, pengukur memilih prosesi untuk
tempat dia berdiri mengamati dan mencatat. Posisi ini hendaknya sedemikian
rupa sehingga operator tidak terganggu gerakannya karena merasa terlampau
diamati. Untuk mengetahui pengukuran waktu yang harus dilakukan,
diperlukan beberapa tahap pengukuran waktu yang dijelaskan sebagai berikut:
11
a. Uji Normalitas
Uji Normal yaitu bertujuan untuk mengetahui apakah data waktu
pengamatan yang diperoleh dari pengukuran berdistribusi normal atau tidak.
Uji kenormalan data dapat dilakukan dengan menggunakan Nonparametric
Test (1-Sample k-s). Untuk kecepatan dan akurasi pengolahan data, uji
normal dapat dilakukan dengan bantuan software statistik (IBM SPSS
Statistic 20) (Hidayat, 2013).
b. Uji kecukupan Data
Tingkat ketelitian dalam uji kecukupan data menunjukkan
penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian
sebenarnya. Tingkat keyakinan menunjukkan besarnya keyakinan mengukur
bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian (Aribowo, 2007, p.
84).
Secara statistik, semakin tinggi tingkat kepercayaan dan semakin
tinggi tingkat ketelitian yang diinginkan dari suatu pengukuran akan
semakin banyak data sampel n pengukuran yang harus diambil. Tingkat
ketelitian dan tingkat keyakinan yang biasa digunakan untuk studi waktu
adalah 5% da 95%. Data pengamatan dikatakan cukup jika jumlah
pengamatan yang sudah diambil lebih besar daripada jumlah pengamatan
yang harus dilakukan. Besarnya pengamatan yang dibutuhkan (N') adalah:
2
k n n
N( x j ) ( x j ) 2
2
N '
s j1 j1
n (Wignjosoebroto, 2006)
( x j )
j1
Atau
2
2
40 N x ( x ) 2
N'
( x )
12
Dimana:
N = jumlah pengamatan yang harus dilakukan
N’ = jumlah pengamatan yang harus dilakukan
x i = data waktu pengukuran ke-i
K = Tingkat Kepercayaan
S = Tingkat Ketelitian
Nilai N akan dibandingkan dengan N’, jika N’ < N maka data yang
diambil sudah cukup, dan sebaliknya jika N’ > N maka dengan tingkat
keyakinan dan ketelitian yang demikian perlu dilakukan pengambilan data
kembali, karena data yang diambil dianggap belum cukup (Wignjosoebroto,
2006).
c. Uji Keseragaman Data
Uji keseragaman data dilakukan bahwa untuk memastikan data yang
terkumpul berasal dari suatu sistem sebab yang sama. Pengujian ini dapat
dilihat dengan data yang terkumpul dan seterusnya mengidentifikasi data
yang terlali “ekstrim”. Yang dimaksud data ekstrim disini adalah data yang
terlalu besar atau terlau kecil dan jauh menyimpang dari trend rata-ratanya.
Data yang terlalu ekstrim ini dibuang dibuang dan tidak dimasukkan dalam
perhitungan selanjutnya. Secara sistematis, langkah-langkah untuk
melakukan uji keseragaman data sebagai berikut:
1) Menghitung nilai rata-ratanya
x
i 1
i
x = Σ xi /n atau x= (Wignjosoebroto, 2006, p. 194)
n
Dimana:
x = Nilai rata-rata subgrup
xi = waktu pengukuran ke-i
n = banyak data dalam subgroup
13
Dimana:
= standar deviasi
n = jumlah pengamatan yang telah dilakukan
x = rata-rata waktu pengamatan
xi = waktu pengukuran ke-i
3) Menentukan batas control atas dan bawah
Batas Kontrol Atas (BKA) = x + 3( )
Batas Kontrol Bawah (BKB) = x - 3( )
Apabila data rata-rata berada dalam batas-batas BKA dan BKB, maka
data dikatakan seragam.
4) Menentukan Performance Rating
Untuk menormalkan waktu kerja yang diperoleh dari hasil
pengamatan, perlu dilakukan penyesuaian yaitu dengan cara mengalikan
waktu pengamatan rata-rata (bisa waktu siklus ataupun waktu untuk tiap-
tiap elemen) dengan faktor penyesuaian/rating “p”. Dari faktor ini adalah
sebagai berikut:
a) Apabila operator dinyatakan terlalu cepat yaitu bekerja diatas
kewajaran (normal) maka rating faktor ini akan lebih besar daripada
satu (p > 1 atau p> 100%)
b) Apabila operator bekerja terlalu terlambat yaitu bekerja dengan
kecepatan dibawah kewajaran (normal) maka rating faktor akan lebih
kecil daripada satu (p < 1 atau p < 100%)
c) Apabila operator bekerja secara normal atau wajar maka rating faktor
ini diambil sama dengan satu (p = 1 atau p = 100%). Untuk kondisi
kerja dimana operasi secara penuh dilaksanakan oleh mesin (operating
14
Berikut ini adalah uraian beberapa sistem untuk memberikan rating yang
umumnya diaplikasikan aktifitas pengukuran kerja:
a) Skill dan Effort Rating
Di sini faktor yang diperhatikan adalah kecakapan dan usaha-usaha yang
ditunjukkan oleh operator pada saat bekerja, juga mempertimbangkan
kelonggaran (allowance) waktu lainnya.
b) Westing House System’s Rating
Westing house company (1927) juga ikut memperkenalkan sistem yang
dianggap lebih lengkap dibandingkan sistem yang dilaksanakan oleh
Bedaux. Disini selain kecakapan (skill) dan usaha (effort) yang telah
dinyatakan oleh Bedaux sebagai faktor yang mempengaruhi performance
manusia, maka westing house menambahkan lagi dengan kondisi kerja
(working condition) dan (consistency) dari operator didalam melakukan
kerja.
c) Synthetic Rating
Metode ini mengevaluasi kecepatan operator berdasarkan data waktu
gerakan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Prosedurnya adalah
dengan mengukur waktu penyelesaian dari setiap elemen gerakan
kemudian dibandingkan dengan waktu aktual dari data tabel waktu
gerakan untuk kemudian dihitung harga rata-ratanya. Harga rata-rata
inilah yang digunakan sebagai faktor penyesuaian.
d) Performance Rating atau Speed Rating
Sejauh ini nilai rating faktor yang paling banyak digunakan pada negara
ini dipengaruhi oleh kecepatan operator, gerakan, atau tempo. Rating
factor dapat dinyatakan dalam sistem persentase, dalam poin per jam,
atau pada unit lain (Yanto & Billy, 2017).
Metode westinghouse mengarahkan pada penilaian pada 4 faktor yang
dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja. Yaitu:
15
Keterampilan (Skill)
Skala
Kelas Lambang Ciri-ciri
Performansi
6. Menggunakan peralatan dengan baik
7. Bekerjanya cepat tanpa mengorbankan mutu
8. Bekerjanya cepat tetapi halus
9.
Bekerjanya berirama dan terkoordinasi
Keterampilan (Skill)
Skala
Kelas Lambang Ciri-ciri
Performansi
F1 0,6 1. tidak bisa mengkoordinasikan tangan dan
pikiran
1. Gerakan-gerakannya kaku
2. Kelihatan tidak yakin pada urutan-urutan
gerakan
3. Seperti tidak terlatih untuk pekerjaan yang
bersangkutan
Poor 4. Tidak terlihat adanya kecocokan dengan
F2 0,63
pekerjaan
5. Ragu-ragu dalam menjalankan grrakan-
gerakan kerja
6. Sering melakukan kesalahan-kesalahan
7. Tidak adanya kepercayaan pada diri sendiri
8. Tidak bisa mengambil inisiatif sendiri
Usaha (Effort)
Skala Ciri-ciri
Kelas Lambang
Performansi
3. Penuh perhatian pada pekerjaannya
4. Senang pada pekerjaannya
5. sepanjang hari
6. Percaya pada kebaikan maksud pengukuran
waktu
7. Menerima saran-saran dan petunjuk dengan
senang hati
8. Dapat memberi saran-saran untuk perbaikan
kerja
9. Tempat kerjanya diatur baik dan rapi
10. Menggunakan alat-alat yang tepat dengan
baik
Konsistensi (Consistency)
Skala
Kelas Lambang Performansi
Ciri-ciri
22
FAKTOR CONTOH PEKERJAAN KELONGGARAN %
D. KELELAHAN MATA Pencahayaan Baik Buruk
1. Pandangan yang terputus- Mengukur alat ukur 0 1
putus
2. Pandangan yang hampir Pekerjaan-pekerjaan yang teliti 2 2
terus menerus
3. Pandangan terus menerus Memotong kayu terus menerus 1 5
dengan fokus berubah-ubah 4 8
4. Pandangan berubah-ubah
Merakit kayu dan pengeliman kayu
dengan fokus tetap
E. KEADAAN TEMPERATUR Temperatur (derajat cecius) Kelemahan normal berlebihan
TEMPAT KERJA **)
1. Beku Dibawah 0 Diatas 10 diatas12
2. Rendah 0-13 10-0 12-5
3. Sedang 13-22 5-0 8-0
4. Normal 22-28 0-5 0-8
5. Tinggi 28-38 5-40 8-100
Di atas 38 Di atas 40 di atas 100
6. Sangat tinggi
F. KEADAAN ATMOSFER ***)
1. Baik Ruangan yang berventilasi baik, udara segar 0
2. Cukup Ventilasi kurang baik, ada bau-bauan (tidak 0-5
berbahaya)
3. Kurang baik Adanya debu beracun, atau tidak beracun tapi 5-10
4. Buruk banyak
Ada bau-bauan berbahaya yang mengharuskan 10-20
alat bantu pernafasan
23
FAKTOR CONTOH PEKERJAAN KELONGGARAN %
G. KEADAAN LINGKUNGAN
YANG BAIK
1. Bersih, sehat, cerah dengan 0
kebisingan rendah
2. Siklus kerja berulang-ulang 0-1
antara 5-10 detik
3. Siklus kerja berulang-ulang 1-3
antara 0-5 detik
0-5
4. Sangat bising
5. Jika faktor-faktor yang 0-5
berpengaruh dapat
menurunkan kualitas 5-10
6. Terasa getaran lantai
7. Keadaan yang luar biasa ( 5-15
bunyi, kebersihan, dll)
Keterangan:
*) kontras antar warna hendaknya diperhatikan
**)tergantung juga pada keadaan ventilasi
***)dipengaruhi juga oleh ketinggian tempat kerja dari permukaan laut dan keadaan ilklim
Catatan : kelonggaran untuk kebutuhan pribadi bagi : pria = 0-2.5%
Wanita =2-5.0%
24
25
x
i 1
i
Dimana :
Wb : Waktu baku
Wn : Waktu normal
Allowance: Kelonggaran
26
Penulisan Metode
No Judul Hasil Penelitian
dan Tahun Analisis
Penulisan Metode
No Judul Hasil Penelitian
dan Tahun Analisis
Penulisan Metode
No Judul Hasil Penelitian
dan Tahun Analisis
Penulisan Metode
No Judul Hasil Penelitian
dan Tahun Analisis