Makalah Pelanggaran Hak Anak Dalam Keluarga
Makalah Pelanggaran Hak Anak Dalam Keluarga
Makalah Pelanggaran Hak Anak Dalam Keluarga
Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Hukum Perlindungan Anak
Disusun oleh :
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam penyelesaian makalah ini. Terima kasih kepada Bapak/Ibu
dosen yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis
i
Daftar Isi
Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Sumber Hukum Tata Negara.............................................................3
B. Macam Sumber Hukum Tata Negara..................................................................3
C. Sumber Hukum Tata Negara...............................................................................5
D. Hierarki Perundang-Undangan............................................................................7
Daftar Pustaka.........................................................................................................iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Anak adalah anugerah yang didambakan pasangan suami istri, bahkan tidak
sedikit pasangan suami istri yang rela melakukan berbagai upaya untuk mereka bisa
memperoleh anak. Anak juga merupakan amanah yang harus diasuh dan didik oleh
orang tua sehingga menjadi generasi penerus bangsa yang bisa memberikan manfaat
kepada orang lain dan mendoakan orangtuanya.1
Kata anak didefinisikan yaitu seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas)
tahun, juga termasuk anak yang masih dalam kandungan. Pemahaman dan persepsi
mereka tentang dunia yang masih minim yang dimana menyebabkan mereka rentan
terhadap perkembangan situasi sekitar. Mereka belum cukup pengalaman untuk
menelaah semua informasi yang ada. Itulah sebabnya, Anak sangat membutuhkan
pendampingan orang dewasa untuk memberikan pemahaman terhadap yang
dipikirkan dan yang ditemuinya. Namun, sebagian orang dewasa yang diharapkan
dapat berperan sebagai “guru” justru memberikan kekerasan terhadap anak yang
berdampak fisik maupun psikis hingga merenggut jiwanya.2
Kekerasan terhadap anak dapat didefisikan sebagai pertiwa perlakuan kasar yang
dilakukan orang dewasa terhadap anak baik secara fisik, mental, atau seksual.
Biasanya hal ini dilakukan oleh orang tua kepada anaknya dikarenakan kurangnya
didikan atau pemahaman terkait pentingnya memperlakukan anak dengan baik,3
Semua tindakan kekerasan kepada anak anak akan direkam dalam bawah sadar
mereka dan akan dibawa sampai kepada masa dewasa dan terus sepanjang hidupnya.
Oleh karena penting bagi setiap orangtua untuk selalu mengevaluasi kegiatannya
dalam mendidik anak. Apabila tidak adanya upaya preventiv dari peristiwa ini maka
akan menjadi rantai dan budaya kekerasa serta jumlah kasus kekerasan pada anak di
Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.4
1
Lu’luil Maknun, Kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh keluarga (Child Abuse),(Jakarta :
Muallimuna Jurnal Madrasah Ibtidayah, 2017), hlm. 66
2
Rabiah Al Adawiah, Upaya Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak, hlm.279
3
et.al, Pelanggaran hak anak dalam keluarga, (Kota Tasikmalaya, Ksatria Siliwangi, 2023), hlm. 6-7
4
Rabiah Al Adawiah, Upaya Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak, hlm.279
1
2. Rumusan Masalah
1. Apa itu Kekerasan anak dalam lingkungan keluarga?
2. Apa Faktor terjadinya pelanggaran hak anak dilingkungan keluarga?
3. Apa peran dan tanggung jawab orang tua dalam mencegah pelanggaran hak anak?
4. Bagaimana sistem hukum dan kebijakan pemerintah terkait pelanggaran hak anak
dalam keluarga?
3. Tujuan Masalah
1. Kekerasan anak dalam lingkungan keluarga.
2. Peran dan tanggung jawab orang tua dalam mencegah pelanggaran hak anak.
3. Sistem hukum dan kebijakan pemerintah terkait pelanggaran hak anak dalam
keluarga.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kekerasan terhadap anak dalam lingkungan keluarga.
Kekerasan terhadap anak tidak hanya meliputi kekerasan fisik ataupun psikis
(emosional), tetapi juga mencakup kekerasan seksual, kekerasan sosial, bahkan
kekerasan yang diakibatkan oleh tradisi atau adat. Berikut adalah jenis - jenis tindakan
yang dikategorikan sebagai child abuse didalam keluarga adalah sebagai berikut :
Berikut klasifikasi kekerasan psikologis pada anak menurut Azevedo dan Viviane.7
5
Lu’luil Maknun, Kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh keluarga (Child Abuse),(Jakarta :
Muallimuna Jurnal Madrasah Ibtidayah, 2017), hlm. 68
6
Lu’luil Maknun, Kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh keluarga (Child Abuse),(Jakarta :
Muallimuna Jurnal Madrasah Ibtidayah, 2017), hlm. 68
3
Klasifikasi Contoh Perilaku
Indifference(tidak Tidak berbicara kepada anak kecuali jika perlu,
peduli) mengabaikan kebutuhan anak, tidak merawat, tidak
memberi perlindungan dan kurangnya interaksi
dengan anak.
Humiliation Menghina, mengejek, menyebut nama-nama yang
(penghinaan) tidak pantas, membuat mereka merasa kekanak-
kanakan, menentang identitas mereka, martabat dan
harga diri anak, mempermalukan dan sebagainya.
Isolation (mengisolasi) Menjauhkan anak dari teman-temannya,
memutuskan kontak anak dengan orang lain,
mengurung anak sendiri dan sebagainya.
Rejection (penolakan) Menolak atau mengabaikan kehadiran anak, tidak
menghargai gagasan dan prestasi anak,
mendiskriminasi anak.
Terror (teror) Menimbulkan situasi yang menakutkan bagi
anak, rasa khawatir dan sebagainya.
7
Lu’luil Maknun, Kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh keluarga (Child Abuse),(Jakarta :
Muallimuna Jurnal Madrasah Ibtidayah, 2017), hlm. 69.
8
Rabiah Al Adawiah, Upaya Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak, hlm.284.
4
yang dilakukan oleh keluarga ataupun masyarakat. Menurut Karyanto,
eksploitasi tampil dalam dua bentuk, yaitu:9
a. tindakan penghisapan atas potensi dan hasil dari pertukaran dalam satu
relasi sosial, dan
b. tindakan pemanfaatan. Tindakan penghisapan seperti orangtua sering
memposisikan keberadaan anak sebagai aset ekonomi keluarga, seperti
disuruh bekerja membersihkan kerang, dipaksa bekerja menjadi
pemulung, dipaksa mengamen, dipaksa menjadi pembantu rumah tangga,
dipaksa mengemis, dan lain-lain.
Anak-anak terancam tindak kekerasan sejak pra lahir, masa bayi, masa anak-
anak hingga masa remaja. Walaupun tidak dapat dibayangkan bagaimana mungkin
orang tua sendiri melakukan jenis-jenis kekerasan di atas, namun pada
kenyataannya banyak terjadi. Tindakan ini dipicu oleh stress, beban mental
dan ketidak mampuan orang tua mengendalikan emosi. Dimana hal tersebut
disebabkan oleh gangguan yang dimiliki orang tua yang bernama parental produced
stress.11
Parental produced stress adalah orang tua yang memiliki gangguan kejiwaaan atau
tekanan mental, bisa dikarenakan kekerasan yang dialami pada masa lalu,
memiliki tingkat kecemasan tinggi, perfeksionis, mengalami babyblues atau
9
Rabiah Al Adawiah, Upaya Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak, hlm.284 mengutip dari Ibe
Karyanto, Korban Kekerasan Sistematik. Dalam Suranto (Ed.). Jurnalisme anak pinggiran (Jakarta: Pokja Anak
Pinggiran, 1999), hlm.22.
10
Lu’luil Maknun, Kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh keluarga (Child Abuse),(Jakarta :
Muallimuna Jurnal Madrasah Ibtidayah, 2017), hlm. 69.
11
Lu’luil Maknun, Kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh keluarga (Child Abuse),(Jakarta :
Muallimuna Jurnal Madrasah Ibtidayah, 2017), hlm. 72.
5
postpartum syndrome,trauma karena perceraian, kehilangan, faktor ekonomi,
kegagalan bersosialisasi, korban KDRT dan lain sebagainya.
3. Peran Dan Tanggung Jawab Orang Tua Dalam Mencegah Pelanggaran Hak
Anak.
Dalam melaksanakan peran dan tanggung jawab orang tua harus tau bahwa
proses perkembangan anak terdiri dari beberapa fase pertumbuhan yang bisa
digolongkan berdasarkan pada parelitas perkembangan jasmani anak dengan
perkembangan jiwa anak. Penggolongantersebut dibagi ke dalam 3 (tiga) fase :13
1) Fase pertama adalah dimulainya pada usia anak 0 tahun sampai dengan 7
(tujuh) tahun yang bisa disebut sebagai masa anak kecil dan masa
perkembangan kemampuan mental, pengembangan fungsi-fungsi tubuh,
12
Lu’luil Maknun, Kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh keluarga (Child Abuse),(Jakarta :
Muallimuna Jurnal Madrasah Ibtidayah, 2017), hlm. 72.
13
Cunduk Wasiati, Partisipasi Orang Tua Terhadap Perlindungan Anak Sebagai Suatu Bentuk
Perlindungan Hak Asasi Manusia, (Fakultas Hukum Universitas Widya Mataram, Yogyakarta), hlm.132,
mengutip dari Wagiati, Op.cit, hlm. 54
6
2) Fase kedua adalah dimulai pada usia 7 sampai dengan 14 tahun disebut sebagai
masa kanak-kanak,
3) Fase ketiga adalah dimulai pada usia 14 sampai 21 tahun, yang dinamakan masa
remaja,14
Orang tua sebagai orang yang paling bertanggung jawab terhadap anaknya harus
melakukan beberapa hal berikut untuk menghindari tindakan child abuse, yaitu:
7
memberikan informasi tentang hak anak, tanda-tanda kekerasan, dan cara
melaporkan kasus-kasus pelanggaran.
5. Kebijakan dan Program Perlindungan Anak: Pemerintah dapat mengembangkan
kebijakan dan program perlindungan anak yang komprehensif untuk
memastikan adanya sistem yang efektif dalam mencegah, mengatasi, dan
mendukung korban pelanggaran hak anak dalam keluarga. Ini meliputi
pemantauan, pemulihan dan pemulihan korban, serta dukungan psikologis dan
rehabilitasi bagi mereka yang terkena dampak.
BAB III
PENUTUP
8
Daftar Pustaka
iii