Jurnal Manajemen Bencana

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Manajemen Bencana

Volume 9 Maret 2023 Nomor 1


Artikel penelitian

MITIGASI BENCANA BANJIR YANG DILAKUKAN OLEH MASYARAKAT DI


KOTA BAGANBATU KECAMATAN BAGAN SINEMBAH KABUPATEN ROKAN
HILIR

*Vanessa Gafar
*Universitas Prima Indonesia, Jln. Sampul, Kota Medan, Sumatra Utara 20118, Indonesia

ABSTRAK ABSTRACT
Banjir merupakan salah satu bencana alam Flood is one of the natural disasters that come
yang datang dan tidak dapat dicegah. Karena itu and cannot be prevented. Therefore it is
perlu diupayakan pengendalian, necessary to strive for control, mitigation and
penanggulangiannya serta dikurangi dampak reduce the impact of the resulting losses. These
kerugian yang diakibatkannya. Upaya-upaya efforts are known as mitigation. The biggest
tersebut dikenal dengan mitigasi. Banjir yang floods often occur in several areas of Bagan
terbesar sering terjadi di beberapa daerah Sinembah District, including in Baganbatu
Kecamatan Bagan Sinembah diantaranya di City. The condition of the river that is getting
Kota Baganbatu. Kondisi sungai yang semakin narrower, piles of garbage, accumulation of dry
sempit, tumpukan sampah, terjadi mud from floods, and roads with potholes that
penumpukkan lumpur-lumpur kering bekas are badly damaged are phenomena that can be
banjir, dan jalan-jalan yang berlubang dalam found in Baganbatu City, Bagan Sinembah
keadaan rusak parah merupakan fenomena District. This study uses the formulation of the
yang dapat ditemukan di Kota Baganbatu problem: What factors influence the
Kecamatan Bagan Sinembah. Penelitian ini implementation of flood disaster mitigation
menggunakan rumusan masalah: Faktor apa carried out by the community in Baganbatu
saja yang mempengaruhi pelaksanaan mitigasi City, Bagan Sinembah Subdistrict, Rokan Hilir
bencana banjir yang dilakukan oleh masyarakat Regency
Kata kunci : Mitigasi Bencana Banjir Keywords: Flood Disaster Mitigation

PENDAHULUAN
Indonesia sebagai suatu wilayah yang dilalui garis khatulistiwa sehingga hanya mengalami dua musim,
serta memiliki perbedaan relief yang tinggi, sangat memungkinkan seringnya terjadi bencana alam
terutama banjir. Sebagaimana dikemukakan Somantri (2013: 191) “ Indonesia merupakan Negara
kepulauan yang terletak di daerah khatulistiwa, di antara Benua Asia dan Australia, di antara Samudera
Hindia dan Sanudera Pasifik, di antara pertemuan tiga lempeng bumi yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng
Pasifik, dan Lempeng Indo-Autralia, dan terletak pada jalur gunung api aktif (ring of fire). Kondisi
geografis tersebut menyebabkan Indonesia sangat rawan terhadap bencana alam,seperti gempa bumi,
letusan gunung berapi,, tsunami, banjir, longsor, kekeringan, dan angin putting beliung”. Salah satu
bencana alam yang sering terjadi di Indonesia yaitu banjir, di samping bencana gempa bumi dan
vulkanik (gunung meletus). Banjir merupakan suatu kejadian alam yang dapat terjadi karena disebabkan
oleh alam sendiri atau disebabkan oleh ulah manusia. Dengan curah hujan yang tinggi, ditunjang dengan
berbagai keadaan seperti peladangan di hutan, penebangan pohon yang tak teratur menyebabkan banjir.
Wilayah Baganbatu atau sepanjang aliran Sungai yang ada di perumnas Baganbatu yang cukup terkenal
sebagai sungai yang memiliki nilai sejarah, nilai ekonomis, dan nilai sosial bagi masyarakat Kabupaten
Rokan Hilir. Sebagaimana diuraikan dalam aliran Sungai perumnas telah menjadi tempat pembuangan
sampah. Kondisi ini menyebabkan Sungai perumnas menjadi tempat buangan limbah cair yang sarat
dengan sampah, sehingga mengakibatkan pendangkalan dasar Sungai perumnas. Kondisi ini menjadi
salah satu faktor penyebab meluapnya air sungai pada musim penghujan. Dampaknya, pemukiman di
daerah sepanjang Sungai perumnas, menjadi daerah rawan banjir. Dari uraian di atas, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dan termotivasi untuk mengetahui upaya pelaksanaan mitigasi bencana
banjir yang dilakukan masyarakat di wilayah Kota Baganbatu Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten
Rokan Hilir dengan judul penelitian : ’’Mitigasi Bencana Banjir yang Dilakukan oleh Masyarakat Kota
Baganbatu Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir’’. Secara umum tujuan penelitian ini
untuk membuat suatu deskripsi analisis kualitatif tentang mitigasi bencana banjir yang dilakukan oleh
masayarakat di Kota Baganbatu Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir. Secara khusus
atau spesifik tujuan pada penelitian geogafi sosial-ekonomi ini, yaitu untuk : (1) Untuk memperoleh
data deskriptif analisis tentang pelaksanaan mitigasi bencana banjir yang dilakukan oleh masayarakat
di di Kota Baganbatu Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir; (2) Untuk memperoleh data
deskripsi analisis tentang faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam mitigasi bencana banjir; (3)
memperoleh data deskriptif analisis tentang hasil mitigasi bencana banjir yang dilakukan oleh
masayarakat di di Kota Baganbatu Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir.

PEMBAHASAN
1. Kajian Teori
Sebagai landasan teoritis ilmiah, maka digunakan beberapa konsep teoritis dari kajian
pustaka sebagai berikut.
a. Hakikat Banjir sebagai Bencana Alam Banjir
adalah peristiwa atau keadaan ketika terendamnya suatu daerah daratan karena volume
air yang meningkat. (Somantri, 2013: 191). Menurut Paimin dkk. (2009:2) “ Banjir adalah
debit aliran air yang secara relatif lebih besar dari biasanya/normal akibat hujan yang turun
di hulu atau di suatu tempat tertentu secara terus menerus sehingga tidak dapat tertampung
oleh alur sungai yang ada, maka melimpah keluar dan menggenangi daerah sekitar.”
Adapun menurut Nurjanah (2011: 24) yang menyatakan bahwa Banjir merupakan
limpasan air yang melebihi tinggi muka air normal sehingga melimpas dari palung sungai
yang menyebabkan genangan pada lahan rendah di sisi sungaiYulia M. S. ( 2015: 6 )
menyimpulkan bahwa: “ Banjir adalah kondisi saat sungai dan tempat penampungan air
sudah tidak bisa menampung kubik air yang ada dan meluap ke daratan”.
Berdasarkan pengertian banjir dari berbagai pendapat di atas, dapat dikemukakan
bahwa siklus hidrologi di suatu muka bumi dapat dinyatakan sebagai banjir sekurang-
kurangnya ada beberapa faktor yaitu : 1) Volume air tinggi; 2) melebihi muka air normal;
3) melimpas dari palung sungai; 4) air limpasan dalam jangka waktu tertentu menggenangi
lahan rendah di daerah sekitarnya.
Sebab-Sebab Terjadinya Banjir dikemukakan Yulia (2015:6-7) bahwa, banjir
setidaknya disebabkan oleh 5 hal. Secara singkat kelima penyebab banjir tersebut penulis
rangkum sebagai berikut: a. curah hujan tinggi, b. Sungai yang mengalami pendangkalan;
c. lahan yang rusak; d. Hutan yang gundul; e. Pemukiman yang tidak teratur.
Dengan mengadopsi pendapat Isnugroho (2006), Dilihat dari aspek penyebabnya, jenis
banjir yaitu: Banjir air, banjir bandang (flash flood), banjir rob (laut pasang) , dan banjir
lahar dingin. Adapun Akibat Bencana Banjir menurut Waluya, (2010:243). Dampak negatif
dari bencana banjir adalah kerugian, baik moril maupun materil diantaranya sebagai
berikut: 1) Menimbulkan korban jiwa, baik meninggal dunia akibat hanyut, maupun luka-
luka akibat terseret arus banjir; 2) Hilang atu rusaknya bangunan rumah dan harta benda
milik penduduk; 3) Mewabahnya bibit penyakit di daerah bencana banjir.
b. Hakikat Mitigasi Bencana Alam Banjir
Mitigasi bencana banjir merupakan suatu upaya untuk mengurangi resiko akibat
bencana banjir Menurut Yulia S. (2015: 8-10) "mitigasi bencana banjir adalah upaya yang
dilakukan untuk mencegah atau mengurangi resiko dari bencana banjir.
Mitigasi dalam bencana banjir pun terbagi menjadi 2 macam, yaitu mitigasi secara
struktural dan mitigasi secara non-struktural. Dengan mengadopsi pendapat Wardiyatmoko
(2006), Somantri (2013, dan Yulia M. (2015), dapat diuraikan tentang mitigasi bencana
banjir structural dan non struktural sebagai berikut. Mitigasi Struktural adalah upaya yang
dilakukan demi meminimalisir bencana seperti dengan melakukan pembangunan kanal
khusus untuk mencegah banjir dan dengan membuat rekayasa teknis bangunan tahan
bencana, serta infrastruktur bangunan tahan air. Sedangkan Mitigasi non-struktural adalah
upaya yang dilakukan selain mitigasi struktural seperti dengan perencanaan wilayah dan
& asuransi. Dalam mitigasi non-struktural ini sangat mengharapkan dari perkembangan
teknologi yang semakin maju. Harapannya adalah teknologi yang dapat memprediksi,
mengantisipasi & mengurangi resiko terjadinya suatu bencana.
Faktor-faktor geografi yang dapat mempengaruhi mitigasi banjir, di antaranya: 1)
Faktor Daur Hidrologi yaitu ketidakseimbangan salah satu komponen daur hidrologi
berpeluang menjadi bencana banjir di permukaan bumi atau kekeringan. 2) Faktor litosfer,
yaitu : (a) Air hujan yang turun sangat deras dapat mengikis dan menggores tanah di
permukaannya.. (b) Relief litorfer yang ekstrim mempercepat gerak air mengalir dengan
tekanan yang kuat. (c) Topografi dataran rendah yang permukaan medannya di bawah
sistem air permukaan akan tergenang air limpasan pada saat banjir. Dan 3) Faktor Hidro-
Meteorologi, yaitu: (a) Tingkat kelembaban yang tinggi dengan kondensasi yang kuat
berpeluang turun hujan deras. (b) gerakan udara mendatar atau sejajar dengan permukaan
bumi. (c) adanya angin muson barat di belahan bumi selatan yang banyak membawa uap
air, sehingga di Indonesia pada bulan Desember sampai Maret musim penghujan yang
rentan banjir. (a) Tingkat Ketinggian air hujan berpeluang mengasilkan hujan deras dan
berakibat banjir.
c. Tahapan-tahapan Mitigasi Bencana Banjir
Dengan cara memadukan teori dan pendapat dari Allfazira (2009), yang didukung
pendapat Malhadi (2012), Somantri (2013) dan Yulia M. , M. Si. (2015). Lebih lanjut
dikemukakan tahapan-tahapan mitigasi bencana banjir sebagai berikut:
1) Mitigasi sebelum terjadi Banjir, diantaranya: (a) Melatih diri dan anggota keluarga hal-
hal yang harus dilakukan apabila terjadi bencana banjir, membangun pengetahuan
masyarakat dan melatih tokoh masyarakat; (b) promosi keterlibatan masyarakat dalam
pertolongan diri sendiri;. (c) Mempersiapkan tas siaga bencana yang berisi keperluan yang
dibutuhkan seperti: menyiapkan bahan makanan mudah saji dan persediaan air bersih; (d)
Kegiatan Koordinasikan melalui RT/RW, dewan kelurahan setempat, dan LSM untuk
membentuk kelompok masyarakat pengendali banjir, dan penanggung jawab posko banjir,
serta pengadaan alat-alat evakuasi. (e) Membuatt sumur resapan bila memungkinkan. (f)
Tanam lebih banyak pohon besar. (g) Membangun atau menetapkan lokasi dan jalur
evakuasi dan mempersiapkan pengungsian; (h) Membangun sistem peringat-an dini banjir
berupa pengeras suara dari mesjid atau dari kantor kelurahan; (i) Menjaga kebersihan
saluran air dan limbah, membersihkan lingkungan sekitar, dan membuat sistem dan tempat
pembuangan sampah yang efektif untuk mencegah dibuangnya sampah ke sungai atau
selokan; (j) Memindahkan tempat hunian ke daerah bebas banjir atau tinggikan bangunan
rumah hingga batas ketinggian banjir jika memungkinkan. (k) Mendukung upaya
pembuatan kanal atau saluran dan bangunan. (l) Pengendali banjir dan lokasi evakuasi. (m)
Bekerjasama dengan masyarakat di luar daerah banjir untuk menjaga daerah resapan air.
2) Mitigasi Ketika Sedang Terjadi Banjir: (a) Jangan panik dan berusaha untuk bisa
menyelamatkan diri, dan selamatkan barang-barang berharga dan dokumen penting
sehingga tidak rusak atau hilang terbawa banjir. (b) memantau perkembangan cuaca, bila
hujan terus terjadi tidak henti-hentinya, (c) mengatasi masalah kesehatan para korban,
mengusulkan untuk mendirikan pos kesehatan serta evakuasi korban, (d) segera
selamatkan diri dengan berlari secepat mungkin menuju tempat yang tinggi, (e) raih benda
yang bisa mengapung sebisanya. Dan hindari berjalan di dekat saluran air arus banjir, (f)
Dengarkan jika ada informasi darurat tentang banjir. (g) Hati-hati dengan listrik. Matikan
peralatan listrik/sumber listrik. (h) Ikut mendirikan tenda pengungsian, pembuatan dapur
umum, dan Terlibat dalam pendistribusian bantuan. (i) Menggunakan air bersih dengan
efisien.
3) Mitigasi setelah Banjir: (a) Pemberian bantuan yang meliputi kesehatan lingkungan, dan
pemberantasan penyakit, pelayanan kesehatan serta distribusi logistik kesehatan dan bahan
makanan (b) Membersihkan tempat tinggal dan lingkungan rumah. (c) Terlibat dalam
kaporitisasi sumur gali, dan perbaikan jamban dan saluran pembuangan air limbah (SPAL)
agar sistem pembuangan limbah dan air kotor agar tetap bekerjapada saat terjadi banjir. (d)
Menjauhi kabel atau instalasi listrik lainnya, dan jangan menyalakan listrik kecuali telah
dinyatakan aman. (e) Menghindari memasuki wilayah yang rusak kecuali dinyatakan aman
misal bangunan yang rusak atau pohon yang miring. (f) Memeriksa dan menolong diri
sendiri kemudian menolong orang di dekat kamu yang memerlukan bantuan, dan mencari
anggota keluarga, (g) Membersihkan lumpur; (h) Jangan minum air dari sumur terbuka
karena sudah terkontaminasi. Makanan yang telah terkena air banjir harus dibuang karena
tidak baik untuk kesehatan
4) Upaya Mitigasi Banjir Oleh Masyarakat
Menurut Yulia M. (2015: 4) Peranan dan tangungjawab masyarakat dapat
dikategorikan dalam dua aspek yaitu aspek penyebab dan aspek partisipasipatif. Aspek
penyebab, adalah : (a). Tidak membuang sampah/limbah padat ke sungai, saluran dan
sistem drainase, (b) Tidak membangun jembatan dan atau bangunan yang menghalangi
atau mempersempit palung aliran sungai, (c) Tidak tinggal dalam bantaran sungai; (d)
Tidak menggunakan dataran retensi banjir untuk permukiman atau untuk hal‐hal lain diluar
rencana peruntukkannya. (e) Menghentikan penggundulan hutan di daerah tangkapan air,
(f) Menghentikan pertanian dan penggunaan lahan yang bertentangan dengan kaidah‐
kaidah konservasi air dan tanah, dan ikut mengendalikan laju urbanisasi dan pertumbuhan
penduduk. Aspek partisipatif, mencakup: (a) Ikut serta dan aktif dalam latihan‐ latihan
(gladi) upaya mitigasi bencana banjir misalnya kampanye peduli bencana, latihan kesiapan
penanggulangan banjir dan evakuasi, latihan peringatan dini banjir dan sebagainya.( b)
Ikut serta dan aktif dalam program desain & pembangunan rumah tahan banjir antara lain
rumah tingkat, penggunaan material yang tahan air dan gerusan air. (c) Ikut serta dalam
pendidikan publik yang terkait dengan upaya mitigasi bencana banjir. (d) Ikut serta dalam
setiap tahapan konsultasi publik yang terkait dengan pembangunan prasarana
pengendalian banjir dan upaya mitigasi bencana banjir; Dan (e) Melaksanakan pola dan
waktu tanam yang mengadaptasi pola dan kondisi banjir setempat untuk mengurangi
kerugian usaha dan lahan pertanian dari banjir dan mengadakan gotong-royong
pembersihan saluran drainase yang ada dilingkungannya masing‐masing.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi dengan pendekatan
keruangan tentang geografi dinamika hidrologi “mitigasi bencana banjir oleh masyarakat Kampung
perumnas Kota Baganbatu Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir. Sebagai Populasi
dalam penelitian yaitu Jumlah penduduk di Kota Baganbatu Kecamatan Bagan Sinembah (daerah banjir
) sebanyak 778 orang ( + 778 KK) dijadikan populasi dalam penelitian ini. Adapun Sampel yang
dijadikan responden sebanyak 15% atau 120 orang (+ 117 KK) yang diambil berdasarkan perbandingan
jumlah KK.
Teknik Pengumpulan Data yang digunakan yaitu: observasi, wawancara, angket, studi
dokumentasi/studi literatur. adapun teknik pengolahan data dan analisis hasil penelitian: (a)
mengklasifikasikan data; (b) tabulasi data; (c) analisis frekuensi hasil penelitian; (d) pembahasan hasil
analisis; (e) pembuktian hipotesis .

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Kota Baganbatu adalah salah satu wilayah Kecamatan Bagan Sinembah , Kabupaten Rokan
Hilir. Kota Baganbatu merupakan dataran rendah sebagian besar perkebunan dan pemukiman dengan
ketinggian + 680 M DPL. Iklim torpis dengan suhu rata-rata 26 0 C. Curah hujan rata-rata 2400
mm/tahun. Luas wilayah Kota Baganbatu luas seluruhnya 162,645 Ha atau 1,626 Km². Sebagian besar
yaitu 125,545 Ha (77%) merupakan kebun rakyat (sawit), kolam (perikanan) dan sebagian kecil
pekuburan. Luas wilayah pemukiman 35,51 ha, dan 1,59 HA digunakan untuk perkantoran/intansi dan
sekolah. Jumlah penduduk 14.585 jiwa yang terdiri dari Laki-laki 6.955 jiwa dan perempuan 7.730
Jiwa, terhimpun dalam 4.552 Kepala Keluarga (KK), yang yang tersebar di 15 wilayah Rukun Warga.
dengan rata-rata jumlah jiwa per KK sebanyak 3 jiwa, dan tingkat kepadatan penduduk sekitar 90 jiwa
per hektar atau 8970 jiwa/ km2. Beberapa wilayah di Kota Baganbatu, yaitu Kampung perumnas
merupakan wilayah yang rentan banjir. Dalam penelitian ini digunakan sampel acak (Random
sampling), yaitu penduduk yang berada di daerah rawan banjir di Kota Baganbatu sebanyak 120 orang
(120 KK) sebagai sampel. Pendekatan keruangan ini memberikan suatu keyakinan bahwa penduduk di
Kota Baganbatu, sering melakukan mitigasi karena daerah ini termasuk daerah rawan banjir di
Kecamatan Bagan Sinembah.
Berdasarkan hasil pengumpulan data dapat dideskripsikan dalam 3 kelompok data yaitu: 1)
Data deskriptif analisis tentang Faktor yang mendukung pelaksanaan Mitigasi Banjir di Kota Baganbatu
Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir; 2) Data deskriptif analisis tentang Faktor
geografis yang menjadi kendala pelaksanaan Mitigasi Banjir oleh masyarakat; dan 3) Data deskriptif
analisis tentang upaya pelaksanaan Mitigasi Bencana Banjir yang dilakukan oleh Masyarakat Kota
Baganbatu Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir tahun 2013.
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa faktor pendukung keterlaksanaan mitigasi
dapat diteliti dari faktor pemahaman atau pengetahuan tentang mitigasi, faktor ekonomi, dan sikap
masyarakat itu sendiri. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa Faktor yang mendukung
pelaksanaan Mitigasi Banjir di Desa Baganbatu Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir,
pada faktor sikap perilaku masyarakat sebagian besar (75%) Mengadakan gotong – royong pembersihan
saluran drainase yang ada dilingkungan; dan (76%) Tidak menggunakan dataran retensi banjir untuk
permukiman atau untuk hal‐hal lain di luar rencana peruntukkannya. Faktor tingkat ekonomi lebih dari
setengahnya (56%) menyatakan memiliki kemampuan ekonomi untuk melaksanakan rehabilitasi
kerusakan rumah sendiri yang diakibatkan banjir.
Faktor tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat lebih dari setengahnya (58%) ikut serta
dan aktif dalam latihan‐latihan (gladi) upaya mitigasi bencana banjir; dan lebih setengahnya (51%) ikut
serta dalam pendidikan publik dan/atau konsultasi publik yang terkait dengan upaya mitigasi bencana
banjir. Adapun sikap masyarakat terhadap sungai sebagian besar (71%) mengadakan gotong – royong
pembersihan / pengerukan sampah dari dasar sungai; Lebih dari setengahnya (53%) tidak berdomisili
pada bantaran sungai, dan (52%) tidak membangun jembatan dan atau bangunan yang menghalangi
atau mempersempit badan sungai. Faktor kesulitan mitigasi meliputi faktor-faktor geografis meliputi:
Faktor Hidrologi, faktor litosfer dan faktor HydroMeteorologi. Dengan demikian, dapat dikemukakan
bahwa bahwa faktor geografis yang menjadi kendala pelaksanaan Mitigasi Banjir di Kota Baganbatu
Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir diantaranya faktor Hidrologi sebagian besar
(78,3%) menyatakan adanya ketidakseimbangan butir air jatuh (presitipasi) atau curah hujan yang
tinggi; Faktor litosfer, sebagian besar (83,33%) menyatakan wilayah hulu sungai merupakan daerah
yang tanahnya tidak bervegetasi. Faktor Hydro-Meteorologi yaitu sebagian besar (89,2%) daerah lokasi
banjir tersebut merupakan wilayah rentan banjir dengan curah hujan yang tinggi pada musim penghujan.
Upaya pelaksanaan mitigasi bencana banjir oleh masyarakat di daerah tersebut menunjukkan
hal positif. Hal ini ditandai dengan tingkat tingkat partisipasi masyarakat dalam Mitigasi bencana banjir
di Kota Baganbatu Kecamatan Bagan Sinembah baik kesiagaan sebelum bencana banjir datang pada
musim penghujan, atau saat sedang terjadi banjir, maupun setelah terjadi banjir. Implikasi dari hasil
analisis terhadap data penelitian tersebut, dapat dikemukakan bahwa bahwa pelaksanaan mitigasi
bencana banjir dilakukan dalam tiga tahapan yaitu sebelum, sedang terjadi, dan sesudah banjir. (a)
Mitigasi sebelum terjadi Banjir yang dilakukan hapir seluruh masyarakat melaksanakan kegiatan:
(94,2%) Menjaga kebersihan saluran air dan kelancaran saluran air limbah; ada juga sebagian besar
(83%) masyarakat yang mempersiapkan tas siaga bencana yang berisi keperluan yang dibutuhkan
termasuk dokumen penting; dan (78%) melatih diri dan anggota keluarga hal-hal yang harus dilakukan
termasuk tempat berkumpul apabila terjadi bencana banjir. (b) Mitigasi ketika sedang terjadi banjir
maka seluruh masyarakat daerah banjir seluruhnya (100%) berusaha menggunakan air bersih dengan
efisien; Menyelamatkan barangbarang berharga dan dokumen penting sehingga tidak rusak atau hilang
terbawa banjir.; dan sebagian besar (73%) berusahan untuk Tidak panik, segera mematikan sumber
listrik,dan berusaha untuk bisa menyelamatkan diri ke daerah tinggi / mengungsi ke daerah aman. (c)
Mitigasi setelah banjir yang dilakukan oleh masyarakat pada daerah banjir di Kota Baganbatu
Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir yaitu seluruh masyarakat (100%) selalu waspada
apabila kemungkinan terjadi banjir susulan; (95%) membersihkan lumpur, jamban dan saluran
pembuangan air limbah (SPAL); dan (93%) selalu waspada apabila kemungkinan bahaya dari binatang
berbisa atau binatang penyebar penyakit.

KESIMPULAN
Penelitian ini dapat disimpulkan secara umum bahwa Mitigasi bencana banjir oleh masyarakat.
di Kota Baganbatu Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir dilakukan pada saat sebelum
terjadi banjir, ketika sedang terjadi banjir, dan setelah terjadi banjir. Hal itu terbukti bahwa Mitigasi
sebelum terjadi Banjir yang dilakukan hapir seluruh masyarakat menyatakan melaksanakan kegiatan:
Menjaga kebersihan saluran air dan kelancaran saluran air limbah; Mitigasi ketika sedang terjadi banjir
maka seluruh masyarakat berusaha menggunakan air bersih dengan efisien; Menyelamatkan barang-
barang berharga dan dokumen penting sehingga tidak rusak atau hilang terbawa banjir.; dan berusahan
untuk Tidak panik, segera mematikan sumber listrik,dan berusaha untuk bisa menyelamatkan diri ke
daerah tinggi / mengungsi ke daerah aman. Mitigasi setelah banjir yang dilakukan seluruh masyarakat
untuk selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir susulan; membersihkan lumpur, jamban dan
saluran pembuangan air limbah (SPAL); dan selalu waspada apabila kemungkinan bahaya dari binatang
berbisa atau binatang penyebar penyakit.
Dari hasil analisis di atas, penulis menyampaikan saran dan rekomendasi sebagai berikut :
1. Disarankan agar diadakan penelitian yang lebih lengkap dengan berbagai indikator demografi atau
geografi ekonomi yang lebih akurat terhadap mitigasi bencana banjir.
2. Direkomendasikan kepada pihak pemerintah daerah selayaknya kondisi Mitigasi bencana banjir
oleh masyarakat dapat ditangani lebih serius sebagai suatu terobosan bagi peningkatan
penanggulangan bencana. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatan tingkat keamanan dan
ketentraman penduduk di wilayah tersebut.
3. Hasil penelitian ini direkomendasikan untuk dijadikan bahan bahan kajian lebih lanjut, serta dapat
dijadikan bahan ajar kontekstual bagi pembelajaran geografi, baik di satuan pendidikan SMP,
maupuan di satuan pendidikan tingkat SMA, sehingga dapat menambah wawasan tentang
lingkungan sekitar bagi para siswa.

DAFTAR PUSAKA
Allfazira, Annisa dan Safira Wardhani. 2009.
Mitigasi Bencana Banjir. Copyright by Blogger: Download: 11042017
Alwi, Hasan. 2005.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka
Suryana, S., ASEP YANYAN SETIAWAN, and SISKA KANIA OKTAPIANA.
"Mitigasi Bencana Banjir yang Dilakukan oleh Masyarakat di Kota Baganbatu Kecamatan
Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir." GEOAREA| Jurnal Kesehatan masyarakat1.2
(2013): 54-64.
Isnugroho. 2006.
Penanggulangan Bencana Banjir. Download 14-04- 2017
Koentjaraningrat, 1990.
Pengantar Ilmu Atrofologi, Jakarta: : Rineka Cipta
Malhadi, 2012.
Mitigasi Bencana Banjir. http://malhadimglenaldi9f.blogspot. co. id/ 2012/11. Download
14/04/2016
Nurjanah, 2011.
Manajemen Bencana. Bandung : Alfabeta
Paimin, Sukresno, Irfan Budi Pramono. 2009.
Teknik Mitigasi Banjir dan Tanah Longsor. Bogor: Tropenbos International IP
PP Nomor 24 Tahun 2008 Tentang Penanggulangan Bencana Alam
Setiawan, Iwan, dkk. 2008.
Wawasan Sosial, Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas RI
Soekanto, Soerjono, 2003.
Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Sutrijat, Sumadi. 2000.
Geografi 1. Jakarta: Depdikbud RI. Undang-Undang (UU) No. 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana Alam.
Waluya, Bagja. 2010.
Geografi SMA/MA 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas RI.
Wardiyatmoko, K. 2006.
Geografi untuk SMA/MA Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Yulia, M. S. 2015.
Mitigasi Bencana Banjir: Pengertian, Jenis dan Upaya Penanggulangannya.http://ilmuge ografi.
com/: Download: 11042017.

Anda mungkin juga menyukai