BAB E Pendekatan, Metodologi Dan Program Kerja Masterplan Air Limbah - Ramli 070623

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38

USULAN TEKNIK

PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

E. BAB E
PENDEKATAN, METODOLOGI
F. DAN PROGRAM KERJA

E.1. PENDEKATAN
Pendekatan pelaksanaan Paket Pekerjaan Penyusunan Master Plan
Sistem Air Limbah Perkotaan Kab. Kutai Timur secara umum dibagi menjadi 3
(tiga) pendekatan, yaitu : (1) pendekatan normatif; (2) pendekatan fasilitatif dan
partisipatif dan (3) pendekatan teknis – akademis.

E.1.1. PENDEKATAN NORMATIF


Pendekatan normatif adalah pendekatan yang bersifat komprehensif dan
mengacu pada norma ataupun ketentuan peraturan dan perundangan terkait
dengan substansi penyusunan Master Plan Sistem Air Limbah Perkotaan Kab.
Kutai Timur. Pendekatan normatif mencakup suatu cara pandang untuk
memahami permasalahan atau kondisi dengan berdasarkan pada norma-norma
yang ada atau pada suatu aturan yang menjelaskan bagaimana kondisi
tersebut seharusnya terjadi. Dalam pendekatan ini, perhatian pada masalah
utama serta tindakan yang semestinya dilakukan menjadi ciri utama. Kondisi
atau situasi yang terjadi tersebut dijelaskan, dilihat, dan dibandingkan
karakteristiknya dengan kondisi yang seharusnya, dimana dalam konteks
pembangunan kondisi yang seharusnya tersebut didasarkan pada produk legal
peraturan perundangan.
Pendekatan normatif erat kaitannya dengan pendekatan perencanaan
dan analisis kebijakan. Adapun mekanisme umum yang sering digunakan
dalam pendekatan normatif antara lain adalah:
a. Perumusan Masalah (Definisi)
Menghasilkan informasi dari proses review dan analisis normatif (kebijakan,
peraturan, dokumen perencanaan, dsb), mengenai kondisi-kondisi yang
menimbulkan masalah.
b. Peramalan (Prediksi)
Menyediakan informasi mengenai konsekuensi di masa mendatang dari
penerapan alternatif kebijakan, termasuk pula pilihan tidak melakukan
sesuatu.
c. Rekomendasi (Preskripsi)
Menyediakan informasi mengenai nilai atau kegunaan relatif dari
konsekuensi di masa depan dari suatu pemecahan masalah.
d. Pemantauan (Deskripsi)

BAB E-1
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

Menghasilkan informasi tentang konsekuensi saat ini dan masa lalu dari
diterapkannya alternatif kebijakan.
e. Evaluasi
Menyediakan informasi mengenai nilai atau kegunaan dari konsekuensi
pemecahan masalah.

Terkait dengan lingkup pelaksanaan Paket Pekerjaan Penyusunan


Master Plan Sistem Air Limbah Perkotaan Kab. Kutai Timur ini, pendekatan
normatif akan digunakan dalam beberapa lingkup kegiatan sebagai berikut:
a. Review terhadap kebijakan diatasnya;
b. Review dan pendalaman standar dan pedoman terkait dengan
Penyelengaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik berdasarkan
ketentuan yang berlaku;
c. Review studi terdahulu yang mencakup Dokumen kajian yang ada pada
Kabupaten/ Kota pada Kawasan Sekitarnya dan dokumen lainnya.

E.1.2. PENDEKATAN FASILITATIF DAN PARTISIPATIF


Pendekatan fasilitatif dan partisipatif adalah pendekatan yang digunakan
dengan dasar pertimbangan bahwa proses penyusunan dilakukan dengan
melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait. Hal ini dimaksudkan
agar hasil penyusunan disepakati bersama.
Guna memperoleh keluaran yang diinginkan dari suatu pendekatan dan
proses partisipatif, maka dirumuskan mekanisme pendekatan secara
partisipatif. Mekanisme umum yang sering digunakan dalam pendekatan
partisipatif antara lain adalah:
a. Persiapan sosial
b. Survey Swadaya (permasalahan umum, potensi, dan kendala)

BAB E-2
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

c. Kesepakatan prioritas permasalahan yang akan ditangani


d. Kesepakatan penggalangan dan alokasi sumber daya
e. Kesepakatan rencana
f. Proses implementasi
g. Pemanfaatan hasil pembangunan
h. Evaluasi

Dalam pendekatan partisipatif, untuk memperoleh suatu kesepakatan,


lazimnya dilakukan pertemuan/ diskusi dengan stakeholder terkait. Pertemuan
tersebut ditujukan untuk:
a. Mendorong semua anggota dalam kelompok untuk memberikan
kontribusi saran dan ide, selain itu juga untuk dapat berpartisipasi dalam
curah pendapat dan proses membangun konsensus bersama
b. Membangun konsensus kelompok yang bersifat praktis
c. Memfasilitasi penyusunan formulasi dalam mencari inovasi dan solusi
kreatif dalam berbagai masalah dan isu
d. Memunculkan kepekaan dalam kelompok terhadap para stakeholder dan
juga memunculkan rasa bertanggung jawab

Pendekatan fasilitatif dalam proses Pekerjaan Penyusunan Master Plan


Sistem Air Limbah Perkotaan Kab. Kutai Timur dilakukan dalam bentuk
memberikan pendampingan kepada pemangku kepentingan di daerah. Hal ini
selain ditujukan untuk mendapatkan proses pembelajaran bersama di tingkat
pemangku kepentingan daerah, juga untuk mendapatkan hasil dan keputusan
yang disepakati bersama seluruh pemangku kepentingan di daerah
perencanaan.

BAB E-3
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

E.1.3. PENDEKATAN TEKNIS-AKADEMIS


Pendekatan teknis-akademis adalah suatu proses pendekatan yang
dapat dipertanggungjawabkan secara akademis, baik untuk teknik identifikasi,
analisis, penyusunan rencana, perumusan strategi, dan rencana aksi program
maupun proses pelaksanaan pengambilan kesepakatan. Dalam pendekatan
teknis-akademis secara umum dapat digunakan dalam beberapa lingkup
kegiatan, yaitu :
a) Pendekatan Fungsi dan Aktivitas Kawasan
Pendekatan memperhatikan dua unsur utama, yaitu hubungan antara
manusia dan lingkungan, yang merupakan sumber pembangkit aktivitas
kawasan. Hubungan antara manusia dan lingkungan dalam pendekatan
fungsi dan aktivitas kawasan dapat didekati dengan sudut pandang berikut:
 Karakter individu, mencakup bagaimana manusia membentuk
lingkungannya
 Pengaruh lingkungan fisik terhadap manusia, mencakup seberapa
penting perancangan lingkungan secara spesifik serta dalam konteks
apa saja suatu komponen fisik lingkungan dapat mempengaruhi pola
perilaku dan aktivitas manusia di kawasan tersebut
 Mekanisme interaksi, memperhatikan mekanisme apa yang dapat
menumbuhkan interaksi 2 (dua) arah antara manusia dengan
lingkungannya.

b) Pendekatan Prasarana dan Sarana Pendukung Pengembangan Fungsi


Kawasan
Analisa terhadap prasarana dan sarana pendukung fungsional kawasan
yang akan dikembangkan menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan
menyangkut rumusan komponen penunjang kawasan dan elemen-elemen
pembentuk kawasan. Keterkaitan antar komponen perlu dilihat melalui
pendekatan berikut:
 Standar kebutuhan komponen kegiatan, dengan pendekatan yang
bersifat:
1. Deduktif atau top-down, berdasarkan pedoman mengenai standar
kebutuhan suatu jenis komponen prasarana & sarana),
2. Induktif atau bottom-up, berdasarkan masukan dari stakeholder lokal
mengenai kebutuhan-kebutuhan berkegiatan yang disesuaikan
dengan karakteristik masyarakat dan kegiatan fungsional yang akan
dikembangkan, dengan pertimbangan aspek sosial (perilaku
masyarakat), budaya (kebutuhan / keinginan warga), maupun
ekonomi (kemampuan).
 Hubungan fungsional antar komponen kegiatan, mencakup kegiatan
analisa dengan pertimbangan-pertimbangan keterkaitan antar
komponen dari aspek:

BAB E-4
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

1. Karakteristik kegiatan
2. Perilaku pengguna komponen
3. Teknologi yang tersedia dan dapat diserap
4. Peraturan / standar desain komponen.

c) Pendekatan Carrying Capacity (Daya Dukung)


Daya dukung dapat diartikan sebagai kondisi maksimum suatu ekosistem
untuk menampung komponen biotik (makhluk hidup) yang terkandung di
dalamnya, dengan juga memperhitungkan faktor lingkungan dan faktor
lainnya yang berperan di alam. Tidak ada satu angka mutlak yang dapat
menunjukkan daya dukung ekosistem dalam menampung semua kegiatan
manusia karena berbagai variabel yang menentukan besarnya daya
dukung ekosistem tersebut sangat bervariasi dan selalu bergantung pada
tingkat pemanfaatan yang dilakukan oleh manusia.

E.2. METODOLOGI
Permasalahan lingkungan hidup merupakan persoalan yang kompleks,
sering tidak mudah untuk diselesaikan dan syarat dengan berbagai konflik
kepentingan ekonomi, politik, sosial dan budaya. Sebagai contoh sering
dilanggarnya aturan terkait dengan penataan ruang. Padahal pelanggaran
terhadap peraturan tata ruang sering merupakan awal terjadinya kerusakan
lingkungan Disamping itu juga karena keterbatasan pengetahuan teknis dalam
pencegahan pencemaran/kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh suatu
kegiatan/usaha.
Lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam
kelangsungan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu
dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-
sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan.
Semangat otonomi daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia telah membawa perubahan hubungan
dan kewenangan antara Pemerintah dan pemerintah daerah, termasuk di
bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia Nomor 04/PRT/M/2017 tentang Penyelengaraan
Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Air limbah domestik adalah air limbah
yang berasal dari usaha dan/atau kegiatan pemukiman, rumah makan,
perkantoran, perniagaan, apartemen, dan asrama.
Selanjutnya Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik yang selanjutnya
disingkat SPALD adalah serangkaian kegiatan pengelolaan air limbah domestik
dalam satu kesatuan dengan prasarana dan sarana pengelolaan air limbah
domestik. Penyelenggaraan SPALD adalah serangkaian kegiatan dalam
melaksanakan pengembangan dan pengelolaan prasarana dan sarana untuk

BAB E-5
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

pelayanan air limbah domestik. Air limbah domestik terdiri dari air limbah kakus
(black water) dan air limbah non kakus (grey water).
SPALD terdiri dari SPALD-S dan SPALD-T. SPALD Setempat yang
selanjutnya disebut SPALD-S adalah sistem pengelolaan yang dilakukan
dengan mengolah air limbah domestik di lokasi sumber, yang selanjutnya
lumpur hasil olahan diangkut dengan sarana pengangkut ke Sub-sistem
Pengolahan Lumpur Tinja. Sedangkan SPALD Terpusat yang selanjutnya
disebut SPALD-T adalah sistem pengelolaan yang dilakukan dengan
mengalirkan air limbah domestik dari sumber secara kolektif ke Sub-sistem
Pengolahan Terpusat untuk diolah sebelum dibuang ke badan air permukaaan.
Komponen SPALD-S terdiri atas:
• Sub-sistem Pengolahan Setempat;
• Sub-sistem Pengangkutan; dan
• Sub-sistem Pengolahan Lumpur Tinja.

Pemilihan Jenis SPALD Pemilihan jenis SPALD dilaksanakan dengan


mempertimbangkan:
• Kepadatan Penduduk Tingkat kepadatan penduduk yang biasa
digunakan dalam perencanaan SPALD yaitu 150 (seratus lima puluh)
jiwa/Ha.
• Kedalaman Muka Air Tanah Kedalaman muka air tanah digunakan
sebagai kriteria dalam penetapan SPALD. Untuk muka air tanah lebih
kecil dari 2 (dua) meter atau jika air tanah sudah tercemar, digunakan
SPALD-T.
• Kemiringan Tanah Penerapan jaringan pengumpulan air limbah domestik
sesuai jika kemiringan tanah sama dengan atau lebih dari 2% (dua
persen), sedangkan shallow sewer dan small bore sewer dapat
digunakan pada berbagai kemiringan tanah.
• Permeabilitas Tanah Permeabilitas tanah sangat mempengaruhi
penentuan jenis SPALD, khususnya untuk penerapan Sub-sistem
Pengolahan Setempat (cubluk maupun tangki septik dengan bidang
resapan). Untuk mengetahui besar kecilnya permeabilitas tanah dapat
diperkirakan dengan memperhatikan jenis tanah dan angka infiltrasi
tanah atau berdasarkan tes perkolasi tanah. Permeabilitas yang efektif
yaitu 5x10-4 m/detik dengan jenis tanah pasir halus sampai dengan pasir
yang mengandung lempung.
• Kemampuan Pembiayaan Kemampuan pembiayaan dapat
mempengaruhi pemilihan jenis SPALD, terutama kemampuan
Pemerintah Daerah dalam membiayai pengoperasian dan pemeliharaan
SPALD-T.

BAB E-6
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan


a. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan
untuk mengumpulkan data. Metode pengumpulan data terdiri dari
tahapan persiapan dan teknik survey, tahapan persiapan merupakan
tahapan awal dalam mempersiapkan segala kebutuhan berupa data -
data awal sebagai bahan persiapan survey, sedangkan teknik survey
merupakan tahapan pengumpulan data dan informasi yang terkait
dengan tema penelitian dimana terdiri dari survey primer dan survey
sekuder.
1. Tahapan Persiapan
Pada tahapan ini dilakukan perisiapan-persiapan berupa studi
literatur dan perumusan variabel. Adapun hal-hal yang perlu
dipersiapkan adalah Memadukan literatur-literatur atau kajian
terdahulu untuk menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber yang terkait dengan pokok masalah yang dirumuskan.

2. Tahapan Survey
Tahapan pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk
memperoleh data yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan
dan sasaran. Tahapan pengumpulan data terdiri dari survey primer
dan Sekunder. Persiapan Survei Lapangan, mencakup:
 Penelaahan materi studi penetapan lokasi kawasan;
 Pembuatan daftar data yang akan dicari di lapangan;
 Pembuatan model-model untuk pengumpulan data di lapangan;
 Pembuatan program kerja survei di lapangan.

Survey Data Primer


Survey data primer merupakan kegiatan memperoleh data lapangan
secara langsung dengan mengamati kondisi lokasi pekerjaan. Data primer
berupa hasil observasi terhadap karakter fisik dari permukiman kumuh daerah
bantaran sungai serta sosial ekonomi dari masyarakat daerah sempadan
sungai. Teknik digunakan dalam beberapa cara yaitu metode observasi,
wawancara, serta dokumentasi dan pemetaan.
1) Metode Observasi
Teknik observasi yang digunakan adalah teknik observasi berstruktur atau
structured observasion dimana pengamat dalam melaksanakan
observasinya menggunakan pedoman pengamatan. Dasar dari metode
observasi pengamatan langsung yang dilakukan di lapangan yang
diharapkan mampu menjawab pertanyaan tentang Pengelolaan Air Limbah
Perkotaan.

BAB E-7
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

2) Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui pendapat atau opini responden
secara lebih luas, atau menggali berbagai kemungkinan jawaban tentang
mengapa, bagaimana suatu kejadian terjadi. Dalam studi ini metode
wawancara adalah wawancata terstruktur, yaitu wawancara yang dilakukan
dengan terlebih dahulu membuat daftar pertanyaan tertentu dan
mengarahkan pembicaraan logis dari pertanyaan yang telah disiapkan,
kadang-kadang juga disertai dengan jawaban-jawaban alternatif dari
responden dengan maksud mengumpulkan data lebih terarah kepada
tujuan. Wawancara dilakukan terutama untuk mengetahui pendapat atas
opini masyarakat setempat/ terdampak secara lebih luas atau menggali
berbagai kemungkinan jawaban tentang mengapa dan bagaimana suatu
kejadian terjadi.
3) Dokumentasi dan Pemetaan
Teknik pengumpulan data dengan merekam kejadian atau situasi dilokasi
yang berupa gambar (foto) untuk menunjang dalam penelitian. Dalam hal ini
pengambilan gambar akan dilakukan pada beberapa bagian lokasi studi
yaitu yang menyangkut kondisi Pengelolaan Air Limbah Perkotaan di lokasi
pekerjaan. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dan menunjang
tahapan identifikasi kawasan. Sedangkan pemetaan yaitu pemetaan
lokasiPenyusunan Master Plan Sistem Air Limbah Perkotaan Kab. Kutai
Timur.

Survey Data Sekunder


Data sekunder diperoleh melalui literatur yang berkaitan dengan tema
penelitian yang dilakukan. Studi literatur ini terdiri dari tinjauan teoritis dan
pengumpulan data instansi terkait. Tinjauan teoritis yaitu kegiatan pengumpulan
data yang dilakukan dengan mempelajari teori-teori pendapat para ahli yang
berkaitan dengan pembahasan studi. Sementara data-data dari instansi di
perlukan guna mendukung pembahasan.

PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH


a) Maksud dan Tujuan Penyusunan Rencana Induk (Master Plan)
Maksud dari pembuatan Rencana Induk (Master Plan) adalah:
• Perencanaan yang efektif Proses dan produk perencanaan prasarana
dan sarana bidang air limbah menjadi efektif karena pilihan prioritasnya
tepat sasaran, didukung oleh kelembagaan (operator dan regulator) yang
efektif dan mendapat dukungan partisipasi masyarakat.
• Perencanaan yang efisien Proses dan produk perencanaan prasarana
dan sarana bidang air limbah menjadi efisien karena pilihan teknologinya
tepat guna dan terjangkau sesuai dengan kondisi daerah setempat.

BAB E-8
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

• Perencanaan yang terpadu Agar produk perencanaan air limbah telah


dipadukan (integrated) dengan perencanaan sektor-sektor terkait, baik
dari aspek keterpaduan pemanfaatan ruang, keterpaduan program dan
keterpaduan pengaturan.
• Perencanaan yang berwawasan lingkungan Agar produk perencanaan
air limbah merupakan hasil pilihan perencanaan yang telah
mempertimbangkan faktor keamanan lokasi, keamanan lingkungan dan
keamanan teknologi terutama yang berkaitan dengan resiko kesehatan
dan pelestarian sumber air.
• Perencanaan yang berkelanjutan Agar produk perencanaan air limbah ini
dapat mendukung untuk keberlanjutan program-program yang lain
sesuai dengan prinsip pengembangan wilayah. Adapun tujuan
penyusunan rencana induk adalah: Agar setiap Kabupaten/Kota memiliki
Rencana Induk pengembangan prasarana dan sarana air limbah yang
sitematis, terarah, terpadu dan tanggap terhadap kebutuhan sesuai
karakteristik lingkungan dan sosial ekonomi daerah, serta tanggap
terhadap kebutuhan stakeholder (pemerintah, investor dan masyarakat).

b) Kedudukan Rencana Induk


Kedudukan Rencana Induk (Master Plan) dalam strategi kebijakan nasional
adalah sebagai berikut:

BAB E-9
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

c) Muatan Rencana Induk


Rencana Induk Penyelenggaraan SPALD paling sedikit memuat:
1. Rencana Umum, yang meliputi:
• gambaran umum daerah dan kawasan rencana;dan
• kondisi wilayah baik fisik maupun non fisik.
2. Standar dan Kriteria Pelayanan Standar pelayanan SPALD ditentukan
berdasarkan jenis pelayanan, mutu pelayanan, dan penerima
layananyang akan diterapkan di wilayah perencanaan. Kriteria
pelayanan mencakup kriteria teknis yang digunakan dalam SPALD
sesuai standar pelayanan yang akan diterapkan.
3. Rencana Penyelenggaraan SPALD-S dan SPALD-T Rencana
penyelenggaraan SPALD-S dan SPALD-T didasarkan pada:
• RTRW, RDTR, dan RTR-KSN

BAB E-10
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

• RPJP Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota;
• RPJM Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota;
• analisis kondisi wilayah dan kawasan perencanaan SPALD;
• analisis kondisi penyelenggaraan SPALD saat ini, termasuk
permasalahan dan potensi dalam penyelenggaraan SPALD;
• analisis keterpaduan penyelenggaraan SPALD dengan prasarana
dan sarana umum dan utilitas;
• analisis isu strategis dalam penyelenggaraan SPALD jangka panjang
20 (dua puluh) tahun perencanaan;
• penentuan kebijakan dan strategi penyelenggaran SPALD-S dan
SPALD-T jangka panjang, menengah, dan pendek untuk daerah dan
kawasan perencanaan; dan i) penentuan program dan kegiatan
dalam penyelenggaraan SPALD-S dan SPALD-T jangka panjang,
jangka menengah, dan jangka pendek.
4. Indikasi dan Sumber Pembiayaan Indikasi dan sumber pembiayaan
berupa besaran biaya penyelenggaraan SPALD jangka panjang, jangka
menengah, jangka pendek, dan sumber pembiayaan (APBN, APBD,
pelaku usaha, dan/atau masyarakat).
5. Rencana Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM). Rencana
kelembagaan yang diperlukan dalam penyelenggaraan SPALD antara
lain meliputi bentuk kelembagaan, struktur organisasi, dan tata kerja
disertai kebutuhan SDM.
6. Rencana Legislasi (Peraturan Perundang-undangan) Rencana legislasi
(peraturan perundang-undangan) berupa kebutuhan peraturan
perundang-undangan, baik untuk daerah dan kawasan.
7. Rencana Pemberdayaan Masyarakat Rencana pemberdayaan
masyarakat merupakan rencana untuk meningkatkan pemahaman,
keterlibatan, komitmen dan sinergi masyarakat dalam
menyelenggarakan SPALD.

d) Tahapan Penyusunan Rencana Induk


Tahapan penyusunan Rencana Induk terdiri dari:
1. Persiapan Penyusunan Rencana Induk Air Limbah Domestik;
2. Pengumpulan dan Pengolahan Data Daerah Perencanaan;
3. Analisis Kondisi Penyelenggaraan SPALD;
4. Perumusan Kebijakan dan Strategi SPALD;
5. Konsultasi Publik Rencana Induk; dan
6. Legalisasi Rencana Induk.

Secara rinci tahapan penyusunan Rencana Induk sebagai berikut:

BAB E-11
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

1. Persiapan Penyusunan Rencana Induk Air Limbah Domestik Kegiatan


persiapan penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan SPALD antara
lain meliputi:
• Penentuan jenis Rencana Induk Penyelenggaraan SPALD;
• Pembentukan Tim Penyusun Rencana Induk Penyelenggaraan
SPALD Kegiatan pembentukan tim penyusun dimulai dari penyiapan
rancangan surat keputusan kepala daerah tentang pembentukan tim
penyusun Rencana Induk Penyelenggaraan SPALD daerah dan
kawasan. Struktur tim penyusunpaling sedikit memuat:
1) Penanggung Jawab;
2) Ketua Tim;
3) Sekretaris; dan
4) Anggota.
• Penyamaan persepsi dan orientasi mengenai Rencana Induk
Penyelenggaraan SPALD Penyamaan persepsi dan orientasi
mengenai Rencana Induk bertujuan untuk memberikan pemahaman
terhadap:
1) peraturan perundang-undangan, standar teknis, dan kriteria teknis
yang berkaitan dengan penyelenggaraan SPALD;
2) metode dan teknis penyusunan Rencana Induk Penyelenggaraan
SPALD; dan
3) data dan informasi perencanaan penyelenggaraan SPALD yang
dibutuhkan dalam menyusun Rencana Induk.
• Penyusunan Agenda Kerja Tim Rencana kegiatan tim penyusun
Rencana Induk Penyelenggaraan SPALD dijabarkan kedalam
agenda kerja yang dijadikan sebagai panduan, yang memuat jadwal
persiapan hingga ditetapkannya rancangaan Rencana Induk
Penyelenggaraan SPALD.
2. Pengumpulan dan Pengolahan Data Data yang dikumpulkan
meliputidata kondisi daerah rencana, data kondisi SPALD saat ini.
• Data Kondisi Daerah Rencana Berisi data sekunder dan primer yang
dibutuhkan untuk menyusun Rencana Induk SPALD, sebagai berikut:
1) Deskripsi Daerah dan Kawasan Rencana Deskripsi singkat
daerah dan kawasan rencana meliputi letak daerah dan kawasan
rencana secara geografis.
2) Topografi Data topografi meliputi kontur tanah yang ditampilkan
pada peta topografi dalam skala 1:100.000

BAB E-12
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

3) Iklim Data iklim meliputi penyinaran matahari, kelembaban, suhu


udara, dan curah hujan dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir.
4) Kualitas Sungai dan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Data
yang dibutuhkan yaitu panjang sungai, daerah dan kawasan yang
dilewati, debit sungai, data Biological Oxygen Demand (BOD),
keadaan sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS), dan rencana
pengembangan pengelolaan sumber daya air. Data tersebut
dilengkapi dengan peta yang menggambarkan sungai yang ada di
daerah rencana.
5) Kualitas Air Tanah Data kualitas air tanah yang dibutuhkan
meliputi data permeabilitas tanah, data kualitas air tanah
permukaan, data kualitas air tanah dalam dan data kedalaman
muka air tanah.
6) Geologi Data geologi meliputi data struktur tanah di daerah dan
kawasan rencana disertai dengan peta geologi.
7) Prasarana, Sarana, dan Utilitas Data prasarana, sarana dan
utilitas antara lain meliputi data prasarana dan sarana air minum,
persampahan, jaringan drainase, dan jaringan listrik.
8) Rencana Penataan Wilayah Data yang dibutuhkan antara lain
data penggunaan lahan untuk daerah dan kawasan rencana
(dilengkapi dengan peta), dan RTRW yang dibuat oleh masing-
masing daerah rencana. Data ini juga dilengkapi dengan
prasarana dan sarana ekonomi, sosial, dan budaya, termasuk
perkantoran pemerintahan.

BAB E-13
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

9) Kependudukan Data kependudukan antara lain meliputi jumlah


penduduk, laju pertumbuhan penduduk, struktur umur, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, ketenagakerjaan, mata pencaharian,
tingkat pendapatan dan lain-lain. Data tersebut berdasarkan data
kondisi saat ini dan data proyeksi 20 (dua puluh) tahun kedepan.
10)Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Data kondisi sosial ekonomi
masyarakat meliputi:
 data sumber mata pencaharian;
 penilaian kemiskinan;
 profil kesehatan penduduk, jenis penyakit, dan jumlah
prasarana kesehatan;
 kesadaran terhadap pengelolaan air limbah domestik; dan
 kesediaan membayar untuk layanan sanitasi.
11)Data Kondisi SPALD Saat Ini Data kondisi SPALD saat ini
dikelompokkan dalam Data Teknis dan Data Non Teknis.
 Data Teknis
Data teknis yang diperlukan untuk SPALD-S antara lain
meliputi:
(1) data sumber air minum;
(2) data area pelayanan SPALD-S;
(3) data Kepala Keluarga (KK) yang menggunakan cubluk dan
tangki septik;
(4) data Sarana Pengangkutan Lumpur Tinja meliputi jumlah
sarana, jenis sarana, volume, dan ritasi;
(5) data IPLT meliputi jumlah dan luas IPLT, tahun
pembangunan, proses pengolahan lumpur tinja, data efluen
dari IPLT, kelengkapan prasarana dan sarana pendukung,
disertai dengan denah lokasi dan diagram proses
pengolahan.
Data teknis yang diperlukan untuk SPALD-T antara lain
meliputi:
(1) data sumber air minum, meliputi sumber, cakupan
pelayanan SPAM;
(2) data cakupan pelayanan SPALD-T
(3) data Sambungan Rumah yang menggunakan SPALD-T;
dan
(4) data IPALD meliputi jumlah dan luas IPALD, tahun
pembangunan, proses pengolahan air limbah domestik,
data efluen dari IPALD, kelengkapan prasarana dan sarana
pendukung, disertai dengan denah lokasi dan diagram
proses pengolahan.

BAB E-14
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

 Data Non Teknis


Data non teknis yang diperlukan untuk SPALD antara lain
meliputi:
(1) data kebiasaan BABS;
(2) kondisi pengelolaan keuangan Unit pengelola SPALD,
yang meliputi:
a. kondisi keuangan dalam penyelenggaraan SPALD;
b. kemampuan keuangan daerah dan/atau kawasan
dalam menyelenggarakan SPALD; dan
c. investasi sektor swasta dalam menyelenggarakan
SPALD;
(3) kondisi kelembagaan yang mengelola SPALD, yang
meliputi:
a. struktur lembaga pengelola SPALD; dan
b. Keterlibatan swasta dalam mengelola SPALD;
(4) data pengaturan dalam mengelola SPALD.

3. Analisis Kondisi Penyelenggaraan SPALD


• Harmonisasi Kebijakan dan Strategi SPALD Kementerian/Lembaga
(K/L) Dalam Penyusunan Rencana Induk SPALD, dilaksanakan
harmonisasi Kebijakan dan Strategi SPALD Kementerian/Lembaga
(K/L), yang mencakup:
1) tujuan, sasaran,dan jangka waktu Kebijakan dan Strategi SPALD
Kementerian/Lembaga (K/L); dan
2) program prioritas Kebijakan dan Strategi SPALD
Kementerian/Lembaga (K/L)dan target kinerja serta lokasi
program prioritas.

• Harmonisasi RTRW Pelaksanaan harmonisasi RTRW dalam


menyusun rencana penyelenggaraan SPALD mencakup:
1) tujuan dan sasaran RTRW;
2) struktur tata ruang saat ini;
3) rencana pola ruang;
4) pola ruang saat ini; dan
5) indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah.
Harmonisasi RTRW ditujukan untuk memperoleh informasi bagi
analisis gambaran umum kondisi daerah. Dengan melakukan
harmonisasi RTRW, dapat diidentifikasi (secara geografis) arah
pengembangan wilayah, arah kebijakan dan tahapan pengembangan
wilayah per 5 (lima) tahun dalam 20 (dua puluh) tahun kedepan. \

Harmonisasi RTRW ini bertujuan untuk:

BAB E-15
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

1) menelaah pengaruh rencana struktur tata ruang terhadap


penyelenggaraan SPALD;
2) menelaah pengaruh rencana Pola Ruang terhadap
penyelenggaraan SPALD; dan
3) menelaah lokasi IPALD dan IPLT yang telah ditetapkan pada
RTRW, serta kesesuaian lokasi tersebut dengan kriteria pemilihan
lokasi IPALD dan IPLT, antara lain:
(a) jarak IPAL dan/atau IPLT dengan permukiman;
(b) topografi dan kemiringan lahan;
(c) jenis tanah;
(d) tata guna lahan;
(e) badan air penerima;
(f) banjir;
(g) legalitas lahan; dan
(h) batas administrasi wilayah.

• Analisis Gambaran Kondisi SPALD


Sebelum menentukan arah dan strategi penyelenggaraan SPALD,
harus disepakati mengenai potensi dan permasalahan
penyelenggaraanSPALDpada daerah dan kawasan perencanaan.
Analisis kondisi penyelenggaraan SPALD diharapkan mampu
mengidentifikasi antara lain:
1) kondisi dan perkembangan perilaku masyarakat dalam
membuang air limbah domestik;
2) kondisi kesehatan masyarakat terkait penyelenggaraan SPALD di
daerah dan kawasan perencanaan;
3) kondisi pencemaran air limbah domestik saat ini dan yang akan
datang tanpa adanya penyelenggaraan SPALD;
4) capaian kinerja penyelenggaraan SPALD jangka pendek
sebelumnya;
5) permasalahan yang terjadi dalam penyelenggaraan SPALD pada
aspek teknis, kelembagaan, keuangan, peran serta masyarakat
dan peraturan;
6) potensi yang dapat dikembangkan pada aspek teknis dalam
penyelenggaraan SPALD;
7) potensi yang dapat dikembangkan pada aspek keuangan
Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan SPALD;
8) potensi yang dapat dikembangkan pada aspek kelembagaan
Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan SPALD; dan
9) potensi yang dapat dikembangkan pada aspek peran serta
masyarakat dalam penyelenggaraan SPALD.

BAB E-16
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

4. Perumusan dan Penetapan Kebijakan dan Strategi


Dalam perumusan dan penetapan kebijakan dan strategi
penyelenggaraan SPALD dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut:
• Perumusan Isu Strategis Perumusan isu strategis berdasarkan:
1) hasil harmonisasi kebijakan dan strategi SPALD yang ditetapkan
oleh Kementerian/Lembaga;
2) hasil harmonisasi RTRW dan/atau RDTR;
3) hasil analisis gambaran pelayanan SPALD antara lain meliputi:
(a) perilaku masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik;
(b) permasalahan dan potensi dalam penyelenggaraan SPALD;

(c) permasalahan dan potensi pembiayaan dalam


penyelenggaraan SPALD; dan (d) penentuan kawasan rawan
sanitasi khusus air limbah domestik;
4) isu strategis pada cakupan global.
• Penentuan Arah Kebijakan dan Strategi SPALD Tahapan berikutnya
dilakukan penentuan arah kebijakan dan strategi penyelenggaraan
SPALD. Kebijakan dan strategi yang disusun tidak bertentangan
dengan kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat. Dalam menentukan arah kebijakan dan strategi SPALD
dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
1) Analisis Arah Kebijakan Penyelenggaaan SPALD Analisis arah
kebijakan dan strategi SPALD dilaksanakan dengan
mempertimbangkan hasil perumusan isu strategis
penyelenggaraan SPALD daerah dan/atau kawasan. Analisis arah
kebijakan penyelenggaraan SPALD ditentukan dengan
melaksanakan analisis metode pemilihan arah kebijakan
prasarana dan sarana air limbah domestik, yang dapat dianalisis
antara lain dengan metode Strengths, Weaknesses,
Opportunities, and Threats (SWOT), metode Analytical Hierarchy
Process (AHP) atau dengan metode lain sesuai perkembangan
ilmu pengetahuan.
2) Penentuan Arah Kebijakan Penyelenggaraan SPALD Dalam
menentukan arah kebijakan dan strategi SPALD menetapkan
kebijakan dan strategi sebagai berikut:
(a) kebijakan dan strategi pengembangan prasarana dan sarana
SPALDpaling sedikit meliputi:
(1) optimalisasi SPALD-S yang sudah berjalan;
(2) kombinasi SPALD-S dan SPALD-T sesuai dengan kondisi
daerah dan/atau kawasan perencanaan; dan/atau
(3) peningkatan prasarana dan sarana SPALD dengan
teknologi maju.

BAB E-17
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

(b) kebijakan dan strategi pengembangan kelembagaan dan


SDM;
(c) kebijakan dan strategi dalam pembiayaan penyelenggaraan
SPALD;
(d) kebijakan dan strategi peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan SPALD; dan
(e) kebijakan dan strategi pengaturan dalam penyelenggaraan
SPALD.

5. Rencana Program dan Tahapan Pelaksanaan Program Rencana


program penyelenggaraan SPALD ditentukan berdasarkan kebijakan
dan strategi penyelenggaraan SPALD yang telah ditentukan berdasarkan
metode analisis yang digunakan yang terdiri atas:
• Rencana Umum Proyeksi populasi dan pengembangan daerah
dan/atau kawasan perencanaan, meliputi:
1) Penentuan daerah perencanaan SPALD yang ditentukan
berdasarkan:
(a) Rencana pengembangan daerah dan/atau kawasan, yang
merupakan hasil harmonisasi RTRW dan/atau RDTR meliputi:
(1) kawasan perkotaan saat ini;
(2) kawasan pariwisata saat ini;
(3) kawasan strategis nasional saat ini;
(4) rencana struktur tata ruang jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang;dan
(5) proyeksi populasi dan kepadatan penduduk jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
(b) Penentuan Zona Perencanaan penyelenggaraan SPALD
untuk 20 (dua puluh) tahun mendatang yang
mempertimbangkan:
(1) keseragaman tingkat kepadatan penduduk;
(2) keseragaman bentuk topografi dan kemiringan lahan;
(3) keseragaman tingkat kepadatan bangunan;

(4) keseragaman tingkat permasalahan pencemaran air


tanah dan permukaan;
(5) kesamaan badan air penerima; dan
(6) pertimbangan batas administrasi.
(c) Penentuan Zona Prioritas penyelenggaraan SPALD untuk 5
(lima) tahun mendatang dalam penyelenggaraan SPALD
dengan mempertimbangkan:
(1) kepadatan penduduk;

BAB E-18
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

(2) beban pencemaran/angka Biological Oxygen Demand


(BOD);
(3) angka kondisi sanitasi; dan
(4) angka kesakitan dari penyakit bawaan air.

• Standar dan Kriteria Teknis Penyelenggaraan SPALD Standar dan


kriteria teknis penyelenggaraan SPALD berupa:
(1) Standar teknis penyelenggaraan SPALD Standar teknis
penyelenggaraan SPALD paling sedikit meliputi:
(a) cakupan rencana pelayanan SPALD-S minimal 60% (enam
puluh persen);
(b) daerah dengan kepadatan penduduk >150 jiwa/Ha
diharapkan memiliki sebuah sistem jaringan dan minimal
memiliki IPAL skala permukiman;
(c) daerah dan/atau kawasan dengan jumlah penduduk minimal
50.000 (lima puluh ribu) jiwa dan telah memiliki tangki septik,
diharapkan memiliki sebuah IPLT; dan
(d) pengolahan air limbah domestik diharapkan dapat
menghasilkan effluen air limbah domestik yang tidak
melampaui
(2) Kriteria penyelenggaraan SPALD Kriteria penyelenggaraan
SPALD meliputi:
(a) karakteristik air limbah domestik pada Zona Perencanaan
yaitu timbulan dan beban organik air limbah domestik;
(b) proyeksi timbulan dan beban organik air limbah domestik
pada Zona Perencanaan;
(c) jenis SPALD pada Zona Perencanaan;
(d) kriteria teknis dalam penyelenggaraan SPALD-S; dan
(e) kriteria teknis dalam penyelenggaraan SPALD-T.

• Rencana Program Penyelenggaraan SPALD; Program


penyelenggaraan SPALD mencakup persentase target dan biaya
penyelenggaraan SPALD jangka panjang yang terdiri atas:
1) program pengembangan prasarana dan sarana SPALD-S;
2) program pengembangan prasarana dan sarana SPALD-T;
3) program pengembangan kelembagaan dan SDM, yang diarahkan
dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan SPALD secara
proporsional antara regulator dan operator (kelembagaan operator
penyelenggaraan SPALD diarahkan pada peran serta masyarakat
atau pelaku usaha); dan
4) program pengembangan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan SPALD.

BAB E-19
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

• Tahapan Pelaksanaan Program Program penyelenggaraan SPALD


yang telah disusun, kemudian dirinci berdasarkan jangka waktu
perencanaan (jangka panjang, jangka menengah dan jangka
pendek).
(1) Rencana Jangka Panjang Rencana jangka panjang merupakan
perencanaan penyelenggaraan SPALD sampai 20 (dua puluh)
tahun mendatang, yang disusun berdasarkan kebijakan dan
strategi penyelenggaraan SPALD yang telah ditentukan.
(2) Rencana Jangka Menengah Rencana jangka menengah
merupakan perencanaan penyelenggaraan SPALD sampai 5
(lima) tahun mendatang, rencana pembangunan prasarana dan
sarana air limbah domestik sesuai dengan permasalahan yang
ada dan strategi yang akan dilaksanakan untuk
penyelenggaraan SPALD pada daerah dan kawasan
perencanaan.
(3) Rencana Jangka Pendek /Tahap Mendesak Rencana jangka
panjang merupakan perencanaan penyelenggaraan SPALD
sampai 1 - 2 tahun kedepan rencana pembangunan prasarana
dan sarana air limbah domestik yang diprioritaskan pada
pemenuhan kebutuhan dasar sanitasi sebagai dasar
pengelolaan air limbah domestik.

6. Indikasi Pembiayaan Penyelenggaraan SPALD Indikasi pembiayaan


penyelenggaraan SPALD berasal dari APBN, APBD Provinsi, APBD
Kabupaten/Kota, pelaku usaha, dan masyarakat. Pembiayaan tersebut
dirinci berdasarkan program yang ditetapkan.
7. Konsultasi Publik Rencana Induk Rencana Induk SPALD harus
disosialisasikan untuk mendapatkan masukan dan tanggapan dari
stakeholder sebelum ditetapkan. Dalam pelaksanaan sosialisasi
tersebut, dihadiri antara lain:
• instansi yang menangani pengendalian pencemaran air, air limbah
domestik, dan infrastruktur;
• pelaku usaha;
• tokoh masyarakat;
• Perguruan Tinggi; dan
• Lembaga Swadaya Masyarakat dan Kelompok masyarakat.

e) Proses Penyusunan Rencana Induk


Proses penyusunan Rencana Induk dapat dilihat pada bagan yang terdapat
dalam Gambar 2. Rancangan induk memuat keseluruhan gambaran mengenai

BAB E-20
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

system pengelolaan air limbah domesik perkotaan dengan cara mengetahui


kebutuhan administratif di daerah lokasi, juga memuat kebijakan untuk
pelaksanaan program pengelolaan air limbah domestik. Hal utama yang perlu
diperhatikan adalah penentuan skema dasar yang meliputi:
− Periode desain
− Daerah rencana
− Sistem/proses pengolahan Hal lain yang menjadi bahan pertimbangan
adalah:
− Jumlah penduduk saat ini dan proyeksi sesuai periode desain
− Rencana umum tata ruang kota
− Kondisi perumahan
− Peta dan panjang jalan
− Data mengenai kualitas air di sungai utama
− Fasilitas penyediaan air bersih
− Konfirmasi dengan peraturan legal lainnya yang terkait
− Rencana anggaran
− Persepsi masyarakat Prosedur dalam membuat rancangan induk dapat
diuraikan sebagai berikut:

A. Penentuan Skema Dasar


a. Periode desain Periode desain harus ditetapkan berdasarkan
gambaran yang akan datang di daerah tersebut. Sistem dan proses
pengelolaan air limbah mempunyai peranan yang sangat penting dan
ikut menjaga kenyamanan lingkungan hidup. Walaupun demikian
semua fasilitas sesuai Rancangan Induk akan memakan waktu yang
bertahun-tahun. Rancangan induk harus dibuat berdasarkan prediksi
gambaran masa yang akan datang di daerah rencana, dianjurkan
untuk mengambil periode desain selama 20 tahun dan dijabarkan
menjadi 5 tahunan setiap tahap.
b. Daerah Rencana Daerah rencana merupakan daerah pelayanan
yang diusahakan mencakup keseluruhan kota dengan pendekatan
bertahap dan efektifitas serta efisiensi. Daerah rencana merupakan
daerah target dimana air limbah akan disalurkan, ditampung dan
diolah menjuju bangunan instalasi pengolahan air limbah domestik
c. Sistem dan proses pengolahan air limbah Sistem pengolahan air
limnah yang akan dipergunakan, dapat berupa system pengolahan
air limbah terpusat (off site) atau setempat (on site). Sedangkan
proses atau teknologi pengolahan air limbah terdiri atas tiga kategori,
yaitu pengolahan fisik, pengolahan kimia, dan pengolahan biologi.
Penentuan proses pengolahan air limbah harus memperhatikan:
kepadatan penduduk, sumber air yang ada, permeabilitas tanah,
kedalaman muka air tanah, kemiringan tanah, kemampuan

BAB E-21
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

membiayai, kualitas air limbah yang akan diolah, tingkat pengolahan,


sifat instalasi pengolahan air limbah, pertimbangan masyarakat,
lokasi instalasi pengolahan, pertimbangan terhadap biaya
pembongkaran

Dalam pemilihan teknologi pengolahan air limbah (IPAL) ada beberapa hal
yang harus dipertimbangkan, antara lain sebagai berikut:
• Kualitas dan kuantitas air limbah yang akan diolah
• Kemudahan pengoperasian dan ketersediaan SDM yang memenuhi
kualifikasi untuk pengoperasian jenis IPAL terpilih
• Jumlah akumulasi lumpur
• Kebutuhan dan ketersediaan lahan

BAB E-22
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

• Biaya pengoperasian
• Kualitas hasil olahan yang diharapkan
• Kebutuhan energi

B. Survei
Survei merupakan dasar bagi pembuatan Rencana Induk. Diperlukan
waktu yang cukup dalam melakukan survei dan data yang diperlukan harus
diambil pada saat survey. Selain mengumpulkan data-data yang diperlukan
juga visualisasi keseluruhan gambaran daerah yang dapat dilihat oleh kasat
mata harus diketahui. Untuk itu perlu diusahakan agar dapat mengambil
detail tersebut, termasuk juga kondisi daerah di masa lalu, kondisi saat ini,
dan gambaran di masa yang akan datang. Survei yang harus dilakukan
meliputi :
− Kondisi alam yang meliputi, topografi, kondisi iklim, dan hidrogeologi.
− Fasilitas yang ada yang meliputi, sungai dan saluran yang ada, jalan,
− bangunan/fasilitas bawah tanah (jaringan telkom, PLN, PAM,Gas dll).

BAB E-23
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

− Pengumpulandata terkait meliputi, rencana penggunaan tanah/lahan,


rencana − pengembangan perkotaan, rencana sungai, rencana jalan,
dan rencana
− pemasangan bangunan bawah (Rencana Umum Tata Ruang Kota).
− Data mengenai kualitas badan air penerima.
− Data kependudukan.

C. Prediksi Prediksi berhubungan dengan proyeksi jumlah penduduk,


perkembangan kota, dan timbulan air limbah domestik yang pada
akhirnya menjadi acuan dasar dalam perhitungan debit/kapasitas air
limbah perkotaan. Prediksi proyeksi jumlah penduduk berkaitan erat
dengan sifat kota yang pada akhirnya menentukan jumlah penduduk dan
tingkat aktivitas.

D. Perencanaan fasilitas Perencanaan fasilitas menyangkut:


 Penentuan standar desain
 Pertimbangan untuk fasilitas dasar Penentuan standar desain
 Perhitungan debit/kapasitas air limbah domestik.
 Penentuan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik
 Penentuan Proses/Teknologi Pengolahan Air Limbah Domestik
Pertimbangan untuk fasilitas dasar
 Perhitungan dimensi dan panjang perpipaan
 Perhitungan desain proses/teknologi pengolahan air limbah domestik
 Bangunan Perlengkapan

E. Evaluasi Rancangan Induk untuk Sistem/Proses Pengolahan Air Limbah


Domestik terdiri dari skema drainase, survei, prediksi, rencana fasilitas,
maka masing-masing hal tersebut harus dipertimbangkan secara
terintegrasi pada evaluasi Rancangan Induk. Pertimbangan terhadap
masalah non teknis yang meliputi :
 Peraturan
 Persepsi masyarakat
 Pemeliharaan dan pengoperasian
 Pembiayaan − Kelembagaan

F. Penentuan Rancangan Induk Master Plan Sistem/Proses Pengolahan


Air Limbah Rancangan Induk untuk Pengelolaan Air Limbah Domestik
harus dibuat setelah gambaran daerah target di masa datang telah
diperkirakan dengan baik. Program pengelolaan air limbah harus
dilaksanakan sesuai dengan rencana. Walaupun pada kenyataannya
pelaksanaan ini akan memakan waktu bertahun-tahun dan memerlukan

BAB E-24
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

banyak investasi untuk menyelesaikan semua fasilitas yang telah


ditetapkan dalam perencanaan.

STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY)


A. PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN
Studi kelayakan pengembangan SPALD adalah suatu studi untuk
mengetahui tingkat kelayakan usulan pembangunan SPALD di suatu wilayah
pelayanan ditinjau dari aspek kelayakan teknis, keuangan dan ekonomi. Studi
kelayakan pengembangan SPALD wajib disusun berdasarkan:
1. Rencana Induk pengembangan SPALD yang telah ditetapkan;
2. rencana program pengembangan SPALD pada Zona Prioritas; dan
3. kegiatan pengembangan SPALD pada Zona Prioritas.
Sementara bagi Kabupaten/Kota yang belum terdapat Rencana Induk SPALD,
studi kelayakannya disusun berdasarkan Buku Putih Sanitasi (BPS) dan
Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK).

B. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN


Maksud penyusunan studi kelayakan pengembangan SPALD yaitu agar
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memiliki acuan teknis dalam
melaksanakan perencanaan pengembangan SPALD berdasarkan hasil
pengkajian teknis, keuangan, ekonomi dan lingkungan terhadap kegiatan
pengembangan SPALD. Tujuan penyusunan studi kelayakan Pengembangan
SPALD yaitu:
1. pelayanan air limbah domestik yang kontinu;
2. perlindungan permukiman dari pencemaran air limbah domestik;
3. pengolahan air limbah domestik untuk memenuhi baku mutu efluen air
limbah domestik;
4. teridentifikasinya lembaga dan SDM dalam menyelenggarakan SPALD;
5. pelayanan air limbah domestik yang terjangkau oleh masyarakat atau
pengguna layanan;
6. teridentifikasinya risiko lingkungan dan rencana tindak mitigasi terhadap
risiko lingkungan dari kegiatan pengembangan SPALD; dan
7. teridentifikasinya biaya dan sumber biaya dalam menyelenggarakan
SPALD.

C. KLASIFIKASI STUDI KELAYAKAN


Studi kelayakan pengembanganSPALD dapat berupa :
1. Studi Kelayakan Studi kelayakan merupakan kajian kelayakan teknis,
keuangan, dan ekonomi serta analisis risiko lingkungan terhadap suatu
kegiatan pengembangan sebagian atau seluruh komponen SPALD,
dengan cakupan layanan penduduk lebih dari 100.000 (seratus ribu) jiwa

BAB E-25
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

2. Justifikasi Teknis dan Biaya Justifikasi teknis dan biaya adalah kajian
kelayakan teknis dan keuangan terhadap suatu kegiatan pengembangan
sebagian atau seluruhkomponen SPALD, dengan cakupan layanan
kurang dari 100.000 (seratus ribu) jiwa.

Tahapan Penyusunan Studi Kelayakan SPALD terdiri atas:


Tahap 1.
Persiapan penyusunan Studi Kelayakan SPALD
1) Pembentukan tim penyusun studi kelayakan SPALD.
2) Penyamaan persepsi dan orientasi dalam penyusunan studi kelayakan
SPALD.

Tahap 2.
Pengkajian kelayakan teknis
Kajian kelayakan teknis SPALD merupakan analisis kegiatan pengembangan
komponen SPALD terhadap kriteria kajian teknis yaitu:
1) rencana teknik operasional;
2) kebutuhan lahan;
3) kebutuhan air dan energi;
4) kemudahan dan kehandalan konstruksi;
5) kemudahan pengoperasian dan pemeliharaan;
6) kemudahan suku cadang;

BAB E-26
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

7) umur teknis; dan


8) kebutuhan sumber daya manusia.

Kajian teknis dapat dilaksanakan terhadap beberapa alternatif pengembangan


SPALD, yang disajikan secara jelas dan akan dipilih alternatif yang terbaik oleh
tim teknis. Alternatif pilihan merupakan alternatif terbaik ditinjau berdasarkan
kriteria kajian. Perkiraan nilai proyek/investasi berdasarkan alternatif yang
dipilih, dengan tingkat akurasinya 90-95%.

Tahapan pengkajian kelayakan teknis:


1) Identifikasi rencana kegiatan pengembangan SPALD dalam tahapan dan
Zona Prioritas yang tercantum pada Rencana Induk SPALD. Rencana
program dan kegiatan pengembangan SPALD yang akan dikaji ditujukan
pada daerah yang ditentukan sebagai tahapan dan Zona Prioritas.
2) Pengumpulan data daerah pengembangan SPALD pada Zona Prioritas
Gambaran daerah pengembangan SPALD meliputi:
(a) deskripsi Zona Prioritas;
(b) topografi;
(c) iklim;
(d) kualitas sungai dan rencana pengelolaan SDA;
(e) kualitas air tanah;
(f) geologi;
(g) prasarana, sarana dan utilitas;
(h) rencana penataan wilayah; dan
(i) kependudukan.

3) Perkiraan timbulan air limbah domestik Perkiraan timbulan air limbah


domestik ditentukan berdasarkan:
(a) proyeksi penduduk dan perkiraan pengembangan kawasan sesuai
dengan besaran rencana pengembangan; dan
(b) pemakaian air sesuai dengan kebutuhan domestik dan kawasan.

4) Karakteristik timbulan air limbah domestik Karakteristik timbulan air limbah


domestik ditentukan berdasarkan survei karakteristik timbulan air limbah
domestik.
5) Kondisi sosialdan ekonomi Kondisi yang perlu diperhatikan pada Zona
Prioritas meliputi:
(a) daerah dan/atau kawasan yang memiliki potensi ekonomi tinggi,
dihitung berdasarkan Pendapatan Domestik Rerata Bruto (PDRB);
(b) daerah dan/atau kawasan dengan tingkat kesehatan yang buruk,
dihitung berdasarkan SPM;

BAB E-27
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

(c) kawasan rawan sanitasi, khususnya air limbah domestik, berdasarkan


studi antara lain EHRA;
(d) kawasan dengan kepadatan penduduk tinggi, >150.000 jiwa/Km2;
dan/atau
(e) kuantitas dan kualitas SDM dalam mengelola komponen SPALD,
berdasarkan persentase keikutsertaan dalam bimtek pengelolaan air
limbah domestik.

6) Pelaksanaan kajian kelayakan teknis rencana kegiatan pengembangan


SPALD pada tiap komponen SPALD yang akan dikembangkan terhadap
kriteria kajian teknis. Tahap

Tahap 3.
Analisis risiko lingkungan
Analisis risiko lingkungan meliputi analisis dampak negatif pada lingkungan,
baik pada saat pelaksanaan konstruksidan/atau pengoperasian. Analisis risiko
lingkungan dilakukan terhadap aspek lingkungan pada area yang diperkirakan
akan terkena dampak langsung atau tidak langsung dari kegiatan
pengembangan komponen SPALD, serta meninjau dampak lanjutan terhadap
dampak negatif yang dapat timbul. Analisis risiko lingkungan dianalisis
berdasarkan:
1) pencemaran udara;
2) pencemaran air permukaan dan air tanah dalam;
3) pencemaran tanah;
4) kebisingan;
5) lalu lintas;
6) kesehatan dan keselamatan manusia; dan
7) estetika.
Hasil analisis risiko lingkungan digunakan untuk menyusun rencana tindak
mitigasi dalam setiap tahap pelaksanaan konstruksi dan pengoperasian
SPALD.

Tahap 4.
Pengkajian kelayakan keuangan dan ekonomi
1) Umum Pengkajian kelayakan keuangan dilaksanakan untuk mendapatkan
gambaran proyeksi keuntungan keuangan terbaik bagi penyelenggara
dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan pengkajian kelayakan ekonomi
disusun dengan cara analisis ekonomi untuk mendapatkan gambaran
manfaat yang diterima oleh masyarakat untuk mewujudkan peningkatan
kesehatan, produktivitas masyarakat, dan perlindungan lingkungan. Dalam
menyusun pengkajian keuangan dan ekonomi SPALD, hal yang harus
diperhatikan diawali dengan penentuan tahun proyeksi. Jumlah atau lama

BAB E-28
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

tahun proyeksi kelayakan keuangan dan ekonomi ditetapkan sejak tahun


pertama investasi pelaksanaan kegiatan pengembangan SPALD dimulai
sampai tahun berakhirnya manfaat dari investasi. Tahun proyeksi
berdasarkan lingkup kegiatan sebagai berikut:
(a) jumlah tahun proyeksi kelayakan keuangan dan ekonomi kegiatan
SPALD-S (IPLT) minimal 20 tahun; dan
(b) jumlah tahun proyeksi kelayakan keuangan dan ekonomi kegiatan
SPALD-T minimal 20 tahun.

Pelaksanaan kajian kelayakan keuangan dan ekonomi kegiatan


pengembangan SPALD harus memperkirakan seluruh biaya yang timbul
dan manfaat yang timbul dari kegiatan investasi dan pengoperasian serta
memperkirakan selisih atau membandingkan antara biaya dan manfaat
selama tahun proyeksi. Analisis biaya dan manfaat pada kegiatan
pengembangan SPALD perlu mempertimbangkan hal-hal seperti:
(a) manfaat secara keuangan dan ekonomi baik langsung maupun tidak
langsung, yang terukur maupun tidak terukur pada institusi pengelola
maupun masyarakat;
(b) peningkatan derajat kesehatan dan produktivitas masyarakat; dan (c)
faktor ekonomi lingkungan.

2) Komponen biaya dan manfaat


Biaya yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan SPALD dapat dibagi
menjadi dua komponen yaitu biaya investasi serta biaya pengoperasian dan
pemeliharaan.
(a) Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan biaya yang digunakan untuk perencanaan,
pengadaan dan konstruksi SPALD Dalam menentukan biaya investasi
pengembangan SPALD perlu mempertimbangkan hal sebagai berikut:
(1) Investasi prasarana dan sarana pengembangan SPALD (SPALD-S
dan SPALD-T);
(2) perhitungan kelayakan keuangan dan ekonomi kegiatan
pengembangan SPALD harus memperhitungkan perbedaan
karakteristik biaya yang timbul antara lain:
a. perluasan/penambahan prasarana yang sudah ada; dan/atau
b. pembangunan prasarana pada daerah atau kawasan baru
(3) perkiraan biaya investasi dan pengembalian modal
a. Seluruh biaya investasi yang diperlukan dalam kegiatan
pengembangan SPALD harus memperkirakan investasi awal dan
investasi lanjutan yang diperlukan sesuai tahapan
pengembangan SPALD termasuk investasi penggantian
(replacement) aset yang sudah usang.

BAB E-29
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

b. Pengembalian modal investasi harus memperkirakan


perhitungan depresiasi (penyusutan) terhadap prasarana dan
sarana terbangun. Perhitungan depresiasi masing-masing
prasarana dan sarana dihitung bedasarkan standar usia/umur
manfaat prasarana dan sarana.
c. Apabila biaya investasi prasarana dan sarana SPALD bersumber
dari dana pinjaman(sebagian atau sebagian besar), makabunga
pinjaman harus diperhitungkan dalam komponen pengembalian
modal. Komponen biaya investasi SPALD dapat dicermati pada
tabel berikut ini:

(b) Biaya pengoperasian dan pemeliharaan SPALD


Biaya pengoperasian dan pemeliharaan merupakan biaya yang timbul
untuk mengoperasikan prasarana terbangun agar mampu memberi
manfaat pelayanan sesuai kapasitasnya secara berkelanjutan dan
berdaya guna sesuai umur rencananya. Biaya pengoperasian dan
pemeliharaan SPALD dihitung dalam satuan Rupiah/tahun. Biaya
pengoperasian dan pemeliharaan SPALD perlu mempertimbangkan hal
berikut:

BAB E-30
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

(1) seluruh biaya pengoperasian dan pemeliharaan yang diperlukan


untuk mengoperasikan sarana dan prasarana terbangun sesuai SOP
harus diperkirakan dalam satuan Rupiah/tahun serta diproyeksikan
selama tahun proyeksi dengan memperhitungkan peningkatan biaya
pengoperasian; dan
(2) seluruh biaya umum dan administrasi yang diperlukan untuk
membiayai pengoperasian lembaga pengelola harus diperkirakan
dalam Rupiah/tahun serta diproyeksikan selama tahun proyeksi
dengan memperhitungkan perkiraan tingkat inflasi dan
pengembangan kapasitas lembaga pengelola. Komponen biaya
pengoperasian dan pemeliharaan SPALD dapat dicermati pada tabel
berikut ini:

(c) Komponen Manfaat Keuangan dan Ekonomi


(1) Manfaat Keuangan

BAB E-31
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

a. Seluruh potensi retribusi/tarif yang akan diterima oleh lembaga


pengelola sebagai akibat dari pelayanan air limbah domestik
harus diperkirakan berdasarkan perkiraan jumlah pelanggan yang
dilayani dan perkiraan retribusi/tarif rata-rata setiap tahun.
b. Proyeksi kenaikan jumlah pelanggan air limbah domestik harus
dihitung berdasarkan skenario peningkatan jumlah pelanggan
hingga tercapainya kapasitas optimum (Full Capacity) sesuai
dengan rencana teknis proyek.
c. Proyeksi kenaikan tarif air limbah domestik memperhitungkan
proyeksi kenaikan biaya pengoperasian.
d. Struktur Retribusi/TarifAir Limbah Domestik Mengingat pelanggan
air limbah domestik berasal dari berbagai tingkat dan golongan
masyarakat yang berbeda kemampuan keuangan/daya belinya,
maka perkiraan pendapatan Retribusi/Tarifair limbah domestik
harus memperhitungkan:
1. perkiraan Retribusi/Tarif per golongan pelanggan dan per jenis
pelayanan; dan
2. perkiraan jumlah pelanggan per golongan pelanggan dan per
jenis pelayanan.
Perkiraan Tarif/Retribusi per golongan pelanggan harus direncanakan
sebagai Tarif/Retribusiterdiferensiasi untuk penerapan subsidi silang
kepada pelanggan yang berpenghasilan rendah.
Perkiraan struktur Retribusi/Tarif dan Retribusi/Tarifper golongan
pelanggan, harus memperhitungkankomponen perkiraan tarif
pelayanan air limbah domestik sebagai berikut:
a. biaya pengoperasian dan pemeliharaan;
b. biaya depresiasi atau amortisasi;
c. biaya pinjaman (pokok dan bunga) untuk kegiatan yang
menggunakan dana pinjaman;
d. biaya umum dan administrasi; dan
e. biaya pengembalian modal.

(2) Manfaat Ekonomi Manfaat ekonomi merupakan seluruh manfaat


ekonomi yang timbul dari keberadaan kegiatan pengembangan
SPALD yang harus memperkirakan:
a. manfaat ekonomi kegiatan pengembangan SPALD yang dapat
diukur dengan nilai uang (tangible) baik berupa manfaat langsung
(direct) maupun manfaat tidak langsung (indirect) harus
dikonversikan dengan standar konversi dan dapat
dipertanggungjawabkan berdasarkan kaidah ekonomi yang
diperhitungkan dalam satuan Rupiah/tahun; dan

BAB E-32
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

b. manfaat ekonomi kegiatan pengembangan SPALD yang tidak


dapat diukur dengan nilai uang (intangible) harus dijelaskan
dengan menggunakan data statistik yang relevan dan dapat
dipertanggungjawabkan dalam satuan Rupiah/tahun. Komponen
manfaat ekonomi SPALD dapat dicermati pada tabel berikut ini:

E.3. PROGRAM KERJA


Program kerja yang akan disusun meliputi rencana pengerahan tenaga
ahli dan rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan serta metodologi dan
pendekatan yang akan digunakan.
Program kerja ini sebaiknya didiskusikan pada saat pre award meeting
bersama Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persepsi yang sama dalam
pelaksanaannya. Jadwal pelaksanaan yang di usulkan konsultan pada Paket
Pekerjaan Penyusunan Master Plan Sistem Air Limbah Perkotaan Kab. Kutai
Timur adalah sebagai berikut :

Tahap Tahap Rencana Tahap Tender


Tahap Konsep Tahap Pra – Pengembangan Detail
Rencana Teknis Rencana Teknis Rencana
Konsep Penyiapan Gambar Pra Rencana. Gambar Rencana kerja dan Dokumen tambahan
Rencana Teknis dan Perkiraan biaya Pengembangan syarat – syarat (RKS). hasil penjelasan
uraian rencana kerja pembangunan. Masterplan Gambar Rencana pekerjaan.
konsultan perencana. Pengelolaan Air Kerja DED
Garis besar rencana Limbah Perkotaan
Konsep skematik kerja dan syarat – Biaya Estimate
rencana teknis. Kabupaten Kutai
syarat (RKS) Timur. Engginer (EE).
Laporan data dan
informasi lapangan. Uraian konsep
Masterplan
Pengelolaan Air
Limbah Perkotaan
Kabupaten Kutai
Timur untuk periode
20 tahun
Rencana kerja dan
syarat – syarat (RKS)

BAB E-33
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

Tabel Curva S Pelaksanaan Pekerjaan

BAB E-34
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

Pendekatan teknis yang diterapkan dalam melaksanakan kegiatan mengacu


pada:
1. Kerangka Acuan Kerja dan Penjelasan Pekerjaan
2. Apresiasi Team dalam Pemahaman Pekerjaan
3. Tinjauan Lapangan tentang kondisi secara umum dan permasalahan serta
pemecahan yang akan dilakukan

E.3.1. PERSIAPAN DAN INVENTARIS DATA


Dalam pekerjaan persiapan hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Mobilisasi personil dan penyusunan rencana jadwal kerja
2. Persiapan administrasi (perijinan, surat tugas, dan hal-hal yang berhubungan
dengan administrasi proyek)
3. Persiapan personil dalam hal ini orang-orang yang terlibat dalam proyek baik
team leader, tenaga ahli, ass. tenaga ahli, drafman, surveyor dan tenaga
pendukung lainnya
4. Persiapan peralatan baik peralatan kantor maupun lapangan untuk
mendukung proyek
5. Persiapan rencana kerja menyangkut tahap awal sampai akhir proyek
dengan memperhatikan jadwal yang sudah ditentukan
6. Persiapan pekerjaan kantor, menyangkut pengolahan data, analisis data
sekunder, dan pengurusan administrasi.
7. Persiapan pekerjaan survei, yang meliputi kegiatan perencanaan jadwal
pelaksanaan survei, perhitungan waktu persiapan, lama perjalanan,
persiapan ketersediaan alat survei, dan waktu pelaksanaan

E.3.2.PELAKSANAAN SURVEY
Dalam pelaksanaan survey untuk pengumpulan data dan informasi
meliputi:
− Kondisi alam yang meliputi, topografi, kondisi iklim, dan hidrogeologi.
− Fasilitas yang ada yang meliputi, sungai dan saluran yang ada, jalan,
− bangunan/fasilitas bawah tanah (jaringan telkom, PLN, PAM,Gas dll).
− Pengumpulandata terkait meliputi, rencana penggunaan tanah/lahan,
rencana − pengembangan perkotaan, rencana sungai, rencana jalan,
dan rencana
− pemasangan bangunan bawah (Rencana Umum Tata Ruang Kota).
− Data mengenai kualitas badan air penerima.
− Data kependudukan.

E.3.3.PROSES PENYUSUNAN DATA


Dalam proses penyusunan data dilakukan melalui identifikasi
karakteristik Air Limbah Perkotaan pada lokasi pekerjaan yakni meliputi:
1. Rencana Umum, yang meliputi:
• gambaran umum daerah dan kawasan rencana;dan

BAB E-35
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

• kondisi wilayah baik fisik maupun non fisik.


2. Standar dan Kriteria Pelayanan Standar pelayanan
SPALD ditentukan berdasarkan jenis pelayanan, mutu
pelayanan, dan penerima layananyang akan diterapkan
di wilayah perencanaan. Kriteria pelayanan mencakup
kriteria teknis yang digunakan dalam SPALD sesuai
standar pelayanan yang akan diterapkan.
3. Rencana Penyelenggaraan SPALD-S dan SPALD-T
Rencana penyelenggaraan SPALD-S dan SPALD-T
didasarkan pada:
• RTRW, RDTR, dan RTR-KSN
• RPJP Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota;
• RPJM Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota;
• analisis kondisi wilayah dan kawasan perencanaan SPALD;
• analisis kondisi penyelenggaraan SPALD saat ini, termasuk
permasalahan dan potensi dalam penyelenggaraan SPALD;
• analisis keterpaduan penyelenggaraan SPALD dengan prasarana
dan sarana umum dan utilitas;
• analisis isu strategis dalam penyelenggaraan SPALD jangka panjang
20 (dua puluh) tahun perencanaan;
• penentuan kebijakan dan strategi penyelenggaran SPALD-S dan
SPALD-T jangka panjang, menengah, dan pendek untuk daerah dan
kawasan perencanaan; dan i) penentuan program dan kegiatan
dalam penyelenggaraan SPALD-S dan SPALD-T jangka panjang,
jangka menengah, dan jangka pendek.
4. Indikasi dan Sumber Pembiayaan Indikasi dan sumber
pembiayaan berupa besaran biaya penyelenggaraan
SPALD jangka panjang, jangka menengah, jangka
pendek, dan sumber pembiayaan (APBN, APBD, pelaku
usaha, dan/atau masyarakat).
5. Rencana Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia
(SDM). Rencana kelembagaan yang diperlukan dalam
penyelenggaraan SPALD antara lain meliputi bentuk
kelembagaan, struktur organisasi, dan tata kerja disertai
kebutuhan SDM.
6. Rencana Legislasi (Peraturan Perundang-undangan)
Rencana legislasi (peraturan perundang-undangan)
berupa kebutuhan peraturan perundang-undangan, baik
untuk daerah dan kawasan.

BAB E-36
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

7. Rencana Pemberdayaan Masyarakat Rencana


pemberdayaan masyarakat merupakan rencana untuk
meningkatkan pemahaman, keterlibatan, komitmen dan
sinergi masyarakat dalam menyelenggarakan SPALD.

E.3.4.PENYUSUNAN LAPORAN
Lapran yang harus dibuat sebagai hasil dari pekerjaan adalah sebagai
berikut :
1. Laporan Pendahuluan;
2. Laporan Antara Fakta dan Analisa; dan
3. Laporan Akhir.

E.4. HASIL KERJA


Pelaporan Pekerjaan yang dibuat menyesuaikan standar pada panduan
perencanaan, anatara lain :
a) Laporan Pendahuluan :
Laporan Pendahuluan (Inception Report) berisi antara lain:
 Latar belakang kegiatan.
 Ruang lingkup.
 Metodologi dan strategi pelaksanaan pekerjaan.
 Organisasi pelaksanaan
 Rencana kerja dan jadwal kegiatan dikaitkan mobilisasi tenaga ahli.
Laporan diserahkan 14 (Empat Belas) hari sejak diterbitkan SPMK
sebanyak 3 (Tiga) Dokumen dalam bentuk cetak dan soft file.
b) Laporan Antara Fakta dan Analisa serta Laporan Draf menuju
laporan akhir :
Laporan Antara Fakta dan Analisa serta Laporan Draf menuju laporan
akhir berisi antara lain :
Monitoring kegiatan Perencanaan dan sebagai wadah koordinasi antara
pengguna Jasa dan penyedia jasa.
Juga sebagai bagian dari rangkaian kegiatan asistensi yang telah
dilakukan dan penyampaian hasil design awal serta studi terhadap
penerapan saran-saran serta masukan yang diperoleh pada kegaiatan
asistensi.
Laporan diserahkan masing - masing sebanyak 3 (Tiga) Dokumen
dalam bentuk cetak dan soft file
c) Laporan Akhir :
Laporan akhir/final (Final Report) adalah laporan akhir yang mencakup
semua kegiatan yang telah dilaksanakan dan merupakan hasil
penyempurnaan konsep laporan akhir yang telah dibahas dalam rapat
pembahasan konsep laporan akhir.

BAB E-37
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR

Laporan Akhir beserta dokumen kelengkapannya diserahkan paling


lambat 166 (Seratus Enam Puluh Enam) hari setelah diterbitkannya
SPMK, sebanyak 3 (Tiga) Dokumen dalam bentuk cetak dan soft file.

BAB E-38

Anda mungkin juga menyukai