BAB E Pendekatan, Metodologi Dan Program Kerja Masterplan Air Limbah - Ramli 070623
BAB E Pendekatan, Metodologi Dan Program Kerja Masterplan Air Limbah - Ramli 070623
BAB E Pendekatan, Metodologi Dan Program Kerja Masterplan Air Limbah - Ramli 070623
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
E. BAB E
PENDEKATAN, METODOLOGI
F. DAN PROGRAM KERJA
E.1. PENDEKATAN
Pendekatan pelaksanaan Paket Pekerjaan Penyusunan Master Plan
Sistem Air Limbah Perkotaan Kab. Kutai Timur secara umum dibagi menjadi 3
(tiga) pendekatan, yaitu : (1) pendekatan normatif; (2) pendekatan fasilitatif dan
partisipatif dan (3) pendekatan teknis – akademis.
BAB E-1
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
Menghasilkan informasi tentang konsekuensi saat ini dan masa lalu dari
diterapkannya alternatif kebijakan.
e. Evaluasi
Menyediakan informasi mengenai nilai atau kegunaan dari konsekuensi
pemecahan masalah.
BAB E-2
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
BAB E-3
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
BAB E-4
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
1. Karakteristik kegiatan
2. Perilaku pengguna komponen
3. Teknologi yang tersedia dan dapat diserap
4. Peraturan / standar desain komponen.
E.2. METODOLOGI
Permasalahan lingkungan hidup merupakan persoalan yang kompleks,
sering tidak mudah untuk diselesaikan dan syarat dengan berbagai konflik
kepentingan ekonomi, politik, sosial dan budaya. Sebagai contoh sering
dilanggarnya aturan terkait dengan penataan ruang. Padahal pelanggaran
terhadap peraturan tata ruang sering merupakan awal terjadinya kerusakan
lingkungan Disamping itu juga karena keterbatasan pengetahuan teknis dalam
pencegahan pencemaran/kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh suatu
kegiatan/usaha.
Lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam
kelangsungan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu
dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-
sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan.
Semangat otonomi daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia telah membawa perubahan hubungan
dan kewenangan antara Pemerintah dan pemerintah daerah, termasuk di
bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia Nomor 04/PRT/M/2017 tentang Penyelengaraan
Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Air limbah domestik adalah air limbah
yang berasal dari usaha dan/atau kegiatan pemukiman, rumah makan,
perkantoran, perniagaan, apartemen, dan asrama.
Selanjutnya Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik yang selanjutnya
disingkat SPALD adalah serangkaian kegiatan pengelolaan air limbah domestik
dalam satu kesatuan dengan prasarana dan sarana pengelolaan air limbah
domestik. Penyelenggaraan SPALD adalah serangkaian kegiatan dalam
melaksanakan pengembangan dan pengelolaan prasarana dan sarana untuk
BAB E-5
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
pelayanan air limbah domestik. Air limbah domestik terdiri dari air limbah kakus
(black water) dan air limbah non kakus (grey water).
SPALD terdiri dari SPALD-S dan SPALD-T. SPALD Setempat yang
selanjutnya disebut SPALD-S adalah sistem pengelolaan yang dilakukan
dengan mengolah air limbah domestik di lokasi sumber, yang selanjutnya
lumpur hasil olahan diangkut dengan sarana pengangkut ke Sub-sistem
Pengolahan Lumpur Tinja. Sedangkan SPALD Terpusat yang selanjutnya
disebut SPALD-T adalah sistem pengelolaan yang dilakukan dengan
mengalirkan air limbah domestik dari sumber secara kolektif ke Sub-sistem
Pengolahan Terpusat untuk diolah sebelum dibuang ke badan air permukaaan.
Komponen SPALD-S terdiri atas:
• Sub-sistem Pengolahan Setempat;
• Sub-sistem Pengangkutan; dan
• Sub-sistem Pengolahan Lumpur Tinja.
BAB E-6
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
2. Tahapan Survey
Tahapan pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk
memperoleh data yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan
dan sasaran. Tahapan pengumpulan data terdiri dari survey primer
dan Sekunder. Persiapan Survei Lapangan, mencakup:
Penelaahan materi studi penetapan lokasi kawasan;
Pembuatan daftar data yang akan dicari di lapangan;
Pembuatan model-model untuk pengumpulan data di lapangan;
Pembuatan program kerja survei di lapangan.
BAB E-7
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
2) Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui pendapat atau opini responden
secara lebih luas, atau menggali berbagai kemungkinan jawaban tentang
mengapa, bagaimana suatu kejadian terjadi. Dalam studi ini metode
wawancara adalah wawancata terstruktur, yaitu wawancara yang dilakukan
dengan terlebih dahulu membuat daftar pertanyaan tertentu dan
mengarahkan pembicaraan logis dari pertanyaan yang telah disiapkan,
kadang-kadang juga disertai dengan jawaban-jawaban alternatif dari
responden dengan maksud mengumpulkan data lebih terarah kepada
tujuan. Wawancara dilakukan terutama untuk mengetahui pendapat atas
opini masyarakat setempat/ terdampak secara lebih luas atau menggali
berbagai kemungkinan jawaban tentang mengapa dan bagaimana suatu
kejadian terjadi.
3) Dokumentasi dan Pemetaan
Teknik pengumpulan data dengan merekam kejadian atau situasi dilokasi
yang berupa gambar (foto) untuk menunjang dalam penelitian. Dalam hal ini
pengambilan gambar akan dilakukan pada beberapa bagian lokasi studi
yaitu yang menyangkut kondisi Pengelolaan Air Limbah Perkotaan di lokasi
pekerjaan. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dan menunjang
tahapan identifikasi kawasan. Sedangkan pemetaan yaitu pemetaan
lokasiPenyusunan Master Plan Sistem Air Limbah Perkotaan Kab. Kutai
Timur.
BAB E-8
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
BAB E-9
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
BAB E-10
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
• RPJP Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota;
• RPJM Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota;
• analisis kondisi wilayah dan kawasan perencanaan SPALD;
• analisis kondisi penyelenggaraan SPALD saat ini, termasuk
permasalahan dan potensi dalam penyelenggaraan SPALD;
• analisis keterpaduan penyelenggaraan SPALD dengan prasarana
dan sarana umum dan utilitas;
• analisis isu strategis dalam penyelenggaraan SPALD jangka panjang
20 (dua puluh) tahun perencanaan;
• penentuan kebijakan dan strategi penyelenggaran SPALD-S dan
SPALD-T jangka panjang, menengah, dan pendek untuk daerah dan
kawasan perencanaan; dan i) penentuan program dan kegiatan
dalam penyelenggaraan SPALD-S dan SPALD-T jangka panjang,
jangka menengah, dan jangka pendek.
4. Indikasi dan Sumber Pembiayaan Indikasi dan sumber pembiayaan
berupa besaran biaya penyelenggaraan SPALD jangka panjang, jangka
menengah, jangka pendek, dan sumber pembiayaan (APBN, APBD,
pelaku usaha, dan/atau masyarakat).
5. Rencana Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM). Rencana
kelembagaan yang diperlukan dalam penyelenggaraan SPALD antara
lain meliputi bentuk kelembagaan, struktur organisasi, dan tata kerja
disertai kebutuhan SDM.
6. Rencana Legislasi (Peraturan Perundang-undangan) Rencana legislasi
(peraturan perundang-undangan) berupa kebutuhan peraturan
perundang-undangan, baik untuk daerah dan kawasan.
7. Rencana Pemberdayaan Masyarakat Rencana pemberdayaan
masyarakat merupakan rencana untuk meningkatkan pemahaman,
keterlibatan, komitmen dan sinergi masyarakat dalam
menyelenggarakan SPALD.
BAB E-11
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
BAB E-12
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
BAB E-13
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
BAB E-14
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
BAB E-15
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
BAB E-16
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
BAB E-17
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
BAB E-18
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
BAB E-19
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
BAB E-20
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
BAB E-21
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
Dalam pemilihan teknologi pengolahan air limbah (IPAL) ada beberapa hal
yang harus dipertimbangkan, antara lain sebagai berikut:
• Kualitas dan kuantitas air limbah yang akan diolah
• Kemudahan pengoperasian dan ketersediaan SDM yang memenuhi
kualifikasi untuk pengoperasian jenis IPAL terpilih
• Jumlah akumulasi lumpur
• Kebutuhan dan ketersediaan lahan
BAB E-22
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
• Biaya pengoperasian
• Kualitas hasil olahan yang diharapkan
• Kebutuhan energi
B. Survei
Survei merupakan dasar bagi pembuatan Rencana Induk. Diperlukan
waktu yang cukup dalam melakukan survei dan data yang diperlukan harus
diambil pada saat survey. Selain mengumpulkan data-data yang diperlukan
juga visualisasi keseluruhan gambaran daerah yang dapat dilihat oleh kasat
mata harus diketahui. Untuk itu perlu diusahakan agar dapat mengambil
detail tersebut, termasuk juga kondisi daerah di masa lalu, kondisi saat ini,
dan gambaran di masa yang akan datang. Survei yang harus dilakukan
meliputi :
− Kondisi alam yang meliputi, topografi, kondisi iklim, dan hidrogeologi.
− Fasilitas yang ada yang meliputi, sungai dan saluran yang ada, jalan,
− bangunan/fasilitas bawah tanah (jaringan telkom, PLN, PAM,Gas dll).
BAB E-23
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
BAB E-24
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
BAB E-25
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
2. Justifikasi Teknis dan Biaya Justifikasi teknis dan biaya adalah kajian
kelayakan teknis dan keuangan terhadap suatu kegiatan pengembangan
sebagian atau seluruhkomponen SPALD, dengan cakupan layanan
kurang dari 100.000 (seratus ribu) jiwa.
Tahap 2.
Pengkajian kelayakan teknis
Kajian kelayakan teknis SPALD merupakan analisis kegiatan pengembangan
komponen SPALD terhadap kriteria kajian teknis yaitu:
1) rencana teknik operasional;
2) kebutuhan lahan;
3) kebutuhan air dan energi;
4) kemudahan dan kehandalan konstruksi;
5) kemudahan pengoperasian dan pemeliharaan;
6) kemudahan suku cadang;
BAB E-26
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
BAB E-27
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
Tahap 3.
Analisis risiko lingkungan
Analisis risiko lingkungan meliputi analisis dampak negatif pada lingkungan,
baik pada saat pelaksanaan konstruksidan/atau pengoperasian. Analisis risiko
lingkungan dilakukan terhadap aspek lingkungan pada area yang diperkirakan
akan terkena dampak langsung atau tidak langsung dari kegiatan
pengembangan komponen SPALD, serta meninjau dampak lanjutan terhadap
dampak negatif yang dapat timbul. Analisis risiko lingkungan dianalisis
berdasarkan:
1) pencemaran udara;
2) pencemaran air permukaan dan air tanah dalam;
3) pencemaran tanah;
4) kebisingan;
5) lalu lintas;
6) kesehatan dan keselamatan manusia; dan
7) estetika.
Hasil analisis risiko lingkungan digunakan untuk menyusun rencana tindak
mitigasi dalam setiap tahap pelaksanaan konstruksi dan pengoperasian
SPALD.
Tahap 4.
Pengkajian kelayakan keuangan dan ekonomi
1) Umum Pengkajian kelayakan keuangan dilaksanakan untuk mendapatkan
gambaran proyeksi keuntungan keuangan terbaik bagi penyelenggara
dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan pengkajian kelayakan ekonomi
disusun dengan cara analisis ekonomi untuk mendapatkan gambaran
manfaat yang diterima oleh masyarakat untuk mewujudkan peningkatan
kesehatan, produktivitas masyarakat, dan perlindungan lingkungan. Dalam
menyusun pengkajian keuangan dan ekonomi SPALD, hal yang harus
diperhatikan diawali dengan penentuan tahun proyeksi. Jumlah atau lama
BAB E-28
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
BAB E-29
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
BAB E-30
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
BAB E-31
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
BAB E-32
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
BAB E-33
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
BAB E-34
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
E.3.2.PELAKSANAAN SURVEY
Dalam pelaksanaan survey untuk pengumpulan data dan informasi
meliputi:
− Kondisi alam yang meliputi, topografi, kondisi iklim, dan hidrogeologi.
− Fasilitas yang ada yang meliputi, sungai dan saluran yang ada, jalan,
− bangunan/fasilitas bawah tanah (jaringan telkom, PLN, PAM,Gas dll).
− Pengumpulandata terkait meliputi, rencana penggunaan tanah/lahan,
rencana − pengembangan perkotaan, rencana sungai, rencana jalan,
dan rencana
− pemasangan bangunan bawah (Rencana Umum Tata Ruang Kota).
− Data mengenai kualitas badan air penerima.
− Data kependudukan.
BAB E-35
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
BAB E-36
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
E.3.4.PENYUSUNAN LAPORAN
Lapran yang harus dibuat sebagai hasil dari pekerjaan adalah sebagai
berikut :
1. Laporan Pendahuluan;
2. Laporan Antara Fakta dan Analisa; dan
3. Laporan Akhir.
BAB E-37
USULAN TEKNIK
PENYUSUNAN MASTER PLAN SISTEM AIR LIMBAH PERKOTAAN KAB. KUTAI TIMUR
BAB E-38