Zanuba Khusnalmuna - 24020122120009 - Lapres Biodas II Acara 4
Zanuba Khusnalmuna - 24020122120009 - Lapres Biodas II Acara 4
Zanuba Khusnalmuna - 24020122120009 - Lapres Biodas II Acara 4
BIOLOGI DASAR II
ACARA PRAKTIKUM KE : IV
KEANEKARAGAMAN JAMUR
Salah satu media yang umum digunakan sebagai tempat tumbuh jamur
adalah batang kayu. Jamur yang tumbuh pada batang kayu memiliki kemampuan
dalam menguraikan substansi kayu. Jamur kayu dibagi ke dalam 2 kelompok sesuai
dengan kemampuannya dalam mengurai substansi kayu, yaitu white rot fungi
(mampu menguraikan lignin, selulosa dan hemiselulosa) dan brown rot fungi
(mampu menguraikan selulosa dan hemiselulosa). Ciri-ciri tersebut
mengidentifikasikan jamur memenuhi karakteristik makhluk hidup. Jamur pada
umumnya terdiri atas banyak sel yang disebut hifa namun beberapa diantaranya
berupa sel tunggal yang disebut yeast. Jamur memiliki banyak manfaat mulai
sebagai bahan pangan sampai
sebagai agen dalam suatu proses biokonversi. Salah satu spesies dari golongan
Ascomycota yang memiliki banyak manfaat adalah Neuspora sp. Neurospora sp
merupakan salah satu jamur berfilamen yang memiliki kemampuan untuk
mensintesis dan mensekresi enzim yang terlibat dalam hidrolisis selulosa serta
berbagai enzim untuk mendegradasi hemiselulosa. Kerja enzim ini dapat
dipengaruhi oleh kondisi proses seperti, pH, temperatur, dan konsentrasi substrat.
Selain itu, Neurospora sp juga secara simultan dapat mengkonversi heksosa, gula
pentosa, polimer selulosa, dan residu agroindustri menjadi bioetanol.
1.2. Tujuan
Mahasiswa dapat membedakan berbagai jenis jamur yang terdapat di sekitar
berdasarkan morfologinya .
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik Jamur
Jamur atau fungi, secara umum terdapat 4 karakteristik utama, yaitu: fungi
merupakan organisme eukariotik yang mempunyai inti dan mitokondria, fungi adalah
organisme heterotrof, yaitu bergantung pada organisme lain untuk memperoleh nutrisi,
fungi merupakan organisme multiseluler, kecuali khamir yang merupakan organisme
uniseluler, dan fungi tidak dapat bergerak atau berpindah sendiri. Jamur bersifat
heterotrofik, yaitu organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga tidak dapat
membuat makanan sendiri melalui fotosintesis seperti tanaman. Untuk hidup, jamur
memerlukan zat organik yang berasal dari tumbuhan, hewan, serangga, dan lain-lain.
Kemudian dengan menggunakan enzim zat organik diubah dan dicerna menjadi zat
anorganik yang kemudian diserap oleh jamur sebagai makanannya. Sifat inilah yang
menyebabkan kerusakan pada benda dan makanan sehingga menimbulkan kerugian.
Dengan cara yang sama pula jamur dapat masuk ke dalam tubuh manusia dan hewan
sehingga dapat menimbulkan penyakit (Charisma, 2019).
(Fajar, 2020)
(Ruswanti, 2021)
2.3.1. Zygomycota
Zygomycota dicirikan oleh hifa yang tidak bersekat dan mampu
membentuk struktur dorman bersifat sementara yang biasa disebut dengan
zigospora. Zigospora memiliki dinding tebal yang dihasilkan selama
reproduksi seksual, komponen utama yang dimiliki oleh dinding sel yaitu
chitosan dan kitin serta jumlah kromosonya haploid. Divisi zygomycota
merupakan parasit saprofit atau haustoria atau non-haustoria pada hewan dan
tumbuhan. Salah satu contoh spesies dari kelompok Zygomycota adalah
Rhizopus nigricans yang melakukan perkembangbiakan melalui hifa yang
tidak bersekat dan berkonjugasi dengan hifa lain. Rhizopus nigricans memiliki
sporangiofor. Ketika sporangium pecah, maka spora bersel satu akan tersebar
dan apabila spora tersebut jatuh pada media yang cocok, spora akan
berkecambah dan tumbuh menjadi individu baru. Zygomycota terdiri atas dua
kelas yaitu Trichomycetes dan Zygomycetes (Firdhausi dkk., 2018).
2.3.2. Ascomycota
Ascomycota berasal dari kata Yunani yaitu askos (botol kulit, tas atau
kandung kemih) dan mykes (fungi), sehingga ascomycota adalah fungi kantung
(sac fungi). Ascomycota termasuk ke dalam kelompok fungi dengan jumlah
yang sangat besar, sekitar 65.000 spesies fungi termasuk fungi kantung (sac
fungi) dan kurang lebih sekitar 32.000 spesies fungi kantung telah
teridentifikasi. Kebanyakan ascomycota dikenali dari tubuh buah atau ascocarp,
yaitu struktur yang mengelilingi Asci. Ascomycota terdiri atas lima kelas
diantaranya yaitu Hemiascomycetes, Hymenoascomycetes, Laculoascomycetes,
Archiascomycetes dan Plectomycetes. Karakteristik khas dari kelompok ini
mempunyai sesi intim dalam badan buah ataupun askokarpus( ascocarp) yang
menyamai wujud semacam mangkok. Pada mayoritas Ascomycota, penciptaan
spora intim di dalam askus memiliki 4- 8 askospora. Divisi ini mempunyai 2
stadium pertumbuhan, antara lain stadium askus ataupun aseksual serta stadium
konidium ataupun intim. Ascomycota bereproduksi secara aseksual dengan
menciptakan spora yang sangat banyak, diucap dengan konidium( konidium,
jamak conidia). Konidium yang dihasilkan ialah secara eksternal di ujung hifa
terspesialisasi yang diucap konidiofor. Kala sel- sel matang, ujung ascus
terbuka serta ascospora ditembakkan ke hawa. Himenium bisa dibedakan dari
bagian lain dari ascocarp dengan letaknya di permukaan atas ataupun luar serta
oleh warna ataupun tekstur yang berbeda. Semacam pada morel, himenium
yang memiliki spora merupakan susunan yang kusut, rumit, ataupun diadu yang
umumnya bercorak teduh( Suryani & Cahyanto, 2022).
2.3.3. Basidiomycota
Asal nama Basidiomycota berasal dari basidium yang memiliki, arti kata
‘landasan’. Basidiomycota memiliki tubuh buah berupa basidiokarp
multiseluler dengan hifa bersekat dan lubang melintang. Hifa vegetatifnya
melekat pada tempat hidupnya berupa substrat sebagai saprofit. Terdapat pula
beberapa kelompok penting yang hidup simbiosis membentuk ektomikoriza,
dengan substrat yaitu makhluk hidup, batang pohon mati, serasah daun, kayu
dan tanah. Basiodiomycota mempunyai badan buah( basidiokarp) yang besar
sehingga gampang buat diamati. Wujud jamur ini terdapat yang semacam
payung, telinga, serta separuh bundaran. Badan buah Basidiomycota terdiri atas
cadar( pileus), bilah( lamella), serta tangkai( stipe). Pada dikala pernikahan ini,
hifa yang berbeda tipe tersebut bersatu serta bilik selnya sirna. Akibat dari
hancurnya bilik sel ini, plasma sel hendak bercampur ataupun diucap pula
plasmogami. Pada dikala pencampuran plasma sel, inti juga bersatu serta
tumbuh jadi hifa dikariotik yang diploid. Hifa dikariotik ini nantinya hendak
hadapi meiosis serta jadi inti yang haploid( Khosi’ in, 2021).
2.3.4. Deutromycota
Sebagian besar fungi kelompok Deuteromycota terdiri dari 15.000 spesies
dan merupakan bentuk konidia (anamorf) dari Ascomycota, meskipun beberapa
memiliki afinitas dengan Basidiomycota. Spesies dari Deuteromycota termasuk
dalam Ascomycota atau Basidiomycota setelah fase reproduksi seksual secara
teleomorf ditemukan. Deuteromycota bukan merupakan unit monofiletik,
melainkan fungi yang tidak memiliki fase reproduksi seksual. Fungi ini hanya
memiliki proses reproduksi aseksual saja. Deuteromycota merupakan kelompok
jamur sementara yang tidak kawin. Deuteromycota terdiri dari jamur yang fase
seksualnya belum teridentifikasi atau jamur yang telah kehilangan fase seksual.
Bahkan anamorf dari divisi lain terutama Ascomycota dan beberapa
Basidiomycota. Salah satu jamur yang tergolong kedalam Deuteromycota
adalah jamur endofit. Jamur endofit yang terisolasi dari tumbuhan mangrove
didominasi oleh Deuteromycota (Suciatmih,2015).
Gambar 2.3.4 Deutromycota
(Urbach, 2019)
Rhizopus sp. adalah jamur yang tergolong dalam filum Zygomycetes, ordo
Mucorales dan genus Rhizopus. Kelompok jamur ini memiliki hifa yang tidak bersekat-
sekat. Rhizopus sp. dapat membentuk struktur dorman bersifat sementara yang disebut
zigospora. Hal ini sesuai dengan Rosyidah & Bahtiar (2021) bahwa Zygomycota
merupakan kelompok jamur yang membentuk spora istirahat berdinding tebal yang
disebut zigospora. Rhizopus merupakan jamur dengan genus saprofit pada tumbuhan dan
parasit yang terspesialisasikan pada hewan. Jamur ini sering digunakan dalam pembuatan
tempe, yaitu seperti pada jenis Rhizopus oligosporus. Jamur ini mampu memproduksi
asam lemak omega-3 rantai Panjang khususnya linoleat, selain itu Rhizopus mampu
menghasilkan asam linoleate pada proses fermentasi.
Rhizopus sp. memiliki bentuk makroskopis koloni berwarna putih keabuan dengan
tekstur koloni menyerupai kapas. Secara mikroskopis memiliki sporangium berbentuk
oval, hifa tidak bersekat, memiliki rhizoid dan stolon. Hal ini sesuai dengan Farisa (2019)
bahwa Rhizopus sp. membentuk koloni berwarna abu-abu kecoklatan yang pucat dan
merupakan kapang utama dalam fermentasi tempe. Suhu minimum untuk tumbuh adalah
atau dalam kelompok dengan dinding halus atau agak sedikit kasar, dengan panjang lebih
Rhizopus sp. terdiri atas bagian tubuh berupa sporangium, sporangiospore, kolumela,
apofisis, sporangiofora, noda, stolon, dan rhizoid. Hal ini sesuai dengan Yulyanti (2014)
bahwa struktur morfologi jamur ini tersusun atas dua bagian yaitu miselium dan spora.
Miselium merupakan kumpulan dari hifa. Hifa kapang biasanya berupa serabut-serabut
halus seperti kapas yang dapat tumbuh di bawah atau di atas permukaan medium.
Pertumbuhan hifa berasal dari spora yang telah melakukan germinasi membentuk tuba
bereproduksi secara aseksual dengan cara fragmentasi (pemutusan) hifa. Potongan hifa
dari hasil fragmentasi akan tumbuh menjadi jamur baru. Pada tahapan ini akan
melibatkan spora aseksual yang dapat berupa spongiospora dan konidiospora. Hal ini
sesuai dengan Yulyanti (2014) bahwa spora Rhizopus sebagai unit reproduksi sangat
membantu jamur dalam siklus hidupnya dan mampu bertahan hidup dalam keadaan yang
Spora kapang menemukan kondisi yang sesuai, kemudian melakukan germinasi untuk
Biasanya jamur ini ditemukan pada roti yang sudah kadaluarsa, kacang tanah yang
sudah lama, dan makanan-makanan yang sudah membusuk. Hal ini sesuai dengan
Hidayatullah (2018) bahwa jamur ini didalam makanan berperan melakukan proses
fermentasi atau proses pembusukan pada makanan. Rhizopus sp sering ditemukan pada
tanah,buah yang busuk dan tanaman. Habitat Rhizopus sp. yaitu di tempat lembab, hidup
sebagai saprofit pada organisme mati misalnya pada bahan makanan seperti kedelai, roti,
Rhizopus sp. memiliki manfaat yang banyak bagi kehidupan makhluk hidup sehari-
hari. Jamur Rhizopus merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan tempe.
Hal ini sesuai dengan Aryanta (2020) bahwa Jamur Rhizopus aman dikonsumsi karena
tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam laktat. Jamur Rhizopus
mempunyai kemampuan mengurai lemak kompleks menjadi trigliserida dan asam amino.
Mizana, D. K., Suharti, N., & Amir, A. (2016). Identifikasi pertumbuhan jamur
aspergillus sp pada roti tawar yang dijual di kota padang berdasarkan
suhu dan lama penyimpanan. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(2): 355-
360.
Norfajrina, N., Istiqamah, I., & Indriyani, S. (2021). Jenis-Jenis Jamur (Fungi)
Makroskopis Di Desa Bandar Raya Kecamatan Tamban Catur. Al
Kawnu: Science and Local Wisdom Journal, 1(1).
Nyongesa BW, Okoth, S, Ayugi V. 2015. Identification key for Aspergillus
species isolated from maize and soil of nandi cowty, Kenya. Scientific
Research Publishing. 5(5): 205-229.
Pinaria, A. G., & Assa, B. H. (2022). Jamur patogen tanaman terbawa tanah.
Media Nusa Creative (MNC Publishing).
Putra, G. W. K., Ramona, Y., & Proborini, M. W. (2020). Eksplorasi dan
identifikasi mikroba yang diisolasi dari rhizosfer tanaman stroberi
(Fragaria x ananassa Dutch.) Di Kawasan Pancasari Bedugul. Journal
of Biological Sciences, 7(2), 205-213.
Sopandi, T., & Wardah. (2020). Mikologi: Dasar dan Aplikasi. Yogyakarta:
CV Andi Offset.
LEMBAR PENGESAHAN