3.bahan Ajar Fungi
3.bahan Ajar Fungi
3.bahan Ajar Fungi
Struktur, Cara
Hidup dan
Reproduksi Jamur
Klasifikasi Jamur
Peranan Jamur
dalam Kehidupan
Sehari-hari
Simbiosis Jamur
dengan Organisme
Lain.
DISUSUN OLEH :
Dian Hadiana Rahmani,
S.Pd
PPG SM-3T
Universitas Negeri Jakarta
2015
I. Petunjuk Belajar:
Bacalah dengan seksama dan pahami materi yang yang ada pada bahan ajar ini.
Kerjakan lah tugas yang terdapat pada bahan ajar ini.
Kompetensi Dasar:
3.6 Mengelompokkan jenis-jenis jamur berdasarkan ciri-ciri dan perannya bagi kehidupan
melalui percobaan
4.7 Mengamati berbagai jenis jamur melalui pengamatan langsung atau gambar dan
mengelompokannya berdasarkan ciri atau perannya bagi kehidupan.
Tujuan Pembelajaran:
- Siswa dapat mengidentifikasi struktur tubuh jamur
- Siswa dapat mengidentifikasi cara hidup jamur
- Siswa dapat mengidentifikasi cara reproduksi jamur
- Siswa dapat mengklasifikasikan kelompok jamur
- Siswa dapat melakukan praktikum untuk mengamati struktur tubuh Zygomycota,
Ascomycota, Basidiomycota, dan Deutromycota
- Siswa dapat melakukan percobaan untuk membuktikan peranan jamur pada proses
pembuatan tape singkong dan tempe.
- Siswa dapat mengidentifikasi peran jamur bagi kehidupan.
- Siswa dapat mengidentifikasi struktur tubuh lichenes.
- Siswa dapat menjelaskan peranan lichens dalam kehidupan.
Pendahuluan
Bentuk jamur mirip dengan tumbuhan, tetapi tidak memiliki daun dan akar
yang sejati, juga tidak mempunyai klorofil sehingga dia tidak dapat
melakukan fotosintesis. Untuk itulah jamur digolongkan atau diklasifikasikan
tersendiri karena tidak dapat digolongkan dalam tumbuhan atau hewan.
1. Haploid:
Anggota dari kingdom ini hanya memiliki satu set kromosom di dalam intinya. Hanya dalam fase
reproduksi Jamur menjadi diploid dan mempunyai sepasang kromosoms.
2. Kitin:
Fungi, like plants, have cell walls. Unlike plants, however, which
have cellulose, a polysaccharide, as the main structural polymer,
fungal cell walls contain Chitin, which helps give the fungal cell
strength and shape. Chitin is found in animals as well, with
insects having chitin as the support in their exoskeleton.
4: Non-Motile Spores:
If a fungal biologist were to tell you that fungi have non-motile
spores, then what would that mean?
Fungi reproduce by haploid cells called Spores which allow them
to disperse their progeny over a large distance. Other organisms
have spores as well, but they tend to be Motile, that is, they can
actively move themselves, rather than rely on air or water
currents, animals and other mechanisms to disperse them.
S truktur Tubuh Jamur
Jamur termasuk organisme eukariotik karena sel penyusunnya telah memiliki
membran inti. Sel jamur juga memiliki dinding sel dari bahan kitin (chitine) yang
merupakan polimer karbohidrat mengandung nitrogen. Zat ini juga terdapat pada
eksoskeleton hewan arthropoda, seperti laba-laba dan serangga. Senyawa kitin
bersifat kuat, tetapi fleksibel. Ini berbeda dengan tumbuhan umum yang dinding
selnya tersusun dari selulosa dan bersifat kaku.
Umumnya
jamur merupakan
organisme bersel
banyak (multiseluler),
tetapi ada juga yang
bersel tunggal
(uniseluler),
contohnya jamur ragi
tape (Saccharomyces sp).
Tubuh jamur bersel banyak terdiri atas benangbenang halus yang disebut
hifa. Kumpulan hifa jamur membentuk anyaman yang disebut miselium. Pada jamur
multiseluler yang hifanya tidak bersekat (asepta), inti selnya tersebar di dalam
sitoplasma dan berinti banyak. Jamur jenis ini disebut jamur senositik (coenocytic).
Sedang yang bersekat umumnya berinti satu dan disebut sebagai jamur monositik
(monocytic).
Reproduksi Jamur
Secara alamiah, jamur dapat berkembang biak dengan dua cara, yaitu secara
aseksual dan seksual. Secara aseksual dilakukan dengan pembelahan, yaitu dengan
cara sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa, penguncupan,
yaitu dengan cara sel anak yang tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inangnya atau
pembentukan spora. Spora aseksual ini berfungsi untuk menyebarkan speciesnya
dalam jumlah yang besar dengan melalui perantara angin atau air.
Reproduksi secara vegetatif (ase pada jamur bersel satu dilakukan dengan
cara pembentukan tunas yang akan tumbuh menjadi individu baru.
Sementara reproduksi secara vegetatif pada jamur multiseluler dilakukan
dengan cara sebagai berikut.
Fragmentasi (pemutusan) hifa. Potongan hifa yang terpisah akan tumbuh
menjadi jamur baru.
Pembentukan spora vegetatif. Spora vegetatif dapat berupa
sporangiospora atau konidiospora.
Jamur jenis tertentu yang sudah dewasa menghasilkan sporangiofor (tangkai
kotak spora). Pada ujung sporangiofor terdapat sporangium (kotak spora). Di
dalam kotak spora terjadi pembelahan sel secara mitosis dan menghasilkan banyak
sporangiospora dengan kromosom yang haploid (n). Jamur jenis lainnya yang sudah
dewasa dapat menghasilkan konidiofor (tangkai konidium). Pada ujung konidiofor
terdapat konidium (kotak konidiospora). Di dalam konidium terjadi pembelahan
sel secara mitosis dan menghasilkan banyak konidiospora dengan kromosom yang
haploid (n). Baik sporangiospora maupun konidiospora, bila jatuh di tempat yang
cocok, akan tumbuh menjadi hifa baru yang haploid (n).
Reproduksi pada jamur secara generatif (generatif) dilakukan dengan pembentukan
spora generatif melalui peleburan antara hifa yang berbeda jenis. Mekanismenya
dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Hifa (+) dan hifa (-), masing-masing berkromosom haploid (n), berdekatan
membentuk gametangium. Gametangium merupakan perluasan hifa.
2. Gametangium mengalami plasmogami (peleburan sitoplasma) membentuk
zigosporangium dikariotik (heterokariotik) dengan pasangan nukleus haploid
yang belum bersatu. Zigosporangium memiliki lapisan dinding sel yang tebal
dan kasar untuk bertahan pada kondisi buruk atau kering.
3. Bila kondisi lingkungan membaik akan terjadi kariogami (peleburan inti)
sehingga zigosporangium memiliki inti yang diploid (2n).
4. Inti diploid zigosporangium segera mengalami pembelahan secara meiosis
menghasilkan zigospora haploid (n) di dalam zigosporangium.
Kebanyakan jamur bereproduksi secara generatif dan vegetatif. Reproduksi vegetatif
terjadi ketika sel-sel hifa berpisah dari jamur dan mulai tumbuh sendiri. Beberapa
jamur juga menghasilkan spora. Reproduksi generatif pada jamur biasanya
melibatkan dua perkawinan yang berbeda jenis. Bukan jantan dan betina, tetapi (+)
dan (-) karena kedua jenis mempunyai ukuran yang sama. Ketika dua jenis kawin ini
bertemu, mereka melebur dan setelah masa pertumbuhan dan perkembangan,
mereka membentuk zigot diploid yang memasuki meiosis. Hal ini menghasilkan
spora haploid yang mampu tumbuh, dengan putaran berulang mitosis, menjadi
organsims baru.
1. Zigospora haploid (n) akan berkecambah membentuk sporangium bertangkai
pendek dengan kromosomhaploid (n).
2. Sporangium haploid (n) akan menghasilkan spora spora yang haploid (n).
Spora-spora ini memiliki keanekaragaman genetik.
3. Bila spora-spora haploid (n) jatuh di tempat yang cocok, maka akan
berkecambah (germinasi) menjadi hifa jamur yang haploid (n). Hifa akan
tumbuh membentuk jaringan miselium yang semuanya haploid (n)
Klasifikasi Jamur
Jamur menempati kingdom tersendiri dalam klasifikasi 5 kingdom yang dicetuskan
oleh Whittaker. Jamur adalah organisme yang memperoleh makanan dari sisa
organisme lain (saprofit) atau dengan menghisap nutrisi dari organisme yang masih
hidup (parasit). Tubuhnya tersusun atas hifa (benang-benang) yang saling menjalin
membentuk miselium. Selnya dilapisi dengan dinding sel yang tersusun atas selulosa
dan kitin.
Kingdom jamur diklasifikasikan menjadi 4 divisi, yaitu ascomycota, zigomycota,
basidiomycota, dan deuteromycota. Pembagian jamur dalam 4 divisi ini didasari oleh
organ yang terbentuk setelah reproduksi seksual (kawin) yang dilakukan jamur.
Sebenarnya, dalam kondisi normal jamur cenderung melakukan reproduksi aseksual
(tanpa kawin) untuk menghasilkan spora aseksual. Namun ketika kondisi
lingkungan kurang menguntungkan, misalnya ketika sumber makanan menipis atau
suhu yang berubah dengan ekstrim, jamur akan mulai melakukan reproduksi
seksualnya.
Divisi Zigomycota
Zigomycota merupakan jamur yang cukup umum ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari. Apabila anda membiarkan roti tawar dalam tempat terbuka selama
beberapa hari, maka di atas roti tersebut akan tumbuh jamur yang berwarna
kehitam-hitaman yang disebut Rhizopus stolonifer. Warna hitam yang muncul
merupakan sporangium (kotak spora) hasil reproduksi aseksual dari zigomycota
tersebut. Contoh lainnya adalah Rhizopus orizae (jamur tempe) yang biasa
digunakan untuk memadatkan kedelai pada pembuatan tempe.
Reproduksi jamur zigomycota
Zigomycota merupakan jamur yang memiliki hifa senositik (hifa yang tidak
bersekat). Reproduksi aseksual dilakukan dengan membentuk sporangium yang di
dalamnya terdapat spora aseksual yang sifatnya haploid (n) dan memiliki komposisi
genetik yang serupa. Namun dalam kondisi ekstrim, jamur ini akan melakukan
reproduksi seksual untuk menghasilkan spora seksual.
Reproduksi seksual zigomycota diawali dengan menyatunya hifa dari dua organisme
jamur yang berbeda. Penyatuan hifa hifa ini akan membentuk struktur yang
disebut zigosporangium. Dari zigosporangium tersebut akan muncul sporangium
yang berisi spora dengan sifat haploid (n) namun dengan sifat genetik yang berbeda-
beda.
Divisi Askomycota
Jamur dalam divisi askomycota disebut juga jamur kantung karena dapat
membentuk tubuh buah (askokarp) yang bentuknya mirip kantung. Jamur ini
hidup di lingkungan yang bergam, mulai dari darat, laut , dan air tawar. Askomycota
merupakan jamur dengan hifa senositik. Contoh jamur ini adalah jamur-jamur yang
bersimbiosis dengan alga membentuk lumut kerak (lichenes). Contoh lain
adalah Morchella esculenta yang bersimbiosis mutualisme dengan akar tumbuhan
membentuk mikoriza. Jamur Penicillium notatum, adalah askomycota yang
bermanfaat dalam dunia kesehatan karena mampu menghasilkan antibiotik
penisilin.
Divisi Basidiomycota
Jamur dalam divisi ini disebut juga dengan jamur gada. Basidiomycota memiliki hifa
yang bersekat dan dapat membentuk tubuh buah yang disebut
dengan basidiokarp. Kelompok ini beranggotakan jamur-jamur yang umum
dikonsumsi dan dibudidayakan manusia sepertiPleurotus ostreatus (jamur tiram),
Volvariella volvacea (jamur merang), dan Auricularia polytricha(jamur kuping).
Bagian yang dimakan manusia merupakan bentuk dari tubuh buah basidiomycota.
Mereka tumbuh pada sisa organisme yang telah mati dan lapuk, namun sebagian ada
juga yang membentuk mikoriza dan ada yang bersifat parasit.
Reproduksi seksual terjadi dengan penyatuan hifa yang membentuk tubuh buah
yang umumnya bentuknya mirip payung. Pada permukaan bawah payung
tersebut basidium yang menjadi tempat berkembangnya basidiospora (spora
seksual). Setiap basidium akan menghasilkan 4 basidiospora yang bersifat haploid
(n) dengan sifat genetik yang berbeda-beda.
Divsi deuteromycota
Jamur dalam divisi ini disebut sebagai jamur tidak sempurna. Disebut demikian
karena reproduksi seksual dari jamur ini belum diketahui dengan jelas atau belum
ditemukan. Hifa dari jamur ini ada yang bersekat dan ada pula yang tidak bersekat.
Contoh deuteromycota adalahArthrobotrys yang merupakan parasit pada cacing
gilig (nematoda). Jamur tersebut akan tumbuh melilit tubuh nematoda dan
menanamkan sejenis hifa khusus yang disebut haustorium. Hifa khusus tersebut
akan menghisap nutrisi dari tubuh inangnya yang dapat menyebabkan pertumbuhan
inang terganggu bahkan mati.
B. Mikoriza
Mikoriza adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebut jamur yang
bersimbiosis dengan akar tanaman. Beberapa anggota jamur Zygomycota,
Ascomycota, dan Basidiomycota ada yang menjadi anggota Mikoriza.
Simbiosis antara jamur dan akar tanaman ini merupakan simbiosis
mutualisme. Jamur diuntungkan karena mendapat zat organik, sedangkan
tanaman mendapatkan air dan unsur hara. Keduanya saling bergantung. Jika
salah satu mati, yang lain tidak dapat hidup. Mikoriza terbagi menjadi dua
golongan, yaitu endomikoriza dan ektomikoriza. Endomikoriza adalah
Mikoriza yang hifa jamurnya menembus akar hingga masuk jaringan kortek,
misalnya, jamur yang hidup pada akar sayuran. Ektomikoriza adalah Mikoriza
yang hifanya hanya hidup di daerah permukaan akar, yaitu pada jaringan
epidermis, misalnya, pada kulit akar pinus.
Rangkuman
- Jamur merupakan suatu organisme heterotrof yang bersel tunggal atau
banyak, eukariotik, tidak berklorofil, tidak mempunyai daun dan akar sejati,
dinding selnya mengandung kitin.
- Jamur yang bersel banyak (multiseluler) tersusun atas benang benang yang
disebut hifa. Hifa itu ada yang bersekat atau bersepta dan tidak bersepta. Hifa
yang tidak bersekat inti selnya tersebar di dalam sitoplasma yang disebut
sinositik.
- Jalinan atau kumpulan hifa-hifa akan membentuk miselium yang berfungsi
sebagai penyerap makanan dari lingkungannya. Cara jamur memperoleh
makanan dengan cara menyerap dari lingkungan atau substratnya. Makanan
tersebut berbentuk senyawa kompleks yang diuraikan dengan menggunakan
enzim hidrolitik ekstraseluler.
- Jamur atau fungi ada yang hidup sebagai saprofit, parasit, dan dapat pula
bersimbiosis.
- Jamur berkembang biak secara aseksual dan seksual. Aseksual dengan cara
pembelahan dan penguncupan.
Daftar Pustaka
Anonim. 2005. http://www.aber.ac.uk/fungi/fungi/whatarefungi.htm. Diakses pada 29 Maret
2016 Pukul 22.00.
Kistinnah, Idun.2009.Biologi 1 : Kelas X SMA dan MA.Jakarta: Depdiknas.
Martono, Djoko.2009.Biologi : SMA dan MA Kelas X.Jakarta: Depdiknas.
Sulistyorini, Ani.2009.Biologi 1: untuk SMA/MA Kelas X.Jakarta: Depdiknas.
Suwarno.2009.Panduan Pembelajaran Biologi : Untuk SMA/MA Kelas XI.Jakarta:
Depdiknas.