Morfologi Mikroba Selain Bakteri
Morfologi Mikroba Selain Bakteri
Morfologi Mikroba Selain Bakteri
MIKROBIOLOGI DASAR
“ Morfologi Mikroba Selain Bakteri “
OLEH :
NAMA : ASRANI
NIM : D1F121006
KELAS : PTP-A
ASISTEN : MUHAMAD ILHAM, S.P.
mikroba selain bakteri, kami ingin melihat beberapa bentuk fungi (cendawan)
dengan cara mengamati sampel jamur pada tempe dan pisang goreng di bawah
berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin
atau selulosa, berproduksi seksual atau aseksual. Dalam dunia kehidupan fungi
dengan organisme eukariotik lainnya yaitu melalui absorpsi dan organisme dalam
berserabut seperti kapas. Kapang terdiri dari suatu thallus yang tersusun dari
fillamen (miselium) yang bercabang yang disebut hifa. Sistem reproduksi pada
cendawan yaitu dengan cara seksual dan aseksual. Dimana seksual dengan cara
selain bakteri sangatlah penting dilakukan, agar kita dapat megetahui mengetahui
bentuk morfologi mikroba selain bakteri yang ada didalam kapang atau cendawan.
dapat membuat makanan sendiri atau tidak dapat mengubah senyawa anorganik
1.2. Tujuan
kemudian diamati karakter berupa bentuk hifa dan jenis sporanya. Hifa
dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu bersepta (sekat) dan tidak bersepta. Spora
tersebut, tiap isolat dapat dikelompokkan ke dalam divisi tertentu (Dhanti et al.,
2018).
dan jamur. Khamir merupakan fungi uniseluler yang bereproduksi secara aseksual
tampir dalam dua benuk dasar, yaitu bentuk filamen (hifa) dan bentuk sel tunggal
(moulds), khamir (yeasts), jamur (masrum) dan fungi dimorfik, yaitu dapat
tumbuh seperti kapang berfilamen atau berbentuk sel tunggal seperti khamir.
Kapang merupakan fungi multiseluler yang dapat bereproduksi secara seksual dan
aseksual. Fungi dapat berbentuk khamir atau kapang tergantung pada kondisi
jamur secara umum terdapat di darat dan tempat yang lembab. Jamur uniseluler
dapat berkembangbiak dengan dua cara yaitu vegetatif dapat dilakukan dengan
dengan cara membentuk spora askus. Sedang untuk jamur multiseluler reproduksi
dilakukan dengan cara konjugasi, hifa yang akan menghasilkan zigospora, spora
tiga yaitu Glomus, Gigaspora dan Acaulospora. Genus Glomus ini dicirikan
dengan bentuk bulat, dinding spora terdiri atas lebih dari satu lapis. Warna spora
genus glomus bervariasi mulai dari kuning, kuning kecoklatan, coklat kekuningan,
coklat muda, hingga coklat tua dan kehitaman. Spora yang ditemukan berbentuk
bulat sampai lonjong, warna spora mulai dari bening, kuning sampai kecoklatan
dan dinding spora terdiri atas 1-3 lapisan dinding spora berwarna merah hingga
bulbous suspensor. Spora Gigaspora berukuran relatif besar dan memiliki bentuk
bulat. Warna spora bervariasi mulai dari warna kuning, kuning kehijauan, kuning
memiliki bentuk globus, sub globus, irregular hingga elips. Dinding spora terdiri
dari 2 lapisan dimana dinding spora terdalam dilengkapi dengan germination orb.
Warna spora bervariasi mulai dari kuning, oranye, kecoklatan, merah tua hingga
benang (filamen) berbentuk silinder dengan diameter 2-10 µm, panjang beberapa
sentimeter, yang tertutup oleh dinding sel yang kaku. Filamen ini disebut dengan
yang disebut miselium. Hifa dapat tanpa henti (tanpa sekat), atau bersekat-sekat
dengan septa, sedangkan hifa yang tidak bersekat disebut dengan senositik.
Beberapa Fungi, seperti ragi, tidak membentuk miselium tetapi tumbuh sebagai
sel tunggal yang berkembang biak dengan budding (tunas) atau pada jenis tertentu
semua tempat seperti wilayah akuatik, daratan, dan udara termasuk dalam
yaitu jamur. Alat yang digunakan yaitu mikroskop cahaya, jarum ose, kaca
bakteri yaitu :
1. Membersihkan kaca benda dengan alkohol sampai bebas lemak dan debu,
2. Mengambil sedikit biakan fungi dengan jarus ose secara aseptic dan
perbesaran kuat.
4.1. Hasil
Hasil dari praktikum morfologi mikroba selain bakteri dapat dilihat pada
Gambar 4.1 : a. Bagian-bagian fungi; b. Jamur pada pohon gamal; c. Pengamatan jamur
pada pohon gamal (1. Spora, 2. Kantong spora).
4.2. Pembahasan
pohon gamal terdiri atas beberapa bagian yaitu, tudung bagian atas jamur yang
buah yang letaknya di bawah tudung dan berbentuk seperti lembaran. Pada lamela
tersimpan kumpulan spora yang digunakan untuk proses reproduksi, anulus pada
untuk menopang tubuh buah Basidiomycota sedangkan akar pada jamur berfungsi
terdiri dari selubung dan isi. Sedangkan kantong spora disebut juga dengan
yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Hifa adalah suatu struktur fungus
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok jamur bersekat dan kelompok tidak
bersekatnya hifa.
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
memproduksi spora, tidak memiliki klorofil, dapat berkembang biak baik seksual
maupun aseksual, dan beberapa jenis memiliki bagian tubuh berbentuk filamen.
Fungi terbagi atas dua jenis yaitu kapang dan khamir. Kapang hidup berkoloni
merupakan sel tunggal yang tidak berfilamen. Spora adalah sel reproduksi yang
mampu berkembang menjadi individu baru tanpa fusi disebut agen reproduksi
kapsul yang terdiri dari selubung dan isi. Sedangkan kantong spora disebut juga
5.2. Saran
Dhanti, K.R. dan T.A. Sudarsono. 2018. Karakterisasi Morfologi Jamur dan
Deteksi Aflatoksin Pada Buah, Biji dan Sayuran Dari Pasar Swalayan Di
Purwokerto. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 11(11) : 386-390.
Prihartini dan Ilmi. 2018. Karakterisasi dan Klasifikasi Numerik Khamir Madu
Hutan dari Sulawesi Tengah. Jurnal Mikologi Indonesia. 2(2) : 112-127.
Samsi, N., Y.S. Patadungan dan Thaha A.R. 2017. Isolasi Dan Identifikasi
Morfologi Spora Fungi Mikoriza Arbuskula Pada Daerah Perakaran
Beberapa Tanaman Hortikultura Di Lahan Pertanian Desa Sidera. Jurnal
Agrotekbis, 5(2) : 204-211.
Sopandi T. dan Wardah. 2020. Mikologi Dasar dan Aplikasi. CV ANDI OFFSET.
Yogyakarta.
Shofi M. N. 2015. SKS Pendalaman Materi IPA Sains Terpadu SMP Kelas 7, 8,
9: Buku Pendalaman Materi : Lembar Langit Indonesia. Jakarta.