Makalah Profesi Pendidik KLP3
Makalah Profesi Pendidik KLP3
Makalah Profesi Pendidik KLP3
ORGANISASI PROFESI
Dosen Pengampu: Saleha, S.Pd, M.Pd.
Disusun oleh:
Kelompok III
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-
Nya-lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ORGANISASI
PROFESI” sesuai waktu yang telah diberikan. Tulisan ini disusun sebagai salah
satu tugas berupa makalah berkelompok pada mata kuliah Profesi Pendidik Dan
Tenaga Kependidika di Universitas Muhammadiyah Enrekang.
Dalam menyusun tugas makalah ini, kami banyak mendapat petunjuk
dari berbagai pihak maupun literatur baik dari internet maupun yang tertuang
dalam buku. Dalam kesempatan ini, kami ingin menyampaikan banyak terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang sudah
banyak membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih atas dukungannya dan menyadari
masih banyak kekurangan dari apa yang kami kerjakan dalam makalah ini,
untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun agar
pada penulisan makalah selanjutnya dapat menjadi lebih baik dan sempurna.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menuju profesionalisme tersebut, dalam setiap profesi
membentuk organisasi-organisasi yang berfungsi untuk mengayomi,
melindungi, dan sebagai keluh kesah pekerja untuk mendapatkan
kehidupan yang layak bagi para profesi. Fungsi organisasi profesi ini
sangat penting bagi para pekerja. Dalam keseharian orang awam
menganggap bahwa organisasi profesi adalah suatu kumpulan profesi yang
terintegrasi dengan baik.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, yang
menjadi pokok permasalahan dalam makalah ini adalah :
1. Apa saja konsep dasar organisasi profesi ?
2. Apa saja konsep dasar kode etik ?
3. Apa tujuan kode etik ?
4. Apa saja kode etik guru di Indonesia ?
5. Siapa saja sasaran sikap profesional pendidikan ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka adapaun tujuan penulisan
yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kosep dasar organisasi profesi.
2. Untuk mengetahui konsep dasar kode etik.
3. Untuk mengetahui tujuan kode etik.
4. Untuk mengetahui kode etik guru di Indonesia.
5. Untuk mengetahui sasaran sikap profesional pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kosep Dasar Organisasi Profesi
o Diketahui
o Dipahami dan dimengerti
o Ditaati
o Dihargai
3
mempunyai ikatan bersama untuk menyelenggarakan fungsi sosial yang
mana tidak dapat dilaksanakan secara terpisah sebagai individu.
4
Menurut Prof. DR. Azrul Azwar MPH (1998), ada 3 ciri organisasi :
1) Umumnya untuk satu profesi hanya ada satu organisasi profesi yang
para anggotanya berasal dari satu profesi saja dalam arti telah
menyelesaikan pendidikan profesi dengan dasar-dasar keilmuan yang
sama.
memajukan profesi.
5
akhir banyak pula yang akan dihasilkan. Menurut World Medical
secara keseluruhan.
kode etik merupakan pedoman tingkah laku atau aturan yang harus
diikuti dan ditaati oleh anggota- anggota suatu tertentu.
6
sebagai landasan tingkah laku.
2) Menurut UU
Dalam Pasal 1 butir 6 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2004 tentang Komisi Yudisial, ditegaskan:
Kode etik dan/atau pedoman perilaku hakim adalah panduan dalam rangka
menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku
hakim dalam menjalankan tugas profesinya dan dalam hubungan
kemasyarakatan di luar kedinasan.
3) Menurut Abdulkadir Muhammad
Kode etik profesi adalah norma yang ditetapkan dan diterima oleh
kelompok profesi yang mengarahkan dan memberi petunjuk kepada
anggota bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu
moral profesi di mata masyarakat. Kode etik profesi merupakan produk
etika terapan karena dihasilkan berdasarkan penerapan pemikiran etis atas
suatu profesi.
3. Tujuan Kode Etik
Tujuan Kode Etik
Adapun yang dimaksud tujuan kode etik dalam bidang profesi adalah:
- supaya profesional memberikan jasa yang sebaik-baiknya kepada para
pemakai atau para nasabahnya
- melindungi perbuatan dari yang tidak profesional
- meningkatkan mutu pengabdian profesi
- memelihara lingkungan profesi yang kondusif
Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi
adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu
sendiri. Secara umum tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi Dalam hal ini kode etik
dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak luar atau
masyarakat, agar pihak luar jangan sampai memandang rendah
7
suatu profesi. Oleh karena itu, setiap kode etik suatu profesi akan
melarang berbagai bentuk tindakan atau perilaku anggota profesi
yang dapat mencemarkan nama baik profesi tersebut terhadap
dunia luar. Dari segi ini, kode etik juga sering kali disebut kode
kehormatan.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya
Yang dimaksud kesejahteraan di sini meliputi baik kesejahteraan
lahir (atau material) maupun kesejahteraan batin (spiritual atau
mental). Dalam hal kesejahteraan lahir para anggota profesi, kode
etik umumnya memuat larangan-larangan kepada para anggotanya
untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan
kesejahteraan para anggotanya. Dalam hal kesejahteraan batin para
anggota profesi,kode etik umumnya memberi petunjuk-petunjuk
kepada para anggotanya untuk melaksanakan profesinya dengan
baik.
3. Untuk meningkatkan pengabadian para anggota profesi Tujuan lain
kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan
pengabdian profesi, sehingga bagi anggota profesi dapat dengan
mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdian dalam
melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, kode etik merumuskan
ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan para anggota profesi
dalam menjalankan tugasnya.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi Untuk meningkatkan mutu
profesi kode etik juga memuat norma-norma dan anjuran agar para
anggota profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu
pengabdian para anggotanya.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi Untuk meningkatkan
mutu organisasi profesi, setiap anggota profesi diwajibkan untuk
aktif berpartispasi dalam membina organisasi profesi dan kegiatan-
kegiatan yang dirancang organisasi.
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
8
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri.
9
Hubungan Guru dengan murid yang demikian adalah hubungan
yang saling mempercayai.Guru percaya kepada murid bahwa merekatidak
akan berbuat yang tidak sesuai keinginan guru,sedangkan murid
menghargai kewibawaan guru .
Adapun lingkup isi kode etik guru atau tugas guru dengan guru di
indonesi pada garis besarnya mencangkup dua hal yaitu preambul sebagai
pernyataan prinsip dasar pandangan terhadap posisi, tugas, dan tanggung
jawab guru, dan pertanyaan pertanyaan, rujukan teknis oprasional yang
termuat dalam Sembilan batang tubuhnya. Ke sembilan butir itu memuat
hubungan guru atau tugas guru dengan:
2. Kejujuran professional
10
5. Orang tua murid dan masyarakat
8. Organisasi profesi
11
Fungsi Kode Etik
Fungsi kode etik guru terbagi menjadi 2 yaitu fungsi secara khusus.
Fungsi kode etik secara khusus yaitu :
12
2. Nilai-nilai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi profesional.
3. Nilai-nilai jati diri, harkat, dan martabat manusia yang
meliputi perkembangan kesehatan jasmaniah, emosional,
intelektual, sosial, dan spiritual.
13
3. Rekomendasi dewan kehormatan Indonesia sebagai mana
dimaksud pada ayat a wajib dilaksanakan oleh organisasi profesi
guru.
4. Sanksi sebagaimana dimaksud dalam ayat c merupakan upaya
pembinaan kepada guru yang melakukan pelanggaran dan untuk
menjaga harkat dan martabat profesi guru.
5. Siapapun yang mengetahui telah terjadi pelanggaran kode etik
guru Indonesia
6. Setiap pelanggaran dapat melakukan pembelaan diri dengan atau
tanpa bantuan organisasi profesi guru dan atau penasihat hukum
sesuai dengan jenis pelanggaran yang dilakukan dihadapan dewan
kehormatan guru Indonesia.
14
Sikap Pada Peraturan. Pada butir sembilan Kode Etik Guru
Indonsia disebutkan bahwa guru melaksanakan segala kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang pendidikan. Kebijaksanaan pendidikan di negara
kita dipegang oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui
ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan oleh
aparatur dan abdi negara. Guru mutlak merupakan unsur aparatur dan abdi
negara. Karena itu guru harus`mengetahui dan melaksanakan kebijakan-
kebijakan yang ditetapkan. Setiap guru di Indonesia wajib tunduk dan taat
terhadap kebijaksanaan dan peraturan yang ditetapkan dalam bidang
pendidikan, baik yang dikeluarkan oleh Depdikbud maupun departemen
lainnya yang berwenang mengatur pendidikan. Kode Etik Guru Indonesia
memiliki peranan penting agar hal ini dapat terlaksana.
Sikap Terhadap Organisasi Profesi. Dalam UU. No 14 Tahun 2005
pasal 7.1.i disebutkan bahwa guru harus memiliki organisasi profesi yang
mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas
keprofesionalan guru. Sedangkan dalam Pasal 41.3 dipaparkan bahwa guru
wajib menjadi anggota organisasi profesi. Ini berarti setiap guru di
Indonesia harus tergabung dalam suatu organisasi yang berfungsi sebagai
wadah usaha untuk membawakan misi dan memantapkan profesi guru. Di
Indonesia organisasi ini disebut dengan Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI).
Sikap Terhadap Teman Sejawat. Dalam ayat Kode Etik Guru
disebutkan bahwa guru memelihara hubungan seprofesi, semangat
kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial. Ini berarti sebagai berikut:
a) Guru hendaknya menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru
dalam lingkungan kerjanya; b) Guru hendaknya menciptakan dan
memelihara semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial di dalam
dan di luar lingkungan kerjanya. Dalam hal ini ditunjukkan bahwa betapa
pentingnya hubungan yang harmonis untuk menciptakan rasa persaudaraan
yang kuat di antara sesama anggota profesi khususnya di lingkungan kerja
yaitu sekolah, guru hendaknya menunjukkan suatu sikap yang ingin
15
bekerja sama, menghargai, pengertian, dan rasa tanggung jawab kepada
sesama personel sekolah.
Sikap Terhadap Anak Didik. Dalam Kode Etik Guru Indonesia
disebutkan bahwa guru berbakti membimbing peserta didik untuk
membentuk manusia Indonesia seutuhnya berjiwa Pancasila”. Dasar ini
mengandung beberapa prinsip yang harus dipahami seorang guru dalam
menjalankan tugasnya sehari-hari, yakni: tujuan pendidikan nasional,
prinsip membimbing, dan prinsip pembentukan manusia Indonesia yang
seutuhnya.
Tujuan Pendidikan Nasional sesuai dengan UU. No. 2/1989 yaitu
membentuk manusia Indonesia seutuhnya berjiwa Pancasila. Prinsip yang
lain adalah membimbing peserta didik, bukan mengajar, atau mendidik
saja. Pengertian membimbing seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar
Dewantara yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan tut
wuri handayani. Kalimat ini mengindikasikan bahwa pendidikkan harus
memberi contoh, harus dapat memberikan pengaruh, dan harus dapat
mengendalikan peserta didik.
Untuk menyukseskan proses pembelajaran guru harus bisa
menciptakan suasana kerja yang baik, dalam hal ini adalah suasana
sekolah. Dalam kode etik dituliskan bahwa guru menciptakan suasana
sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar
mengajar. Oleh sebab itu, guru harus aktif mengusahakan suasana baik itu
dengan berbagai cara, baik dengan penggunaan metode yang sesuai,
maupun dengan penyediaan alat belajar yang cukup, serta pengaturan
organisasi kelas yang mantap, ataupun pendekatan lain yang diperlukan.
Sikap Terhadap Pemimpin. Sebagai salah seorang anggota
organisasi, baik organisasi guru maupun yang lebih besar, guru akan selalu
berada dalam bimbingan dan pengawasan pihak atasan. Dari organisasi
guru, ada strata kepemimpinan mulai dari cabang, daerah, sampai ke pusat.
Begitu juga sebagai anggota keluarga besar depdikbud, ada pembagian
pengawasan mulai dari kepala sekolah, kakandep, dan seterusnya sampai
16
kementeri pendidikan dan kebudayaan. Kerja sama juga dapat diberikan
dalam bentuk usulan dan kritik yang membangun demi pencapaian tujuan
yang telah digariskan bersama dan kemajuan organisasi. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan sikap seorang guru terhadap pemimpin harus positif
dan loyal terhadap pimpinan.
Sikap Terhadap pekerjaan. Dalam undang-undang No.14 Tahun
2005 pasal 7 ayat 1, tentang guru dan dosen, disebutkan profesi guru dan
dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan
prinsi psebagai berikut; a) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan
idealisme; b) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,
keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia. Hal ini berarti seorang guru
sebagai pendidik harus benar-benar berkomimen dalam memajukan
pendidikan. Guru harus mampu melaksanakan tugasnya dan melayani
pesrta didik dengan baik. Agar dapat memberikan layanan yang
memuaskan masyarakat, guru harus selalu dapat menyesuaikan
kemampuan dengan keinginan masyarakat, dalam hal ini peserta didik dan
para orang tuanya. Keinginan dan permintaan ini selalu berkembang sesuai
dengan perkembangan masyarakat yang biasanya dipengaruhi oleh
perkembangan ilmu dan teknologi. Oleh karena itu, guru selalu dituntut
untuk secara terus menerus meningkatkan dan mengembangkan
pengetahuan dan keterampilannya.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organisasi profesi adalah suatu wadah perkumpulan yang orang-
orang yang memiliki suatu keahilan khusus yang merupakan ciri-ciri
khas dari bidang keahilan tertentu. Suatu perkembangan yang
menggembirakan muncul menyusul keluarnya Undang-undang Rep.
Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dalam
UU tersebut, tenaga kependidikan mendapat perhatian yang amat besar,
melebihi bidang-bidang lain. Ada 6 pasal (pasal 39 s/d 44) terdiri atas
17 ayat, yang secara khusus menyangkut tenaga kependidikan. Ini
menunjukan bahwa kedudukan tenaga kependidikan begitu penting
dalam rangka upaya memajukan pendidikan secara keseluruhan.
B. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
https://apps.detik.com/detik/
https://www.majalahedukasi.co.id/sasaran-sikap-profesional-guru/
Ondi,saonndi. 2010. Etika Profesi Keguruan. PT.Refika Aditama: Bandung
Ali, Mudlofir. 2013. Pendidik Profesional. PT Raja Grafindo Persada:Jakarta
Satory, Djam’an dkk. 2009. Profesi Keguiruan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Soetjipto, Kosasi Raflis. 2004. Profesi Keguruan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
19