Tugas 1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 1

Matkul Bahasa Indonesia

NAMA M ABDUH IQBAL RIDHO


NIM 047900649
PRODI MANAJEMEN
UPBJJ UT Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri

1. Jelaskan fungsi bahasa menurut M.A.K. Halliday.

M.A.K. Halliday Dalam Bukunya Yang Berjudul Explanations In The Functions Of


Language (1973) Menjelaskan Bahwa Terdapat 7 Fungsi Bahasa, Yaitu :
1. Fungsi Instrumental
Fungsi Instrumental Yaitu Bahasa Bertujuan Untuk Memanipulasi Lingkungan Dimana
Bahasa Tersebut Digunakan Dan Memicu Suatu Peristiwa Terjadi.
Contoh : "Jangan Membuka Pintu" Dalam Contoh Ini Fungsi Instrumental Bahasa
Menyebabkan Pintu Tidak Terbuka.
2. Fungsi Regulasi
Fungsi Regulasi Meliputi Penggunaan Bahasa Yang Ditujukan Untuk Mengendalikan
Atau Mengatur Keadaan. Mirip Dengan Fungsi Instrumental, Tetapi Fungsi Regulasi
Cenderung Ditujukan Pada Orang Lain Karena Berhubungan Dengan Penerapan
Norma, Peraturan, Kaidah, Maupun Nilai.
Contoh : Seorang Ibu Mengatakan Pada Anaknya "Jika Kamu Nakal, Kamu Tidak
Mendapat Uang Jajan" Dalam Contoh Ini Fungsi Regulasi Bahasa
Mengendalikan Perilaku Anak.
3. Fungsi Representasional
Fungsi Representasional Ialah Fungsi Bahasa Untuk Menyampaikan Fakta Dan
Pengetahuan, Serta Menyampaikan Atau Menjelaskan Suatu Peristiwa Yang Dapat
Dibuktikan Kebenarannya.
Contoh : "Matahari Terbit Di Timur" Dalam Contoh Ini Fungsi Representasional
Bahasa Menyatakan Suatu Fakta Yang Dapat Dibuktikan Kebenarannya.
4. Fungsi Interaksional
Fungsi Interaksional Adalah Penggunaan Bahasa Yang Bertujuan Untuk Menunjang
Keberadaan Manusia Sebagai Makhluk Sosial Yaitu Sebagai Alat Untuk Melakukan
Kontak Sosial Dengan Orang Lain.
Contoh : "Bagaimana Kabarmu Hari Ini ?" Dalam Contoh Ini Fungsi Interaksional
Bahasa Bertugas Membuka Percakapan Agar Tercipta Komunikasi.
5. Fungsi Personal
Fungsi Personal Meliputi Penerapan Bahasa Sebagai Media Untuk Menggambarkan
Keadaan Emosi Atau Perasaan Pembicara. Contoh : "Wah, Indah Sekali Pemandangan
Di Gedung Ini" Dalam Contoh Ini Fungsi Personal Bahasa Menunjukkan Perasaan
Kagum Dari Pembicara Mengenai Pemandangan Yang Ia Lihat.
6. Fungsi Heuristik
Fungsi Heuristik Ialah Fungsi Bahasa Yang Ditujukan Untuk Memperoleh Pengetahuan
Dan Mempelajari Lingkungan Sekitar. Contoh : "Mengapa Ibu Bekerja?" Merupakan
Contoh Penggunaan Fungsi Heuristik Bahasa Untuk Mendapatkan Pengetahuan
Mengenai Alasan Atau Penyebab Ibu Bekerja.
7. Fungsi Imajinatif
Yang Dimaksud Dengan Fungsi Imajinatif Ialah Penggunaan Bahasa Untuk
Menciptakan Hal-Hal Atau Peristiwa-Peristiwa Fiktif ( Tidak Nyata ), Seperti Dongeng.
Contoh : "Semalam Aku Bermimpi Bertemu Naga" Merupakan Contoh Penggunaan
Fungsi Imajinatif Bahasa Dimana Pembicara Mengungkapkan Peristiwa Fiktif.

2. Peta Konsep Perkembangan (Peningkatan) Bahasa Indonesia Berdasarkan


Hasil Kongres Vii S.D. Xi
- Kongres Bahasa Indonesia VII di Jakarta (26-30 Oktober 1998). Hasil kesimpulan dari
Kongres ini, menghasilkan usulan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa
Indonesia.
- Kongres Bahasa Indonesia VIII di Jakarta (14-17 Oktober 2003). Pada kongres ini,
para pemerhati dan pakar bahasa Indonesia menyimpulkan bahwa berdasarkan
- Kongres Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang menyatakan bahwa
para pemuda memiliki satu bahasa, yakni bahasa Indonesia. Bulan Oktober
ditetapkan sebagai Bulan bahasa.
- Kongres Bahasa Indonesia IX di Jakarta (28 Oktober - 1 November 2008). Kongres ini
dilaksanakan dalam rangka memperingati 100 tahun Kebangkitan Nasional, 80 tahun
Sumpah Pemuda, dan memperingati 60 tahun berdirinya Pusat Bahasa.
- Kongres Bahasa Indonesia X di Jakarta (28 Oktober - 31 Oktober 2013). Kongres ini
dihadiri oleh sekitar 1.168 peserta dari seluruh Indonesia dan luar negeri, seperti
Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Timor Leste, Jepang, Pakistan, China,
Jerman, Belgia, Rusia dan Italia.
- Kongres Bahasa Indonesia XI di Jakarta (28 Oktober - 31 Oktober 2018). Kongres ini
digelar di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta dengan mengusung tema "Menjayakan
Bahsa dan Sastra Indonesia". Dalam kongres ini, diluncurkannya beberapa produk
kebahasaan dan kesastraan seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia Braile, buku
Bahasa dan Peta Bahasa, Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) Daring, dan
lainnya.
3. Menerapkan Teknik SQ3R Dalam Artikel Yang Berjudul : Sisi Positif
Parenting Budaya Jepang Oleh: Buyung Okita
1. Temukanlah informasi awal, identitas, dan topik artikel! (langkah survey)
2. INFORMASI AWAL
Parenting menjadi isu yang hangat dewasa ini. Semakin tinggi kesadaran
masyarakat untuk lebih mempelajari bagaimana ilmu-ilmu parenting agar dapat
diimplementasikan bagi putra-putrinya, atau sebagai bekal untuk membina
rumah tangga di kemudian hari. Menurut Buyung Okta, terdapat 4 jenis gaya
parenting, yaitu gaya asuh otoriter, berwibawa, permisif, dan terlalu protektif.

3. IDENTITAS ARTIKEL
1. Judul : Sisi Positif Parenting Budaya Jepang
2. Penulis : Buyung Okita
3. Nama penerbit : www.kompasiana.com

4. TOPIK ARTIKEL : Parenting Dan Macam Gaya Parenting

2. Buatlah tiga pertanyaan yang relevan dengan isi teks! (langkah question)
1. Menurut Buyung Okita, ada berapa jenis gaya parenting?
2. Jelaskan fase-fase gaya pola asuh anak dari usia balita sampai dewasa menurut
Buyung Okita?
3. Apa itu gaya asuh otoriter, jelaskan?

3. Temukanlah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sudah dibuat pada nomor 2!


(langkah read)
a. Menurut Buyung Okita, ada berapa jenis gaya parenting?
1. Gaya Asuh Otoriter
2. Gaya Asuh Berwibawa
3. Gaya Asuh Permisif
4. Gaya Asuh Terlalu Protektif

b. Jelaskan fase-fase gaya pola asuh anak dari usia balita sampai dewasa menurut Buyung
Okita?
- Pada usia 0-5 tahun, anak juga diajak untuk bersosialisasi dengan keluarga dan
kerabat sehingga dapat lebih mengenal saudara dan mudah bersosialisasi. Orang tua
di Jepang juga beranggapan bahwa sebisa mungkin menemani putra-putrinya
sehingga anak merasakan kasih sayang orangtuanya.
- Setelah fase usia 5 tahun, anak boleh bereksplorasi melakukan sesuatu, lalu usia 5-15
tahun anak mulai diajari untuk melakukan kegiatan seperti membersihkan rumah,
belajar untuk disiplin, dan melakukan apa yang dilakukan oleh orang tua. Fase ini
mengajari anak-anak untuk dapat berkontribusi melakukan cara-cara yang telah
dilakukan secara turun temurun. Pada fase ini orangtua memberikan batasan yang
jelas mengenai hak dan kewajiban anak, apa yang boleh dilakukan dan yang tidak
boleh dilakukan.
- Setelah anak berusia 15 tahun, orang tua mulai memberikan ruang agar anak dapat
lebih mandiri dengan mengurangi batasan yang diterapkan pada fase sebelumnya.
Hubungan tidak hanya sebagai orang tua dan anak, tetapi juga sebagai teman dan
setara. Anak didukung untuk menjadi pribadi yang mandiri, dapat berpikir dan
menentukan pilihan dan lebih bersifat demokratis.
- Fase ini mempersiapkan anak untuk melakukan kegiatan keterampilan bagi dirinya
sendiri dan keluarga serta belajar bertingkah laku yang baik dan sopan (menurut
adat Jepang). Anak mulai diajarkan independent (mandiri) dan dipersiapkan untuk
dapat siap menjadi orang dewasa. Setelah usia 20 tahun anak dianggap resmi
menjadi dewasa dengan biasanya.

c. Apa itu gaya asuh Permisif, jelaskan?


Orang tua dengan gaya asuh permisif cenderung memprioritaskan kenyamanan anak,
sehingga mereka akan bersikap layaknya teman kepada anak. Anak yang menerima
gaya asuh ini juga jarang mendapatkan aturan yang ketat atau hukuman. Namun di sisi
lain, orang tua menjadi lemah terhadap setiap keinginan anak. Sehingga mereka tidak
bisa mengatakan “tidak” dan cenderung memanjakan anaknya. Akibatnya, anak tidak
memahami batasan yang jelas dan cenderung menunjukkan beberapa sifat berikut ini
ketika dewasa:

- Impulsif dan agresif.


- Tidak mandiri.
- Memiliki kontrol diri yang kurang baik.
- Cenderung egois dan mendominasi.
- Tidak memiliki tujuan.
- Tidak dapat mengikuti aturan.
- Berisiko lebih besar menghadapi masalah dalam hubungan dan interaksi sosial.

4. Catatlah Dengan Bahasa Sendiri Jawaban-Jawaban Yang Sudah Ditemukan Pada Nomor
3! (Langkah Recite)
Gaya Parenting memiliki pengaruh besar dalam pertumbuhan dan perkembangan
anak, yang perlu diperhatikan dan disadari oleh setiap orang tua dalam melakukan
pola asuh adalah, bagaimana hubungan orang tua dan anak yang sangat dekat, orang
tua adalah cermininan anak, orang tua dan anak adalah setara, dan memperhatikan
tentang perasaan dan emosi anak.
Orang tua di Jepang tidak menggangap gaya asuh mereka menjadi gaya asuh yang
terbaik. Begitu pula dewasa ini nilai budaya barat pun menginsipirasi cara orangtua di
Jepang dalam mendidik anaknya. Meskipun terjadi pergeseran dan perubahan, namun
gaya asuh orang tua di Jepang yang menyayangi putra-putrinya tidak berubah. Setelah
membaca gaya asuh orang tua di Jepang, dapat dipahami bahwa gaya asuh mereka
merupakan perpaduan antara sedikit gaya permisif dan
gaya authoritative (berwibawa). Demikian, perbedaan gaya asuh orang tua di amerika
dan gaya asuh orang tua di Jepang.

5. Catatlah Informasi Utama Dari Artikel Di Atas! (Langkah Review)


Dari artikel diatas, didapatkan beberapa informasi tentang Sisi Positif Parenting
Budaya Jepang, yaitu : Ada Empat Jenis gaya Parenting, yaitu, Otoriter, Berwibawa,
Permisif dan Protektif. Di Jepang Gaya asuh orang tua diterapkan pada beberapa fase
seperti fase Balita (0-5 Tahun), Fase Anak – Anak (5-15 Tahun) dan Fase Remaja (15-20
Tahun). Pada masing – masing fase ini gaya asuh orang tua di Jepang berkembang dari
Gaya Permisif perlahan menjadi Gaya Berwibawa, Pada fase balita dibiarkan untuk
bebas bereksplorasi, lalu pada fase anak – anak mulai diajarkan kedisiplinan hingga
pada fase remaja orang tua mempersiapkan anak – anak nya untuk mandiri untuk
menjadi dewasa. Meskipun terjadi pergeseran dan perubahan nilai budaya barat yang
menginspirasi, Namun gaya asuh orang tua di Jepang dalam menyayangi anak –
anaknya tidak berubah.

Sekian jawaban dari saya, di ucapkan terimakasih!

Anda mungkin juga menyukai