Proposal Skripsi Salama Sely
Proposal Skripsi Salama Sely
Proposal Skripsi Salama Sely
Pendahuluan : Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh
gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan dapat menimbulkan
cacat atau kematian
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan
kegawatdaruratan dan terjadinya stroke berulang pada kejadian stroke.
Metode Penelitian : Penelitian ini dilakukan dengan cara literature review jurnal yang
menggunakan metode deskriptif desain, cross sectional studi, deskriptif korelasi,
deskriptif kuantitatif, deskriptif kualitatif, deskriptif analisis, deskriptif bivariat, dan quasi
experimen
Hasil : Hasil literature review dari 17 jurnal yang membahas tentang yang berhubungan
dengan kegawatdaruratan kejadian stroke didapatkan hasil hipertensi, kadar gula darah
dan keterlambatan penangan pada pasien stroke. Sedangkan diabetes mellitus, obesitas,
merokok, dan kadar kolesterol merupakan faktor resiko yang menyebabkan kejadian
stroke.
Kesimpulan dan Saran :Hipertensi, kadar gula darah dan keterlambatan penanganan
pasien stroke merupakan faktor yang berhubungan dengan kegawatdaruratan dan stroke
berulang pada kejadian stroke. Sedangkan diabetes mellitus, obesitas, merokok dan kadar
kolesterol merupakan faktor resiko yang menyebabkan kejadian stroke.
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan
melakukan pengkajian lebih dalam lagi.
PENDAHULUAN
stroke adalah kelumpuhan pada satu sisi tubuh atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh
yang disertai kesemutan atau baal satu sisi tubuh atau mulut menjadi mencong tanpa
kelumpuhan otot mata atau bicara pelo atau sulit bicara/komunikasi dan atau tidak mengerti
pembicaraan. (Kemenkes, 2019). Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai
dan harus ditangani secara cepat dan tepat karena merupakan penyebab utama kecacatan pada
orang dewasa dan menimbulkan dampak yang besar bagi sosial ekonomi, karena biaya
Prevalensi stroke di Amerika Serikat setiap tahun sekitar 700.000 orang, dan stroke
hampir setiap 45 detik terjadi kasus stroke, dan setiap 4 detik terjadi kematian akibat stroke.
Penderita stroke di Amerika Serikat berusia antara 55-64 tahun sebanyak 11% mengalami
infark serebral silent, prevalensinya meningkat sampai 40% pada usia 80 tahun dan 43% pada
angka kematian tertinggi kedua di dunia pada tahun 2019. Stroke menjadi penyebab sekitar
11% dari total kematian atau sekitar 6 juta kasus dari 55,4 juta kematian di seluruh dunia
(WHO, 2020). Berdasarkan data WHO (2010) setiap tahunnya terdapat 15 juta orang di
seluruh dunia menderita stroke. Di antaranya ditemukan jumlah kematian sebanyak 5 juta
Kasus stroke terbesar yang teridentifikasi berada pada kategori usia 75 tahun ke atas
50,2‰ dan terkecil pada kategori usia 15-24 tahun yakni 0,6‰.3–5 Menurut Institute for
Health Metrics and Evaluation, dari tahun 2009-2019 stroke masih menjadi penyebab
Penyakit stroke telah menjadi masalah kesehatan yang menjadi penyebab utama
kecacatan pada usia muda dan merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di
dunia.Diperkirakan, insiden stroke di Amerika Serikat lebih dari 700.000 tiap tahun dan
Kejadian kasus stroke 100 sampai 300 oramg per 100.000 penduduk pertahun. Stroke
merupakan penyebab kematian nomor satu di Indonesia dan pada tahun 2030 diperkirakan
akan terus meningka mencapai 23,3 juta kematian. Berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan,
prevalenasi stroke mengalami peningkatan dari 7% pada Riset Kesehatan Dasar tahun 2013
menjadi 10,9% pada Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 (Riskesdas, 2018).
Menurut RISKESDAS 2018 Di Maluku pasien stroke untuk laki-laki 11,4 % dan
untuk perempuan 6,6 % dengan berjumlah keseluruhan 0.9 % dari jumlah 11.991 jiwa dan
yang tidak rutin melakukan pemeriksaan stroke ulang sebanyak 38,71 % dari 113 jiwa.
Berdasarkan data menunjukkan bahwa insiden stroke di Maluku masih cukup tinggi.
Jumlah pasien stroke yang dirawat di Unit Perawatan Stroke RSUD dr M. Haulussy pada
tahun pada ruang neurologi dari bulan januari – desember 2022 terdapat 77 pasien stroke di
yang di rawat.Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh
gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan dapat menimbulkan cacat
Stroke adalah serangan mendadak dari defisit neurologis fokal akibat vaskular yang
berlangsung selama lebih dari 24 jam. Stroke diklasifikasikan menjadi iskemik (disebabkan
oleh trombosis atau emboli) dan hemoragik (terutama disebabkan oleh pecahnya pembuluh
Lingga (2013) membagi faktor risiko stroke menjadi dua, yaitu faktor yang tidak
terkendali, seperti genetic, cacat bawaan, usia gender, riwayat penyakit dalam keluarga dan
jantung, obesitas, merokok, konsumsi alcohol, kurang aktivitas fisik, stress, konsumsi obat-
obatan dan kontrasepsi berbasis hormone. Belum ada satupun obat yang paling efektif untuk
menyembuhkan stroke, sehingga jalan satu-satunya adalah menghindari diri dari serangan
stroke dengan cara mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan penyakit stroke.
Adapun faktor kegawatdaruratan penyebab stroke yaitu hipertensi, kadar gula darah
dengan serangan akut yang membutuhkan pertolongan cepat. Stroke dapat menimbulkan
akibat yang bervariasi pada pasien seperti kecacatan sementara maupun permanen hingga
terjadinya kematian mendadak. Dampak stroke jika tidak ditangani lebih cepat yaitu
terjadinya kerusakan neurologis seperti kelumpuhan, tonus otot lemah, hilangnya sensasi rasa,
gangguan lapang pandang, kesulitan bicara, gangguan persepsi dan tidak mengenal orang
hubungan yang bermakna antara hipertensi (p value = 0,001; OR = 4,833) dan merokok (p
value = 0,032; OR = 2,883) dengan kejadian stroke Iskemik pada pasien rawat inap RSUD
Soedarso Pontianak. Disarankan kepada responden agar mengurangi kebiasaan merokok serta
mengendalikan tekanan darah agar dapat mengendalikan resiko terjadinya stroke. Kejadian
stroke Iskemik di RSUD Kota Padangsidimpuan menurut Henny Arwina Bangun (2017)
menunjukkan ada hubungan hipertensi dengan kejadian stroke Iskemik sebanyak 44 orang
(62,85%).
berhubungan dengan kegawatdaruratan kejadian stroke, oleh karena itu peneliti ingin
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan rangkuman literatur
review “Faktor apakah yang berhubungan dengan kegawatdaruratan dan stroke berulang pada
kejadian stroke“
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari literature review diketahui faktor yang berhubungan
2. Tujuan Khusus
kejadian stroke.
stroke.
6
stroke.
stroke.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
praktis
Pada bab ini disajikan pemaparan hasil penelitian setelah dilakukan terlebih dahulu analisis
data. Pemaparan hasil penelitian tersebut disajikan untuk mengetahui faktor yang berhubungan
karena gangguan suplai darah menuju suatu bagian otak. Angka kejadian stroke meningkat
seiring dengan bertambahnya usia, semakin tinggi usia seseorang semakin tinggi kemungkinan
terjadi stroke. Menurut penyebabnya stroke dibagi dua yaitu stroke hemoragik akibat pecahnya
pembuluh darah otak dan stroke iskemik (stroke non hemoragik) akibat adanya trombus atau
embolus pada pembuluh darah otak.Banyak faktor yang menyebabkan stroke, yang terdiri dari
faktor yang tidak dapat diubah dan faktor yang dapat diubah.
Dalam penyusunan literature review ini terdapat sembilan jurnal yang akan
digunakan dan ditemukan sebanyak tiga jurnal yang membahas terkait faktor yang
review (Giri Udani, 2015) mengatakan bahwa, Hasil penelitian didapatkan bahwa ada
38 klien (76%) mengalami diabetes melitus yang menderita stroke dan ada hubungan
antara faktor resiko diabetes melitus dengan kejadian menderita stroke, hal ini
mellitus dikarenakan oleh lemak darah, tekanan darah dan obesitas. Temuan ini
berbahaya. Selain penderita diabetes lebih tinggi resikonya kena serangan jantung atau
stroke dibandingkan dengan mereka yang memiliki kadar gula darah stabil.
Hal ini sejalan dengan penelitian (Khairatunnisa & Dian Maya Sari, 2017)
mengatakan bahwa, proporsi pasien yang menderita DM pada kelompok kasus adalah
sebesar 73,3%, sedangkan kelompok kontrol sebesar 40,0%. Sementara itu proporsi
pasien yang tidak DM pada kelompok kasus sebesar 26,7%, sedangkan kelompok
kontrol sebesar 60,0%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
antara faktor DM terhadap kejadian stroke dengan nilai OR sebesar 4,12 (95% CI:
1,69 – 10,04). Hal ini berarti bahwa pasien yang menderita stroke memiliki risiko 4,12
Namun, kedua penelitian diatas tidak sejalan dengan penelitian (Wayunah &
responden yang menderita diabetes mellitus sebanyak 28 responden (27,2 %). Dari
hasil tersebut sebanyak 64,3 % mengalami stroke CVDSNH. Namun dari hasil analisa
lanjut ditemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara riwayat diabetes mellitus
dengan kejadian stroke CVD-SH dan stroke CVD-SNH (P value 0,512, 95 % CI).
Dari hasil analisa OR diketahui bahwa responden yang menderita diabetes mellitus
memiliki risiko 1,5 kali terjadi stroke CVD-SH daripada stroke CVD-SNH
Dari data diatas maka peneliti berasumsi bahwa, diabetes mellitus berpengaruh
dan merupakan faktor risiko stroke iskemik. Hal tersebut terjadi karena diabetes akan
didalam tubuh. Penyerapan natrium kan meningkatkan kadar kalium falam dalam
darah dan akan menyebabkan terstimulasikan system saraf simpatik. Hal ini diduga
dengan hipertensi, pola makan yang tidak baik serta kurangnya aktivitas fisik.
Sehingga diabetes adalah kondisi dimana secara tidak langsung akan mempengaruhi
Dalam penyusunan literature review ini terdapat sembilan jurnal yang akan
digunakan dan ditemukan sebanyak tiga jurnal yang membahas terkait faktor yang
review (Khairatunnisa & Dian Maya Sari, 2017) mengatakan bahwa, proporsi
pasien yang obesitas pada kelompok kasus sebesar 40,0%, sedangkan pada
Sementara itu, proporsi pasien yang tidak obesitas pada kelompok kasus
sebesar 60,0%, sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 80,0%. Hasil uji statistik
0,066). Penelitian Onwuchekwa, et. al. (2013) juga menunjukkan hasil yang sama.
Penelitian yang dilakukan pada penduduk pedesaan di wilayah selatan Nigeria ini
mendapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara obesitas dengan kejadian
stroke.
Hal ini sejalan dengan penelitian (Wayunah & Muhammad Saefulloh, 2016)
yang mengatakan bahwa, hasil penelitian, dimana ditemukan hasil tidak ada
hubungan antara obesitas dengan kejadian stroke CVD-SH dan stroke CVD-SNH
(p value 0,307, 95 % CI). Hasil ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh
Nurfaida, Munawir dan Suarnianti (2013) yang menyimpulkan tidak ada hubungan
antara obesitas dengan kejadian Non Hemoragic Stroke (NHS) di Rumah Sakit
juga didukung oleh penelitian Sahruni (2012) yang mengemukakan bahwa obesitas
tidak menunjukkan hubungan yang positif dengan kejadian stroke.Hubungan
langsung obesitas dengan stroke memang belum jelas. Namun obesitas biasanya
Dari hasil diatas maka peneliti berasumsi bahwa, obesitas tidak termasuk
faktor penyeybab stroke dikarenakan masih adanya faktor lain yang mempengaruhi
serta banyaknya cara untuk mengatasi kelebihan berat badan yang dilakukan
masyarakat saat ini misalnya dengan diet rendah lemak serta olahraga maupun
Dalam penyusunan literature review ini terdapat sembilan jurnal yang akan
digunakan dan ditemukan sebanyak tiga jurnal yang membahas terkait faktor yang
review (Giri Udani, 2015) yang mengatakan bahwa, hasil penelitian didapatkan
bahwa ada 46 klien (73%) memiliki hiperkolesterolemia yang menderita stroke dan
stroke, hal ini berarti sesuai dengan teori-teori yang menyatakan bahwa
yang dapat menyebabkan penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan mayor
saluran darah, maka transportasi darah di tubuh pun terhambat dan dapat
Saefulloh) yang mengatakan bahwa, tidak ada hubungan antara kadar kolesterol darah
dengan kejadian stroke CVD-SH maupun CVD-SNH (p = 0,051, α = 0,05), dan risiko
stroke pada responden yang memiliki kadar kolesterol darah yang tinggi berisiko 2,7
kali terjadi stroke CVD-SH daripada CVD-SNH (OR = 2,724; 95% CI 1,096 – 6,771).
Kadar kolesterol total dan Low Density Lipoprotein (LDL) yang meningkat berkaitan
erat dengan terjadinya aterosklerosis. Kolesterol LDL yang tinggi merupakan risiko
terjadinya stroke iskemik. Dan kadar kolesterol LDL yang lebih dari 150 mg/dL
Dari hasil penelitian diatas maka penenliti berasumsi bahwa, ada hubungan
Dalam penyusunan literature review ini terdapat sembilan jurnal yang akan
digunakan dan ditemukan sebanyak empat jurnal yang membahas terkait faktor yang
review (Wayunah & Muhammad Saefulloh, 2016) yang mengatakan bahwa, hasil
dengan terjadinya stroke CVD-SH maupun stroke CVD-SNH. Orang yang merokok
berisiko 1,05 kali terjadi stroke CVD-SH daripada stroke CVD- SNH (OR = 0,053, 95
% CI 0,449 – 2,467).
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Indah Maulidiyah et al., 2015)
yang mengatakan bahwa, Berdasarkan uji statistik Chi Square di peroleh nilai p
value = 0,032 lebih kecil dari α=0,05 sehingga dinyatakan ada hubungan antara
kebiasaan merokok dengan kejadian stroke iskemik. Penelitian yang telah dilakukan
dan hasil penelitian sebelumnya yang mendukung yakni terdapat hubungan yang
Dari hasil penelitian diatas maka peneliti berasumsi bahwa, penyebab terjadinya
stroke dikarenakan rokok mengandung 4000 jenis bahan kimia yang diantaranya
banyak bahan kimia tersebut, dua diantaranya sangat berbahaya yaiyu nikoti dan juga
karbon monoksida, dimana nikotin merupakan zat kimia yang sifat adiktif dan
memengaruhi saraf serta peredaran darah dan zat karbon monoksida yang ada
didalam rokok juga dapat mengurangi pasokan oksigen yang dibawa ke aliran
darah.Maka dari itu rokok merupakan salah satu faktor penyebab stroke.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Indah permata sari, 2015) bahwa
p: 0,014 atau nilai p < 0,05 Ha diterima yang berarti ada hubungan riwayat stroke
dalam keluarga dengan stroke berulang. Nilai p: 0,021 atau nilai p < 0,05 Ha diterima
yang berarti ada hubungan hipertensi dengan stroke berulang. Nilai p: 0,021 atau nilai
p < 0,05 Ha diterima yang berarti ada hubungan merokok dengan stroke berulang..
Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan
terjadinya stroke berulang pada penderita pasca stroke yaitu riwayat stroke dalam,
merokok.
B. Faktor yang menyebabkan kegawatdaruratan dan stroke berulang pada kejadian stroke
kejadian stroke. Berdasarkan jurnal yang di review (Ade Yonata & Arif Satria
Putra Pratama, 2016) Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala khas, apabila
hipertensi tidak dikontrol dan ditangani dengan tepat maka akan menimbulkan
neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah, dan terjadi
secara mendadak dengan gejala-gejala dan tanda-tanda yang sesuai dengan daerah
yaitu perubahan struktur pembuluh darah serebral, perubahan aliran darah serebral,
stres oksidatif, peradangan, dan disfungsi barorefleks arteri. Tekanan darah yang
tinggi dapat memacu kronis dan tidak terkendali akan memacu kekauan pada
dinding pembuluh darah kecil yang dikenal dengan mikroangiopati. Dan dapat
juga memacu timbulnya timbunan plak pada pembuluh darah besar. Timbunan
plak akan menyempitkan lumen atau diameter pembuluh darah. Plak yang tidak
stabil akan mudah rupture atau pecah dan terlepas. Plak yang terlepas akan
tekanan darah dengan stroke iskemik dapat dilihat dari tekanan darah yang tinggi
pada hipertensi akan memicu pecahnya pembuluh darah otak. Pada gilirannya
jaringan otak akan rusak dan timbul gejala – gejala stroke. Semakin tinggi tekanan
darah, semakin besar tekanan yang diderita oleh dinding pembuluh 20 darah.Jika
tekanan darah semakin tinggi, maka pembuluh darah dapat pecah terutama
pembuluh darah kecil yang berdinding lebih tipis (Henny Arwina Bangun, 2017).
memiliki signifikansi sebesar 0.049 dengan koefisien korelasi 0.221, skor NIHSS
0.244, dan gejala sisa memiliki signifikansi 0.171 dengan koefisien korelasi 0.154.
Terdapat hubungan antara masing-masing jenis stroke, skor GCS, skor NIHSS,
dan komplikasi dengan lama rawat inap pada pasien stroke di RSUP Dr. Wahidin
ditemukan hubungan dengan lama rawat inap pada pasien stroke di RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo.
Dari data diatas maka peneliti berasumsi bahwa, hipertensi sebagai faktor
stroke yang berulang. Karena pada kasus hipertensi mengalami kerusakan endotel
Akibatnya dapat terjadi gangguan aliran darah tubuh dimana diameter pembuluh
darah pada nantinya akan mengecil sehingga darah yang mengalir ke otak pun
akan berkurang. Dengan pengurangan aliran darah otak (ADO) maka otak akan
kekurangan suplai oksigen. Karena suplai berkurang secara terus menerus, maka
2) Faktor kadar gula darah yang menyebabkan kegawatdaruratan dan stroke berulang
digunakan dan ditemukan sebanyak dua jurnal yang membahas terkait faktor kadar
mengalami stroke akut Hemoragik. Berdasrkan uji chi square didapatkan nilai p
value 0,000 berarti <0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara kadar gula darah sewaktu dengan kejadian stroke akut pada
pasien stroke yang dibawa ke Instalasi Gawat Darurat RSI Klaten. Hiperglikemia
darah mengecil yang akhirnya menyebabkan gangguan aliran darah ke otak yang
berujung pada kematian sel-sel otak (Permatasari, 2011). Selain itu hiperglikemi
kronis akan menimbulkan glikolisasi protein-protein dalam tubuh. Bila hal ini
products (AGES) yang toksik untuk semua protein. AGE protein yang terjadi
diantaranya terdapat pada receptor macrofag dan reseptor endotel. Age reseptor di
I (ILI), insulin like growth factors-I (IGF-I). Produk ini akan memudahkan
proliperasi sel dan matriks pembuluh darah. AGE reseptor yang terjadi di endotel
Dari hasil penelitian diatas maka peneliti berasumsi bahwa, kadar gula darah
disebabkan karena kadar gula darah yang tinggi dapat membentuk aterosklerosis.
lemak atau sumbatan kolesterol dalam pembuluh darah. Sumbatan atau lapisan
Dalam penyusunan literature review ini terdapat sembilan jurnal yang akan
digunakan dan ditemukan sebanyak satu jurnal yang membahas terkait faktor
pasien ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis secara tepat waktu
pada pasien stroke sebelum tiba di rumah sakit merupakan alasan utama terjadinya
yang lebih awal ke rumah sakit memberikan kesempatan pada pasien untuk
mendapatkan penanganan medis yang cepat dan tepat, yang berhubungan dengan
keberhasilan terapi dan perbaikan luaran klinis pasien, sedangkan luaran klinis
Stroke merupakan masalah kesehatan global. Menurut data WHO tahun 2016
stroke merupakan penyebab kematian dan disabilitas nomor dua di dunia.3 Stroke
menempati posisi kedua setelah penyakit jantung sebagai penyakit penyebab
kematian di Indonesia.3 Menurut hasil laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2013, prevalensi stroke berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan (nakes) tertinggi
di Sulawesi Utara (10,8 %).
Dari hasil penelitian diatas maka peneliti berasumsi bahwa target penanganan
stroke adalah penyelamatkan sebanyak mungkin area di otak yang secara anatomi
atau bentuk masih baik namun fungsinya masih terganggu atau daerah sekitar sel-
sel pada titik serangan stroke (daerah penumbra). Seiring waktu daerah penumbra
ini bisa jatuh ke kondisi infark dimana baik bentuk dan fungsinya sudah
dengan bengkak yang luas pada jaringan otak dan meningkatkan risiko
sebagai suatu gangguan disfungsi neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan
peredaran darah dan terjadi secara mendadak dengan gejala dan tanda yang sesuai
dengan daerah focal otak yang terganggu. Tekanan darah yang tinggi dapat
memacu kronis dan tidak terkendali akan memacu kekakuan pada dinding
pembuluh darah kecil yang dikenal dengan mikroanginopati, dan dapat juga
memacu timbulnya timbunan plak pada pembuluh darah besar (Henny Arwina
Bangun, 2017).
darah otak yang berkuran besar. Penebalan tersebut akan mengakibatkan diameter
kejadian stroke. Dimana kedatangan pasien stroke yang lebih awal ke rumah sakit
cepat dan tepat, berhubungan dengan keberhasilan terapi dan perbaikan luaran
klinis pasien. Luaran klinis pasien akan mengalami perburukan pada pasien stroke
yang tidak mendapatkan penanganan medis secara cepat dan tepat (Seremwe F, et
al., 2017).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pencarian Literatur
pada bulan Desember 2020.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
bereputasi baik nasional maupun internasional dengan tema yang sudah ditentukan.
Pencarian
Google Scholar
Pubmed
Stroke AND Stroke Emergency
Reseach gate
Stroke AND Stroke Emergency
studi sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review.
4. Outcamey aitu hasil atau iuran yang diperoleh pada studi terdahulu yang
literature review.
kemudian peneliti mendapatkan 250 artikel yang sesuai dengan kata kunci
judul dan abstrak (n=137) serta full text(n=17) yang disesuaikan dengan
di bawah ini.
Indramayu (2016).
g. Faktor risiko terkait dengan stroke iskemik pada pasien Jepang dengan
(2017).
penderita stroke.
m. Faktor- faktor yang berhubungan dengan kejadian stroke pada usia produktif.
Nama Metode
No Author jurnal , Judul (Desain, Populasi, Hasil Penelitian Databas e
Vol,no , tahun
. Variabel, instrumen ,
analisis )
1Khairatunnisa,Jurnal ilmiah Faktor risiko
Desain:obsevasional analitik Hasil penelitian menunjukkan faktor- faktor Google Scholar
Dian penelitian yang dengan rancangan studi yang berhubungan secara
Maya Sari kesehatan berhubungan kasus control. signifikan dengan kejadian stroke adalah
,Volume dengan kejadianPopulasi: 90 responden hipertensi 6,18 (95% CI: 2,46 – 15,51) dan
2, No 1 stroke Variabel: terdiridari diabetes melitus OR sebesar 4,12 (95% CI:
Tahun 2017 padapasien di variable bebas seperti 1,69 – 10,04). Faktor yang tidak
RSU H. Sahudin hipertensi, diabetes berhubungan bermakna dengan kejadian
Kutacane mellitus, merokok, stroke adalah
Kabupaten Aceh obesitas merokok, obesitas
Tenggara. instrument : kartu kontrol
analisis : secara univariat dan
bivariat
2 Indah Jurnal Faktor-faktor Desain : rancangan Hasil penelitian menunjukan bahwa Google
Maulidiyah, ilmiah Scholar
yang observasional analitik terdapat hubungan yang bermakna antara
penelitian
M. Nasip,
kesehatan berhubungan dengan rancangan kasus merokok (p value = 0,032; OR = 2,883),
Mareleny Vol 2,
dengan kejadian control tekanan darah (p value = 0,001; OR = 4,833),
No 4
wati
tahun stroke iskemik Populasi: 92 Responden dengan kejadian Stroke Iskemik pada pasien
2015
pada pasien Variabel: terdiri dari rawat inap di RSUD Soedarso Pontianak.
rawat inap di variable bebas seperti
RSUD Soedarso hipertensi, merokok,
Pontianak obesitas.
Instrument : kartu kontrol
Analisis : secara univariat
dan bivariat
3 Henny Jurnal Faktor-faktor Desain: analitik dengan Hasil penelitian adalah ada hubungan tekanan Google
Arwina mutiara yang pendekatan Cross darah dengan kejadian stroke iskemik Scholar
Bangun kesehata berhubungan Sectional sebanyak 44 orang (62,85%), dari hasil uji
n dengan kejadian Populasi: 70 Responden chi-square 0,01 yang menunjukkan hubungan
masyara stroke iskemik Variabel: hipertensi, antara tekanan darah dengan stroke iskemik.
kat di RSU Kota kadar gula darah. Hubungan kadar gula darah dengan kejadian
Volume Padangsidimpua Instrument : kuisioner stroke iskemik yaitu sebanyak
Analisis : secara univariat
13, No 4 n 66 orang (94,28%) dari hasil uji chi- square
dan bivariat
tahun 0,018 yang menunjukkan adanya hubungan
2017 kadar gula darah dengan stroke
iskemik.
4 Wayunah, Jurnal Analisis faktor Desain: observasional Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan Google
Muhammad pendidi yang analitik dengan rancangan yang signifikan antara hipertensi (p = 0,035) Scholar
Saefulloh kan berhubungan Cross Sectional Study dengan jenis stroke. Obesitas (p = 0,307),
kepera dengan kejadian Populasi: 103 Responden kadar kolesterol darah dengan kejadian stroke
watan stroke di RSUD Variabel: Hipertensi, CVD-SH maupun CVD-SNH (p = 0,051,
indones Indramayu obesitas, kadar kolesterol α = 0,05), dan risiko stroke pada responden
ia, darah yang memiliki kadar kolesterol darah yang
Volume Instrument : kuisioener tinggi berisiko 2,7 kali terjadi stroke CVD-
Analisis : secara univariat
2, No 2 SH daripada CVD-SNH (OR = 2,724; 95%
dan bivariat
tahun CI 1,096 –
2016 6,771). Penelitian ini menyimpulkan riwayat
hipertensi merupakan faktor risiko
independen yang berhubungan dengan jenis
stroke, sedangkan tidak ada hubungan secara
signifikan antara faktor obesitas dan kadar
kolesterol darah dengan kejadian stroke.
5 Romlina , Jurnal Faktor yang Desain: penelitian Hasil penelitian menunjukkan
terdapat Google
kesehatan Scholar
Jusuf mempengaruhi deskriptif dengan desain hubungan kadar kolesterol darah dengan
, Vol 13,
Kristiano, No 2 kejadian stroke Cross Sectional. kejadian stroke (p = 0,005). Faktor yang
tahun
Yunita di Rumah Sakit Populasi: 257 Responden berpengaruh terhadap kejadian stroke adalah
2019
Daerah Provinsi Variabel: kadar kolesterol kadar kolesterol darah (OR =
Kepulauan Riau darah. 0,047)
Instrument : kuisioener
Analisis : multivariat
6 Giri Udani Volume Faktor resiko Desain: penelitian Hasil penelitian uji statistik hubungan faktor Google
6, No 1 kejadian stroke menggunakan desain resiko Hipertensi diperoleh p value 0,001 Scholar
tahun korelasi dengan metode disimpulkan ada hubungan Merokok
2015 pendekatan Cross diperoleh p value 0,028 disimpulkan ada
Sectional. hubungan. Diabetes mellitus diperoleh p
Populasi: 100 Responden value 0,012 disimpulkan ada
Variable: resiko hubungan.,
hipertensi, merokok, hiperkolesterolemia (p = 0,014) disimpulkan
resiko diabetes mellitus, ada hubungan.
hiperkolesterolmia
Instrument : kuisioener
dan wawancara
Analisis : bivariat
7 Ken Volume Faktor risiko Desain: penelitian Faktor resiko yang terkait dengan stroke Pubmed
Okumaru, 3, No 4 terkait dengan menggunakan studi iskemik seteleh penyesuaian penggunaan
MD, PhD tahun stroke iskemik kohort. antikoagulan oral saat pendaftaran adalah
2020 pada pasien Populasi: 227 Responden hipertensi (HR, 1.60;95% CI, 1.15-2.23;P
Jepang dengan Variabel: hipertensi, = 006), baik diabetes didefinisikan
Fibrilasi Atrium diabetes mellitus sebagai faktor risiko stroke iskemik
Nonvalvular.
8 Romadhani Jurnal Analisi faktor- Desain: penelitian Faktor resiko yang terkait dengan kejadian Google
Tri Purnomo, artikel faktor yang kuantitatif korelasi dengan stroke akut adalah Terdapat hubungan yang scholar
Edi motorik mempengaruhi pendekatan waktu cross bermakna antara tekanan darah dengan
Widjajanto, Volume, kejadian stroke sectional. kejadian stroke akut pada pasien stroke yang
Ika 12, No akut pada pasien Populasi: 190 responden dibawa ke Instalasi Gawat Darurat RSI
Sulistyarini 24 tahun stroke yang Variable: hipertensi, Klaten (p value 0,022 dan OR 5,223),
2017
dibawa ke kadar gula darah sewaktu, Terdapat hubungan yang bermakna antara
instalasi gawat riwayat penyakit kadar gula darah sewaktu dengan kejadian
darurat RSI jantung,kadar kolesterol. stroke akut pada pasien stroke yang dibawa
Klaten Instrument : lembar ceklis ke Instalasi Gawat Darurat RSI Klaten (p
Analisis : bivariat
value 0,000 dan OR 5,500), Tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara riwayat
penyakit jantung dengan kejadian stroke akut
pada pasien stroke yang dibawa ke Instalasi
Gawat Darurat RSI Klaten (p value 0,0812
dan OR 0,931),
Tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara kadar kolesterol total dengan kejadian
stroke akut pada pasien stroke yang dibawa
ke Instalasi Gawat Darurat
RSI Klaten (p value 0,879 dan OR 0,954)
9 Derrel V Artikel Faktor-faktor Desain: analiti retrospektif usia (P=0,711), jenis kelamin (P=0,879), Google
Barahama, jurnal yang menggunakan teknik tingkat pendidikan (P=0,010), letak tempat Scholar
Gilbert kesehat berhubungan purposive sampling tinggal (P=0,303), jarak tempat tinggal
Tangkudung, an , dengan Populasi: 226 populasi (P=0,458) dan penggunaan ambulans
Nieke A. H. Volume keterlambatan Variable: usia, jenis (P=0,469). Terdapat hubungan bermakna
N. Kenbuan 7, No 1 kedatangan kelamin, tingkat antara tingkat pendidikan dengan
tahun pasien stroke di pendidikan, letak tempat keterlambatan kedatangan pasien stroke di
2019 RSUP Prof. Dr. tinggal, jarak tempatr RSUP Prof. R. D. Kandou Manado
R. D. Kandou tinggal, penggunaan
Manado ambulance.
Instrument : rekam medik
pasien
Analisis : bivariat
10 Indah Jurnal faktor-faktor Desain : penelitian p: 0,014 atau nilai p < 0,05 Ha diterima yang Google
permata sari UMS, yang kuantitatif dan uji analisi berarti ada hubungan riwayat stroke dalam Scholar
Volume berhubungan data dengan pendekatan keluarga dengan stroke berulang. Nilai p:
1, no 1 dengan cross sectional. 0,021 atau nilai p < 0,05 Ha diterima yang
Tahun terjadinya stroke Populasi: 50 populasi berarti ada hubungan hipertensi dengan
2015 berulang pada Variable: jenis kelamin , stroke berulang. Nilai p: 0,021 atau nilai p <
penderita pasca usia, riwayat 0,05 Ha diterima yang berarti ada hubungan
stroke stroke,hipertensi, merokok merokok dengan stroke berulang. Nilai p:
, stress 0,028 atau nilai p < 0,05 Ha diterima yang
Instrument : quisioner berarti ada hubungan stress dengan stroke
Analisis : secara univariat berulang. Dari hasil analisis data
dan bivariat menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
berhubungan dengan terjadinya stroke
berulang pada penderita pasca stroke yaitu
riwayat stroke dalam keluarga, hipertensi,
merokok, dan stress
11 Ropika Jurnal Faktor-Faktor desain : penelitian 69,4% berisiko terkena stroke, 41,7% Google
ningsih menara Yang deskriptif korelasional responden dengan faktor usia, Scholar
ilmu, Berhubungan dengan studi Cross 63,9% dengan faktor jenis kelamin laki-laki,
Vol. 7 Dengan Risiko sectional menggunakan 80,6% dengan faktor hipertensi, 86,1%
No.7 Kejadian Stroke teknik purposive sampling dengan faktor diabetes
tahun Di Ruang Rawat Populasi: 72 populasi melitus, 84,7% dengan faktor aktivitas fisik
2018 Inap A di Variable: jenis kelamin , kurang. (P = 0,001), hipertensi (p = 0,000),
Rumah Sakit usia, pekerjaan ,hipertensi, diabetes melitus (p = 0,004), merokok (p =
Stroke Nasional merokok, diabetes melitus. 0,000), kurang aktivitas fisik (p = 0,472)
Bukittinggi Instrument : quisioner dengan risiko stroke
Analisis : secara univariat
Tahun 2017 kejadian tidak ada hubungan.
dan bivariat
12 Yana Jurnal Faktor – Faktor desain : penelitian ada hubungan terhadap kejadian stroke non Google
setiawan ilmiah Yang kuantitatif dan uji analisi hemoragik Variabel yang berhubungan Scholar
kepera Berhubungan data dengan pendekatan adalah Jenis kelamin (p value = 0,003 dan
watan, Dengan cross sectional. OR = 6,476) dan Stres (p value = 0,006 dan
Vol 1 Kejadian Stroke Populasi: 57 populasi OR = 5,431) dan Obesitas (p value = 0,027
no 1 Pada Usia Muda Variable : Stroke, Jenis dan OR= 4,950) dan Gaya hidup (p value=
tahun Di Ruang kelamin, Stres, Obesitas, 0,007 dan OR = 0,182). Aktifitas fisik (p
2018 Wijaya Rsud Gaya hidup, Aktifitas value= 0,015 dan OR = 0,214).
Kota Bekasi fisik.
Instrument : quisioner
Analisis : secara univariat
dan bivariat
13 BiqiPan , Volume Hubungan Desain: penelitian Hasil penilitian perokok memiliki pubmed
menggunakan Stata, dan
Xiao Jin .
12 no antara merokok peningkatan risiko stroke secara keseluruhan
plot corong serta uji
98 dan stroke: asimetri regresi Egger dibandingkan dengan bukan perokok, dengan
Populasi: 303.134
tahun Sebuah meta- odds ratio (OR) gabungan sebesar 1,61
Responden
2019 analisis Variabel: perokok, (interval kepercayaan [CI] 95%: 1,34-1,93, P
jenis kelamin < 0,001). Analisis subkelompok yang
dilakukan berdasarkan status merokok
mengungkapkan OR 1,92 (95% CI: 1,49-
2,48) untuk perokok saat ini dan 1,30 (95%
CI: 0,93-1,81) untuk mantan perokok. Selain
itu, hubungan antara jenis stroke apapun dan
status merokok juga signifikan secara
statistik; perokok saat ini memiliki
peningkatan risiko stroke dibandingkan
dengan bukan perokok (OR: 1.46, 95% CI:
1.04-2.07, P < .001), yang dipengaruhi oleh
jenis kelamin (laki-laki: OR: 1.54, 95% CI:
1.11-2.13, P = 0,002; wanita: OR: 1,88, 95%
CI: 1,45-2,44, P < 0,023). Dari analisis,
bahwa perokok pasif meningkatkan
keseluruhan risiko stroke sebesar 45% (OR:
1,45, 95% CI: 1,0-2,11, P < 0,05).
Berdasarkan meta-analisis dosis-respons,
risiko stroke meningkat sebesar 12% untuk
setiap penambahan 5 batang rokok per hari.
14 Martono Jurnal Faktor- faktor Desain : penelitian Uji statistik yang dilakukan dengan Google
Martono, kepera yang kuantitatif dan uji analisi menggunakan Chi Square diperoleh nilai ρ: Scholar
Rendi Editya watan berhubungan data dengan pendekatan 0,021 atau p < 0,05 Ha diterima artinya ada
Darmawan, muham dengan kejadian cross sectional. riwayat keluarga stroke dengan stroke
Devita Nur madiya stroke pada usia Populasi: 50 populasi berulang. Hubungan antara hipertensi dan
Variable: jenis kelamin ,
Anggraeni h, produktif stroke berulang. Nilai ρ: 0,048 atau p < 0,05
usia, riwayat
Volume stroke,hipertensi, merokok , Ha diterima yang artinya ada hubungan
stress.
7 no 1 kebiasaan merokok dengan stroke berulang.
Instrument : rekam medik
tahun pasien Nilai ρ: 0,039 atau p < 0,05 Ha diterima yang
Analisis : secara univariat
2022 artinya ada hubungan antara stres dengan
dan bivariat
kejadian stroke berulang. Berdasarkan
analisis data menunjukkan bahwa faktor yang
berhubungan dengan kejadian stroke
berulang pada pasien pasca stroke adalah
riwayat keluarga stroke, hipertensi, merokok,
dan stress.
15 Latif, Jurnal Analisis Faktor- Desain : Analitik faktor jenis stroke memiliki signifikansi Google
Nur f. azahra peneliti Faktor Yang observasional dengan sebesar 0.000 dengan koefisien korelasi Scholar
an Berhubungan desain penelitian cross 0.419, komorbid memiliki signifikansi
UNHA Dengan Lama sectional. tehnik total
sebesar 0.750 dengan koefisien korelasi
S , No 1 Rawat Inap sampling
0.036, skor GCS memiliki signifikansi
vol 1 Pasien Stroke Di Populasi: 80 populasi
sebesar 0.049 dengan koefisien korelasi
tahun Rsup Dr. Variable: jenis kelamin ,
0.221, skor NIHSS memiliki signifikansi
2021 Wahidin usia, jenis stroke,
Sudirohusodo komordibitas.
sebesar 0,013 dengan koefisien korelasi
a. Diabetes Mellitus
Berdasarkan hasil penelusuran pada 4 jurnal diperoleh faktor diabetes mellitus sebagai
penyebab stroke. Hasil penelitian menurut Khairatunnisa et al, Hasil uji statistik menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh antara faktor DM terhadap kejadian stroke dengan nilai OR sebesar 4,12
(95% CI: 1,69 – 10,04). Hal ini berarti bahwa pasien yang menderita stroke memiliki risiko 4,12
kali dengan DM dibandingkan dengan yang tidak menderita stroke. Menurut penelitian Giri Udani,
Hasil penelitian didapatkan bahwa ada 38 klien (76%) dengan nilai (p value = 0,012) mengalami
diabetes melitus yang menderita stroke dan ada hubungan antara faktor resiko diabetes melitus
dengan kejadian menderita stroke. Menurut penelitian Ken Okumaru et al, diabetes meliitus
didefinisikan sebagai faktor resiko stroke iskemik.
b. Obesitas
penyebab stroke. Hasil penelitian menurut Khairatunnisa et al, hasil uji statistik
0,066), menurut penelitian Wayunah et al, dimana ditemukan adanya hubungan antara
obesitas dengan kejadian stroke CVD-SH dan stroke CVD-SNH (p value 0,307, 95 % CI)
c. Kolesterol
penyebab stroke. Menurut hasil penelitian Wayunah et al, analisa lebih lanjut
menunjukkan tidak ada hubungan antara kadar kolesterol darah dengan kejadian stroke
CVD-SH maupun CVD- SNH (p = 0,051, α = 0,05), dan risiko stroke pada responden
yang memiliki kadar kolesterol darah yang tinggi berisiko 2,7 kali terjadi stroke CVD-
Romalina et al, Hasil analisis bivariate menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara kadar kolesterol darah dengan kejadian stroke (p=0,005). Hasil
penelitian Giri Udani, hasil penelitian didapatkan bahwa ada 46 klien (73%) dengan hasil
( p = 0,014) memiliki hiperkolesterolemia yang menderita stroke dan ada hubungan
antara faktor resiko hiperkolesterolemia dengan kejadian menderita stroke, hal ini berarti
d. Merokok
penyebab stroke. Hasil penelitian menurut khairatunnisa et al, hasil uji statistik
0,066). Menurut penelitian Indah Maulidiyah, berdasarkan uji statistik Chi Square di
peroleh nilai pvalue = 0,032 lebih kecil dari α=0,05 sehingga dinyatakan ada hubungan
antara kebiasaan merokok dengan kejadian stroke iskemik. Menurut penelitian Giri
Udani, hasil penelitian didapatkan bahwa ada 52 klien ( 70,3%) dengan hasil (p = 0,028)
merokok yang menderita stroke dan ada hubungan antara faktor resiko merokok dengan
e. Hipertensi
penyebab stroke. Hasil penelitian menurut Khairunnisa et al, berdasarkan hasil uji
statistik didapatkan bahwa terdapat hubungan antara faktor hipertensi terhadap kejadian
stroke, dengan nilai OR sebesar 6,18 (95% CI: 2,46 – 15,51). Menurut penelitian Indah
Maulidiyah et al, berdasarkan uji statistik Chi Square di peroleh nilai (p= 0,001; OR =
4,833) sehingga dinyatakan ada hubungan antara tekanan darah dengan kejadian stroke
iskemik, menurut Henny Arwina Bangun, berdasarkan uji statistik dengan uji chi-square
menunjukkan bahwa nilai p = 0,000 atau < 0,05 yang menunjukkan bahwa ada hubungan
tekanan darah dengan kejadian stroke iskemik. Menurut penelitian Romadhani Tri
Sedangkan proporsi penderita stroke hemoragik tertinggi pada kasus hipertensi (84,6%).
hubungan hubungan faktor hipertensi diperoleh p value 0,001 Diabetes Mellitus. Menurut
penelitian Ken Okumaru, faktor resiko yang terkait dengan stroke iskemik seteleh
Berdasarkan hasil penelusuran pada 1 jurnal diperoleh faktor kadar gula darah
sewaktu sebagai penyebab stroke. Hasil penelitian menurut Agreayu, Safrita dan Sastri
(2012), yang menunjukkan bahwa pasien yang mengalami stroke sebagian besar
memiliki kadar gula darah yang meningkat atau hiperglikemia yaitu sebanyak 60,56%.
stroke hemoragik yang hanya 15,4%. Tidak jauh beda dengan pendapat Potter et al.,
prevalensi diabetes di Indonesia yaitu 1,1% secara nasional dan 5,7% pada penduduk
perkotaan di Indonesia.
waktu merupakan hal yang vital pada suatu kejadian stroke. Keterlambatan
kedatangan pada pasien stroke sebelum tiba di rumah sakit merupakan alasan
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil literature review yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa dari
17 jurnal terdapat 4 faktor resiko yang menyebabkan kejadian stroke diantaranya faktor resiko
diabetes mellitus, faktor resiko obesitas, faktor resiko kolesterol dan faktor resiko merokok.
hipertensi yang paling mempengaruhi kegawatdaruratan dan stroke berulang pada kejadian
B. SARAN
Sri Muliasni Isar (2020) :faktor yang berhubungan dengan kegawatdaruratan kejadian stroke
Batubara, Sakti Oktaria, et al. (2015). Hubungan Antara Penanganan Awal dan
Kerusakan Neurologis Pasien Stroke Di RSUD Kupang.