BAB I - STROKE - Saskia Prabayani

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak akut fokal

maupun global akibat terhambatnya peredaran darah ke otak. Gangguan

peredaran darah otak berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau

pecahnya pembuluh darah di otak. Otak yang seharusnya mendapat

pasokan oksigen dan zat makanan menjadi terganggu. Kekurangan

pasokan oksigen ke otak akan memunculkan kematian sel saraf (neuron).

Gangguan fungsi otak ini akan memunculkan gejala stroke (Junaidi,

2011).

Menurut data WHO (2010), setiap tahunnya terdapat 15 juta orang di

seluruh dunia menderita stroke. Diantaranya ditemukan jumlah kematian

sebanyak 5 juta orang dan 5 juta orang lainnya mengalami kecacatan yang

permanen.

Berdasarkan hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018

menyebutkan penyakit tidak menular di Indonesia meningkat

dibandingkan pada tahun 2013. Peningkatan pengidap penyakit kanker,

stroke, ginjal kronik, diabetes, dan hipertensi naik secara signifikan. Jika

dibandingkan dengan hasil riset pada 2013, prevalensi kanker meningkat


dari 1,4% jadi 1,8%, pengidap stroke dari 7% menjadi 10,9%, penyakit

ginjal kronik naik dari 2% jadi 3,8%.

Penyebab utama kematian setelah penyakit jantung koroner dan kanker

di negara-negara berkembang adalah stroke. Negara berkembang juga

menyumbang 85,5% dari total kematian akibat stroke di seluruh dunia.

Dua pertiga penderita stroke terjadi di negara-negara yang sedang

berkembang. Terdapat sekitar 13 juta korban stroke baru setiap tahun,

yang mana sekitar 4,4 juta di antaranya meninggal dalam 12 bulan (WHO,

2006). Di Indonesia, prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1.000

penduduk.

Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali (2017) menyebutkan

perubahan beban penyakit stroke mulai meningkat pada awal tahun 2010,

dan menjadi penyebab terbesar kematian dan kecacatan pertama di

Indonesia.

Adapun faktor risiko yang memicu tingginya angka kejadian stroke

adalah faktor yang tidak dapat dimodifikasi (non-modifiable risk factors)

seperti usia, ras, gender, genetik, dan riwayat Transient Ischemic Attack

atau stroke sebelumnya. Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi

(modifiable risk factors) berupa hipertensi, merokok, penyakit jantung,

diabetes, obesitas, penggunaan oral kontrasepsi, alkohol,

hiperkolesterolemia. 
Menurut (Amir Huda, 2015), Stroke mengakibatkan beberapa masalah

yang muncul, seperti Gangguan menelan, Nyeri akut, Hambatan mobilitas

fisik, Hambatan komunikasi verbal, Defisit perawatan diri,

ketidakseimbangan nutrisi, dan salah satunya yang menjadi masalah yang

menyebabkan kematian adalah gangguan perfusi jaringan cerebral.

Gangguan perfusi jaringan adalah suatu penurunan jumlah oksigen yang

mengakibatkan kegagalan untuk memelihara jaringan pada tingkat perifer.

Identifikasi faktor risiko stroke sangat penting untuk mengendalikan

kejadian stroke di suatu negara. Oleh karena itu, berdasarkan identifikasi

faktor risiko tersebut maka dapat dilakukan tindakan pencegahan dan

penanggulangan penyakit stroke, terutama untuk menurunkan angka

kejadian stroke.

Maka dari itu peran perawat sangat penting dalam memberikan asuhan

keperawatan agar tidak menimbulkan komplikasi yang lebih parah.

Sehingga akan menyebabkan waktu perawatan yang lebih lama dan biaya

yang lebih mahal. Adapun perawatan yang dapat diberikan antara lain

melihat mobilisasi dini bila kondisi neurologis dan hemodinamik stabil,

latihan mobilisasi pasif pada pasien yang belum boleh bergerak yaitu

melakukan perubahan posisi badan dan ekstremitas setiap 2 jam untuk

mencegah decubitus, latihan gerak sendi anggota badan secara pasif untuk

mencegah kontraktur, pemberian obat-obatan untuk mengontrol hipertensi

serta obat untuk memperbaiki status neurologis dan yang sangat penting
adalah penyuluhan tentang penyakit tersebut dari pengertian, penyebab,

tanda dampaknya terhadap kehidupan.

Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis merasa tertarik untuk

mengangkat kasus ini dengan judul “ ASUHAN KEPERAWATAN PADA

Tn. NN DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN

SEREBRAL PADA PASIEN STROKE DI RSAD UDAYANA

DENPASAR TANGGAL 2021’ dengan harapan dapat meningkatkan

mutu pelayanan perawatan sehingga dapat meminimalkan dampak serta

komplikasi lebih lanjut dari stroke.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penulis mengangkat

permasalahan penelitian yaitu : ‘ Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada

Pasien Stroke Dengan Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral Di

RSAD UDAYANA Denpasar?”

C. Tujuan Sudi Kasus

1. Tujuan Umum

Mendapatkan gambaran umum tentang asuhan keperawatan pada pasien

stroke dengan ketidakefektifan perfusi jaringan serebral.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penulisan karya tulis ilmiah ini dapat diuraikan

sebagai berikut:
1. Mampu melakukan pengkajian pada pasien stroke dengan

ketidakefektifan perfusi jaringan serebral.

2. Mampu menyusun rencana keperawatan pada pasien stroke

dengan ketidakefektifan perfusi jaringan serebral.

3. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien stroke

dengan ketidakefektifan perfusi jaringan serebral.

4. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pasien stroke dengan

ketidakefektifan perfusi jaringan serebral.

D. Manfaat Studi Kasus

1. Manfaat teoritis

Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan bisa menambah wawasan dalam

ilmu keperawatan mengenai peran perawat dalam upaya memberikan

asuhan keperawatan pada dua pasien dengan stroke.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Rumah Sakit

Hasil studi kasus ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan

mengenai asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami stroke.

b. Bagi Pendidik

Hasil studi kasus ini diharapkan dapat mejadi sumber bacaan

dalam bidang Pendidikan khususnya bidang kesehatan dalam

pemberian asuhan keperawatan pasien yang mengalami stroke.

c. Bagi Pasien Dan Keluarga Pasien


Hasil studi kasus ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran dan

pengajaran pada pasien dan keluarga pasien dalam penatalaksanaan

masalah stroke.

d. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil studi kasus ini diharapkan menjadi tambahan informasi

dalam menerapkan asuhan keperawatan pada pasien stroke

sehingga pelayanan kesehatan dapat meningkatkan standar

operasional prosedur khususnya.

Anda mungkin juga menyukai