Laporan Pratikum Jembatan Wheatstone

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

MODUL 4

JEMBATAN WHEATSTONE

Nama Praktikan/NIM : Rayhan Kamal J.M/101322157

Anggota Kelompok/NIM : 1. Rayhan Kamal J.M/101322157

2. Nataya Azzahra/101322159

3. Zidan Dwi Alfauzi/101322161

4. Rizki Cahyana Miharja/101322163

Kelas : PE 2C-1

Tanggal Praktikum : 9 Mei 2023

Tanggal laporan : 16 Mei 2023

Pimpinan/Asisten Praktikum : Isna Rizkydianita Septrima


I. INTISARI
Pratikum Modul 4 yang berjudul Jembatan Wheatstone bertujuan untuk
Menghitung serta menyimpulkan 𝐿1 /𝐿2 pada 𝑅𝑥1 berdasarkan Rk (Ω) yang diujikan (50
Ω, 70 Ω, 90 Ω, 100 Ω, 200 Ω, 300 Ω), menghitung serta menyimpulkan 𝐿1 /𝐿2 pada 𝑅𝑥2
berdasarkan Rk (Ω) yang diujikan (50 Ω, 70 Ω, 90 Ω, 100 Ω, 200 Ω, 300 Ω),menghitung
persamaan garis pada grafik 𝑅𝑘 (Ohm) terhadap 𝐿1 /𝐿2 pada 𝑅𝑥1 , dan menghitung
persamaan garis pada grafik 𝑅𝑘 (Ohm) terhadap 𝐿1 /𝐿2 pada 𝑅𝑥2 . Pratikum ini dilakukan
dengan cara menggunakan jembatan Wheatstone yang telah disederhanakan yang nantinya
dialiri listrik menggunakaan catu daya, dihubungkan dengan Galvanometer serta
ditambahkan dengan resistor. Hasil pengukuran percobaan akan berupa hasil dari panjang
antara L1 dan L2 dari jembatan Wheatstone. Jembatan wheatstone digunakan untuk
menghitung hambatan yang belum diketahui nilainya dengan menyeimbangkan dua kaki
rangkaian jembatan. Rangkaian jembatan wheatstone terdiri dari dua resistor yang
diketahui nilainya, satu resistor yang tidak diketahui nilainya, dan satu resistor variabel
yang terhubung dalam bentuk jembatan. Rangkaian ini juga terdiri dari galvanometer dan
sumber gaya gerak listrik.

Kata Kunci : Grafik, Jembatan Wheatstone, Pengukuran, Resistor.

II. PENDAHULUAN
2. 1. Tujuan
1. Menghitung serta menyimpulkan 𝐿1 /𝐿2 pada 𝑅𝑥1 berdasarkan Rk (Ω) yang
diujikan (50 Ω, 70 Ω, 90 Ω, 100 Ω, 200 Ω, 300 Ω),
2. Menghitung serta menyimpulkan 𝐿1 /𝐿2 pada 𝑅𝑥2 berdasarkan Rk (Ω) yang
diujikan (50 Ω, 70 Ω, 90 Ω, 100 Ω, 200 Ω, 300 Ω),
3. Menghitung persamaan garis pada grafik 𝑅𝑘 (Ohm) terhadap 𝐿1 /𝐿2 pada 𝑅𝑥1 ,
4. Menghitung persamaan garis pada grafik 𝑅𝑘 (Ohm) terhadap 𝐿1 /𝐿2 pada 𝑅𝑥2 ,

2. 2. Dasar Teori

Jembatan Wheatstone adalah suatu rangkaian listrik yang digunakan untuk


mengukur resistansi yang tidak diketahui dengan menggunakan prinsip
perbandingan resistansi. Rangkaian ini pertama kali ditemukan oleh ahli fisika
Inggris, Sir Charles Wheatstone, pada tahun 1843.

Dasar dari Jembatan Wheatstone adalah prinsip bahwa arus listrik akan
mengalir melalui rangkaian dengan resistansi terendah. Jika dua resistansi yang
diketahui dan dua resistansi yang tidak diketahui diatur dalam sebuah jembatan
Wheatstone, dan jika jembatan tersebut seimbang, maka resistansi yang tidak
diketahui dapat dihitung. Komponen utama dalam Jembatan Wheatstone adalah
empat resistansi yang diatur dalam suatu bentuk jembatan atau rangkaian serupa.
Resistansi yang tidak diketahui biasanya ditempatkan di satu lengan jembatan,
sedangkan tiga resistansi yang diketahui ditempatkan di tiga lengannya yang lain.
Selain resistansi, jembatan ini juga menggunakan sumber tegangan DC sebagai catu
daya. Prinsip kerja jembatan ini didasarkan pada perbedaan tegangan di titik tengah
jembatan. Jika jembatan tersebut seimbang, yaitu tidak ada arus yang mengalir di
antara titik tengah jembatan, maka perbandingan antara resistansi yang diketahui
dan resistansi yang tidak diketahui dapat digunakan untuk menghitung nilai
resistansi yang tidak diketahui. (John W. & Sons, 2014)

Metode umum untuk mengukur resistansi yang tidak diketahui dalam


jembatan Wheatstone adalah dengan memvariasikan salah satu resistansi yang
diketahui hingga mencapai keadaan seimbang. Ketika jembatan seimbang, nilai
resistansi yang tidak diketahui dapat dihitung berdasarkan persamaan dasar
jembatan Wheatstone. (Wheatstone Bridge)

Gambar 1. Susunan rangkaian Jembatan Wheatstone


Gambar 1. menunjukkan prinsip kerja dari rangkaian jembatan Wheatstone.
Arus yang melalui galvanometer dapat dibuat sama sama dengan nol denan
mengatur nilai 𝑅1, 𝑅2, dan/atau 𝑅𝑘. Pada rangkaian jembatan Wheatstone, asumsi
yang digunakan adalah tidak ada arus yang melalui galvanometer karena tegangan
pada titik A sama dengan pada titik B. Oleh karena itu, didapatkan hubungan:

𝐼𝑎 𝑅1 = 𝐼𝑏 𝑅𝑘 … … … … … … … . (1)
𝐼𝑎 𝑅2 = 𝐼𝑏 𝑅𝑥 … … … … … … … . (2)

Persamaan (1) dapat dibagi dengan persamaan (2) sehingga didapatkan hubungan:

𝐼𝑎 𝑅1 𝐼𝑏 𝑅𝑘
= … … … … … … . (3)
𝐼𝑎 𝑅2 𝐼𝑏 𝑅𝑥
𝑅2
𝑅𝑥 = 𝑅𝑘 … … … … … … . . (4)
𝑅1

Untuk menyederhanakan rangkaian dan mempermudan pengukuran,


hambatan 𝑅1 dan 𝑅2 diganti dengan kawat lurus homogen dengan panjang 𝐿.
Hambatan 𝑅1 sebanding dengan panjang kawat 𝐿1 dan hambatan 𝑅2 sebanding
dengan panjang kawat 𝐿2. Nilai 𝐿1 dan 𝐿2 ditentukan oleh posisi kontak geser 𝐶.
Hubungan resistansi terhadap panjang kawat adalah sebagai berikut:

𝐿
𝑅 = 𝜌 𝐴 … … … … … … … … . . (5)

Keterangan :

R : Resistansi (Ω)

𝜌 : Resistivitas (Ωm)

L : Panjang kawat (m)

A : Luas penampang kawat (m2)


Dengan mensubtitusikan persamaan (5) ke dalam persamaan 4 maka akan
didapatkan persamaan sebagai berikut :

𝐿1
𝑅𝑘 = 𝑅𝑥 … … … … … … . . (6)
𝐿2

Melalui persamaan 6 maka dapat ditentukan hambatan dari suatu resistor yang tidak
diketahui nilainya.

2. 3. Daftar Peralatan
Tabel 1. Daftar Peralatan percobaan difraksi dan panjang gelombang cahaya
Nama Alat Jumlah
Jembatan Wheatstone 1
Kotak hambatan 0 – 100 Ω 1
Kotak hambatan 0 – 1kΩ 1
Galvanometer 1
Resistor, Rx 2
Set kabel penghubung 1
Catu daya 1

2. 4. Prosedur Percobaan
a. Persiapan percobaan
1. Disusun rangkaian seperti pada Gambar 2, digunakan Rk sesuai dengan
urutan yang diberikan pada Tabel 2,
2. Diperhatikan jarum Galvano-meter, jarum tersebut harus tepat menunjuk
pada angka nol,
3. Dipastikan catu daya dalam keadaan mati,
4. Dipilih tegangan keluarancatu daya 4V DC,
5. Diperiksakan Kembali rangkaian yang telah dibuat kepada asisten pratikum.
Gambar 2. Rangkaian percobaan Jembatan Wheatstone

b. Langkah-langkah percobaan
1. Dinyalakan catu daya,
2. Ditempelkan ujung steker penunjuk di atas kawat jembatan Wheatstone,
kira-kira ditengah-tengahnya,
3. Diperhatikan jarum penunjuk pada galvanometer. Apakah jarum tersebut
tepat menunjuk angka nol? Jika tidak, digeser steker penunjuk ke kiri atau
ke kanan sehingga jarum tepat menunjuk angka nol
4. Dicatat jaral L1 dan L2 (diperhatikan Gambar 2) pada Tabel 2,
5. Matikan catu daya,
6. Ganti resistor Rk sesuai dengan Tabel 2,
7. Dilakukan langkah 1 sampai 4,
8. Dimatikan catu daya,
9. Dilakukan langkah 1 sampai 8 untuk Rx yang berbeda

III. DATA DAN PENGOLAHAN DATA


3. 1. Data Fisis Laboratorium
Suhu ruangan (T) = 25°C
Tekanan ruangan (P) = 760 mmHg
KTP = 1°C dan 1 mmHg
3. 2. Pengukuran Jembatan Wheatstone
Tabel 2. Pengukuran Jembatan Wheatstone
𝑅𝑥1 𝑅𝑥2
No 𝑅𝑘 (Ω)
𝐿1 (𝑐𝑚) 𝐿2 (𝑐𝑚) 𝐿1 /𝐿2 𝐿1 (𝑐𝑚) 𝐿2 (𝑐𝑚) 𝐿1 /𝐿2

1 50 33,2 66,8 0,49 19,6 80,4 0,24


2 70 41,2 58,8 0,69 25,7 74,3 0,34
3 90 47,4 52,6 0,90 30,9 69,1 0,44
4 100 49,9 50,1 0,99 33,1 66,9 0,49
5 200 66,4 33,6 1,97 49,6 50,4 0,98
6 300 74,4 25,6 2,90 59,6 40,4 1,47

Sampel 1
𝐿1 33,2
= = 0,49 𝑐𝑚
𝐿2 66,8

Graffik Rk (Ohm) terhadap L1/L2 untuk Rx1


350
300 y = 103.71x - 2.2401
250 R² = 0.9998
Rk (Ohm)

200
150 Y-Values
100 Linear (Y-Values)
50
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
L1/L2

𝑅𝑥1 = B = 103.71 (Rx Eksperimen)

Galat 𝑹𝒙𝟏

𝑅𝑥1 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 = 99,1

𝑅𝑥1 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝑅𝑥1 𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛


𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑅𝑥1 = | | × 100%
𝑅𝑥1 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
99,1 − 103,71
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑅𝑥1 = | | × 100%
99,1

−4,61
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑅𝑥1 = | | × 100% → 4,65%
99,1

Sampel 2

𝐿1 19,6
= = 0,24 𝑐𝑚
𝐿2 80,4

Grafik Rk(Ohm) terhadap L1/L2 untuk Rx2


350
y = 203.48x + 0.7025
R² = 1
300

250
Rk (Ohm)

200

150 Y-Values
Linear (Y-Values)
100

50

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6
L1/L2

𝑅𝑥2 = B = 203,48 (Rx Eksperimen)

Galat 𝑹𝒙𝟐

𝑅𝑥2 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 = 198,4

𝑅𝑥1 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝑅𝑥1 𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛


𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑅𝑥2 = | | × 100%
𝑅𝑥1 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖

198,4 − 203,48
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑅𝑥1 = | | × 100%
198,4
−5,08
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑅𝑥1 = | | × 100% → 2,56 %
198,4

IV. PEMBAHASAN

Dalam percobaan Jembatan Wheatstone, hasil pengukuran multimeter (Rx1


multimeter = 99,1 dan Rx2 multimeter = 198,4) dibandingkan dengan hasil pengukuran
percobaan (Rx1 eksperimen = 103,71 dan Rx2 eksperimen = 203,48) untuk melihat
perbedaan galat antara keduanya. Berdasarkan perhitungan, perbedaan galat dapat
dibandingkan dengan menghitung persentase perbedaan relatif antara nilai pengukuran
multimeter dan nilai pengukuran eksperimen, Berdasarkan perbandingan di atas, terlihat
bahwa perbedaan galat pada Rx1 (4,65%) lebih besar daripada perbedaan galat pada Rx2
(2,56%). Ini menunjukkan bahwa pengukuran Rx1 memiliki galat yang lebih signifikan
dibandingkan dengan pengukuran Rx2. Penting untuk dicatat bahwa galat pengukuran
dapat bervariasi tergantung pada banyak faktor, termasuk presisi alat pengukuran,
ketelitian pengukuran, dan kondisi lingkungan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan
kalibrasi dan mengulangi percobaan jika diperlukan guna memperoleh hasil yang lebih
akurat.

Pada prinsip Jembatan Wheatstone, nilai beda tegangan antara titik A dan B harus
nol, yang mengakibatkan arus bernilai nol pada galvanometer, untuk mencapai kondisi
keseimbangan. Keseimbangan ini dicapai dengan menyesuaikan nilai resistansi pada
elemen jembatan. Pada dasarnya, Jembatan Wheatstone dirancang untuk mengukur
resistansi yang tidak diketahui dengan membandingkannya dengan resistansi yang
diketahui. Dalam konfigurasi Jembatan Wheatstone, terdapat empat resistor yang
membentuk jembatan, yaitu R1, R2, Rx (resistor yang tidak diketahui), dan Rg (resistor
galvanometer). Ketika nilai beda tegangan antara titik A dan B tidak nol, itu menunjukkan
adanya perbedaan potensial yang menyebabkan arus mengalir melalui galvanometer. Hal
ini menandakan bahwa jembatan tidak berada dalam keadaan seimbang, dan resistansi
yang tidak diketahui (Rx) belum sesuai dengan nilai resistansi yang diketahui (R1, R2).
Untuk mencapai keseimbangan, nilai beda tegangan antara titik A dan B harus nol. Ini
dapat dicapai dengan mengatur nilai resistansi pada elemen jembatan. Ketika nilai beda
tegangan menjadi nol, itu berarti arus yang mengalir melalui galvanometer menjadi nol,
sehingga tidak ada arus yang mengalir melalui elemen pengukur. Pada kondisi ini,
jembatan Wheatstone dikatakan berada dalam keseimbangan. Dalam kondisi
keseimbangan, perbandingan resistansi yang diketahui (R1 dan R2) dengan resistansi yang
tidak diketahui (Rx) dapat dihitung menggunakan persamaan Wheatstone: R1/R2 = Rx/Rg
Dengan mengetahui nilai resistansi R1, R2, dan Rg, serta mengetahui kondisi
keseimbangan, kita dapat menghitung nilai resistansi yang tidak diketahui (Rx). Dengan
demikian, agar arus pada galvanometer menjadi nol dan mencapai keseimbangan, nilai
beda tegangan antara titik A dan B pada prinsip Jembatan Wheatstone harus nol.

V. KESIMPULAN
1. Pada Rx1, L1/L2 hasil yang didapatkan semakin membesar yaitu dari 0,49, 0,69,
0,90, 0,99, 1,97, 2,90. Hasil tersebut semakin tinggi karena disebabkan oleh Rk (Ω)
yang semakin tinggi,
2. Pada Rx2, L1/L1 hasil yang didapatkan juga semakin membesar seiring
bertambahnya Rk (Ω) yaitu dengan hasil 0,24, 0, 34, 0,44, 0,49, 0,98, 1,47,
3. Persamaan garis yang didapatkan pada grafik pertama yaitu Grafik Rk (Ohm)
𝐿1
terhadap L1/L1 untuk Rx1 adalah 𝑦 = 103,70 − 2,24 ,
𝐿1

4. Persamaan garis yang didapatkan pada grafik kedua yaitu Grafik Rk (Ohm) terhadap
𝐿1
L1/L1 untuk Rx2 adalah 𝑦 = 203,48 𝐿1 − 0,702 ,
VI. REFERENSI

"Wheatstone Bridge." Encyclopedia Britannica. Diakses pada tahun 2021 dari


https://www.britannica.com/technology/Wheatstone-bridge

H. P. Hsu, "Wheatstone Bridge," in Wiley Encyclopedia of Electrical and Electronics Engineering,


John Wiley & Sons, Inc., 2014.

Rizkydianita, Isna & Elmianto, Rendy.(2023). Modul 4 Pratikum Fisika Dasar II Universitas
Pertamina

VII. LAMPIRAN
VIII. TES AWAL

Anda mungkin juga menyukai