MAKALAH WAWASAN KEPENDIDIKAN - KLP 15 - Tinjauan Umum TTG Kompetensi Sertifikasi Profesi Guru

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TINJAUAN UMUM TENTANG KOMPETENSI SERTIFIKASI PROFESI


GURU
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Wawasan Kependidikan
Dosen Pengampu:
Dr. Putu Aditya Antara, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH :

NI LUH RINA SEPTIANI : 2311031393

KELAS J

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PENDIDIKAN DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Tinjauan Umum tentang Kompetensi Sertifikasi Profesi Guru” dengan tepat
waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Wawasan
Kependidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas
Pendidikan Ganesha. Selain itu, saya juga berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.
Saya sebagai penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak Dr. Putu Aditya Antara, S.Pd., M.Pd Selaku dosen pengampu mata
kuliah Wawasan Kependidikan yang telah memberikan tugas ini, sehingga saya
dapat menambah wawasan dan pengetahuan saya mengenai materi ini. Saya
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, terutama di bagian
isi. Maka dari itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan saya
terima demi penyempurnaan makalah ini. Apabila terdapat kesalahan dalam
makalah ini, saya memohon maaf.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan mengenai makalah yang telah saya
buat. Semoga makalah “ Tinjauan Umum ttg Kompetensi Sertifikasi Profesi Guru”
ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata, saya ucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyelesaian tugas makalah ini.

Singaraja, 27 November 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ............................................................................................................. 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
2.1 Tinjauan Umum tentang Kompetensi Sertifikasi Profesi Guru ........................ 3
2.1.1 Kompetensi Guru ........................................................................................... 3
2.1.2 Sertifikasi Guru .............................................................................................. 4
2.1.3 Profesi Guru ................................................................................................... 9
2.1.4 Jenis Jenis Kompetensi Guru ....................................................................... 10
BAB III ................................................................................................................. 16
PENUTUP............................................................................................................. 16
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 16
3.2 Saran ............................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Profesi merupakan suatu pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus,


pengetahuan ilmiah, dan keseriusan yang tinggi dalam pelaksanaannya. Keahlian
tersebut biasanya didapat dari lembaga pendidikan yang fokus pada bidang tertentu
dengan kurikulum yang terukur.

Guru adalah salah satu profesi yang sedang berkembang. Meskipun ada
pandangan yang menganggapnya sebagai jabatan semi profesional, namun
sebenarnya lebih dari itu. Hal ini disebabkan karena untuk menjadi seorang guru,
seseorang harus lulus dari institusi pendidikan yang mempersiapkan calon guru,
ada organisasi profesi yang mengawasi, kode etik yang harus diikuti, dan aturan
terkait jabatan fungsional guru (SK Menpan No. 26/1989).

Dalam menghadapi tuntutan akan profesionalisme seorang guru, penting bagi


mereka untuk memahami standar seorang guru yang profesional. Meskipun sikap
profesionalitas sering kali dilihat dari luar, hal ini belum tentu menggambarkan
sejauh mana potensi yang dimiliki oleh seorang guru sebagai pendidik. Menurut PP
No. 74 Tahun 2008 pasal 1.1 tentang Guru dan UU No. 14 Tahun 2005 pasal 1.1
tentang Guru dan Dosen, seorang guru adalah pendidik yang memiliki tugas utama
dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada berbagai jenjang pendidikan formal.

Profesi seorang guru bersifat profesional, yang berarti mereka harus memiliki
kompetensi yang sesuai. Kompetensi ini akan terlihat saat seorang guru mengajar
di kelas. Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas yang
didasarkan pada pengetahuan dan keterampilan, serta didukung oleh sikap kerja
yang dibutuhkan dalam pekerjaan tersebut.

Sertifikasi guru menjadi langkah maju dalam meningkatkan kualitas dan


profesionalisme guru. Di masa depan, diharapkan semua guru memiliki sertifikasi
sebagai bukti kompetensi atau izin untuk mengajar. Dengan begitu, upaya untuk

1
menciptakan guru yang profesional di Indonesia dapat segera terwujud. Namun,
harapannya adalah agar menjadi seorang guru bukanlah pilihan bagi semua orang
dan tidak dianggap sebagai batu loncatan untuk mendapatkan pekerjaan semata.
Saat ini, perhatian terhadap sertifikasi guru cenderung membuat guru menjadi
terfokus pada sertifikatnya daripada pada program pembelajaran yang sebenarnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi, sertifikasi, dan profesi guru?

2. Apa saja prinsip, syarat, tujuan, dan manfaat sertifikasi guru?

3. Apa saja peran guru?

4. Apa saja jenis-jenis kompetensi guru?

1.3 Tujuan

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini
adalah memberikan pemahaman mengenai :

1. Kompetensi, sertifikasi, dan profesi guru

2. Prinsip, syarat, tujuan, dan manfaat sertifikasi guru

3. Peran Guru

4. Jenis Jenis Kompetensi Guru

1.4 Manfaat
1. Bagi mahasiswa makalah ini dapat menambah pengetahuan khususnya
mengenai Kompetensi, sertifikasi, dan profesi guru, prinsip, syarat, tujuan,
dan manfaat sertifikasi guru, peran guru, dan jenis jenis kompetensi guru,
selain itu makalah ini dapat dijadikan referensi, kajian serta menambah
wawasan bagi pemakalah sendiri.
2. Bagi pemakalah, makalah ini dapat dijadikan dasar penyelesaian tugas mata
kuliah Wawasan Kependidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Umum tentang Kompetensi Sertifikasi Profesi Guru

2.1.1 Kompetensi Guru


A. Pengertian Kompetensi
Kompetensi dalam Bahasa Inggris disebut competency, merupakan
keseluruhan penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang tercermin
dalam kinerja yang diperoleh setelah menyelesaikan suatu program pendidikan.
Secara dasar, kompetensi adalah kemampuan atau keahlian. Echols dan Shadly
mendefinisikan "kompetensi sebagai gabungan dari pengetahuan, perilaku, dan
keterampilan yang diperlukan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan
pendidikan. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan
pembelajaran mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar."
Kompetensi pada dasarnya menggambarkan apa yang dapat dilakukan
seseorang dalam pekerjaannya dan bagaimana hasil dari pekerjaan tersebut terlihat.
Untuk melaksanakan tugas tertentu, seseorang harus memiliki pengetahuan, sikap,
dan keterampilan yang relevan dengan bidang pekerjaannya. Seseorang dianggap
kompeten dalam bidangnya jika pengetahuan, keterampilan, sikap, dan hasil
kerjanya sesuai dengan standar yang ditetapkan atau diakui oleh lembaga atau
pemerintah terkait. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa "kompetensi adalah rangkaian
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
oleh guru atau dosen dalam menjalankan tugas keprofesionalannya."
Berdasarkan berbagai pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kompetensi seorang guru merujuk pada pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan yang sebaiknya dimiliki untuk melaksanakan tugasnya. Menurut
Mulyasa, inti dari standar kompetensi guru adalah untuk menciptakan guru yang
baik dan profesional, yang memiliki kemampuan untuk menjalankan fungsi dan
tujuan sekolah khususnya, serta tujuan pendidikan secara umum, sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman.

3
Berdasarkan penjelasan di atas guru dituntut untuk profesional dalam
menjalankan perannya sebagai pengajar dimana guru harus bisa menyesuaikanapa
yang dibutuhkan masyarakat dan jaman dalam hal ini yaitu kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang. Stephen P. Becker dan Jack
Gordon mengemukakan beberapa unsur atau elemen yang terkandung dalam
konsep kompetensi, yaitu:

1. Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran di bidang kognitif. Misalnya,


seorang guru mengetahui cara melaksanakan kegiatan identifikasi,
penyuluhan, dan proses pembelajaran terhadap warga belajar.
2. Pengertian (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan efektif yang
dimiliki siswa. Misalnya, seorang guru yang akan melaksanakan kegiatan
harus memiliki pemahaman yang baik tentang keadaan dan kondisi warga
belajar di lapangan, sehingga dapat melaksanakan program kegiatan secara
baik dan efektif.
3. Keterampilan (skill), yaitu kemampuan individu untuk melakukan suatu
tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya, kemampuan
yang dimiliki oleh guru untuk menyusun alat peraga pendidikan secara
sederhana.
4. Nilai (value), yaitu suatu norma yang telah diyakini atau secara psikologis
telah menyatu dalam diri individu.
5. Minat (interest), yaitu keadaan yang mendasari motivasi individu,
keinginan yang berkelanjutan, dan orientasi psikologis. Misalnya, guru
yang baik selalu tertarik kepada warga belajar dalam hal membina dan
memotivasi mereka supaya dapat belajar sebagaimana yang diharapkan.

2.1.2 Sertifikasi Guru


A. Pengertian Setifikasi Guru

Sertifikasi adalah suatu penetapan yang diberikan oleh suatu organisasi


profesional terhadap seseorang untuk menunjukkan bahwa orang tersebut mampu
untuk melakukan suatu pekerjaan atau tugas spesifik. Sedangkan, sertifikasi
menurut KBBI adalah penyertifikatan. Maka, sertifikasi adalah

4
sesuatu yang diberikan pada organisasi kepada anggota organisasi yang
melakukan suatu tugas dengan baik.

Menurut Syafarudin (2008:33), Sertifikasi guru dapat diartikan sebagai


suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi
untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu,
setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi.
Sedangkan Menurut Martinis Yamin, sertifikasi adalah pemberian sertifikat
pendidik untuk guru dan dosen atau bukti formal sebagai pengakuan yang
diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Maka, sertifikasi
guru adalah suatu proses pemberian pengakuan kepada guru yang telah memiliki
kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan
tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga
sertifikasi.

Guru yang telah memenuhi standar profesional guru akan diberikan


sertifikat pendidik. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan
sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas. Jadi, sertifikat pendidik adalah
sebuah sertifikat yang ditandatangani oleh perguruan tinggi penyelenggara
sertifikasi sebagai bukti formal pengakuan profesionalitas guru yang diberikan
kepada guru sebagai tenaga profesional. Sertifikasi profesi guru adalah proses
untuk memberikan sertifikat kepada guru yang telah memenuhi standar kualifikasi
dan standar kompetensi. Sertifikasi dilakukan oleh perguruan tinggi
penyelenggara pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan
oleh pemerintah. Kegiatan sertifikasi profesi guru meliputi peningkatan
kualifikasi dan uji kompetensi. Uji kompetensi dilakukan melalui tes tertulis untuk
menguji kompetensi professional dan pedagogik dan penilaian kinerja untuk
menguji kompetensi sosial dan kepribadian.

Sertifikasi guru dilakukan sebagai upaya peningkatan mutu guru dibarengi


dengan peningkatan kesejahteraan guru sehingga diharapkan dapat meningkatkan
mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.

5
Bentuk peningkatan kesejahteraan guru berupa tunjangan profesi sebesar satu kali
gaji pokok bagi guru yang memilki sertifikasi pendidik.

Pada hakikatnya sertifikasi merupakan suatu usaha pemerintah untuk


meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia dengan meningkatkan kualitas guru
serta kesejahteraannya. Untuk meningkatkan kualitas guru dengan karakteristik
yang dinilai kompeten maka salah satu caranya adalah dengan sertifikasi.

B.Prinsip Setifikasi Guru

1. Dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel.


Objektif yaitu mengacu kepada proses perolehan sertifikat pendidik yang
impartial, tidak diskriminatif, dan memenuhi standar pendidikan nasional.
Transparan yaitu mengacu kepada proses sertifikasi yang memberikan
peluang kepada para pemangku kepentingan pendidikan untuk
memperoleh akses informasi tentang proses dan hasil sertifikasi.
Akuntabel merupakan proses sertifikasi yang dipertanggungjawabkan
kepada pemangku kepentingan pendidikan secara administratif, finansial,
dan akademik.

2. Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan


guru dan kesejahteraan guru.
Sertifikasi guru merupakan upaya Pemerintah dalam meningkatkan mutu
guru yang disertai dengan peningkatan kesejahteraan guru. Guru yang
telah lulus uji sertifikasi guru akan diberi tunjangan profesi sebesar satu
kali gaji pokok sebagai bentuk upaya pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan guru. Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang
berstatus pegawai negeri sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus
nonpegawai negeri sipil (non PNS/swasta). Dengan peningkatan mutu dan
kesejahteraan guru maka diharapkan dapat meningkatkan mutu
pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.

3. Dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan.


Program sertifikasi pendidik dilaksanakan dalam rangka memenuhi
amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

6
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,

dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan.

4. Dilaksanakan secara terencana dan sistematis.


Agar pelaksanaan program sertifikasi dapat berjalan dengan efektif dan
efesien harus direncanakan secara matang dan sistematis. Sertifikasi
mengacu pada kompetensi guru dan standar kompetensi guru. Kompetensi
guru mencakup empat kompetensi pokok yaitu kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional, sedangkan standar kompetensi guru
mencakup kompetensi inti guru yang kemudian dikembangkan menjadi
kompetensi guru TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru mata pelajaran.
Untuk memberikan sertifikat pendidik kepada guru, perlu dilakukan uji
kompetensi melalui penilaian portofolio.

5. Jumlah peserta sertifikasi guru ditetapkan oleh pemerintah.


Untuk alasan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan sertifikasi guru serta
penjaminan kualitas hasil sertifikasi, jumlah peserta pendidikan profesi
dan uji kompetensi setiap tahunnya ditetapkan oleh pemerintah.
Berdasarkan jumlah yang ditetapkan pemerintah tersebut, maka
disusunlah kuota guru peserta sertifikasi untuk masing-masing Provinsi
dan Kabupaten/Kota. Penyusunan dan penetapan kuota tersebut
didasarkan atas jumlah data individu guru per Kabupaten/ Kota yang
masuk di pusat data Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan.

C. Syarat Sertifikasi Guru

Adapun persyaratan sertifikasi guru adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru TK/RA , kualifikasi akademik minimum D4/S1, latar belakang


pendidikan tinggi di bidang PAUD, Sarjana Kependidikan lainnya, dan
Sarjana Psikologi.

7
2. Bagi guru SD/MI kualifikasi akademik minimum D4/S1 latar belakang
pendidikan tinggi di bidang pendidikan SD/MI, kependidikan lain, atau
psikologi.

3. Bagi guru SMP/MTs dan SMA/MA/SMK, kualifikasi akademik minimal


D4/S1 latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang
sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan

4. Bagi guru yang memiliki prestasi istimewa dalam bidang akademik, dapat
diusulkan mengikuti ujian sertifikasi berdasarkan rekomendasi dari kepala
sekolah, dewan guru, dan diketahui serta disahkan oleh kepala cabang
dinas dan kepala dinas Pendidikan.
D. Tujuan dan Manfaat Sertifikasi Guru

Secara umum tujuan sertifikasi guru adalah untuk meningkatkan mutu dan
menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen
pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan meningkatkan
kompetensi peserta agar mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Secara
khusus program ini bertujuan sebagai berikut.

1. Meningkatkan kompetensi guru dalam bidang ilmunya.

2. Memantapkan kemampuan mengajar guru.

3. Menentukan kelayakan kompetensi seseorang sebagai agen pembelajaran.

4. Sebagai persyaratan untuk memasuki atau memangku jabatan professional


sebagai pendidik.

5. Mengembangkan kompetensi guru secara holistik sehingga mampu


bertindak secara profesional.

6. Meningkatkan kemampuan guru dalam kegiatan penelitian dan kegiatan


ilmiah lain, serta memanfaaatkan teknologi komunikasi informasi untuk
kepentingan pembelajaran dan perluasan wawasan.
Adapun manfaat ujian sertifikasi guru dapat diberikan sebagai berikut.

8
1. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang
dapat merusak citra profesi guru.

2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak


berkualitas dan profesional.

3. Menjadi wahana penjaminan mutu bagi LPTK , dan kontrol mutu dan
jumlah guru bagi pengguna layanan pendidikan.

4. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan (LPTK) dari keinginan


internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan
yang berlaku.

5. Memperoleh tujangan profesi bagi guru yang lulus ujian sertifikasi.

2.1.3 Profesi Guru


A. Pengertian Profesi Guru

Kata profesi idientik dengan kata keahlian. Jarvis via Yamin (2007: 3)
mengartikan seseorang yang melakukan tugas profesi juga sebagai seorang ahli
(expert). Pada sisi lain, profesi mempunyai pengertian seseorang yang menekuni
pekerjaan berdasarkan keahlian, kemampuan, teknik, dan prosedur berdasarkan
intelektualitas.

Sardiman (2009: 133) berpendapat secara umum profesi diartikan sebagai


suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut dalam science dan teknologi
yang digunakan sebagai perangkat dasar untuk diimplementasikan dalam kegiatan
yang bermanfaat. Pengertian profesi menurut Sardiman ini dikuatkan dengan
pengertian profesi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Menurut
KBBI (2005: 897), kata profesi berarti bidang pekerjaan yang dilandasi
pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu.

Dari beberapa pengertian mengenai istilah profesi menurut Javis, Sardiman,


dan KBBI, dapat disimpulkan bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang
memerlukan keterampilan khusus untuk melakukannya. Karena dua kata kunci
dalam istilah profesi adalah pekerjaan dan keterampilan khusus, maka guru
merupakan suatu profesi. Hal ini dikuatkan dengan pendapat Uno. Menurut Uno

9
(2008: 15), guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh
sembarang orang di luar bidang kependidikan.

B. Peran Guru

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran. Peserta


didik memerlukan peran seorang guru untuk membantunya dalam proses
perkembangan diri dan pengoptimalan bakat dan kemampuan yang dimiliki
peserta didik. Tanpa adanya seorang guru, mustahil seorang peserta didik dapat
mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Hal ini berdasar pada pemikiran
manusia sebagai makhluk sosial yang selalu memerlukan bantuan orang lain untuk
mencukupi semua kebutuhannya.

Mulyasa (2007: 37) mengidentifikasikan sedikitnya sembilan belas peran


guru dalam pembelajaran. Kesembilan belas peran guru dalam pembelajaran
yaitu, guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat,
pembaharu (innovator), model dan teladan, pribadi, peneliti, pendorong
kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah kemah, pembawa
cerita, aktor, emansivator, evaluator, pengawet, dan sebagai kulminator.

2.1.4 Jenis Jenis Kompetensi Guru


Menurut Charles dalam Mulyasa mengemukakan bahwa competency as
rational performance which satisfactorily meets the objective for a desired
condition (kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan
yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan).

Kompetensi yang harus dikuasai dan diterapkan oleh guru profesional


dalam membelajarkan siswa atau peserta didik di kelas menurut Sudjana ialah
mencakup menguasai bahan atau materi pelajaran, mengelola program belajar
mengajar, mengelola kelas, menggunakan media atau sumber belajar, menguasai
landasan pendidikan, mengelola interaksi belajar mengajar, menilai prestasi
belajar siswa, mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan konseling, mengenal
dan menyelenggarakan administrasi sekolah, serta memahami dan menafsirkan
hasil penelitian guna keperluan pengajaran.Sedangkan dalam Undang-undang

10
Guru dan Dosen No.14/2005 Pasal 10. Dan Peraturan Pemerintah No.19/2005
pasal 28 ayat 3 yang dikuti Jamil dalam bukunya dinyatakan bahwa kompetensi
guru meliputi, antara lain :

1. Kompetensi Pedagogi
Secara etimologis kata pedagogi berasal dari kata bahasa Yunani, paedos
dan agagos (paedos=anak dan agage = mengantar atau membimbing)
karena itu pedagogi berarti membimbing anak. Tugas membimbing ini
melekat dalam tugas seorang pendidik. oleh sebab itu, pedagogi berarti
segala usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk membimbing anak muda
menjadi manusia yang dewasa dan matang.

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan teknis dalam menjalankan


tugas sebagai pendidik, pengajar dan pembimbing. Kompetensi pedagogik
merupakan kemampuan guru yang berkenaan dengan pemahaman
terhadap peserta didik dan pengelolaan pembelajaran yang mendidik dan
dialogis. Secara substantif, kompetensi ini mencakup kemampuan
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, serta pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi
pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam mengelola proses
pembelajaran peserta didik. Selain itu kemampuan pedagogik juga
ditunjukkan dalam membantu, membimbing dan memimpin peserta didik.

Selain itu, dalam kompetensi ini seorang guru harus mampu :

a) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial,


kultural, emosional, dan intelektual.

b) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang


mendidik.

c) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata


pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

d) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

11
e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran.

f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk


mengaktualisasi berbagai potensi yang dimiliki

g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta


didik.

h) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi untuk kepentingan


pembelajaran.

i) Melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas


pembelajaran
Lebih lanjutnya dalam Permendiknas No.16 Tahun 2007 tentang Standar
Pendidik dan Kependidikan dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik
merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran siswa yang
sekurang- kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut :

a) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan (kemampuan


mengelola pembelajaran)

b) Pemahaman terhadap peserta didik

c) Perancangan pembelajaran

d) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

e) Pemanfaatan teknologi pembelajaran

f) Evaluasi hasil belajar

g) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai


potensi yang dimilikinya.
Jadi, harapannya guru dapat memiliki kompetensi pedagogik yang baik
sehingga dapat menyusun rancangan pembelajaran dan melaksanakannya.

2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkankepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan wibawa,

12
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kepribadian guru
sangat kuat pengaruhnya terhadap tugasnya sebagai pendidik.
Kewibawaan guru ada dalam kepribadiannya. Sulit bagi guru mendidik
peserta didik untuk disiplin kalau guru yang bersangkutan tidak disiplin.
Peserta didik akan menggugu dan meniru gurunya sehingga apa yang
dikatakan oleh guru seharusnya sama dengan tindakannya. Guru yang jujur
dan tulus dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik berbeda dengan
guru yang mengajar karena tidak ada pekerjaan lain. Peserta didik dengan
mudah membaca hal tersebut.
Menurut Permendiknas No.16/2007, Kemampuan dalam standar
kompetensi ini mencakup lima kompetensi utama yakni :
a) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan
kebudayaan nasionalIndonesia.
b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan
teladan bagipeserta didik dan masyarakat.
c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa.
d) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi serta bangga
menjadi guru,dan rasa percaya diri.
e) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian


dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar. Selanjutnya pengertian lain, terdapat kriteria
lain kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Dalam konteks ini
seorang guru harus mampu :

a) Bersikap inklusif, bertindak objektif serta tidak diskriminatif, karena


pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang
keluarga dan status sosial ekonomi.
b) Berkomunikasi secara efektif, simpatik, dan santun dengan sesama

13
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
c) Beradaptasi ditempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia.
d) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara
lisan dan tulisan atau bentuk lain.
Guru merupakan makhluk sosial, yang dalam kehidupannya tidak bisa
terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya. Oleh karena
itu guru dituntut memiliki kompetensi sosial memadai, terutama dalam
kaitannya dengan pendidikan, yang tidak terbatas pada pembelajaran di
sekolah tetapi juga pendidikan yang terjadi dan berlangsung di masyarakat.
dengan demikian guru diharapkan dapat memfungsikan dirinya sebagai
makhluk sosial di masyarakat dan lingkungannya, sehingga mampu
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan wali peserta didik serta
masyarakat sekitar.

4. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan


penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam,
yang mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum mata pelajaran
di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum
tersebut, serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru.

Kompetensi guru profesional menurut pakar pendidikan seperti Soediarto,


sebagai seorang guru agar mampu menganalisis, mendiagnosis dan
memprognisis situasi pendidikan. Guru yang memiliki kompetensi
profesional perlu menguasai, antara lain: disiplin ilmu pengetahuan sebagai
sumber bahan pelajaran, bahan ajar yang diajarkan, pengetahuan tentang
karakteristik siswa, pengetahuan tentang filsafat dan tujuan pendidikan,
pengetahuan serta penguasaan metode dan model mengajar, penguasaan
terhadap prinsip-prinsip teknologi pembelajaran dan pengetahuan terhadap
penilaian serta mampu merencanakan, memimpin guna kelancaran proses
pendidikan.

14
Sedangkan menurut Mulyasa, karakteristik guru yang dinilai kompetensi
secara profesional adalah mampu mengembangkan tanggung jawab dengan
baik, mampu melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik, mampu
bekerja untuk mewujudkan tujuan pendidikan sekolah, mampu
melaksanakan peran dan fungsinya dalam pembelajaran dalam kelas.

Dari standar kompetensi di atas dapat disimpulkan bahwa guru harus


memiliki kemampuan untuk menguasai kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial dan kompetensi profesional.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sertifikasi guru adalah proses pemberian pengakuan terhadap keahlian seorang
guru untuk menyelenggarakan pendidikan di suatu lembaga pendidikan tertentu
setelah berhasil melewati uji kompetensi yang diadakan oleh badan sertifikasi.
Tujuan dari sertifikasi guru adalah untuk meningkatkan standar dan kesejahteraan
para guru. Prinsip-prinsip yang mendasari sertifikasi guru mencakup aspek-aspek
seperti keobjektifan, transparansi, akuntabilitas, perencanaan yang terstruktur,
kepatuhan terhadap regulasi, dan menghasilkan peningkatan dalam kapasitas serta
kesejahteraan para pendidik. Sertifikasi guru bertujuan untuk meningkatkan
kualitas dan menilai kelayakan guru dalam menjalankan peran mereka sebagai
penggerak pembelajaran dan pencapaian tujuan pendidikan nasional. Fokusnya
adalah pada peningkatan kompetensi peserta didik untuk mencapai standar
kompetensi yang telah ditetapkan. Kemampuan seorang guru dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik sangat tergantung pada
karakteristik individu dari setiap guru di lingkungan tempat mereka mengajar.
Sementara itu, kompetensi guru mencakup empat aspek, yakni kemampuan
profesional dalam tugas mengajar (profesional), kemampuan pedagogis, kualitas
pribadi (personal), dan hubungan dengan masyarakat atau lingkungannya (sosial).

3.2 Saran
Sistem sertifikasi guru telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam
memperbaiki standar para pendidik di Indonesia. Meskipun telah berjalan cukup
efektif, terdapat beberapa aspek penting yang perlu ditekankan terkait sertifikasi
guru, terutama di wilayah terpencil di luar kota atau di daerah perbatasan. Banyak
guru di wilayah tersebut belum memperoleh sertifikasi, menyebabkan
ketidaklengkapannya dalam mencapai tujuan peningkatan pendidikan secara
menyeluruh bagi Indonesia. Lebih lanjut, diakui bahwa persyaratan untuk
mengikuti proses sertifikasi guru seringkali tidak terpenuhi oleh guru-guru di
daerah perbatasan, padahal hal tersebut sangat dibutuhkan di sana.

16
DAFTAR PUSTAKA
Koswara, K., & Rasto, R. (2016). Kompetensi dan kinerja guru berdasarkan
sertifikasi profesi. Jurnal pendidikan manajemen
perkantoran, 1(1), 61-71.

Kuntadi, I. (2019). Sertifikasi kompetensi dan profesi guru.

Lestary, R. (2017,11). Dokumen 3 bab 2. Retrieved from


http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/6
934/3/3%20BAB%202.pdf

Nitnit. (12,11 30). BAB 2-07201241005.pdf. Retrieved from


https://eprints.uny.ac.id/8404/3/BAB%2
02-07201241005.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai