Bab I 2
Bab I 2
Bab I 2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik
progresif (lama dan bertambah parah) yang ditandai dengan kadar glukosa darah tinggi
dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh banyak
faktor seperti gangguan pengeluaran insulin, gangguan kerja insulin, atau keduanya
(Yahya, 2018). Menurut WHO (World Health Organization) kasus diabetes mellitus
sebesar 8,3% dari seluruh penduduk dunia dan mengalami peningkatan 378 juta kasus.
Prevalensi diabetes melitus di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter pada umur ≥15
tahun pada hasil Riskesdas 2013 sebesar 1,5% dan menjadi 0,9% pada tahun 2018. Namun
prevalensi diabetes melitus menurut hasil pemeriksaan gula darah, meningkat dari 6,9%
menjadi 8,5% pada tahun 2018. Angka ini menunjukkan bahwa baru sekitar 25%
penderita diabetes yang mengetahui bahwa dirinya menderita diabetes (Kemenkes, 2020).
Sementara itu di dinas kesehatan Provinsi Lampung tercatat bahwa pada tahun 2014
persentase penderita DM tipe II sejumlah 1,5% per 100.000 atau sebanyak 5.560.
Menurut (Fitria et al., 2017) menjelaskan bahwa manisfestasi dari penyakit diabetes
melitus salah satunya yaitu neuropati, berupa berkurangnya sensasi di kaki dan sering
dikaitkan dengan luka pada kaki. Neuropati perifer menyebabkan hilangnya sensasi di
daerah distal kaki yang mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya ulkus kaki bahkan
amputasi. Neuropati sensori motorik kronik adalah jenis yang sering ditemukan dari
neuropati diabetikum. Seiring dengan lamanya waktu menderita diabetes dan
mikroangiopati, maka neuropati diabetikum dapat menyebabkan ulkus pada kaki.
Ulkus diabetikum merupakan luka terbuka pada permukaan kulit yang disebabkan
adanya makroangiopati sehingga terjadi vaskuler insufisiensi dan neuropati. Berdasarkan
WHO dan international Working Group On The Diabetic Foot, ulkus diabetikum adalah
keadaanya adanya ulkus, infeksi atau kerusakan pada jaringan yang berhubungan dengan
kelainan neurologi dan penyakit pembuluh darah perifer pada (Sucitawati, 2021).
Menurut World Health Organization, International Diabetes Federation, Prevalensi
penderita Ulkus Diabetik di Indonesia sekitar 15%, angka amputasi 30%, angka mortalitas
32% dan Ulkus Diabetikum merupakan sebab perawatan rumah sakit yang terbanyak
sebesar 80% untuk Diabetes Mellitus. ulkus diabetikum dapat ditangani melalui tindakan
invasiv debridemen luka, tatalaksana infeksi dan off loading ulkus. Debridemen harus
dilakukan pada semua luka kronis untuk membuang jaringan nekrotik dan debris
(Oktorina e al., 2019).
Pada penderita diabetes dengan ulkus diabetikum relatif sulit diatasi karena rusaknya
pembuluh darah menuju lokasi luka. Akibatnya antibiotik, oksigen, zat makanan,
perangkat kekebalan tubuh (sel darah putih, dll) sulit mencapai lokasi tersebut. Keadaan
ini akan menghambat proses penyembuhan. Adanya luka terbuka pada kulit akan
memudahkan invasi dari bakteri dan mengalami infeksi. Infeksi ulkus diabetik jika tidak
ditangani dengan serius akan menyebar secara cepat dan masuk kejaringan yang lebih
dalam. Infeksi yang berat pada jaringan lunak dan tulang seringkali berakhir pada
tindakan amputasi (Putri, 2020).
Data di Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro Selama 5 bulan terakhir pada bulan
Desember-April 2021 terdapat 69 pasien Ulkus diabetikum yang memerlukan tindakan
pembedahan Debridemen. Debridemen menjadi salah satu tindakan terbanyak yang
dilakukan di Rumah Sakit Mardi Waluyo. Sehingga, berdasarkan uraian latar belakang di
atas. Penulis bermaksud untuk memahami dan mendalami kasus ulkus diabetikum dalam
menerapkan asuhan keperawatan secara optimal dan mengangkat laporan akhir dengan
judul “Asuhan Keperawatan Perioperatif Ulkus Diabetikum Dengan Tindakan
Debridemen di Rs Mardi Waluyo Metro.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam laporan tugas akhir
ini adalah “Bagaimana Asuhan Keperawatan Perioperatif Debridemen pada pasien ulkus
diabetikum di Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro Tahun 2022?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menggambarkan pelaksanaan asuhan keperawatan perioperatif dengan tindakan
Debridemen atas indikasi ulkus diabetikum di Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan asuhan keperawatan pre operasi dengan dengan tindakan
Debridemen atas indikasi ulkus diabetikum di Rumah Sakit Mardi Waluyo
Metro
b. Menggambarkan asuhan keperawatan intra operasi dengan dengan tindakan
Debridemen atas indikasi ulkus diabetikum di Rumah Sakit Mardi Waluyo
Metro
c. Menggambarkan asuhan keperawatan post operasi dengan dengan tindakan
Debridemen atas indikasi ulkus diabetikum di Rumah Sakit Mardi Waluyo
Metro
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Laporan ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam menerapkan asuhan
keperawatan secara komprehensif terutama dalam ruang lingkup perioperatif pada
kasus Ulkus Diabetikum
2. Manfat Praktisi
a. Perawat
Sebagai masukan dan informasi dalam melakukan asuhan keperawatan yang
berhubungan dengan gambaran secara umum dan dapat membuat rencana
keperawatan penanganan kasus Ulkus Diabetikum
b. Rumah Sakit
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Rumah Sakit Mardi Waluyo
Metro khususnya dalam mengoptimalkan asuhan keperawatan serta peningkatan
mutu dan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro
c. Institusi Pendidikan
Sebagau bahan masukan dan informasi dalam memberikan asuhan keperawatan
pada penanganan kasus Ulkus Diabetikum serta meningkatkan peranannya dalam
meningkatkan pemahaman mahasiswa
E. Ruang Lingkup
Penulisan laporan tugas akhir ini penulis membahas mengenai Asuhan keperawatan
perioperatif pada satu pasien Ulkus Diabetikum dengan tindakan debridemen di ruang
operasi Rs Mardi Waluyo Metro tahun 2022. Metode asuhan keperawatan dengan cara
proses preoperatif, intraoperatif, dan post operatif. Waktu pelaksanaan asuhan
keperawatan ini dilaksanakan pada tanggal 24 April 2022 -27 April 2022