Bab I P1337420318004

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT PADA

PASIEN ULKUS DIABETIKUM DI RSUD BENDAN KOTA


PEKALONGAN

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Metode Penulisan Karya Tulis


Ilmiah

NELI MUSHAFIYAH

NIM. P1337420318004

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PEKALONGAN

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2021
ASUHAN KEPERAWATAN KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT PADA
PASIEN ULKUS DIABETIKUM DI RSUD BENDAN KOTA
PEKALONGAN

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Metode Penulisan Karya Tulis


Ilmiah

Pada Program Studi D III Keperawatan Pekalongan

NELI MUSHAFIYAH

NIM. P1337420318004

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PEKALONGAN

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang akan bertambah
parah yang ditandai dengan kenaikan kadar gula dalam darah yang tinggi
atau hiperglikemia karena kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap
insulin menurun, atau pankreas tidak menghasilkan insulin. (Brunner &
Suddarth,2013 p.1220).

Diabetes mellitus telah menjadi masalah kesehatan utama di dunia


dengan angka kejadian dan kematian yang masih sangat tinggi. Indonesia
sebagai negara peringkat keenam setelah Cina, India, Amerika Serikat,
Brazil dan Mexiko dengan penyakit diabetes mellitus terbanyak di dunia,
data International Diabetes Federation menunjukkan penduduk Indonesia
menderita penyakit tersebut sebanyak lebih dari 10 juta di tahun 2017.
Dinyatakan seiring bertambahnya waktu, angka penyakit diabetes
meningkat oleh bukti dari laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang
menunjukkan angka prevalensi diabetes mellitus pada penduduk dewasa
Indonesia sebesar 6,9% di tahun 2013, dan menambah ke angka 8,5% di
tahun 2018. World Health Organization (WHO), memprediksikan angka
prevalensi penderita diabetes mellitus akan meningkat lebih dari 21 juta
penduduk Indonesia di tahun 2030. Menurut World Health Organization /
WHO (2017) menyatakan bahwa angka kejadian diabetes tahun 1980 yang
sebelumnya berjumlah 108 juta kini meningkat menjadi 422 juta di tahun
2014. Pada tahun 2015 diabetes melitus dianggap penyakit mematikan ke-
6 di dunia dengan angka 1,6 juta orang tiap tahunnya dalam hitungan 15
tahun terakhir.

Menurut Internasional of Diabetic Federation (IDF) (2017) tingkat


prevalensi penderita diabetes melitus sebanyak 8,5% di Asia Tenggara
tahun 2017. Yang diperkirakan akan mengalami peningkatan menjadi
11,1% di tahun 2045 mendatang dengan jumlah penderita diabetes sebesar
10,3 juta penderita (IDF, 2017).

Sekretaris Dinkes Budi Darmoyo didampingi Kasi PTM Sudaryanto,


Rabu (5/2), mengungkapkan penemuan kasus DM pada tahun 2019
sebanyak 12.287 kasus, dari estimasi kasus sebanyak 13.398 kasus.
Berdasarkan Dinkes Kota Pekalongan penderita DM di kota pekalongan
sebanyak 6.617 penderita di tahun 2014. Sedangkan Kabupaten
Pekalongan terdapat 12.287 kasus diabetes melitus pada tahun 2019,
dengan estimasi kasus yang ada sekitar 13 ribuan.

Data pasien diabetes mellitus dengan ulkus diabetiku di RSUD Bendan


Kota Pekalongan tahun 2017 terdapat 64 pasien dan pada tahun 2018
jumlah pasien turun menjadil 57 pasien. Kemudian pada tahun 2019
mengalami penurunan sejumlah 28 pasien dengan jumah total 149 pasien
dalam kurun waktu terakhir. Data tersebut tidak termasuk dalam peringkat
sepuluh besar penyakit di RSUD Bendan Kota Pekalongan.

Komplikasi kronis yang ditimbulkan dari tingginya penderita dan salah


satunya adalah neuropati (kerusakan saraf) yang menyebabkan sensasi
pada jaringan perifer tubuh, sehingga akan mengalami infeksi atau ulkus
pada kaki. Ulkus diabetes melitus merupakan komplikasi yang sering
ditemui pada pasien yang mengidap diabetes. Luka diabetik atau ulkus
diabetik adalah adanya kelainan pada pembuluh darah, saraf dan adanya
infeksi yang menimbulkan luka.

Ada tiga faktor yang menunjang timbulnya ulkus diabetik yaitu


gangguan persyarafan (neuropati), infeksi, dan gangguan aliran darah.
Ulkus pada ekstremitas bawah, terutama kaki merupakan komplikasi
umum pada klien dengan diabetes melitus. Kaki penderita atau pasien
dengan diabetes sangat rentan terhadap kelainan pembuluh darah dan
syaraf. Tanda dan gejala biasanya berupa kombinasi kelainan atau
pembuluh darah, kemudian diikuti dengan infeksi. Keterlambatan
penyembuhan luka bisa menimbulkan kerentanan terjadinya infeksi.
Infeksi inilah yang dapat memperburuk keadaan dan menimbulkan
gangren, seringkali bisa mengakibatkan kematian ataupun resiko tinggi
untuk dilakukan amputasi (Brunner & Suddarth, 2013). Adanya ulkus
diabetes akan memunculkan suatu diagnosa keperawatan yaitu kerusakan
integritas kulit.

Kerusakan Integritas kulit adalah keadaan dimana seseorang mengalami


atau beresiko terhadap kerusakan jaringan epidermis dan dermis atau
jaringan (membran mukosa, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul, sendi
dan ligament ).

Ulkus Diabetikum harus dilakukan penanganan yang tepat untuk


mencegah luasnya penyebaran luka yang lebih luas serta mencegah
terjadinya amputasi. Kelembaban pada luka juga sangat berpengaruh pada
proses penyembuhan luka ulkus diabetikum. Luka yang lembab akan
mempercepat dan meningkatkan proses autolisis dan granulasi. Maka dari
itu, diperlukan pemilihan balutan yang tepat untuk menjaga kelembaban
luka.  Balutan luka diupayakan dapat memberi perlindungan dari
kontaminan luar, mencegah pengeringan luka dan menyediakan
lingkungan yang adekuat untuk penutupan luka.

Penanganan ulkus diabetikum yang lain adalah debridement,


debridement merupakan proses pembuangan jaringan nekrotik, eksudat,
dan debris metabolik. Diharapkan tindakan tersebut dapat mempercepat
penyembuhan luka dan mecegah penyebaran luka serta mencegah
terjadinya amputasi.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan pengalaman praktik di Ruang


Melati RSUD Batang pada bulan November 2019 terdapat 3 pasien dengan
ulkus diabetikum. Pada saat wawancara pasien mengatakan sering merasa
kesemutan dan mati rasa pada bagian kaki, tidak merasa adanya luka yang
dialami terdapat ukus dibagian kaki. 2 pasien mengatakan tidak tahu cara
perawatannya dan tidak mengetahui diet untuk penderita DM, dari
gangguan yang dialami 3 pasien tersebut diambil adanya masalah pada
kerusakan integritas kulit. Dalam masa perawatan pasien diberikan
tindakan perawatan luka ulkus diabetikum secara aseptik dan dilakukan
pembalutan luka (dressing) dan tindakan pembuangan jaringan yang tidak
dibutuhkan (debriment).

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menjadikan kasus


tersebut sebagai Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Kerusakan Integritas Kulit Pada Pasien Ulkus Diabetikum Di RSUD
Bendan Kota Pekalongan”.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit Pada
Pasien Ulkus Diabetikum Di RSUD Bendan Kota Pekalongan?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk menggambarkan pengelolaan keperawatan pada pasien ulkus
diabetikum di rsud bendan kota pekalongan.
2. Tujuan Khusus
a. Menuliskan pengkajian pada pasien dengan Kerusakan Integritas
Kulit akibat ulkus diabetikum.
b. Menuliskan diagnosis keperawatan pada pasien dengan kerusakan
integritas kulit akibat ulkus diabetikum.
c. Menuliskan perencanaan untuk mengatasi diagnosis keperawatan
pada pasien dengan kerusakan integritas kulit akibat ulkus
diabetikum.
d. Menuliskan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk
mengatasi kerusakan integritas kulit akibat ulkus diabetikum.
e. Menuliskan evaluasi masalah keperawatan kerusakan integritas
kulit akibat ulkus diabetikum.
f. Membahas hasil pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,
tindaka, dan evaluasi dari tindakan yang dilakukan untuk
mengatasi diagnosis pasien dengan kerusakan integritas kulit
akibat ulkus diabetikum.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang dikemukakan, maka penelitian ini
diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk
meningkatkan pengetahuan mengenai Asuhan Keperawatan
Kerusakan Integritas Kulit Pada Pasien Ulkus Diabetikum.
2. Manfaat Praktis
a. Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan dalam
peningkatan kualitas pelayanan Asuhan Keperawatan khususnya
bagi pasien dengan Ulkus Diabetikum.
b. Peningkatan Kesehatan Masyarakat
Hasil penelitian diharapkan memberikan masukan dalam
peningkatan status kesehatan melalui upaya promotif khususnya
bagi pasien dengan Ulkus Diabetikum.
c. Peningkatan Kesehatan Pasien
Hasil penelitian diharapkan memberikan kontribusi dalam
peningkatan status kesehatan melalui upaya kuratif khususnya
bagi pasien dengan Ulkus Diabetikum.

Anda mungkin juga menyukai