Metpenbaruuu 1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PENELITIAN

KARAKTERISTIK INDUSTRI TAHU DI DESA BLAWIREJO KECAMATAN


KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

Nama : Iffah Robiatul Muflika


Nim : 042010156
Kelas : 4 F Manajemen

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
TAHUN 2022

1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................3
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian .....................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................................6
2.1 Pentingnya Pembangunan Industri di Pedesaan ........................................................6
2.2 Hambatan dalam Industri Tahu ..................................................................................6
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................................8
3.1 Desain Penelitian .........................................................................................................8
3.2 Lokasi dan Waktu Kegiatan Penelitian .......................................................................8
3.3 Variabel Penelitian ......................................................................................................9
3.4 Populasi .......................................................................................................................9
3.5 Teknik Pengambilan Data ...........................................................................................9
3.6 Teknik Pengolahan Data .............................................................................................10
3.7 Analisis Data ...............................................................................................................10
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................................11
4.1 Kesimpulan ..................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................12

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang masih berkembang, memiliki masalah sosial yang masih sulit
diatasi yaitu kemiskinan dan pengangguran. Peluang untuk memecahkan masalah ini dengan
pelaksanaan pembangunan yang secara sadar nyata dan efektif yang diarahkan untuk menciptakan
kesempatan kerja dan meningkatkan serta meratakan pendapatan seluruh rakyat. Angka
pengangguran di Indonesia yang masih sangat tinggi disebabkan jumlah angkatan kerja yang
banyak dan lapangan pekerjaan yang sempit. Pengangguran adalah seorang yang mampu dan mau
melakukan pekerjaan akan tetapi sedang tidak mempunyai pekerjaan (Soeroto, 1983: 13).
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah pengangguran adalah dengan mengoptimalkan sumber
daya alam untuk diolah oleh masyarakat. Penggunaan sumber daya alam dan sumber daya manusia
dapat berkembang secara selaras dan seimbang. Kemajuan kedua sumber daya tersebut akan
berdampak pada pembangunan nasional di Indonesia. Undang-undang Perindustrian No 3 Tahun
2014 yang menyatakan bahwa :
“Pembangunan nasional dilaksanakan dengan memanfaatkan kekuatan dan kemampuan sumber
daya yang tangguh dan didukung oleh nilai-nilai budaya luhur bangsa, untuk mewujudkan
kedaulatan, kemandirian dan ketahanan bangsa untuk kepentingan nasional. Pembangunan
nasional di bidang ekonomi dilaksanakan untuk menciptakan struktur ekonomi yang mandiri, sehat
dan kukuh dengan menempatkan pembangunan industri sebagai penggerak utama. “
Sektor Industri mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dibandingkan dengan sektor
lainnya, sehingga sektor industri memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian suatu
negara. Industri nasional didukung oleh sektor pertanian, industri kecil bahkan industri rumah
tangga. Keberadaan industri kecil maupun industri rumah tangga diharapkan mampu membuka
lapangan pekerjaan baru dan dapat menyerap tenaga kerja. Industri rumah tangga akan
memberikan peluang yang sangat besar untuk usaha penyerapan tenaga kerja sehingga
pengangguran dapat dikurangi.
Kabupaten Lamongan memiliki peluang yang sangat besar untuk mengembangkan Industri
Kecil dan Menengah (UMKM). Perkembangan UMKM Bantul dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan. Menurut Dinas koperasi dan usaha mikro kecil (UMKM) di Lamongan tahun 2013
sebanyak 18.295 usaha dan mampu menyerap 81.998 tenaga kerja.
Kecamatan Kedungpring merupakan kecamatan yang memiliki komoditi unggulan dalam
industri pangan khususnya yang tersebar di Desa Blawirejo . Desa Blawirejo merupakan sentra
industri pangan, salah satunya sebagai sentra industri tahu. Industri tahu merupakan industri rumah
tangga yang paling banyak dikelola dibandingkan dengan industri rumah tangga lainnya. Industri
tahu yang ada di Desa Blawirejo merupakan usaha turun temurun dan sudah bertahan lama.

3
Tahu merupakan makanan khas dari Indonesia dan memiliki kandungan protein yang tinggi
karena bahan dasar pembuatan tahu adalah kedelai. Tahu merupakan makanan yang sudah
merakyat di Indonesia dan sangat praktis untuk digunakan sebagai lauk dan banyak variasi
makanan dari olahan tahu.
Menurut Sri Owen (1993: 210) dalam bukunya Indonesian Food and Culinary mendefinisikan tahu
adalah :
“Tahu atau dalam bahasa Inggris bernama bean curd adalah kue lembut yang disiapkan dari kacang
kedelai melalui proses penggilingan, penyulingan dan ditekan menjadi lempengan papan
kemudian di potong menjadi kubus-kubus dengan ukuran sisi sekitar 5cm”.
Perkembangan industri rumah tangga tahu tidak sesuai dengan harapan untuk mengurangi
pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Rumah tangga pengrajin tahu
mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Jumlah pengrajin tahu menurut observasi peneliti
terdapat 62 pengrajin di desa Trimurti. Pengembangan industri kecil menjumpai berbagai
hambatan terutama dibidang permasaran dan permodalan (Mubyarto, 1983: 207). Industri tahu di
Desa Blawirejo dalam perkembangannya menghadapi berbagai hambatan yang dapat
mempengaruhi produksi tahu. Pengrajin tahu di Desa Blawirejo menghadapi sebuah dilema,
hampir semuanya menggunakan bahan baku kedelai import Amerika. Jumlah kedelai dari
Indonesia belum mampu menyukupi kebutuhan. Harga kedelai import sangat fluktuatif sehingga
pengrajin enggan untuk membeli bahan baku dalam jumlah yang banyak. Hambatan lain yang di
hadapi industri tahu di Desa Blawirejo dalam hal pemasaran dan adanya persaingan antara
pengrajin.
Desa Trimurti sebagai sentra industri tahu tersebar di beberapa dusun. Jumlah persebaran indutri
tahu di Desa Blawirejo berbeda oleh karena itu peneliti berupaya menggambarkan kondisi tersebut
dalam peta persebaran lokasi industri tahu. Peta persebaran lokasi digunakan untuk melihat
pertumbuhan dan persaingan dalam memasarkan tahu. Persaingan di pasar tersebut membuat
pengrajin harus jeli dalam memasarkan produk tahunya. Terkait masalah itu peneliti ingin
membuat peta pemasaran tahu untuk menggambarkan persaingan pemasaraan antar pengrajin di
sekitar lokasi penjualan tahu. Sebaran pemasaran tahu penting untuk diketahui dengan membuat
peta daerah pemasaran.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
“KARAKTERISTIK INDUSTRI TAHU DI DESA BLAWIREJO KECAMATAN
KEDUNGPRING
KABUPATEN LAMONGAN”. Penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan kondisi dari
pengrajin tahu di daerah beserta hambatan-hambatannya, sehingga dapat menjadi acuan untuk
mengadakan suatu upaya atau penelitian lebih lanjut dalam mengatasi masalah pengrajin tahu di
daerah Blawirejo dengan memperhatikan beberapa aspek salah satunya pendapat dari pengrajin
tahu yang dijabarkan dalam penelitian ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

4
1) Apa saja hambatan pengrajin dalam menjalankan industri tahu?

2) Bagaimana usaha yang dilakukan pengrajin untuk mengatasi hambatan pada industri tahu?
3) Bagaimanakah peta persebaran lokasi industri tahu?
4) Bagaimanakah peta daerah pemasaran produk tahu?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dalam penelitian ini antara lain untuk mengetahui:
I. Hambatan yang dihadapi pengrajin dalam menjalankan industry tahu.
II. Usaha untuk mengatasi hambatan pada industri tahu.
III. Peta persebaran lokasi industri tahu.
IV. Peta daerah pemasaran produk tahu.

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara praktis maupun teoritis,
antara lain.
1. Secara praktis hasil penelitian ini dapat digunakan oleh berbagai pihak antara lain:
a. Untuk Pengrajin Tahu
Membantu memahami lebih lanjut tentang gambaran industri tahu yang
dimilikinya serta masalah-masalah yang timbul sehingga dapat menjadi acuan
untuk menentukan penyelesaian masalah yang timbul di industri tahu
b. Untuk Masyarakat
Hasil penelitian ini sebagai literatur yang dapat memberikan pengetahuan
tentang cara membangun industri yang baik, serta masalah yang muncul dalam
membangun industri sendiri
c. Untuk Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi pengetahuan dan informasi
serta dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan, khususnya
dalam industri rumah tangga yang menggunakan bahan-bahan sederhana seperti
kedelai.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pentingnya Pembangunan Industri di Pedesaan
Lokasi perusahan di suatu tempat tidak dapat dipandang sebelah mata terlepas dari
pengaruhnya terhadap lingkungan masyarakat sekelilingnya. Lokasi perusahaan yang optimum
tidak hanya persoalan perusahaan yang bersangkutan, tetapi mencakup kesejahteraan masyarakat
terutama masyarakat sekitar. Dampak ekonomi lokasi industri antara lain dalam bentuk
peningkatan produksi, pendapatan dan pengurangan pengangguran. Pengaruh langsung dampak
ini pada umumnya dirasakan oleh masyarakat di sekitar lokasi industri kemudian meluas ke daerah
bahkan mungkin ke tingkat nasional (Marsudi Djojodipuro, 1992: 193-194) Industri tahu di Desa
Blawirejo diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa Trimurti. Industri tahu
akan memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat sekitar. Pengrajin industri tahu
diharapkan mampu meningkatkan hasil produksi sehingga pendapatan pengrajin mauapun tenaga
kerja semakin meningkat.
2.2 Hambatan dalam usaha Industri tahu
Pengembangan industri kecil menjumpai berbagai hambatan terutama dibidang permasaran
dan permodalan. Ketrampilan tenaga kerja pun dirasa perlu ditingkatkan agar mampu mengikuti
perkembangan permintaan pasar yang menghendaki desain dan mutu barang yang semakin baik
dan semakin beraneka ragam (Mubyarto, 1983: 207). Permasalahan pokok yang dihadapi industri
kecil di pedesaan dapat dibagi menjadi empat yaitu pemasaran, permodalan, ketrampilan teknik
dan manajemen (Mubyarto, 1983: 208). Mutu tenaga kerja pada industri-industri kecil pada
umumnya rendah. Pendidikan formal hanya sampai sekolah menengah, namun karena pengalaman
kerja, adanya jiwa wiraswasta dan modal, pengrajin dapat menjalankan dan mengembangkan
usahanya. Sektor Industri mengalami perkembangan yang sangat pesat dibandingkan dengan
sektor lainnya, sehingga industri memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian suatu
negara. Industri nasional didukung oleh sektor pertanian, industri kecil bahkan industri rumah
tangga. Keberadaan industri kecil maupun industri rumah tangga diharapkan mampu membuka
lapangan pekerjaan baru. Daerah pedesaan sangat berpotensi untuk mengembangkan industri
rumah tangga, salah satunya di desa Blawirejo mengembangkan industri rumah tangga tahu.
Industri tahu mempunyai peranan dalam memberikan kesempatan kerja pada masyarakat sekitar.
Kedelai sebagai bahan baku dalam pembutatan tahu jumlahnya tidak menentu. Para pengrajin tidak
bisa hanya menggandalkan kedelai dalam negeri tetapi juga memakai kedelai import. Keadaan
yang tak menentu itu terkadang membuat harga kedelai sangat melambung tinggi sehingga banyak
pengrajin yang tidak berproduksi lagi.. Industri tahu pada kenyataannya menghadapi hambatan
antara lain hambatan modal, bahan baku, tenaga kerja dan lokasi industri. Hambatan ini dapat di
minimalisir oleh pengrajin tahu dengan memperhatikan faktor pendorong untuk menciptakan
peluang dalam menjalankan usahanya. Eksistensi usaha tahu akan mempengaruhi persaingan
dalam pemenuhan kebutuhan tahu di pasar. Pemasaran tidak hanya dilakukan pada lingkup desa
tetapi dapat menjangkau kalangan yang lebih luas. Daerah pemasaran sangat penting dipetakan

6
untuk mempermudah distribusi hasil produksi tahu, maka pemasaran. Diagram alir kerangka
berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Desa Blawirejo

Sebaran Lokasi Industri Tahu Hambatan


Industri

Usaha
mengatasi
hambatan

Pemasaran
Peta Pemasaran
ProduksiIndustri
Tahu

Gambar 1. Diagram Alir Kerangka Berpikir

7
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah, dan
menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan secara efisien
dan efektif sesuai dengan tujuannya (Pabundu Tika, 2005:12). Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta
atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah
tertentu (Nurul Zuriah, 2007:47). Peneliti tidak mengubah, menambah, atau memanipulasi
terhadap objek yang ada dilapangan, tetapi akan memaparkan fakta-fakta yang terjadi di lapangan
Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dengan mengukur nilai satu atau lebih variabel dalam
sampel (atau populasi) atau data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka) yang berupa data
interval dan data rasio (Mudrajad Kuncoro, 2004: 23).
Data pada penelitian ini diambil dari pengrajin tahu yang ada di Desa Blawirejo Kecamatan
Kedungpring Kabupaten Lamongan. Hasil dari data yang diperoleh dianalisis dan dideskripsikan
berdasar fakta yang ada. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan keruangan yang
menekankan pada penyebaran penggunaan ruang yang telah ada dan penyediaan ruang yang akan
digunakan untuk aktivitas manusia. Konsep geografi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
konsep lokasi, jarak, pola, aglomerasi dan keterjangkauan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Desa Blawirejo Kecamatan Kedungpring Kabupaten
Lamongan.
b. Jadwal Penelitian
Tabel.2 Waktu Penelitian
Tahap Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni
Pembuatan
Proposal
Seminar Proposal
Penelitian
Penyusunan
Laporan Penelitian

8
3.3 Variabel Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 38). Variabel dalam penelitian ini yaitu
variabel yang berhubungan dengan industri tahu di Desa Blawirejo Kecamatan
Kedungpring Kabupaten Lamongan, maka variabel yang akan diteliti dan dianalisis
dalam penelitian ini adalah:
a. Hambatan dalam menjalankan industri tahu
1. Bahan Baku
2. Modal
3. Tenaga Kerja
4. Lokasi Industri
5. Pemasaran
3.4 Populasi
Menurt Sugiyono (2012:80) populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian populasi yaitu
penelitian yang meneliti seluruh anggota populasi dan bertujuan mengetahui karakter populasi
(Hadi Sabari Yunus, 2010:261). Populasi penelitian ini adalah rumah tangga pengrajin industri
tahu di Desa Blawirejo yang berjumlah 30 pengrajin.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada
pada objek penelitian (Pabundu Tika, 2005:44). Instrumen dalam observasi adalah
catatan pengamatan Peneliti melibatkan diri selama melakukan kegiatan untuk
mengambil data. Observasi terhadap industri tahu dilakukan untuk mengetahui
wilayah sekitar industri tahu.
2. Wawancara
“Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari terwawancara” (Suharsimi Arikunto, 2010: 198).
Wawancara dilakukan terhadap pengrajin tahu di Desa Blawirejo Teknik wawancara
dalam penelitian ini menggunakan kuesioner untuk memperoleh informasi lebih
dalam dan detail. Informasi yang ingin diperoleh dari wawancara antara lain,
hambatan, usaha untuk menghadapi hambatan dan pemasaran tahu. Instrumen
wawancara yang digunakan adalah kuesioner berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis
untuk dijawab oleh responden.

9
3. Dokumentasi
“Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, agenda dan sebagainya”
(Suharsimi Arikunto, 2006: 231). Studi dokumenter dengan mengumpulkan dan
menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah data.
Sumber data dapat diperoleh dari terbitan BPS, kantor desa, dan lain-lain.
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah catatan hasil observasi,
hasil wawancara, data monografi daerah penelitian, dokumentasi gambar (foto) dan
arsip lain yang berkaitan dengan penelitian.
3.6 Teknik Pengolahan Data
Setelah data yang dibutuhkan sudah diperoleh, data kemudian diolah melalui beberapa
tahapan. Tahap pengolahan data menurut Pabundu Tika (2005: 63-66) yaitu:
1. Editing
Editing data adalah penelitian kembali data yang telah dikumpulkan dengan
menilai apakah data yang telah dikumpulkan tersebut cukup baik atau relevan untuk
diproses atau diolah lebih lanjut.
2. Codding
Codding adalah usaha pengklasifikasian jawaban dari para responden. Codding
data harus dilakukan secara konsisten karena hal tersebut sangat menentukan
reliabilitas dan dalam melakukan codding, jawaban responden diklasifikasikan
dengan memberikan kode tertentu berupa angka.
3. Tabulasi
Tabulasi adalah proses penyusunan dan analisis data dalam bentuk tabel. Data
dimasukkan dalam tabel, akan memudahkan dalam melakukan analisis.
3.7 Analisis Data
Sugiyono (2012: 244) dalam bukunya Metode Penelitian kuantitatif Kualitatif dan
R&D mendefinisikan analisis data adalah:
“Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih
mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif.
Kuantitatif yaitu dengan menyajikan hasil penelitian dalam bentuk angka dengan
menggunakan tabel frekuensi. Data yang sudah berupa tabel ini kemudian dianalisis
secara deskriptif

10
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1) Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam industri tahu antara lain, hambatan
bahan baku (24,19%), keterbatasan modal (25,81%), tenaga kerja (16,12%),
pembuangan limbah (29,03%) dan pemasaran (16,12%).
2) Usaha yang dilakukan pengrajin untuk mengatasi hambatan pada industri
tahu adalah :
a. Pengrajin membeli bahan baku dalam jumlah yang sedikit atau lebih memilih
membeli setiap hari karena akan merasa rugi ketika stok kedelai masih
banyak dan harga dipasar turun.
b. Berusaha mendapatkan pinjaman modal dari lembaga perbankkan ataupun di
koperasi.
c. Menambah waktu produksi dan mengurangi jumlah produksi tahu
disesuaikan dengan kemapuan fisiknya.
d. Pengrajin memperbaiki atau mengganti apabila ada paralon yang pecah dan
membuat galian tanah untuk menampung limbah cair.

11
DAFTAR PUSTAKA
Ance Gunarsih Kartasapoetra. 2006. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman
(edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Bintarto dan Surastopo Hadisumarno. 1979. Metode Analisa


Geografi.
Jakarta:LP3ES.

Dian Livtiani. 2011. Strategi Pengembangan Usaha Industri Kerajinan Keramik Di Kecamatan
Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara. Skripsi. FIS UNY. Yogyakarta

Dian Novia Eka Sari. 2014. Strategi Pengembangan Usaha Industri Kerajinan Gerabah Di Desa
Panjangrejo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul. Skripsi. FIS UNY. Yogyakarta

Eva Banowati. 2012. Geografi Indonesia. Yogyakarta : Penerbit Ombak


Mudrajad Kuncoro. (2004). Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan
Ekonomi.Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

12

Anda mungkin juga menyukai