Klmpok 5 KARAKTERISTIK PERMINTAAN JASA PELAYANAN KESEHATAN DALAM KONTEKS EKONOM

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

Mata Kuliah : Dasar- dasar ilmu Manajemen

‘’ KARAKTERISTIK PERMINTAAN JASA PELAYANAN


KESEHATAN DALAM KONTEKS EKONOMI’’

Disusun Oleh :
Kelompok 5

NamaAnggotaKelompok :

1. ElsyaMagfirah 0910581220004
2. Nur Ilmayanti 0910581220001

Program Studi Administrasi Kesehatan


Fakultas Ilmu Kesehatan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDENRENG RAPPANG


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

1
Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai macam
nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik
kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-
cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.

Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-teman
sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga makalah ini
terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.

Kami menyadari sekali, di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal
pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya menturuti
egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk
lebih menyempurnakan makalah-makah kami dilain waktu.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang
kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin
mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini (Karakteristik
permintaan jasa pelayanan kesehatan dalam konteks ekonomi) sebagai tambahan dalam
menambah referensi yang telah ada.

Rappang, 04 Desember 2020


Kelompok 5

Daftar isi

Sampul................................................................................................................................................... 1

Kata pengantar...................................................................................................................................... 2

BAB 1 pendahuluan............................................................................................................................... 4

2
Latar belakang....................................................................................................................................... 4

Rumusan masalah................................................................................................................................ 8

Tujuan.................................................................................................................................................... 8

BAB 2 kajian pustaka......................................................................................................................... 9

Karakteristik Permintaan Jasa Pelayanan Kesehatan dalam Konteks Ekonomi......................... 10

Pengaruh Jenis Penyakit, fasilitas dan kualitas layanan terhadap permintaan jasa pelayanan kesehatan
pada poskesdes tanacella................................................................................................15

BAB 3 penutup......................................................................................................................................17

Kesimpulan...........................................................................................................................................17

Saran.....................................................................................................................................................18

Daftar pustaka..................................................................................................................................... 1

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidang kesehatan yang paling terpengaruh oleh dampak globalisasi, yakni antara lain
bidang perumasakitan, tenaga kesehatan, industri farmasi, alat kesehatan. Pelayanan yang cepat
dan tepat, biaya pengobatan yang murah, serta sikap tenaga medis yang ramah dan komunikatif
adalah sebagian dari tuntutan pasien terhadap pelayanan rumah sakit, fenomena inmuncul
karena kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan telah bergeser akibat perubahan-
perubahan yang terjadi pada industrialisasi jasa pelayanan kesehatan, tidak semua rumah sakit
di dalam negeri memenuhi tuntutan tersebut (www.pdpersi.co.id).

Pelayanan rumah sakit telah berkembang menjadi industri yang berbasis pada prinsip-
prinsip ekonomi dengan salah satu ciri menonjol adalah sifat kompetitif (Otter, 1991).
Pemahaman bahwa rumah sakit sudah merupakan suatu industri ini menjadi dasar
pengembangan mutu pelayanan rumah sakit. Tanpa pemahaman ini sulit bagi rumah sakit
Indonesia terutama untuk bersaing dengan pelayanan luar
negeri (Trisnantoro, 2006-51).

Hal ini telah dibuktikan banyak orang Indonesia yang berobat ke rumah sakit di luar
negeri, seperti Singapura, Malaysia, Australia, dan negara lainnya. Tercatat, saat ini terdapat
kurang lebih 200 ribu pasien Indonesia berobat ke Singapura dan Malaysia, dengan total dana
yang dihabiskan mencapai US$600 juta per tahun atau sekitar Rp5,4 triliun (Tempo Desember,
2007).
Fakta juga telah menunjukkan bahwa telah banyak orang indonesia yang mencari pengobatan
ke luar negeri antara lain dijaringan rumah sakit national healthcare group yang merupakan
salah satu jaringan rumah sakit pemerintah Singapura, pasien Indonesia tercatat 11.000 orang
dari 374.000 pasien asing pada 2005 (Gatra Juni, 2008).

Fenomena ini dapat disebut sebagai globalisasi tahap pertama. Sementaraitu, globalisasi
tahap kedua adalah beroperasinya rumah sakit asing di Indonesia atau penanaman modal asing
dalam sektor pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan di Indonesia mengalami perubahan
strukturalyang sangat berarti. Ada perubahan yang mencolok pada dekade ini yaitusemakin

4
besarnya peran swasta dalam penyediaan pelayanan berteknologi tinggi yang menyebabkan
meningkatnya biaya pelayanan kesehatan yangakan ditanggung oleh masyarakat. Semakin
mahalnya pelayanan kesehatankepada masyarakat akan diikuti oleh tuntutan masyarakat
terhadap mutu pelayanan kesehatan tersebut. Hal ini merupakan hal yang sangat dilematis bagi
organisasi-organisasi pelayanan kesehatan yang disatu pihak dituntut untuk mengikuti
perkembangan teknologi kesehatan yang makin cepat dan mahal dan di lain pihak tuntutan
pelayanan yang memuaskan yang juga merupakan tugas pokok organisasi pelayanan.

Sekarang rumah sakit hadir dengan citra baru yaitu menjadi bagian dari industri jasa dalam
bidang kesehatan . Perubahan peran ini merupakan hal yang wajar saja jika sosok rumah sakit
dihadapkan pada situasi dimana di samping harus menghadapi masalah dengan pembangunan
rumah sakit untuk terus dapat berkembang. Pasien tidak cukup datang berobat hanya untuk
berobat saja, namun mereka juga butuh kenyamanan, keramahan, komunikasi dan tentunya
tidak berharap menjadi semakin sakit karena berobat ke dokter. Sudah barang tentu semua
tuntutan ini membutuhkan banyak kerja yang cukup besar.

Adapun pengembangan rumah sakit itu meliputi :

- tuntutan kualitas pelayanannya

- adaptasi dan alih teknologi

- profesionalisme sumberdaya manusianya

- orientasi spesialistik

- diversifikasi jasa pelayanan

- manajemen organisasi

(Sulastomo, 2000:74)

Kualitas jasa merupakan bagian terpenting yang perlu mendapat perhatian dari
organisasi penyedia jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit. Pengemasan kualitas jasa
yang akan diproduksi harus menjadi salah satu strategi pemasaran rumah sakit yang akan
menjual jasa pelayanankepada pengguna jasanya (pasien dan keluarganya). Pihak manajemen

5
rumah sakit harus selalu berusaha agar produk jasa yang ditawarkan tetap dapat bertahan atau
berkesinambungan sehingga dapat tetap merebutsegmen pasar yang baru karena cerita dari
mulut ke mulut oleh pelanggan yang puas.

Keunggulan suatu produk jasa pelayanan kesehatan akan sangat tergantung dari
keunikan kualitas jasa yang diperlihatkan dan apakah sesuai dengan harapan atau keinginan
pelanggan. Ada beberapa model yang dapat dipakai untuk menganalisis kualitas jasa yang
terkait dengan kepuasan pelanggan, tergantung dari tujuan analisisnya, jenis lembaga yang
menyediakan jasa,dan situasi pasar (Muninjaya,2004:238). Kepuasan pengguna jasa pelayanan
kesehatan dipengaruhi olehbeberapa faktor antara lain :

1. Pemahaman pengguna jasa tentang jenis pelayanan yang akanditerimanya. Dalam hal ini,
aspek komunikasi memegang perenan penting karena pelayanan kesehatan adalah high
personnel contact.

2. Empati (sikap) peduli yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan. Sikap ini akan menyentuh
emosi pasien. Faktor ini akan berpengaruh pada tingkat kepatuhan pasien (complience).

3. Biaya (cost). Tingginya biaya pelayanan dapat dianggap sebagai sumber moral hazzard bagi
pasien dan keluarganya.

4. Penampilan fisik (kerapian) petugas, kondisi kebersihan dan kenyamanan


ruangan (tangibility).

5. Jaminan keamanan yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan(assurance). Ketepatan jadwal


pemeriksaan dan kunjungan dokter juga termasuk pada faktor ini.

6. Keandalan dan keterampilan (reliability) petugas kesehatan dalam memberikan perawatan.

7. Kecepatan petugas memberikan tanggapan terhadap keluhan pasien (responsiveness).


Tujuan utama melakukan analisis kepuasan pasien selaku penggunajasa pelayanan
kesehatan atau sebagai pelanggan Rumah Sakit adalah untuk mengetahui sejauh mana
tingkat kepuasan pelanggan dan menghitung indeks kepuasan pelanggan (customer

6
satisfaction index-CSI). CSI dapat digunakan oleh pihak manajemen Rumah Sakit untuk :

1. Alat kebijakan pengambilan keputusan guna meningkatkan kinerjaRumah Sakit.

2. Alat untuk menyusun strategi pemesaran produk pelayanan. Unit-unit pelayanan (unit
produksi) yang paling sering menerima keluhan pasien harus mendapat perhatian dari
pihak manajemen untuk memperbaiki mutu pelayanannya.

3. Alat untuk memantau dan mengendalikan aktivitas sehari-hari staf memberikan


pelayanan kepada pasien.

4. Alat untuk mencapai misi yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit yaitu memperoleh
kepercayaan masyarakat melalui kepuasan pasien dan keluarganya. (Muninjaya,
2004:239)

Poskesdes Tanacella merupakan sebuah lembaga pelayanan kesehatan. Poskesdes


tanacellae berada di desa tanacellae tepatnya jalan lasiwala lingkungan III merupakan pusat
kesehatan desa yang telah memiliki fasilitas pelayanan rawat inap dengan sebuah kamar
yang dapat menampung 4 pasien rawat inap serta memiliki 2 tenaga medis.

Masalah utama sebagai sebuah lembaga jasa pelayanan adalah dalam memberikann
pelayana pada massyarakat tanacella e dengan jumlah tenaga medis yang masih kurang Oleh
karena itu, poskesdes tanacella e dituntut untuk selalu dapat memberikan pelayanan sebaik
mungkin agar kepercayaan masyarakat meningkat dan dapat meningkatkan kualitas
pelayanan agar kepuasan konsumennya meningkat. Pihak poskesdes perlu secara cermat
menentukan kebutuhan konsumen sebagai upaya untuk memenuhi keinginan dan
meningkatkan kepuasan atas pelayanan yang diberikan.

7
B. Rumusan masalah
1. Bagaimanakah karakteristik pelayanan jasa kesehatan dalam konteks ekonomi?
2. Apa pengaruh jenis penyakit, fasilitas, dan kualitas pelayanan terhadap permintaan
jasa pelayanan kesehatan pada poskesdes tanacella e?
C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan jurnal ini adalah untuk memengetahui bagaimanakah
karakteristik pelayanan jasa kesehatan dalam konteks ekonomi, dan apa saja pengaruh
jenis penyakit fasilitas dan kualitas pelayanan jasa kesehatan pada poskesdes tanacella e

8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Karakteristik Permintaan Jasa Pelayanan Kesehatan dalam Konteks


Ekonomi

1. Ekonomi kesehatan
Pokok bahasan dalam ilmu ekonomi akan selalu mengarah pada demand, supply dan
distribusi komoditi, dimana komoditinya adalah pelayanan kesehatan bukan kesehatan itu
sendiri. Dari sudut pandang demand, masyarakat ingin memperbaiki status kesehatannya,
sehingga mereka membutuhkan pelayanan kesehatan sebagai salah satu cara untuk
mencapai status kesehatan yang lebih tinggi. Sedangkan dari sudut pandang supply /
produksi utama dari pelayanan kesehatan adalah kesehatan dan sekaligus menghasilkan
outpun lainnya. Kesehatan sendiri tidak dapat diperjualbelikan, dalam pengertian bahwa
kesehatan itu tidak dapat secara langsung dibeli atau dijual di pasar kesehatan merupakan
salah satu ciri komoditi. Singkatnya kesehatan tidak dapat dipertukarkan. Kesehatan hanya
memiliki value in use dan bukannya value in exchange (Tjiptoherijanto, 1990 dalam
Andhika, 2010:52).

2. Pelayanan kesehatan

Berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan, pelayanan kesehatan terdiri atas pelayanan kesehatan perseorangan dan
pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan mencakup upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan kesehatan harus diselenggarakan secara
bertanggung jawab, aman, bermutu, serta merata dan nondiskriminatif. Muninjaya (2012)
menjelaskan bahwa ada beberapa kriteria pelayanan kesehatan yang baik, yang harus
dipenuhi, yaitu:

1. Availability; Pelayanan kesehatan yang baik harus tersedia di masyarakat dan


dilaksanakan secara komprehensif mulai dari upaya pelayanan promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif. Masyarakat tidak sulit menemukan pelayanan kesehatan.

9
2. Appropriateness; Bersifat wajar, pelayanan kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan
masyarakat di suatu wilayah. Kebutuhan masyarakat diukur dari pola penyakit yang
berkembang di wilayah tersebut.
3. Continuity-Sustainability; Pelayanan kesehatan di suatu daerah harus berlangsung
untuk jangka waktu yang lama dan dilaksanakan secara berkesinambungan.
4. Acceptability; Pelayanan kesehatan juga harus dapat diterima oleh masyarakat dan
memerhatikan aspek sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat.
5. Affordable; Biaya atau tarif pelayanan kesehatan dapat dijangkau oleh masyarakat
umum. Tidak hanya orang tertentu saja yang dapat memanfaatkan pelayanan
kesehatan.
6. Efficient; Pelayanan kesehatan harus dikelola secara efisien.
7. Quality; Pelayanan yang diakses di masyarakat harus terjaga mutunya.

Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan komponen paling mahal dalam sistim pelayanan
kesehatan (the most expensive component of the health care system). Tingginya biaya infrastruktur,
pengembangan teknologi dan biaya operasional dan besarnya jumlah staf di rumahsakit, rumahsakit
akan menyerap jumlah terbesar anggaran pemerintah yang akan mempengaruhi sistim pelayanan
kesehatan. Pada tahun 1999 Philippine National Health Accounts, kombinasi pengeluaran RS
Pemerintah Daerah dan Pusat menyerap hampir 50 % pengeluaran pemerintah disektor pelayanan
kesehatan. Bahkan RS Daerah menyerap hampir 68 percent alokasi biaya kesehatan daerah. Hal ini
menyebabkan komponen sistim pelayanan kesehatanlainnya seperti public health, health
regulation, and other support services – mejadi seperti tertingal (Villaverde& Manog, 2004).

Melakukan reformasi untuk transformasi RS Pemerintah menjadi otonom secara finansial akan
memungkinkan pemerintah untuk mensosialisasikan dan mengutip biaya pemanfaatan pelayanan
kesehatan, mengupayakan sumber pemasukan, membuat suatu drug revolving funds, rasionalisasi
penetapan pelayanan yang dikenai biaya dan kebijakan tarif. Mekanisme ini akan mengurangi
ketergantungan RS Pemerintah pada subsidi dan anggaran langsung dari pemerintah. Jumlah uang
dan sumberdaya yang terbebaskan karena mekanisme ini akan dapat dipakai untuk disektor public
health programs, local health systems development, health regulation and quality assurance.
Namun tidak dapat dipungkiri adanya tekanan mengikuti tatanan safety net, seperti mengadakan
social health insurance, sebagai strategi melindungi kelompok miskin dan kurang mampu terutama

10
kelompok yang sangat tergantung pada fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah. Oleh karenanya
perlu memngikuti tatanan ini dengan menyelenggarakan suatu pembiayaan pelayanan kesehatan
yang lebih adil dan merata yang mensubsidi pelayanan rumahsakit atau melalui suatu social health
insurance.(Villaverde& Manog, 2004)

3. Hubungan antara keinginan kesehatan permintaan akan pelayanan


kesehatan

Hubungan antara keinginan kesehatan permintaan akan pelayanan kesehatan hanya


kelihatannya saja yang sederhana, namun sebenarnya sangat kompleks. Penyebab
utamanya karena persoalan kesenjangan informasi. Menterjemahkan keinginan sehat
menjadi konsumsi pelayanan kesehatan melibatkan berbagai informasi tentang berbagai
hal, antara lain : aspek status kesehatan saat ini, informasi status kesehatan yang lebih baik
informasi tentang macam pelayanan yang tersedia,tentang kesesuaian pelayanan tersebut,
dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan karena permintaan pelayanan kesehatan
mengandung masalah uncertainty (ketidakpastian), sakit sebagai ciri-ciri persoalan
kesehatan merupakan suatu ketidakpastian.

imperfect information dan uncertainty merupakan karakteristik umum dari permintaan


pelayanan kesehatan dan kesehatan.Jasa pelayanan kesehatan berbeda dengan barang
dan jasa pelayanan ekonomi lainnya. Jasa pelayanan kesehatan atau jasa pelayanan medis
sangat heterogen, terdiri atas banyak sekali barang dan pelayanan yang bertujuan
memelihara, memperbaiki, memulihkan kesehatan fisik dan jiwa seorang. Karena sifatnya
yang sangat heterogen, jasa pelayanan kesehatan sulit diukur secara kuantitatif.

4. Karakteristik jasa pelayanan kesehatan

Beberapa karakteristik khusus jasa pelayanan kesehatan yaitu intangibility, inseparability,


inventory, dan inkonsistensi (Santerre dan Neun, 2000) dalam Andhika (2010:53).
Intangibility merupakan karakteristik jasa pelayanan kesehatan yang tidak bisa dinilai oleh
panca indera. Konsumen (pasien) tidak bisa melihat, mendengar, membau, merasakan,
atau mengecap jasa pelayanan kesehatan.

11
Inseparability yaitu karakteristik dimana produksi dan konsumsi jasa pelayanan kesehatan
terjadi secara simultan (bersama).Makanan bisa dibuat dulu, untuk dikonsumsi kemudian.
Tindakan operatif yang dilakukan dokter bedah pada saat yang sama digunakan oleh
pasien.

Inventory merupakan karakteristik dimana jasa pelayanan kesehatan tidak bisa disimpan
untuk digunakan pada saat dibutuhkan oleh pasien nantinya. merupakan karakteristik jasa
pelayanan kesehatan dimana komposisi dan kualitas jasa pelayanan kesehatan yang
diterima pasien dari seorang dokter dari waktu ke waktu, maupun jasa pelayanan
kesehatan yang digunakan antar pasien, bervariasi. Jadi jasa pelayanan kesehatan sulit
diukur secara kuantitatif. Makanan bisa dibuat dulu, untuk dikonsumsi kemudian. Tindakan
operatif yang dilakukan dokter bedah pada saat yang sama digunakan oleh pasien.
Inventory merupakan karakteristik dimana jasa pelayanan kesehatan tidak bisa disimpan
untuk digunakan pada saat dibutuhkan oleh pasien nantinya.

Inkonsistensi merupakan karakteristik jasa pelayanan kesehatan dimana komposisi dan


kualitas jasa pelayanan kesehatan yang diterima pasien dari seorang dokter dari waktu ke
waktu, maupun jasa pelayanan kesehatan yang digunakan antar pasien, bervariasi. Jadi
jasa pelayanan kesehatan sulit diukur secara kuantitatif. Biasanya jasa pelayanan
kesehatan diukur berdasarkan ketersediaaan (jumlah dokter atau tempat tidur rumah
sakit per 1.000 penduduk) atau penggunaan (jumlah konsultasi atau pembedahan per
kapita) (Palutturi: 2005:69).

Adapun Menurut muninjaya (2012) karakteristik jasa pelayanan kesehatan adalah sebagai
berikut
1. Intangibility (Tidak berwujud) Intangible berarti bahwa produk jasa tidak dapat dilihat,
tidak dapat diraba, tidak dapat dirasa, tidak dapat dicium, tidak dapat didengar, atau
tidak dapat dicoba sebelum dibeli. Untuk mengurangi ketidak pastian bagi pengguna
jasa, calon pengguna jasa harus benar – benar memperhatikan adanya bukti tentang
mutu jasa pelayanan sesuai dengan standar mutu yang umum berlaku. Oleh karena itu,
manajemen institusi penyedia jasa harus mengembangkan kiat – kiat manajemen agar

12
sifat – sifat intangible jasa berubah menjadi lebih tangible (bisa dirasakan) dan ada bukti
nyatanya.

2. Inseparability (Tidak dapat dipisahkan) Perbedaan antara produk barang dengan jasa
pelayanan, yaitu produk barang biasanya dihasilkan lebih dahulu sebelum dijual,
sedangkan jasa pelayanan akan dilakukan apabila adanya permintaan dari pengguna
jasa. Produk barang juga akan dipajang atau ditata di toko – toko penyalur sebelum
dibeli atau dikonsumsi oleh konsumen, sedangkan jasa pelayanan akan diberikan atau
disediakan ketika pengguna jasa menerimanya. Contohnya, perawatan ibu bersalin akan
disiapkan kalau ada ibu hamil yang akan melakukan persalinan. Dalam hal tersebut,
adanya interaksi langsung antara penyedia jasa pelayanan persalinan dengan ibu hamil
sebagai pengguna jasa pelayanan. Keduanya akan saling mempengaruhi hasil (outcome)
layanan. Faktor komunikasi verbal dan non verbal antara penyedia jasa pelayanan
dengan pengguna jasa pelayanan sangat mempengaruhi hasilnya (outcome). Untuk
mengetahui mutu jasa pelayanan dikaji dari aspek pengguna adalah mengukur tingkat
kepuasan pengguna layanan tersebut.

3. Variability (Keragaman) Sifat jasa pelayanan sangat bervariasi. Tidak mudah


menentukan standar output untuk setiap jasa pelayanan. Kondisi jasa seperti ini disebut
nonstandarlized output. Dari sini, dapat disimak beragam variasi jasa dari aspek
benetuk, kualitas, dan jenisnya. Demikian pula penggunanya, waktunya (kapan),
lokasinya dan produsen jasa tersebut. Misalnya, variasi pelayanan rumah sakit dibedaka
berdasarkan kelas perawatannya karena berbeda tarif pelayanannya, berbeda
kelengkapan fasilitas ruangannya atau kelengkapan peralatannya. Meskipun ada
keragaman jasa pelayanan, secara teknis harus diupayakan agar jasa pelayanan memiliki
standar atau paling tidak mendapat persetujuan kelompok ahli untuk mengurangi
keragaman pelayanan yang diterima oleh penggunan jasa karena sifat dan jenis jasa
pelayanannya memang berbeda.

13
4. Perishability (Tidak tahan lama) Salah satu sifat khas jasa adalah tidak tahan lama. Dan
juga tidak dapat disimpan. Misalnya, operasi caesar untuk menolong ibu bersalin akan
dilakukan berdasarkan indikasi medis. Pelayanan seperti ini tidak bisa dipesan dulu oleh
seorang ibu hamil.

B. Pengaruh Jenis Penyakit, fasilitas dan kualitas layanan terhadap


permintaan jasa pelayanan kesehatan pada poskesdes tanacella

1. Pengaruh jenis penyakit


Pengaruh Jenis Penyakit terhadap Permintaan Jasa Pelayanan Kesehatan. Tingkat kekayaan
secara statistik tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan pelayanan kesehatan. Ini
terjadi karena variasi kekayaan petani di desa sangat kecil. Namun ada kecenderungan
bahwa keluarga yang lebih kaya lebih banyak melakukan akses terhadap pelayanan
kesehatan. Keadaan ini menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan bukanlah barang inferior
karena meningkatnya tingkat kekayaan suatu rumah tangga tidak menyebabkan permintaan
pelayanan kesehatan turun. Masyarakat pedesaan telah menempatkan faktor kesehatan
sebagai jasa yang penting. Demikian juga faktor-faktor yang lain, secara statistik
tidakberpengaruh terhadap permintaan pelayanan kesehatan di desa karena variasinya
kecil. Usia dan penyakit cenderung meningkatkan pelayanan kesehatan. Gejala ini wajar
karena semakin tua seseorang, kondisi kesehatannya semakin menurun sehingga cenderung
lebih banyak melakukan akses terhadap pelayanan kesehatan. Demikian juga semakin
banyak jenis penyakit/gangguan kesehatan yang diderita oleh masyarakat, akan meningkat
pula akses pelayanan kesehatan (Joko, 2005:106-107).
berdasarkan pengamatan pada poskesdes tanacellae terdapat beberapa jenis penyakit yang
tak dapat di tangani di poskesdes tersebut sehingga memerlukan rujukan ke puskesmas atau
rumah sakit yang dapat menangani. Misalnya operasi sesar, masyarakat yang tiba-tiba ingin
melahirkan namun dalam keadaan sesar maka hal ini mennjadi masalah di poskesdes
tanacella e karena tidak mampu melakukan hal tersebut sehingga perlu di rujuk ke rumah
sakit nah keadaan seperti ini dapat mengancam ibu hamil dan bayinya karena memerlukan
waktu untuk pindah ke rumah sakit. Masalah ini sesuai dengan prinsip intangibility dimana
merupakan karakteristik jasa pelayanan kesehatan yang tidak bisa dinilai oleh panca

14
indera. Konsumen (pasien) tidak bisa melihat, mendengar, membau, merasakan,
atau mengecap jasa pelayanan kesehatan.

2. Pengaruh Kualitas Layanan


Kualitas layanan kesehatan berpengaruh positif terhadap permintaan layanan
kesehatan, kualitas layanan meliputi penilaian mengenai keputusan dokter,
penanganan medis yang dilakukan, tingkat kemanjuran dll. Semakin tinggi kualitas
layanan yang diberikan maka semakin tinggi permintaan terhadap pelayanan
kesehatan (Andersen et al, 1975; Santerre & Neun, 2000; Mills & Gilson,1990:122)
Kualitas pelayanan di poskesdes tanacella e masih terbilang kurang karena dokter
atau bidan yang ada di poskesdes tanacella e hanya ada dua orang sedangkan
jumlah masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan banyak, inilah juga yang
menyebabkan banyak masyarakat yang memilih langsung keluar dari desa untuk
berobat di banding pergi ke poskesdes terlebi dahulu. Masalah ini memenuhi
karakteristik jasa pelayanan yaitu intangibility yang mana merupakan karakteristik
jasa pelayanan kesehatan yang tidak bisa dinilai oleh panca indera. Konsumen
(pasien) tidak bisa melihat, mendengar, membau, merasakan, atau mengecap jasa
pelayanan kesehatan.

3. Pengaruh kelengkapan fasilitas


Kelengkapan fasilitas dapat berpengaruh terhadap permintaan jasa pelayanan
kesehatan. Semakin lengkap fasilitas yang disedikan Puskesmas maka semakin
meningkat permintaan jasa pelayanan kesehatan di Puskesmas. Hasil penelitian
Hutapea (2009) menunjukkan bahwa kelengkapan fasilitas mempunyai hubungan
dengan permintaan jasa pelayanan kesehatan.
Jika di amati fasilitas yang ada di poskesdes tanacellae masiih belum memadai
karena inilah beberapa pasien yang tidak dapat ditangani di poskesdes tanacellae
karena fasilitas yang kurang perlu di bawa ke rumah sakit lagi. Contoh kasus seorang
pasien yang tiba-tiba penyakit asmahnya kambuh perlu mendapatkan bantuan
oksigen segera namun karena terkadang tabung oksigen di poskesdes isinya habis

15
bahkan terkadang tidak ada maka perlu lagi di bawa ke rumah sakit yang
menyediakan tabung oksigen, jadi masyarakat harus keluar dari desa untuk pergi ke
daerah yang memiliki fasilitas yang lebih lengkap lagi. Hal ini juga sama, sesuai
dengan karakteristik jasa pelayanan kesehatan intangibility

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Hubungan antara keinginan kesehatan permintaan akan pelayanan kesehatan


hanya kelihatannya saja yang sederhana, namun sebenarnya sangat kompleks.
Penyebab utamanya karena persoalan kesenjangan informasi. Menterjemahkan
keinginan sehat menjadi konsumsi pelayanan kesehatan melibatkan berbagai
informasi tentang berbagai hal, antara lain : aspek status kesehatan saat ini,
informasi status kesehatan yang lebih baik informasi tentang macam pelayanan
yang tersedia,tentang kesesuaian pelayanan tersebut, dan lain sebagainya. Hal ini
disebabkan karena permintaan pelayanan kesehatan mengandung masalah
uncertainty (ketidakpastian), sakit sebagai ciri-ciri persoalan kesehatan
merupakan suatu ketidakpastian. Keduanya, imperfect information dan
uncertainty merupakan karakteristik umum dari permintaan pelayanan kesehatan
dan kesehatan.

16
B. Saran

Jasa pelayanan kesehatan berbeda dengan barang dan jasa pelayanan ekonomi
lainnya. Jasa pelayanan kesehatan atau jasa pelayanan medis sangat heterogen,
terdiri atas banyak sekali barang dan pelayanan yang bertujuan memelihara,
memperbaiki, memulihkan kesehatan fisik dan jiwa seorang. Karena sifatnya yang
sangat heterogen, jasa pelayanan kesehatan sulit diukur secara kuantitatif.

DAFTAR PUSTAKA

Andersen et al, 1975; Santerre & Neun, 2000; Mills & Gilson,1990:122

Joko, 2005:106-107

Muninjaya,2004:238

Palutturi: 2005:69

Tjiptoherijanto, 1990 dalam Andhika, 2010:52

Villaverde, Mario. C & Manog, Thiel B. Manaog. 2004. The National Health Accounts (NHA) Projections:

1999-2004: An Exploratory Study for Estimating the National Health Expenditures for CY 2004
based on the Health Sector

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/63171/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

https://adoc.tips/download/bab-ii-kajian-teori-setiap-kegiatan-atau-manfaat-yang-ditawa.html

http://journal.uny.ac.id/index.php/jim/article/viewFile/11753/8435

17

Anda mungkin juga menyukai