1 PB
1 PB
1 PB
JURNAL NOTARIUS
Program Studi Kenotariatan Pascasarjana UMSU
Vol. 1, No. 1, Januari-Juni 2022
e-ISSN : 2598-070X ISSN : 2089-1407
Ramlan
[email protected]
Abstrak
Pendahuluan
95
96
dari luar negeri baik yang bersifat pinjaman lunak (loan), hibah maupun berupa
investasi asing ke dalam negeri.1
Penanaman modal menurut beberapa ahli harus menjadi bagian penting dari
penyelenggaraan perekonomian nasional serta ditempatkan sebagai salah satu
upaya konkrit untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dengan cepat,
untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat, upaya untuk mempercepat
pembangunan ekonomi secara simultan, meningkatkan kapasitas, kualitas dan
kemampuan teknologi nasional, mendorong untuk pembangunan ekonomi
kerakyatan, yang tujuan akhirnya adalah untuk mensejahterakan masyarakat dalam
suatu bingkai perekonomian yang berdaya saing dengan kompetitor yang berasal
dari luar negeri.2
Pasca tumbangnya Orde Baru yang bersamaan dengan krisis moneter hebat
yang menimpa Indonesia, Pemerintah kemudian berupaya semaksimal mungkin
untuk menarik sebanyak mungkin investasi asing melaluii berbagai cara, misalnya
dengan melakukan anjangsana ke berbagai negara, privatisasi BUMN, penegakan
supremasi hukum, serta melakuan revisi terhadap undang-undang yang berkaitan
dengan bisnis, investasi, perpajakan dan ketenagakerjaan. Cara-cara tersebut
bertujuan untuk menumbuhkan kembali iklim usaha dalam negeri agar kembali
pulih untuk meningkatkan capital inflow yang muaranya adalah kesejahteraan
rakyat.3
Untuk mendukung upaya pemulihan ekonomi serta memperbaiki kondisi
ekonomi yang babak belur tersebut, maka Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967
tentang Penanaman Modal Asing serta Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968
tentang Penanaman Modal Dalam Negeri dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal. Terbitnya UU No. 27/2007 tersebut diharapkan mampu
memberikan dampak positif bagi kehidupan ekonomi negara, namun juga pada sisi
lain juga memberikan ancaman terhadap kedaulatan ekonomi Negara terkait
dengan eksplorasi sumber daya alam, perlindungan terhadap UKM dan banyak
aspek lainnya.
1Abdul Manan, Peranan Hukum Dalam Pembangunan Ekonomi, Jakarta: Prenada Media, 2014,
hlm. 133.
2Ardiana Hidayah, “Landasan Filosofis Dan Asas-Asas Dalam Hukum Penanaman Modal Di
Indonesia”, Jurnal Solusi, Vol. 16, No. 3, September 2018, hlm. 217.
3Ria Shinta Devi, “Perlindungan Hukum Bagi Penanaman Modal Asing (PMA) Di Indonesia”,
penanaman modal baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri,
merupakan suatu upaya untuk membantu pembangunan serta merupakan salah
satu alternatif yang sangat wajar dan memang harus dilakukan oleh pemerintah. 5
Hadirnya investor asing di Indonesia secara teoritis pada sebuah Negara
memiliki multi manfaat yang sangat luas (multiplier effect). Manfaat itu adalah
bahwa kehadiran investor asing dapat menyerap tenaga kerja di Indonesia sebagai
negara penerima modal; diharapkan mampu menciptakan demand bagi produk
dalam negeri sebagai bahan baku (mentah), untuk menambah devisa apabila ada
investor asing yang orientasinya ekspor, menambah penghasilan Negara dari sektor
pajak; adanya harapan untuk alih teknologi (transfer technology) serta alih
pengetahuan (transfer of know how).6
Penanaman modal merupakan segala bentuk kegiatan penanaman modal, baik
oleh penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal luar negeri yang
dikenal dengan PMA. Aktifitas penanaman modal itu menggunakan dana yang
berasal dari investor (penanam modal) kedalam kegiatan ekonomi.7 Menurut
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, menyatakan
bahwa:
“Tujuan penanaman modal harus menjadi bagian dari penyelenggaraan
perekonomian nasional dan ditempatkan sebagai upaya meningkatkan
pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan
pembangunan ekonomi berkelanjutan, meningkatkan kapasitas dan
kemampuan teknologi nasional, mendorong ekonomi kerakyatan, mengolah
potensi ekonomi potensial menjadi ekonomi riil dengan menggunakan dana
yang berasal baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat”.
Apabila dilihat dari sisi Pasal 33 ayat (4) UUD 1945 yang berbunyi:
“Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, berwawasan lingkugan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional”, maka pembangunan
nasional harus dilaksanakan dengan prinsip kemandirian. Prinsip kemandirian
dalam pembangunan nasional dimaksudkan untuk pembangunan yang dilaksanakan
diusahakan dibiayai dengan dana yang dipunyai oleh banfsa Indonesia sendiri.
Paradigma prinsip kemandirian itu kemudian mengalami perubahan, yaitu bahwa
meskipun diusahakan untuk memakai biaya sendiri untuk melaksanakan
pembangunan, namun tidak menutup kemungkinan untuk menerima dana dari
pihak luar, sepanjang dana dari pihak luar hanya berfunsi sebagai dana pelengkap.8
Penanaman modal atau investasi diartikan sebagai suatu kegiatan yang
dilakukan baik oleh orang pribadi (natural person) maupun badan hukum (juridical
person) sebagai upaya untuk meningkatkan dan/atau mempertahankan nilai
5Aminuddin Ilmar, Hukum Penanaman Modal di Indonesia, Jakarta: Prenada Media, 2005, hlm.
185.
6Yati Nurhayati, “Perdebatan Antara Metode Normatif dan Metode Empirik Dalam Penelitian
Ilmu Hukum Ditinjau dari Karakter, Fungsi dan Tujuan Ilmu Hukum”, Al-‘Adl Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 5,
No. 10, Juli-Desember 2013, hlm. 14.
7Laurensius Arliman S., “Penanaman Modal Asing Di Sumatera Barat Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal”, Supremasi Jurnal Hukum, Vol. 1, No. 1,
2018, hlm. 9.
8Fery Dona, “Peran Penanaman Modal Asing (PMA) dalam Pembangunan Ekonomi di Era
Otonomi Daerah”, al-ahkam Jurnal Ilmu Syari’ah dan Hukum, Vol. 2, No. 1, Januari-Juni 2017, hlm. 85.
98
modalnya, baik yang berbentuk uang tunai (cash money), peralatan (equipment),
asset tidak bergerak, hak atas kekayaan intelektual maupun yang berbentuk
keahlian.9
Untuk menarik investor agar mau menanamkan modalnya ke Indonesia, tentu
saja dibutuhkan aturan-aturan hukum yang akan memberikan perlindungan dan
kepastian hukum kepada investor. Hal ini urgen untuk dilakukan agar investor
memperoleh kenyamanan dan keamanan dalam berinvestasi. Disamping untuk
memberikan perlindungan hukum bagi investor, regulasi yang diterbitkan itu juga
mengatur terkait hak dan kewajiban investor terutama investor asing yang
berinvestasi di Indonesia.
Beberapa produk hukum muncul untuk mendukung program pemerintah
untuk menarik investor sebagai upaya untuk menggairahkan sekaligus
menggerakkan roda perekonomian di Indonesia untuk lebih menjamin iklim
investasi yang amat dan sehat. Berbegai regulasi yang telah terbit itu yakni Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 1998 tentang Penetapan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Kepailitan
Menjadi Undang-Undang, Undang-Undang Nomor 5 Tahun Larangan Praktik
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen, Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, Keppres Nomor 183 Tahun 1998
tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal, dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2007 tentang Penanaman Modal, yang menjanjikan beragam insentif dan jaminan
bagi para penanam modal tersebut, baik yang berasal dari dalam negeri maupun
pihak asing.10 Ada lagi regulasi seperti Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2008
tentang Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal
di Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan
untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu, dan/atau Daerah-
Daerah Tertentu, Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 tentang Daftar Bidang
Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka dengan Persyaratan dii
Bidang Penanaman Modal, Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal.11
Berbagai aturan perundang-undangan tersebut di atas, tidak hanya
diperuntukkan bagi investor dalam negeri saja, namun jugan untuk penanaman
modal yang berasal dari investor asing. Diundangnya para investor asing tersebut
untuk menanamkan modalnya di Indonesia, karena diyakini investor asing memiliki
sumber dana yang lebih banyak dari investor domestik, sumber daya manusia yang
lebih unggul, serta memiliki pengalaman yang lebih jika dibandingkan dengan
investor dalam negeri. Hal lain yang diharapkan dari kedatangan investor asing ke
Indonesia adalah adanya transfer ilmu pengetahuan (transfer knowledge) kepada
putera-putera Indonesia.
9Anna Rokhmatussa’diyah, Suratman, Hukum Investasi dan Pasar Modal, Jakarta: Sinar Grafika,
2010, hlm. 3.
10Zainuddin Ali, Aspek Hukum Penanaman Modal di Indonesia, Jakarta: Yayasan Masyarakat
Bentuk Perusahaan Joint Venture Di Indonesia”, Diversi Jurnal Hukum, Vol. 5, No. 2, Desember 2019, hlm.
212.
99
12
Anna Rokhmatussa’diyah, Suratman, Op. Cit., hlm. 57-58.
13Salim HS, Perkembangan Teori Dalam Ilmu Hukum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010,
hlm. 110-111.
100
asing; 4) Badan hukum asing; dan 5) Badan hukum Indonesia yang sebagian atau
seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing. 14
Meskipun telah diterbitkan beberapa aturan perundang-undangan terkait
dengan penanaman modal asing di Indonesia, namun terdapat masalah-masalah
hukum yang muncul dikarenankan adanya ketidaksinkronan aturan hukum
didalamnya. Konsideran Pasal 22 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal ada ditentukan bahwa investor memang diberikan untuk
menggunakan hak atas tanah yang terdapat di wilayah Indonesia. Dalam Pasal 22
UU No. 25 Tahun 2007 tersebut, hak atas tanah yang dapat dipergunakan oleh
investor untuk kegiatan investasinya adalah: a. Hak Guna Usaha (HGU); 2) Hak Guna
Bangunan (HGB); dan Hak Pakai.
Hak-hak atas tanah sebagaimana termaktub dalam Pasal 22 UU No. 25 Tahun
2007 tersebut hanya dapat untuk diperbaharui setelah dilakukannya evaluasi
bahwa tanahnya masih digunakan dan diusahakan dengan baik sesuai dengan
keadaan, sifat dan tujuan pemberian hak.15 Ketentuan yang terdapat dalam Pasal 22
ayat (3) sejalan dengan fungsi sosial tanah yang terdapat dalam ketentuan Pasal 15
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria, yang
menyatakan bahwa tanah harus dipelihara dengan baik agar bertambah
kesuburannya serta mencegah kerusakannya.16
Tidak semua perusahaan penanaman modal diberikan hak atas tanah
sebagaimana ketentuan yang telah ada sesuai dengan jangka waktu yang telah
ditentukan. Pasal 22 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal memberikan syarat-syarat tertentu kepeda perusahaan
penanaman modal untuk diberikan hak atas tanah. Sesuai dengan ketentuan Pasal
22 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, ada
lima syarat pemberian hak atas tanah yang dapat diberikan dan diperpanjang di
muka sekaligus untuk kegiatan penanaman modal, yaitu penanaman modal: 1) Yang
dilakukan dalam jangka panjang dan terkait dengan perubahan struktur
perekonomian Indonesia yang lebih berdaya saing; 2) Dengan tingkat risiko
penanaman modal yang memerlukan pengembalian modal dalam jangka panjang
sesuai dengan jenis kegiatan penanaman modal yang dilakukan risiko pengembalian
investasi lama; 3) Tidak memerlukan area yang luas; 4) Menggunakan hak atas
tanah Negara; dan 5) Tidak mengganggu rasa keadilan masyarakat dan tidak
merugikan kepentingan umum.
Adanya pemberian fasilitas hak atas tanah ini dimaksudkan untuk
memberikan kemudahan kepada investor saat menanamkan investasinya di
Indonesia. Namun, jangka waktu penggunaan hak atas tanah yang memakan waktu
sangat lama, tentunya bertentangan dengan jangka waktu yang telah ditentukan
dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 dan Peraturan Pemerintah Nomor 40
Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas
14Agung Sudjati Winata, “Perlindungan Hukum Investor Asing dalam Kegiatan Penanaman
Modal Asing dan Implikasinya Terhadap Negara”, Ajudikasi Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2, No. 2, Desember
2018, hlm. 129.
15Suradiyanto, Made Warka, “Pembangunan Hukum Investasi Dalam Peningkatan Penanaman
Modal di Indonesia”, DIH Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 11, No. 21, Pebruari 2015, hlm. 27.
16Dhaniswara K. Hardjono, Hukum Penanaman Modal, Tinjauan Terhadap Pemberlakuan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Penanaman Modal, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007, hlm.
141.
101
Faktor penarik investor apalagi yang berasal dari luar Indonesia sangat bergantung
pada sistem hukum yang diterapkan. 21
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam upaya
penyempurnaan pembangunan hukum pada aspek investasi yang merupakan
program hukum secara nasional, mengingat hukum dalam bidang investasi bukan
hanya pekerjaan pemerintah pusat namun juga daerah punya tanggung jawab yang
sama untuk menciptakan sebuah budaya hukum serta budaya ekonomi yang baik.
Iklim investasi bukan hanya menjamin keuntungan bagi investor namun juga untuk
keberlanjutan pembangunan Negara, tapi investasi tersebut harus memberikan
dampak positif bagi masyarakat secara ekonomi, sosial serta budaya.22
Penanaman Modal Asing Di Bidang Sumber Daya Alam”, Jurnal Yuridika, Vol. 30, No. 1, Januari 2015,
Fakultas Hukum Universitas Airlangga, hlm. 87.
103
25Konsep keadilan ekonomi lahir dari konsep commutative justice dan distributive justice
(Aristoteles). Keadilan ekonomi adalah aturan main tentang hubungan ekonomi yang didasarkan pada
prinsip-prinsip etika, prinsip-prinsip mana pada gilirannya bersumber pada hukum alam, hukum
Tuhan atau pada sifat-sifat sosial manusia. Mubyarto, Sistem Dan Moral Ekonomi Indonesia, Jakarta:
LP3ES, 1998, hlm. 21-22.
26Cornella O. Rumbay, “Kajian Yuridis Jaminan Kepastian Hukum Mengenai Perlakuan Dan
Fasilitas Menurut Undang-Undang No 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal”, Lex Administratum,
Vol. II, No. 3, Juli-Oktober 2014, hlm. 178.
27Amiruddin, “Aliran Penanaman Modal Asing dan Dampaknya terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia”, Jurnal Manajemen Dan Keuangan, Vol. 7, No. 2, November 2018, hlm. 197.
28Reza Lainatul Rizky, Grisvia Agustin, dan Imam Mukhlis, “Pengaruh Penanaman Modal Asing,
Penanaman Modal Dalam Negeri Dan Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Di
Indonesia,”, JESP, Vol. 8, No. 1, Maret 2016, hlm. 13, 15.
29Heriyono, “Orientasi Politik Hukum Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang
Penanaman Modal Berdasarkan Pancasila”, Nurani, Vol. 19, No. 2, Desember 2019, hlm. 298.
Pascareformasi, amandemen Undang-Undang Dasar Tahun 1945 dan terbitnya berbagai undang-
undang serta berbagai peraturan pemerintah yang disusupi oleh semangat liberalisasi, deregulasi,
serta privatisasi dalam banyak hal telah memberikan jalan yang sangat lebar untuk kekuatan-kekuatan
ekonomi asing bagi dominasi ekonomi Indonesia. Misalnya Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun
1999 yang menyatakan pihak asing boleh menguasai 99% saham perbankan di Indonesia, sehingga
pada saat itu menjadikan Indonesia sebagai negara paling liberal pada sektor perbankan. Imbasnya
104
tahun 2011 kepemilikan asing pada 47 bank menguasai ekuivalen 50,6% dari toal aset perbankan
nasional yang mencapai Rp3.065 triliun. Syamsul Hadi, et.al., Kudeta Putih, Reformasi dan Pelembagaan
Kepentingan Asing Dalam Ekonomi Indonesia, Jakarta: Indonesia Berdikari dan Asosiasi Ekonomi Politik
Indonesia, 2012, hlm. 1-2.
30Heriyono, op. cit., hlm. 306.
31An An Chandrawulan, Hukum Perusahaan Multinasional, Liberalisasi Hukum Perdagangan
Internasional dan Hukum Penanaman Modal, Bandung: PT. Alumni, 2011, hlm. 34.
32Heriyono, op. cit., hlm. 305.
33Iriyanto A. Baso Ence, Negara Hukum & Hak Uji Konstitusionalitas Mahkamah Konstitusi,
Telaah Terhadap Kewenangan Mahkamah Konstitusi, Bandung: Alumni, 2008, hlm. 204.
105
Simpulan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, yang
memberikan berbagai kemudahan kepada investor asing dalam menanamkan
modalnya di Indonesia, sudah seharusnya direvisi, mengingat begitu banyak
kerugian yang dialami oleh bangsa Indonesia sendiri. Berbagai kemudahan yang
diberikan itu ternyata hanya berdampak pada hilangnya kedaulatan ekonomi
bangsa, karena posisi tawar Indonesia selalu berada dalam pihak yang lemah.
Berdasarkan kondisi itu, maka upaya untuk mandiri dari investasi asing layak untuk
dicoba dan dilakukan. Hal yang paling mencolok bahwa Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2007 itu bertentangan dengan nilai-nilai dari Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, sehingga harus direvisi atau diamandemen. Gejala
globalisasi ekonomi yang melanda dunia hari ini, tidak dapat dijadikan alibi untuk
memudahkan jalan bagi investor asing menjadi tuan rumah di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zainuddin. 2014. Aspek Hukum Penanaman Modal di Indonesia. Jakarta: Yayasan
Masyarakat Indonesia.
Amiruddin. 2018. “Aliran Penanaman Modal Asing dan Dampaknya terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”, Jurnal Manajemen Dan Keuangan, Vol. 7,
No. 2, hlm. 197.
Arliman S., Laurensius Arliman. 2018. “Penanaman Modal Asing Di Sumatera Barat
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman
Modal”, Supremasi Jurnal Hukum, Vol. 1, No. 1, hlm. 9.
106
Rizky, Reza Lainatul., Grisvia Agustin, dan Imam Mukhlis. 2016. “Pengaruh
Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri Dan Belanja
Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Di Indonesia,” JESP, Vol. 8,
No. 1, hlm. 13, 15.
Rokhmatussa’diyah, Anna., Suratman. 2010. Hukum Investasi dan Pasar Modal.
Jakarta: Sinar Grafika.
Rumbay, Cornella O. 2014. “Kajian Yuridis Jaminan Kepastian Hukum Mengenai
Perlakuan Dan Fasilitas Menurut Undang-Undang No 25 Tahun 2007
Tentang Penanaman Modal”, Lex Administratum, Vol. II, No. 3, hlm. 178.
Salim HS. 2010. Perkembangan Teori Dalam Ilmu Hukum. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sukananda, Satria., Wahyu Adi Mudiparwanto. 2019.“Pengaturan Penanaman Modal
Asing Dalam Bentuk Perusahaan Joint Venture Di Indonesia”, Diversi Jurnal
Hukum, Vol. 5, No. 2, hlm. 212.
Suradiyanto, Made Warka. 2015. “Pembangunan Hukum Investasi Dalam
Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia”, DIH Jurnal Ilmu Hukum, Vol.
11, No. 21, hlm. 26, 27, 28.
Syamsi, Achmad Badarus. 2014. “Investasi Asing Dalam Islam”, Et-Tijarie, Vol. 1, No.
1, hlm. 35.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Winata, Agung Sudjati. 2018. “Perlindungan Hukum Investor Asing dalam Kegiatan
Penanaman Modal Asing dan Implikasinya Terhadap Negara”, Ajudikasi
Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2, No. 2, hlm. 129, 130.