Rumusan Kasus Yang Didapat Dari Studi Kasus Tersebut Adalah Ketidakefektifan Pemanfaatan Teknologi Dalam Melaksanakan Pelayanan Publik Di Era Digital

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Rumusan kasus yang didapat dari studi kasus tersebut adalah ketidakefektifan pemanfaatan

teknologi dalam melaksanakan pelayanan publik di era digital. Masih sedikit kementerian/lembaga
maupun pemerintah daerah yang memanfaatkan teknologi dalam proses pelayanan publik. Di
tengah perkembangan teknologi yang sangat pesat, Indonesia juga ikut memanfaatkan teknologi
untuk melaksanakan pelayanan publik untuk menciptakan pelayanan yang transparan cepat dan
mudah namun dalam melakukan implementasi di lapangan terdapat banyak kendala yang dihadapi
salah satunya lemahnya kewenangan pemerintah mengajak sektor pemerintah pusat maupun
daerah melakukan pemanfaatan teknologi dalam menginput data pelayanan publik.

Aktor yang terlibat:

1. Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.


Berperan dalam mengambil kebijakan dalam hal ini melakukan inovasi untuk membuat
strategi nasional dalam menghadapi era revolusi melalui peta Jalan “Making Indonesia 4.0”
2. Kementerian pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Berperan sebagai Kementerian yang membantu presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan yang memiliki fungsi merumuskan dan menetapkan kebijakan terkait
pelayanan publik.
3. Menteri, Pimpinan Lembaga, Gubernur, Bupati, Walikota, Direktur Utama BUMN, dan
Direktur utama BUMD
Berperan sebagai pelaksana pelayanan publik dimana para Pimpinan mengimbau dan
mengajarkan pegawai-pegawainya untuk melaporkan informasi pelayanan publik di setiap
instansi tempat bekerja

A. Bentuk Penerapan dan Pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS


a. Berorientasi Pelayanan
ASN dituntut untuk bisa memberikan pelayanan kepada publik dengan baik sehingga
dapat memberikan kepuasan kepada konsumen atau pengguna. Berorientasi
pelayanan merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur
capaian hasil kerja. Pada kasus ini, pelayanan yang diberikan belum sepenuhnya
menggunakan teknologi informasi dibuktikan dengan masih sedikitnya lembaga yang
menginput informasi melalui aplikasi SIPPN, sehingga pelayanan belum maksimal.
b. Akuntabel
Belum semua pemerintah daerah maupun kementerian/lembaga menginput
informasi tentang pelayanan publik di masing-masing instansinya melalui aplikasi
SIPPN, ini membuktikan kurangnya tanggung jawab atau kurang optimalnya kerja
ASN sebagai pelayanan publik.
c. Kompeten
Kompeten dapat diartikan kemampuan dan kewenangan yang dimiliki oleh
seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan yang didasari oleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap sesuai standar kerja yang diterapkan. Berdasarkan analisis
kasus, ada beberapa pihak yang tidak menggunakan kompetensinya dengan baik
untuk memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada.
d. Harmonis
Pemanfaatan perkembangan teknologi seperti yang dipaparkan di kasus, apabila
bisa diterapkan dengan baik maka akan menciptakan dan membangun lingkungan
kerja yang kondusif, nyaman, dan harmonis, sehingga mendorong atau memotivasi
ASn untuk lebih produktif dalam bekerja.
e. Loyal
Konsekuensi logis dari adanya loyalitas dan kesetiaan adalah setiap ASN harus selalu
menjaga rahasia jabatan dan negara. Dengan kemajuan teknologi saat ini, ASN harus
selalu dapat menjaga nama baik sesama ASN, nama baik pimpinan, nama baik
instansi dan tentu saja harus selalu menjaga nama baik negara.
f. Adaptif
Core Value ASN BerAKHLAK khususnya nilai adaptif, bermakna ASN harus terus
belajar dan mengembangkan kapabilitas. Untuk itu, memahami proses digitalisasi
menjadi penting dalam rangka mempercepat pelayanan dan memudahkan
pelayanan ke masyarakat. Berdasarkan kasus, masih ada beberapa pihak yang belum
bisa ikut serta dalam revolusi industri ini. Dari penilaian tersebut, dapat kita
simpulkan bahwa belum diaplikasikannya nilai adaptif dengan baik.
g. Kolaboratif
Sistem E-Goverment yang merupakan upaya pemerintah dalam
mengimplementasikan pemanfaatan komputer, jaringan komputer, dan teknologi
informasi masih belum maksimal. Hal ini disebabkan kurangnya kerjasama antar
pihak dalam menerapkan revolusi industri 4.0. hal ini dapat dilihat dari masih
sedikitnya Kementerian/Lembaga maupun pemerintah daerah yang memanfaatkan
teknologi dalam proses pelayanan publik.
B. Dampak Tidak Diterapkannya Nilai-nilai Dasar PNS
Apabila nilai BerAKHLAK tidak diterapkan dengan baik akan menyebabkan program
optimalisasi pelayanan publik melalui aplikasi SIPPN ini tidak akan berjalan sesuai
dengan keinginan pemerintah, hanya akan menyebabkan pemborosan anggaran dan
tidak tersampaikannya pelayanan publik dengan baik.

Memberikan sebuah pengertian lebih mendalam tentang aplikasi SIPPN ini kepada Menteri,
Pimpinan Lembaga, Gubernur, Bupati, Walikota, Direktur Utama BUMN sehingga mereka paham
akan manfaat dari aplikasi tersebut, memberikan pengawasan kepada instansi untuk
mengintegrasikan data pelayanan publik tiap instansi ke aplikasi SIPPN agar aplikasi ini dapat
digunakan sebagai pelayanan publik yang maksimal.

Konsekuensi dari gagasan pemecahan masalah ini adalah akan ada pembengkakan biaya untuk
memberikan pelatihan, memberikan pengawasan kepada para lembaga pemerintahan

Anda mungkin juga menyukai