TA Syahrul Ramadhan FIX (2) 2
TA Syahrul Ramadhan FIX (2) 2
TA Syahrul Ramadhan FIX (2) 2
ARDUINO UNO
SYAHRUL RAMADHAN
202408016
SYAHRUL RAMADHAN
202408016
Saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Syahrul Ramadhan
202408016
PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR
Disetujui di
Medan, tanggal-bulan-tahun
i
RANCANGAN INKUBATOR TELUR OTOMATIS BERBASIS
ARDUINO UNO
ABSTRAK
Kata Kunci: Arduino uno, inkubator telur, lampu pijar, sensor DHT 22, telur.
ii
DESIGN OF AUTOMATIC EGG INCUBATOR BASED ARDUINO
UNO
ABSTRACT
Keywords: Arduino uno, egg, egg incubator, incandescent lamps, sensor DHT 22.
iii
PENGHARGAAN
Puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu wa taala yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya serta memberikan banyak kesempatan, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul “RANCANGAN INKUBATOR
TELUR OTOMATIS BERBASIS ARDUINO UNO” dengan baik. Dalam
penyusunan laporan ini, penulis menyadari bahwa laporan ini tidak terlepas dari
dukungan, semangat, serta bimbingan dari berbagai pihak, baik bersifat moril
maupun materil, oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Yth. Ibu Dekan Dr. Nursahara Pasaribu, M.Sc., beserta jajarannya di
lingkungan FMIPA USU. Bapak Yuan Alfinsyah Sihombing, S.Pd., M.Sc., dan Dr.
Zikri Noer, S.Si., M.Sc., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi D3 Fisika USU.
Bapak Drs, Kurnia Brahmana M.Si selaku Dosen pembimbing yang atas bantuannya
yang luar biasa saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan baik. Seluruh Dosen
dan Tenaga Kependidikan Program Studi D3 Fisika dan Fakultas di lingkungan
FMIPA USU. Orang tua yang sudah mendukung dan memberi semangat setiap saat.
Kakak dan abang saya yang sudah membimbing saya. Teman-teman seperjuangan
yang sudah membantu saya dalam penulisan laporan dan pembuatan tugas akhir ini.
Syahrul Ramadhan
iv
DAFTAR ISI
Halaman
PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR i
ABSTRAK ii
ABSTRACT iii
PENGHARGAAN iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Batasan Masalah 2
1.4. Tujuan 2
1.5. Manfaat 2
v
4.1.1 Pengujian Sensor 17
4.1.2 Pengujian Lampu 17
4.1.3 Pengujian Tampilan LCD 18
4.1.4 Pengujian Alat Keadaan Beroperasi 18
DAFTAR PUSTAKA 22
LAMPIRAN 24
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
DAFTAR SINGKATAN
A = ampere
V = volt
Dst = Liquid Crystal Display
PCB = Print Ciircuit Board
RTC = Real Time Clock
IC = Integrated Circuit
AVR = Alf Vegard Risc processor
OTP = One Time Password
C = Celcius
x
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada peternakan ayam, peternak biasanya menggunakan sebuah inkubator
untuk menetaskan telur telur ayam. Dalam inkubator tersebut terdapat lampu yang di
pakai untuk menghangatkan telur sehingga telur dapat menetas dengan kualitas baik
dan hanya lampu pijar, sehingga tidak terkontrolnya apabila telur sudah menetas dan
tidak terkontrolnya situasi inkubator pada proses penetasan telur ayam. Sering
terjadinya lupa memisahkan hasil ayam yang telah menetas yang mengakibatkan
penumpukan ayam di inkubator. Biasanya peternak menggunakan inkubator dengan
harga yang relatif mahal dengan spesifikasi inkubator hanya lampu pijar dan alas
inkubator saja yang mengakibatkan peternak mengurangi biaya modal ternak telur
ayam serta tidak mendapatkan informasi yang terdapat di inkubator tersebut.
Dengan berkembangnya teknologi saat ini yang semakin canggih, sejalan
dengan kemajuan zaman maka penggunaan teknologi semakin meningkat. Salah
satunya perangkat kontroler yaitu mikrokontroler. Arduino merupakan kit elektronik
atau papan rangkaian elektronik yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu
sebuah chip mikrokontroler dari perusahaan Atmel serta software pemrograman yang
berlisensi Saat ini Arduino sangat popular di seluruh dunia. Banyak pemula yang
belajar mengenal robotika dan elektronika lewat Arduino karena mudah dipelajari.
Tapi tidak hanya pemula, para professional pun ikut senang mengembangkan
elektronik menggunakan Arduino.
Saat menggunakan inkubator untuk pengeraman mikroba sebaiknya tidak
terlalu penuh atau overload karena hal itu dapat memperbesar risiko kontaminan. Hal
pertama yang perlu dilakukan sebelum menggunakan inkubator adalah mengatur alat
dan bahan dan memasukkannya ke dalam inkubator dengan susunan efektif.
melalui layar LCD dengan mengukur suhu dari -50 derajat sampai 150 derajat, maka
sensor gerak akan mendeteksi telur yang sudah menetas. (Finsa Nurpandi, 2017).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mesin Penetas Telur
Mesin tetas merupakan salah satu media yang berupa box dengan konstruksi
yang sedemikian rupa sehingga panas di dalamnya tidak terbuang. Suhu di dalam box
dapat diatur sesuai ukuran derajat panas yang dibutuhkan selama periode penetasan.
Prinsip kerja penetasan telur dengan mesin tetas ini sama dengan induk unggas (Adib
Johan, 2016).
2.2 Prinsip Kerja Inkubator Telur
Reproduksi merupakan proses perkembang biakan untuk setiap makhluk
hidup, termasuk unggas yang banyak di budidayakan sebagai hewan ternak di
Indonesia. Semua unggas melakukan reproduksinya dengan cara bertelur. Setelah
melalui proses perkawinan antara indukan jantan dan betina, selang waktu tertentu
indukan betina akan mengeluarkan telur hasil pembuahannya.
Jumlah telur yang dihasilkan untuk setiap jenis unggas bervariasi. Ayam dapat
menghasilkan 13-20 butir telur dalam sekali masa bertelur dimana seekor ayam dapat
menghasilkan 1 butir telur dalam sehari. Berbeda dengan ayam, itik hanya dapat
menghasilkan 2-3 butir telur per tiga hari. Secara alami, induk betina akan mengerami
telurnya selama waktu tertentu hingga menetas menjadi anakan. Waktu yang
dibutuhkan untuk mengerami telurnya berbedabeda untuk setiap jenis unggas. Lama
penetasan telur ditempat pengeraman sangat tergantung dari besar kecilnya telur.
Semakin besar ukuran telur biasanya semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk
mengerami telur hingga saat menetas menjadi anakan sebaliknya, semakin kecil
ukuran telur maka akan semakin cepat pula waktu pengeraman yang dibutuhkan.
Setiap telur dari berbagai jenis unggas mempunyai lama waktu penetasan yang
berbeda-beda. Telur ayam mempunyai lama penetasan normal selama 21 hari, untuk
telur itik/bebek mempunyai lama penetasan selama 27 - 30 hari, sedangkan untuk
entok mempunyai lama penetasan selama 35 – 40 hari.
Jika hanya mengandalkan pengeraman alami persentase keberhasilan telur
yang menetas hanya sekitar 50% - 60%. Kegagalan ini dapat disebabkan karena
kondisi lingkungan yang tidak stabil dan dapat mengakibatkan embrio didalam telur
tidak berkembang dengan sempurna. Dalam usaha peternakan, penetasan telur
4
yang didalamnya terdapat komponen utama, yaitu sebuah chip mikrokontroller dengan
jenis AVR dari perusahaan Atmel. Mikrokontroller itu sendiri adalah chip atau IC
(integrated circuit) yang biasa di program dengan komputer tujuan menanamkan
program pada mikrikontroler adalah agar rangkaian elektronik dapat membaca input,
memproses input tersebut dan kemudian menghasilkan output (Ridarmin, 2019).
jauh hanya bergeser kurang dari 1 menit pertahunnya, dengan demikian modul ini
cocok untuk aplikasi kritis yang sensitif terhadap akurasi waktu yang tidak perlu
disinkronisasikan secara teratur terhadap jam eksternal . Akses modul ini dilakukan
melalui antarmuka I2C yang dapat dikatakan identik dengan pengalamatan register
pada RTC DS1307, dengan demikian kode program yang sudah dibuat untuk arduino
atau mikro-kontroler lain dapat berjalan (Stenly Asali, 2021).
BAB 3
METODE PENELITIAN
Kipas
Heater
Gambar 3.1 Diagram Blok
Sistem utama pada mesin penetas telur otomatis ini diatur oleh mikrokontroler.
Input mikrokontroler ini diperoleh dari sensor DHT22 untuk mendapatkan nilai suhu
14
dan yang tepat dalam penetasan telur. Data dari sensor tersebut akan ditampilkan
nilainya pada LCD. Heater atau pemanas yang dimaksudkan disini adalah bohlam
(lampu pijar), dimana bohlam dapat menghasilkan panas yang dapat mempercepat
penetasan telur.
Suhu di dalam dan di luar inkubator tentulah berbeda, suhu di luar inkubator dapat
mempengaruhi proses penetasan telur ini. Jika suhu pada inkubator terlalu panas lampu
pemanas sebagian akan redup sebagian yang akan dikontrol oleh dimmer, tetapi
apabila suhu pada inkubator masih dibawah nilai yang ditetapkan maka lampu
pemanas akan dihidupkan semua. Nilai suhu dan kelembaban pada inkubator yang
dipantau oleh sensor DHT22 akan ditampilkan ke display LCD (Liquid Crystal
Display).
Mulai
Inisialisasi
Lampu Off
Lampu On
Suhu>setting point
or kelembapan
Kipas On
Selesai
Adapun flowchart pada alat dapat dilihat pada Gambar 3.3. Flowchart
memudahkan kita untuk membaca sistem kerja suatu alat. Sistem kerja dari alat dapat
kita perhatikan melalui flowchart diatas, yaitu ketika alat dihidupkan maka akan
dilakukan input suhu dan kelembapan pada alat dimana nilai suhu dan kelembapan
akan ditampilkan pada LCD. Jika suhu pada inkubator telur >39 °C lampu akan off,
namun jika suhu < 38°C lampu akan menyala agar menyesuaikan suhu yang
dibutuhkan telur untuk menetas. Suhu yang sudah diatur juga akan mempengaruhi
kerja kipas dimana disetiap kondisi yang tepat kipas akan off jika diperlukan dan on
jika diperlukan. Setiap 4 jam sekali motor pada inkubator telur akan berputar sebesar
180°.
17
BAB IV
Untuk tujuan utama proses pengujian alat terbagi menjadi beberapa pengujian
penting, yaitu pengujian pada komponen-komponen alat dan pengujian dari alat
yang sudah terpasang komponen-komponen nya dan mengetahui efisiensi yang
didapat dari komponen yang dipasang pada alat yang dibuat.
Dari hasil pengujian interval waktu kenaikan suhu pada sensor DHT 22 pertama.
Pengukuran 1 2 3 4 5
18
Pengujian alat ini dilaksanakan dengan melakukan uji kerja dari sistem yang
terpasang. Proses pengujian alat ini dilakukan dari program arduino sampai dengan tes
nyala Lampu yang bertujan sebagai pemanas dan pengujian Motor sebagai penggerak
rak telur. Dimana dari pengujian yang telah dilakukan mendapatkan hasil berupa data
tentang perubahan panas yang dihasilkan oleh lampu terhadap waktu selama proses
pengujian berlangsung. Pengujian yang dilakukan untuk melihat kondisi lampu dalam
keadaan hidup dan mati dari pengaruh panas lampu yang dihasilkan.
19
Maka dari itu, sesuai dengan data yang telah didapat bahwa jika keadaan dalam
proses penetasan telur berlangsung dengan baik dan terstrukstur penggunaan alat
penetas telur yang telah dibuat sudah memenuhi kriteria dalam penetasan telur
berdasarkan suhu dan kelembaban yang dihasilkan inkubator telur.
20
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan tentang alat inkubator telur dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Mesin penetas menggunakan thermostat yang memutuskan arus listrik yang
masuk ke kipas dan lampu ketika suhu di dalam ruangan akan mencapai 38°C dan
menghubungkan kembali arus listrik ke kipas dan lampu pada saat suhu ruangan
akan mencapai 37,5°C. Suhu yang dibutuhkan oleh telur adalah 38°C dan
kelembaban dari hari 1 sampai hari ke 18 adalah 55% sampai 60% sedangkan dari
hari ke 19 sampai hari ke 21 adalah 70%. Kekurangan dari penelitian ini ialah
kelembaban yang tidak bisa diatur karena masih menggunakan bak air yang di
letakan dibawah rak telur. Dengan tingkat keberhasilan hampir mencapai 100%.
2. Suhu yang baik untuk pertumbuhan embrio adalah berkisar 36,5 – 38 °C. Untuk
mencapai suhu tersebut sehingga embrio dapat berkembang dengan baik. Untuk
menjamin embrio mendapat suhu yang ideal untuk perkembangan yang normal.
Kisaran suhu ini tergantung dari jenis penetasan yang didasarkan atas pengalaman
dalam pembuatan penetasan untuk dapat mencapai daya tetas yang baik.
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mengerami telurnya berbedabeda untuk setiap jenis
unggas. Lama penetasan telur ditempat pengeraman sangat tergantung dari besar
kecilnya telur. Semakin besar ukuran telur biasanya semakin lama waktu yang
dibutuhkan untuk mengerami telur hingga saat menetas menjadi anakan
sebaliknya, semakin kecil ukuran telur maka akan semakin cepat pula waktu
pengeraman yang dibutuhkan. Setiap telur dari berbagai jenis unggas mempunyai
lama waktu penetasan yang berbeda-beda. Telur ayam mempunyai lama
penetasan normal selama 21 hari, untuk telur itik/bebek mempunyai lama
penetasan selama 27 - 30 hari, sedangkan untuk entok mempunyai lama penetasan
21
5.2 Saran
1. Sebaiknya alat memiliki power backup, sebagai sumber tegangan ketika terjadi
pemadaman listrik.
2. Sebaiknya telur yang digunakan adalah telur ayam, dengan begitu sesuai dengan
alat yang dirancang.
3. Sebaiknya keadaan inkubator telur tetap dicek pengoperasiannya untuk
menghindari kegagalan penetasan telur.
22
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kodir Al bahar, 2022. Rancang Bangun Incubator Penetas Telur Berbasis
Mikrokontroller Arduino Uno Dilengkapi Sensor DHT 22. Jurnal Elektro Vol
10. 44-45
Adib Johan, 2016. Analisis Laju Perpindahan Panas Radiasi Pada Inkubator Penetas
Telur Ayam Berkapasitas 30 Butir. Prodi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Jember. 29
Ahmad Dani, 2018. Perbaikan Faktor Daya Menggunakan Kapasitor Sebagai
Kompensator Daya Reaktif (Studi Kasus Sinar Husni). Teknik Elektro, Sekolah
Tinggi Teknologi Sinar Husni. 2-3
Antonius Managam Simamora, 2022. Rancang Bangun Pengendali Suhu dan
Kelembapan Alat Tetas Telur Berbasis Arduino Uno. Jurnal Sains dan
Teknologi, Programstudi Teknik Elektro, Universitas Darma Agung. Medan.
70
Finsa Nurpandi, 2017. Inkubator Penetasan Telur Ayam Berbasis Arduino. Program
Studi Teknik Informatika. Universitas Suryakancana. 66-67
Imam Saukani, 2019. Metode Penyelamatan Data Di Media Penyimpanan Flasdisk
Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Malang. 12
Mohamad Rizky Wirajaya, 2020. Rancang Bangun Mesin Penetas Telur Otomatis
Menggunakan Mikrokontroller Arduino Uno. Jambura Journal of Electrical
and Electronics Engineering. 24-25
Noor Yulita Dwi Setyaningsih, 2015. Pemilihan Lampu Sebagai Pemanas Pada
Inkubator Bayi. Department of Electrical Engineering and Information
Technology Faculty of Engineering, University of Gadjah Mada, Yogyakarta,
Indonesia. 25
Nur Kurniasari, 2021. Deteksi Jalur yang Terputus Pada Rangkaian Listrik Dalam
PCB Menggunakan Metode Convolutional Neural Network (CNN). Jurnal
Sistem Cerdas dan Rekayasa, Departemen Teknologi Informasi, Institut Sains
dan Teknologi Terpadu Surabaya, Surabaya, Indonesia. 8-9
Rahmad Hidayat Rahim, 2015. Rancang Bangun Alat Penetas Telur Otomatis Berbasis
Mikrokontroler ATMega8535. Jurusan Teknik Elektro-FT UNSRAT, Manado.
2-3
Ridarmin, 2019. Protoype Robotv Line Follower Arduino Uno Menggunakan 4 Sensor
TCRT5000 22. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
(STMIK) Dumai. Jurnal Informatika, Manajemen dan Komputer. 18
23
LAMPIRAN
#include <LiquidCrystal.h>
#include "DHT.h"
#define DHTPIN 12
#define DHTTYPE DHT11
const int rs = 3, en = 2, d4 = 4, d5 = 5, d6 = 6, d7 = 7;
LiquidCrystal lcd(rs, en, d4, d5, d6, d7);
void setup() {
lcd.begin(16, 2);
dht.begin();
pinMode(led, OUTPUT);
digitalWrite(led, LOW);
analogWrite(buzz, 127);
delay(250);
analogWrite(buzz, 0);
digitalWrite(led, HIGH);
delay(10);
}
void loop()
{
delay(2000);
float h = dht.readHumidity();
float t = dht.readTemperature();
float f = dht.readTemperature(true);
if (isnan(h) || isnan(t) || isnan(f)) {
lcd.setCursor(0,0);
25
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("Rh: ");
lcd.setCursor(3,1);
lcd.print(h);
lcd.setCursor(9,1);
lcd.print("T: ");
lcd.setCursor(11,1);
lcd.print(t);
delay(100);
}