Bahasa Indonesia Proposal 1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PENELITIAN

BAHASA INDONESIA

Judul Penelitian
Fenomena Canopy Shyness yang Terjadi Pada Pohon

Disusun Oleh:
Agung Rama Pramana Putra (02/XI/MIPA 6)

Guru Pengajar:
Nanda Shiddiq Mustaqim

SMA NEGERI 2 KARANGANYAR

i
DAFTAR ISI
JUDUL………………………………………………………………..I

DAFTAR ISI………………………………………………………....II

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………1

1.1 Latar Belakang……………………………………………...1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………..2

1.3 Tujuan………………………………………………………3

1.4 Manfaat……………………………………………………..3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………………………………….......4

2.1 Hutan……………………………………………………….4

2.1.1 Hakekat Hutan……………………………………...4

2.1.2 Fungsi Hutan..……………………………………....4

2.2 Hutan Hujan Tropis……………………………………...…5

2.2.1 Hakekat Hutan Hujan Tropis………………………5

2.2.2 Fungsi Hutan Hujan Tropis………………………...5

2.3 Kanopi………………………………………………………6

2.3.1 Hakekat Kanopi…………………………………….6

2.3.2 Fungsi Kanopi………………………………………6

2.4 Kerangka Berpikir…………………………….……………7

2.5 Hipotesis……………………………………………………7

BAB 3 METODE PENELITIAN…………………………………….8

ii
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian………………………………8

3.2 Subjek Penelitian…………………………………………..8

3.3 Jenis Penelitian……………………………………………..8

3.4 Data dan Jenis Data………………………………………...8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….10

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hutan adalah suatu ekosistem yang terdiri dari berbagai jenis tumbuhan dan hewan yang
hidup bersama-sama di suatu wilayah dengan ciri-ciri tertentu. Hutan umumnya ditandai oleh
adanya pepohonan yang tumbuh berjejeran dengan tinggi yang berbeda-beda, serta berbagai
tumbuhan dan hewan lain yang mendukung keberlangsungan hidup seluruh ekosistem hutan
tersebut. Hutan juga berperan penting sebagai penyedia sumber daya alam, seperti kayu, obat-
obatan, serta sebagai penyangga lingkungan hidup dan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan
dan hewan. Hutan juga berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem global, mengurangi
efek pemanasan global, serta memberikan manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan bagi
masyarakat yang bergantung pada hutan.
Jenis-jenis hutan dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa kriteria seperti iklim,
keadaan geografis, jenis vegetasi, dan peruntukannya. Berikut adalah beberapa jenis hutan
berdasarkan kriteria tersebut:
1 Hutan hujan tropis: merupakan hutan yang berada di daerah tropis yang lembap dan curah
hujan yang tinggi, dengan jenis tanaman yang tumbuh subur seperti pohon kayu keras,
liana, dan epifit.
2 Hutan tropis kering: merupakan hutan yang tumbuh di daerah tropis yang kering, dengan
jenis tumbuhan seperti pohon karet, akasia, dan cemara.
3 Hutan musim: merupakan hutan yang mengalami perubahan musiman antara basah dan
kering, dengan jenis pohon seperti jati, meranti, dan keruing.
4 Hutan pegunungan: merupakan hutan yang tumbuh di daerah pegunungan, dengan kondisi
iklim yang berbeda-beda seperti hutan pegunungan basah, hutan pegunungan kering, dan
hutan pegunungan bersalju.
5 Hutan sabana: merupakan hutan yang tumbuh di daerah yang kering dengan vegetasi
seperti rumput dan semak belukar.
6 Hutan rawa: merupakan hutan yang tumbuh di daerah yang memiliki tanah yang lembab
dan tergenang air seperti rawa dan daerah sekitarnya.
7 Hutan mangrove: merupakan hutan yang tumbuh di daerah pantai berpasir atau berlumpur
dengan kondisi air yang asin dan pasang surut.
Salah satu jenis hutan adalah hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis merupakan jenis
hutan yang terdapat di daerah dengan iklim tropis yang panas dan lembab sepanjang tahun. Ini
termasuk daerah-daerah seperti Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Hutan hujan tropis mencakup
sekitar 7% dari total permukaan bumi dan merupakan tempat tinggal bagi sekitar 50% dari
keanekaragaman hayati dunia. Selain itu, Hutan hujan tropis tumbuh baik pada wilayah dengan
curah hujan minimal 800 hingga 1200 milimeter per tahun, kelembapan tinggi (lebih dari 80
%) dan suhu yang tinggi sepanjang tahun. Itu sebabnya hutan ini selalu basah atau lembab.
Bisa ditemui di negara-negara yang berada di garis edar matahari, atau garis khatulistiwa.
Indonesia salah satunya. Di Indonesia sendiri hutan hujan tropis banyak di jumpai di Sumatra,
Kalimantan, Sulawesi, Papua.

Hutan hujan tropis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


1. Ketinggian yang cukup rendah dan tidak memiliki puncak gunung yang tinggi.

1
2. Cuaca yang panas dan lembab sepanjang tahun.
3. Curah hujan yang tinggi, dengan rata-rata lebih dari 2000 mm per tahun.
4. Vegetasi yang lebat dan beragam, dengan pohon-pohon yang tinggi dan daun yang lebat.
5. Keanekaragaman hayati yang tinggi, dengan banyak jenis tumbuhan dan hewan yang unik
dan langka.
6. Tanah yang lembek dan subur.
7. Terdapat perbedaan ketinggian yang cukup besar antara bawah dan atas hutan.
Struktur hutan hujan tropis dapat dibedakan menjadi beberapa lapisan, diantaranya
sebagai berikut.
• Lapisan atas (canopy) merupakan lapisan yang terdiri dari pohon-pohon terbesar dan
tertinggi, yang membentuk atap di atas hutan.
• Lapisan menengah (understory) merupakan lapisan yang terdiri dari pohon-pohon yang
lebih pendek dan rerumputan yang lebat.
• Lapisan bawah (forest floor) merupakan lapisan yang terdiri dari tanah, lumut, dan semak-
semak yang lebat.Di setiap lapisan ini dapat ditemukan berbagai jenis tumbuhan dan hewan
yang sesuai dengan kondisi lingkungannya. Misalnya di lapisan atas terdapat tumbuhan
dengan daun yang lebat untuk menyerap cahaya matahari, sedangkan di lapisan bawah
terdapat tumbuhan dengan daun yang lebih kecil karena cahaya matahari yang terbatas.
Hutan hujan tropis juga merupakan sumber penting bagi keberlangsungan hidup
manusia. Masyarakat setempat seringkali bergantung pada hutan untuk makanan, obat-obatan,
dan bahan baku. Hutan juga memainkan peran penting dalam pengendalian banjir dan erosi,
serta menyediakan habitat bagi berbagai jenis satwa liar. Namun, hutan hujan tropis juga sangat
rentan terhadap degradasi dan deforestasi. Penebangan hutan untuk pertanian, perkebunan, dan
pengembangan infrastruktur telah menyebabkan hilangnya hutan hujan tropis di seluruh dunia.
Ini mengancam keberlangsungan hidup berbagai jenis tumbuhan dan hewan yang unik serta
menimbulkan masalah lingkungan seperti pemanasan global dan perubahan iklim.
Seperti yang tertera pada atas, salah satu lapisan dari hutan hujan tropis adalah kanopi.
Kanopi Adalah lapisan paling atas pohon. Lapisan kanopi terdiri dari cabang-cabang dan
dedaunan yang membentuk struktur kompleks dan beragam. Dari struktur tersebut, salah
satunya adalah dimana cabang-cabang dan dedaunan saling tidak bersentuhan membentuk
semacam Lorong-lorong. Fenomena ini disebut canopy shyness atau crown shyness. Latar
belakang proposal penelitian ini adalah untuk mengetahui kenapa fenomena ini bisa terjadi dan
manfaat dari fenomena ini kepada pohon-pohon.
1.2 Rumusan Masalah
Canopy shyness atau crown shuness merupakan suatu fenomena yang terjadi pada
pohon, yaitu ketika tajuk pohon dan daunnya tidak saling bersentuhan dengan pohon-pohon di
sekitarnya sehingga menciptakan jarak atau celah antar ujung pohon. Rumusan masalah
mengenai fenomena canopy shyness adalah sebagai berikut:
1. Kenapa fenomena ini bisa terjadi?
2. Apakah fenomena canopy shyness terjadi pada semua jenis pohon?
3. Apa fmanfaat yang diperoleh pohon yang terdampak dari fenomena ini?
1.3 Tujuan
Berdasarkan masalah yang sudah dijabarkan diatas, maka tujuan dari penilitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui sebab terjadinya fenomena ini
2. Untuk mengetahui apakah fenomena ini terjadi di semua pohon

2
3. Untuk mengetahui manfaat yang didapat pohon yang terdampak dari fenomena ini
1.4 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan secara praktis maupun
teoritis. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberi informasi yang bermanfaat bagi pembaca
tentang fenomena crown shyness ini. Penelitian ini juga diharapkan membuka pandangan baru
terkait fenomena dan mendorong peneliti lain untuk ikut menambahkan/menyempurnakan
penelitian ini.
2. Manfaat praktis
Pada manfaat praktis, manfaat penelitian ini tergantung pada pihak yang
bersangkutan. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut.
A. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan referensi tambahan sebagai modal untuk
mengajar di pelajaran yang terkait.
B. Bagi Masyarakat
Penilitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan membuka pandangan
baru terkait dari fenomena ini.
C. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi titik acuan dan membuka pandangan baru
bagi peneliti untuk menambahkan atau menyempurnakan isi dari penelitian ini.

3
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
2.1 Hutan
2.1.1 Hakekat Hutan
Dari sisi ekologi, Hutan adalah ekosistem alam yang terdiri dari pohon-pohan,
tanaman, hewan, dan mikroba yang berinteraksi dan beradaptasi dengan
lingkungannya. Hutan memainkan peran penting dalam mempertahankan
keseimbangan lingkungan dengan melakukan proses alami seperti penyerapan karbon,
pengaturan curah hujan, dan pemeliharaan biodiversitas. Hutan juga menyediakan
habitat bagi banyak jenis hewan dan tanaman, sehingga memainkan peran penting
dalam mempertahankan keanekaragaman hayati.
Dari sisi ekonomi, Hutan memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena sumber
daya alam yang terkandung di dalamnya. Hutan menyediakan bahan baku industri,
seperti kayu, minyak atsiri, dan bahan baku farmasi, serta memainkan peran dalam
industri pariwisata dan rekreasi. Keberlanjutan dan konservasi hutan sangat penting
untuk memastikan bahwa sumber daya ini tersedia untuk generasi masa depan. Hutan
juga memiliki peran dalam memperbaiki kualitas lingkungan, seperti memfilter air dan
udara, yang memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat.
Dari sisi sosiologi, Hutan memiliki nilai sosial dan budaya yang tidak ternilai.
Banyak masyarakat tradisional yang bergantung pada hutan untuk sumber makanan,
obat, dan bahan baku pangan. Hutan juga memiliki peran penting dalam mitos dan
tradisi, serta membentuk identitas budaya dan mempertahankan keragaman budaya.
Oleh karena itu, konservasi hutan harus memperhatikan aspek sosial dan budaya,
sehingga masyarakat tradisional dapat terlibat dalam pengelolaan hutan secara
berkelanjutan

2.1.3 Fungsi Hutan


Hutan memiliki berbagai ragam fungsi. Adapun fungsi dari hutan adalah
sebagai berikut.
1. Proses Ekologis: Hutan memainkan peran penting dalam mempertahankan
keseimbangan lingkungan dengan melakukan proses alami seperti penyerapan
karbon, pengaturan curah hujan, dan pemeliharaan biodiversitas.
2. Sumber daya alam: Hutan menyediakan sumber daya alam penting seperti kayu,
minyak atsiri, bahan baku industri dan farmasi.
3. Habitat bagi hewan dan tanaman: Hutan menyediakan habitat bagi banyak jenis
hewan dan tanaman, memainkan peran penting dalam mempertahankan
keanekaragaman hayati.
4. Kualitas lingkungan: Hutan memfilter air dan udara, membantu memperbaiki
kualitas lingkungan dan memiliki peran dalam mempertahankan kesehatan
lingkungan.
5. Nilai Sosial dan Budaya: Hutan memiliki nilai sosial dan budaya bagi masyarakat
tradisional dan membentuk identitas budaya dan mempertahankan keragaman
budaya.
6. Mitigasi Perubahan Iklim: Hutan memainkan peran penting dalam mengatasip
erubahan iklim dengan menyerap dan menyimpan karbon, membantu mengurangi
efek rumah kaca dan mempertahankan keseimbangan iklim global.

4
7. Pariwisata dan Rekreasi: Hutan juga memiliki peran dalam industri pariwisata dan
rekreasi, memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menikmati alam dan
aktivitas alam bebas.

2.2 Hutan Hujan Tropis


2.2.1 Hakekat Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis adalah hutan yang tumbuh di daerah tropis yang lembap dan
curah hujan yang tinggi, yaitu minimal 2.000 mm per tahun. Hutan hujan tropis
umumnya terletak di wilayah tropis seperti Amerika Tengah dan Selatan, Asia
Tenggara, dan Afrika Barat.
Ciri khas hutan hujan tropis adalah kerapatan pepohonan yang sangat tinggi dan
berlapis-lapis, sehingga sering disebut juga sebagai hutan kanopi (canopy forest).
Kanopi merupakan lapisan atas hutan yang terdiri dari atap pepohonan yang tertinggi
dan rimbun, yang dapat mencapai ketinggian lebih dari 30 meter.
Selain itu, hutan hujan tropis juga dikenal dengan keanekaragaman hayati yang
sangat tinggi, dengan banyaknya spesies tumbuhan dan hewan yang hidup di dalamnya.
Hutan hujan tropis merupakan tempat hidup bagi berbagai spesies primata, burung,
kadal, serangga, dan ikan.

2.2.2 Fungsi hutan hujan tropis


Hutan hujan tropis memiliki banyak fungsi yang sangat penting, baik bagi
lingkungan sekitar maupun bagi kehidupan manusia, di antaranya:
1 Sebagai penyedia oksigen: Hutan hujan tropis mampu menghasilkan oksigen yang
sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup di bumi, sehingga sangat penting dalam
menjaga keseimbangan oksigen di atmosfer.
2 Menyerap karbon dioksida: Hutan hujan tropis memiliki kemampuan untuk
menyerap karbon dioksida dari atmosfer dan menyimpannya dalam tumbuhan dan
tanah. Hal ini sangat penting untuk mengurangi dampak pemanasan global.
3 Habitat bagi keanekaragaman hayati: Hutan hujan tropis merupakan habitat bagi
ribuan spesies tumbuhan dan hewan yang hanya dapat hidup di lingkungan hutan
tersebut. Jika hutan hujan tropis rusak atau hilang, maka keanekaragaman hayati
yang ada di dalamnya pun akan terancam.
4 Pengatur tata air: Hutan hujan tropis juga berfungsi sebagai pengatur tata air di
daerah sekitarnya. Hutan mampu menahan air hujan dan mengatur aliran air di
sungai, sehingga dapat mengurangi risiko banjir dan kekeringan.
5 Sumber daya alam: Hutan hujan tropis juga merupakan sumber daya alam yang
penting, seperti kayu, rotan, obat-obatan tradisional, dan buah-buahan.
6 Pariwisata: Hutan hujan tropis yang masih asri dan alami juga dapat menjadi objek
wisata yang menarik bagi wisatawan dari seluruh dunia.

5
2.3 Kanopi
2.3.1 Hakekat Kanopi
Menurut Richard Weller, Kanopi adalah bagian dari taman atau lanskap yang
diterapkan sebagai struktur fungsional yang menangkap energi matahari, mengontrol
pengaliran air, memfasilitasi pertumbuhan tanaman, dan memberikan kenyamanan bagi
manusia.
Menurut Ian H. Thompson, Kanopi adalah struktur yang melindungi lantai atau
area bawahnya dari sinar matahari dan hujan, dan terdiri dari bagian atas (atap) dan
penyangga di bawahnya.
Menurut Julian Raxworthy, Kanopi adalah suatu struktur atau elemen arsitektur
yang menawarkan pelindung dari elemen cuaca, menciptakan ruang atau zona baru, dan
mengatur masuknya cahaya alami ke ruangan atau lingkungan sekitarnya.
Dalam lingkup hutan, kanopi memiliki pengertian yang sedikit berbeda. Kanopi
hutan adalah bagian atas dari hutan yang terdiri dari ranting-ranting dan daun-daun
pohon yang saling bersilangan membentuk atap yang menutupi bagian bawah hutan.
Kanopi hutan berperan penting dalam menjaga keberlangsungan hidup tumbuhan dan
hewan yang hidup di dalamnya, serta membantu menjaga keseimbangan ekosistem
hutan.
2.3.2 Fungsi Kanopi
Kanopi hutan memiliki fungsi penting dalam menjaga ekosistem hutan. Adapun
fungsi dari kanopi adalah sebagai berikut.
1. Kanopi hutan memiliki beberapa fungsi penting dalam menjaga keseimbangan
ekosistem hutan, antara lain:
2. Membentuk habitat: Kanopi hutan membentuk habitat bagi berbagai jenis
tumbuhan dan hewan. Rimbunnya kanopi memberikan perlindungan dan tempat
bertelur bagi burung, dan tempat bersembunyi bagi hewan kecil.
3. Mengatur iklim: Kanopi hutan membantu mengatur iklim dengan menyerap dan
mengurangi suhu, menyerap gas karbon dioksida, dan menghasilkan oksigen.
4. Membantu siklus air: Kanopi hutan berfungsi sebagai penahan curah hujan,
mencegah terjadinya erosi, serta mempercepat penyerapan air ke dalam tanah dan
menjaga ketersediaan air bagi tanaman dan hewan.
5. Menjaga kesuburan tanah: Kanopi hutan melindungi tanah dari terpaan sinar
matahari dan hujan, sehingga mengurangi kehilangan nutrisi tanah dan menjaga
kesuburan tanah.
6. Menjaga keanekaragaman hayati: Kanopi hutan memiliki fungsi penting dalam
menjaga keanekaragaman hayati, karena berfungsi sebagai tempat tumbuh dan
berkembangnya berbagai jenis tumbuhan dan hewan.
7. Sebagai sumber daya alam: Kanopi hutan menyediakan kayu dan bahan baku
industri, serta menjadi sumber obat-obatan dan bahan makanan bagi masyarakat
sekitar.

6
2.4 Kerangka Berpikir
Hutan memiliki beberapa lapisan, salah satunya dari lapisan tersebut adalah kanopi.
Kanopi adalah lapisan paling atas dari tajuk pohon yang terbentang di atas permukaan tanah
dan membentuk atap yang rimbun. Lapisan ini terdiri dari cabang-cabang, daun, dan buah-
buahan yang saling bersusun dan menumpuk, membentuk struktur yang kompleks dan
beragam.
Seperti penjelasan diatas, Kanopi membentuk struktur yang kompleks dan beragam.
Salah satu dari struktur itu adalah saat dimana cabang-cabang dan dedaunan antara pohon tidak
saling bersentuhan/bertumpuk sehingga membentuk celah/lorong diantara pohon-pohon.
Fenomena ini disebut crown shyness atau canopy shyness.
Untuk memahami fenomena ini lebih lanjut, diperlukan analisis lebih lanjut mengenai
kanopi. Kerangka berpikir untuk fenomena ini bisa dilihat pada bagan berikut ini.

Hutan

Kanopi Lapisan bawah Lapisan semak Lantai hutan

Canopy
Faktor
shyness

Jenis pohon
yang
mengalami

Manfaat bagi
pohon

2.5 Hipotesis
Hipotetsi dari penelitian ini adalah:
- Peristiwa canopy shyness terjadi karena pucuk-pucuk daun tertiup angin hingga patah
dan membentuk suatu struktur seperti labirin.
- Fenomena ini kemungkinan terjadi dalam beberapa pohon dalam suatu spesies yang
sama.
- Manfaat dari yang diperoleh pohon dalam fenomena ini mungkin tidak ada.

7
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Pule RT 004 RW 011 Popongan, Karanganyar. Alasan
memilih tempat ini dikarenakan lokasi ini dekat dengan rumah. Penilitian ini dilaksanakan pada bulan
Januari 2023 hingga bulan Februari 2023. RIncian waktu dan jenis kegiatan dapat dilihat di tabel
berikut.

Jenis Januari Februari


Kegiatan
Minggu Ke- Minggu Ke-
1 2 3 4 1 2 3 4

1. Meneliti Fenomena

2. Menyusun Data

3. Menganalisis Data
Terkumpul
4. Menyusun Proposal

5. Waktu pengumpulan

3.2 Subjek Penelitian


Subjek dari penelitian ini adalah pohon-pohon yang mengalami fenomena Canopy Shyness.

3.3 Jenis Penelitian


Jenis penelelitian yang digunakan dalam membuat proposal ini adalah metode
kualitatif. Menurut Moleong (2017:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah. Penelitian kualitatif menurut Hendryadi, et. al, (2019:218)
merupakan proses penyelidikan naturalistik yang mencari pemahaman mendalam tentang
fenomena sosial secara alami.

3.4 Data dan Jenis Data


Data dan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalalah sebagai berikut.
- Internet
Internet dapat diartikan sebagai sumber informasi global yang sangat luas dan
bermanfaat untuk mencari informasi. Dengan akses ke jutaan situs web, pengguna
internet dapat mencari informasi tentang hampir semua topik yang mereka inginkan,
seperti berita, pengetahuan akademik, data statistik, hasil riset, panduan belajar,
panduan wisata, informasi kesehatan, dan banyak lagi.
Internet memberikan keuntungan dalam mencari informasi, di antaranya
adalah kemudahan, cepat, murah dan luasnya informasi yang tersedia. Dibandingkan
8
dengan mencari informasi secara konvensional seperti buku, majalah atau koran,
mencari informasi melalui internet dapat dilakukan dari mana saja dan kapan saja
hanya dengan perangkat yang terhubung ke internet, seperti laptop, smartphone atau
tablet. Selain itu, internet juga menyediakan alat bantu seperti mesin pencari (search
engine) yang dapat membantu peneliti untuk menemukan informasi yang relevan
dengan cepat dan mudah.
Walau begitu, data-data yang diperoleh harus masih dipilah lagi untuk menentukan
mana yang patut digunakan atau tidak.

9
DAFTAR PUSTAKA

Esterluss, Klaus. Crown-Shyness Why Trees Are Shy. 2017.


https://www.dw.com/en/crown-shyness-when-trees-dont-want-to-touch-each-
other/a-40192925. Diakses pada: 10 SFebruari 2023

Filianti. Fakta Crown Shyness, Fenomena Unik dari Kehidupan Para Pohon. 2019.
https://www.idntimes.com/science/discovery/filianti/fakta-crown-shyness-
pohon- exp-c1c2. Diakses pada: 11 Februari 2023

Nelson, Angela. What is Crown Shyness?. 2019. https://www.treehugger.com/what-is-


crown-shyness-4869713. Diakses pada: 10 Februari 2023

Osterloff, Emily. Crown Shyness: Are Trees Social Distancing Too?


https://www.nhm.ac.uk/discover/crown-shyness-are-trees-social-
distancing.html.
Diakses Pada: 11 Februari 2023

Wu, Katherine J. 2020. Some trees may ‘social distance’ to avoid disease.
https://www.nationalgeographic.com/science/article/tree-crown-shyness-
forestcanopy. Diakses pada: 10 Februari 2023

Zee, Jer van der, Alvaro Lau, dan Alexander Shenkin. 2021. Understanding Crown
Shyness from a 3-D perspective.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8557382/. Diakses pada: 10
Februari 2023

10

Anda mungkin juga menyukai