Bahasa Indonesia Proposal 1
Bahasa Indonesia Proposal 1
Bahasa Indonesia Proposal 1
BAHASA INDONESIA
Judul Penelitian
Fenomena Canopy Shyness yang Terjadi Pada Pohon
Disusun Oleh:
Agung Rama Pramana Putra (02/XI/MIPA 6)
Guru Pengajar:
Nanda Shiddiq Mustaqim
i
DAFTAR ISI
JUDUL………………………………………………………………..I
DAFTAR ISI………………………………………………………....II
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………1
1.3 Tujuan………………………………………………………3
1.4 Manfaat……………………………………………………..3
2.1 Hutan……………………………………………………….4
2.3 Kanopi………………………………………………………6
2.5 Hipotesis……………………………………………………7
ii
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian………………………………8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….10
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hutan adalah suatu ekosistem yang terdiri dari berbagai jenis tumbuhan dan hewan yang
hidup bersama-sama di suatu wilayah dengan ciri-ciri tertentu. Hutan umumnya ditandai oleh
adanya pepohonan yang tumbuh berjejeran dengan tinggi yang berbeda-beda, serta berbagai
tumbuhan dan hewan lain yang mendukung keberlangsungan hidup seluruh ekosistem hutan
tersebut. Hutan juga berperan penting sebagai penyedia sumber daya alam, seperti kayu, obat-
obatan, serta sebagai penyangga lingkungan hidup dan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan
dan hewan. Hutan juga berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem global, mengurangi
efek pemanasan global, serta memberikan manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan bagi
masyarakat yang bergantung pada hutan.
Jenis-jenis hutan dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa kriteria seperti iklim,
keadaan geografis, jenis vegetasi, dan peruntukannya. Berikut adalah beberapa jenis hutan
berdasarkan kriteria tersebut:
1 Hutan hujan tropis: merupakan hutan yang berada di daerah tropis yang lembap dan curah
hujan yang tinggi, dengan jenis tanaman yang tumbuh subur seperti pohon kayu keras,
liana, dan epifit.
2 Hutan tropis kering: merupakan hutan yang tumbuh di daerah tropis yang kering, dengan
jenis tumbuhan seperti pohon karet, akasia, dan cemara.
3 Hutan musim: merupakan hutan yang mengalami perubahan musiman antara basah dan
kering, dengan jenis pohon seperti jati, meranti, dan keruing.
4 Hutan pegunungan: merupakan hutan yang tumbuh di daerah pegunungan, dengan kondisi
iklim yang berbeda-beda seperti hutan pegunungan basah, hutan pegunungan kering, dan
hutan pegunungan bersalju.
5 Hutan sabana: merupakan hutan yang tumbuh di daerah yang kering dengan vegetasi
seperti rumput dan semak belukar.
6 Hutan rawa: merupakan hutan yang tumbuh di daerah yang memiliki tanah yang lembab
dan tergenang air seperti rawa dan daerah sekitarnya.
7 Hutan mangrove: merupakan hutan yang tumbuh di daerah pantai berpasir atau berlumpur
dengan kondisi air yang asin dan pasang surut.
Salah satu jenis hutan adalah hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis merupakan jenis
hutan yang terdapat di daerah dengan iklim tropis yang panas dan lembab sepanjang tahun. Ini
termasuk daerah-daerah seperti Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Hutan hujan tropis mencakup
sekitar 7% dari total permukaan bumi dan merupakan tempat tinggal bagi sekitar 50% dari
keanekaragaman hayati dunia. Selain itu, Hutan hujan tropis tumbuh baik pada wilayah dengan
curah hujan minimal 800 hingga 1200 milimeter per tahun, kelembapan tinggi (lebih dari 80
%) dan suhu yang tinggi sepanjang tahun. Itu sebabnya hutan ini selalu basah atau lembab.
Bisa ditemui di negara-negara yang berada di garis edar matahari, atau garis khatulistiwa.
Indonesia salah satunya. Di Indonesia sendiri hutan hujan tropis banyak di jumpai di Sumatra,
Kalimantan, Sulawesi, Papua.
1
2. Cuaca yang panas dan lembab sepanjang tahun.
3. Curah hujan yang tinggi, dengan rata-rata lebih dari 2000 mm per tahun.
4. Vegetasi yang lebat dan beragam, dengan pohon-pohon yang tinggi dan daun yang lebat.
5. Keanekaragaman hayati yang tinggi, dengan banyak jenis tumbuhan dan hewan yang unik
dan langka.
6. Tanah yang lembek dan subur.
7. Terdapat perbedaan ketinggian yang cukup besar antara bawah dan atas hutan.
Struktur hutan hujan tropis dapat dibedakan menjadi beberapa lapisan, diantaranya
sebagai berikut.
• Lapisan atas (canopy) merupakan lapisan yang terdiri dari pohon-pohon terbesar dan
tertinggi, yang membentuk atap di atas hutan.
• Lapisan menengah (understory) merupakan lapisan yang terdiri dari pohon-pohon yang
lebih pendek dan rerumputan yang lebat.
• Lapisan bawah (forest floor) merupakan lapisan yang terdiri dari tanah, lumut, dan semak-
semak yang lebat.Di setiap lapisan ini dapat ditemukan berbagai jenis tumbuhan dan hewan
yang sesuai dengan kondisi lingkungannya. Misalnya di lapisan atas terdapat tumbuhan
dengan daun yang lebat untuk menyerap cahaya matahari, sedangkan di lapisan bawah
terdapat tumbuhan dengan daun yang lebih kecil karena cahaya matahari yang terbatas.
Hutan hujan tropis juga merupakan sumber penting bagi keberlangsungan hidup
manusia. Masyarakat setempat seringkali bergantung pada hutan untuk makanan, obat-obatan,
dan bahan baku. Hutan juga memainkan peran penting dalam pengendalian banjir dan erosi,
serta menyediakan habitat bagi berbagai jenis satwa liar. Namun, hutan hujan tropis juga sangat
rentan terhadap degradasi dan deforestasi. Penebangan hutan untuk pertanian, perkebunan, dan
pengembangan infrastruktur telah menyebabkan hilangnya hutan hujan tropis di seluruh dunia.
Ini mengancam keberlangsungan hidup berbagai jenis tumbuhan dan hewan yang unik serta
menimbulkan masalah lingkungan seperti pemanasan global dan perubahan iklim.
Seperti yang tertera pada atas, salah satu lapisan dari hutan hujan tropis adalah kanopi.
Kanopi Adalah lapisan paling atas pohon. Lapisan kanopi terdiri dari cabang-cabang dan
dedaunan yang membentuk struktur kompleks dan beragam. Dari struktur tersebut, salah
satunya adalah dimana cabang-cabang dan dedaunan saling tidak bersentuhan membentuk
semacam Lorong-lorong. Fenomena ini disebut canopy shyness atau crown shyness. Latar
belakang proposal penelitian ini adalah untuk mengetahui kenapa fenomena ini bisa terjadi dan
manfaat dari fenomena ini kepada pohon-pohon.
1.2 Rumusan Masalah
Canopy shyness atau crown shuness merupakan suatu fenomena yang terjadi pada
pohon, yaitu ketika tajuk pohon dan daunnya tidak saling bersentuhan dengan pohon-pohon di
sekitarnya sehingga menciptakan jarak atau celah antar ujung pohon. Rumusan masalah
mengenai fenomena canopy shyness adalah sebagai berikut:
1. Kenapa fenomena ini bisa terjadi?
2. Apakah fenomena canopy shyness terjadi pada semua jenis pohon?
3. Apa fmanfaat yang diperoleh pohon yang terdampak dari fenomena ini?
1.3 Tujuan
Berdasarkan masalah yang sudah dijabarkan diatas, maka tujuan dari penilitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui sebab terjadinya fenomena ini
2. Untuk mengetahui apakah fenomena ini terjadi di semua pohon
2
3. Untuk mengetahui manfaat yang didapat pohon yang terdampak dari fenomena ini
1.4 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan secara praktis maupun
teoritis. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberi informasi yang bermanfaat bagi pembaca
tentang fenomena crown shyness ini. Penelitian ini juga diharapkan membuka pandangan baru
terkait fenomena dan mendorong peneliti lain untuk ikut menambahkan/menyempurnakan
penelitian ini.
2. Manfaat praktis
Pada manfaat praktis, manfaat penelitian ini tergantung pada pihak yang
bersangkutan. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut.
A. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan referensi tambahan sebagai modal untuk
mengajar di pelajaran yang terkait.
B. Bagi Masyarakat
Penilitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan membuka pandangan
baru terkait dari fenomena ini.
C. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi titik acuan dan membuka pandangan baru
bagi peneliti untuk menambahkan atau menyempurnakan isi dari penelitian ini.
3
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
2.1 Hutan
2.1.1 Hakekat Hutan
Dari sisi ekologi, Hutan adalah ekosistem alam yang terdiri dari pohon-pohan,
tanaman, hewan, dan mikroba yang berinteraksi dan beradaptasi dengan
lingkungannya. Hutan memainkan peran penting dalam mempertahankan
keseimbangan lingkungan dengan melakukan proses alami seperti penyerapan karbon,
pengaturan curah hujan, dan pemeliharaan biodiversitas. Hutan juga menyediakan
habitat bagi banyak jenis hewan dan tanaman, sehingga memainkan peran penting
dalam mempertahankan keanekaragaman hayati.
Dari sisi ekonomi, Hutan memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena sumber
daya alam yang terkandung di dalamnya. Hutan menyediakan bahan baku industri,
seperti kayu, minyak atsiri, dan bahan baku farmasi, serta memainkan peran dalam
industri pariwisata dan rekreasi. Keberlanjutan dan konservasi hutan sangat penting
untuk memastikan bahwa sumber daya ini tersedia untuk generasi masa depan. Hutan
juga memiliki peran dalam memperbaiki kualitas lingkungan, seperti memfilter air dan
udara, yang memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat.
Dari sisi sosiologi, Hutan memiliki nilai sosial dan budaya yang tidak ternilai.
Banyak masyarakat tradisional yang bergantung pada hutan untuk sumber makanan,
obat, dan bahan baku pangan. Hutan juga memiliki peran penting dalam mitos dan
tradisi, serta membentuk identitas budaya dan mempertahankan keragaman budaya.
Oleh karena itu, konservasi hutan harus memperhatikan aspek sosial dan budaya,
sehingga masyarakat tradisional dapat terlibat dalam pengelolaan hutan secara
berkelanjutan
4
7. Pariwisata dan Rekreasi: Hutan juga memiliki peran dalam industri pariwisata dan
rekreasi, memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menikmati alam dan
aktivitas alam bebas.
5
2.3 Kanopi
2.3.1 Hakekat Kanopi
Menurut Richard Weller, Kanopi adalah bagian dari taman atau lanskap yang
diterapkan sebagai struktur fungsional yang menangkap energi matahari, mengontrol
pengaliran air, memfasilitasi pertumbuhan tanaman, dan memberikan kenyamanan bagi
manusia.
Menurut Ian H. Thompson, Kanopi adalah struktur yang melindungi lantai atau
area bawahnya dari sinar matahari dan hujan, dan terdiri dari bagian atas (atap) dan
penyangga di bawahnya.
Menurut Julian Raxworthy, Kanopi adalah suatu struktur atau elemen arsitektur
yang menawarkan pelindung dari elemen cuaca, menciptakan ruang atau zona baru, dan
mengatur masuknya cahaya alami ke ruangan atau lingkungan sekitarnya.
Dalam lingkup hutan, kanopi memiliki pengertian yang sedikit berbeda. Kanopi
hutan adalah bagian atas dari hutan yang terdiri dari ranting-ranting dan daun-daun
pohon yang saling bersilangan membentuk atap yang menutupi bagian bawah hutan.
Kanopi hutan berperan penting dalam menjaga keberlangsungan hidup tumbuhan dan
hewan yang hidup di dalamnya, serta membantu menjaga keseimbangan ekosistem
hutan.
2.3.2 Fungsi Kanopi
Kanopi hutan memiliki fungsi penting dalam menjaga ekosistem hutan. Adapun
fungsi dari kanopi adalah sebagai berikut.
1. Kanopi hutan memiliki beberapa fungsi penting dalam menjaga keseimbangan
ekosistem hutan, antara lain:
2. Membentuk habitat: Kanopi hutan membentuk habitat bagi berbagai jenis
tumbuhan dan hewan. Rimbunnya kanopi memberikan perlindungan dan tempat
bertelur bagi burung, dan tempat bersembunyi bagi hewan kecil.
3. Mengatur iklim: Kanopi hutan membantu mengatur iklim dengan menyerap dan
mengurangi suhu, menyerap gas karbon dioksida, dan menghasilkan oksigen.
4. Membantu siklus air: Kanopi hutan berfungsi sebagai penahan curah hujan,
mencegah terjadinya erosi, serta mempercepat penyerapan air ke dalam tanah dan
menjaga ketersediaan air bagi tanaman dan hewan.
5. Menjaga kesuburan tanah: Kanopi hutan melindungi tanah dari terpaan sinar
matahari dan hujan, sehingga mengurangi kehilangan nutrisi tanah dan menjaga
kesuburan tanah.
6. Menjaga keanekaragaman hayati: Kanopi hutan memiliki fungsi penting dalam
menjaga keanekaragaman hayati, karena berfungsi sebagai tempat tumbuh dan
berkembangnya berbagai jenis tumbuhan dan hewan.
7. Sebagai sumber daya alam: Kanopi hutan menyediakan kayu dan bahan baku
industri, serta menjadi sumber obat-obatan dan bahan makanan bagi masyarakat
sekitar.
6
2.4 Kerangka Berpikir
Hutan memiliki beberapa lapisan, salah satunya dari lapisan tersebut adalah kanopi.
Kanopi adalah lapisan paling atas dari tajuk pohon yang terbentang di atas permukaan tanah
dan membentuk atap yang rimbun. Lapisan ini terdiri dari cabang-cabang, daun, dan buah-
buahan yang saling bersusun dan menumpuk, membentuk struktur yang kompleks dan
beragam.
Seperti penjelasan diatas, Kanopi membentuk struktur yang kompleks dan beragam.
Salah satu dari struktur itu adalah saat dimana cabang-cabang dan dedaunan antara pohon tidak
saling bersentuhan/bertumpuk sehingga membentuk celah/lorong diantara pohon-pohon.
Fenomena ini disebut crown shyness atau canopy shyness.
Untuk memahami fenomena ini lebih lanjut, diperlukan analisis lebih lanjut mengenai
kanopi. Kerangka berpikir untuk fenomena ini bisa dilihat pada bagan berikut ini.
Hutan
Canopy
Faktor
shyness
Jenis pohon
yang
mengalami
Manfaat bagi
pohon
2.5 Hipotesis
Hipotetsi dari penelitian ini adalah:
- Peristiwa canopy shyness terjadi karena pucuk-pucuk daun tertiup angin hingga patah
dan membentuk suatu struktur seperti labirin.
- Fenomena ini kemungkinan terjadi dalam beberapa pohon dalam suatu spesies yang
sama.
- Manfaat dari yang diperoleh pohon dalam fenomena ini mungkin tidak ada.
7
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Pule RT 004 RW 011 Popongan, Karanganyar. Alasan
memilih tempat ini dikarenakan lokasi ini dekat dengan rumah. Penilitian ini dilaksanakan pada bulan
Januari 2023 hingga bulan Februari 2023. RIncian waktu dan jenis kegiatan dapat dilihat di tabel
berikut.
1. Meneliti Fenomena
2. Menyusun Data
3. Menganalisis Data
Terkumpul
4. Menyusun Proposal
5. Waktu pengumpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
Filianti. Fakta Crown Shyness, Fenomena Unik dari Kehidupan Para Pohon. 2019.
https://www.idntimes.com/science/discovery/filianti/fakta-crown-shyness-
pohon- exp-c1c2. Diakses pada: 11 Februari 2023
Wu, Katherine J. 2020. Some trees may ‘social distance’ to avoid disease.
https://www.nationalgeographic.com/science/article/tree-crown-shyness-
forestcanopy. Diakses pada: 10 Februari 2023
Zee, Jer van der, Alvaro Lau, dan Alexander Shenkin. 2021. Understanding Crown
Shyness from a 3-D perspective.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8557382/. Diakses pada: 10
Februari 2023
10