PENERAPAN PROGRAM SANITASI DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS Cpo
PENERAPAN PROGRAM SANITASI DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS Cpo
PENERAPAN PROGRAM SANITASI DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS Cpo
Oleh :
Apris Mahendra
1905105010025
Kelapa sawit ialah jenis tanaman dengan nilai ekonomis yang cukup
tinggi, hal ini disebabkan jenis tanaman ini dapat menghasilkan buah, dimana
buah ini dapat diolah menjadi minyak nabati. Buah sawit merupakan buah
hasil perkebunan yang dimanfaatkan bijinya untuk diproses menjadi minyak
makan. Tidak hanya minyak makan, buah sawit dapat diolah menjadi
beberapa produk seperti margarin, pasta gigi bahkan produk kosmetik. Namun
kebanyakan buah sawit ini lebih berfokus pada pembuatan bahan pangan
seperti minyak goreng, margarin dan vanaspati (Maulinda et al., 2017).
Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq) merupakan salah satu jenis
tanaman dari famili Arecaceae yang menghasilkan minyak nabati yang dapat
dimakan (edible oil). Disamping digunakan sebagai bahan industri pangan,
minyak kelapa sawit dapat digunakan sebagai bahan baku industri non
pangan. Komoditi kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan
yang sangat diminati untuk dikelola dan ditanam dalam skala kecil oleh
masyarakat maupun skala besar oleh perusahaan perkebunan (Rosa, 2017).
Salah satu perkebunan kelapa sawit yang ada di Indonesia yaitu PT.
Perkebunan Nusantara I. PT. Perkebunan Nusantara I merupakan salah satu
anak perusahaan BUMN perkebunan kelapa sawit yang berada di Kota Langsa
sehingga menjadikannya sebagai salah satu sektor yang menunjang
perekonomian. Dewasa ini, Ada beberapa permasalahan yang dihadapi dalam
budidaya tanaman kelapa sawit, salah satunya fluktuatifnya produksi yang
disebabkan oleh faktor pemeliharaan seperti pemupukkan hingga adanya
serangan hama dan penyakit (Afrilia, 2019).
Berdasarkan dasar tersebut menjadikan Industri pengolahan kelapa
sawit merupakan industri hulu yang sangat penting. Hal ini sejalan dengan
semakin meningkatnya luas areal perkebunan kelapa sawit. Sejak saat ini
Indonesia dikenal sebagai penghasil perkebunan kelapa sawit terluas. Pada
permulaan perkebunan, luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai
170.000 hektar. (Niabaho, 2011). Bahan baku makanan, kosmetik, sabun dan
cat merupakan industri yang menggunakan bahan dasar kelapa sawit. Bahkan
akhir-akhir ini ada upaya penggunaan minyak kelapa sawit sebagai bahan
baku pembuatan bahan bakar alternatif. Kondisi ini memacu perkembangan
industri pengolahan kelapa sawit, baik kebutuhan dalam negeri maupun
ekspor. Hal ini sejalan dengan semakin meningkatnya luas areal perkebunan
kelapa sawit. (Rante, 2013).
Dalam proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak mentah (crude
palm oil) dan inti sawit (kernel) diperlukan beberapa tahap proses yaitu proses
penerimaan buah, proses perebusan, proses penebah, proses pengempa dan
proses pemurnian. Pemurnian adalah proses yang paling penting yaitu proses
pemurnian minyak yang terkandung kadar-kadar didalamnya baik kadar
kotoran maupun kadar air yang dapat merugikan hasil produksi CPO. Pada
dasarnya mekanisme dari proses pemisah kadar (pemurnian) berlangsung
dengan tujuan agar produksi minyak mentah menghasilkan minyak dengan
kualitas kadar air 0,2% dan 0,04% kotoran. Maka dari itu pabrik kelapa sawit
Tanjung Seumantoh melakukan proses pemurnian minyak agar mendapatkan
harga jual yang layak. Proses pemurnian ini merupakan lanjutan dari proses
Screw Press atau proses pengempaan dimana buah kelapa sawit yang telah di
kempa akan menghasilkan minyak, namun minyak yang dihasilkan dari proses
pengempaan masih banyak terdapat kadar-kadar kotoran seperti slude, pasir,
lumpur dan kadar air. Hal tersebut yang membuat pabrik kelapa sawit
melanjutkan proses pemurnian minyak agar mendapatkan kualitas minyak
yang sempurna. (Sunarko, 2009).
BAB III
METODE PELAKSANAAN
5 6 7
1. Pertemuan awal
2. Wawancara dengan
supervisor terkait
program sanitasi pada
penanganan kelapa
sawit hingga
menghasilkan CPO
3. Mempelajari proses
pengolahan kelapa
sawit dan metode kerja
mesin
4. Pengumpulan data
5. Kepulangan
DAFTAR PUSTAKA