Manajemen Risiko DINDA NPPS
Manajemen Risiko DINDA NPPS
Manajemen Risiko DINDA NPPS
DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
Azizah 1810530017
MANAJEMEN RISIKO
1. Risiko fundamental
Adalah risiko yang penyebabnya tidak dapat
dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita
tidak hanya satu. Misalnya : banjir, angin topan
2. Risiko khusus
1
Adalah risiko yang bersumber pada peristiwa mandiri
dan umumnya mudah diketahui penyebabnya. Misalnya
: kapal kandas, pesawat jatuh
3. Risiko dinamis
Adalah risiko yang timbul karena kemajuan masyarakat
dibidang ekonomi, ilmu & teknologi. Kebalikannya
risiko statis seperti hari tua, dan risiko kematia.
4. Risiko yang dapat dialihkan kepada pihak lain, dengan
mempertanggungkan suatu objek yang akan terkena
risiko kepada perusahaan asuransi.
5. Risiko yang tidak dapat dialihkan kepada pihak lain,
umumnya semua jenis risiko spekulatif.
Finansial
Bisnis akan berjalan dengan baik jika keberadaan
finansial juga dikelola dengan baik. Hal ini perlu
diketahui karena tujuan dasar bisnis itu sendiri adalah
mendapatkan untung sebanyak mungkin. Akibat dari
risiko finansial sangat fatal karena seringkali kegagalan
dalam berbisnis terjadi karena ketidakmampuan dalam
mengelola keuangan. Kondisi cahsflow (arus kas)
berantakan, catatan keuangan yang tidak teratur,
tunggakan hutang merupakan beberapa dari penyebab
risiko finansial dari bisnis. Untuk mencegah risiko
finansial, maka setiap memulai bisnis perlu diperhatikan
terlebih dahulu hal-hal yang berkaitan dengan
keuangan. Diantaranya ialah mengenai likuiditas, kredit,
dan pajak.
Operasional
2
Jenis risiko operasional merupakan suatu keadaan yang
berkaitan dengan proses internal dalam bisnis. Risiko
ini bisa terjadi akibat kelalaian manusia (human error),
sistem yang tidak teroptimasi hingga faktor terjadinya
bencana yang tidak terduga sebelumnya. Maka, untuk
mengatasi risiko operasional yang demikian perlu
diperhitungkan secara matang secara berkala. Dengan
demikian, keberjalanan bisnis akan lebih siaga dalam
menghadapi risiko operasional yang terjadi maupun
akan terjadi.
Strategis
Manajemen risiko strategis adalah bentuk manajemen
yang berhubungan dengan resiko pengambilan
keputusan dalam sebuah bisnis. Jika terjadi kesalahan
dalam mengambil keputusan, maka akan berakibat pada
ketidaklancaran dalam proses bisnis.
1. Identifikasi risiko
Sebelum menerka risiko yang dihadapi, sebaiknya
identifikasi dulu mengenai risiko tersebut.
Kemungkinan risiko apa saja yang muncul dalam proses
bisnis.
2. Menilai Risiko
Setelah melakukan tahap identifikasi risiko, maka
proses selanjutnya adalah assesment (penilaian)
terhadap setiap kemungkinan risiko. Hal ini dapat
dilihat dari seberapa besar dampak dari risiko yang
ditimbulkan. Selain itu kemungkinan berapa kali
terjadinya risiko tersebut juga perlu diperhitungkan.
Menilai risiko secara tepat dilakukan untuk
menempatkan berbagai risiko sesuai dengan prioritas.
3. Pengelolaan
3
Dalam menghadapi risiko maka tanggapan akan risiko
tersebut harus tepat sasaran. Pengelolaan atau respon
risiko oleh seorang pebisnis sangat penting untuk
membentuk portofolio lengkap mengenai cara-cara
merespons setiap risiko muncul.
a. Risk avoidance
Mengambil tindakan menghindari risiko yang akan
terjadi. Contohnya ketika terjadi kekhawatiran
mengenai loyalitas karyawan, maka harus diantisipasi
dengan seleksi ketat karyawan baru.
b. Risk reduction
Mengurangi dampak yang telah terjadi. Contohnya
yaitu pengendalian rutin terhadap internal perusahaan.
c. Risk transfer
Tindakan mengelola risiko dengan transfer risiko ke
pihak lain seperti asuransi.
d. Risk Retention
Pengelolaan risiko dengan cara menghadapi risiko
tersebut. Risiko bisa terjadi diluar kendali dan cara
terakhir mengatasinya adalah dengan menghadapinya.
Contohnya yaitu risiko bencana alam.
4. Implementasi
Langkah selanjutnya setelah menentukan sikap yaitu
implementasi. Maka saatnya menerapkan berbagai
proses tahapan dalam manajemen resiko dalam suatu
bisnis maupun proyek yang sedang dilakukan.
5. Evaluasi
4
Tahap akhir dalam suatu kegiatan adalah evaluasi.
Evaluasi penting untuk dilakukan guna mencegah
kesalahan risiko yang sama akan terulang lagi dalam
proyek selanjutnya yang akan datang. Selain itu
evaluasi penting guna menilai apakah langkah dalam
manajemen risiko yang diambil sudah tepat apa belum.
Jika ternyata belum tepat, maka manajemen risiko
hendaknya dirumuskan kembali sebagaimana sikap
yang tepat untuk menghadapi suatu resiko.
5
BAB II
RISIKO KREDIT
6
- Risiko gagal bayar dari perusahaan yang menerima
kredit.
- Risiko gagal bayar dari perusahaan yang menerima
penyertaan modal.
Retail Customer Credit Risk
Risiko ini dapat terjadi akibat debitur yang merupakan
perseorangan tidak mampu memenuhi kewajibannya
untuk membayar utang pada saat jatuh tempo. Biasanya
kredit konsumen individu seperti ini digunakan untuk
kebutuhan konsumtif, sehingga sumber pengembalian
kredit tersebut tidak berasal dari objek yang dibiayai.
Oleh karena itu, sebaiknya pemberian kredit ini perlu
dibatasi untuk memperkecil risiko.
1) Penyaringan
Manajemen risiko sebaiknya telah diterapkan sedini
mungkin, yaitu pada saat pengajuan kredit.
Menempatkan orang-orang terbaik untuk melakukan
analisa dan mengolah data calon debitur merupakan
langkah yang bisa diambil. Calon debitur yang tidak
memenuhi kriteria yang ditetapkan bisa langsung
dikeluarkan dari daftar penerima kredit. Penyaringan di
awal ini penting dalam manajemen risiko. Hal ini
merupakan langkah preventif agar risiko dapat ditekan
sekecil mungkin. Dengan demikian, debitur yang
terpilih telah melalui proses seleksi yang memadai.
2) Pembatasan
Manajemen risiko selanjutnya yang sering diterapkan
oleh kreditur adalah pembatasan besarnya kredit. Setiap
7
perusahaan maupun individu yang mengajukan kredit
diberikan batas kredit yang bisa diambil dalam waktu
tertentu. Dalam perbankan dikenal BMPK atau Batas
Maksimum Pemberian Kredit. Selain itu, ada juga 3L
yang berarti Legal, Lending, Limit. Pembatasan ini
bertujuan untuk membatasi pemberian kredit yang
berlebihan dan di luar kemampuan kepada debitur.
3) Diversifikasi
Untuk memperkecil risiko, perlu dilakukan juga
diversifikasi atau penyebaran kredit yang diberikan.
Diversifikasi pemberian kredit ini dapat berupa
penyebaran kredit berdasarkan perusahaan, jenis
industri, ukuran perusahaan, maupun penyebaran kredit
berdasarkan sektor usaha.
Baik kamu seorang kreditur maupun debitur,
seyogyanya kamu mengetahui tentang risiko ini. Risiko
ini termasuk salah satu poin yang penting untuk
diperhatikan dalam manajemen risiko secara umum.
Perlu diingat, setiap keputusan dan tindakan yang
diambil pasti selalu ada risiko yang menyertai.
8
BAB III
9
saham. Dengan alasan berinvestasi di saham adalah
memiliki tingkat keuntungan yang lebih tinggi.
c) Investor adalah mereka yang memiliki karakteristik
“penghindar risiko”, dan menyukai keuntungan yang
suistainable (berkelanjutan).
10
semakin cepat digunakan semakin baik, karena semakin
cepat bisa diturnover-kan. Bisa cepat diturnover secara
otomatis risiko juga menjadi lebih tinggi, sedangkan
investor adalah mereka yang memiliki karakteristik
penghindar risiko, dengan begitu rekomendasi yang
dibuat adalah sulit memperoleh keuntungan dalam
jangka waktu yang singkat, yaitu 5 tahun, maka investor
guna menghindari kerugian atau memutuskan untuk
mendapatkan keuntungan dalam bentuk yield yang
hanya 10,5% saja.
Ketiga, konsep inflasi bahwa inflasi itu sifatnya
struktural dan terus naik dari waktu ke waktu,
sementara inflasi adalah menurunnya nilai uang dan
naiknya harga barang, maka artinya nilai mata uang
semakin lama semakin terjadi penurunan.
11
untuk mengalokasikan dananya ke tempat lain yang
juga memiliki sisi profitable dan risiko yang rendah.
Ketiga, penjual obligasi dengan masa waktu 5 hingga
10 tahun dan jarak suku bunga yang juga tidak begitu
tinggi ini akan memberi kenyamanan dari segi
mengelola dana dari hasil penjualan obligasi sesuai
dengan master plan yang dikonsepkan sejak awal tanpa
harus terburu-buru dan bekerja secara under pressure
(dibawah tekanan). Karena jika bekerja terlalu dibawah
tekanan kadang kala dikhawatirkan pekerjaan tersebut
tidak akan terselesaikan secara maksimal, teliti, dan
akurat.
Keempat, pemegang serta pembeli obligasi umumnya
adalah mereka yang memiliki kelebihan dana dan
menginginkan dana tersebut diamankan ke tempat yang
memiliki risiko yang seminimal mungkin, yang salah
satunya adalah membeli obligasi khususnya obligasi
yang dijual oleh pemerintah.
12
atau tingkat kegairahan pasar saham mengalami
peningkatan maka investor cenderung akan
mengalihkan sejumlah dananya dari obligasi ke saham.
Contoh : suku bunga obligasi adalah 10,5% dengan
masa tenor 5 (lima) tahun dan bersifat fixed (tetap),
sedangkan pasar saham sedang mengalami kegairahan
dan diperkirakan akan terus mengalami pertumbuhan
yang konstan dalam masa 3-5 tahun ini. Kondisi ini
menyebabkan investor yang profitabel akan cenderung
untuk memilih membawa dana yang dimiliki untuk
diletakkan di pasar saham.
Pada saat obligasi mengikuti kondisi harga pasar, naik
dan turunnya suku bunga yang berlaku di pasaran
mampu member arti bagi perolehan keuntungan yang
didapat. Ini sebagaimana dikatakan oleh Eduardus
Tandelilin bahwa “…, jika suku bunga yang berlaku
meningkat maka harga obligasi juga akan turun, dan
sebaliknya. Logikanya adalah bahwa jika suku bunga
meningkat, maka tingkat return yang disyaratkan
investor atas suatu obligasi juga akan meningkat”.
Pemikiran yang dikemukakan oleh Eduardus Tandelilin
memiliki keterkaitan kuat dengan apa yang
dikemukakan oleh Masyhud Ali bahwa “… turunnya
nilai pasar obligasi yang berbunga mengambang
(floating interest rate bonds) dan naiknya nilai pasar
obligasi yang berbunga tetap (fixed interest rate bonds).
Hal ini berlaku jika terjadi penurunan tren tingkat suku
bunga bank”.
13
a) Risiko perubahan pendapatan : pendapatan bersih (hasil
investasi dikurangi biaya) berubah yaitu berkurang dari
yang diharapkan).
b) Risiko perubahan nilai pasar berubah karena perubahan
tingkat bunga, yaitu berubah karena lebih kecil (turun
nilainya).
14
membeli asset dan mereka yang menerima uang dari
hasil penjualan asset tersebut harus dilihat dari berbagai
segi terutama kemampuan mengelola dana yang telah
diperoleh tersebut. Seperti perolehan dana dari hasil
penjualan obligasi maka control atau pengawasan secara
ketat terhadap dana yang diperoleh tersebut adalah
mutlak untuk dilakukan agar risiko kehilangan dana
tidak terjadi.
d) Keempat, pada saat tingkat suk buna dinaikkan dari titik
A ke titik B maka diperkirakan akan terjadi beberapa
hal yaitu :
Perubahan bagi pemegang kelebihan likuiditas, yaitu
mereka cenderung akan menyimpan uangnya
diperbankan karena di anggap lebih menarik. Ini bisa
terjadi pada saat suku bunga deposito dinaikkan maka
public akan berusaha memindahkan uang yang dimiliki
ke deposito, dengan alasan mendepositokan uang
diperbankan jauh lebih aman dan lebih stabil, seperti
setiap penerimaan bunga sebagai keuntungan yang
diterima.
Menaikkan suku bunga dari titik A ke titik B dapat
dilihat dari sudut kebijakan pemerintah dengan tujuan
berbagai bentuk antara lain seperti :
- Menerapkan berbagai bentuk kebijakan
kewaspadaan (kehati-hatian) dalam bidang moneter
karena diperkirakan jika diturunkannya suku bunga
pinjaman terlalu jauh dan dibiarkan terlalu lama
mampu menyebabkan terjadinya inflasi karena
publik begitu mudah.
- Mendapatkan dana dan faktor pengalokasian dana
yang belum tentu tepat sesuai dengan proyek usaha
yang dikerjakan, seperti timbulnya gagal usaha
sehingga kemampuan membayar angsuran kredit
mengalami permasalahan, ini menyebabkan telah
terjadinya kredit macet.
15
Kondisi naik dan turunnya suku bunga yang ditetapkan oleh
perbankan lebih jauh mampu memberi pengaruh pada kondisi
perkembangan bisnis disuatu Negara. Pada saat penawaran
uang ditingkatkan maka jumlah produksi akan terjadi
peningkatan dengan asumsi daya beli masyarakat juga akan
terjadi peningkatan. Kondisi ini terjadi pada saat D1 bergerak
ke D2 dan D3 serta kuantitas permintaan uang oleh publik juga
terjadi peningkatan yaitu dari Q1 bergerak ke Q2 dan Q3,
dimana otomatis ini juga akan diikuti oleh pergerakan oleh R1
ke R2 hingga ke R3.
16
BAB IV
RISIKO OPERASIONAL
17
Sementara dengan penggunaan teknologi sudah
dapat dilakukan dengan cara email atau via internet
b) Risiko pada computer
Ada beberapa risiko yang diperkirakan akan timbul
dalam bidang computer yaitu:
- Computer adalah teknologi yang selalu mengalami
perubahan terutama pada setiap program yang
ditawarkan, sehingga mengharuskan kualitas IT dari
para personelnya juga dapat di update setiap
waktunya dengan tujuan berbagai masalah dapat
dihindari
- Computer adalah masuk dalam kategori IT yang
memiliki nilai pasar yang tinggi, sehingga setiap
pergantian perangkat computer dan biaya tenaga
ahlinya selalu saja membutuhkan biaya yang tinggi.
Seperti biaya training, course, service computer, dan
pembelian program berbagai computer. Dan bagi
setiap perusahaan program yang harus dibeli adalah
harus yang bersifat original.
- Terjadinya perubahan data-data computer karena
faktor terserang oleh virus. Kondisi ini sering terjadi
karena jaringan computer berhubungan dengan
internet. Oleh karena itu, computer harus selalu
memiliki antivirus terbaru. Maka sebaiknya
perusahaan harus selalu memiliki tempat khusus
yang aman untuk menyimpan dokumen penting.
c) Pegawai outsourcing
Pada saat suatu perusahaan menerima pegawai yang
bersifat outsourcing maka ada beberapa risiko yang
harus ditanggung oleh perusahaan yaitu:
18
- rasa tanggung jawab psikologis untuk menjaga
perusahaan tidak begitu ia pikirkan karena pegawai
tersebut lebih bertanggung jawab kepada
perusahaan penyalur.
- Rahasia perusahaan selama ia bekerja
memungkinkan sekali untuk diketahui oleh publik
luar ketika ia tidak lagi bekerja diperusahaan
tersebut. Sementara rahasia perusahaan menyangkut
dengan wibawa dan nama baik perusahaan.
d) Kecelakaan kerja
Beberapa bentuk risiko dalam bidang kecelakaan kerja
yang akan dialami oleh suatu perusahaan yaitu sebagai
berikut:
- Perusahaan harus memperbaiki system manajemen
kerja yang telah diterapkan selama ini karena
dianggap tidak efektif, sehingga untuk
menyempurnakan konsep system manajemen kerja
yang baik sebuah perusahaan kadangkala harus
mengundang konsultan.
- Dalam bidang yang bersangkutan sehingga
pengalokasian anggaran untuk membayar konsultan
tersebut harus dipertimbangkan termasuk masa uji
coba system tersebut.
- Jika perusahaan tidak menerapkan konsep
keselamatan kerja dengan baik maka pada saat
mengajukan pinjaman ke perbankan akan
mengalami kendala
- Bila kecelakaan kerja sering terjadi dan mendapat
sorotan dari pihak jurnalistik (pers) maka ini bisa
berakibat pada turunnya reputasi perusahaan di mata
konsumen dan mitra bisnis.
e) Globalisasi dalam konsep dan produk
Era globalisasi telah memberi perubahan besar bagi
konsep bisnis pada seluruh sector bisnis, baik finansial
dan non finansial, sehingga penciptaan konsep produk
19
dibuat untuk bisa menampung keinginan globalisasi
tersebut, jika tidak maka artinya produk tersebut tidak
akan laku di pasaran secara baik. karena faktor itu
perusahaan dituntut untuk menerapkan manajemen yang
berbasis konsep global yang secara tidak langsung
mekanisme operasional perusahaan juga harus bersifat
global.
f) Kesalahan produksi barang dan tidak ada kesepakatan
bahwa barang yang dibeli tidak dapat ditukar kembali
Ketika kesepakatan tersebut tidak dibuat maka
perusahaan harus menanggung beberapa risiko
kerugian, yaitu sebagai berikut:
- Adanya barang yang sudah diproduksi dengan
harapan dapat terjual namun tidak laku terjual dan
tidak ada perjanjian barang tersebut bisa ditukar
sehingga perusahaan mengalami kerugian.
- Pada saat barang sudah diproduksi namun ternyata
ada sisa, maka ini memaksa perusahaan untuk
menjualnya dengan harga yang murah dengan
asumsi daripada barang tersebut tidak terjual
dipasaran atau mengalami kadaluarsa.
- Perusahaan tidak bisa melakukan penghematan
biaya karena kontrak dagang dengan para mitra
bisnis bersifat tunai dan tidak ada konsep servis
purna jual
g) Kerusakan maintenance pabrik
Beberapa risiko yang harus ditanggung oleh suatu
industry pada saat timbulnya kerusakan maintenance
pabrik.
20
Pengukuran risiko operasional
21
muncul sebagai akibat perusahaan menjalankan
bisnisnya. Dengan kata lain, risiko semacam ini
merupakan konsekuensi perusahaan menjalankan
bisnisnya.
Signifikasi (severity) tinggi dan Likelihood (frekuensi)
tinggi: prevent at source
Tipe risiko ini praktis tidak relevan lagi dibicarakan,
karena jika situasi semacam ini terjadi , berarti
perusahaan tidak lagi bisa mengendalikan risiko, dan
bisa berakibat pada kebangkrutan.
22
BAB V
RISIKO PASAR
23
Risiko pasar merupakan risiko sistematis, dalam arti, itu tidak
dapat diminimalisir hanya dengan diversifikasi portofolio.
Sebaliknya, risiko ini dapat dikurangi dengan strategi lindung
nilai, terutama dengan menggunakan kontrak berjangka atau
opsi, meskipun risiko pasar tidak pernah benar-benar dapat
dihilangkan.
24
BAB VI
Valas adalah singkatan dari valuta asing dari asal kata foreign
currency. Disebut mata uang asing karena mata uang tersebut
bukanlah mata uang negara yang bersangkutan. Sebagai
contoh, dollar AS di Indonesia adalah valas, dan juga
sebaliknya rupiah di AS adalah valas.
25
kurs beli, adalah kurs yang berlaku apabila bank atau
lembaga keuangan lainnya membeli/menerima uang
asing.
Kurs tengah merupakan kurs antara kurs jual dan kurs
beli (hasil bagi dua dari penjumlahan kurs beli dan kurs
jual).
Bank Sentral
Bank sentral suatu negara berkepentingan terhadap
pasar valas untuk menstabilkan nilai tukar mata uang.
Bank Komersial
Bank memerlukan valas manakala mereka menyediakan
produk atau jasa yang berkaitan dengan valas.
Perusahaan dan Individu
Kebutuhan terhadap valas bagi perusahaan utamanya
untuk kegiatan ekspor-impor yang melakukan jual beli
dengan valas. Sedangkan individu membutuhkan valas
salah satunya untuk melakukan perjalanan/travelling ke
luar negeri.
Investor dan Spekulan
Investor yang memerlukan valas adalah mereka yang
pada umumnya berinvestasi pada efek atau surat
berharga dalam mata uang asing, sedangkan aktifitas
yang dilakukan spekulan/trader di pasar uang adalah
26
semata-mata untuk mendapatkan keuntungan dari naik-
turunnya mata uang.
Broker
Pada perdagangan valas retail seorang trader
membutuhkan broker sebagai penghubung trader
dengan trader lainnya atau pasar uang. Broker akan
meneruskan order/transaksi yang dilakukan oleh trader,
menerima pemasukan dana untuk trading, dan
melakukan penarikan dana atas keuntunngan yang
didapat trader.
Dalam hal ini baik bank maupun perusahaan non bank yang
kebetulan membutuhkan dana yang segera harus dipenuhi
untuk kepentingan tertentu.
27
Untuk memperoleh penghasilan dengan tingkat suku
bunga tertentu.
Bermaksud membantu pihak yang benar benar
mengalami kesulitan keuangan.
Spekulasi, dengan harapan akan memperoleh
keuntungan besar dalam wktu yang relative singkat dan
dalam kondisi ekonomi tertentu.
28
Berikut adalah faktor yang bisa mempengaruhi pergerakan nilai
tukar mata uang antara 2 negara:
29
BAB VII
RISIKO PERBANKAN
30
Dengan begitu risiko yang dialami oleh Bank Devisa lebih
kompleks dibandingkan dengan apa yang dialam oleh bank
non-devisa, apalagi jika ini ditinjau dari segi penggunaan kredit
dalam mata uang asing.
Pembinaan
Pada kondisi ini pemerintah sifatnya akan masih
menganggap bank tersebut membutuhkan pembinaan
atau advise saja baik avise (nasihat) pada sisi keuangan
maupun non-keuangan guna menstabilkan kembali
posisinya kearah yang diharapkan
Tindak lanjut Pengawasan Bank
Pada kondisi ini Bank Indonesia bertugas untuk
melakukan pemantauan secara intensif terhadap setiap
kebijakan dari bank tersebut dan bagaimana ia
menyelesaikan berbagai permasalahannya serta sesuatu
yang menyangkut kemampuannya menciptakan
likuiditas kemampuanna memenuhi CAR (capital
adequency ratio) sesuai yang ditetapkan oleh BI dll.
Likuiditas Bank
Pada posisi ini Bank Indonesia telah merundikan secara
mendalam bersama pemerintah untuk melakukan
kebijakan melikuiditasi atau menghentikan aktivitas
bank tersebut.
31
dari berbagai risiko yang timbul. Dalam hal ini ada 4 (empat)
risiko yang perbankan yang ditetapkan atau diisyaratkan oleh
Bank Indonesia untuk di-manage (dikelola) yaitu :
Risiko Kredit
Risiko kredit merupakan risiko yang disebabkan oleh
ketidak-mampuan para debitur dalam memenuhi
kewajibannya sebagaimana yang perlu dipersyaratkan
oleh pihak kreditur.
Risiko Pasar
Risiko pasar merupakan risiko yang disebabkan karena
adanya pergerakan pasar dari kondisi normal ke kondisi
di luar prediksi atau yang tidak normal sehingga kondisi
tersebut menyebabkan pihak perbankan mengalami
kerugian.
32
(financial statement) dalam bentuk tertulis dan itu
bersifat berkala.
General Awareness
Good understanding
Risko assessment
Dynamic prevention
Proactive detection
Investigasi
33
Ada 2 cara untuk memperhitungkan atau menentukan
jumlah risk cost (biaya risiko) yang harus ditanggung oleh
suatu perusahaan, yaitu :
34
Terciptanya good corporate govermence (GCG) di
perbankan sehingga memperkuat kondisi internal
perbankan nasional.
Infrastruktur yang lengkap untuk mendukung
terciptanya industry perbankan yang sehat
Terwujudnya pemberdayaan dan perlindungan
konsumen jasa perbankan
BAB VIII
RISIKO LIKUIDITAS
35
sebagai kesulitan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
lancar.
36
dilakukan upaya sekeras mungkin untuk menghilangkan risiko
tersebut.
37
dalam memperbaiki risiko likuiditas perusahaan.
Manajemen risiko likuiditas dan juga manajemen biaya
yang baik tentu akan lebih memberikan kepercayaan
pada pihak terkait seperti kreditur.
38
BAB IX
RISIKO FRAUD
Bentuk-bentuk Fraud
Intentional error
Kekeliruan bias disengja dengan tujuan untuk
menguntungkan diri sendiir dalam bentuk window
dressing (merekayasa laporan keuanagan supaya lebih
terlihat lebih baik agar lebih mudah mendapat kredit
dari bank) dan check kiting ( saldo rekening bank
ditampilkan lebih besar sehingga rasio lancer terlihat
lebh baik).
Unintentional error
39
Kecurangan yang terjadi secara tidak sengaja
(kesalahan manusiawi), misalnya salah menjumlah atau
penerspsn standar akuntansi yang salah karena
ketidaktahuan.
Collusion
Kecurangan yang di lakukan oleh lebih dari satu orang
dengan cara bekerja sama dengan tujuan untuk
menugntungkan orang – orang tersebut, biasanya
merugikan perusahaan atau pihak ke tiga. Misalnya, di
suatu perusahaan terjadi kolusi antara bagian
pembelian, bagian gudang, bagian keungan, dan
pemasok dalam pembelian bahan atau barang.
Intentional misrepresentation
Memberi saran bahwa sesuatu itu benar, padahal itu
salah, oleh seseorang yang mengetahui bhwa hal itu
salah.
Negligent misrepresentation
Pernyataan bahwa hal itu salah oleh seeorang yang
tidak mempuyai dasar yang kuat untuk menyatakan
bahwa hal itu betul.
False promises
Sesuatu janji yang di berikan tanpa keinginan untuk
memenuhi janji tersebut.
Employee fraud
Kecurangan yang di lakukan pegawai untuk
menguntungkan dirinya sendiri. Hal ini banyak kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari office
boy yang memainkan bon pembelian makanan sampai
pegawai yang memasukkan pengeluaran pribadi untuk
keluarganya sebagai biaya perusahaan.
Management fraud
Kecurangan yang dilakukan oleh manajemen sehingga
merugikan pihak lain, termasuk pemerintah. Misalnya
manipulasi pajak, manipulasi kredit bank, kontrak yang
menggunakan cost plus fee.
40
Organized crime
Kejahatan yang terorganisasi, misalnya pemalsuan
kartu kredit, pengiriman barang melebihi atau kurang
dari yang seharusnya dimana si pelaksana akan
mendapat 10%.
Computer crime
Kejahatan dengan memanfaatkan teknologi computer ,
sehingga si pelaku bias menstransfer dana dari rekening
orang lain ke rekeningnya sendiri.
White collar crime
Kejahatan yang dilakukan orang-orang berdasi
(kalangan atas), misalnya mafia tanah, paksaan secara
halus untuk merger , dan lain-lain.
Tekanan
Adanya peluang
Adanya rasionalisasi.
41
Tanda-tanda fraud yang dilakukan oleh pihak manajemen
secara umum:
BAB X
RISK & RETURN
42
Risiko Investasi
Expected Return
43
Risiko bisnis
Risiko finansial
Risiko likuiditas
Risiko nilai tukar mata uang
Risiko Negara
BAB XI
Karakteristik Asuransi
44
yang sesungguhnya akan menyimpang dari yang diperkirakan
tidak lebih dari 1% akurasi meningkat.
Prinsip-Prinsio Asuransi
Principle of Indemnity
Principle of Insurable Interest
Principle of Subrogation
Principle of Utmost Good Faith
Manfaat Asuransi
45
perlu mengganti/membayar sendiri kerugian yang
timbul yang jumlahnya tidak tentu dan tidak pasti.
Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena
bank memerlukan jaminan perlindungan atas agunan
yang diberikan oleh peminjaman uang.
Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada
pihak asuransi akan dikembalikan dalam jumlah yang
lebih besar. Hal ini khusus berlaku untuk asuransi jiwa.
Dll
46
Risiko berdampak finansial. Setiap risiko mempunyai
dampak finansial dan non finansial. Risiko yang dapat
diasuransikan adalah risiko yang mempunyai dampak
financial, karena yang dapat diperhitungkan adalah
kerugian finansial. Transfer risiko dilakukan dengan
cara membayar premi atau kontribusi kepada
perusahaan asuransi, yang akan memberikan
penggantian bila terjadi dampak finansial suatu risiko
yang telah terjadi. Risiko measurable atau quantifiable .
Syarat lain adalah besarnya kerugian finansial akibat
risiko tersebut dapat diperhitungkan secara akurat.
Ukuran risiko harus besar ( large ). Derajat risiko
( severity) memang relatif dan dapat berbeda dari satu
tempat ke tempat lain dan dari satu waktu ke waktu lain.
Risiko yang dapat ditanggung oleh perusahaan asuransi
hendaknya memenuhi syarat ukurannya.
47
BAB XII
48
konsumen memiliki tingkat kejenuhan dalam memakai
suatu produk.
Kekuatan / Strength
Kelemahan / Weakness
Peluang / Opportunities
Ancaman / Threat
49
Sebuah perusahaan tidak selalu harus mengejar peluang yang
menguntungkan karena dengan mengembangkan competitive
advantage, ada kesempatan yang lebih baik untuk meraih
kesuksesan dengan cara mengidentifikasi sebuah kekuatan dan
kesempatan mendatang. Dalam beberapa kasus, perusahaan
dapat mengatasi kelemahannya dengan cara mempersiapkan
diri untuk meraih kesempatan yang pasti. Untuk
mengembangkan strategi yang mempertimbangkan profil
SWOT, SWOT matriks (juga dikenal sebagai TOWS Matrix).
50