Pedoman Pengelolaan Data Dan Informasi 2019
Pedoman Pengelolaan Data Dan Informasi 2019
Pedoman Pengelolaan Data Dan Informasi 2019
NDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengukuran fungsi klinis dan fungsi manajemen di rumah sakit akan menghasilkan
akumulasi data serta informasi. Untuk memahami seberapa baik kemampuan rumah sakit
bergantung pada hasil analisis data dan informasi yang terkumpul dibanding rumah sakit
lain. Pada rumah sakit besar dan kompleks sifatnya dibutuhkan teknologi dan atau staf
yang mempunyai kompetensi mengelola data. Rumah sakit memahami prioritas
pengukuran dan perbaikan sebagai dukungan yang penting. Mereka memberikan
dukungan secara konsistensesuai dengan sumber daya rumah sakit dan peningkatan mutu.
Oleh karena itu, rumah sakit perlu mempunyai pengelolaan data dan informasi yang
didukung dengan teknologi informasi mulai dari pengumpulan, pelaporan, analisis,
validasi, serta publikasi data untuk internal rumah sakit dan eksternal rumah sakit.
Publikasi data harus memperhatikan kerahasiaan pasien sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
B. PENGERTIAN
Data adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan, dapat berupa
angka, lambang atau sifat. Menurut Webster New World Dictionary, pengertian data
adalah things known or assumed, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau
dianggap. Diketahui artinya yang sudah terjadi merupakan fakta (bukti). Data dapat
memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan. Data bisa juga didefinisikan
sebagai sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari pengamatan (observasi) suatu
objek. Data yang baik adalah data yang bisa dipercaya kebenarannya (reliable), tepat
waktu dan mencakup ruang lingkup yang luas atau bisa memberikan gambaran tentang
suatu masalah secara menyeluruh merupakan data relevan.
Suatu data berfungsi untuk membuat keputusan terbaik dalam memecahkan masalah,
dapat dijadikan sebagai dasar suatu perencanaan atau penelitian, dijadikan sebagai acuan
dalam setiap implementasi suatu kegiatan dan terakhir data juga dapat
dijadikan sebagai bahan evaluasi. Suatu data dapat diibaratkan sebagai dasar
perencanaan atau riwayat segala tindakan yang sudah dilakukan. Inilah mengapa hampir
dalam semua aspek kehidupan melibatkan suatu data.
Manajemen data adalah aktivitas manajerial yang menggunakan teknologi sistem
informasi dalam menjalankan tugas pengelolaan data organisasi untuk memenuhi
kebutuhan informasi rumah sakit.
BAB II
RUANG
LINGKUP
Pengelolaan Data dan Informasi ini digunakan sebagai acuan dalam manajemen data,
oleh seluruh unit kerja, yaitu :
14. Anak
15. Unit Rekam Medis
16. Unit Pendaftaran
17. Unit Loundry
BAB III
KEBIJAKA
N
A. RSUD Dr Muhammad Zein Painan menggunakan pengelolaan data dan informasi yang didukung
dengan teknologi informasi, mulai dari: pengumpulan, validasi, analisis pelaporan, dan publikasi
data untuk internal rumah sakit dan eksternal RS. RSUD Dr Muhammad Zein Painan
memperhatikan kerahasiaan pasien sesuai dengan peraturan perundang- undangan saat melakukan
publikasi data;
B. RSUD Dr Muhammad Zein Painan menggunakan pengelolaan data dan informasi meliputi, data
dari indikator mutu unit dan indikator mutu prioritas rumah sakit;
C. RSUD Dr Muhammad Zein Painan menggunakan pengelolaan data dan informasi dari pelaporan
insiden keselamatan pasien;
D. RSUD Dr Muhammad Zein Painan menggunakan pengelolaan data dan informasi hasil monitoring
kinerja staf klinis (bila monitoring kinerja menggunakan indikator mutu);
E. RSUD Dr Muhammad Zein Painan pengelolaan data dan informasi hasil pengukuran budaya
keselamatan;
F. RSUD Dr Muhammad Zein Painan melakukan integrasi seluruh data diatas baik di tingkat rumah
sakit dan unit kerja meliputi pengumpulan, pelaporan, analisa, validasi, dan publikasi indikator
mutu
G. RSUD Dr Muhammad Zein Painan menggunakan pengelolaan data dan informasi untuk data
Surveilans Infeksi
H. RSUD Dr Muhammad Zein Painan menggunakan pengelolaan data dan informasi untuk data
Kecelakaan Kerja
I. RSUD Dr Muhammad Zein Painan menjaga keamanan dan kerahasiaan data serta memberikan
data yang dibutuhkan oleh badan/pihak lain di luar rumah sakit di luar rumah sakit sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
J. Rumah sakit dalam membangun sistim informasi harus membuat perencanaan sistem manajemen
informasi, tentang operasional dan pelayanan rumah sakit dengan melibatkan Profesional Pemberi
Asuhan (PPA).
K. Perencanaan juga mempertimbangkan misi rumah sakit, pelayanan yang diberikan, sumber daya,
akses teknologi yang dapat dicapai, dan dukungan komunikasi efektif antara pemberi pelayanan.
L. Permintaan terhadap data dan informasi harus selalu mengacu pada ketentuan dalam peraturan
perundangan misalnya rahasia kedokteran.
M. Strategi manajemen informasi rumah sakit harus berpedoman pada prioritas kebutuhan informasi
dari sumber-sumber memengaruhi dan kemampuan mengimplementasikan sesuai dengan ukuran
rumah sakit, kompleksitas pelayanan, ketersediaan staf terlatih, dan sumber daya manusia serta
tekhnikal lainnya serta meliputi seluruh unit kerja dan pelayanan yang ada di rumah sakit.
N. Kebutuhan teknologi yang tersedia diintegrasikan dengan proses manajemen informasi yang ada
saat ini serta membantu mengintegrasikan aktivitas seluruh unit kerja dan pelayanan rumah sakit.
O. Rumah sakit mengumpulkan dan menganalisis data menjadi informasi untuk mendukung asuhan
pasien serta manajemen rumah sakit.
P. Data dan informasi dilaporkan secara tepat waktu sesuai dengan jadwal yang disepakati.
Q. Rumah sakit menetapkan unit kerja yang mengelola SIMRS dan memiliki sumber daya manusia
yang terdiri atas kepala unit serta staf dengan kualifikasi analisis sistem, programmer, hardware,
dan pemeliharaan jaringan.
BAB IV
TATA
LAKSANA
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan salah satu kegiatan program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien untuk mendukung asuhan pasien dan manajemen rumah sakit lebih
baik. Entry data berbasis IT dan melalui system menggunakan aplikasi Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dan atau Sistem Manajemen Data Akreditasi
(SISMADAK)
a. Pelaksana Pengumpulan Data Mutu
Pengumpulan data dilaksanakan dengan berbasis oleh pengumpul data di
masing-masing unit kerja dengan kualifikasi :
1) Ditunjuk di dalam SK Penetapan pengumpul data dari masing- masing
unit kerja
2) Telah mengikuti pelatihan PMKP
2. Validasi
Validasi data merupakan alat penting untuk memahami mutu data dan untuk
menetapkan tingkat kepercayaan (confidence level) para pengambil keputusan terhadap
data itu sendiri. Validasi data merupakan proses mengukur keakuratan data.
Keabsahan dan ketepercayaan pengukuran adalah inti dari
semua perbaikan dalam program peningkatan mutu. Proses validasi data secara internal
perlu dilakukan karena program mutu dianggap valid jika data yang dikumpulkan
sudah sesuai, benar, dan bermanfaat
Rumah sakit menetapkan regulasi validasi data antara lain meliputi :
a. Pelaksana Validasi Data
Validasi data dilaksanakan oleh Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien. Validator ditetapkan dengan SK Direktur RSUD Dr Muhammad Zein
Painan.
S : Spesifik
M : Measurable
A : Achievable R
: Realistic
T : Time Specific
2) Do (PDSA) Tahapan melaksanakan apa yang telah direncanakan guna menguji perubahan.
Pada tahap ini bisa dipertimbangkan apakah pelaksanaan sudah sesuai dengan rencana
ataukah akan memodifikasi rencana yang telah dibuat.
3) Study (PDSA) pelaksanaan monitoring, check hasil dan ukur
perubahan Cek Hasil :
a) Bila outcome yang diinginkan tercapai, lakukan perbaikan yang diharapkan
b) Bandingkan data yang dikumpulkan dari proses
c) Cek dampak atau outcome yang tidak diharapkan
unit kerja melakukan pengumpulan data dan analisa data. Data dilaporkan ke Komite
PMKP setiap bulannya sebelum tanggal 7. Komite PMKP akan melakukan rekapitulasi
data dari unit kerja dan memvalidasi data-data yang butuh divalidasi oleh Komite
PMKP. Hasil rekapan data akan dianalisis dan dilengkapi dengan trend data, penyebab
terjadinya dan rekomendasi, hasil analisis ini dilaporkan kepada Direktur sekali tiga
bulan. Direktur akan memberikan laporan kepada Dewan Pengawas, dimana nantinya
Dewan Pengawas akan memberikan pertimbangan dan saran bagi rumah sakit
berdasarkan laporan yang telah diterima kepada Direktur.
Laporan ke Dewan Pengawas meliputi :
1. Laporan capaian indikator dan analisanya setiap tiga bulan
2. Laporan kejadian tidak diharapkan (KTD) setiap enam bulan
3. Laporan kejadian sentinel setiap ada kejadian, dan laporan ulang setelah kejadian
sentinel. Selesai dilakukan analisis dengan menggunakan metode root cause analysis
(RCA).
Berdasarkan hasil pertimbangan dan saran dari Dewan Pengawas, Direktur akan
memberikan instruksi kepada unit kerja sebagai bentuk tindak lanjut dari data yang
dilaporkan oleh unit kerja terkait dan Komite PMKP. Direktur, Kabid, Kabag beserta
Komite PMKP akan melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Program PMKP di
unit kerja.
5. Publikasi indikator mutu
Data Indikator Mutu di RSUD Dr Muhammad Zein Painan
dipublikasikan dengan beberapa cara yaitu :
a) Penyampaian data mutu ke unit kerja adalah proses menginformasikan/
mensosialisasikan capaian data indikator mutu kepada unit kerja. Dilakukan pada
rapat rutin Komite PMKP dengan seluruh pimpinan unit kerja setiap tiga bulan.
b) Penyampaian data mutu ke staf di unit kerja. Bentuk informasi yang diberikan
berupa grafik dan analisa datanya. Waktu penyampaian data dilaksanakan setiap
triwulan. Grafik analisa data di tempelkan di story board dan disampaikan dalam
rapat staf oleh pimpinan unit kerja.
1) Data mutu dalam bentuk grafik yang sudah dianalisa oleh Komite PMKP
disampaikan ke unit kerja terkait.
2) Data mutu dijelaskan oleh Komite PMKP kepada pimpinan unit sesuai
dengan jumlah dan jenis indikator yang ada di unit kerja tersebut.
3) Pimpinan unit kerja menjelaskan hasil capaian data indikator mutu
kepada staf dalam rapat staf.
4) Pimpinan unit menindaklanjuti rekomendasi yang diberikan oleh Komite PMKP
c) Publikasi melalui website RSUD Muhammadd Zein Painan yang
dilaksanakan setiap semester.
e) Menyediakan data yang dibutuhkan oleh badan/pihak lain di luar rumah sakit sesuai
dengan alur dan peraturan perundang-undangan.
B. RSUD Dr Muhammad Zein Painan menggunakan pedoman pengelolaan data dan informasi
meliputi, data dari indikator mutu unit dan indikator mutu prioritas rumah sakit;
2. Indikator mutu prioritas rumah sakit (bila ada) Indikator Mutu Prioritas
Rumah Sakit Terdiri dari :
a. Indikator Area Klinis
b. Indikator Area Manajerial
c. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien
d. Indikator Riset Klinik dan Program Pendidikan Profesi
3. Indikator mutu prioritas unit
4. Indikator mutu yang dipersyaratkan Bab SNARS
5. Indikator mutu pelayanan yang dikontrakkan (bila ada)
6. Evaluasi kepatuhan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
terhadap PPK (bila ada)
7. Data untuk Ongoing Practice Professional Evaluation (OPPE) untuk
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) (bila ada)
Data insiden keselamatan pasien yang dilaporkan di RSUD Dr Muhammad Zein Painan
terdiri dari beberapa jenis insiden yaitu :
1. Kejadian nyaris cedera (KNC) adalah suatu insiden yang belum sampai terpapar ke pasien
sehingga tidak menyebabkan cedera pada pasien. Kejadian nyaris cedera meliputi:
a. Semua kejadian salah obat, yang belum sampai terpapar ke pasien
b. Semua kesalahan medis (medical error) yang belum sampai terpapar ke pasien
2. Tidak Cidera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak
menimbulkan cedera, dapat terjadi karena "keberuntungan" (misal; pasien terima suatu
obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat), atau "peringanan" (suatu obat dengan
reaksi alergi diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan antidotumnya).
3. Kejadian tidak diharapkan (KTD) adalah suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang
tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan (commission) atau karena tidak bertindak
(ommission), bukan karena underlying diseases/kondisi
d. Penularan penyakit yang kronik atau fatal akibat infus darah atau produk
darah atau transplantasi organ atau jaringan yang
terkontaminasi
e. Penculikan bayi atau bayi dipulangkan dengan orang tua yang salah;
f. Pemerkosaan, kekerasan di tempat kerja seperti penyerangan (menyebabkan
kematian atau kehilangan fungsi tubuh yang permanen) atau pembunuhan (yang
disengaja) atas pasien, anggota staf, dokter, mahasiswa kedokteran, siswa latihan,
pengunjung atau vendor pihak ketiga ketika berada dalam lingkungan rumah sakit.
Tatalaksana Pelaporan insiden keselamatan pasien dan analisis insiden keselamatan
pasien dijelaskan pada panduan pelaporan insiden keselamatan pasien.
D. RSUD Dr Muhammad Zein Painan menggunakan pedoman pengelolaan data dan
informasi hasil monitoring kinerja staf klinis.
Setiap unit kerja melakukan pelaporan indikator kinerja individu (IKI) untuk semua staf setiap
bulannya ke bagian SDM.Untuk item kinerja yang berkaitan dengan pengukuran data mutu, maka
setiap unit kerja harus menjadikan indikator tersebut menjadi bagian menjadi indikator mutu
unitnya dan menggunakan data yang terukur dalam memberikan penilaian IKI tersebut.
Tatalaksana tentang pengukuran data hasil monitoring kinerja staf klinis dijelaskan pada panduan
Ongoing Practice Professional Evaluation (OPPE).
b. Pengumpulan Data
Tahap 4 : mengumpulkan data surveilans
1) Mengumpulkan data surveilans oleh orang yang kompeten,
profesional, berpegalaman, dilakukan oleh IPCN.
2) Memilih metode surveilans dan sumber data yang tepat.
3) Data yang dikumpulkan dan dilakukan pencatatan meliputi data demografi, faktor
risiko, antimikroba yang digunakan dan hasil kultur resistensi, nama, tanggal lahir,
jenis kelamin, nomor catatan medik, tanggal masuk RS. Tanggal infeksi
muncul,lokasi infeksi,ruang perawatan Saat infeksi muncul pertama kali.
Faktor risiko:alat,prosedur,factor lain yang berhubungan dengan IRS,
Dataradiology/imaging : X-ray, CTscan, MRI, dsb.
4) Metode observasi langsung merupakan gold standard.
c. Analisis
Tahap 5 : Penghitungan dan stratifikasi
1) Incidence rate
Numerator adalah jumlah kejadian infeksi dalam kurun waktu tertentu.
Denominator adalah jumlah hari pemasangan alat dalam kurun waktu tertentu atau
jumlah pasien yang dilakukan tindakan pembedahan dalam kurun waktu tertentu.
2) Menganalisis incidence rate infeksi
Data harus dianalisa dengan cepat dan tepat untuk mendapatkan informasi apakah
ada masalah infeksi rumah sakit yang memerlukan penanggulangan atau
investigasi lebih lanjut.
Operasi Tercemar:
- Operasi yang dilakukan pada kulit terbuka, tetapi masih
dalam waktu emas (Golden periode);
- Kemungkinan untuk infeksi 20%.
Operasi Kotor:
- Perforasi traktus digestivus, traktus urogenitalis atau
traktus respiratorius yang terinfeksi;
- Melewati daerah purulen (Inflamasi Bakterial);
- Luka terbuka lebih dari 6 (enam) jam setelah kejadian,
terdapat jaringan luas atau kotor;
N Jenis T Point
o Operasi (hrs)
1 Coronary artery bypass 5
graft
2 Bile duct, liver or 4
pancreatic surgery
3 Craniotomy 4
4 Head and neck surgery 4
5 Colonic surgery 3
6 Joint prosthesis surgery 3
7 Vaskuler surgery 3
8 Abdominal or vaginal 2
hysterectomy
9 Ventrikular shunt 2 2
1 Herniorraphy 2
0
1 Appendictomy 1 1
1
1 Limb amputation 1
2
1 SC 1
3
d. Interpretasi Tahap 7
: Interpretasi
Interpretasi yang dibuat harus menunjukkan informasi tentang penyimpangan yang terjadi.
Bandingkan angka infeksi rumah sakit apakah ada penyimpangan, dimana terjadi kenaikan
atau penurunan yang cukup tajam. Bandingkan rate infeksi dengan NNIS/CDC/WHO.
Perhatikan dan bandingkan kecenderungan menurut jenis infeksi, ruang perawatan dan
mikroorganisme patogen penyebab bila ada. Jelaskan sebab- sebab peningkatan atau
penurunan angka infeksi rumah sakit dengan melampirkan data pendukung yang
relevan dengan masalah yang dimaksud.
e. Pelaporan Tahap 8
: Laporan
Laporan dibuat secara periodik, tergantung institusi bisa setiap
triwulan, semester, tahunan atau sewaktu-waktu jika diperlukan.
Laporan dilengkapi dengan rekomendasi tindak lanjut bagi pihak terkait
dengan peningkatan infeksi.
Laporan didesiminasikan kepada pihak-pihak terkait.
Tujuan diseminasi agar pihak terkait dapat memanfaatkan informasi tersebut
untuk menetapkan strategi pengendalian infeksi rumah sakit.
f. Evaluasi
a) Langkah-langkah proses surveilans
b) Ketepatan waktu dari data
c) Kualitas data
d) Ketepatan analisa
e) Hasil penilaian: apakah sistem surveilans sudah sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Hasil pelaksanaan surveilans merupakan dasar untuk melakukan perencanaan
lebih lanjut. Jika terjadi peningkatan infeksi yang signifikan yang dapat dikatagorikan
kejadian luar biasa, maka perlu dilakukan upaya penanggulangan kejadian luar biasa.
H. RSUD Dr M Zein Painan menggunakan pedoman pengelolaan data dan informasi untuk
Data Kecelakaan Kerja yang dikaji berdasarkan lokasi kejadian dan dampak dari
kecelakaan kerja tersebut.
1. Apabila terjadi insiden kecelakaan kerja di unit kerja, maka harus dilaporkan segera
kepada atasan langsung
2. Unit kerja mengisi formulir laporan awal insiden kecelakaan kerja
3. Unit kerja melaporkan insiden kecelakaan kerja ke Komite K3RS dalam waktu
paling lama 2 x 24 jam
4. Untuk kejadian KTD dan sentinel Komite K3RS membentuk tim investigasi untuk
analisa selanjutnya.
5. Laporan hasil investigasi diberikan kepada Direktur, dan Direktur lainnya serta
kepada unit kerja terkait untuk ditindaklanjuti.
6. Unit kerja wajib melaksanakan perbaikan sesuai hasil investigasi
7. Unit Kerja merekapitulasi semua insiden kecelakaan kerja yang terjadi di unitnya setiap
bulan dan dikirimkan ke Komite K3RS setiap tanggal 7 setiap bulannya.
8. Komite K3RS merekapitulasi semua jenis insiden kecelakaan kerja setiap bulannya dan
melaporkan ke Direktur serta Sub Komite Manajemen Risiko Komite PMKP.
I. RSUD Dr Muhammad Zein Painan menjaga keamanan dan kerahasiaan data serta
memberikan data yang dibutuhkan oleh badan/pihak lain di luar rumah sakit sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
Data yang dibutuhkan oleh badan/pihak lain di luar rumah sakit diberikan secara offline dan online,
dimana untuk data yang diberikan secara offline dapat berupa pengiriman data rumah sakit ke
badan/pihak lain di luar rumah sakit dalam bentuk tertulis. Data yang diberikan secara online bisa
melalui aplikasi atau website tertentu yang langsung berhubungan dengan badan/pihak di luar
rumah sakit, contohnya pengiriman data RL 5, data pengembalian rekam medis kurang dari 24 jam,
pendaftaran pasien rawat jalan online, data ketersediaan tempat tidur, dan pengiriman data rumah
sakit melalui SISMADAK.
J. Rumah sakit dalam membuat perencanaan sistem manajemen informasi dengan
melibatkan :
L. Permintaan terhadap data dan informasi harus selalu mengacu pada ketentuan dalam
peraturan perundangan misalnya rahasia kedokteran.
M. Strategi manajemen informasi rumah sakit harus berpedoman pada prioritas kebutuhan
informasi dari sumber-sumber memengaruhi dan kemampuan mengimplementasikan sesuai
dengan ukuran rumah sakit, kompleksitas pelayanan, ketersediaan staf terlatih, dan sumber
daya manusia serta teknikal lainnya serta meliputi seluruh unit kerja dan pelayanan yang
ada di rumah sakit.
N. Kebutuhan teknologi yang tersedia diintegrasikan dengan proses manajemen informasi yang
ada saat ini serta membantu mengintegrasikan aktivitas seluruh unit kerja dan pelayanan
rumah sakit.
O. Rumah sakit mengumpulkan dan menganalisis data menjadi informasi untuk mendukung
asuhan pasien serta manajemen rumah sakit. Adapun kumpulan data terdiri dari :
a. Data mutu dan insiden keselamatan pasien
b. Data surveilans infeksi
c. Data kecelakaan kerja
d. Data informasi ketersediaan tempat tidur ( SIRANAP )
e. Data terkait SISMADAK
P. Data dan informasi dilaporkan secara tepat waktu sesuai dengan jadwal yang
disepakati.
Q. Rumah sakit menetapkan unit kerja yang mengelola SIMRS dan memiliki sumber daya
manusia yang terdiri atas kepala unit serta staf dengan kualifikasi analisis sistem,
programmer, hardware, dan pemeliharaan jaringan.
Sistem informasi manajemen rumah sakit yang selanjutnya disingkat SIMRS adalah sistem
teknologi informasi komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh
alur proses pelayanan rumah sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan, dan prosedur
administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat serta akurat, dan merupakan bagian dari
Sistem Informasi Kesehatan. Sistem informasi kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi
data: informasi, indikator, prosedur, teknologi, perangkat, serta sumber daya manusia yang saling
berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna
dalam mendukung pembangunan kesehatan. Rumah sakit dalam membuat perencanaan sistem
manajemen informasi harus menggabungkan masukan dari berbagai sumber, antara lain: para
profesional pemberi asuhan (PPA), para kepala bidang dan kepala unit pelayanan; 3. badan/pihak
lain di luar rumah sakit yang membutuhkan data atau informasi tentang operasional dan pelayanan
rumah sakit. Perencanaan juga mempertimbangkan misi rumah sakit, pelayanan yang diberikan,
sumber daya, akses teknologi yang dapat dicapai, dan dukungan komunikasi efektif antara pemberi
pelayanan.
Permintaan terhadap data dan informasi harus selalu mengacu pada ketentuan dalam peraturan
perundangan, misalnya tentang rahasia kedokteran. Prioritas kebutuhan informasi dari sumber-
sumber memengaruhi strategi manajemen informasi rumah sakit dan kemampuan
mengimplementasikan strategi tersebut, sesuai dengan ukuran rumah sakit, kompleksitas pelayanan,
ketersediaan staf terlatih, dan sumber daya manusia serta tekhnikal lainnya. Perencanaan yang
komprehensif meliputi seluruh unit kerja dan pelayanan yang ada di rumah sakit. Kebutuhan
teknologi yang tersedia diintegrasikan dengan proses manajemen informasi yang ada saat ini serta
membantu mengintegrasikan aktivitas seluruh unit kerja dan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit
mengumpulkan dan menganalisis data menjadi informasi untuk mendukung asuhan pasien serta
manajemen rumah sakit. Informasi tersebut memberikan gambaran/profil rumah sakit selama kurun
waktu tertentu dan dapat digunakan untuk membandingkan kinerja dengan rumah sakit lain. Jadi,
kumpulan data merupakan bagian penting dalam upaya peningkatan kinerja rumah sakit. Data dan
informasi dilaporkan secara tepat waktu sesuai dengan jadwal yang disepakati.
BAB V
DOKUMENTAS
I
PROFIL INDIKATOR
1 Nama Indikator Diisi lengkap, berisi tentang topik yang akan diamati, waktu/periode
dan lokasi pengamatan.
2 Kode Indikator Diisi oleh Komite PMKP
3 Jenis Indikator Pilih indikator dengan memberi tanda ceklis (√):
☐ Indikator mutu Nasional
☐ Indikator Mutu Prioritas RS
☐ Indikator Mutu PrioritasUnit
☐ Indikator Mutu Pelayanan yang dikontrakan
☐ Evaluasi Kepatuhan DPJP terhadap PPK
☐ Data untuk OPPE-PPA
4 Alasan Pemilihan Indikator Jelaskan dengan singkat latar belakang mengapa indikator tersebut
perludiukur danapaakibatnya jika capaian indikator tersebut rendah. Gunakan
data berupa data kuantitatif untuk mendukung latar belakang tersebut.
Bisa juga menggunakan score pembobotan (grading/scoring)
5 Tujuan Jelaskan untuk apa indikator di unit kerja anda itu dikerjakan
6 Kepustakaan/Panduan/R Sumber referensi penyusunan indicator
eferensi Indikator
7 Sumber Data Asal atau tempat memperoleh data (primer atau sekunder), atau
sumber bahan nyata / keterangan yang dapat dijadikan dasar kajian yang
berhubungan langsung dengan persoalan. Pilih dengan memberi ceklis (√)
data indikator yang dikumpulkan bersumber dari :
☐ Rekam Medik
☐ Catatan Data
☐ Laporan Kepuasan pasien
☐ Sistem Pelaporan
☐ Lainnya, sebutkan
8 Definisi Operasional Penjelasan tentang hal-hal penting dalam pengukuran indikator yang
memerlukan penjelasan secara rinci, spesifik, tegas, dan
pasti
9 Numerator Besaran nilai pembilang dalam rumus indikator kinerja
10 Denumerator Besaran nilai penyebut dalam rumus indikator kinerja
11 Dimensi Pandangan dalam menentukan penilaian terhadap jenis dan mutu
pelayanan yang diberikan, berdasarkan standar WHO dilihat dari, pilih
dengan memberi tanda ceklis (√):
☐ Kelayakan
☐ Ketersediaan (tingkat perawatan dan pelayanan yang tepat, tersedia sesuai
kebutuhan)
☐ Kesinambungan (tingkat perawatan dan pelayanan dikoordinasi antar
disiplin ilmu, antar organisasi sepanjang waktu)
☐ Ketepatan Waktu (tingkat perawatan dan pelayanan diberikan sesuai waktu
yang diperlukan)
☐ Keselamatan (tingkat perawatan dan pelayanan dimana risiko
intervensi dan risiko di lingkungan direduksi untuk pasien, keluarga, residen,
termasuk petugas kesehatan)
☐ Kehormatan dan Harga Diri(tingkatperawatan
danpelayanan diberikan dengan menghargai kebutuhan,
harapan, dan keinginan individu, dimana individu dilibatkan dalam
keputusan perawatan dan pelayanan mereka)
☐ Manfaat (perawatan dan pelayanan yang diterima pasien
bermanfaat)
☐ Efektifitas (tingkat perawatan dan pelayanan sesuai pengetahuan untuk
mencapai outcome yang diinginkan)
☐ Efisiensi (hubungan antara outcome (hasil perawatan dan
pelayanan) dan sumber daya yang digunakan untuk memberikan
perawatan dan pelayanan)
☐ Lainnya,
12 Kriteria Inklusi Sampel yang akan diamati, yang memenuhi kriteria yang telah
ditentukan untuk dianalisa
13 Kriteria Ekslusi Mengeluarkan sampel yang tidak memenuhi kriteria yang telah
ditentukan untuk dianalisa
14 Tipe Indikator Indikator yang diukur dapatdiambil denganmemberi tandaceklis(√):
☐ Struktur (mengukur sarana prasarana / sumber daya)
☐ Proses (mengukur proses kegiatan)
☐ Outcome (mengukur hasil dari suatu proses kegiatan)
☐ Proses dan outcome
15 Metode Pengumpulan Pilih salah satu dengan memberi tanda ceklist (√), metodologi yang
Data digunakan untuk mengumpulkan data indikator:
☐ Retrospektif (data diambil dari kegiatan yang telah lalu)
☐ Concurrent (data diambil dari kegiatan yang baru dimulai / akan
dilakukan)
16 Populasi Keseluruhan obyek atau totalitas subyek yang memiliki karakteristik tertentu
yang akan diamati/diobservasi
17 Sampel Jumlah bagian kecil yang diambil dari populasi sesuai dengan prosedur
tertentu (lihat table Isaac dan Michael)
18 Pengumpul Data Orangyangbertanggungjawabpenuhterhadappengumpulan data di
unit kerja
19 PIC Data Penanggung Jawab data di unit kerja
20 Periode Pengumpulan Pilih salah satu dengan memberi tanda ceklist (√), periode waktu data
data dilaporkan:
☐ Harian ☐Mingguan ☐Bulanan ☐Lainnya...
21 Periode Waktu Pelaporan Pilih salah satu dengan memberi tanda ceklist (√), periode waktu data
dilaporkan:
☐ Bulanan
☐ Triwulan
☐ Semester
☐ Tahunan
22 Tempat Pengumpulan Komite PMKP
Data
23 Formula Pengukuran Formula yang digunakan untuk mengukur capaian indikator
24 Target Nilai atauukuran pencapaian mutu/kinerja tertentu yang telah
ditetapkan dan harus dicapai langsung atau bertahap berdasarkan
kemampuan unit kerja
25 Periode Analisis Data Jangka waktu data dianalisis. Pilih salah satu dengan memberi tanda ceklist
(√), periode waktu data dilaporkan:
☐ Mingguan
☐ Bulanan
☐ Triwulan
☐ Semester
☐ Tahunan
26 Analisa Data Bagaimana data yang dikumpulkan akan dianalisis. Pilih salah satu dengan
memberi tanda ceklist (√), analisis data yang dilakukan:
☐ Run Chart ☐Bar Diagram
☐
Pie Diagram ☐Lainnya, sebutkan
27 Diseminasi Data ke Staf Bagaimana data disampaikan ke staf
28 Formulir Pengumpulan Form yang digunakan sesuai dengan indikator mutu yang dikumpulkan
Data
KAMUS INDIKATOR
1 Nama Indikator
2 Kode Indikator
☐
Indikator mutu Nasional
☐
Indikator Mutu Prioritas RS
☐
Indikator Mutu Prioritas Unit
☐
Jenis Indikator Indikator Mutu Pelayanan yang dikontrakan
3 ☐
Evaluasi Kepatuhan DPJP terhadap PPK
☐
Data untuk OPPE-PPA
4 Alasan Pemilihan Indikator
5 Tujuan
Kepustakaan/Panduan/
6
/Referensi Indikator
☐ Rekam Medik
☐ Catatan Data
7 Sumber Data ☐ Laporan Kepuasan Pasien
☐ Sistem Pelaporan (jelaskan),
☐ Lainnya, sebutkan
8 Definisi Operasional
9 Numerator
10 Denumerator
☐ Kelayakan ☐ Kehormatan dan Harga Diri
☐ Ketersediaan ☐ Manfaat
11 Dimensi
☐ Kesinambungan ☐ Efektifitas
☐ Ketepatan Waktu ☐ Efisiensi
☐ Keselamatan ☐ Lainnya,
12 Kriteria Inklusi
13 Kriteria Ekslusi
☐ Struktur ☐ Outcome
14 Tipe Indikator
☐ Proses ☐ Proses dan Outcome
15 Metode Pengumpulan Data ☐ Retrospektif ☐ Concurrent
16 Populasi
17 Sampel
18 Pengumpul Data
19 Penanggung jawab Data
20 Periode Pengumpulan Data ☐ Harian ☐Mingguan ☐Bulanan ☐Lainnya...
21 Periode Waktu Pelaporan ☐ Bulanan ☐Triwulan ☐Semester ☐Tahunan
22 Tempat Pengumpulan Data Komite PMKP
23 Formula Pengukuran
24 Target
25 Periode Analisis Data ☐ Mingguan
☐ Bulanan
☐ Triwulan
☐ Semester
☐ Tahunan
☐ Run Chart ☐ Bar Diagram
26 Analisis Data
☐ Pie Diagram ☐ Lainnya, sebutkan
- Hasil analisis dalam bentuk informasi dan run chart,
disampaikan dari Komite PMKP ke unit kerja terkait
27 Diseminasi Data ke Staf setiap tiga bulan ditempelkan di papan informasi.
- Disampaikan oleh unit kerja dalam rapat rutin bersama staf
terkait .
28 Formulir Pengumpulan Data
Form Validasi Data
JUDUL INDIKATOR
NUMERATOR
DENUMERATOR
SUMBER DATA
CAPAIAN INDIKATOR
JUMLAH PASIEN
RAWAT JALAN
JASTIFIKASI PERLU
VALIDASI
METODE VALIDASI
HASIL VALIDASI
HASIL ANALISA
KESIMPULAN
RENCANA TINDAK
LANJUT
LAPORAN KEGIATAN PDSA
Judul :
Instalasi :
Bulan – Tahun :
FISH BONE
a.
b.
MASALAH
PELANGGAN PROSEDUR
P
Saya berencana untuk :Tulis pernyataan singkat tentang apa yg akan anda rencanakan dalam uji ini. Rencana ini lebih fokus dan
(Plan)
lebih kecil. Rencana ini merupakan sebagian kecil dari implementasi tool
Saya berharap : Tulis ukuran atau outcome yg akan anda capai . Anda bisa memiliki data kuantitatif atau kualitatif
Langkah-langkah : Tulis langkah-langkah yg anda akan lakukan dalam siklus, termasuk hal berikut :
a) Populasi dimana anda bekerja – apakah anda mengamati perilaku pasien, dokter atau perawat
b) Batas waktu yg anda lakukan utk studi ini
D
Apa yang anda amati ?
(Do)
- Bagaimana melakukan apa yang telah direncanakan/dicanangkan/menguji perubahan
- Tulis hasil observasi selama implementasi termasuk bagaimana reaksi misalnya pasien, dokter, perawat. Bagaimana PLAN sesuai
dengan sistem atau alur visit pasien. Anda bisa bertanya, “ Apakah semuanya berjalan sesuai rencana ?” Apakah saya harus
modifikasi
PLAN
S Apa yang dapat dipelajari dan diamati ? Apakah mencapai target yang diinginkan
(Study)
A Apa yang dapat anda simpulkan dari siklus ini ?
(Action) Standarisasi hasil perbaikan sehingga dapat digunakan secara berkesinambungan
Disini anda dapat menulis kesimpulan dari implementasi ini, apakah berhasil atau tidak. Bila tidak berhasil,
apa yg akan anda lakukan selanjutnya pada siklus berikut agar implementasi berhasil, Jika
berhasil, apakah anda siap untuk menyebarkan ke seluruh orang ?
Kuesioner Budaya Keselamatan Pasien
INSTRUKSI
Survey ini dilakukan untuk mengetahui persepsi Bapak/Ibu mengenai budaya patient safety, medical
error dan pelaporan insiden di RSUD Dr Muhammad Zein Painan. Isilah kuesioner ini sesuai
keadaan/suasana kerja di ruangan Bapak/Ibu
Insiden : semua ”error” dan penyimpangan baik yang menyebabkan cedera
ataupun yang tidak menyebabkan cedera pada pasien
Keselamatan Pasien : mencegah Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) atau Kejadian
Nyaris Cedera (KNC) pada pasien saat proses pelayanan.
2
Kami memiliki jumlah staf yang cukup untuk menangani beban kerja yang berat
Jika banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dengan cepat, kami bekerja
3
4 sama menyelesaikannya
Saya merasa setiap orang di ruangan ini saling menghargai
5
Petugas di ruangan ini bekerja sampailemburuntuk
6 melayani pasien
Dalam ruangan ini kami aktif melakukan kegiatan untuk meningkatkan keselamatan pasien (sosialisasi, disk
BAGIAN C
KOMUNIKAS
BAGIAN E
LEVEL KESELAMATAN PASIEN
Pilih level Keselamatan pasien pada unit anda
a. Sempurna b. Baik c. Bisa diterima d. Sedang e. Buruk
BAGIAN F
RSUD Dr Muhammad Zein Painan
Sangat
Tidak Kadang Sangat
No Aspek yang ditanyakan Tidak Setuju kadang Setuju Setuju
Setuju
1 Manajemen rumah sakit membuat
suasana kerja yang mendukung
keselamatan pasien
2 Di RS, ruangan satu dengan
ruangan yang lain tidak berkoordinasi
dengan baik
3 Bila terjadi pemindahan pasien dari
ruangan satu ke ruangan lain, pasti
menimbulkan masalah terkait dengan
informasi pasien
8 Tindakan manajemen RS
menunjukkan bahwa keselamatan
pasien merupakan prioritas utama
9 Manajemen RS hanya tertarik pada
keselamatan pasien hanya bila terjad i
KTD (Kejadian yang Tidak diharapkan)
10 Ruangan-ruangan di RS
bekerjasama dengan baik untuk
memberikan pelayanan yang
terbaik untuk pasien
11 Pergantian shift merupakan
masalah untuk pasien
BAGIAN G
Dalam 12 bulan terakhir jumlah pelaporan Insiden Keselamatan Pasien yang telah anda lakukan:
a. Tidak ada b. 6-10 laporan
c. 1-2 laporan d. 11-20 laporan
e. 3-5 laporan f. 21 atau lebih laporan
BAGIAN H
LATAR BELAKANG
KOMENTAR
ANDA
Tulis komentar anda mengenai keselamatan pasien, insiden, atau pelaporan insiden di RS anda:
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Form Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
LAPORAN INSIDEN
(INTERNAL)
I. DATA PASIEN
Nama : .........................................................................................................
No MR : ......................................... Ruangan : .............................................
Tanggal Lahir :
Umur * : 0-1 bulan > 1 bulan – 1 tahun
> 1 tahun – 5 tahun > 5 tahun – 15 tahun
> 15 tahun – 30 tahun > 30 tahun – 65 tahun
> 65 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
Penanggung biaya pasien :
Pribadi Asuransi Swasta
BPJS Pemerintah Perusahaan* Lainnya
Tanggal Masuk RS : ............................................................................ Jam ......................
2. Insiden :
............................................................................................................................. .........
3. Kronologis Insiden
............................................................................................................................. ..........
.......................................................................................................................................
4. Jenis Insiden* :
Kejadian Nyaris Cedera / KNC (Near miss)
Kejadian Tidak diharapkan / KTD (Adverse Event) / Kejadian Sentinel
(Sentinel Event)
5. Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden*
Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas lainnya
Pasien
Keluarga / Pendamping pasien
Pengunjung
Lain-lain.............................................................................................(sebutkan)
6. Insiden terjadi pada* :
Pasien
Lain-lain......................................................................................................(sebutkan)
Mis : karyawan / Pengunjung / Pendamping / Keluarga pasien, lapor ke K3 RS.
7. Insiden menyangkut pasien :
Pasien rawat inap Pasien
rawat jalan Pasien UGD
Lain-lain......................................................................................................(sebutkan)
8. Tempat Insiden
Lokasi kejadian..............................................................(sebutkan)(Tempat pasien berada)
9. Insiden terjadi pada pasien : (sesuai kasus penyakit / spesialisasi)
Penyakit Dalam dan Subspesialisasinya
Anak dan Subspesialisasinya
Bedah dan Subspesialisasinya
Obstetri Gynekologi dan Subspesialisasinya THT
dan Subspesialisasinya
Mata dan Subspesialisasinya Saraf dan
Subspesialisasinya Anastesi dan
Subspesialisasinya Kulit & Kelamin dan
Subspesialisasinya Jantung dan
Subspesialisasinya
Paru dan Subspesialisasinya
Jiwa dan Subspesialisasinya
Lain-lain ....................................................................................... (sebutkan)
10. Unit / Departemen terkait yang menyebabkan insiden
Unit kerja penyebab ..................................................................... (sebutkan)
11. Akibat Insiden Terhadap Pasien* :
Tidak ada cedera
Kematian Cedera Ringan
Cedera Reversibel / Cedera Sedang
Cedera Irreversibel / Cedera Berat
14. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?*
Ya Tidak
Apabila ya, isi bagian dibawah ini.
Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada Unit kerja
tersebut untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama?
............................................................................................................................. ..........
......................................................................................................................................
Paraf : Paraf :
................................... ...................................
...............................
Investigasi lengkap..................Ya/Tidak Tanggal.......
Manajemen Diperlukan investigasi lebih lanjut: Ya/tidak
Investigasi setelah grading ulang : biru/hijau/kuning/merah
FORMULIR LAPORAN AWAL INSIDEN KECELAKAAN KERJA
(K3)
DIPERLUKAN BAGI PEGAWAI, PENGUNJUNG, DAN PASIEN DILUAR TINDAKAN
No.Laporan :...................................
Kepada Yth:
Komite K3
RSUD. M. Zein Painan
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
Profesi : Karyawan (dokter/perawat/petugas lain): unitkerja
: . . .. . . .. . .. . . .. . .. . . .. . .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. ..
Pasien Keluarga
pasien
Pengunjung
dan lain lain (sebutkan)
Jenis Insiden
Near miss/kejadian nyaris cedera (KNC)
Kejadian tidak cedera (KTC)
Accident / kejadiantidak diharapkan (KTD)
Kejadian sentinel
...................., .........................
Pelapor
(........................................)
Catatan:
Semua karyawan yang mengetahui wajib melaporkan semua kecelakaan kerja yang terjadi di tempat
kerja
JUMLAH INSIDEN KECELAKAAN KERJA PETUGAS RSUD DR. M. ZEIN
PAINAN
UNITKERJA :
BULAN :
No Nama Tempat Dinas Jenis kelamin Umur Jumlah hari Tindaklanjut Keterangan
ketidakhadiran
Laki -laki Perempuan < 40 > 40