Pedoman Pengelolaan Data Dan Informasi 2019

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 39

PE

NDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pengukuran fungsi klinis dan fungsi manajemen di rumah sakit akan menghasilkan
akumulasi data serta informasi. Untuk memahami seberapa baik kemampuan rumah sakit
bergantung pada hasil analisis data dan informasi yang terkumpul dibanding rumah sakit
lain. Pada rumah sakit besar dan kompleks sifatnya dibutuhkan teknologi dan atau staf
yang mempunyai kompetensi mengelola data. Rumah sakit memahami prioritas
pengukuran dan perbaikan sebagai dukungan yang penting. Mereka memberikan
dukungan secara konsistensesuai dengan sumber daya rumah sakit dan peningkatan mutu.
Oleh karena itu, rumah sakit perlu mempunyai pengelolaan data dan informasi yang
didukung dengan teknologi informasi mulai dari pengumpulan, pelaporan, analisis,
validasi, serta publikasi data untuk internal rumah sakit dan eksternal rumah sakit.
Publikasi data harus memperhatikan kerahasiaan pasien sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

B. PENGERTIAN
Data adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan, dapat berupa
angka, lambang atau sifat. Menurut Webster New World Dictionary, pengertian data
adalah things known or assumed, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau
dianggap. Diketahui artinya yang sudah terjadi merupakan fakta (bukti). Data dapat
memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan. Data bisa juga didefinisikan
sebagai sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari pengamatan (observasi) suatu
objek. Data yang baik adalah data yang bisa dipercaya kebenarannya (reliable), tepat
waktu dan mencakup ruang lingkup yang luas atau bisa memberikan gambaran tentang
suatu masalah secara menyeluruh merupakan data relevan.
Suatu data berfungsi untuk membuat keputusan terbaik dalam memecahkan masalah,
dapat dijadikan sebagai dasar suatu perencanaan atau penelitian, dijadikan sebagai acuan
dalam setiap implementasi suatu kegiatan dan terakhir data juga dapat

dijadikan sebagai bahan evaluasi. Suatu data dapat diibaratkan sebagai dasar
perencanaan atau riwayat segala tindakan yang sudah dilakukan. Inilah mengapa hampir
dalam semua aspek kehidupan melibatkan suatu data.
Manajemen data adalah aktivitas manajerial yang menggunakan teknologi sistem
informasi dalam menjalankan tugas pengelolaan data organisasi untuk memenuhi
kebutuhan informasi rumah sakit.
BAB II
RUANG
LINGKUP

Pengelolaan Data dan Informasi ini digunakan sebagai acuan dalam manajemen data,
oleh seluruh unit kerja, yaitu :

1. Bagian Tata Usaha


2. Bidang Pelayanan Medis
3. Bidang Penunjang Medis
4. Bidang Keuangan
5. Unit Gawat Darurat
6. Unit Rawat Jalan
7. Unit Farmasi
8. Unit Gizi
9. Unit Laboratorium
10. Unit Kamar Operasi
11. Unit Anastesi dan RR
12. Penyakit Dalam
13. Kebidanan dan Penyakit
Kandungan

14. Anak
15. Unit Rekam Medis
16. Unit Pendaftaran
17. Unit Loundry
BAB III
KEBIJAKA
N

A. RSUD Dr Muhammad Zein Painan menggunakan pengelolaan data dan informasi yang didukung
dengan teknologi informasi, mulai dari: pengumpulan, validasi, analisis pelaporan, dan publikasi
data untuk internal rumah sakit dan eksternal RS. RSUD Dr Muhammad Zein Painan
memperhatikan kerahasiaan pasien sesuai dengan peraturan perundang- undangan saat melakukan
publikasi data;
B. RSUD Dr Muhammad Zein Painan menggunakan pengelolaan data dan informasi meliputi, data
dari indikator mutu unit dan indikator mutu prioritas rumah sakit;
C. RSUD Dr Muhammad Zein Painan menggunakan pengelolaan data dan informasi dari pelaporan
insiden keselamatan pasien;
D. RSUD Dr Muhammad Zein Painan menggunakan pengelolaan data dan informasi hasil monitoring
kinerja staf klinis (bila monitoring kinerja menggunakan indikator mutu);
E. RSUD Dr Muhammad Zein Painan pengelolaan data dan informasi hasil pengukuran budaya
keselamatan;
F. RSUD Dr Muhammad Zein Painan melakukan integrasi seluruh data diatas baik di tingkat rumah
sakit dan unit kerja meliputi pengumpulan, pelaporan, analisa, validasi, dan publikasi indikator
mutu
G. RSUD Dr Muhammad Zein Painan menggunakan pengelolaan data dan informasi untuk data
Surveilans Infeksi
H. RSUD Dr Muhammad Zein Painan menggunakan pengelolaan data dan informasi untuk data
Kecelakaan Kerja
I. RSUD Dr Muhammad Zein Painan menjaga keamanan dan kerahasiaan data serta memberikan
data yang dibutuhkan oleh badan/pihak lain di luar rumah sakit di luar rumah sakit sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
J. Rumah sakit dalam membangun sistim informasi harus membuat perencanaan sistem manajemen
informasi, tentang operasional dan pelayanan rumah sakit dengan melibatkan Profesional Pemberi
Asuhan (PPA).
K. Perencanaan juga mempertimbangkan misi rumah sakit, pelayanan yang diberikan, sumber daya,
akses teknologi yang dapat dicapai, dan dukungan komunikasi efektif antara pemberi pelayanan.
L. Permintaan terhadap data dan informasi harus selalu mengacu pada ketentuan dalam peraturan
perundangan misalnya rahasia kedokteran.
M. Strategi manajemen informasi rumah sakit harus berpedoman pada prioritas kebutuhan informasi
dari sumber-sumber memengaruhi dan kemampuan mengimplementasikan sesuai dengan ukuran
rumah sakit, kompleksitas pelayanan, ketersediaan staf terlatih, dan sumber daya manusia serta
tekhnikal lainnya serta meliputi seluruh unit kerja dan pelayanan yang ada di rumah sakit.
N. Kebutuhan teknologi yang tersedia diintegrasikan dengan proses manajemen informasi yang ada
saat ini serta membantu mengintegrasikan aktivitas seluruh unit kerja dan pelayanan rumah sakit.
O. Rumah sakit mengumpulkan dan menganalisis data menjadi informasi untuk mendukung asuhan
pasien serta manajemen rumah sakit.
P. Data dan informasi dilaporkan secara tepat waktu sesuai dengan jadwal yang disepakati.
Q. Rumah sakit menetapkan unit kerja yang mengelola SIMRS dan memiliki sumber daya manusia
yang terdiri atas kepala unit serta staf dengan kualifikasi analisis sistem, programmer, hardware,
dan pemeliharaan jaringan.
BAB IV
TATA
LAKSANA

A. RSUD Dr Muhammad Zein Painan menggunakan pedoman pengelolaan data dan


informasi yang didukung dengan teknologi informasi, mulai dari: pengumpulan, validasi,
analisis pelaporan, dan publikasi data untuk internal rumah sakit dan eksternal RS.
RSUD Dr Muhammad Zein Painan memperhatikan kerahasiaan pasien sesuai dengan
peraturan perundang-undangan saat melakukan publikasi data;

1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan salah satu kegiatan program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien untuk mendukung asuhan pasien dan manajemen rumah sakit lebih
baik. Entry data berbasis IT dan melalui system menggunakan aplikasi Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dan atau Sistem Manajemen Data Akreditasi
(SISMADAK)
a. Pelaksana Pengumpulan Data Mutu
Pengumpulan data dilaksanakan dengan berbasis oleh pengumpul data di
masing-masing unit kerja dengan kualifikasi :
1) Ditunjuk di dalam SK Penetapan pengumpul data dari masing- masing
unit kerja
2) Telah mengikuti pelatihan PMKP

b. Langkah-langkah pengumpulan data :


Setiap data yang akan dikumpulkan harus berpedoman pada masing- masing
kamus/ profil indikator
1) Tentukan besar sampel dari setiap indikator yang akan dikumpulkan datanya
dengan melihat Tabel Isaac Michael sesuai dengan ketentuan sampel yang
tertera di dalam kamus/ profil indikator (poin 17)
2) Kumpulkan data setiap indikator dari sumber data yang sudah
ditentukan pada kamus/ profil indikator (poin 7)
3) Catat/entry data dalam form pengumpulan data (form ceklis harian),
kamus/ profil indikator (poin 28)
4) Sampel yang telah terpenuhi, dijumlahkan masing-masing data
numerator dan denumerator
5) Tentukan capaian indikator sesuai formula perhitungan yang tertera
pada kamus/ profil indikator (poin 23).
6) Catat nilai capaian pada form rekap data indikator mutu

2. Validasi
Validasi data merupakan alat penting untuk memahami mutu data dan untuk
menetapkan tingkat kepercayaan (confidence level) para pengambil keputusan terhadap
data itu sendiri. Validasi data merupakan proses mengukur keakuratan data.
Keabsahan dan ketepercayaan pengukuran adalah inti dari
semua perbaikan dalam program peningkatan mutu. Proses validasi data secara internal
perlu dilakukan karena program mutu dianggap valid jika data yang dikumpulkan
sudah sesuai, benar, dan bermanfaat
Rumah sakit menetapkan regulasi validasi data antara lain meliputi :
a. Pelaksana Validasi Data
Validasi data dilaksanakan oleh Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien. Validator ditetapkan dengan SK Direktur RSUD Dr Muhammad Zein
Painan.

b. Setiap data harus divalidasi, jika :


1) Merupakan pengukuran area klinik baru;
2) Bila ada perubahan sistem pencatatan pasien dari
manual ke elektronik sehingga sumber data berubah;
3) Bila data dipublikasi ke masyarakat baik melalui web site
rumah sakit atau media lain;
4) Bila ada perubahan pengukuran;
5) Bila ada perubahan data pengukuran tanpa diketahui sebabnya;
6) Bila ada perubahan subjek data seperti perubahan umur rata-rata pasien,
protokol riset diubah, panduan praktik klinik baru diberlakukan, serta terdapat
teknologi dan metodologi pengobatan baru.

c. proses validasi data mencakup, namun tidak terbatas sebagai berikut:

1) mengumpulkan ulang data oleh orang kedua yang tidak terlibat


dalam proses pengumpulan data sebelumnya (data asli);
2) menggunakan sampel tercatat, kasus, dan data lainnya yang sahih secara
statistik. Sampel 100% hanya dibutuhkan jika jumlah pencatatan, kasus,
atau data lainnya sangat kecil jumlahnya;
3) membandingkan data asli dengan data yang dikumpulkan ulang;
4) menghitung keakuratan dengan membagi jumlah elemen data yang
ditemukan dengan total jumlah data elemen dikalikan dengan 100. Tingkat
akurasi 90% adalah patokan yang baik;
5) jika elemen data yang diketemukan ternyata tidak sama dengan catatan
alasannya (misalnya data tidak jelas definisinya) dan dilakukan tindakan
koreksi; koleksi sampel baru setelah semua tindakan koreksi dilakukan
untuk memastikan tindakan menghasilkan tingkat akurasi yang
diharapkan.

Adapun langkah-langkah melakukan validasi data, yaitu:


a) Validator mengumpulkan ulang data sesuai dengan cara mengumpulkan data
sesuai dengan profil indikator.Sampel 100% hanya dibutuhkan jika jumlah
pencatatan, kasus, atau data lainnya sangat kecil jumlahnya;
b) membandingkan data asli dengan data yang dikumpulkan ulang;
c) menghitung keakuratan dengan membagi jumlah elemen data yang ditemukan
dengan total jumlah data elemen dikalikan dengan 100. Tingkat akurasi 90%
adalah patokan yang baik, Jika kesamaan hasil yang didapatkan
≥ 90 maka akurasi data dapat disimpulkan baik;
d) Jika kesamaan hasil yang didapatkan ≤90% , maka validator bersama pengumpul
data mencari tahu alasannya dan didiskusikan untuk menyamakan persepsi. jika
elemen data yang diketemukan ternyata tidak sama dengan catatan alasannya
(misalnya data tidak jelas definisinya) dan dilakukan tindakan koreksi; koleksi
sampel baru setelah semua tindakan koreksi dilakukan untuk memastikan tindakan
menghasilkan tingkat akurasi yang diharapkan.
e) Hasil validasi didokumentasikan dalam bentuk laporan validasi sesuai
dengan form validasi data mutu yang telah ditetapkan.
3. Analisa
Analisis data merupakan salah satu kegiatan program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien untuk mendukung asuhan pasien dan manajemen rumah sakit
a. Analisis data yang dilakukan, yaitu :
1) Membandingkan data di rumah sakit dari waktu ke waktu data
(analisis
trend), misalnya dari bulanan ke bulan atau dari tahun ke tahun;
2) Membandingkan dengan rumah sakit lain bila mungkin yang sejenis seperti
melalui database eksternal baik nasional maupun internasional;
3) Membandingkan dengan standar seperti yang ditentukan oleh badanb
akreditasi atau organisasi profesional ataupun standar yang ditentukan oleh
peraturan perundang-undangan;
4) Membandingkan dengan praktik yang diinginkan yang dalam literatur
digolongkan sebagai best practice (praktik terbaik) atau better practice
(praktik yang lebih baik) atau practice guidelines (panduan praktik klinik).
b. RSUD Dr M Zein menggunakan metode atau teknik statistik sebagai berikut untuk
mendukung pelaksanaan analisis data, yaitu :
1) run chart : juga dikenal sebagai grafik garis adalah grafik
sederhana yang menggambarkan data dari waktu ke waktu
Digunakan untuk :
 memahami gambaran umum suatu proses
 trend dan shift/pergeseran dalam proses
 variasi dari waktu ke waktu
 untuk mengidentifikasi penurunan atau peningkatan proses dari
waktu ke waktu
2) histogram
 Data ditampilkan dalam grafik.
 Mudah utk melihat trend
 Easy to “eye-ball”
 Tidak ideal untuk analisis statistik.
c. Pimpinan unit kerja melakukan upaya perbaikan mutu berdasarkan hasil capaian
indikator mutu dengan metode PDSA
Metode mutu yang digunakan di RSUD Dr M Zein Painan adalah Trias Mutu
1) Frame work Donabedian sebagai dasar membangun standar: Struktur (SDM,
Fasilitas), membangun standar Proses,dan menilai Outcome. Setelah menetapkan
pengukuran mutu, dilengkapi dengan profil indikator maka dilakukan proses
pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan berbasis IT oleh pengumpul data
di ruangan masing-masing. Setiap bulan akan mendapatkan capaian mutu di unit,
yang dibandingkan terhadap standar. Jika data mencapai standar, maka
dipertahankan.
2) Jika data tidak mencapai standar 3 bulan berturut-turut, maka dicari akar
permasalahan dengan menggunakan fish bone diagram ischikawa dan dianalisis
dari struktur dan proses.
3) Selanjutnya untuk peningkatan mutu dengan menggunakan PDSA untuk
redisain.

Adapun tahap dari pelaksanaan PDSA dijelaskan berikut ini :

Berikut dijelaskan tahapan PDSA :


1) Plan (PDSA) pada tahap ini tim akan membuat rencana untuk perbaikan dengan
berdasarkan 5 W ( dan pelaksanaan solusi dengan metode SMART

S : Spesifik
M : Measurable
A : Achievable R
: Realistic
T : Time Specific

2) Do (PDSA) Tahapan melaksanakan apa yang telah direncanakan guna menguji perubahan.
Pada tahap ini bisa dipertimbangkan apakah pelaksanaan sudah sesuai dengan rencana
ataukah akan memodifikasi rencana yang telah dibuat.
3) Study (PDSA) pelaksanaan monitoring, check hasil dan ukur
perubahan Cek Hasil :
a) Bila outcome yang diinginkan tercapai, lakukan perbaikan yang diharapkan
b) Bandingkan data yang dikumpulkan dari proses
c) Cek dampak atau outcome yang tidak diharapkan

4) Action (PDSA), Implementasikan


a) Jika improvement tercapai, standarisasi proses, misalnya :
1) Buat SPO
2) Buat dokumen dan berdayakan
3) Latih staf (sosialisasi / pelatihan)
b) Jika improvement tidak tercapai, ulang kembali siklus PDSA
c) Untuk kedua situasi di atas, lanjutkan monitor proses untuk
identifikasi improvement lebih lanjut
4. Pelaporan

unit kerja melakukan pengumpulan data dan analisa data. Data dilaporkan ke Komite
PMKP setiap bulannya sebelum tanggal 7. Komite PMKP akan melakukan rekapitulasi
data dari unit kerja dan memvalidasi data-data yang butuh divalidasi oleh Komite
PMKP. Hasil rekapan data akan dianalisis dan dilengkapi dengan trend data, penyebab
terjadinya dan rekomendasi, hasil analisis ini dilaporkan kepada Direktur sekali tiga
bulan. Direktur akan memberikan laporan kepada Dewan Pengawas, dimana nantinya
Dewan Pengawas akan memberikan pertimbangan dan saran bagi rumah sakit
berdasarkan laporan yang telah diterima kepada Direktur.
Laporan ke Dewan Pengawas meliputi :
1. Laporan capaian indikator dan analisanya setiap tiga bulan
2. Laporan kejadian tidak diharapkan (KTD) setiap enam bulan
3. Laporan kejadian sentinel setiap ada kejadian, dan laporan ulang setelah kejadian
sentinel. Selesai dilakukan analisis dengan menggunakan metode root cause analysis
(RCA).
Berdasarkan hasil pertimbangan dan saran dari Dewan Pengawas, Direktur akan
memberikan instruksi kepada unit kerja sebagai bentuk tindak lanjut dari data yang
dilaporkan oleh unit kerja terkait dan Komite PMKP. Direktur, Kabid, Kabag beserta
Komite PMKP akan melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Program PMKP di
unit kerja.
5. Publikasi indikator mutu
Data Indikator Mutu di RSUD Dr Muhammad Zein Painan
dipublikasikan dengan beberapa cara yaitu :
a) Penyampaian data mutu ke unit kerja adalah proses menginformasikan/
mensosialisasikan capaian data indikator mutu kepada unit kerja. Dilakukan pada
rapat rutin Komite PMKP dengan seluruh pimpinan unit kerja setiap tiga bulan.
b) Penyampaian data mutu ke staf di unit kerja. Bentuk informasi yang diberikan
berupa grafik dan analisa datanya. Waktu penyampaian data dilaksanakan setiap
triwulan. Grafik analisa data di tempelkan di story board dan disampaikan dalam
rapat staf oleh pimpinan unit kerja.
1) Data mutu dalam bentuk grafik yang sudah dianalisa oleh Komite PMKP
disampaikan ke unit kerja terkait.
2) Data mutu dijelaskan oleh Komite PMKP kepada pimpinan unit sesuai
dengan jumlah dan jenis indikator yang ada di unit kerja tersebut.
3) Pimpinan unit kerja menjelaskan hasil capaian data indikator mutu
kepada staf dalam rapat staf.
4) Pimpinan unit menindaklanjuti rekomendasi yang diberikan oleh Komite PMKP
c) Publikasi melalui website RSUD Muhammadd Zein Painan yang
dilaksanakan setiap semester.
e) Menyediakan data yang dibutuhkan oleh badan/pihak lain di luar rumah sakit sesuai
dengan alur dan peraturan perundang-undangan.

B. RSUD Dr Muhammad Zein Painan menggunakan pedoman pengelolaan data dan informasi
meliputi, data dari indikator mutu unit dan indikator mutu prioritas rumah sakit;

Indikator Mutu Unit terdiri dari :


1. Indikator mutu nasional (bila ada)
Indikator mutu Nasional yang dikumpulkan datanya di RSUD Dr M Zein Painan antara lain
: 12 Indikator Mutu Pelayanan Rumah Sakit

2. Indikator mutu prioritas rumah sakit (bila ada) Indikator Mutu Prioritas
Rumah Sakit Terdiri dari :
a. Indikator Area Klinis
b. Indikator Area Manajerial
c. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien
d. Indikator Riset Klinik dan Program Pendidikan Profesi
3. Indikator mutu prioritas unit
4. Indikator mutu yang dipersyaratkan Bab SNARS
5. Indikator mutu pelayanan yang dikontrakkan (bila ada)
6. Evaluasi kepatuhan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
terhadap PPK (bila ada)
7. Data untuk Ongoing Practice Professional Evaluation (OPPE) untuk
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) (bila ada)

C. RSUD Dr Muhammad Zein Painan menggunakan pedoman pengelolaan data dan


informasi dari pelaporan insiden keselamatan pasien

Data insiden keselamatan pasien yang dilaporkan di RSUD Dr Muhammad Zein Painan
terdiri dari beberapa jenis insiden yaitu :
1. Kejadian nyaris cedera (KNC) adalah suatu insiden yang belum sampai terpapar ke pasien
sehingga tidak menyebabkan cedera pada pasien. Kejadian nyaris cedera meliputi:
a. Semua kejadian salah obat, yang belum sampai terpapar ke pasien
b. Semua kesalahan medis (medical error) yang belum sampai terpapar ke pasien
2. Tidak Cidera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak
menimbulkan cedera, dapat terjadi karena "keberuntungan" (misal; pasien terima suatu
obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat), atau "peringanan" (suatu obat dengan
reaksi alergi diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan antidotumnya).
3. Kejadian tidak diharapkan (KTD) adalah suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang
tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan (commission) atau karena tidak bertindak
(ommission), bukan karena underlying diseases/kondisi

pasien. Kejadian tidak diharapkan (KTD) mencakup:


a. Semua reaksi transfusi yang sudah dikonfirmasi, jika sesuai untuk
rumah sakit
b. Semua kejadian serius akibat reaksi obat, jika sesuai dan sebagaimana yang
didefinisikan oleh rumah sakit
c. Semua kesalahan pengobatan yang signifikan jika sesuai dan
sebagaimana yang didefinisikan oleh rumah sakit

d. Semua perbedaan besar antara diagnosis praoperasi dan diagnosis pascaoperasi;


sebagai contoh, diagnosis praoperasi adalah obstruksi saluran pencernaan dan
diagnosis pascaoperasi adalah ruptur aneurisme aorta abdominalis (AAA)
e. Kejadian tak diharapkan atau pola kejadian tak diharapkan selama sedasi
prosedural tanpa memandang cara pemberian
f. Kejadian tak diharapkan atau pola kejadian tak diharapkan selama
anestesi tanpa memandang cara pemberian
g. Kejadian-kejadian lain; sebagai contoh, infeksi yang berkaitan
dengan perawatan kesehatan atau wabah penyakit menular
4. Kejadian sentinel adalah peristiwa tidak terduga yang melibatkan kematian atau cedera
yang serius secara fisik dan psikologis. RSUD Dr Muhammad Zein Painan menetapkan
definisi operasional kejadian sentinel yang mencakup:
a. Kematian yang tidak terduga, termasuk:
1) Kematian yang tidak terkait dengan sebab alamiah dari penyakit dan
penyakit dasar seorang pasien.
2) Kematian atas bayi cukup bulan; dan
3) Bunuh diri;
b. Kehilangan fungsi tubuh pasien yang luas dan permanen yang tidak terkait
dengan perjalanan alamiah dari penyakit atau penyakit dasarnya;
c. Salah lokasi, salah prosedur, salah pasien ketika operasi;

d. Penularan penyakit yang kronik atau fatal akibat infus darah atau produk
darah atau transplantasi organ atau jaringan yang
terkontaminasi
e. Penculikan bayi atau bayi dipulangkan dengan orang tua yang salah;
f. Pemerkosaan, kekerasan di tempat kerja seperti penyerangan (menyebabkan
kematian atau kehilangan fungsi tubuh yang permanen) atau pembunuhan (yang
disengaja) atas pasien, anggota staf, dokter, mahasiswa kedokteran, siswa latihan,
pengunjung atau vendor pihak ketiga ketika berada dalam lingkungan rumah sakit.
Tatalaksana Pelaporan insiden keselamatan pasien dan analisis insiden keselamatan
pasien dijelaskan pada panduan pelaporan insiden keselamatan pasien.
D. RSUD Dr Muhammad Zein Painan menggunakan pedoman pengelolaan data dan
informasi hasil monitoring kinerja staf klinis.

Setiap unit kerja melakukan pelaporan indikator kinerja individu (IKI) untuk semua staf setiap
bulannya ke bagian SDM.Untuk item kinerja yang berkaitan dengan pengukuran data mutu, maka
setiap unit kerja harus menjadikan indikator tersebut menjadi bagian menjadi indikator mutu
unitnya dan menggunakan data yang terukur dalam memberikan penilaian IKI tersebut.
Tatalaksana tentang pengukuran data hasil monitoring kinerja staf klinis dijelaskan pada panduan
Ongoing Practice Professional Evaluation (OPPE).

E. RSUD Dr Muhammad Zein Painan menggunakan pedoman pengelolaan data dan


informasi hasil pengukuran budaya keselamatan;

1. Survei Budaya Keselamatan Pasien dilaksanakan oleh Tim Budaya


Keselamatan setiap tahun dengan variabel sebagai berikut :
a. Karakteristik Responden
b. Dimensi Budaya Keselamatan Pasien (Tingkat Unit dan Manajemen)
c. Outcome Keselamatan Pasien
d. Level Keselamatan Pasien
e. Jumlah Pelaporan Insiden

Tatalaksana pengukuran budaya keselamatan pasien dijelaskan pada Panduan Pengukuran


Budaya Keselamatan Pasien.
Hasil survei budaya keselamatan pasien dianalisis oleh Tim Budaya Keselamatan dan
disampaikan kepada seluruh unit kerja dalam bentuk rapat koordinasi.
2. Survei Budaya Keselamatan dilaksanakan oleh Tim Budaya Keselamatan setiap
tahun dengan variabel sebagai berikut:
a. Pembelajaran organisasi
b. Team work dalam unit di Rumah Sakit
c. Dukungan Manajemen
Hasil survei budaya keselamatan dianalisis oleh Tim Budaya Keselamatan dan disampaikan
kepada seluruh unit kerja dalam bentuk rapat koordinasi.

F. RSUD Dr M Zein Painan menggunakan pedoman pengelolaan data dan informasi


Surveilans Infeksi.

1. Data Surveilans Infeksi yang dimaksud adalah :


a. Ventilator Associated Pneumonia (VAP)
b. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
c. Infeksi Daerah Operasi (IDO)
d. Hospital Acquired Pneumonia (HAP)
e. Infeksi Aliran Darah (IAD)
f. Phlebitis
2. Langkah kegiatan dalam pelaksanaan surveilans meliputi :
a. Perencanaan Surveilans
1) Tahap 1 : Mengkaji populasi pasien
Tentukan populasi pasien yang akan dilakukan survei apakah semua
pasien/sekelompok pasien/pasien yang berisiko tinggi saja.
2) Tahap 2 : Menseleksi hasil/proses surveilans
Lakukan seleksi hasil surveilans dengan pertimbangan kejadian paling
sering/dampak biaya/diagnosis yang paling sering.
3) Tahap 3 : Penggunaan definisi infeksi
Gunakan definisi infeksi yang mudah dipahami dan mudah diaplikasikan,
Nosocomial Infection Surveillance System (NISS) misalnya menggunakan
National Health Safety Network (NHSN), Center for Disease Control (CDC)
atau Kementerian Kesehatan.

b. Pengumpulan Data
Tahap 4 : mengumpulkan data surveilans
1) Mengumpulkan data surveilans oleh orang yang kompeten,
profesional, berpegalaman, dilakukan oleh IPCN.
2) Memilih metode surveilans dan sumber data yang tepat.
3) Data yang dikumpulkan dan dilakukan pencatatan meliputi data demografi, faktor
risiko, antimikroba yang digunakan dan hasil kultur resistensi, nama, tanggal lahir,
jenis kelamin, nomor catatan medik, tanggal masuk RS. Tanggal infeksi
muncul,lokasi infeksi,ruang perawatan Saat infeksi muncul pertama kali.
Faktor risiko:alat,prosedur,factor lain yang berhubungan dengan IRS,
Dataradiology/imaging : X-ray, CTscan, MRI, dsb.
4) Metode observasi langsung merupakan gold standard.

c. Analisis
Tahap 5 : Penghitungan dan stratifikasi
1) Incidence rate
Numerator adalah jumlah kejadian infeksi dalam kurun waktu tertentu.
Denominator adalah jumlah hari pemasangan alat dalam kurun waktu tertentu atau
jumlah pasien yang dilakukan tindakan pembedahan dalam kurun waktu tertentu.
2) Menganalisis incidence rate infeksi
Data harus dianalisa dengan cepat dan tepat untuk mendapatkan informasi apakah
ada masalah infeksi rumah sakit yang memerlukan penanggulangan atau
investigasi lebih lanjut.

Tahap 6 : Strasitifikasi risiko


Trasitifikasi Risiko infeksi berdasarkan kategori risk, klasifikasi operasi
klasifikasi ASA dan T Time
Klasifikasi Jenis Operasi (Kategori Operasi)

Operasi Bersih
- Operasi yang dilakukan pada daerah kulit yang pada kondisi pra
bedah dalam keadaan utuh, tidak terdapat peradangan;
- Operasi tidak membuka traktus respiratorius, traktus
gastrointestinal, orofaring, traktus urinarius atau traktus billier;
- Operasi terencana dengan penutupan kulit primer, dengan atau
tanpa pemakaian drain terrtutup;
- Kemungkinan infeksi tidak lebih dari 2% (infeksi saat operasi dari
petugas/lingkungan)

Operasi Bersih Tercemar:
- Operasi membuka traktus digestivus, traktus billier, traktus urinarius,
traktus respiratorius sampai dengan orofaring, atau traktus reproduksi
kecuali ovarium;
- Operasi tanpa pencemaran nyata (gross spillage), contohnya
operasi pada traktus billier, apendiks, vagina atau orofaring;
- Kemungkinan untuk infeksi 4 – 10 %.


Operasi Tercemar:
- Operasi yang dilakukan pada kulit terbuka, tetapi masih
dalam waktu emas (Golden periode);
- Kemungkinan untuk infeksi 20%.


Operasi Kotor:
- Perforasi traktus digestivus, traktus urogenitalis atau
traktus respiratorius yang terinfeksi;
- Melewati daerah purulen (Inflamasi Bakterial);
- Luka terbuka lebih dari 6 (enam) jam setelah kejadian,
terdapat jaringan luas atau kotor;

- Dokter yang melakukan operasi menyatakan sebagai luka


operasi kotor/terinfeksi;
- Kemungkinan untuk terinfeksi 40%.

Klasifikasi Kondisi Pasien berdasarkan American Society of Anesthesiologists (ASA) Score:


- ASA 1 : Pasien Sehat;
- ASA 2 : Pasien dengan gangguan sistematik ringan–sedang;
- ASA 3 : Pasien dengan gangguan sistematik berat;
- ASA 4 : Pasien dengan gangguan sistematik berat yang
mengancam kehidupan;
- ASA 5 : Pasien tidak diharapkan hidup walaupun
dioperasi atau tidak.
Durasi Operasi (The T Point for Common Surgical Prosedur) Lama operasi
adalah waktu mulai dibuka insisi sampai penutupan kulit.

N Jenis T Point
o Operasi (hrs)
1 Coronary artery bypass 5
graft
2 Bile duct, liver or 4
pancreatic surgery
3 Craniotomy 4
4 Head and neck surgery 4
5 Colonic surgery 3
6 Joint prosthesis surgery 3
7 Vaskuler surgery 3
8 Abdominal or vaginal 2
hysterectomy
9 Ventrikular shunt 2 2
1 Herniorraphy 2
0
1 Appendictomy 1 1
1
1 Limb amputation 1
2
1 SC 1
3

d. Interpretasi Tahap 7
: Interpretasi
Interpretasi yang dibuat harus menunjukkan informasi tentang penyimpangan yang terjadi.
Bandingkan angka infeksi rumah sakit apakah ada penyimpangan, dimana terjadi kenaikan
atau penurunan yang cukup tajam. Bandingkan rate infeksi dengan NNIS/CDC/WHO.
Perhatikan dan bandingkan kecenderungan menurut jenis infeksi, ruang perawatan dan
mikroorganisme patogen penyebab bila ada. Jelaskan sebab- sebab peningkatan atau
penurunan angka infeksi rumah sakit dengan melampirkan data pendukung yang
relevan dengan masalah yang dimaksud.

e. Pelaporan Tahap 8
: Laporan
 Laporan dibuat secara periodik, tergantung institusi bisa setiap
triwulan, semester, tahunan atau sewaktu-waktu jika diperlukan.
 Laporan dilengkapi dengan rekomendasi tindak lanjut bagi pihak terkait
dengan peningkatan infeksi.
 Laporan didesiminasikan kepada pihak-pihak terkait.
 Tujuan diseminasi agar pihak terkait dapat memanfaatkan informasi tersebut
untuk menetapkan strategi pengendalian infeksi rumah sakit.
f. Evaluasi
a) Langkah-langkah proses surveilans
b) Ketepatan waktu dari data
c) Kualitas data
d) Ketepatan analisa
e) Hasil penilaian: apakah sistem surveilans sudah sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Hasil pelaksanaan surveilans merupakan dasar untuk melakukan perencanaan
lebih lanjut. Jika terjadi peningkatan infeksi yang signifikan yang dapat dikatagorikan
kejadian luar biasa, maka perlu dilakukan upaya penanggulangan kejadian luar biasa.

H. RSUD Dr M Zein Painan menggunakan pedoman pengelolaan data dan informasi untuk
Data Kecelakaan Kerja yang dikaji berdasarkan lokasi kejadian dan dampak dari
kecelakaan kerja tersebut.

1. Apabila terjadi insiden kecelakaan kerja di unit kerja, maka harus dilaporkan segera
kepada atasan langsung
2. Unit kerja mengisi formulir laporan awal insiden kecelakaan kerja
3. Unit kerja melaporkan insiden kecelakaan kerja ke Komite K3RS dalam waktu
paling lama 2 x 24 jam
4. Untuk kejadian KTD dan sentinel Komite K3RS membentuk tim investigasi untuk
analisa selanjutnya.
5. Laporan hasil investigasi diberikan kepada Direktur, dan Direktur lainnya serta
kepada unit kerja terkait untuk ditindaklanjuti.
6. Unit kerja wajib melaksanakan perbaikan sesuai hasil investigasi
7. Unit Kerja merekapitulasi semua insiden kecelakaan kerja yang terjadi di unitnya setiap
bulan dan dikirimkan ke Komite K3RS setiap tanggal 7 setiap bulannya.
8. Komite K3RS merekapitulasi semua jenis insiden kecelakaan kerja setiap bulannya dan
melaporkan ke Direktur serta Sub Komite Manajemen Risiko Komite PMKP.

I. RSUD Dr Muhammad Zein Painan menjaga keamanan dan kerahasiaan data serta
memberikan data yang dibutuhkan oleh badan/pihak lain di luar rumah sakit sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;

Data yang dibutuhkan oleh badan/pihak lain di luar rumah sakit diberikan secara offline dan online,
dimana untuk data yang diberikan secara offline dapat berupa pengiriman data rumah sakit ke
badan/pihak lain di luar rumah sakit dalam bentuk tertulis. Data yang diberikan secara online bisa
melalui aplikasi atau website tertentu yang langsung berhubungan dengan badan/pihak di luar
rumah sakit, contohnya pengiriman data RL 5, data pengembalian rekam medis kurang dari 24 jam,
pendaftaran pasien rawat jalan online, data ketersediaan tempat tidur, dan pengiriman data rumah
sakit melalui SISMADAK.
J. Rumah sakit dalam membuat perencanaan sistem manajemen informasi dengan
melibatkan :

a. Profesional pemberi asuhan (PPA)


b. Ketua komite, kepala bidang/ kepala instalasi
c. Pihak lain di luar rumah sakit yang membutuhkan data atau informasi tentang
operasional dan pelayanan rumah sakit.

K. Perencanaan juga mempertimbangkan misi rumah sakit, pelayanan yang diberikan,


sumber daya, akses teknologi yang dapat dicapai, dan dukungan komunikasi efektif antara
pemberi pelayanan.

L. Permintaan terhadap data dan informasi harus selalu mengacu pada ketentuan dalam
peraturan perundangan misalnya rahasia kedokteran.

M. Strategi manajemen informasi rumah sakit harus berpedoman pada prioritas kebutuhan
informasi dari sumber-sumber memengaruhi dan kemampuan mengimplementasikan sesuai
dengan ukuran rumah sakit, kompleksitas pelayanan, ketersediaan staf terlatih, dan sumber
daya manusia serta teknikal lainnya serta meliputi seluruh unit kerja dan pelayanan yang
ada di rumah sakit.

N. Kebutuhan teknologi yang tersedia diintegrasikan dengan proses manajemen informasi yang
ada saat ini serta membantu mengintegrasikan aktivitas seluruh unit kerja dan pelayanan
rumah sakit.

O. Rumah sakit mengumpulkan dan menganalisis data menjadi informasi untuk mendukung
asuhan pasien serta manajemen rumah sakit. Adapun kumpulan data terdiri dari :
a. Data mutu dan insiden keselamatan pasien
b. Data surveilans infeksi
c. Data kecelakaan kerja
d. Data informasi ketersediaan tempat tidur ( SIRANAP )
e. Data terkait SISMADAK

Data dikumpulkan dari seluruh unit dianalisis diubah menjadi informasi

P. Data dan informasi dilaporkan secara tepat waktu sesuai dengan jadwal yang
disepakati.

Q. Rumah sakit menetapkan unit kerja yang mengelola SIMRS dan memiliki sumber daya
manusia yang terdiri atas kepala unit serta staf dengan kualifikasi analisis sistem,
programmer, hardware, dan pemeliharaan jaringan.

Sistem informasi manajemen rumah sakit yang selanjutnya disingkat SIMRS adalah sistem
teknologi informasi komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh
alur proses pelayanan rumah sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan, dan prosedur
administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat serta akurat, dan merupakan bagian dari
Sistem Informasi Kesehatan. Sistem informasi kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi
data: informasi, indikator, prosedur, teknologi, perangkat, serta sumber daya manusia yang saling
berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna
dalam mendukung pembangunan kesehatan. Rumah sakit dalam membuat perencanaan sistem
manajemen informasi harus menggabungkan masukan dari berbagai sumber, antara lain: para
profesional pemberi asuhan (PPA), para kepala bidang dan kepala unit pelayanan; 3. badan/pihak
lain di luar rumah sakit yang membutuhkan data atau informasi tentang operasional dan pelayanan
rumah sakit. Perencanaan juga mempertimbangkan misi rumah sakit, pelayanan yang diberikan,
sumber daya, akses teknologi yang dapat dicapai, dan dukungan komunikasi efektif antara pemberi
pelayanan.
Permintaan terhadap data dan informasi harus selalu mengacu pada ketentuan dalam peraturan
perundangan, misalnya tentang rahasia kedokteran. Prioritas kebutuhan informasi dari sumber-
sumber memengaruhi strategi manajemen informasi rumah sakit dan kemampuan
mengimplementasikan strategi tersebut, sesuai dengan ukuran rumah sakit, kompleksitas pelayanan,
ketersediaan staf terlatih, dan sumber daya manusia serta tekhnikal lainnya. Perencanaan yang
komprehensif meliputi seluruh unit kerja dan pelayanan yang ada di rumah sakit. Kebutuhan
teknologi yang tersedia diintegrasikan dengan proses manajemen informasi yang ada saat ini serta
membantu mengintegrasikan aktivitas seluruh unit kerja dan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit
mengumpulkan dan menganalisis data menjadi informasi untuk mendukung asuhan pasien serta
manajemen rumah sakit. Informasi tersebut memberikan gambaran/profil rumah sakit selama kurun
waktu tertentu dan dapat digunakan untuk membandingkan kinerja dengan rumah sakit lain. Jadi,
kumpulan data merupakan bagian penting dalam upaya peningkatan kinerja rumah sakit. Data dan
informasi dilaporkan secara tepat waktu sesuai dengan jadwal yang disepakati.
BAB V
DOKUMENTAS
I

PROFIL INDIKATOR

PETUNJUK PENGISIAN KAMUS INDIKATOR

1 Nama Indikator Diisi lengkap, berisi tentang topik yang akan diamati, waktu/periode
dan lokasi pengamatan.
2 Kode Indikator Diisi oleh Komite PMKP
3 Jenis Indikator Pilih indikator dengan memberi tanda ceklis (√):
☐ Indikator mutu Nasional
☐ Indikator Mutu Prioritas RS
☐ Indikator Mutu PrioritasUnit
☐ Indikator Mutu Pelayanan yang dikontrakan
☐ Evaluasi Kepatuhan DPJP terhadap PPK
☐ Data untuk OPPE-PPA
4 Alasan Pemilihan Indikator Jelaskan dengan singkat latar belakang mengapa indikator tersebut
perludiukur danapaakibatnya jika capaian indikator tersebut rendah. Gunakan
data berupa data kuantitatif untuk mendukung latar belakang tersebut.
Bisa juga menggunakan score pembobotan (grading/scoring)

5 Tujuan Jelaskan untuk apa indikator di unit kerja anda itu dikerjakan
6 Kepustakaan/Panduan/R Sumber referensi penyusunan indicator
eferensi Indikator
7 Sumber Data Asal atau tempat memperoleh data (primer atau sekunder), atau
sumber bahan nyata / keterangan yang dapat dijadikan dasar kajian yang
berhubungan langsung dengan persoalan. Pilih dengan memberi ceklis (√)
data indikator yang dikumpulkan bersumber dari :
☐ Rekam Medik
☐ Catatan Data
☐ Laporan Kepuasan pasien
☐ Sistem Pelaporan
☐ Lainnya, sebutkan

8 Definisi Operasional Penjelasan tentang hal-hal penting dalam pengukuran indikator yang
memerlukan penjelasan secara rinci, spesifik, tegas, dan
pasti
9 Numerator Besaran nilai pembilang dalam rumus indikator kinerja
10 Denumerator Besaran nilai penyebut dalam rumus indikator kinerja
11 Dimensi Pandangan dalam menentukan penilaian terhadap jenis dan mutu
pelayanan yang diberikan, berdasarkan standar WHO dilihat dari, pilih
dengan memberi tanda ceklis (√):
☐ Kelayakan
☐ Ketersediaan (tingkat perawatan dan pelayanan yang tepat, tersedia sesuai
kebutuhan)
☐ Kesinambungan (tingkat perawatan dan pelayanan dikoordinasi antar
disiplin ilmu, antar organisasi sepanjang waktu)
☐ Ketepatan Waktu (tingkat perawatan dan pelayanan diberikan sesuai waktu
yang diperlukan)
☐ Keselamatan (tingkat perawatan dan pelayanan dimana risiko
intervensi dan risiko di lingkungan direduksi untuk pasien, keluarga, residen,
termasuk petugas kesehatan)
☐ Kehormatan dan Harga Diri(tingkatperawatan
danpelayanan diberikan dengan menghargai kebutuhan,
harapan, dan keinginan individu, dimana individu dilibatkan dalam
keputusan perawatan dan pelayanan mereka)
☐ Manfaat (perawatan dan pelayanan yang diterima pasien
bermanfaat)
☐ Efektifitas (tingkat perawatan dan pelayanan sesuai pengetahuan untuk
mencapai outcome yang diinginkan)
☐ Efisiensi (hubungan antara outcome (hasil perawatan dan
pelayanan) dan sumber daya yang digunakan untuk memberikan
perawatan dan pelayanan)
☐ Lainnya,
12 Kriteria Inklusi Sampel yang akan diamati, yang memenuhi kriteria yang telah
ditentukan untuk dianalisa
13 Kriteria Ekslusi Mengeluarkan sampel yang tidak memenuhi kriteria yang telah
ditentukan untuk dianalisa
14 Tipe Indikator Indikator yang diukur dapatdiambil denganmemberi tandaceklis(√):
☐ Struktur (mengukur sarana prasarana / sumber daya)
☐ Proses (mengukur proses kegiatan)
☐ Outcome (mengukur hasil dari suatu proses kegiatan)
☐ Proses dan outcome
15 Metode Pengumpulan Pilih salah satu dengan memberi tanda ceklist (√), metodologi yang
Data digunakan untuk mengumpulkan data indikator:
☐ Retrospektif (data diambil dari kegiatan yang telah lalu)
☐ Concurrent (data diambil dari kegiatan yang baru dimulai / akan
dilakukan)
16 Populasi Keseluruhan obyek atau totalitas subyek yang memiliki karakteristik tertentu
yang akan diamati/diobservasi
17 Sampel Jumlah bagian kecil yang diambil dari populasi sesuai dengan prosedur
tertentu (lihat table Isaac dan Michael)
18 Pengumpul Data Orangyangbertanggungjawabpenuhterhadappengumpulan data di
unit kerja
19 PIC Data Penanggung Jawab data di unit kerja
20 Periode Pengumpulan Pilih salah satu dengan memberi tanda ceklist (√), periode waktu data
data dilaporkan:
☐ Harian ☐Mingguan ☐Bulanan ☐Lainnya...
21 Periode Waktu Pelaporan Pilih salah satu dengan memberi tanda ceklist (√), periode waktu data
dilaporkan:
☐ Bulanan
☐ Triwulan
☐ Semester
☐ Tahunan
22 Tempat Pengumpulan Komite PMKP
Data
23 Formula Pengukuran Formula yang digunakan untuk mengukur capaian indikator
24 Target Nilai atauukuran pencapaian mutu/kinerja tertentu yang telah
ditetapkan dan harus dicapai langsung atau bertahap berdasarkan
kemampuan unit kerja
25 Periode Analisis Data Jangka waktu data dianalisis. Pilih salah satu dengan memberi tanda ceklist
(√), periode waktu data dilaporkan:
☐ Mingguan
☐ Bulanan
☐ Triwulan
☐ Semester
☐ Tahunan
26 Analisa Data Bagaimana data yang dikumpulkan akan dianalisis. Pilih salah satu dengan
memberi tanda ceklist (√), analisis data yang dilakukan:
☐ Run Chart ☐Bar Diagram

Pie Diagram ☐Lainnya, sebutkan
27 Diseminasi Data ke Staf Bagaimana data disampaikan ke staf
28 Formulir Pengumpulan Form yang digunakan sesuai dengan indikator mutu yang dikumpulkan
Data
KAMUS INDIKATOR

1 Nama Indikator
2 Kode Indikator

Indikator mutu Nasional

Indikator Mutu Prioritas RS

Indikator Mutu Prioritas Unit

Jenis Indikator Indikator Mutu Pelayanan yang dikontrakan
3 ☐
Evaluasi Kepatuhan DPJP terhadap PPK

Data untuk OPPE-PPA
4 Alasan Pemilihan Indikator
5 Tujuan
Kepustakaan/Panduan/
6
/Referensi Indikator
☐ Rekam Medik
☐ Catatan Data
7 Sumber Data ☐ Laporan Kepuasan Pasien
☐ Sistem Pelaporan (jelaskan),
☐ Lainnya, sebutkan
8 Definisi Operasional
9 Numerator
10 Denumerator
☐ Kelayakan ☐ Kehormatan dan Harga Diri
☐ Ketersediaan ☐ Manfaat
11 Dimensi
☐ Kesinambungan ☐ Efektifitas
☐ Ketepatan Waktu ☐ Efisiensi
☐ Keselamatan ☐ Lainnya,
12 Kriteria Inklusi
13 Kriteria Ekslusi
☐ Struktur ☐ Outcome
14 Tipe Indikator
☐ Proses ☐ Proses dan Outcome
15 Metode Pengumpulan Data ☐ Retrospektif ☐ Concurrent
16 Populasi
17 Sampel
18 Pengumpul Data
19 Penanggung jawab Data
20 Periode Pengumpulan Data ☐ Harian ☐Mingguan ☐Bulanan ☐Lainnya...
21 Periode Waktu Pelaporan ☐ Bulanan ☐Triwulan ☐Semester ☐Tahunan
22 Tempat Pengumpulan Data Komite PMKP
23 Formula Pengukuran
24 Target
25 Periode Analisis Data ☐ Mingguan
☐ Bulanan
☐ Triwulan
☐ Semester
☐ Tahunan
☐ Run Chart ☐ Bar Diagram
26 Analisis Data
☐ Pie Diagram ☐ Lainnya, sebutkan
- Hasil analisis dalam bentuk informasi dan run chart,
disampaikan dari Komite PMKP ke unit kerja terkait
27 Diseminasi Data ke Staf setiap tiga bulan ditempelkan di papan informasi.
- Disampaikan oleh unit kerja dalam rapat rutin bersama staf
terkait .
28 Formulir Pengumpulan Data
Form Validasi Data

JUDUL INDIKATOR
NUMERATOR
DENUMERATOR
SUMBER DATA
CAPAIAN INDIKATOR
JUMLAH PASIEN
RAWAT JALAN
JASTIFIKASI PERLU
VALIDASI
METODE VALIDASI

HASIL VALIDASI
HASIL ANALISA
KESIMPULAN
RENCANA TINDAK
LANJUT
LAPORAN KEGIATAN PDSA
Judul :
Instalasi :
Bulan – Tahun :
FISH BONE

FASILITAS LINGKUNGAN SDM

a.

b.

MASALAH

PELANGGAN PROSEDUR

P
 Saya berencana untuk :Tulis pernyataan singkat tentang apa yg akan anda rencanakan dalam uji ini. Rencana ini lebih fokus dan
(Plan)
lebih kecil. Rencana ini merupakan sebagian kecil dari implementasi tool
 Saya berharap : Tulis ukuran atau outcome yg akan anda capai . Anda bisa memiliki data kuantitatif atau kualitatif
 Langkah-langkah : Tulis langkah-langkah yg anda akan lakukan dalam siklus, termasuk hal berikut :
a) Populasi dimana anda bekerja – apakah anda mengamati perilaku pasien, dokter atau perawat
b) Batas waktu yg anda lakukan utk studi ini
D
 Apa yang anda amati ?
(Do)
- Bagaimana melakukan apa yang telah direncanakan/dicanangkan/menguji perubahan
- Tulis hasil observasi selama implementasi termasuk bagaimana reaksi misalnya pasien, dokter, perawat. Bagaimana PLAN sesuai
dengan sistem atau alur visit pasien. Anda bisa bertanya, “ Apakah semuanya berjalan sesuai rencana ?” Apakah saya harus
modifikasi
PLAN
S Apa yang dapat dipelajari dan diamati ? Apakah mencapai target yang diinginkan
(Study)
A  Apa yang dapat anda simpulkan dari siklus ini ?
(Action)  Standarisasi hasil perbaikan sehingga dapat digunakan secara berkesinambungan
 Disini anda dapat menulis kesimpulan dari implementasi ini, apakah berhasil atau tidak. Bila tidak berhasil,
apa yg akan anda lakukan selanjutnya pada siklus berikut agar implementasi berhasil, Jika
berhasil, apakah anda siap untuk menyebarkan ke seluruh orang ?
Kuesioner Budaya Keselamatan Pasien

KUESIONER SURVEY BUDAYA

KESELAMATAN PASIEN RSUD DR

MUHAMMAD ZEIN PAINAN

INSTRUKSI
Survey ini dilakukan untuk mengetahui persepsi Bapak/Ibu mengenai budaya patient safety, medical
error dan pelaporan insiden di RSUD Dr Muhammad Zein Painan. Isilah kuesioner ini sesuai
keadaan/suasana kerja di ruangan Bapak/Ibu
Insiden : semua ”error” dan penyimpangan baik yang menyebabkan cedera
ataupun yang tidak menyebabkan cedera pada pasien
Keselamatan Pasien : mencegah Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) atau Kejadian
Nyaris Cedera (KNC) pada pasien saat proses pelayanan.

Bagian A: Unit Kerja Bapak/Ibu


Bapak/Ibu bekerja di ruangan.........................................................................................
Instalasi.................................................................................................................... .......
Mohon dicentang (√) pernyataan-pernyataan dibawah ini dengan isi yang sesuai pendapat
Bapak/Ibu
Sangat
No. Pernyataan tidak setuju Tidak setuju Kadang kadang Setuju Sangat setuju

1 Kami sesama staf di ruangan ini saling mendukung

2
Kami memiliki jumlah staf yang cukup untuk menangani beban kerja yang berat
Jika banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dengan cepat, kami bekerja
3

4 sama menyelesaikannya
Saya merasa setiap orang di ruangan ini saling menghargai
5
Petugas di ruangan ini bekerja sampailemburuntuk

6 melayani pasien
Dalam ruangan ini kami aktif melakukan kegiatan untuk meningkatkan keselamatan pasien (sosialisasi, disk

7 Kami sering menggunakan tenaga cadangan/on call untuk kegiatan di Ruangan


Sangat
Tidak Kadang Sangat
No. Pernyataan tidak Setuju
setuju kadang setuju
setuju

8 Karyawan di ruangan kami


sering merasa bahwa
kesalahan yang dilakukan
digunakan untuk
menyalahkan mereka
9 Di ruangan kami, kesalahan
yang terjadi digunakan untuk
membuat perubahan kearah
yang positif
10 Merupakan keberuntungan bila
insiden yang lebih serius tidak
terjadi di ruangan kami
11 Bila di ruangan kami sibuk,
maka ruangan lain dari instalasi
kami akan membantu
12 Bila ruangan kami melaporkan
suatu insiden, yang dibicarakan
adalah pelakunya bukan
masalahnya
13 Untuk meningkatkan
keselamatan pasien, kami
melakukan evaluasi terhadap
perubahan-
perubahan/per baikan-
perbaikan yang dilakukan
Kami bekerja seolah-olah
dalam keadaan “krisis”,
14 mencoba/berusaha berbuat
banyak dengan cepat
15 Ruangan kami tidak pernah
mengorbankan keselamatan
pasien untuk menyelesaikan
tugas lebih
16 Karyawan merasa khawatir
kesalahan yang mereka buat
akan dicatat di penilaian
kinerja mereka
17 Di ruangan kami banyak
masalah keselamatan pasien

18 Prosedur dan sistem di ruangan kami


sudah baik dalam mencegah
insiden/error
BAGIAN B
MANAJER/SUPERVISOR/ KEPALA INSTALASI ANDA
No Aspek yang ditanyakan Sangat Tidak Kadang Setuju Sangat
tidak setuju kadang setuju
setuju
1 Pimpinan di ruangan kami
memberi pujian jika melihat
pekerjaan diselesaikan sesuai
prosedur keselamatan pasien
2 Pimpinan dengan serius
mempertimbangkan masukan staf
untuk meningkatkan keselamatan
pasien
3 Bila beban kerja tinggi, pimpinan
kami meminta kami bekerja cepat
meski dengan mengambil jalan
pintas
4 Pimpinan kami selalu membesar-
besarkan masalah keselamatan
pasien yang terjadi di ruangan

BAGIAN C

KOMUNIKAS

I No Aspek yang ditanyakan Tidak Jarang Kadang SeringS elalu


pernah sekali kadang
Karyawan di ruangan kami
1 mendapat umpan balik mengenai
perubahan yang dilaksanakan
berdasarkan laporan insiden
Karyawan di ruangan kami
2 bebas berbicara jika melihat
sesuatu yang dapat berdampak
negatif pada pelayanan pasien
Karyawan di ruangan kami
3 mendapat informasi mengenai
insiden yang terjadi di ruangan
Karyawan di ruangan kami dapat
4 mempertanyakan keputusan
atau tindakan yang diambil oleh
atasannya
Di ruangan kami, didiskusikan
5 cara mencegah agar insiden
tidak terulang kembali

6 takut bertanya jika terjadi


hal yang tidak benar
BAGIAN D
FREKUENSI PELAPORAN INSIDEN
No Aspek yang ditanyakan Tidak Jarang Kadang Sering Selalu
pernah sekali kadang
1 Bila terjadi kesalahan, tetapi sempat
diketahui dan dikoreksi sebelum
berdampak pada pasien, seberapa
sering hal ini dilaporkan? (mitigasi)
2 Bila terjadi kesalahan, tetapi berpotensi
mencelakai pasien, seberapa sering
hal ini dilaporkan? (cegah)
3 Bila terjadi kesalahan, dan harusnya
mencederai pasien tetapi ternyata tidak
terjadi cedera, seberapa sering hal ini
dilaporkan? (untung)

BAGIAN E
LEVEL KESELAMATAN PASIEN
Pilih level Keselamatan pasien pada unit anda
a. Sempurna b. Baik c. Bisa diterima d. Sedang e. Buruk

BAGIAN F
RSUD Dr Muhammad Zein Painan
Sangat
Tidak Kadang Sangat
No Aspek yang ditanyakan Tidak Setuju kadang Setuju Setuju
Setuju
1 Manajemen rumah sakit membuat
suasana kerja yang mendukung
keselamatan pasien
2 Di RS, ruangan satu dengan
ruangan yang lain tidak berkoordinasi
dengan baik
3 Bila terjadi pemindahan pasien dari
ruangan satu ke ruangan lain, pasti
menimbulkan masalah terkait dengan
informasi pasien

4 Terdapat kerjasama yang baik antar


ruangan di RS untuk menyelesaikan
pekerjaan bersama

5 Informasi penting mengenai pelayanan


pasien sering hilang saat pergantian
jaga
6 Sering sangat tidak menyenangkan
bekerja dengan staf di ruangan lain di RS
ini
7 Masalah selalu timbul dalam pertukaran
informasi antar ruangan di RS

8 Tindakan manajemen RS
menunjukkan bahwa keselamatan
pasien merupakan prioritas utama
9 Manajemen RS hanya tertarik pada
keselamatan pasien hanya bila terjad i
KTD (Kejadian yang Tidak diharapkan)

10 Ruangan-ruangan di RS
bekerjasama dengan baik untuk
memberikan pelayanan yang
terbaik untuk pasien
11 Pergantian shift merupakan
masalah untuk pasien

BAGIAN G
Dalam 12 bulan terakhir jumlah pelaporan Insiden Keselamatan Pasien yang telah anda lakukan:
a. Tidak ada b. 6-10 laporan
c. 1-2 laporan d. 11-20 laporan
e. 3-5 laporan f. 21 atau lebih laporan

BAGIAN H

LATAR BELAKANG

1. Berapa lama anda bekerja di RS ini?


g. kurang dari 1 tahun h. 11-15 tahun
i. 1-5 tahun j. 16-20 tahun
k. 6-10 tahun l. 21 tahun atau lebih
2. Berapa lama anda bekerja di unit ini?
m. kurang dari 1 tahun n. 11-15 tahun
o. 1-5 tahun p. 16-20 tahun
q. 6-10 tahun r. 21 tahun ataulebih
3. Tepatnya, berapa jam dalam seminggu anda bekerja di RS ini?
a. kurang dari 20 jam seminggu
b. 20-39 jam seminggu
c. 40 jam atau lebih seminggu
4. Apa profesi anda di RS ini? (lingkari jawaban yang sesuai)
a. Dokter b. Fisioterafis
c. Perawat d. Analis laboratorium
e. Apoteker f. Sanitarian
g. Asisten apoteker h. Tekhnisi
i. Ahli gizi j. Radiografer
k. Administrasi l. Satpam
m. Lain-lain, sebutkan......................................
5. Dalam posisi/jabatan anda, apakah anda berhubungan langsung dengan pasien?
a. Ya
b. Tidak
6. Berapa lama anda bekerja sesuai profesi saat ini?
a. kurang dari 1 tahun d. 11-15 tahun

b. 1-5 tahun e. 16-20 tahun

c. 6-10 tahun f. 21 tahun atau lebih


BAGIAN I

KOMENTAR

ANDA

Tulis komentar anda mengenai keselamatan pasien, insiden, atau pelaporan insiden di RS anda:

……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………

……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Form Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien

RSUD DR M. ZEIN PAINAN

RAHASIA, TIDAK BOLEH DIFOTOCOPY, DILAPORKAN MAXIMAL 2 x 24 JAM

LAPORAN INSIDEN
(INTERNAL)
I. DATA PASIEN

Nama : .........................................................................................................
No MR : ......................................... Ruangan : .............................................
Tanggal Lahir :
Umur * : 0-1 bulan > 1 bulan – 1 tahun
> 1 tahun – 5 tahun > 5 tahun – 15 tahun
> 15 tahun – 30 tahun > 30 tahun – 65 tahun
> 65 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
Penanggung biaya pasien :
Pribadi Asuransi Swasta
BPJS Pemerintah Perusahaan* Lainnya
Tanggal Masuk RS : ............................................................................ Jam ......................

II. RINCIAN KEJADIAN


1. Tanggal dan Waktu Insiden
Tanggal : ........................................................................................ Jam..................

2. Insiden :
............................................................................................................................. .........

3. Kronologis Insiden
............................................................................................................................. ..........
.......................................................................................................................................
4. Jenis Insiden* :
Kejadian Nyaris Cedera / KNC (Near miss)
Kejadian Tidak diharapkan / KTD (Adverse Event) / Kejadian Sentinel
(Sentinel Event)
5. Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden*
Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas lainnya
Pasien
Keluarga / Pendamping pasien
Pengunjung
Lain-lain.............................................................................................(sebutkan)
6. Insiden terjadi pada* :
Pasien
Lain-lain......................................................................................................(sebutkan)
Mis : karyawan / Pengunjung / Pendamping / Keluarga pasien, lapor ke K3 RS.
7. Insiden menyangkut pasien :
Pasien rawat inap Pasien
rawat jalan Pasien UGD
Lain-lain......................................................................................................(sebutkan)
8. Tempat Insiden
Lokasi kejadian..............................................................(sebutkan)(Tempat pasien berada)
9. Insiden terjadi pada pasien : (sesuai kasus penyakit / spesialisasi)
Penyakit Dalam dan Subspesialisasinya
Anak dan Subspesialisasinya
Bedah dan Subspesialisasinya
Obstetri Gynekologi dan Subspesialisasinya THT
dan Subspesialisasinya
Mata dan Subspesialisasinya Saraf dan
Subspesialisasinya Anastesi dan
Subspesialisasinya Kulit & Kelamin dan
Subspesialisasinya Jantung dan
Subspesialisasinya
Paru dan Subspesialisasinya
Jiwa dan Subspesialisasinya
Lain-lain ....................................................................................... (sebutkan)
10. Unit / Departemen terkait yang menyebabkan insiden
Unit kerja penyebab ..................................................................... (sebutkan)
11. Akibat Insiden Terhadap Pasien* :
Tidak ada cedera
Kematian Cedera Ringan
Cedera Reversibel / Cedera Sedang
Cedera Irreversibel / Cedera Berat

12. Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian, dan hasilnya :


............................................................................................................................. ...........
.....................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..........

13. Tindakan dilakukan oleh* :


Tim : terdiri dari : ........................................................................................................
Dokter
Perawat
Petugas lainnya .........................................................................................................

14. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?*
Ya Tidak
Apabila ya, isi bagian dibawah ini.
Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada Unit kerja
tersebut untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama?
............................................................................................................................. ..........
......................................................................................................................................

Pembuat Laporan : Penerima Laporan :


................................... ...................................

Paraf : Paraf :
................................... ...................................

Tgl. Lapor : Tgl. Terima :


................................... ...................................

Grading Risiko Kejadian* (Diisi oleh atasan pelapor) :

BIRU HIJAU KUNING MERAH

NB. * = pilih satu jawaban


LEMBAR KERJA INVESTIGASI
SEDERHANA
Untuk Bands Risiko BIRU/HIJAU

Sebab Langsung Insiden :

Sebab Yang Melatarbelakangi/akar masalah insiden

Rekomendasi Penanggung Jawab Tanggal

Tindakan Yang Dilakukan Penanggung Jawab Tanggal

Manager/Kepala Bagian/Kepala Unit


Nama : Tanggal mulai investigasi : Tanggal
Tanda tangan : selesai investigasi :

...............................
Investigasi lengkap..................Ya/Tidak Tanggal.......
Manajemen Diperlukan investigasi lebih lanjut: Ya/tidak
Investigasi setelah grading ulang : biru/hijau/kuning/merah
FORMULIR LAPORAN AWAL INSIDEN KECELAKAAN KERJA
(K3)
DIPERLUKAN BAGI PEGAWAI, PENGUNJUNG, DAN PASIEN DILUAR TINDAKAN
No.Laporan :...................................
Kepada Yth:
Komite K3
RSUD. M. Zein Painan

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
Profesi : Karyawan (dokter/perawat/petugas lain): unitkerja
: . . .. . . .. . .. . . .. . .. . . .. . .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. ..

Pasien Keluarga
pasien
Pengunjung
dan lain lain (sebutkan)

Melaporkan telah terjadi kecelakaan kerja yang terjadi pada :


Nama : ..........................................................................................................
Umur : ..........................................................................................................
Status : ..........................................................................................................
Hari/tanggal : ..........................................................................................................
Jam : ..........................................................................................................
Lokasi : ..........................................................................................................
Unit/Dep : ..........................................................................................................
Penyebab kecelakaan : ..........................................................................................................

Dengan kronologis insiden


...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................

Jenis Insiden
Near miss/kejadian nyaris cedera (KNC)
Kejadian tidak cedera (KTC)
Accident / kejadiantidak diharapkan (KTD)
Kejadian sentinel

Perkiraan tingkat risiko Tidak


ada cedera
Cedera ringan (lecet/dapat diatasi dengan pertolongan pertama) Cedera
sedang (Lukarobek/memerlukan perawatan dokter) Cedera berat
(cacat/lumpuh/kehilangan fungsi)
Meninggal
Bahagian Badan yang cidera:
Kepala Pinggul Perut
Mata Kaki Tangan
Telingga Tungkai Lengan
Leher JariKaki Siku
Punggung Pergelangan kaki Jari tangan
Bahu Lutut Pernafasan
Dada Berhubungandengansistem(perut, Lain-lain (sebutkan)
usus,paruparu,jantungsyarafdll) ..............................................

Tindakan yang diambil


Terhadap korban :
............................................................................................................................. .................................
......................................................................................... ....................................
.................................
..............................................................................................................................................................
............................................................................................................................. .................................
............................................................................................................ .................
.................................

Terhadap sumber bahaya:


..............................................................................................................................................................
............................................................................................................................. .................................
..............................................................................................................................................................
............................................................................................................................. .................................
..............................................................................................................................................................

Demikian laporan ini saya buat suapaya ditindaklanjuti sebagaimana mestinya

...................., .........................

Pelapor

(........................................)

Catatan:
 Semua karyawan yang mengetahui wajib melaporkan semua kecelakaan kerja yang terjadi di tempat
kerja
JUMLAH INSIDEN KECELAKAAN KERJA PETUGAS RSUD DR. M. ZEIN
PAINAN

UNITKERJA :
BULAN :

No Nama Tempat Dinas Jenis kelamin Umur Jumlah hari Tindaklanjut Keterangan
ketidakhadiran
Laki -laki Perempuan < 40 > 40

Dibuat Oleh Painan,................................................


Diperiksa dan disetujui oleh

Pj. K3 Unit Kerja Kepala Unit Kerja

Anda mungkin juga menyukai