Proposal BAB 1 - 4-1
Proposal BAB 1 - 4-1
Proposal BAB 1 - 4-1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masyarakat. Motorik halus pada balita mempunyai perkembangan yang berbeda–beda, pada
gerakan otot indah dalam bentuk kordinasi, ketangkasan, kecekatan menggunakan tangan dan
jari jemari. Anak yang kurang kasih sayang dan kurang stimulus akan mengalami hambatan
Jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10% dari seluruh populasi, maka
sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita di Indonesia perlu
mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta
terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini
Hasil Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) pada usia balita di Indonesia tahun 2022
sebanyak 18% mengalami gangguan perkembangan sosial (Depkes RI, 2022). Berdasakan
Pemeriksaan deteksi tumbuh kembang di Jawa Timur pada tahun 2022 telah dilakukan pada
2.321.542 anak balita dan pra sekolah atau 63,48% dari 3.657.353 anak balita. Cakupan
tersebut menurun dibandingkan tahun 2020 sebesar 64,03% dan masih dibawah target 80%,
perlu inovasi untuk meningkatkan cakupan agar dapat segera ditanggulangi apabila terjadi
masalah atau keterlambatan tumbuh kembang pada anak balita (Depkes RI, 2022).
Pemeriksaan deteksi tumbuh kembang di Sulawesi tenggara pada tahun 2020 telah
dilakukan pada 321.542 anak balita dan pra sekolah atau 23,48% dari 657.353 anak balita.
Cakupan tersebut menurun dibandingkan tahun 2020 sebesar 24,03% dan masih dibawah
1
target 51%, perlu inovasi untuk meningkatkan cakupan agar dapat segera ditanggulangi
apabila terjadi masalah atau keterlambatan tumbuh kembang pada anak balita (Dinkes
Data Profil Dinas Kesehatan Kota Kendari prevalensi tertinggi kejadian tumbuh kembang
anak tertinggi di Puskesmas Puwatu yaitu sebesar 445 anak (25,72%). disusul Puskesmas
Mekar sebesar 402 anak (22,69%), Puskesmas Nambo sebesar 394 anak (22,20%),
puskesmas Wua-Wua sebesar 382 (21,36%), Puskesmas Poasia sebesar 381 anak (21,16%),
Puskesmas Lepo-Lepo sebesar 379 anak 21,10 %, Puskesmas Labibia sebesar 261 anak
(17,24%), Puskesmas Kemaraya sebesar 260 anak (17,20%), Puskesmas Abeli sebesar 254
anak (16,22%), Puskesmas Mata sebesar 244 anak (14,36%), Puskesmas Kandai sebesar, 234
(13,93%), Puskesmas Mokoau sebesar 231 (13,76%), Puskesmas Benu-Benua sebesar 221
Berdasarkan Data di Puskesmas Puuwatu yang didapat dari Buku Registrasi Puskesmas
angka kejadian tumbuh kembang anak pada usia 3-6 tahun, pada tahun 2020 sebanyak 382
orang (8,06 %), ditahun 2021 sebanyak 390 orang (8,46 %), sedangkan pada tahun 2022
sebanyak 445 orang (8, 79%) (Data Register Puskesmas Puuwatu, 2023).
menyimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah salah satu
faktor penyebab peran ibu dan ayah tidak dijalankan dengan baik, padahal bicara status
ekonomi lumayan baik. Ibu kadang kurang melibatkan peran ayah dalam mendidik anak
mereka.
Kurangnya peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak tentunya memiliki dampak
yang kurang baik bagi perkembangan anak itu sendiri. Apabila peran ibu tidak berhasil maka
anak akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan dan apabila anak
2
mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangannya akan sulit terdeteksi.
Dan apabila peran ibu berhasil maka anak dapat bertumbuh dan berkembang sesuai dengan
Peran aktif Ibu terhadap perkembangan anak – anaknya sangat diperlukan terutama pada
saat mereka masih berada dibawah usia lima tahun atau balita. Salah satunya adalah ibu,
merupakan tokoh sentral dalam tahap perkembangan seorang anak. Ibu berperan sebagai
pendidik pertama dan utama dalam keluarga sehingga ibu harus menyadari untuk mengasuh
anak secara baik dan sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Peran ibu dalam
perkembangan sangat penting, karena dengan ketrampilan ibu yang baik maka diharapkan
pemantauan anak dapat dilakukan dengan baik. Orang tua (ibu) adalah orang pertama yang
mengajak anak untuk berkomunikasi, sehingga anak mengerti bagaimana cara berinteraksi
dengan orang lain menggunakan bahasa (Christiani Bumi Pangesti dan Wahyu Dwi
Agussafutri, 2021).
motorik, bahasa dan kompetensi sosial. Ayah yang memiliki kelekatan hubungan emosional
dengan anak akan mempengaruhi kompetensi sosial di lingkungannya. Seorang ayah yang
dapat menciptakan suasana hangat dirumah dapat mempengaruhi sikap sosial anak hingga
remaja. Sehingga anak yang memiliki kedekatan dengan ayah masa remaja mereka lebih
terkendali dalam arti anak memiliki sikap proposial (sikap positif). Sebaliknya anak yang
kehilangan waktu bersama ayah, masa remaja mereka seringkali mengalami permasalahan
Peran ayah tidak hanya dibutuhkan bagi anak laki-laki saja, melainkan anak perempuan
juga membutuhkan kedekatan dengan ayah agar mendidik anak perempuan lebih berpikir
3
rasional. Sedangkan laki-laki selain mendidik sikap rasional juga mengajarkan keberanian
namun kenyataannya peran ayah sangat berpengaruh pada aspek-aspek perkembangan anak
lainnya. Ayah juga dapat mengatur serta mengarahkan perkembangan dan aktivitas anak.
anak melakukan hal-hal baru, serta mengajak anak berdiskusi. Anak juga dapat
memperhatikan bagaimana sikap ayah dalam keseharian, sehngga anak mampu meniru.
Semua tindakan ini adalah cara ayah untuk memperkenalkan anak dengan lingkungan
hidupnya dan dapat mempengaruhi anak dalam mengahadapi perubahan sosial dan membantu
Ayah turut memberikan kontribusi penting bagi perkembangan anak, pengalaman yang
dialami bersama dengan ayah, akan mempengaruhi seorang anak hingga dewasa nantinya.
Peran serta perilaku pengasuhan ayah mempengaruhi perkembangan serta kesejahteraan anak
dan masa transisi menuju remaja. Perkembangan kognitif, kompetensi sosial dari anak-anak
sejak dini dipengaruhi oleh kelekatan, hubungan emosional serta ketersediaan sumber daya
Berdasarkan uraian masalah diatas, peneliti tertarik meneliti tentang “Hubungan Peran
Ibu dan Ayah Dengan Perkembangan Anak Usia 3-6 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas
Puuwatu “
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut :
1. Apakah ada hubungan peran ibu dengan perkembangan anak usia 3-6 tahun di
4
2. apakah ada hubungan peran ayah dengan perkembangan anak usia 3-6 tahun di
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan peran ibu dan peran ayah dengan perkembangan anak
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui hubungan peran ibu dengan perkembangan anak usia 3-6
b. Untuk mengetahui hubungan peran ayah dengan perkembangan anak usia 3-6
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat meningkatkan pemahaman peneliti tentang hubungan peran ibu dan peran
ayah dengan perkembangan anak usia 3-6 tahun di wilayah kerja puskesmas Puuwatu.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi responden
Dengan adanya penelitian ini diharapkan kepada orang tua agar memperhatikan
b. Bagi peneliti
5
c. Bagi Profesi Keperawatan
d. Bagi Institusi
sumber bacaan dan menjadi salah satu referensi penelitian yang dikembangkan
dikemudian hari.
6
E. Kebaruan penelitian
7
beserta ibunya correlation 0.406, perkembangan motorik kasar
berjumlah 65 p= 0.007 dengan coefficient correlation 0.331,
responden, perkembangan bahasa 0.369 dengan coefficient
responden diambil correlation 0.11, perkembangan personal sosial
dengan menggunakan p= 0.001 dengan coefficient correlation 0.400
teknik purposive
sampling.
4 Parmanti, Dan Santi Peran Ayah Dalam Pengasuhan penelitian ini berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang
Esterlita Purnamasari. Anak menggunakan metode telah dijelaskan,maka dapat diambil kesimpulan
2020 kualitatif dengan bahwa kedua partisipan dalam mengasuh anaknya
pendekatan studi kasus berdasarkan pengalaman yang dimilikinya. kedua
(case study). partisipan partisipan tidak pernah membaca buku tentang
penelitian ini adalah 2 pengasuhan anak tetapi mereka mendapatkan
orang ayah yang pengetahuan tentang cara mengasuh anak dari
berperan langsung orang tua ataupun dari cerita para rosul yang
dalam mengasuh didengarnya. interaksi antara anak dengan ayah
anaknya yaitu periode terbina dengan baik karena ke dua partisipan
anak usia dini 4-6 berusaha dekat dengan anaknya melalui
tahun, pra remaja 6-12 mendampingi anak ketika sedang melihat televisi,
tahun dan remaja 18-21 saat belajar ataupun mendampingi anak dikala
tahun. pengumpulan anak sedang ada masalah tentang pelajaran di
data dilakukan dengan sekolah.
metode wawancara
mendalam.
5 Christiani Bumi Hubungan peran ibu dengan desain penelitian yang pengolahan data menggunakan program spss. hasil
Pangesti dan Wahyu konsep diri digunakan adalah penelitian menunjukkan bahwa peran ibu
Dwi Agussafutri 2021 Anak usia 3-5 tahun penelitian deskriptif berhubungan positif dengan konsep diri anak di
korelasi. kb/tk sinar kasih nusukan surakarta; hal ini
terbukti dari nilai korelasi sebesar 0,644 dengan
signifikansi 0,000 < 0,05. hasil korelasi bernilai
positif hal ini berarti bahwa semakin baik peran
ibu maka konsep diri anak juga semakin baik.
8
6 Trinh Nguyen dkk., Neural synchrony in mother– Forty mothers (mean Results from linear mixed-effects modeling
2021 child conversation: Exploring age 36.37 years; s.d.= revealed that turn-taking, but not relevance,
the role of conversation 4.51 years; range = 28– contingency or intrusiveness predicted neural
patterns 47 years) and their synchronization during the conversation over
preschool children (20 time. Results are discussed to point out possible
boys and 20 girls, mean variables affecting parent–child conversation
age 5;07 years; s.d.= quality and the potential functional role of
0;04 years; range = interpersonal neural synchronization for parent–
4;11–6;01) were child conversation.
included in the present
study. Out of initially,
46 recruited mother–
child pairs, six were
excluded due to
technical problems or
self-reported
iredness/fussiness. All
included dyads took
part in the condition for
the whole of the 4 min.
Fifty-eight percent of
mothers graduated with
a university degree,
while the remaining
mothers graduated from
vocational school. Each
mother–child pair was
biologically related.
Participants were
recruited from a pre-
existing database of
volunteers and mothers
9
gave written informed
consent for both
themselves and their
children before
participating in the
study.
7 Yair Ziv and Reout Association between the Three hundred and one presents the means, standard deviations, and
Arbel, 2019 Mother’s Social Cognition and children (152 girls, 149 bivariate correlations among the study’s five main
the Child’s Social Functioning boys, mean age 5.72 variables and a number of potential background
in Kindergarten: The years, SD = 0.53) and moderators: Child’s age and sex, mother’s
Mediating Role of the Child’s their mothers education, family income, and sector (Jewish or
Social Cognition participated in the Arabs). As can be seen in the table, two
study. Data were background variables were particularly associated
collected between the with the study’s main variables: Mother’s
years 2016 and 2019 in education and sector, and more sporadic
a large metropolitan associations were found for the other background
area in the north part of variables. As for the associations between the
Israel. About 80 study’s main variables, the mother’s hostile
mothers were college- attribution bias was positively associated with
educated, and all were authoritarian parenting style and with higher
married. Mothers had, levels of conflict, as well as with higher levels of
on average, 2.83 (SD = incompetent response generation by the children.
1.11) children. Family The mother’s authoritarian style was strongly
income was rated on a associated with the level of conflict in the
five-point scale. The relationships and positively associated with
question about income incompetent response generation and the child’s
included the average problem behavior. The mother’s conflict was
monthly income in positively associated with incompetent esponse
Israel per family and generation and with the child’s problem behavior.
parents were asked Finally, the child’s incompetent response
whether their income generation and total problem behavior were
was much below this positively associated. Thus, all the preliminary
10
mean (1), below conditions for examining the mediations in our
the mean (2), about main analyses were fulfilled.
equivalent to the mean
(3), above the mean (4),
or much above the
mean (5). Thus, the
mean score in the study.
8 Craig F. Garfield Development and Validation of qualitative work and The mean age of the sample was 33.6 with
dkk., ,2019 a Father Involvement in Health vetted through resident fathers (x̄= 34.4) being a few years older
Measure cognitive interviews than non-resident fathers (x̄= 31.8). Cronbach’s α
with 21 fathers of for the scale was 0.953 and the mean item-total
children ages 3–5 correlation was 0.53 (range 0.40 – 0.63). Items
(preschool). In phase 2 were primarily skewed towards greater
psychometric involvement in fatherhood (i.e. primarily endorsed
validation, 560 fathers “quite a bit” or “very much” options). Three items
of 3–5 year olds (n=392 from the 47 were initially removed from scale
resident, n=168 non- production for low α values or low item-total
resident) completed the correlations.
FIH-PS item bank.
Participants were
predominantly white
(64%), had private
health insurance (53%),
had a mean age of 33
years, and half were
married. Item Response
Theory was used to
determine measurement
scoring. The FIH-PS
scale was reduced from
a 47-item bank to a
total of 20 items
11
supporting a 4-factor
scale made up of Acute
Illness, General Well-
being, Emotional
Health, and Role
Modeling. Following
exploratory (n=280)
and confirmatory factor
(n=280) analyses, the
scale followed a
bifactor structure, was
internally consistent
(Cronbach’s α=0.953),
and discriminated
among fathers with
lower involvement.
9 Italo Lopez Garciaa,1, Father involvement and early The data for this In this paper we show the potential promises and
Lia C.H. Fernaldb, child development in a low- manuscript came from challenges of involving fathers in an ECD
Frances E. Aboudc, resource setting the RCT community parenting intervention in a rural LMIC setting
Ronald Otienod, Edith effectiveness evaluation characterized by strong gender norms, as well as
Alud, Jill E. Luotoa,. of Msingi Bora the promising potential role for fathers in
2022 implemented between improving maternal and child outcomes. Our
October 1, 2018, and results, though based on correlational analyses,
November 1, 2019, that strongly suggest that greater father intrahousehold
tested two alternative involvement in offering interpersonal support to
delivery models for a the mother and sharing household decision-
responsive parenting making duties can improve maternal wellbeing
intervention across 60 and behaviors, as well as children’s development.
villages in rural western However, greater father-child direct engagement
Kenya. Full details of in stimulation activities did not translate into
the sample, study added benefits for children. Overall, our results
setting, and trial design suggest that fathers matter for family and child
12
are described wellbeing in LMIC settings, and parenting
elsewhere. interventions that successfully engage fathers in
positive intrahousehold interactions could result in
improvements in parental behaviors and child
development beyond what interventions that focus
only on mother-child dyads may achieve. Future
research in ECD programming would greatly
benefit from testing such interventions in similar
low-resource settings to gain a deeper
understanding of the causal impact of fathers in
children’s lives
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian
kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses kematangan. Hal ini berarti
menyangkut proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan
yaitu bertambahnya fungsi tubuh sebagai hasil dari proses kematangan dan
pengalaman.
rangsangan atau stimulasi yang berguna bagi potensi perkembangan anak. Oleh
karena itu perlu adanya perhatian yang lebih serius, agar anak dapat berkembang
lebih optimal sesuai dengan usianya. Perkembangan anak akan maksimal bila
interaksi sosial dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap
14
Frankenburg dkk (1981) dalam Adriana (2018) mengemukakan ada 4 parameter
sepatu.
c) Bahasa (Language)
dipengaruhi oleh lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tua atau orang
15
Martira Maddepungeng (2018) mengemukakan Kuesioner Pra Skrining
perkembangan anak usia 0 sampai 6 tahun. KPSP ini berguna untuk mengetahui
KPSP 1) Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang– kadang).
2) Hitung jawaban Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak pernah). 3) Bila
pemeriksaan atau skrining KPSP rutin adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24,
30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan, jika anak belum mencapai umur skrining
tersebut, minta ibu datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk
pemeriksaan rutin. Kuesioner KPSP ini diisi oleh ayah dan bunda, dengan metode
pengisian sebagai berikut : Setiap 3 bulan untuk anak usia 0 bulan sampai dengan
untuk skrining pendahuluan anak umur 3 bulan sampai 6 tahun yang dilakukan
oleh orang tua.
menemukan secara dini adanya masalah mental emosional, autisme dan gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera dilakukan
16
Beberapa jenis alat yang digunakan untuk mendeteksi secara dini adanya
Emosional (KMME) bagi anak umur 36 bulan sampai 72 bulan, ceklis autis anak
sampai 36 bulan dan formulir deteksi dini Gangguan pemusatan Perhatian dan
Tabel 2. Jadwal kegiatan dan jenis deteksi dini ditunjukkan dalam tabel dibawah ini.
17
Jadwal dan jenis deteksi dini tumbuh kembang dapat berubah sewaktu-waktu yaitu
pada kasus rujukan, ada kecurigaan anak mempunyai penyimpangan tumbuh dan ada
3. Ciri-ciri Perkembangan
fungsi.
sebelumnya.
tangan berkembang pesat pada awal masa remaja, sedangkan bagian tubuh yang
18
e) Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan Pada saat pertumbuhan
4. Prinsip-prinsip Perkembangan
RI, 2020) :
dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang
perkembangan yang normal, dan ini merupakan hasil interaksi banyak faktor yang
19
a. Faktor internal
Beberapa suku bangsa menunjukkan karakteristik yang khas, misalnya suku Asmat
di Irian Jaya secara turun temurun berkulit hitam. Demikian juga kebangsaan
dan kecil, sedangkan bangsa Eropa dan Amerika cenderung tinggi dan besar.
2) Keluarga
3) Umur
4) Jenis kelamin
laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan
lebih cepat.
5) Genetik
Genetik adalah bawaan anak yaitu potensi yang akan menjadi ciri khasnya.
Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumnbuh kembang anak
20
6) Kelainan kromosom
1) Faktor pranatal :
a) Gizi. Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan
hiperplasia adrenal.
pada janin seperti mikrosefali, spina bifida , retardasi mental, dan deformitas
golongan darah antara janin dan ibu sehingga membentuk antibodi terhdap sel
21
darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah
i) Psikologi ibu. Kehamilan persalinan pada bayi seperti trauma kepala dan
2) Faktor persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala dan asfiksia dapat
3) Pasca natal :
a) Gizi. Untuk tumbuh kembang bayi, dibutuhkan zat makanan yang adekuat
c) Lingkungan fisik dan kimia. Lingkungan adalah tempat anak tersebut hidup
radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, mercuri, rokok dll) mempunyai dampak
dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan
22
e) Endokrin. Gangguan hormon, misalnyapada penyakit hipotiroid akan
pertumbuhan anak.
23
B. Tinjauan Teori Tentang Peran Ibu
1. Pengertian
peranan (Soekanto, 2012). Peran adalah suatu rangkaian pola pada perilaku yang
diharapkan yang dikaitkan dengan seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam
unit sosial (Robbins, 2015). Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang
(KBBI, 2016). Suparyanto (2018) mengatakan bahwa, Ibu adalah pengurus generasi
keluarga dan bangsa sehingga keberdaan wanita yang sehat jasmani dan rohani
Ibu sebagai pengasuh mempunyai peran yang penting dalam hal yang berkaitan
c. Pemberian makanan pada anak, yaitu menyajikan makanan yang menarik dan
24
d. Pola makan anak, yaitu bagaimana ibu mengatur berapa kali anak makan dalam
e. Frekuensi makan anak, yaitu bagaimana ibu mengatur porsi makan anak untuk
Pola asuh yang tidak memadai akan menyebaban anak tidak suka makan atau
tidak diberikan makanan seimbang (Yendi, Eka, & Maemunah, 2017). Werdiningsih
& Astarani (2012) mengatakan bahwa Ibu adalah seorang yang mempunyai peran
mendidik, mengasuh atau merawat dan memberikan kasih sayang, dan diharapkan
dapat ditiru oleh anaknya. Peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak
a) Asih
kehangatan kepada keluarga sehinga mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia
dan kebutuhannya.
b) Asuh
terpelihara, sehingga diharapkan mereka menjadi anak-anak yang sehat baik fisik,
mental, sosial dan spiritual. Kebutuhan fisik – biologis anak (asuh) meliputi
kebutuhan sandang, pangan, papan seperti: nutrisi, imunisasi, kebersihan tubuh dan
25
c) Asah
masa depan.
3. Tugas-tugas ibu
Menurut Arwanti dalam (Taslim, 2018), ibu memiliki tugas sebagai berikut :
Peranan ibu menjadi pembimbing dan pendidik anak dari sejak lahir sampai
dewasa khususnya dalam hal beretika dan susila untuk bertingkah laku yang baik.
anugerah, tetapi dimana mereka tidak dihargai, tidak akan ada upacara suci apapun
26
C. Tinjauan Teori Tentang Peran Ayah
1. Peran Ayah
Perubahan sosial, ekonomi, serta budaya saat ini memberikan pengaruh besar di
masyarakat mengenai peran ayah dalam mengasuh anak. Peran ayah dalam
pengasuhan anak selama ini seringkali dianggap kurang penting, namun pada
ini pengasuhan lebih sering diambil alih oleh ibu, akan tetapi seiringnya waktu
banyak orangtua yang membagi tugas dalam pengasuhan. Peran ayah identik
dengan watak yang keras dan tegas. Sehingga ayah biasanya mendapat tugas
atau aturan-aturan yang berlaku.Ibu lebih sering bermain dengan anak, memberikan
Ayah merupakan peran penting dalam suatu keluarga yang dapat memenuhi
dalam pengasuhan melalui aspek afektif, kognitif, dan perilaku. (Hidayati dkk,
2018). Keterlibatan dalam pengasuhan anak sering diartikan seberapa besar usaha
Lamb, dkk (dalam Palkovits, 2021) membagi indikator keterlibatan ayah dalam
3 komponen yaitu:
27
a) Patrenal engagement: pengasuhan yang melibatkan interaksi langsung antara
ayah dan anaknya, misalnya lewat bermain, mengajari sesuatu, aktivitas santai
lainnya.
untuk anak pada saat dibutuhkan saja. Pada keterlibatan ini ayah ada di dekat
saat ayah menemani anak belajar, ayah memberi semangat anak ketika
mengerjakan PR.
kebutuhan anak. Selain itu ayah bertanggung jawab dan berperan dalam hal
menyusun rencana pengasuhan bagi anak untuk masa depan. Misalnya ayah
depan anak.
Tidak diragukan lagi bahwa ayah itu berperan penting dalam perkembangan
berbicara, atau bercanda dengan anaknya. Semuanya itu akan sangat mempengaruhi
di luar rumah, serta mengajak anak berdiskusi. Semua tindakan ini adalah cara ayah
28
anak dalam mengahadapi perubahan sosial dan membantu perkembangan kogntifnya
di kemudian hari.
a) Keterlibatan ayah diukur sebagai waktu yang dihabiskan bersama. Hal ini
dijangkau (accessibility) dan adanya ayah (availibilty). Ini dapat juga termasuk
jumlah waktu ayah menghabiskan waktu bermain bersama anak dan seberapa
dikatakan sebagai ayah yang terlibat jika terdapat hubungan yang hangat, dekat,
tambahan, ayah diklasifikasikan sebagai ayah yang terlibat jika anak mereka
telah mengembangkan kelekatan yang aman dan kuat pada sang ayah.
melihat tingkat upaya dalam pengasuhan anak, termasuk kemampuan ayah untuk
29
anak, jumlah dukungan yang diberikan pada anak yang berhubungan dengan
waktu bersama anak seperti halnya berinteraksi langsung saat bermain, kemudian
kualitas hubungan ayah dengan anak yang telah dibangun. Ayah dituntut
membangun hubungan yang hangat, dekat serta akrab dengan anak. Kedekatan
kehidupan anak. Kemudian yang terakhir upaya ayah dalam menjalankan perannya.
Yaitu ayah upaya ayah dalam pengasuhan anak. Ayah memiliki tugas mengajarkan
kedisiplinan, keberanian pada anak. Selain itu ayah bertanggung jawab terhadap
Hart (dalam Yuniardi, 2020) menegaskan bahwa ayah memiliki peran dalam
b) Friend & Playmate, ayah dianggap sebagai fun parent serta memiliki waktu
30
c) Caregiver, ayah dianggap sering memberikan stimulasi afektif dalam berbagai
d) Teacher & Role Model, sebagaimana dengan ibu, ayah juga bertanggung jawab
terhadap apa saja yang dibutuhkan anak untuk masa mendatang melalui latihan
dapat ditegakkan.
h) Resource, dengan berbagai cara dan bentuk, ayah mendukung keberhasilan anak
(Dubowist, dkk, 2001; Formoso, dkk, 2007). Secara keseluruhan kehangatan yang
ditunjukkan oleh ayah akan berpengaruh besar bagi kesehatan dan kesejahteraan
psikologis anak dan meminimalkan masalah perilaku yang terjadi pada anak
31
4. Dampak Positif Keterlibatan Ayah dalam Perkembangan Anak
Allen & Daly (2007) merangkum berbagai hasil penelitian tentang dampak
kognitif yang lebih tinggi, mampu memecahkan masalah secara baik dan
menunjukkan IQ yang lebih tinggi. Penelitian pada anak usia sekolah, anak
mempunyai ketrampilan kuantitatif dan verbal. Anak dengan ayah yang terlibat
dalam pengasuhan lebih senang bersekolah, mempunyai sikap yang lebih baik
terhadap sekolah, ikut serta dalam aktifitas ekstrakulikuler, lebih banyak yang
naik kelas, lebih sering masuk dan lebih sedikit yang mengalami problem
perilaku di sekolah.
nyaman, lebih dapat menyesuaikan diri ketika menghadapi siatuasi asing, lebih
tahan ketika menghadapi situasi yang penuh tekanan, lebih mempunyai rasa
naka, lebih sedikit depresi, lebih sedikit yang mengalami tekanan emosi dan
lebih sedikit ekspresi emosional negatif seperti takut dan rasa bersalah. Anak
32
dengan masalah, lebih dapat mengatur emosi dan impuls-impuls secara adaptif.
Anak yang ayahnya terlibat dalam pengasuhan lebih banyak menunjukkan pusat
inisiatif, dapat melakukan control diri dan lebih sedikit yang menunjukkan
impulsivitas.
kelompok teman sebaya yang minim agresivitas ataupun konflik, lebih banyak
saling membantu, dan mempunyai kualitas pertemanan yang lebih positif. Anak
menunjukkan lebih sedikit reaksi emosi negative atau pun ketegangan selama
bermain dengan teman sebaya, dapat memecahkan konflik mereka sendiri, lebih
dengan baik, dalam jangka panjang menjadi orang dewasa yang sukses, berhasil
lama), dan dapat menyesuaikan diri dengan sekolah, baik secara personal
maupun sosial.
33
minum-minuman keras, dan rendahnya frekuensi externalizing dan internalizing
baik terhadap perkembangan anak. Ayah yang berkorelasi positif dengan anak
Ayah yang dapat memberikan kebutuhan anak secara cukup maka perkembangan
Sejak tahun 1970-an, banyak ahli psikologi secara langsung meneliti peran ayah
dalam keluarga. Hasil dari penelitian tersebut terhadap perkembangan anak yang
anak menjadi kurang optimal. Kelompok anak yang kurang mendapat perhatian
dan interaksi sosial terbatas. Bahkan bagi anak laki-laki, ciri maskulinnya (ciri-ciri
kelakian) bisa menjadi kabur (Dagun, 2021). Dalam kelompok anak yang
menurun dibandingkan dengan anak yang ayahnya terlibat penuh dalam proses
Meskipun ayah hidup bersama dengan anak tetapi kurang terlibat dalam
perkembangan anaknya dapat dikatakan sama dengan anak yang ditinggalkan ayah,
34
Blanchard dan Biller dalam Dagun (2021). Lerner, (2018) mengemukakan bahwa
ketiadaan peran ayah akan berdampak negatif pada diri anak, adapun dampak
tersebut yaitu:
a) Self-esteem. Rendahnya harga diri Harga diri merupakan suatu proses penilaian
yang dilakukan oleh seseorang terhadap dirinya sendiri. Karena penilaian yang
dilakukan berkaitan dengan diri sendiri maka dapat bersifat penerimaan ataupun
terhadap diri sendiri. Anak yang fatherless mengalami rendahnya harga diri
b) Anger/ Marah. Marah adalah suatu pola perilaku yang dirancang untuk
yang berbeda dengan teman sebaya lainnya. Emosi yang sulit dikendalikan
c) Shame / Rasa malu. Malu adalah kondisi yang dialami manusia akibat sebuah
yang memiliki rasa malu menyembunyikan diri dari orang lain. Akibat dari
kehilangan sosok ayah bagi anak mengakibatkan rasa malu, dikarenakan anak
d) Loneliness/ Kesepian. Kesepian adalah keadaan emosi dan kognitif yang tidak
bahagia yang diakibatkan oleh hasrat akan berhubungan akrab tetapi tidak
35
tercapai. Anak merasa kesepian atau kehilangan sosok ayah, tidak dapat bermain
menunjukkan kepada suatu usaha untuk menyamai atau melebihi. Anak yang
kehilangan sosok ayah seringkali cemburu dengan teman yang memiliki sosok
dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi
sebagian atau keseluruhan. Bagi anak yang tidak memiliki sosok ayah dalam
psikologis, dan perilaku seseorang dengan kata lain serangkaian proses yang
konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung
atau kejadian yang akan datang. Anak yang mengalami kehilangan sosok ayah
36
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa peran
pengasuhan anak hanya dilakukan oleh seorang ibu sekarang seharusnya mulai
berubah dengan pemikiran yang baru. Bahwa peran ayah justru penting dalam
perkembangan anak. Anak yang memiliki intensitas waktu dalam bertemu ayah
secara langsung akan berpengaruh pada sikap dan kepribadian anak. Sebaliknya
pada seorang ayah yang tidak membangun kehangatan dan memberikan waktu
D. Kajian Empiris
dengan peran ibu dalam perkembangan motorik kasar bayi usia 6-9 bulan di
korelasi. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah populasi yang memiliki
bayi usia 6-9 bulan yang ditemukan pada saat melakukan kunjungan serta
40 responden. Variabel bebas yaitu pengetahuan dan variabel terikat adalah peran.
Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji statistik “Chi Square
X2 hitung = 3,78; berarti X2 hitung lebih besar dari X2 tabel. Kesimpulan penelitian
ini menemukan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan peran
ibu dalam perkembangan motorik kasar bayi usia 6-9 bulan di Posyandu Kelurahan
37
Libuo. Saran bagi ibu diharapkan supaya lebih memantau perkembangan bayi
pengalaman yang dialami bersama dengan ayah, akan mempengaruhi seorang anak
hingga dewasa nantinya. Walaupun penelitan tentang ayah terus meningkat selama
tiga dekade, namun penelitian yang membahas tentang keluarga, lebih banyak
difokuskan pada figur ibu. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran deskriptif
pengasuhan ayah dari perspektif ayah itu sendiri. Sebanyak 100 orang laki-laki
dewasa dan memiliki anak terlibat dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini
Tanggung jawab kebersamaan ayah dan ibu dalam menjalankan peran pengasuhan
cukup tinggi, karena 86% responden menyatakan bahwa pengasuhan anak adalah
tugas bersama. Temuan mengenai rata-rata waktu yang digunakan ayah dalam
berinteraksi dengan anak adalah 6 jam. Secara kuantitas dapat dikatakan bahwa
waktu ayah bersama anak cukup memadai untuk melakukan aktifitas bersama
dengan anak. Salah satu peran penting ayah dikeluarga adalah economic provider,
sehingga di hari libur kerja beberapa masih melakukan aktifitas untuk mencari
38
3. Ayu Tabita Agustus Werdiningsih Daan Kili Astarani
awal kehidupan dan terus berlajut seumur hidup. Ibu yang kurang berperan dalam
yang kurang baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara
anak usia prasekolah di TK Baptis Setia Bakti Kediri. Desain yang digunakan
adalah Korelasi Analitik. Responden penelitian ini adalah anak-anak berusia 3-6
peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak-anak dan variable dependen
terdiri atas perkembangan motorik halus, motorik kasar, bahasa,dan personal sosial.
Pengumpulan data peran ibu dengan menggunakan kuisioner dan observasi dengan
coefficient correlation 0.400. Kesimpulannya adalah ada hubungan peran ibu dalam
39
kasar dan personal sosial anak prasekolah usia 3-6 tahun di TK Baptis Setia Bakti
Kediri.
studi kasus (case study). Partisipan penelitian ini adalah 2 orang ayah yang
berperan langsung dalam mengasuh anaknya yaitu periode anak usia dini 4-6 tahun,
pra remaja 6-12 tahun dan remaja 18-21 tahun. Pengumpulan data dilakukan
dengan metode wawancara mendalam. Partisipan penelitian ini adalah KR dan HR.
Penelitian ini memperoleh hasil bahwa peran KR pada anak usia dini dalam
membina kedekatan dengan anak dengan cara menemani anak ketika bermain yaitu
membuatkan aneka mainan dari kertas seperti pesawat terbang dan kapal laut. KR
memberikan kebebasan bermain pada anak seperti bermain balok atau mobil-
mobilan di dalam rumah tetapi KR selalu mengawasi anak. Pada usia 2,5 sampai 3
tahun KR telah melatih anak untuk mandiri seperti makan, mandi, berpakaian
ataupun toilet training. Peran HR terhadap anak pra remaja yaitu sering menemani
anak belajar misalnya mengajari anak ketika sedang mengerjakan pekerjaan rumah.
HR mengijinkan anaknya untuk melihat televisi tentang tata cara mengambar untuk
mengembangkan bakat anak. Sementara itu peran ayah pada anak remaja, kedua
partisipan mengijinkan anak untuk bermain dengan siapa saja asalkan saat bermain
anak tersebut ingat waktu shalat, istirahat serta saatnya belajar. Kedua partisipan
40
saat mengasuh anaknya yang remaja lebih mendalami masalah pada remaja
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan peran ibu dengan konsep
diri anak usia 3-5 tahun. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan
Surakarta. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai anak 3-5
bahwa peran ibu berhubungan positif dengan konsep diri anak di KB/TK Sinar
Kasih Nusukan Surakarta; hal ini terbukti dari nilai korelasi sebesar 0,644 dengan
Ayah dan ibu memiliki peran yang sama dalam pengasuhan anak-anaknya.
Namun, ada sedikit perbedaan dalam sentuhan dari apa yang ditampilkan oleh ayah
dan ibu. Masalah kesehatan reproduksi yang memungkinkan dialami oleh remaja
informasi dan pelayanan kesehatan. Untuk mengetahui perbedaan peran ayah dan
41
ibu dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi remaja di Kelurahan
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi 23 reponden (ayah dan ibu) dengan teknik
data menggunakan uji mann withney U. Perbedaan peran ayah dan ibu dalam
0,024< 0,05.
42
BAB III
KERANGKA KONSEP
rangsangan atau stimulasi yang berguna bagi potensi perkembangan anak. Oleh karena
itu perlu adanya perhatian yang lebih serius, agar anak dapat berkembang lebih optimal
sesuai dengan usianya. Perkembangan anak akan maksimal bila interaksi sosial
Ibu adalah pengurus generasi keluarga dan bangsa sehingga keberdaan wanita yang
sehat jasmani dan rohani serta sosial sangat diperlukan. Penjelasan-penjelasan diatas
tentang peran Ibu menunjukkan bahwa kemampuan ibu untuk megasuh, merawat dan
mendidik anaknya merupakan hal yang penting. Ayah merupakan peran penting dalam
suatu keluarga yang dapat memenuhi segala kebutuhan anak. Good fathering
Peran Ibu
Perkembangan anak usia 3-6
Peran Ayah tahun
43
Keterangan :
C. Variabel Penelitian
bebas dalam penelitian ini yaitu peran ibu dan peran ayah.
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono, 2016). Variabel terikat dalam
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses kematangan. Hal ini berarti menyangkut
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ
44
Kriteria objektifnya :
Sesuai : Jika anak umur 3-6 tahun tumbuh kembangnya sudah sesuai
penyimpangan
2. Peran Ibu
Peran ibu adalah pengurus generasi keluarga dan bangsa sehingga keberdaan
wanita yang sehat jasmani dan rohani serta sosial sangat diperlukan. Penjelasan-
penjelasan diatas tentang peran Ibu menunjukkan bahwa kemampuan ibu untuk
megasuh, merawat dan mendidik anaknya merupakan hal yang penting. Jika
responden menjawab ya diberi skor 1 dan jawaban tidak diberi skor 0. Dihitung
I= R/K
Dimana :
I = Interval
K = Kategori (2)
Kriteria Objektif :
45
3. Peran Ayah
Ayah merupakan peran penting dalam suatu keluarga yang dapat memenuhi
dalam pengasuhan melalui aspek afektif, kognitif, dan perilaku. Skala pengukuran
Sangat sering =5
Sering =4
Sedang =3
Sedikit =2
16 x 5 = 80 (100%)
16 x 1= 16 (25%)
= 100% - 25 % = 75%
=75%/2
46
=37,5%
= 62,5 %
Kriteria Objekti :
Baik : Jika responden mampum enjawab ≥ 62,5 % dari total skor pertanyaan
E. Hipotesis Penelitian
1. Peran Ibu
Ho : Tidak ada hubungan peran ibu dengan perkembangan anak usia 3-6 tahun
Ha : Ada hubungan peran ibu dengan perkembangan anak usia 3-6 tahun di
2. Peran ayah
Ho : Tidak ada hubungan ayah dengan perkembangan anak usia 3-6 tahun di
Ha : Ada hubungan peran ayah dengan perkembangan anak usia 3-6 tahun di
47
BAB IV
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan desain penelitian Cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
peran ibu dan ayah dengan perkembangan anak usia 3-6 tahun di wilayah kerja
puskesmas Puuwatu.
Populasi/Sampel
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini rencana dilaksanakan pada bulan juni sampai dengan bulan juli
tahun 2023.
2. Tempat Penelitian
48
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
(Sugiyono, 2020). Menurut data laporan bulanan puskesmas Puuwatu tahun 2023
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiono, 2017). Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat memiliki anak usia
Purposive sampling adalah suatu tehnik penetapan sampel dengan cara memilih
N
n = -----------------
1 + N (d)2
Keterangan:
n = Besar sampel
N = Besar populasi
49
d = Tingkat signifikansi (p) = 0,1 atau 10 %.
674
n = -------------------
1 + 674 (0.1)2
674
n = -----------------
1 + 6,74
674
n = -----------------
7,74
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eksklusi
D. Instrumen Penelitian
50
ini adalah : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) merupakan
KPSP ini berguna untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
dijawab bisa atau sering atau kadang– kadang). 2) Hitung jawaban Tidak (bila
skrining KPSP rutin adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54,
60, 66 dan 72 bulan, jika anak belum mencapai umur skrining tersebut, minta ibu
datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin.
Kuesioner KPSP ini diisi oleh ayah dan bunda, dengan metode pengisian sebagai
berikut : Setiap 3 bulan untuk anak usia 0 bulan sampai dengan 24 bulan (2 tahun).
pendahuluan anak umur 3 bulan sampai 6 tahun yang dilakukan oleh orang tua.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuisioner,
kelompok fokus, dan panel. Atau juga data hasil wawancara peneliti dengan
narsumber. Data yang diperoleh dari data primer ini harus diolah lagi (Sujarweni,
51
2020). Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah seluruh data
yang diperoleh dari kuisioner yang disebarkan kepada responden di Data registrasi
Puskesmas Puuwatu.
2. Data Sekunder
F. Pengolahan Data
a. Editting
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh
telah mengisi semua pertanyaan pada lembar kuesioner yang telah diberikan pada
b. Coding
yang terdiri atas beberapa kategori.Memberikan kode yang saya dapat berupa angka
atau nilai terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori sehingga mempermudah
52
c. Entri data
Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam
menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak di
analisis.
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
n ( ad−bc ) 2
X2= ∑
( a+b )( c +d ) ( a+ c ) ( b+ d )
Keterangan :
n : Jumlah sampel
a, b, c, d : Sel-sel
53
a) Jika X2 hitung ≥ X2 tabel : H0 ditolakdan Ha diterima yang berarti ada
b) Jika X2 hitung < X2 tabel : H0 diterima yang berarti tidak ada hubungan
yang bermakna.
95%.
Tetapi bila uji chi-square tidak memenuhi syarat maka dilakukan uji fisherʼs
Keterangan :
a, b, c, d : nilai sel
n : jumlah sel
a. Jika nilai ρ Value ˂ ɑ maka H0ditolak dan Hayang berarti ada hubungan
b. Jika nilai ρ Value ˃ ɑ maka H0 diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak
H. Etika Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti juga sangat mempertimbangkan masalah etika yang
terdiri dari :
54
1. Informed Consent
memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian, bila
subyek menolak maka peneliti tidak akan memaksakan kehendak dan tetap
2. Anonymity
responden pada kuesioner tetapi pada kuesioner tersebut diberikan kode responden.
3. Confidentiality
data tertentu saja yang dilaporkan sebagai hasil penelitian (Sugiyono, 2015).
55