1001 1776 1 PB
1001 1776 1 PB
1001 1776 1 PB
INDONESIA
Abstrak
Kata Kunci: profitabilitas, kecukupan modal, likuiditas, risiko kredit, efisiensi dan
nilai perusahaan
Abstract
This study ains to determine the effect of profitability proxied by Return On Assets
(ROA), Capital Adequacy proxied by Capital Adequacy Ratio (CAR), Liquidity proxied
by Loan to Deposit Ratio (LDR), Credit Risk proxied by Non Performing Loan (NPL)
and Efficiency proxied by operating costs and net income (BOPO) with firm value
indicated by Price to Book Value (PBV). The population in this study is the banking
subsector company listed on the Indonesia Stock Exchange in the period of 2016-
2018. The sampling technique used is probability sampling. Using e-views program
10.0. The results showed that capital adequacy had a possitive effect on value of the
firm, while profitability, liquidity, credit risk and efficiency did not effect the value of
the firm.
791
PENDAHULUAN
dampaknya. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi suatu hal yang penting karena
menunjukkan tingkat kesejahteraan pemegang saham yang tinggi. Nilai
perusahaan dapat diukur menggunakan Price to Book Value (PBV). Adapun
fenomena penurunan nilai perusahaan selama tahun 2016 sampai tahun 2018.
Sumber : www.idx.co.id
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan adanya penurunan PBV pada
beberapa perusahaan perbankan. Seperti pada Bank Rakyat Indonesia Agroniaga
Tbk yang mengalami penurunan pada tahun 2017 sebesar 1.08 dan mengalami
792
penurunan kembali pada tahun 2018 sebesar 1.51. Bank OCBC NISP Tbk
mengalami penurunan pada tahun 2017 sebesar 0.25 dan penurunan pada tahun
2018 sebesar 0.16. Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk juga mengalami
penurunan selama 3 tahun berturut-turut yaitu tahun 2016 sebesar 0.01, tahun
2017 sebesar 0.38 dan tahun 2018 sebesar 0.08.
Banyak aspek yang mempengaruhi naik turunnya nilai perusahaan. Nilai
perusahaan bisa dinilai dari kinerja keuangan suatu perusahaan. Kinerja keuangan
a n
bank, diatur dalam Surat Edaran (SE) Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tanggal 5
Januari 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Adapun tingkat t
793
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Keagenan
Menurut Sitanggang (2014, hlm.8) Hubungan keagenan yakni hubungan
manajemen dengan pihak penyandang dana timbul pada saat pemilik perusahaan
(principal) mempercayakan pihak profesional (agen) untuk mengelola perusahaan
dengan mendelegasikan wewenang membuat keputusan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham. Didalam hubungan keagenen,
manajer adalah pihak yang memiliki informasi penuh yang ada di dalam
perusahaan. Manajemen harus selalu memberitahukan informasi-informasi
perusahaan kepada pemilik modal. Kedua pihak tersebut mempunyai visi yang
sama yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Jadi antara manajemen dan pemilik
modal harus bekerja sama untuk dapat meningkatkan nilai perusahaan, karena
jika keduanya tidak bekerja sama maka perusahaan tidak akan dapat
memaksimumkan nilai perusahaan.
n
Profitabilitas
Menurut Kasmir (2018, hlm.196) menjelaskan bahwa profitabilitas adalah
rasio untuk menilai keahlian suatu perusahaan saat mencari keuntungan. Rasio ini
memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen di suatu perusahaan. Hal
tersebut digambarkan dengan pendapatan yang didapatkan dari penjualan dan
pendapatan investasi. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Asriyani &
Mawardi (2018) yang menjelaskan bahwa profitabilitas berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Perusahaan yang mempunyai kinerja yang baik
digunakan oleh investor sebagai sinyal positif untuk pertimbangan dalam
mengambil keputusan berinvestasi, dengan demikian dapat meningkatkan nilai
perusahaan.
Kecukupan Modal
Menurut Latumaerissa (2014, hlm.47) permodalan bagi bank, selain
berperan sebagai sumber utama pembiayaan aktivitas operasional juga berperan
sebagai penopang terhadap kemungkinan timbulnya kerugian. Selain itu, modal
794
bank juga berperan untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap keahlian
bank dalam menjalankan perannya sebagai lembaga intermediasi. Jika kecukupan
modal meningkat mangakibatkan nilai perusahaan juga akan meningkat. Namun
jika kecukupan modal mengalami penurunan maka nilai perusahaan juga akan
menurun. sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Murni dan Sabijono
(2018) yang menjelaskan bahwa kecukupan modal berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan. Ini memiliki arti jika kecukupan modal meningkat maka akan
diikuti dengan peningkatan nilai perusahaan, sebaliknya penurunan kecukupan
modal akan diikuti dengan penurunan nilai perusahaan.
Likuiditas
Menurut Kasmir (2018, hlm. 129) menjelaskan bahwa likuiditas adalah
rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo. Apabila perusahaan mampu
memenuhi kewajibannya maka dapat dikatakan perusahaan tersebut likuid.
Namun apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya maka
perusahaan tersebut illikuid. Apabila likuiditas meningkat maka nilai perusahaan
akan meningkat juga.. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Halimah dan
Komariah (2017) yang menjelaskan bahwa likuiditas berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
Risiko Kredit
Menurut Latumaerissa (2014, hlm.162) risiko kredit merupakan kredit
pembayaran kembali utang pokok dan kewajiban bunga yang tidak sesuai dengan
persyaratan atau ketentuan yang telah ditetapkan bank, serta memiliki resiko
penerimaan pendapatan dan bahkan memiliki potensi mengalami kerugian. Jika
kredit bermasalah ini sering terjadi maka dapat menyebabkan menurunnya
pendapatan dan dapat berpengaruh juga terhadap menurunnya nilai perusahaan.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Priantinah (2018) yang
menyatakan bahwa risiko kredit berpengaruh negative terhadap nilai perusahaan.
Adanya pengaruh negative ini karena ketika risiko kredit meningkat maka akan
mengakibatkan kerugian pada bank sehingga membuat laba berkurang dan dapat
menurunkan nilai perusahaan karena investor kehilangan kepercayaan kepada
perusahaan tersebut.
Efisiensi
Menurut Putri (2018) Efisiensi merupakan usaha perbankan untuk
berproduksi dengan biaya seminimal mungkin, namun efisiensi juga menyangkut
pengelolaan antara input dan output yakni bagaimana mendistribusikan input yang
ada secara optimal demi menghasilkan output yang maksimal. Jika bank tidak
efisien dalam menekan biaya operasional, hal ini akan berpengaruh pada menurunnya
nilai perusahaan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulastiningsih dan
Sholihati (2018) menyatakan bahwa Efisiensi berpengaruh negative terhadap nilai
perusahaan.
795
Model Kerangka Empirik
Profitabilitas
Kecukupan Modal
Risiko Kredit
Efisiensi
Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan paradigma yang telah
dijelaskam sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini antara lain:
METODOLOGI PENELITIAN
Pengukuran Variabel
Variabel Dependen (Y) :
Nilai Perusahaan ialah persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan
perusahaan. Variabel nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur menggunakan
Price to Book Value (PBV).
PBV = (1)
796
Variabel Independen (X) :
a. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Variabel profitabilitas dalam penelitian ini diukur menggunakan Return on
Assets (ROA).
ROA = (2)
b. Kecukupan Modal
Kecukupan Modal adalah kemampuan perusahaan dalam menjaga
ketercukupan modal yang dimiliki bank untuk menopang aktiva yang
mengandung atau menghasilkan resiko. Variabel Kecukupan modal dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR = (3)
c. Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam membayar kembali kewajiban
kepada nasabah yang telah menanamkan dananya dengan kredit-kredit yang
telah diberikan kepada debiturnya. Variabel Likuiditas dalam penelitian ini
diukur dengan menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR).
LDR = (4)
d. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola kredit
bermasalah yang disalurkan. Variabel risiko kredit dalam penelitian ini diukur
dengan menggunakan Non Performing Loan (NPL).
NPL = (5)
e. Efisiensi
Efisiensi adalah kemampuan perusahaan dalam meminimalisir biaya dan
meningkatkan pendapatan seoptimal mungkin. Variabel efisiensi dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan Biaya Operasional Terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO).
BOPO = (6)
797
Statistik Deskriptif
Ghozali (2013, hlm.19) statistik desktiptif digunakan untuk memberikan
gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),
standar deviasi, varian maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness.
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah Profitabilitas (ROA), Kecukupan
Modal (CAR), Likuiditas (LDR) , Risiko Kredit (NPL) dan Efisiensi (BOPO).
Keterangan :
= Nilai Perusahaan (PBV)
X1 = Profitabilitas (ROA)
X2 = Kecukupan Modal (CAR)
X3 = Likuiditas (LDR)
X4 = Risiko Kredit (NPL)
X5 = Efisiensi (BOPO)
B = Konstanta
i = Nama Bank Kovensional
t = Periode Waktu
µ = Error Term
Uji Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis ini uji yang digunakan adalah Uji Parsial (uji t)
dan Uji Koefisien Determinasi (R2).
Statistik Deskriptif
Berdasarkan hasil Eviews versi 10.0 dalam mengelola data, dapat diperoleh hasil
perhitungan sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Statistik Deskriptif
Nilai_Perusahaan Profitabilitas Kecukupan_Modal Likuiditas Risiko_Kredit Efisiensi
Mean 1.627029 0.007559 0.218086 0.845199 0.034965 0.930707
Maximum 5.450000 0.040000 0.664300 1.452600 0.158200 2.352000
Minimum 0.220000 -0.111500 0.100400 0.419900 0.000300 0.582000
Std. Dev. 1.068150 0.024474 0.075633 0.144630 0.023965 0.249149
Observations 126 126 126 126 126 126
Sumber: data diolah dari E-Views 10.0
798
Adapun interpretasi dari hasil statistik deskriptif diatas yaitu:
a. Nilai Perusahaan (PBV)
Nilai rata-rata PBV dari 42 bank umum kovensional yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama 3 tahun pada periode 2016-2018 adalah 1,627029. PBV
tertinggi sebesar 5,450000. PBV terendah sebesar 0,220000. Sementara itu,
standar deviasi yang diperoleh untuk variabel Nilai Perusahaan sebesar
1,068150. Standar deviasi yang besar (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan
adanya kesenjangan/variasi yang cukup besar dari nilai perusahaan terendah
dan tertinggi.
b. Profitabilitas (ROA)
Nilai rata-rata ROA dari 42 bank umum konvensional yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia sebesar 0,007559 atau 0,75%. ROA tertinggi sebesar 0,040000
atau 4%. ROA terendah sebesar -0,111500 atau -11,15%. Sementara itu, standar
deviasi yang diperoleh untuk variabel profitabilitas sebesar 0,024474. Standar
deviasi yang besar (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya
kesenjangan/variasi yang cukup besar dari profitabilitas terendah dan tertinggi.
c. Kecukupan Modal (CAR)
Nilai rata-rata CAR dari 42 bank umum konvensional yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama 3 tahun pada periode 2016-2018 adalah 0,218086 atau
21,80%. CAR tertinggi sebesar 0,664300 atau 66,43. CAR terendah sebesar
0,100400 atau 10,04%. Sementara itu, standar deviasi yang diperoleh untuk
variabel Kecukupan Modal sebesar 0,075633. Standar deviasi yang besar (lebih
dari 30% dari mean) menunjukkan adanya kesenjangan/variasi yang cukup
besar dari kecukupan modal terendah dan tertinggi.
d. Likuiditas (LDR)
Diketahui dari 42 bank umum konvensional yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama 3 tahun pada periode 2016-2018 memiliki rata-rata LDR
sebesar 0,845199 atau 84,51%. LDR tertinggi sebesar 1,452600 atau 145,26%.
LDR terendah sebesar 0,419900 atau 41,99%. Sementara itu, standar deviasi
yang diperoleh untuk variabel Likuiditas sebesar 0,144630. Standar deviasi
yang besar (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya
kesenjangan/variasi yang cukup besar dari likuiditas terendah dan tertinggi.
e. Risiko Kredit (NPL)
Nilai rata-rata dari 42 bank umum konvensional yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama 3 tahun pada periode 2016-2018 adalah 0,034965 atau
3,49%. NPL tertinggi sebesar 0,158200 atau 15,82%. NPL terendah sebesar
0,000300 atau 0,03%. Sementara itu, standar deviasi yang diperoleh untuk
variabel Risiko Kredit sebesar 0,023965. Standar deviasi yang besar (lebih dari
30% dari mean) menunjukkan adanya kesenjangan/variasi yang cukup besar
dari risiko kredit terendah dan tertinggi.
f. Efisiensi (BOPO)
Nilai rata-rata BOPO dari 42 bank umum konvensional yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama 3 tahun pada periode 2016-2018 adalah 0,930707 atau
93,07%. BOPO tertinggi sebesar 2,352000 atau 235,2% . BOPO terendah
sebesar 0,582000 atau 58,20%. Sementara itu standar deviasi yang diperoleh
untuk variabel BOPO sebesar 0,249149. Standar deviasi yang besar (lebih dari
799
30% dari mean) menunjukkan adanya kesenjangan/variasi yang cukup besar
dari efisiensi terendah dan tertinggi.
Berdasarkan tabel 19 diatas, hasil pengujian pada model regresi data panel,
selanjutnya dapat ditulis persamaan regresi data sebagai berikut:
Nilai Perusahaan = -0,663489 + 8,790480 + 4,753387 – 0,036557 – 4,124545 +
1,463984
Berdasarkan persamaan regresi di atas yang telah dibentuk dapai diuraikan
bahwa:
a. Berdasarkan hasil uji regresi, diketahui bahwa nilai kontanta adalah sebesar
-0,663489. Dapat dimpulkan bahwa nilai variabel independent yaitu, ROA, CAR,
LDR, NPL dan BOPO dianggap konstan atau sama dengan 0 (nol), maka nilai PBV
sebesar -0,633489.
b. Nilai koefisien regresi ROA sebesar 8,790480, maka dapat diartikan bahwa
setiap kenaikan ROA sebesar 1 rupiah dengan asumsi variabel lain tetap, maka
nilai ROA akan mengalami kenaikan sebesar 8,790480. Hal ini menunjukkan
koefisien bernilai positif, artinya antara profitabilitas dengan nilai perusahaan
memiliki hubungan positif.
c. Nilai koefisien regresi CAR sebesar 4,753387, maka dapat diartikan bahwa
setiap kenaikan CAR sebesar 1 rupiah dengan asumsi variabel lain tetap, maka
nilai ROA akan mengalami kenaikan sebesar 4,753387. Hal ini menunjukkan
koefisien bernilai positif, artinya antara kecukupan modal dengan nilai
perusahaan memiliki hubungan positif.
d. Nilai koefisien regresi LDR sebesar –0,036557, maka dapat diartikan bahwa
setiap kenaikan LDR sebesar 1 rupiah dengan asumsi variabel lain tetap, maka
nilai LDR akan mengalami penurunan sebesar –0,036557. Hal ini menunjukkan
koefisien bernilai negatif, artinya antara likuiditas dengan nilai perusahaan
memiliki hubungan negatif.
e. Nilai koefisien regresi NPL sebesar –4,124545, maka dapat diartikan bahwa
setiap kenaikan NPL sebesar 1 rupiah dengan asumsi variabel lain tetap, maka
nilai NPL akan mengalami penurunan sebesar –4,124545. Hal ini menunjukkan
800
koefisien bernilai negatif, artinya antara risiko kredit dengan nilai perusahaan
memiliki hubungan negatif.
f. Nilai koefisien regresi BOPO sebesar 1,463984, maka dapat diartikan bahwa
setiap kenaikan BOPO sebesar 1 rupiah dengan asumsi variabel lain tetap, maka
nilai BOPO akan mengalami kenaikan sebesar 1,463984. Hal ini menunjukkan
koefisien bernilai positif, artinya antara efisiensi dengan nilai perusahaan
memiliki hubungan positif.
801
Sedangkan nilai thitung lebih kecil dari ttabel yaitu -1.091296 > -1,97993 dengan df
= 126 – 5 – 1 = 120, artinya variabel Risiko Kredit (NPL) tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
5) Pengaruh Efisiensi (BOPO) terhadap Nilai Perusahaan (PBV)
Pengaruh Efisiensi terhadap nilai perusahaan yang dinyatakan dalam BOPO,
menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,2327 atau 0,2327 > 0,05, artinya
variabel efisiensi (BOPO) tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan
nilai thitung lebih kecil dari ttabel yaitu 1,199514 < 1,97993 dengan df = 126 – 5 – 1
= 120, artinya variabel efisiensi (BOPO) tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Pembahasan
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
Menurut hasil regresi data panel, menjelaskan bahwa variabel profitabilitas
yang diukur dengan return on assets (ROA) memiliki hasil thitung sebesar 0,698711
dengan probabilitas 0,4861 > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa profitabilitas
tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Dari 42 bank terdapat 25 bank atau
59.52% yang ROA memiliki penurunan ROA dan 25 bank atau 59,52% yang
memiliki kenaikan PBV. Hal ini terjadi karena investor profitabilitas tidak
mempengaruhi persepsi investor dan nasabah karena meskipun profit dari sector
perbankan mengalami penurunan namun tidak ada perusahan yang mengalami
kebangkrutan. Karena setiap bank pasti memiliki cadangan-cadangan lain untuk
menutupi kerugian. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hardika dkk
(2018), Firdaus (2019) dan Hendratni (2019) yang menyatakan bahwa
Profitabilitas tidak berpengaruhh terhadap nilai perusahaan.
802
64,3% yang mengalami kenaikan PBV. Hasil ini menunjukkan bahwa kecukupan
modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kecukupan modal berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan mengandung arti bahwa semakin tinggi CAR
maka akan semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari
setiap kredit sehingga nilai perusahaan menjadi meningkat karena investor
melihat sinyal yang positif dari bank tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Murni dan Sabijono (2018), Sari dan Priantinah
(2018), Halimah dan Komariah (2017), Sulastiningsih dan Sholihati (2018), Murni
dkk (2019) yang menyatakan bahwa Kecukupan Modal berpengaruh terhadap
Nilai Perusahaan.
803
dan 26 bank atau 61,9% yang mengalami penurunan PBV.Hal ini menunjukkan
bahwa hubungan antara biaya operasional dan pendapatan operasional tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini terjadi karena tinggi rendahnya
BOPO bukan merupakan factor yang dapat mempengaruhi minat investor untuk
membeli saham di bank tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan dilakukan oleh Halimah dan Komariah (2017) yang menyatakan
bahwa Efisiensi tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Anwar. (2016). Kajian Kinerja Keuangan Dan Corporate Social Responsibility (CSR)
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2011-2015. XIII(2).
Asriyani, R., & Mawardi, W. (2018). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening.
Diponegoro Journal Of Management, 6(3), 1–15.
Brigham, & Houston. (2011). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (11 buku 2).
Jakarta: Salemba Empat.
Firdaus, I. (2019). Pengaruh DER, PER dan ROA Terhadap PBV Pada Industri
Perbankan. Jurnal Ekonomi, XXIV(02), 242–255.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21
Update PLS Regresi. 2013: Universitas Diponegoro.
Halimah, S. N., & Komariah, E. (2017). Pengaruh Roa, Car, Npl, Ldr, Bopo Terhadap
Nilai Perusahaan Bank Umum. Jurnal Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen
Bisnis, 5(1), 14–25.
Hendratni, T. W. (2019). Pengaruh Kinerja Bank Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset Manajemen
Dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT, 4(2), 267–276.
Kasmir. (2018). Analisis Laporan Keuangan. Depok: PT RajaGrafindo Persada.
804
Latumaerissa, J. R. (2014). Manajemen Bank Umum. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Murni, S., & Sabijono, H. (2018). Peran Kinerja Keuangan Dalam Menentukan Nilai
Perusahaan. Jurnal Manajemen Bisnis Dan Inovasi, 5(2), 96–107.
Murni, S., Sabijono, H., & Tulung, J. (2019). The Role of Financial Performance in
Determining The Firm Value. 73, 66–70.
Nagara, P., & Syafitri, M. (2018). Pengaruh ROA, ROE. BOPO, NIM Dan Corporate
Social (CSR) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perbankan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015. Indonesia Indovisi Institute, 1(1), 1–
17.
Repi, S., Murni, S., & Adare, D. (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai
Perusahaan Subsektor Perbankan Pada Bei Dalam Menghadapi Mea. Jurnal
EMBA, 4(1), 181–191.
Sari, P. Y., & Priantinah, D. (2018). Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Corporate
Social Responsibility (CSR) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Bank Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015. Nominal, Barometer
Riset Akuntansi Dan Manajemen, 7(1).
Sentosa Hardika, N., Dewa Made Mahayana, I., & Eni Marhaeni, K. (2018). Analisis
Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis Dan Kewirausahaan,
14(3), 152–158.
Sitanggang, J. P. (2014). Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Sulastiningsih, S., & Sholihati, R. I. (2018). Pengaruh Kinerja Keuangan Dan
Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan
Di Bursa Efek Indonesia. Kajian Bisnis STIE Widya Wiwaha, 26(1), 95–111.
Suranto, V., & Walandouw, S. (2017). Analisis Pengaruh Struktur Modal Dan
Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi,
5(2), 1031–1040.
805