Hukum Surat Berharga Zulpakar Uts Salinan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 2

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

SEMESTER GENAP TA 2020/2021


MATA KULIAH : HUKUM SURAT BERHARGA
NAMA : Khoirul
NIM : 19210039
FAKULTAS HUKUM KELAS A
JAWABAN
1.
a) Penggolongan surat berharga menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang :
1) Surat-surat yang mempunyai sifat kebendaan (zaken rechtelijke papieren): isi dari perikatan surat adalah bertujuan
untuk penyerahan barang. Misalnya ceel, konosemen / conogssement (Pasal 506 KUHD). Menurut Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang Pasal 506 Bill of lading atau konosemen : adalah sepucuk surat yang 13 ditanggali, dimana
pengangkut menyatakan, bahwa ia telah menerima barang-barang tertentu untuk diangkutnya kesuatu tempat tujuan yang
ditunjuk dan disana menyerahkan kepada orang yang ditunjuk beserta janji-janji apa penyerahan akan terjadi.
2) Surat-surat tanda keanggotaan (limaatschaps papieren) : saham-saham dari Perseroan Terbatas atau persekutuan
lainnya.
3) Surat-surat tagih hutang (schulvorderings papieren):
• Surat kesanggupan membayar yaitu janji untuk membayar (betalingsbelofte), misalnya : surat sanggup dan promes atas
tunjuk, surat berharga komersial.
• Surat perintah untuk membayar (betalingsdracht) misalnya : wesel dan cek.
• Surat pembebasan (kwijting) adalah : tanda bukti bahwa seseorang telah melaksanakan kewajiban terhadap orang lain,
misalnya pelunasan pembayaran dengan kwitansi atas tunjuk (Pasal 229 f KUHD)
b) Fungsi Surat Berharga :
1) Sebagai Surat Bukti Tagih, hak tagih (Surat Legitimasi) artinya : pemegang Surat Berharga berhak atas sejumlah uang
tertentu yang tercantum dalam Surat Berharga itu . Pemegang Surat Berharga dapat ditafsirkan dua yaitu :
• Pemegang secara formil, dia yang dianggap menguasai surat berharga tersebut mendapatkannya dari Pemegang
pertama melalui peralihan yang sah.
• Pemegang adalah orang tersebut namanya didalam Surat Berharga, secara material Pemegang Surat Berharga ini
adalah orang yang sesungguhnya pemilik dan berhak terhadap Surat Berharga tersebut
2) Alat memindahkan hak tagih artiya : Pemegang dapat mengalihkan Surat Berharga kepada orang lain.
3) Alat pembayaran artinya : kemudahan alat pembayaran, aman, praktis, lancar dan mudah dalam lalu lintas
perdagangan.
4) Pembawa hak artinya: siapa saja yang membawa Surat Berharga itu adalah berhak untuk menguangkan, sepanjang
pemegang Surat Berharga dapat membuktikan bahwa dia Pemegang yang sah, maka dia secara hukum orang yang
berhak terhadap surat tersebut misalnya: konosemen.
5) Sebagai alat untuk memindahkan hak tagih (diperjual belikan dengan mudah dan sederhana) artinya : siapa yang
memiliki Surat Berharga tersebut dengan mudah memindahkan hak tagih kepada pihak lain.
2. Surat berharga merupakan dokumen yang memiliki nilai, dilindungi oleh hukum dan diakui oleh negara. Biasa
surat berharga erat kaitannya dengan kepentingan transaksi perdagangan, penagihan, pembayaran, dan sebagainya.
Tidak hanya uang, dalam transaksi dalam transaksi perdagangan modern, surat berharga juga sering digunakan
sebagai alat pembayaran, khususnya di kalangan para pengusaha. Banyak pengusaha yang menggunakan surat yang
satu ini sebagai alat bayar transaksi perdagangan karena dianggap lebih aman, praktis, dan memiliki gengsi
tersendiri. Alat pembayaran yang dapat diterima secara internasional dapat berupa mata uang asing, emas batangan,
cek, atau surat-surat berharga. Mata uang asing yang digunakan sebagai alat pembayaran perdagangan internasional
antara lain dolar (Amerika Serikat), yen (Jepang), euro (Eropa), dan poundsterling (Inggris). Perdagangan
internasional adalah proses jual beli yang dilakukan antara dua negara atau lebih. Untuk memudahkan proses
perdagangan maka digunakan alat pembayaran yang dapat diterima oleh semua pihak dan umum digunakan untuk
semua transaksi.

3.
1. Dari peristiwa hukum persoalan yag terjadi adalah Cek Kosong, Ketika perusahaan menerima cek dari
pelanggan maka perusahaan mencatatnya sebagai penerimaan kas dan disetorkan ke bank untuk menambah saldo
rekening perusahaan. Namun, keesokan harinya pihak bank akan memberitahukan bahwa cek tersebut tidak bisa
diuangkan karena tidak memiliki dana yang cukup.
2. Dalam praktek perbankan sekarang ini seringkali dijumpai adanya cek yang bertanggal mundur, hal ini dilakukan
atau ditempuh oleh penerbit jika pada saat menerbitkan cek penerbit belum mempunyai dana yang cukup, sehingga
tanggal penerbitannya dibuat mundur. Cek ini secara langsung memiliki masa peredaran yang lebih lama dari cek
biasa. Penerbitan cek bertanggal mundur didasarkan atas kepercayaan dan kebutuhan dalam praktek pembayaran
transaksi. Pada penerbitan cek mundur ini telah terjadi kesepakatan antar penerbit dan pemegang. Oleh kerena itu
pemegang sudah mengerti bahwa dia tidak berhak atas pembayaran sebelum tanggal penerbitan. Pemegang cek
bertanggal mundur itu menguasai cek tersebut sebagai jaminan bahwa dia berhak atas pembayaran pada tenggang
penawaran dihitung dari tanggal penerbitan yang tertera dalam cek bertanggal mundur. Bank yang menguasai dana
atas sebuah cek bertanggal mundur berdasarkan Pasal 205 KUHD harus melakukan pembayaran pada waktu cek
tersebut ditawarkan, biarpun cek tersebut ditawarkan sebelum tenggang penawaran.
3. Ada tenggang waktu Masa kedaluwarsa Cek yakni Jangka waktu selama 70 hari terhitung

Anda mungkin juga menyukai