Dokumen SPM Rsud Bobong
Dokumen SPM Rsud Bobong
Dokumen SPM Rsud Bobong
Puji Syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, atas dapat terselesaikannya
Pedoman standar pelayanan minimum UPTD RSUD BOBONG ini sebagai acuan dalam
pelaksanaan penerapan Standar Pelayanan Minimal di RSUD BOBONG KABUPATEN PULAU
TALIABU , sebagai penilaian kualitas pelayanan , sebagai komitmen atau janji dari pihak penyedia
pelayanan kepada pelanggan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas, yaitu pelayanan yang
cepat, menyenangkan, tidak mengandung kesalahan, dan mengikuti proses serta prosedur yang
telah ditetapkan
Dalam kegiatan penyusunan Standar Pelayanan Minimal ini, tentunya banyak masukan
dan konstribusi dari berbagai pihak yang terkait , maka pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya.
Kami menyadari, bahwa Standar Pelayanan Minimal ini masih jauh dari kesempurnaan ,
untuk itu masukan dan saran kami harapkan , agar Standar Pelayanan ini menjadi lebih
baik dan juga akan memberikan manfaat demi peningkatan pelayanan Rumah Sakit
kedepannya .
Direktur
ii
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
Tim Pendukung Penyusunan Standar Pelayanan..................................................iv
SK Penetapan Maklumat Standar Pelayanan.........................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Tujuan Pembuatan Standar Pelayanan............................................2
C. Langkah Kegiatan Penyusunan Standar Pelayanan........................2
D. Sistematika Standar Pelayanan........................................................4
iii
TIM PENDUKUNG PENYUSUNAN STANDAR
PELAYANAN RSUD BOBONG KABUPATEN PULAU
TALIABU
TAHUN 2023
iv
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PULAU TALIABU
KEPUTUSAN DIREKTUR
UPTD RSUD BOBONG
KABUPATEN PULAU TALIABU
NO :
TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PADA
UPTD RSUD BOBONG KABUPATEN PULAU TALIABU
Memutuskan
Menetapkan : KEPUTUSAN PLT DIREKTUR RSUD BOBONG
KABUPATEN PULAU TALIABU TENTANG STANDAR
PELAYANAN MINIMAL UPTD RSUD BOBONG
KABUPATEN PULAU TALIABU
Kesatu : Pembinaan dan pengawasan terhadap Surat Keputuasan ini
dilaksanakan oleh pihak manajemen Rumah Sakit
Kedua : Semua biaya yang ditimbulkan dengan adanya surat keputusan Plt.
Direktur ini dibebankan kepada UPTD RSUD BOBONG KABUPATEN
PULAU TALIABU
Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat ketidaksesuaian akan dilakukan revisi
sebagaimana mestinya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit Umum Daerah Bobong adalah perangkat daerah Kabupaten Pulau Taliabu
dipandang mempunyai peran strategis dalam upaya menyejahterakan masyarakat karena rumah sakit
memberikan layanan yang merupakan kebutuhan mendasar dan sangat menentukan kualitas sumber
daya manusia. Untuk menjamin bahwa pelayanan tersebut, dapat dan tetap dilaksanakan secara
memadai baik jenis-jenis pelayanannya maupun mutu pelayanan, RSUD Bobong menyusun dan
menetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit Umum Daerah Bobong.
Dengan ditetapkannya SPM ini, fokus dan upaya peningkatan kualitas pelayanan Rumah Sakit
menjadi lebih dan makin terarah. Dengan menggunakan SPM, tolok ukur dalam pencapaian kinerja
menjadi konkrit, karena SPM pada hakikatnya adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan
dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.
Oleh karena itu SPM menjadi acuan penting dalam penyusunan rencana baik yang bersifat Rencana
Pembangunan Jangka Menengah/Renstra maupun Rencana Pembangunan Tahunan/RKA.
Dengan menerapkan SPM yang secara eksplisit menyatakan jenis dan kualitas pelayanan yang
akan diberikan dan diupayakan untuk diwujudkan, akuntabilitas Rumah Sakit dan Pemerintah Daerah
menjadi makin kuat dalam mewujudkan Good Governance dan Check and Balances yang diamanatkan
oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Penetapan SPM RSUD Bobong dimaksudkan sebagai penetapan ketentuan mengenai jenis
dan kualitas pelayanan sebagai acuan yang diupayakan oleh RSUD Bobong, dan juga digunakan
sebagai tolok ukur kinerja dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta,
pengawasan dan pertanggung-jawaban penyelenggaraannya.
SPM RSUD ini juga memberi kejelasan definisi operasional, indikator kinerja , penentuan
target tahapan target/waktu pencapaian, cara perhitungan nilai pencapaian kinerja/standar, dengan
memberi kejelasan pembilang dan penyebutnya, serta sumber data yang dipergunakan.
Penetapan SPM RSUD Bobong juga sekaligus untuk memenuhi persyaratan dalam
pelaksanaan Pola Kelola Keuangan Badan Layanan Umum Daerah sehingga dimungkinkannya
praktek bisnis yang sehat oleh unit teknis pelayanan pemerintah yang dalam mengupayakan
kesejahteraan yang optimal bagi masyarakat.
C. Pengertian
SPM merupakan hal minimal yang harus dilaksanakan oleh Pemda untuk rakyatnya, maka
target SPM harus 100% setiap tahunnya. Untuk itu dalam penetapan indikator SPM,
Kementerian/Lembaga Pemerintahan Non Kementerian agar melakukan pentahapan pada jenis
pelayanan, mutu pelayanan dan/atau sasaran/lokus tertentu.
SPM merupakan salah satu program strategis nasional. Pada Pasal 68 UU Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa Kepala Daerah yang tidak melaksanakan
program strategis nasional akan dikenai sanksi yaitu sanksi administratif, diberhentikan sementara
selama 3 (tiga) bulan, sampai dengan diberhentikan sebagai kepala daerah.
2. Rumah Sakit:
Rumah Sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan meliputi pelayanan promotif, preventif, kurative dan rehabilitatif
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
B. LANDASAN HUKUM
.
1. Undang-Undang Republik Indonesia No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
BAB III
STANDAR PELAYANAN MINIMAL RSUD BOBONG
Standar Pelayanan Minimal RSUD Bobong dalam pedoman ini meliputi jenis- jenis pelayanan, indikator
dan standar pencapaian kinerja pelayanan rumah sakit.
A. Jenis Pelayanan
Jenis-jenis pelayanan rumah sakit yang disediakan oleh RSUD Bobong :
1. Pelayanan gawat darurat;
2. Pelayanan rawat jalan;
3. Pelayanan rawat inap;
4. Pelayanan persalinan, perinatal, dan keluarga berencana;
5. Pelayanan Laboratorium ;
6. Pelayanan farmasi;
7. Pelayanan gizi;;
8. Pelayanan rekam medis;
9. Pengelolaan limbah;
10. Pelayanan administrasi manajemen;
11. Pelayanan ambulance/kereta jenazah;
12. Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit;
13. Pelayanan laundry;
14. Pengendalian infeksi
1
0
B. SPM setiap jenis pelayanan, Indikator dan Standar
Adapun Standar Pelayanan minimal untuk setiap pelayanan, indicator dan standar dapat dilihat
pada lampiran 1. Semnetara rinciannya dapat dilihat pada lampiran 2.
11
BAB III
PENUTUP
SPM RSUD Bobong pada hakekatnya merupakan jenis-jenis dan kualitas pelayanan rumah sakit yang
ditetapkan yang wajib dilaksanakan dalam pelayanan terhadap masyarakat kabupaten Pulau Taliabu untuk
mewujudkan kesejahteraan. SPM ini juga dapat dipandang sebagai janji dari Pemerintah Daerah dan pengelola
RSUD Bobong, untuk selalu mengupayakan dan mewujudkan kinerja yang ditentukan yang menjamin
kebutuhan minimal masyarakat yang sangat mendasar dalam hal pelayanan rumah sakit dapat terpenuhi.
Namun untuk dapat tercapainya apa yang diharapkan tersebut diperlukan kerja sama semua pihak dan
teristimewa dukungan dari masyarakat itu sendiri. Kesehatan adalah kebutuhan dasar, dan untuk pemenuhan
kebutuhan dasar ini tidak mungkin dapat terlaksana dengan baik tanpa keterlibatan setiap warga yang
mendambakannya. Kesehatan memang bukan segalanya, tetapi tanpa kesehatan, semuanya menjadi tidak
berarti.
Dengan disusunnya Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit diharapkan dapat membantu
pelaksanaan penerapan Standar Pelayanan Minimal di rumah sakit. SPM ini dapat dijadikan acuan bagi
pengelola rumah sakit dan unsur terkait dalam melaksanakan perencanaan, pembiayaan dan
pelaksanaan setiap jenis pelayanan.
Hal-hal lain yang belum tercantum dalam Dokumen SPM ini akan ditetapkan kemudian sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
12
Lampiran I
JENIS BAT
INDIKAT STAND
PELAYA AS
OR AR
NAN WAK
TU
1 2 3 4 5
I Gawat
Darurat 1 Kemampuan menangani life saving anak 100% 3 tahun
dan dewasa
0 tahun
2 Jam buka Pelayanan Gawat Darurat 24 jam
100% 3 tahun
3 Pemberi pelayanan kegawat daruratan
yang bersertifikat yang masih berlaku
(BLS/PPGD/GELS/ALS)
4 tahun
4 Ketersediaan Tim penanggulangan Satu tim
bencana
3 tahun
5 Waktu Tanggap Pelayanan dokter di ≤ lima menit terlayani
Gawat Darurat setelah pasien datang
0% 3 tahun
6 Kepuasan Pelanggan
3 tahun
7 Kematian pasien < 24 jam dua per seribu
(pindah ke
pelayanan rawat inap
setelah 8 jam )
0 tahun
Tidak adanya pasien yang diharuskan 100%
membayar uang muka
5 tahun
II Rawat Jalan 1 Dokter pemberi Pelayanan di Poliklinik 100 % Dokter Spesialis
Spesialis
0 tahun
2 Ketersediaan Pelayanan Klinik Anak
Klinik Penyakit Dalam
Klinik Kebidanan
d. Klinik Bedah
13
2 Dokter Penanggung Jawab Pasien Rawat 100 %
Inap
4 Jam Visete Dokter Umum dan Dokter 08:00 s.d 14:00 setiap 3 tahun
Spesialis hari kerja
14
JENIS BATAS
PELAYANA INDIKATOR STANDAR WAKT
N U
1 2 3 4 5
5 tahun
6 Kejadian Infeksi Nosokomial ≤ 1.5 %
VI Farmasi 3
1 Waktu tunggu pelayanan Obat jadi ≤ 30 menit tahun
Obat Racikan ≤ 60 menit 5
tahun
5 tahun
2 Tidak adanya kejadian kesalahan 100 %
pemberian obat
15
4 Penulisan resep sesuai formularium 100 % 5 tahun
VII Gizi
1 Ketepatan waktu pemberian makanan ≥ 90 % 2 tahun
kepada pasien
16
JENIS BATAS
PELAYANA INDIKATOR STANDAR WAKT
N U
1 2 3 4 5
selesai pelayanan
100 % 2 tahun
2 Kelengkapan Informed Concent setelah
mendapatkan
informasi yang jelas
< 10 menit 4 tahun
3 Waktu penyediaan dokumen rekam
medic pelayanan
rawat jalan
< 15 menit 3 tahun
4 Waktu penyediaan dokumen rekam
medic pelayanan rawat inap
X Pengelolaan BOD < 30 mg/l COD < 3 tahun
Limbah 1 Baku mutu limbah 80 mg/l TSS < 30 mg/l
PH 6-9
2 Pengelolaan limbah padat infeksius
sesuai dengan aturan 100 % 3 tahun
XI Administrasi
dan 1 Tindak lanjut penyelesaian hasil 100 % 4 tahun
manajemen pertemuan direksi
Catatan : Penjelasan tentang indikator (yang utama) yang meliputi definisi, cara pengukuran, sumber
data, pemahaman rasional, dan penanggung jawab pengumpul data dan lain-lain, dapat
dilihat pada Lampiran.
18
LAMPIRAN 2
Numerator Jumlah kumulatif jam buka gawat darurat dalam satu bulan
19
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
20
Ketersediaan tim penanggulanagan bencana
Judul Ketersediaan tim penanggulanagan bencana
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
Tujuan Kesiagaan rumah sakit untuk memberikan pelayanan penanggulangan bencana
Definisi Operasional Tim penanggulangan bencana adalah tim yang dibentuk di rumah sakit dengan
tujuan untuk penanggulangan akibat bencana yang mungkin terjadi sewaktu -
waktu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
21
Kematian Pasien ≤ 24 jam di Gawat Darurat
Judul Kematian Pasien ≤ 24 jam di Gawat Darurat
Dimensi Mutu Efektifitas dan Keselamatan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang efektif dan mampu menyelamatkan pasien
gawat darurat
Definisi Operasional Kematian ≤ 24 jam adalah kematian yang terjadi dalam periode 24 jam sejak
pasien
Datang
Frekuensi Tiga bulan
Pengumpulan Data
22
PELAYANAN RAWAT JALAN
23
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat jalan
Pengumpulan data
24
Pasien rawat jalan tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS
Judul Pasien rawat jalan tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS
Dimensi Mutu Akses, efisiensi
Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat jalan bagi pasein tuberkulosis dengan
strategi DOTS
Definisi Operasional Pelayanan rawat jalan tuberkulosis dengan strategi DOTS adalah pelayanan
tuberculosis dengan 5 strategi penanggulangan tuberculosis nasional.
Penegakan diagnosis dan follow up pengobatan pasien tuberculosis harus
melalui pemeriksaan mikroskopis tuberculosis, pengobatan harus menggunakan
paduan obat anti tuberculosis yang sesuai dengan standar penanggulanagn
tuberculosis nasional, dan
semua pasien yang tuberculosis yang diobati dievaluasi secara kohort sesuai
dengan penanggulangan nasional
Frekuensi Tiap tiga bulan
Pengumpulan Data
25
PELAYANAN RAWAT INAP
26
Pengumpulan data
27
Jam visite dokter spesialis
Judul Jam visite dokter spesialis
Dimensi Mutu Akses, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya kepedulian tenaga medis terhadap ketepatan waktu pemberian
pelayanan
Definisi Operasional Visite dokter spesialis adalah kunjungan dokter spesialis setiaphari kerja sesuai
dengan ketentuan waktu kepada setiap pasien yang menjadi
tanggungjawabnya, yang dilakukan antara jam 08.00 sampai dengan 14.00
Frekuensi tiap bulan
Pengumpulan Data
28
Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/kematian
Judul Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat
kecacatan/kematian
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tergambarnya pelayanan keperawatan yang aman bagi pasien
Definisi Operasional Kejadian pasien jatuh adalah kejadian pasien jatuh selama dirawat baik akibat
jatuh dari tempat tidur, di kamar mandi, dsb, yang berakibat kecacatan atau
kematian
Frekuensi tiap bulan
Pengumpulan Data
29
Kepuasan Pelanggan Rawat Inap
Judul Kepuasan Pelanggan Rawat Inap
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Terselenggaranya persepsi pelanggan terhadap mutu pelayanan rawat inap
Definisi Operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap
pelayanan rawat inap
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
30
pre- eklampsia dan elampsia merupakan kumpulan dari dua dari tiga tanda,
yaitu :
Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan diastolik >110 mmHg
Protein uria > 5 gr/24 jam 3+/4-pada pemeriksaan kualitati
Oedem tungkai
Eklampsia adalah tanda pre eklampsia yang disertai dengan kejang dan atau
penurunan kesadaran.
Sepsis adalah tanda-tanda sepsis yang terjadi akibat penanganan aborsi,
persalinan dan nifas yang tidak ditangani dengan tepat oleh pasien atau
penolong.
Partus lama adalah…..
Frekuensi Tiap bulan
pengumpulan data
Periode analisis Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah kematian pasien persalinan karena pendarahan,
pre-eklampsia/eklampsia dan sepsis
Denominator Jumlah pasien-pasien persalinan dengan pendarahan,
pre-eklampsia/eklampsia dan sepsis.
Sumber data Rekam medis rumah sakit
Standar Pendarahan < 1% pre-eklampsia < 30%, sepsis < 0,2%
Penanggung jawab Komite medik
31
Kemampuan menangani BBLR 1500 gr-2500 gr
Judul Kemampuan menangani BBLR 1500 gr-2500 gr
Dimensi mutu Efektifitas dan keselamatan
Tujuan Tergambarnya kemampuan rumah sakit dalam menangani BBLR
Definisi operasional BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan 1500 gr-2500 gr
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah BBLR 1500 gr-2500 gr yang berhasil ditangani
Denominator Jumlah seluruh BBLR 1500 gr-2500 gr yang ditangani
Sumber data Rekam medis
Standar 100%
Penanggung jawab Komite medik/Komite mutu
Keluarga Berencana
Judul Keluarga Berencana Mantap
Dimensi mutu Ketersediaan pelayanan kontrasepsi mantap
Tujuan Mutu dan kesinambungan pelayanan
Definisi operasional Keluarga berencana yang menggunakan metode operasi yang aman dan
sederhana pada alat reproduksi manusia dengan tujuan menghentikan
fertilitas oleh tenaga yang kompeten
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jenis pelayanan KB mantap
Denominator Jumlah peserta KB
Sumber data Rekam medik dan laporan KB rumah sakit
Standar 100%
Penanggung jawab Direktur Pelayanan Medik
pengumpulan data
32
Konseling KB Mantap
Judul Keluarga Berencana Mantap
Dimensi mutu Ketersediaan kontrasepsi mantap
Tujuan Mutu dan kesinambungan pelayanan
Definisi operasional Proses konsultasi antara pasien dengan bidan terlatih untuk mendapatkan
pilihan pelayanan KB mantap yang sesuai dengan pilihan status kesehatan
pasien.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah konseling layanan KB mantap
Denominator Jumlah peserta KB mantap
Sumber data Laporan unit layanan KB
Standar 100%
Penanggung jawab Direktur Pelayanan Medik
pengumpulan data
8. Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu pelayanan persalinan
Definisi operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap
pelayanan persalinan.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei (dalam
prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Sumber data Survei
Standar > 80%
Penanggung jawab Ketua komite mutu/tim mutu
34
Kepuasan pelanggan
Judul Kepuasan pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan laboratorium
Definisi operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap
pelayanan laboratorium.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei (dalam
prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Sumber data Survei
Standar > 80 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi Laboratorium
FARMASI
36
Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan farmasi
Definisi operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap
pelayanan farmasi.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei (dalam
prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)
Sumber data Survey
Standar >80%
Penanggung jawab Kepala Instalasi Farmasi
37
Gizi
38
PELAYANAN GAKIN
1. Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan
Judul Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap
unit pelayanan
Dimensi mutu Akses
Tujuan Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap masyarakat miskin
Definisi operasional Pasien Keluarga Miskin (GAKIN) adalah pasien pemegang kartu askeskin
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien GAKIN yang dilayani rumah sakit dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien GAKIN yang datang ke rumah sakit dalam satu bulan.
Sumber data Register pasien
Standar 100%
Penanggung jawab Direktur Rumah Sakit
39
REKAM MEDIK
41
Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat inap
42
Pengolahan Limbah
43
Administrasi dan Manajemen
45
Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji berkala
Judul Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji berkala
Dimensi mutu Efektivitas, kenyamanan
Tujuan Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap kesejahteraan pegawai
Definisi operasional Usulan kenaikan berkala adalah kenaikan gaji secara periodik sesuai
peraturan kepegawaian yang berlaku (UU No. 8/1974, UU No. 43/1999)
Frekuensi Satu tahun
pengumpulan data
Periode analisis Satu tahun
Numerator Jumlah pegawai yang diusulkan tepat waktu sesuai periode kenaikan
pangkat dalam satu tahun.
Denominator Jumlah seluruh pegawai yang seharusnya diusulkan kenaikan pangkat dalam
satu tahun.
Sumber data Sub bagian kepegawaian
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Bagian Tata Usaha
47
AMBULANCE/KERETA JENAZAH
Peralatan Laboratorium (dan alat ukur yang lain) yang terkalibrasi tepat waktu sesuai
dengan ketentuan kalibrasi.
Judul Peralatan Laboratorium (dan alat ukur yang lain) yang
terkalibrasi tepat
waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi.
Dimensi mutu Keselamatan dan efektivitas
Tujuan Tergambarnya akurasi pelayanan laboratorium
Definisi operasional Kalibrasi adalah pengujian kembali terhadap kelayakan peralatan
laboratorium oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK)
Frekuensi 1 tahun
pengumpulan data
Periode analisis 1 tahun
Numerator Jumlah seluruh alat laboratorium yang dikalibrasi tepat waktu dalam satu
tahun
Denominator Jumlah alat laboratorium yang perlu dikalibrasi dalam 1 tahun
Sumber data Buku register
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Instalasi Laboratorium
49
PELAYANAN LAUNDRY
50
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI
Tim PPI
Judul Tersedianya anggota Tim PPI yang terlatih
Dimensi mutu Kompetensi teknis
Tujuan Tersedianya anggota Tim PPI yang kompeten untuk
melaksanakan tugas-tugas Tim PPI
Definisi operasional Adalah anggota Tim PPI yang telah mengikuti pendidikan dan
pelatihan dasar dan lanjut PPI
Frekuensi Tiap 3 bulan
pengumpulan data
Periode analisis Tiap 1 bulan
Numerator Jumlah anggota tim PPI yang sudah terlatih
Denominator Jumlah anggota Tim PPI
Sumber data Kepegawaian
Standar 75%
Penanggung jawab Ketua Komite PPI
Koordinasi APD
Judul Tersedianya APD (Alat Pelindung Diri)
Dimensi mutu Mutu pelayanan, keamanan pasien, petugas dan pengunjung
Tujuan Tersedianya APD di setiap instalasi RS
Definisi operasional Alat terstandar yang berguna untuk melindungi tubuh, tenaga
kesehatan, pasien atau pengunjung dari penularan penyakit di
RS seperti masker, sarung tangan karet, penutup kepala,
sepatu boots
dan gaun
Frekuensi Setiap hari
pengumpulan data
Periode analisis 1 bulan
Numerator Jumlah instalasi yang menyediakan APD
Denominator Jumlah instalasi di rumah sakit
Sumber data Survey
Standar 75%
Penanggung jawab Tim PPI
Keterangan :
ILO : Infeksi Luka Operasi ILI : Infeksi Luka Infus
VAP : Ventilator Associated Pneumonie ISK : Infeksi Saluran Kemih
51
MASUKAN TENTANG PENATALAKSANAAN TUBERCULOSIS (TB) DI RS
RAWAT JALAN
Kegiatan penegakan diagnosis Tuberculosis (TB)
RAWAT INAP
1. Kegiatan penegakan diagnosis Tuberculosis (TB)
Judul Penegakan kegiatan TB melalui pemeriksaan mikroskopis
TB
Dimensi mutu Efektivitas dan keselamatan
Tujuan Terlaksananya diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB
Definisi operasional Penegakan diagnosis pasti T melalui pemeriksaan mikroskopis
pada pasien rawat inap.
Frekuensi 3 bulan
pengumpulan data
52
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan
mikroskopis TB dalam 3 minggu
Denominator Jumlah penegakan diagnosis TB dalam 3 bulan
Sumber data Rekam medik
Standar 60%
Penanggung jawab Kepala Instalasi Rawat inap
53
54