Uts Sosiologi Sastra
Uts Sosiologi Sastra
Uts Sosiologi Sastra
NIM : 180210402017
MATA KULIAH : SOSIOLOGI SASTRA
Sastra dapat memberikan wawasan yang umum tentang masalah manusiawi, social, m
aupun intelektual dengan cara yang khas. Penulis karya sastra menyampaikan imajinasi mere
ka dalam bermacam-macam bentuk seperti novel, puisi, ataupun film. Sastra adalah suatu kar
ya baik lisan atau tulisan dan juga karya fiksi yang mengandung pemahaman yang dalam, sel
ain itu juga sebagai wujud kreativitas pengarang dalam mengolah, menggali, dan merumuska
n gagasan yang ada dalam pikirannya.
Sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi berasal dari akar kata
sosio(Yunani) (socius berarti bersama-sama, bersatu, kawan, teman) dan logi (logos berarti
sabda, perkataan perumpamaan). Perkembangan berikutnya mengalami perubahan makna,
soio/socius berarti masyarakat, logi/logos berarti ilmu. Jadi, sosiologi berarti ilmu mengenai
asal-usul dan pertumbuhan (evolusi) masyarakat, ilmu pengetahuan yang mempelajari
keseluruhan jaringan hubungan antarmanusia dalam masyarakat, sifatnya umum, rasional dan
empiris.
Ada sejumlah definisi mengenai sosiologi sastra yang perlu dipertimbangkan, dalam
rangka menemukan objektivitas hubungan antara karya sastra dengan masyarakat, antara lain:
1. Pemahaman terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan aspek-aspek
kemasyarakatannya.
2. Pemahaman terhadap totalitas karya yang disertai dengan aspek-aspek
kemasyarakatannya yang terkandung di dalamnya.
3. Pemahaman terhadap karya sastra sekaligus hubungannya dengan masyarakat yang
melatarbelakanginya.
4. Analisis terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan seberaa jauh peranannya
dalam mengubah struktur kemasyarakatan.
5. Analisis yang berkaitan dengan manfaat karya dalam membantu perkembangan
masyarakat.
6. Analisis mengenai seberapa jauh kaitan langsung antara unsur-unsur karya dengan unsur-
unsur masyarakat.
7. Analisis mengenai seberapa jauh keterlibatan langsung pengarang sebagai anggota
masyarakat.
8. Sosiologi sastra adalah analisis institusi sastra.
9. Sosiologi sastra adalah kaitan langsung antara karya sastra dengan masyarakat.
10. Sosiologi sastra adalah hubungan searah (positivistik) antara sastra dengan masyarakat.
11. Sosiologi sastra adalah hubungan dwiarah (dialektik) antara sastra dengan masyarakat.
12. Sosiologi sastra berusaha menemukan kualitas interdepensi antara sastra dengan
masyarakat.
13. Pemahaman yang berkaitan dengan aktivitas kreatif sebagai semata-mata proses
sosiokultural.
14. Pemahaman yang berkaitan dengan aspek-aspek penerbitan dan pemasaran karya.
15. Analisis yang berkaitan dengan sikap-sikap masyarakat pembaca.
Watt (Damono, 1978: 3) mengemukakan bahwa dalam sosiologi sastra yang dipelajari
meliputi
1. konteks sosial pengarang, yakni :
bagaimana si pengarang mendapatkan mata pencaharian (pengayom, dari
masyarakat atau kerja rangkap) misalnya Chairil Anwar dan Sutardji
CalzoumBachri yang bekerja sebagai penyair saja demikian juga Rendra dengan
teaternya.
Profesionalisme kepengarangan, misalnya Chairil Anwar, Rendra, Sutardji,
Danarto, Putu wijaya yang murni sebagai sastrawan,
Masyarakat apa yang dituju: Karya-karya Danarto dan Sutardji Calzoum Bachri
ditujukan bagi pembaca yang menyukai sufisme, Rendra ditujukan untuk kalangan
masyarakat intelektual, Nh Dini ditujukan untuk kalangan wanita, Iwan
Simatupang ditujukan untuk kalangan yang menyukai filsafat.
2. sastra sebagai cermin masyarakat yakni :
sastra mungkin dapat mencerminkan masyarakat.
menampilkan fakta-fakta sosial dalam masyarakat misalnya lintah darat, kawin
paksa (Siti Nurbaya), kehidupan diplomat (novel Pada Sebuah Kapal karya Nh.
Dini), kehidupan pelacur (puisi Nyanyian Angsa karya Rendra), kehidupan
mahasiswa (puisi Seonggok Jagung karya Rendra ), kehidupan ronggeng (novel
Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad tohari), kehidupan kaum gelandangan
(novel Merahnya Merah karya Iwan Simatupang) kehidupan dokter (novel
Belenggu karya Armijn Pane), kehidupan ilmuwan (novel Burung-burung Manyar
karya Y.B. Mangunwijaya), kehidupan guru (novel Para Priyayi karya Umar
Kayam).