Buku Geografi Untuk Kelas 11 Sma
Buku Geografi Untuk Kelas 11 Sma
Buku Geografi Untuk Kelas 11 Sma
Disusun oleh:
Nurmala Dewi
Editor:
Sugeng Setyono
Desainer sampul:
Suyatno
Desainer Isi:
Helmie L. Ramdhani
910.7
NUR NURMALA Dewi
g Geografi 2 : untuk SMA dan MA Kelas XI / disusun, Nurmala Dewi,
; editor, Sugeng Setyono. — Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
vii, 122 hlm, : ilus. ; 25 cm
Bibliografi : hlm.121-122
Indeks : hlm. 120
ISBN 978-979-068-790-5 (nomor jilid lengkap)
ISBN 978-979-068-794-3
1. Geografi-Studi dan Pengajaran I. Judul II. Sugeng Setyono
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-
Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2009,
telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan
kepada masyarakat melalui situs internet (website) Jaringan Pendidikan Nasional.
Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan
untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 9 Tahun 2009.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/
penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh
Indonesia.
Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (down load), digandakan, dicetak, dialihmediakan,
atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang bersifat komersial
harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses sehingga siswa
dan guru di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri
dapat memanfaatkan sumber belajar ini.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para
siswa kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik-baiknya. Kami
menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran
dan kritik sangat kami harapkan.
iii
KATA PENGANTAR
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
v
Bab 4 LINGKUNGAN HIDUP DAN PELESTARIANNYA ................................ 83
A. Pemanfaatan Lingkungan Berkelanjutan ....................................... 84
B. Pelestarian Lingkungan Hidup ....................................................... 104
Rangkuman ............................................................................................ 113
Soal-soal Latihan .................................................................................... 114
vi
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman Tabel Halaman
1.1 Tipe Bioma di Indonesia ................. 15 2.2 Penyebaran penduduk .................. 37
1.2 Penggunaan lahan ......................... 21 2.3 Kepadatan penduduk ....................... 39
2.1 Prediksi laju pertumbuhan ............. 36 2.4 Kepadatan penduduk di Indonesia ... 40
vii
BAB 1
KEANEKAAN
FLORA DAN
FAUNA DI
PERMUKAAN
BUMI
Topik inti
• Biosfer
Pengertian, persebaran
perlindungan/pelestarian flora
fauna, dan plasma nutfah.
• Antroposfer
Kuantitas, kualitas, dan migrasi
penduduk
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari fenomena Biosfer, sebaran hewan dan tumbuhan, fenomena
antroposfer serta aspek kependudukan, kalian diharapkan dapat lebih mengetahui
dan mendalami tentang kehidupan makhluk hidup baik manusia, tumbuhan maupun
hewan yang ada di muka bumi.
Biosfer adalah zona dekat permukaan bumi, yang cocok bagi
kehidupan dalam satu bentuk ke bentuk lainnya. Biosfer dapat
dibagi menjadi tiga bagian lingkungan atau biocycle, yaitu air asin
(lautan), air tawar (sungai, danau, dan kolam), dan daratan (tanah
dan udara yang bersentuhan dengan tanah).
TUGAS
Bawalah dari tiap kelompok bermacam-macam sayuran, bumbu kacang, cabe,
sehingga kita akan membuat gado-gado. Apa yang kalian pikirkan dan dapatkan
dari tindakan kita ini sehubungan dengan materi biosfer?
Kata Kunci Bentuk muka bumi ternyata memiliki pengaruh terhadap jenis
dan persebaran flora dan fauna. Faktor-faktor yang memengaruhi itu
• Flora
ialah sebagai berikut.
• Fauna
• Biosfer 1. Iklim
• Cagar Biosfer Unsur-unsur iklim yang banyak memengaruhi jenis dan
persebaran flora dan fauna, antara lain:
a. suhu yang tinggi mengakibatkan asimilasi asam arang dan
transpirasi. Hal ini berpengaruh terhadap rumah tangga air pada
tumbuhan;
Keterangan:
tundra
hutan boreal
padang rumput
hutan tropis
sabana
gurun
maquis
Gambar 1.1
Biosfer dan Tumbuhan
(Sumber: Kamus Visual)
2
b. udara yang basah dan kering dapat berpengaruh terhadap
transpirasi dan pembuahan, tetapi sebaliknya dapat
melemahkan pertumbuhan;
c. angin menyebabkan biji-bijian dan spora tersebar ke mana-mana
yang kemudian tumbuh di berbagai tempat.
2. Tanah
Sifat-sifat tanah, seperti teksturnya, strukturnya, kadar udara dan
kadar air, suhunya, kadar kimiawi, serta unsur biologinya sangat
menentukan jenis tanaman yang tumbuh di tempat itu.
3. Relief
Perbedaan tinggi rendahnya muka bumi berpengaruh terhadap
angin dan juga suhu. Sedangkan angin dan suhu berpengaruh
terhadap tetumbuhan serta terhadap kehidupan hewan.
gletser
tundra
hutan jarum
hutan campuran
hutan rontok
hutan tropis
Gambar 1.2
Relief (tinggi rendahnya permukaan bumi) berpengaruh terhadap tetumbuhan dan hewan.
(Sumber: Kamus Visual, 2005)
4. Makhluk Hidup
Makhluk hidup (hewan dan manusia) dapat memengaruhi
kehidupan di suatu tempat. Hewan, misalnya sapi, dengan cara
memakan rumput, hewan itu dapat menggundulkan padang
rumput dan mengubahnya menjadi padang pasir. Hal ini seperti
yang terjadi di Pulau Sumba. Campur tangan manusia terhadap
tumbuhan dan hewan dapat berakibat negatif dan positif, misalnya:
a. penebangan pohon yang sembarangan serta pemburuan
binatang secara liar dapat memengaruhi kelestarian dan
keseimbangan alam,
b. manusia dapat mengusahakan penyebaran jenis tumbuh-
tumbuhan serta membudidayakannya,
c. manusia pun dapat membantu terhadap kelestarian hewan,
seperti membuat cagar alam dan suaka margasatwa.
3
B. Jenis serta Persebaran Flora dan Fauna di Dunia
4
Faktor Unsur Iklim
Pembentuk Iklim 1. Suhu
1. Intensitas cahaya 2. Curah hujan
Keanekaragaman
matahari 3. Penyinaran/cahaya Tipe Iklim
Bioma
2. Ketinggian tempat 4. Angin
3. Letak lintang 5. Kelembapan, dan
4. Aliran massa udara lain-lain.
5. Letak geografis,
dan lain-lain.
Gambar 1.4
Mekanisme pembentukan keanekaragaman ekosistem.
1. Suhu
Suhu mempunyai arti yang penting karena suhu menentukan
kecepatan reaksi-reaksi dan kegiatan kimia dalam kehidupan.
Perubahan suhu udara pada satu tempat dengan tempat lainnya
bergantung pada ketinggian tempat dan letak lintang. Perbedaan
suhu karena perbedaan ketinggian jauh lebih cepat jika dibandingkan
dengan perubahan suhu karena perbedaan letak lintang. Semakin
tinggi suatu tempat, maka suhu udara semakin rendah. Setiap
ketinggian 100 m, suhu berubah sekitar 0,5° C - 1° C. Tumbuhan
dan hewan sangat bergantung pada suhu. Tumbuhan dan hewan
memiliki perbedaan adaptasi terhadap keadaan suhu. Ada tumbuhan
dan hewan yang menyukai habitat yang panas dan ada tumbuhan
dan hewan yang menyukai habitat yang dingin.
2. Curah Hujan
Air sangat diperlukan oleh tumbuhan dan hewan untuk proses
perkembangan dan metabolisme. Ketersediaan air di permukaan
bumi menentukan jenis vegetasi. Semakin sedikit air, maka akan
semakin banyak tumbuhan berjenis xeromorf (tumbuhan dengan
sifat menghambat air), sedangkan untuk daerah yang mempunyai
kecukupan air akan memiliki tumbuhan berjenis mesofita
(tumbuhan yang membutuhkan kecukupan air). Air yang ada di
permukaan bumi berasal dari hujan. Sebaran curah hujan di setiap
tempat berbeda-beda. Hujan sepanjang tahun hanya terdapat di
beberapa bagian tempat tropis. Semakin jauh dari khatulistiwa,
maka curah hujan semakin berkurang.
3. Cahaya
Cahaya diperlukan tumbuhan untuk fotosintesis dan beberapa
proses reproduksi. Cahaya pada suatu tempat ditentukan oleh
lamanya penyinaran, kemiringan sinar matahari yang jatuh ke
5
permukaan bumi, keadaan awan, dan keadaan permukaan bumi
itu sendiri. Penyinaran di suatu tempat dengan tempat lainnya
berpengaruh terhadap suhu. Penerimaan cahaya matahari sangat
bervariasi menurut tempat dan waktu. Menurut tempat, disebabkan
oleh perbedaan letak lintang serta keadaan atmosfer terutama
awan. Menurut waktu, perbedaan radiasi terjadi dalam sehari
maupun secara musiman. Semakin lama suatu tempat disinari
matahari, maka tempat itu akan semakin panas, contohnya di
daerah tropis. Sedangkan jika suatu tempat hanya sedikit disinari
matahari, maka tempat tersebut akan memiliki pemanasan yang
lebih rendah. Tumbuhan memiliki adaptasi tertentu terhadap
kedinginan dan kekeringan.
4. Angin
Angin mempunyai pengaruh langsung terhadap vegetasi,
terutama dalam menumbangkan pohon-pohon atau dengan
mematahkan dahan-dahan atau bagian lainnya. Angin mempunyai
pengaruh yang sama terhadap tanah, biasanya bersifat
mengeringkan, atau membawa udara yang lebih basah yang
menurunkan transpirasi dan evaporasi, dan menyebabkan
turunnya hujan. Udara mempercepat tumbuhan kehilangan air
dengan membawa udara yang belum jenuh dengan air sehingga
bersentuhan dengan daun-daun dan tunas-tunas yang masih
muda. Secara mekanik angin juga dapat menyebabkan terjadinya
erosi tanah dan abrasi vegetasi melalui partikel-partikel yang
dibawanya. Dan dari segi fisiologi, dapat mengurangi kecepatan
pertumbuhan dengan mengganti udara yang basah dengan udara
yang kering, dan akibatnya meningkatkan transpirasi.
5. Kelembapan
Kelembapan udara berbeda-beda karena temperatur di
permukaan bumi berbeda. Perbedaan ini dipengaruhi oleh letak
lintang, ketinggian, dan waktu (pagi, siang, dan malam). Semakin
ke utara atau ke selatan khatulistiwa, kelembapan udara semakin
menurun. Kelembapan merupakan faktor dari curah hujan dan
suhu yang menentukan ada atau tidaknya beberapa tumbuhan
dan hewan dalam habitat tertentu.
Perbedaan unsur-unsur iklim yang telah diterangkan di atas
menyebabkan adanya keanekaragaman bioma. Berikut ini bioma-
bioma yang ada di permukaan bumi.
6
1. Bioma di Darat
Di darat, jenis serta persebaran flora dan fauna
terbagi menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
a. Bioma Gurun Pasir
1) Vegetasi yang hidup, yaitu tumbuhan
musiman, segera akan tumbuh jika hujan
turun, umumnya relatif pendek, tetapi bijinya
tahan lama; tumbuhan menahun, dengan ciri-
ciri: berdaun kecil atau tidak berdaun, berakar
panjang, batangnya mempunyai jaringan
sehingga dapat menyimpan air, umumnya
terdiri dari bermacam-macam kaktus.
Gambar 1.5
2) Jenis hewan umumnya bertubuh kecil, hidup Bioma gurun pasir di musim panas.
di lubang-lubang, dan mencari mangsa pada (Sumber: www.wths.net)
malam/pagi hari. Contohnya kalajengking, ular,
kadal, serangga, dan laba-laba.
7
b. Bioma Padang Rumput
1) Vegetasi yang hidup: di daerah basah
(rumputnya dapat mencapai ketinggian 3 cm, misalnya
Blustem dan Indian grasses), di daerah kering,
(rumputnya pendek, misalnya Grama dan Buffalo
grasses).
2) Jenis hewan, yaitu yang merupakan konsumen
Gambar 1.7
Padang rumput di musim dingin. primer herbivora dan bertubuh besar, misalnya bison di
(Sumber:www.wths.net) Amerika, zebra di Afrika, serta kanguru di Australia;
sebagai predator herbivora, seperti singa dan anjing liar;
dan hewan jenis lain: ular, belalang, rodentina, dan
bermacam-macam burung.
8
c. Bioma Hutan Basah
1) Vegetasi yang hidup, yaitu tumbuhan berkayu,
tingginya 20 - 40 m dengan cabang dan daun
yang lebat, dan membentuk suatu tudung yang
menyebabkan hutan menjadi gelap; tumbuhan
perdu, rotan, tumbuhan epifit, dan higrofit.
2) Jenis hewannya yaitu, yang hidup di atas
tumbuhan, seperti kera, tupai, dan aneka
burung; yang hidup di bawah, seperti babi,
kucing hutan, dan lain-lain; hewan karnivora,
Gambar 1.9
seperti macan tutul di Asia/ Afrika dan jaguar Bioma hutan basah.
di Amerika. (Sumber:www.wths.net)
9
d. Bioma Hutan Gugur
1) Vegetasi yang hidup yaitu tumbuhan tropis yang
dapat beradaptasi dengan musim dan
tumbuhan yang tumbuhnya tidak terlalu rapat.
2) Jenis hewan, seperti serigala, rusa, beruang,
rubah, bajing, dan burung pelatuk.
Gambar 1.11 Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim
Hutan gugur di musim gugur. kontinen sedang dengan musim dingin yang keras,
(Sumber:www.wths.net)
seperti di ujung selatan Benua Amerika, Amerika Serikat
bagian Timur, kepulauan Inggris, dan Australia. Jumlah
tumbuhan di bioma hutan gugur jumlahnya sedikit dan
tidak terlalu rapat. Pohon-pohon yang dominan adalah
pohon-pohon yang berdaun lebar yang menggugurkan
daunnya pada musim dingin, ketika suhu yang ada
terlalu rendah untuk melakukan fotosintesis dan
kehilangan air melalui transpirasi tidak dengan mudah
Gambar 1.12 digantikan dari tanah yang beku. Curah hujan di daerah
Hewan khas hutan gugur. ini berkisar antara 750 mm - 1.000 mm. daerah ini
(Sumber:www.wths.net)
mempunyai 4 musim yaitu musim panas, musim gugur,
musim dingin, dan musim semi. Hewan-hewan banyak
tetapi aktivitasnya bermusim.
e. Bioma Taiga
1) Vegetasi yang hidup
umumnya berupa tumbuhan konifer, misalnya:
picea, alnus, betula, dan juniperus.
2) Jenis hewan,
Gambar 1.13 misalnya moose, beruang hitam, ajag, dan marten.
Bioma taiga di musim dingin. Bioma taiga terdiri dari jenis-jenis konifer. Bentuk
(Sumber:www.wths.net)
daun dari tumbuhan ini seperti jarum dan berlapis zat
lilin untuk tahan terhadap kekeringan.Sebagian besar
hutan taiga didominasi oleh satu atau beberapa jenis
pohon. Taiga adalah bioma teristerial terbesar di atas
bumi yang meluas dalam suatu wilayah yang lebar
melintasi Amerika Utara bagian Utara dan Eurasia
hingga perbatasan selatan tundra Arktik. Taiga
mengalami hujan salju yang lebat selama musim dingin.
Di daerah ini musim dingin cukup panjang, sedangkan
Gambar 1.14 musim kemarau yang panas sangat singkat.
Hewan khas taiga.
(Sumber:www.wths.net)
10
f. Bioma Tundra
1) Vegetasi yang hidup umumnya berupa lumut
dari jenis Sphagnum dan Lichenes (lumut
kerak).
2) Jenis hewan umumnya berbulu dan berambut
tebal, seperti beruang, reider, walrus, seal, dan
pinguin.
Gambar 1.15
Istilah tundra bermakna dataran tanpa pepohonan. Tundra di musim panas.
Suhu yang sangat dingin dan angin yang sangat kencang (Sumber:www.wths.net)
menjadi faktor penentu tidak adanya pohon dan
tumbuhan tinggi lainnya di tundra Arktik dan di Alaska
Tengah. Walaupun mendapatkan curah hujan yang
sedikit, tetapi wilayah tundra tetap membeku dan tandus.
Hal ini disebabkan oleh air hujan tidak dapat menembus
tanah bagian bawahnya dan akan menumpuk di dalam
kolam di atas bunga tanah yang dangkal selama musim
panas yang pendek. Tundra menutupi luas yang sangat Gambar 1.16
Hewan Khas Tundra
besar di Arktik, yaitu mencapai 20% permukaan tanah (Sumber:www.wths.net)
bumi. Kecepatan angin yang tinggi dan suhu yang dingin
menciptakan komunitas tumbuhan yang sama, yang disebut tundra
alpina. Bioma tundra terdapat hampir di seluruh Arktik dan pulau-
pulau kecil dekat Antartika.
30°LU
Garis balik
utara
Ekuator
Garis balik
selatan
30°LS
Hutan tropis Kutub dan gunung es yang tinggi Hutan gugur temperat
Savana Semak belukar (chaparral) Hutan konifer
Gurun Padang rumput temperat Tundra (arktik dan alpina)
Gambar 1.17
Peta Persebaran Bioma di Permukaan Bumi
(Sumber: Biologi 3)
11
2. Bioma di Air
Berdasarkan salinitasnya (kadar garamnya), habitat air
(akuatif) dibedakan menjadi tiga, yaitu habitat air tawar, habitat
pantai, dan habitat laut.
a. Habitat Air Tawar
Yang termasuk habitat air tawar adalah sungai,
kolam, danau, dan rawa.
1) Vegetasi yang hidup yaitu eceng gondok,
teratai, dan aneka jenis alga.
2) Jenis hewan yaitu aneka jenis ikan tawar, seperti
Gambar 1.18 mujair, ikan mas, gurame, dan sebagainya.
Bioma air tawar.
(Sumber: www. Maruf.worldpres.com)
12
b. Habitat Laut
Habitat ini dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai
berikut.
1) Fotik, ialah daerah yang cukup mendapat cahaya.
a) Vegetasi yang hidup pada umumnya berupa
jenis rumput-rumputan.
b) Jenis hewan, misalnya aneka ragam ikan dan
Gambar 1.19
udang-udangan. Habitat Laut
2) Afotik, ialah daerah yang kurang mendapat cahaya. (Sumber: Intisari)
Di wilayah ini organisme yang hidup berupa
phytoplankton dan zooplankton atau hewan-
hewan yang berukuran kecil, misalnya hewan bentos.
Luas lautan meliputi 70% dari luas permukaan bumi. Habitat
laut berbeda dengan habitat air tawar. Hal ini dapat dibuktikan
dengan tumbuhan laut. Jika ditempatkan di air tawar, maka
tumbuhan tersebut akan mati, begitu pula sebaliknya. Faktor-faktor
yang memengaruhi organisme yang ada di laut adalah cahaya,
naik turunnya suhu udara, kondisi fisik laut, dan salinitas.
Zat-zat padat yang terlarut dalam air laut yaitu NaCl, MgCl,
MgSO4, zat-zat tersebut sangat melimpah dalam air laut. Air laut
merupakan larutan penyangga dan menunjukkan ketahanan
terhadap alkalinitas. Tersedianya karbon dioksida dalam jumlah yang
besar untuk fotosintesis tidak pernah mengganggu keadaan air laut
sebagai penyangga dan alkalitas yang rendah memungkinkan
organisme hidup untuk mengambil kalsium karbonat (CaCO3) dan
zat lainnya. Hal ini sering terjadi di laut panas sehingga sering
ditemukan cangkang-cangkang kapur, batu karang, dan lain-lain.
Air laut mengandung semua unsur kimia yang penting untuk
pertumbuhan dan pemeliharaan protoplasma sehingga air laut
merupakan habitat yang cocok untuk sel-sel hidup dengan syarat
sel-sel tersebut disesuaikan dengan konsentrasi garamnya.
c. Habitat Pantai
1) Vegetasi yang hidup cirinya yaitu tumbuh: menjalar
dengan geragih yang panjang, berakar besar,
contohnya ubi, rumput angin, pandan pantai, bakung
pantai, dan sebagainya.
2) Jenis hewan, misalnya ikan bandeng dan udang.
Gambar 1.20
Habitat pantai merupakan habitat yang dipengaruhi Habitat Pantai
(Sumber : www. maruf.worldpres.com)
oleh pasang surut air laut. Organisme pada pantai
13
harus mempunyai adaptasi terhadap terpaan gelombang. Terpaan
gelombang dan ombak memindahkan partikel lumpur dan pasir,
dan beberapa alga besar atau tumbuhan pada habitat ini. Banyak
hewan, seperti cacing dan remis pemakan suspensi serta krutase
pemangsa, membenamkan dirinya di dalam pasir atau Lumpur.
Hewan di habitat ini akan mengambil makanan ketika air pasang.
Sedangkan hewan lain, seperti kepiting dan burung pantai, adalah
pemakan bangkai atau pemangsa organisme lain.
14
Indonesia adalah daerah beriklim
tropis, tetapi waktu terjadinya dan
intensitas curah hujan di Indonesia
berbeda-beda. Semakin ke barat maka
intensitas curah hujan semakin besar,
maka Indonesia bagian timur akan
menerima curah hujan yang lebih kecil
dibandingkan Indonesia bagian barat.
Berdasarkan peta penyebaran
Keterangan
curah hujan di Indonesia, dapat dilihat
0 1 10 25 50 75 100 150 200 km/h
perbedaan curah hujan yang ada di Gambar 1.21
Indonesia. Perbedaan curah hujan ini Peta Persebaran Curah Hujan di Indonesia
(Sumber: BMG)
menentukan perbedaan bioma yang ada
di Indonesia. Perhatikan tabel berikut.
Tabel 1.1 Tipe Bioma di Indonesia
Bioma Subbioma
Nama Iklim Nama
I. Hutan Hujan Selalu basah sampai kering tengah 1. Hutan Hujan tanah kering
tahun; 0<60,0 (tipe A,B,C): curah hujan 2. Hutan Hujan tanah rawa
per tahun 1300-7100 mm. (permanen atau musiman)
II. Hutan Musim Sangat kering tengah tahun; 0 > 60,0 3. Hutan Musim
(tipe D-F); curah hujan per tahun 700 –
2900 mm.
!V. Padang Rumput Selalu basah sampai sangat kering 5. Padang rumput iklim basah
tengah tahun; Q = 0 – 300 (tipe A–F); 6. Padang rumput iklim kering
curah hujan per tahun 700-7.100 mm.
1. Vegetasi Alam
Sesuai dengan iklim dan posisinya, yaitu berada di antara
kontinen Asia dan Australia, maka vegetasi yang ada di Indonesia
adalah vegetasi peralihan. Karena banyaknya curah hujan, maka
pengaruh vegetasi Asia lebih dominan, sedangkan dari Australia
jumlahnya relatif sedikit dan hanya terbatas di daerah kering,
seperti NTB dan NTT.
15
Ciri-ciri utama vegetasi alam Indonesia adalah:
a. selalu hijau, walaupun ada di antaranya yang gugur pada
musim kering, misalnya jati;
b. jumlah spesiesnya banyak dan jumlah tipe endemiknya pun
relatif besar;
c. terdapat banyak tumbuhan epifit serta tumbuhan memanjat,
misalnya rotan; dan
d. di daerah hutan hujan tropis, terdapat jenis tumbuhan yang
menghasilkan getah, misalnya getah perca.
Secara garis besar, vegetasi alam di Indonesia dapat dibagi
menjadi empat kelompok besar, yaitu sebagai berikut.
16
3) Vegetasi Hutan Bakau
Ciri-cirinya:
a) pohon-pohonnya lebih rendah daripada hutan
hujan tropis dan
b) mempunyai akar tunjang.
Kalimantan dan Sumatra merupakan contoh pulau
yang memiliki hutan bakau yang luas.
Gambar 1.24
Vegetasi Hutan Bakau
4) Vegetasi Daerah Sabana dan Stepa (Sumber : www. lablink.or.id)
Ciri-cirinya:
a) terdapat di daerah yang beriklim kering,
b) sabana merupakan padang rumput yang
diselingi oleh pohon-pohon, terdapat di Pulau
Madura dan sebagian kepulauan Nusa
Tenggara,
c) stepa merupakan daerah yang seluruhnya
padang rumput, misalnya di pulau Sumba, Gambar 1.25
Vegetasi Sabana
Flores, Sumbawa, dan Timor. (Sumber : www.dephut.go.id)
2. Fauna Indonesia
Jenis dan persebaran fauna di Indonesia dibedakan ke dalam
tiga kelompok, yaitu sebagai berikut.
a. Kelompok Hewan Asia
Tersebar di wilayah Indonesia bagian barat yang meliputi pulau
Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Contoh fauna:
1) mamalia, terdiri atas gajah, badak bercula satu, tapir, rusa,
banteng, kerbau, monyet, orang utan, macan, tikus, bajing,
beruang, kijang, ajag, kelelawar, landak, babi hutan, kancil,
dan kukang;
2) reptil, terdiri atas; buaya, kura-kura, kadal, ular, tokek, biawak,
bunglon, dan trenggiling;
3) burung, terdiri atas; burung hantu, elang, jalak, merak, kutilang,
berbagai macam unggas, dan lain-lain; Gambar 1.26
Burung hantu, hewan
4) berbagai macam serangga; khas Asia.
5) berbagai macam ikan air tawar dan pesut, yaitu sejenis lumba- (Sumber. Wikipedia)
17
b. Kelompok Hewan Australia
Terdapat di pulau Irian Jaya dan beberapa pulau
kecil di sekitarnya. Contoh fauna:
1) mamalia, terdiri atas kanguru, walaby, beruang,
nokdiak (landak Irian), oposum layang (pemanjat
berkantung), kuskus, kanguru pohon, kelelawar;
2) reptilia, terdiri atas buaya, biawak, ular, kadal, kura-
kura;
Gambar 1.27 3) amphibia, terdiri atas katak pohon, katak terbang,
Kuskus, hewan khas Australia.
(Sumber: www.zoopraha.cz)
katak air;
4) burung, terdiri atas: nuri, raja udang, cendrawasih,
kasuari, namudur;
5) berbagai jenis ikan;
6) berbagai macam serangga.
18
Banteng Babirusa Kancil
Komodo Gajah Orangutan Penyu
Kuda Badak Beruang Ikan Paus
Bekatan Harimau
Kangguru Ikan Pesut
Tapir Ikan Arwana
Kerbau
Anoa Kuskus
Rusa
Kasuari
Hutan Belantara
Daerah Hutan
Berladang
Tanah Perusahaan
dan Sabana
Hutan Bakau
Pantai
Gambar 1.30
Peta Persebaran Fauna di Indonesia
(Sumber: Atlas Dunia dan Indonesia)
19
2. Perlindungan Alam
Perlindungan alam meliputi dua usaha, yaitu sebagai berikut:
a. Perlindungan alam umum atau cagar alam, yaitu perlindungan
untuk melestarikan segala jenis flora dan fauna yang terdapat
di suatu daerah. Usaha ini dapat dibedakan menjadi:
1) perlindungan alam ketat, suatu daerah dibiarkan apa
adanya, sesuai dengan keadaan aslinya;
2) perlindungan alam terbimbing, adanya tenaga ahli yang
mengawasi dan menganalisis daerah itu;
3) National Park, di samping wilayahnya luas, hutan lindung-
hutan lindung ini pun dapat digunakan sebagai tempat
rekreasi.
b. Perlindungan alam dengan tujuan tertentu, dapat dibedakan
menjadi:
1) perlindungan alam botani, melindungi jenis tumbuhan
tertentu yang langka.
2) perlindungan alam zoologi, melindungi jenis hewan
tertentu yang hampir musnah dan langka; dan
3) perlindungan pemandangan alam, melindungi keindahan
pemandangan alam.
Kepulauan Seribu
Karimun Jawa
Ujung Kulon
Gunung Gede
Pangrango
Baluran
Bromo Tengger
Meru Betiri
Alas Purwo
Gambar 1.31
Taman Nasional di Jawa
(Sumber: www.dephut.go.id)
Pulau Jawa merupakan pulau yang memiliki penduduk
terbanyak di Indonesia. Jumlah penduduk di Pulau Jawa pada tahun
2005 sekitar 118 juta jiwa, dengan kepadatan penduduk rata-rata
20
875 orang/km2. Kepadatan penduduk Jawa yang sangat tinggi
terutama disebabkan oleh pengaruh sejarah dan tanahnya yang
sangat subur sehingga memungkinkan pembuatan teras-teras
sawah irigasi. Penggunaan tanah di Jawa diperuntukkan bagi
pemukiman, pertanian, hutan, semak, ladang, dan lain-lain.
Tabel 1.2 Penggunaan Lahan di Jawa
No. Nama Daerah Hutan Semak Ladang/Pekarangan Lahan
Dataran Tinggi Pertanian
21
Banda Aceh
Penyempitan areal hutan disebabkan oleh
perluasan area perkebunan (terutama sawit dan
Medan akasia), penebangan kayu berskala besar, baik
secara legal maupun tidak, kebakaran hutan,
Gunung Leuser Danau Toba
kegiatan pertambangan dan industri karena
Pakan Baru Sumatra merupakan penghasil minyak ter-
Rengat besar di Indonesia serta mempunyai kandungan
Padang Bukit Tigapuluh
Berbak gas alam dan batu bara yang cukup besar.
Siberut
Jambi
Penyempitan hutan berdampak pada
Kerinci Seblat
Palembang
keseimbangan ekosistem dan alam tidak
Bengkulu
Way Kambas terjaga baik, seperti ratusan gajah merusak
Metro
Bukit Barisan Selatan kebun, hama babi hutan menggasak tanaman
Bandar Lampung
muda dan pada akhirnya akan musnahnya
Gambar 1.32 keanekaragaman hayati yang dimiliki Pulau
Taman Nasional di Sumatra
(Sumber: www.dephut.go.id) Sumatra.
22
Kebanyakan sungai-sungai utama di Kalimantan terdapat di
jajaran pegunungan tengah. Sungai-sungai itu semakin lebar dan
semakin besar volumenya menuju ke laut karena ada tambahan
air dari anak-anak sungainya yang membentuk sungai utama yang
mengalirkan air dari daerah aliran sungai yang luas. Debit air
bervariasi menurut musim. Kecepatan arus, kedalaman air, dan
komposisi substrat bervariasi menurut panjang aliran dan lebar
sungai, dan ini mempengaruhi biota yang dapat hidup di dalamnya.
Pulau ini kaya akan fauna yang berasal dari Asia, misalnya,
keluarga rusa, sapi liar, babi, kucing, monyet, kera, tupai, dan
banyak keluarga burung Asia. Banyak fauna Borneo yang serupa
dengan fauna daratan Asia dan pulau-pulau Sunda lainnya, tetapi
keserupaan dengan Sulawesi dan pulau-pulau di sebelah timur
hanya sedikit karena komposisi faunanya agak berbeda.
Palu
ke dalam empat kabupaten, yakni Sulawesi Utara, Lore Lindu
Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi
Tenggara.
Hutan yang terancam eksploitasi per-
Kendari
tambangan di Pulau Sulawesi seluas 1.181.062 ha. Rawa Aopa
Watumohai Buton
Kawasan ini adalah kawasan yang kaya Makasar
23
Bali
BALI BARAT
GUNUNG RINJANI KOMODO
MANUTEU
TANAH DARU
LAIWANG
WANGGAMETI
Gambar 1.35
Taman Nasional di Bali dan Nusa Tenggara
(Sumber: www.dephut.go.id)
24
Hutan produksi di Bali terkonsentrasi di daerah Bali Barat,
seperti di Kabupaten Buleleng seluas 4.731,95 hektar dan di
Kabupaten Jembrana seluas 2.993,30 hektar sementara di
kabupaten lainnya relatif kecil. Jenis pohon yang ditanam di hutan-
hutan produksi tersebut antara lain pohon jati, pinus, ampupu,
sonokeling, dan pohon lainnya yang bernilai ekonomis.
Vegetasi hutan di Bali diklasifikasikan menjadi tiga bagian,
yaitu hutan bervegetasi lebat seluas 71.349,5 hektar atau sekitar
56,1%, hutan bervegetasi belukar atau semak seluas 35.518
hektar atau seluas 25,5%, dan hutan kritis atau sangat rawan
seluas 23.403,3 hektar atau sekitar 18,4%.
25
G. Konsep Cagar Biosfer
26
biosfer adalah fleksibilitas dan kreativitasnya yang telah dibakukan
dalam berbagai situasi.
Beberapa negara telah menetapkan undang-undang khusus
bagi pembentukan cagar biosfer. Di banyak negara lainnya, zona
inti dan zona penyangga ditetapkan (seluruhnya atau sebagian)
sebagai zona yang dilindungi menurut undang-undang nasional.
Sejumlah cagar biosfer sekaligus memiliki kawasan dilindungi yang
dikelola dengan sistem lain (seperti taman nasional atau cagar
alam) dan situs lain yang diakui secara internasional (seperti
situs Warisan Dunia dan Ramsar).
Pengaturan kepemilikan juga bermacam-macam. Zona inti
cagar biosfer kebanyakan merupakan tanah negara, tetapi dapat
juga dimiliki secara pribadi atau milik organisasi nonpemerintah.
Dalam banyak hal, zona penyangga merupakan milik
perseorangan atau masyarakat tertentu, dan kondisi ini pada
umumnya ditemukan pula pada daerah transisi. Strategi Seville
bagi cagar biosfer merefleksikan kondisi ini secara luas.
27
RANGKUMAN
1. Bentukan muka bumi, seperti: iklim, tanah, dan relief mempengaruhi terhadap
jenis dan persebaran makhluk hidup (flora juga fauna).
2. Di darat jenis dan persebaran flora dan fauna dikelompokkan ke dalam
enam bioma, yaitu: bioma gurun pasir, bioma padang rumput, bioma hutan
basah, bioma hutan gugur, bioma taiga, dan bioma tundra.
3. Berdasarkan salinitasnya, habitat air dibedakan menjadi habitat air tawar,
habitat laut, dan habitat pantai.
4. Vegetasi alam Indonesia dikelompokkan atas: vegetasi hutan hujan tropis,
vegetasi hutan musim, vegetasi hutan bakau, dan vegetasi daerah sabana
dan stepa.
5. Berdasarkan jenis dan persebarannya, fauna Indonesia dapat dikelompokkan
ke dalam tiga wilayah, yaitu: fauna Asia, fauna Australia, dan fauna peralihan.
6. Usaha-usaha pelestarian flora dan fauna, yaitu antara lain dengan usaha
menyebarluaskan kesadaran lingkungan, pembuatan cagar alam, dan suaka
marga satwa.
7. Usaha-usaha perlindungan terhadap flora dan fauna meliputi hampir di setiap
daerah di Indonesia.
28
SOAL-SOAL LATIHAN
A. Pilihan Ganda
Berilah tanda silang (X) pada huruf jawaban yang
dianggap benar!
1. Pernyataan manakah yang benar?
A. udara yang basah dan kering tidak begitu berpengaruh
terhadap transpirasi dan pembuahan.
B. suhu yang rendah mengakibatkan asimilasi asam arang
dan transpirasi.
C. angin menyebarkan biji-biji dan spora ke mana-mana,
sehingga angin membantu dalam perkembangbiakan
tetumbuhan.
D. perbedaan tinggi rendahnya muka bumi tidak
mempengaruhi tinggi rendahnya suhu.
E. tetumbuhan dan kehidupan hewan mempengaruhi suhu
dan angin di suatu tempat.
29
5. Sphagnum dan lichenes merupakan jenis vegetasi yang
tumbuh di bioma ....
A. padang rumput
B. hutan gugur
C. hutan basah
D. tundra
E. taiga
30
10. Di manakah kita dapat menemukan daerah perlindungan flora
dan fauna?....
A. Gunung Rinjani-Lombok
B. Gunung Ciremai-Jawa Barat
C. Gunung Agung-Bali
D. Gunung Kerinci-Jambi
E. Gunung Slamet-Jawa Tengah
11. Biocycle yaitu air asin, air tawar, dan daratan. Ketiga bagian
itu termasuk bagian lingkungan ....
A. zona air
B. biosfer
C. hidrosfer
D. antroposfer
31
15. Pada lintang berapakah sinar matahari banyak diterima di
suatu wilayah?
A. 24° LU dan 24,5° LS
B. 25° LU dan 25,5° LS
C. 20° LU dan 20,5° LS
D. 23° LU dan 23,5° LS
B. Esai
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan jelas!
32
BAB 2
SUMBER
DAYA
MANUSIA
Topik inti
• Antroposfer
Tujuan Pembelajaran
Sumber Daya Manusia (SDM) ialah segala potensi dan kemampuan yang ada pada
diri manusia yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan dan kelangsungan hidup
manusia itu sendiri. Dengan segala potensi dan kemampuan yang dimilikinya itu,
manusia memegang peranan yang penting dalam mengelola alam suatu daerah
ditentukan oleh faktor manusia dan faktor alam. Jadi, interaksi antara alam dengan
manusia, di samping ditentukan oleh faktor alam, juga ditentukan oleh faktor
manusianya, yang di dalamnya mencakup kuantitas dan kualitasnya.
33
Kata Kunci A. Pengertian Antroposfer
• Antroposfer
• Sumber daya Antroposfer terdiri atas dua kata yaitu “antrop” (manusia) dan
manusia “sphere” (lapisan). Jadi, antroposfer ialah kajian tentang manusia
• Indikator dan pengaruhnya terhadap ruang. Aspek yang dikaji dalam
• Sensus bahasan ini ialah penyebaran, perbandingan jenis kelamin
• Registrasi penduduk dari suatu wilayah, serta hubungan imbal balik antar-
• Survery manusia dan lingkungannya.
Antroposfer cabang geografi objek kajiannya adalah keruangan
manusia. Aspek-aspek yang dikaji dalam hal ini adalah penyebaran,
densitas, perbandingan jenis kelamin penduduk dari suatu wilayah,
serta hubungan imbal balik antarmanusia dan lingkungannya.
Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) ialah segala potensi dan
kemampuan yang ada pada diri manusia yang dapat dimanfaatkan
bagi kepentingan dan kelangsungan hidup manusia itu sendiri.
Dengan segala potensi dan kemampuan yang dimilikinya itu,
manusia memegang peranan yang penting dalam mengelola suatu
daerah. Hal ini karena bukan saja faktor alam yang menguntungkan
manusia dalam mengolah lahan, melainkan juga faktor
manusianya sendiri. Jadi, interaksi antara alam dengan manusia,
di samping ditentukan oleh faktor alam, juga ditentukan oleh faktor
manusianya, yang di dalamnya mencakup kuantitas beserta
kualitasnya.
34
2. Pertumbuhan penduduk
Paul R. Ehrilch (1968) mengatakan bahwa bencana
kemanusiaan terjadi akibat terlalu banyaknya penduduk dan ledakan
penduduk. Pernyataan tersebut menggunakan argumen yang sama
seperti yang dikemukakan Thomas Malthus (1998), bahwa
pertumbuhan manusia lebih cepat daripada pertambahan bahan
pangan. Manusia berkembang menurut deret ukur, sedangkan
bahan makanan beserta isinya tumbuh mengikuti deret hitung.
Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat disebabkan
oleh beberapa faktor, yaitu:
a. perbaikan pemeliharaan kesehatan sehingga mengurangi
angka kematian bayi dan anak; dan
b. pertambahan jumlah penduduk yang disebabkan oleh
kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian, serta orang-
orang yang datang lebih banyak daripada orang-orang yang pergi.
Pertumbuhan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
T = (L – M) + (I – E)
35
Tabel 2.1 Prediksi Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Provinsi 2000-2025
Provinsi 2000–2005 2005–2010 2010–2015 2015–2020 2020–2025
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Penyebaran
Penyebaran penduduk dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek
geografis, aspek administratif, dan aspek politis.
a. Aspek Geografis
Dilihat dari aspek geografis (dalam hal ini adalah penyebaran
penduduk pada setiap pulaunya), ternyata belumlah merata.
Ada pulau yang dihuni oleh banyak penduduk sehingga melebihi
kapasitas, ada pula yang masih jarang. Pulau Jawa, misalnya, yang
luasnya hanya 6,9% dari luas keseluruhan indonesia menurut
catatan Biro Pusat Statistik pada tahun 2005 memiliki jumlah
penduduk 118 juta jiwa. Sedangkan Kalimantan yang memiliki luas
36
28,1% dari luas keseluruhan Indonesia hanya ditempati 12 juta jiwa.
Mengapa Pulau Jawa memiliki kepadatan penduduk yang tinggi?
Mengapa Kalimantan yang mempunyai wilayah terluas hanya
ditempati 5% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia?
Mari perhatikan data pada tabel berikut.
Tabel 2.2 Penyebaran Penduduk Indonesia per Pulau
Luas Penduduk (%)
Pulau
Wilayah 1930 1961 1971 1980 1985 1990 1995 2000 2005
1. Jawa dan Madura 6.9 68.7 65.0 63.8 61.9 60.9 60.0 58.9 59.1 58.8
2. Sumatera 24.7 13.5 16.2 17.5 19.0 19.9 20.3 21.0 20.7 21.0
3. Kalimantan 28.1 3.6 4.2 4.4 4.5 4.7 5.1 5.5 5.5 5.5
4. Sulawesi 9.9 6.9 7.3 7.1 7.1 7.0 7.0 7.3 7.3 7.2
5. Pulau lainnya 30.4 7.3 7.3 7.2 7.5 7.5 7.6 7.3 7.4 7.5
Total 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0
b. Aspek Administratif
Perbedaan status administratif suatu wilayah menjadikan
pemicu pula dalam perbedaan persebaran penduduk. Sebagai
contoh; kota Bandung dan Jakarta akan dihuni penduduk yang lebih
banyak ketimbang kota kecil lainnya yang masih berstatus sebagai
kabupaten. Hal tersebut diakibatkan karena status kota besar atau
metropolitan (Jakarta dan Bandung) akan memiliki fungsi yang
kompleks, seperti fungsi pemerintahan, fungsi pendidikan,
perdagangan dan lain-lain sehingga masyarakat berbondong-
bondong akan datang ke kota tersebut ketimbang datang ke kota
kecil yang sangat minim fungsi dan fasilitas yang disediakan.
MALAYSIA
KALIMANTAN
SUMATRA SULAWESI
MALUKU
PAPUA
0 – 50 Orang
51 – 100 Orang
JAWA
101 – 150 Orang 501 – 1000 Orang
Gambar 2.1
Peta kepadatan Penduduk Indonesia
(Sumber: Atlas IPS Dunia dan Indonesia)
37
c. Aspek Politik
Kebijakan/regulasi pemerintah yang berlaku akan
berpengaruh pula terhadap perbedaan persebaran jumlah
penduduk tiap daerah. Sebagai contoh, pemerintah menetapkan
bahwa pulau Sumatera dan Kalimantan adalah pulau yang dijadikan
tujuan transmigrasi, maka dengan sendirinya kedua pulau tersebut
yang tadinya jarang penduduk akan menjadi padat pula.
2. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk dihitung dengan membagi jumlah
penduduk dengan luas area di mana mereka tinggal.
Negara-negara kecil biasanya memiliki kepadatan penduduk
tertinggi, di antaranya Monako, Singapura, Vatikan, dan Malta.
Di mana negara besar yang memiliki kepadatan penduduk tinggi
adalah Jepang dan Bangladesh.
Dari sekitar 6,5 miliar penduduk dunia, 4 miliar di antaranya
tinggal di Asia. Tujuh dari sepuluh negara berpenduduk terbanyak
di dunia berada di Asia (meski Rusia juga terletak di Eropa).
Berikut adalah peringkat negara-negara di dunia berdasarkan
jumlah penduduk (2005) antara lain:
1. Republik Rakyat Tiongkok (1.306.313.812 jiwa),
2. India (1.103.600.000 jiwa),
3. Amerika Serikat (298.186.698 jiwa),
4. Indonesia (241.973.879 jiwa),
5. Brasil (186.112.794 jiwa),
6. Pakistan (162.419.946 jiwa),
7. Bangladesh (144.319.628 jiwa),
8. Rusia (143.420.309 jiwa),
9. Nigeria (128.771.988 jiwa), dan
10. Jepang (127.417.244 jiwa).
0-9
10-24
25-49
50-74
75-99
100-149
150-299
300-999
1000+ Gambar 2.2
Peta Kepadatan Penduduk Dunia Tahun 2006
(Sumber: CIA Factbook)
38
Permukaan bumi mempunyai luas 510 juta km2 dengan
jumlah penduduk 6,5 milyar jiwa. Kepadatan penduduk dunia
mencapai 13 per km² (6,5milyar/510 juta) atau 43 per km².
Kepadatan penduduk dunia tertinggi berada di Asia. Negara India,
Jepang dan Singapura memiliki kepadatan penduduk di atas
1.000/km 2. Selain Asia, negara yang memiliki kepadatan
penduduk tertinggi berada di Benua Amerika terutama Brasil dan
Amerika Serikat. Perhatikan data tabel berikut!
Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk di Asia Tenggara
Asia Tenggara
Kepadatan Penduduk
Negara Luas (Km 2) Jumlah Penduduk
(per Km 2)
39
Perhatikan data tabel berikut!
Tabel 2.4 Kepadatan Penduduk di Indonesia
Tahun
Provinsi/Kabupaten
1971 1980 1990 2000 2005
3. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk adalah susunan atau pengelompokan
penduduk berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang sering
digunakan antara lain kriteria usia dan jenis kelamin, angkatan
kerja, dan rasio ketergantungan.
a. Komposisi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin
Usia dan Jenis kelamin merupakan faktor penting dalam
demografi. Dengan melihat data jumlah penduduk berdasarkan
usia dan jenis kelamin, maka penduduk dapat diklasifikasikan.
Sistem pengklasifikasian dapat digambarkan dalam grafik batang
yang bentuknya horizontal.
40
Komposisi penduduk menurut usia dan jenis kelamin itu pada
setiap negara tidak selalu sama. Pada umumnya ada tiga bentuk
susunan penduduk menurut usia, yaitu:
1) Piramida Penduduk Muda
Apabila sebagian besar penduduknya terdiri atas penduduk
berumur muda, yaitu kurang dari lima belas tahun. Kondisi
penduduk seperti ini diakibatkan oleh besarnya angka kelahiran
dibandingkan angka kematian. Banyaknya penduduk berusia
muda mengakibatkan tingginya angka ketergantungan. Hal
ini biasanya terdapat di negara-negara berkembang.
2) Piramida Penduduk Stasioner
Bentuk piramida ini merupakan gambaran dari keadaan
penduduk yang tetap jumlahnya. Hal ini karena jumlah bayi
yang lahir sama dengan jumlah yang meninggal. Dengan
demikian, angka ketergantungan rendah. Keadaan penduduk
di negara-negara maju berbentuk piramida seperti ini.
3) Piramida Penduduk Tua
Bentuk ini menggambarkan angka kelahiran yang lebih rendah
dibandingkan angka kematian. Bila hal ini terjadi secara terus
menerus, akan menyebabkan berkurangnya jumlah penduduk
daerah atau negara bersangkutan.
b. Angkatan kerja
Yang dimaksud dengan angkatan kerja ialah:
1) mereka yang bekerja (pekerja), dan
2) mereka yang tidak bekerja tetapi sudah siap untuk bekerja
atau sedang mencari pekerjaan (menganggur).
Komponen penduduk aspek angkatan kerja dapat dihitung
dengan rumus:
41
c. Rasio Ketergantungan
Rasio ketergantungan ialah perbandingan antara banyaknya
penduduk yang tidak produktif (usia di bawah 15 tahun dan di atas
65 tahun) dengan banyaknya penduduk usia produktif (15 – 64 tahun).
Rasio ketergantungan dapat diperoleh dengan rumus:
42
2. Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk berimplikasi terhadap kualitas
atau kesejahteraan hidupnya. Mereka yang berpendidikan tinggi
lebih berpeluang untuk memperoleh pekerjaan dengan
berpenghasilan yang layak, lebih paham akan arti pentingnya
kesehatan serta lebih matang dalam mental. Dengan demikian,
pendidikan merupakan salah satu faktor yang tidak boleh tidak
harus dimiliki oleh penduduk yang ingin memiliki kualitas hidup
yang tinggi.
3. Harapan Hidup
Rasio harapan hidup penduduk dapat diperkirakan dengan
cara mengaitkannya dengan tingkat kesejahteraannya. Semakin
tinggi tingkat kesejahteraannya, diperkirakan penduduk tersebut
memiliki rasio harapan hidup lebih lama dibandingkan mereka yang
tidak sejahtera.
Hal ini antara lain dimungkinkan karena:
a. penduduk yang kesejahteraannya kurang, maka kebutuhan
Dicamkan
akan gizinya pun akan kurang terpenuhi sehingga angka
kematian khususnya bayi dan anak-anak lebih tinggi; Semakin tinggi
b. penduduk yang kesejahteraannya terjamin, maka potensi untuk tingkat
terserang penyakit dan meninggal lebih tinggi; dan kesejahteraan,
memiliki rasio
c. penduduk yang berpendidikan rendah, akan kurang harapan hidup
memahami akan peranan gizi dan fungsi kesehatan bagi lebih lama.
kelangsungan hidupnya.
4. Masalah-masalah Kependudukan di Indonesia serta
Upaya Pengendaliannya
Beberapa masalah kependudukan yang kini sedang dihadapi
oleh bangsa Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Tingkat pertumbuhan penduduk yang masih tinggi.
b. Besarnya struktur penduduk muda. Hal ini membawa implikasi
bagi kehidupan sosial ekonomi penduduk secara keseluruhan.
c. Angka beban tanggungan yang tinggi sebagai akibat dari
besarnya struktur penduduk muda.
d. Tingkat pengangguran yang masih tinggi.
e. Tingkat pendapatan yang rendah.
f. Tingkat buta huruf tinggi.
g. Penyebaran geografi yang tidak merata.
h. Arus urbanisasi semakin deras.
i. Daerah kota terlalu padat.
j. Angka kematian bayi masih tinggi.
43
Berbagai kebijaksanaan pemerintah dalam upaya
Kata Kunci
mengendalikan masalah-masalah kependudukan tersebut ialah
• Keluarga sebagai berikut.
Berencana
a. Keluarga berencana (KB), merupakan usaha pokok di dalam
• Intensifikasi
kebijaksanaan kependudukan, khususnya dalam upaya
pendidikan
• Keluarga kecil menurunkan tingkat kelahiran sekaligus dalam rangka
• Transmigrasi meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
Gambar 2.4
Keluarga Kecil
(Sumber: Kartini, 2003)
44
e. Antarkerja-antardaerah. Upaya ini ditujukan untuk
mempertemukan antara pencari kerja dengan pencari tenaga
kerja, misalnya dengan menyebarluaskan informasi lowongan
pekerjaan dengan menyalurkan tenaga ke daerah-daerah yang
membutuhkannya.
f. Transmigrasi merupakan bagian dari usaha untuk
mengembangkan daerah yang kepadatan penduduknya
masih rendah.
g. Pembinaan kota-kota kecil dan pengembangan daerah
pedesaan. Upaya ini diadakan untuk menghindari
pertumbuhan yang terlalu cepat di kota-kota besar juga untuk
meratakan hasil-hasil pembangunan.
h. Perluasan jaringan perhubungan. Hal ini diarahkan dalam
rangka menanggulangi masalah urbanisasi. Dengan upaya
ini diharapkan mobilitas penduduk dapat ditingkatkan, yaitu
perjalanan penduduk pedesaan ke daerah kota tempat mereka
bekerja akan lebih mudah sehingga mereka tidak perlu lagi
tinggal di kota tempat mereka bekerja.
E. Mobilitas Penduduk
45
2. Migrasi Nasional
Migrasi nasional yaitu perpindahan yang terjadi di dalam satu
negara misalnya antarpropinsi atau antarkota dalam propinsi.
Migrasi nasional terdiri dari:
a. Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Orang yang melakukan urbanisasi disebut urban. Kota-kota besar
yang biasanya dituju oleh para urban adalah Jakarta, Bandung,
dan Surabaya. faktor-faktor yang memengaruhi urbanisasi ada dua
yaitu faktor pendorong dari desa dan faktor penarik dari kota.
1) Faktor pendorong dari desa, di antaranya:
a) lapangan pekerjaan terbatas,
b) upah tenaga kerja rendah,
c) lahan pertanian semakin sempit, dan
d) fasilitas kurang memadai.
2) Faktor penarik dari kota, di antaranya:
a) lapangan kerja di kota lebih banyak dan bervariasi;
b) kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik;
c) kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih baik;
d) tersedianya berbagai jenis fasilitas seperti fasilitas
pendidikan, perumahan, kesehatan, penerangan, hidup
dan transportasi; dan
e) adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, seperti tempat
hiburan dan pusat kebudayaan lainnya.
Urbanisasi memiliki dampak negatif dan dampak positif
bagi desa yang ditinggalkan serta menimbulkan dampak
negatif bagi kota yang dituju.
1) Dampak negatif urbanisasi bagi desa adalah:
a) tenaga kerja usia muda berkurang,
b) produksi pertanian menurun, dan
c) pembangunan terhambat.
2) Dampak positif urbanisasi bagi desa adalah:
a) jumlah pengangguran di desa berkurang dan
b) taraf hidup penduduk di desa meningkat.
3) Dampak negatif urbanisasi bagi kota adalah:
a) banyak berdirinya rumah-rumah kumuh;
b) tingkat pengangguran di kota semakin tinggi;
46
c) pengangguran yang tinggi berpengaruh terhadap tingkat
kejahatan yang tinggi. Seperti perampokan, penjambretan
dan penipuan;
d) kepadatan penduduk di kota semakin meningkat; dan
e) kepadatan penduduk berpengaruh terhadap penurunan
kualitas lingkungan hidup, seperti pencemaran udara,
pencemaran air dan pencemaran suara.
Untuk menghindari dampak negatif dari urbanisasi, maka
harus dilakukan upaya untuk menanggulanginya. Usaha
pemerintah untuk mengurangi terjadinya peningkatan urbanisasi
di kota adalah:
1) melakukan pembangunan di daerah-daerah,
2) meningkatkan sarana transportasi di desa,
3) meningkatkan sarana komunikasi di desa,
4) meningkatkan kegiatan industri kecil di desa untuk
menyerap tenaga kerja lebih banyak,
5) menambah fasilitas seperti fasilitas pendidikan,
perumahan, dan kesehatan.
b. Transmigrasi
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari daerah yang
padat penduduknya ke daerah yang jarang penduduknya.
1) Tujuan Program Transmigrasi
a) Meratakan penyebaran jumlah penduduk
b) Mengurangi kepadatan penduduk
c) Meningkatkan kesejahteraan penduduk
d) Mengurangi pengangguran di daerah asal transmigrasi
e) Menambah tenaga kerja di daerah tujuan transmigrasi
f) Meningkatkan hasil pertanian di daerah tujuan
transmigrasi
g) Memperlancar pembangunan di daerah tujuan
transmigrasi
2) Daerah Asal dan Daerah Tujuan transmigrasi
Pada tahun 1975, pemerintah telah mengeluarkan Keputusan
Presiden (Kepres) Republik Indonesia No. 1 Tahun 1973 dan
No.2 Tahun 1975 tentang syarat daerah asal dan daerah tujuan
transmigrasi. Daerah asal transmigrasi yang diutamakan
adalah pulau Jawa, Madura, Bali dan Lombok. Daerah tujuan
transmigrasi adalah Pulau Sumatera (Sumatera Utara,
Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Riau, NAD, dan
Lampung), Kalimantan ( Kalimantan Tengah dan Kalimantan
Selatan), Papua, Maluku dan Nusa Tenggara.
47
a) Syarat-syarat daerah asal transmigrasi adalah:
(1) Daerah yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi
(2) Daerah kering dan tandus
(3) Daerah rawan bencana alam, seperti banjir, gempa,
gunung meletus, dan lain-lain.
(4) Daerah dengan penduduk berpenghasilan rendah
(5) Daerah yang digunakan sebagai proyek pembangunan.
b) Syarat-syarat daerah tujuan transmigrasi adalah :
(1) Memiliki tanah yang subur untuk pertanian
(2) Adanya sumber pengairan untuk pertanian
(3) Aman dari bencana alam
(4) Memiliki fasilitas yang cukup, seperti pendidikan dan
kesehatan
(5) Sarana dan prasarana transportasi baik.
3) Jenis-jenis Transmigrasi
Jenis-jenis transmigrasi yang dilakukan di Indonesia adalah:
a) Transmigrasi umum: transmigrasi yang pelaksanaan dan
pembiayaannya ditanggung oleh pemerintah. Pembiayaan
meliputi biaya perjalanan, biaya hidup, perumahan, lahan
pertanian, bibit, dan alat-alat pertanian.
b) Transmigrasi swakarsa: transmigrasi yang dibiayai oleh
transmigran. Pemerintah hanya menyediakan tanah
pertanian seluas dua hektar setiap keluarga.
c) Transmigrasi bedol desa: transmigrasi yang dilakukan
oleh seluruh penduduk desa beserta aparatur pemerintah
desa. Semua harta benda yang ditinggalkan penduduk
mendapat ganti rugi dari pemerintah. Transmigrasi ini
dilaksanakan karena daerah asal transmigran terkena
proyek penting dari pemerintah. Contoh dari program
trasmigrasi bedol desa adalah penduduk Wonogiri dan
Kedungombo, Jawa Tengah yang terkena proyek Waduk
Gajah Mungkur dan ditransmigrasikan ke Sitiung
(Sumatra Barat).
d) Trasmigrasi spontan: transmigrasi yang dilaksanakan
atas kesadaran dan kemauan sendiri.
48
RANGKUMAN
1. Sumber daya manusia ialah segala potensi dan kemampuan yang ada
dalam diri manusia yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan dan
kelangsungan hidup manusia itu sendiri.
2. Indikator untuk mengukur kuantitas sumber daya manusia ialah: jumlah
penduduk, pertumbuhannya, penyebaran dan kepadatannya, serta
komponennya.
3. Komposisi penduduk ialah susunan atau pengelompokan penduduk
berdasarkan kriteria tertentu, misalnya komposisi menurut jenis kelamin,
angkatan kerja, komposisi rasio ketergantungan, dan sebagainya.
4. Indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas sumber daya manusia
di antaranya ialah: ketenteraman atau ketenangan jiwa, taraf ekonomi,
kesehatan, dan pendidikan.
5. Masalah-masalah kependudukan di Indonesia, antara lain tingkat
pertumbuhan yang tinggi, besarnya struktur penduduk muda, tingginya
tingkat pengangguran, rendahnya tingkat pendapatan, penyebaran geografis
yang tidak merata, daerah kota yang terlalu padat, dan angka kematian
bayi yang tinggi.
6. Upaya-upaya pengendalian masalah kependudukan di Indonesia, antara
lain dengan keluarga berencana, transmigrasi, dan pemerataan
pembangunan.
7. Kebudayaan ialah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya
manusia untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara belajar, yang
kesemuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.
8. Aspek-aspek kebudayaan meliputi: a) bahasa, b) teknologi dan kebudayaan
material, c) sistem ekonomi atau mata pencaharian, d) organisasi sosial,
e) sistem pengetahuan, f) sistem religi, g) kesenian.
9. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan budaya. Beratus-ratus
bahasa, adat-istiadat, kesenian daerah, juga iptek yang modern.
10. Keragaman budaya itu memiliki nilai ekonomis, antara lain merupakan unsur
pemikat utama bagi para turis-turis mancanegara untuk datang ke Indonesia.
11. Akulturasi budaya, di samping dapat memperkaya khazanah budaya,
di sisi lain memiliki dampak negatif, yaitu merasuknya nilai-nilai budaya asing
yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
12. Terhadap kemungkinan-kemungkinan itu, diperlukan sikap kritis, waspada,
dan lebih meningkatkan kecintaan terhadap budaya bangsa sendiri.
49
SOAL-SOAL LATIHAN
A. Pilihan Ganda
Berilah tanda silang (X) pada huruf jawaban yang
dianggap benar!
50
5. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Perbaikan pemeliharaan kesehatan sehingga mengurangi
angka kematian bayi dan anak.
2) Pertambahan jumlah penduduk yang disebabkan oleh
kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian, serta
orang-orang yang datang lebih banyak daripada orang-
orang yang pergi.
Pernyataan di atas merupakan ....
A. faktor penyebab perpindahan penduduk
B. faktor penyebab peningkatan penduduk
C. faktor penyebab kematian penduduk
D. periode pertumbuhan penduduk
E. tingkat kematian
51
9. Masalah kependudukan yang sedang dihadapi bangsa
Indonesia, antara lain adalah ...
A. kegagalan Indonesia dalam meraih juara umum dalam
SEA GAMES 1995
B. tingkat pendapatan penduduknya yang masih rendah
C. sering terjadi banjir dan gempa
D. masalah tingginya angka kebocoran uang negara
E. kegagalan panen sayur-sayuran yang pada setiap
tahunnya semakin meningkat
52
13. “Karawang-Bekasi” karya Chairil Anwar termasuk
ke dalam ....
A. seni lukis D. seni vokal
B. seni sastra E. seni instrumental
C. seni relief
14. Sistem kemasyarakatan yang anggota-anggotanya menarik
garis keturunan dari pihak ibu disebut ....
A. matrilineal D. bilateral
B. patrilineal E. multilateral
C. unilateral
15. Tari gamyong adalah kesenian daerah ....
A. Batak D. Bali
B. Sunda E. Timor
C. Jawa
16. Rumah gadang merupakan rumah khas daerah ....
A. Jawa D. Aceh
B. Bali E. Padang
C. Sasak
17. Pertanian primitif mempunyai ciri-ciri seperti tertulis di bawah
ini, kecuali ....
A. alatnya sederhana
B. dikerjakan oleh anggota keluarga
C. menggunakan irigasi
D. hutan ditebang dan dibakar
E. berpindah-pindah
18. Usaha mengubah pertanian primitif menjadi pertanian intensif
adalah agar terjadi hal-hal di bawah ini, kecuali ....
A. peralihan ke sektor industri
B. peningkatan pendapatan
C. pemeliharaan kesuburan tanah
D. pengolahan tanah yang efisien
E. peningkatan mutu produksi
19. Dengan penguasaan Iptek yang modern, maka bangsa
Indonesia ....
A. dapat menjadi bangsa yang berdaulat
B. akan menjadi penguasa dunia
C. akan terbebas dari kemiskinan
D. mampu mengolah sumber daya alamnya sendiri, menjadi
bahan jadi yang bermutu tinggi
E. akan menjadi bangsa yang tidak lagi membutuhkan
bantuan dari bangsa-bangsa lain
53
20. Upaya penanggulangan terhadap dampak negatif dari adanya
proses akulturasi (budaya), antara lain dengan ....
A. menutup diri dari pengaruh-pengaruh asing
B. bersikap kritis terhadap berbagai budaya asing
C. melarang berbagai budaya asing yang masuk ke Indonesia
D. menyebarkan budaya bangsa sendiri kepada bangsa-
bangsa lain
E. semua jawaban benar
B. Esai
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan jelas!
1. Apakah yang dimaksud dengan sumber daya manusia?
2. Kuantitas sumber daya manusia diukur oleh faktor apa saja?
3. Sebutkan faktor-faktor peningkatan pertumbuhan penduduk!
4. Apa tindakanmu dalam menyikapi seorang pengangguran?
5. Sebutkan jenis susunan piramida penduduk menurut umur!
Visualisasikan secara kasar bentuk-bentuk piramida tersebut!
6. Sebutkan indikator-indikator yang dapat digunakan untuk
mengukur kualitas sumber daya manusia!
7. Bagaimanakah hubungan antara tingkat kemakmuran dengan
rasio harapan hidup?
8. Masalah-masalah kependudukan apa saja yang sedang
dihadapi bangsa Indonesia? Sebutkan!
9. Sebutkan upaya-upaya pemerintah untuk mengurangi
peningkatan urbanisasi di kota!
10. Kebijakan-kebijakan apa saja yang diambil pemerintah dalam
upaya mengendalikan masalah kependudukan di Indonesia?
11. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan?
12. Meliputi aspek apa saja kebudayaan itu? Jelaskan!
13. Bagaimanakah pendapatmu terhadap kebudayaan Indonesia?
14. Apa yang kamu ketahui mengenai produk-produk teknologi
Indonesia?
15. Sebutkan nilai ekonomis dari keragaman budaya yang dimiliki
bangsa Indonesia!
16. Apa yang dimaksud dengan akulturasi budaya?
17. Jelaskan dampak negatif dan positifnya?
18. Bagaimana cara mengatasi merasuknya budaya-budaya
asing yang negatif?
19. Apa yang dimaksud dengan plasma nutfah?
20. Jelaskan konsep cagar biospher?
54
BAB 3
POTENSI
SUMBER DAYA ALAM
DAN PEMANFAATANNYA
Topik Inti
• Sumber Daya Alam Hayati
• Sumber Daya Alam Nonhayati
• Rekayasa Genetika
• Pemanfaatan SDA
• Studi Kasus
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat memahami pengertian sumber daya alam, mengidentifikasi serta
menjelaskan pemanfaatan sumber daya alam, dan dapat memanfaatkan sumber
daya alam sebaik-baiknya.
Yang dimaksud dengan sumber daya alam (Natural
Resources) adalah semua kekayaan bumi baik yang bersifat biotik
ataupun abiotik yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan
manusia.
1. Faktor abiotik, meliputi tanah, air, udara, cuaca, suhu, dan
sejenisnya.
2. Faktor biotik, meliputi tumbuhan dan hewan, termasuk
manusia.
Faktor biotik dan abiotik dalam lingkungan dapat
memengaruhi dan dipengaruhi oleh manusia. Segala yang ada
pada lingkungan dapat berpengaruh terhadap lingkungan hidup
manusia. Namun demikian, lingkungan pun dapat dikelola dan
dikembangkan oleh manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, yang dimaksud sumber daya
alam adalah manusia, hewan, tumbuhan, air, udara, tanah, bahan
tambang, sinar matahari, dan lain-lain.
2. Berdasarkan Potensi
Menurut potensi penggunaannya, sumber daya alam dibagi
beberapa macam, antara lain sebagai berikut.
56
a. Sumber daya alam materi; merupakan sumber daya alam
yang dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya. Misalnya, batu, besi,
emas, kayu, serat kapas, rosela, dan sebagainya
b. Sumber daya alam energi; merupakan sumber daya alam
yang dimanfaatkan energinya. Misalnya batu bara, minyak
bumi, gas bumi, air terjun, sinar matahari, energi pasang surut
laut, kincir angin, dan lain-lain.
c. Sumber daya alam ruang; merupakan sumber daya alam
yang berupa ruang atau tempat hidup, misalnya area tanah
(daratan) dan angkasa.
3. Berdasarkan Jenis
Menurut jenisnya, sumber daya alam dibagi dua sebagai
berikut.
a. Sumber daya alam nonhayati (abiotik); disebut juga sumber
daya alam fisik, yaitu sumber daya alam yang berupa benda-
benda mati.
Misalnya bahan tambang, tanah, air, dan kincir angin.
b. Sumber daya alam hayati (biotik); merupakan sumber daya
alam yang berupa makhluk hidup. Misalnya hewan, tumbuhan,
mikroba, dan manusia.
Untuk memudahkan pemahaman tentang sumber daya alam
dapat dilihat pada tabel berikut.
– air, tanah, sumber hayati
a. Sda yang terbaharukan
(renewable) – bahan tambang,
1. Berdasarkan minyak, gas bumi, dll
b. Sda yang tak terba-
sifatnya harukan (urenewable) – cahaya matahari, air
c. Sda yang tidak habis laut, udara, energi,
pasang surut
a. Sda biotik (hayati) – sumber daya alam berupa
makhluk hidup seperti
Sumber Daya Alam 2. B e r d a s a r k a n hewan, tubmuhan, dan
(SDA) jenisnya makroorganisma
b. Sda fisik (nonhayati) – sumber daya alam berupa
benda mati seperti tanah,
air, udara, mineral dll.
a. Sda penghasil energi – air, arus laut, sinar
matahari, gas bumi,
3. Berdasarkan
b. Sda penghasil bahan minyak bumi, batu bara
fungsinya
baku – mineral, perairan hutan
dan tanah
c. Sda lingkungan hidup – udara bersih, peman-
dangan alam perairan
Gambar 3.1 Skema Pembagian Sumber Daya Alam
57
1) Sumber Daya Tumbuhan dan Hewan
Hewan dan tumbuhan merupakan sumber daya energi hayati.
Dasar sumber daya energi adalah fotosintesis, sebab energi yang
terkandung di dalam sumber daya hayati adalah energi matahari
yang telah ditransformasikan (diubah) menjadi energi kimia oleh
klorofil pada tumbuhan hijau melalui proses fotosintesis. Selanjutnya
energi itu digunakan oleh konsumen (hewan dan manusia) dan
diubahnya menjadi energi gerak panas dan energi kimia bentuk lain.
Bahan organik yang dapat dimanfaatkan
manusia banyak ragamnya. Kotoran hewan dan
daun-daunan dapat dimanfaatkan untuk pupuk
dan biogas. Penggunaan kompos dan pupuk
kandang akan memperbaiki kualitas tanah
karena dapat mengembalikan kesuburan tanah,
sehingga daya dukungnnya akan tetap tinggi.
Pada mulanya hewan dan tumbuhan
Gambar 3.2 diperlukan manusia sebagai makanan, tetapi
Sapi merupakan sumber daya alam yang berguna dalam perkembangan berikutnya sumber daya
bagi manusia (Margasatwa, 114)
hewan diperlukan juga untuk transportasi, olah
raga, rekreasi, dan lain-lain.
Perkembangan ilmu dan teknologi memiliki dampak negatif
dan dampak positif. Dampak negatif dari perkembangan ilmu dan
teknologi adalah manusia bisa melakukan ekploitasi sumber daya
alam sehingga dapat mempercepat rusaknya lingkungan dan akan
menurunkan daya dukung serta mutu lingkungan.
Dampak positif dari perkembangan ilmu dan teknologi
senantiasa berusaha mengembangkan dan meningkatkan
produktivitas sumber daya hayati. Berbagai usaha dalam
meningkatkan sumber daya hayati adalah:
1. intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian,
2. mekanisme pertanian,
3. panca usaha pertanian,
4. panca usaha peternakan,
5. rekayasa genetika.
58
dari lapisan luar (kerak bumi) yang tidak sama dengan ketebalan
yang berbeda-beda serta warna, struktur, susunan, sifat kimia,
fisika, dan biologisnya yang berbeda-beda pula.
Tanah merupakan hasil alam yang terbentuk dari proses
destruktif berupa pembusukan senyawa organik dan pelapukan
batuan, serta proses sintesis berupa pembentukan mineral.
Apabila kita membuat sayatan melintang dari tanah, maka
akan terlihat profil tanah yang terdiri dari beberapa lapisan (horizon)
Kata Kunci
di antaranya sebagai berikut.
(1). Topsoil (lapisan atas) dengan ciri-ciri: • Topsoil
• Subsoil
(a) dalamnya ± 20 – 30 cm;
• Rhegolith
(b) tanahnya gembur dengan porositas dan drainase yang • Bedrock
baik;
(c) mengandung banyak unsur hara, karena tempat
pengumpulan bahan organik yang mengalami
pembusukan dan humifikasi (pembentukan humus);
(d) warna tanahnya gelap.
(2). Subsoil (lapisan bawah) dengan ciri-ciri:
(a) mengandung bahan organik yang sedikit;
(b) merupakan tanah yang kompleks tersusun dari tanah liat
(clay) sehingga porositasnya rendah;
(c) ikatan butiran tanahnya sangat stabil sehingga
drainasenya kurang (kurang mampu menyimpan air).
(3). Rhegolith (bahan Induk) yaitu semua bahan batuan yang
dapat berubah menjadi tanah.
(4). Bedrock (batuan dasar) yaitu lapisan yang paling dalam
berupa:
(a) batuan yang tidak mengalami pelapukan;
(b) tempat penyimpanan air bawah tanah dan terdapatnya
aliran air bawah tanah.
Proses pembentukan tanah bisa mencapai 100-100.000 tahun
dari bahan induk (rhegolith) pada horizon C yang mengalami
perubahan bentuk menjadi bentuk tanah yang biasa digunakan
untuk pertanian. Bahan induknya sangat bervariasi sebagaimana
pada bagan berikut:
59
Bahan baku: granit, basal, andesit, riolit,
diorit, gabro, konglomerat, dolomit
Bahan mineral
Bahan bukan baku: endapan glasial dan
Bahan induk
bahan loess
(rhegolith)
Gambar 3.3
Bagan Pembagian Bahan Induk (rhegolith)
b) Air
Air merupakan kebutuhan pokok tiap organisme, air merupakan
pelarut yang baik terhadap senyawa organik dan an organik, medium
reaksi kimia, menyerap panas dan bahan baku fotosintesis.
Kemampuan tanah untuk menyimpan/menahan air disebut
kapasitas lapangan, hal ini dipengaruhi oleh tekstur dan struktur
tanah. Tanah yang berstruktur remah yang berada di horizon top
soil dan tanah yang berstruktur halus mempunyai daya ikat yang
besar terhadap air sehingga kapasitas lapangannya besar. Air yang
terdapat dalam tanah ada beberapa macam.
1) Air Kimia
Air yang terikat kuat karena persenyawaan kimia, oleh karena
itu tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman.
2) Air Higroskopis atau Air Hidrasi
Air yang terdapat pada permukaan molekul tanah yang hidrofil,
dan terikat oleh koloid tanah, serta tidak dapat digunakan oleh
tanaman.
3) Air Kapiler atau Air Tawar
Air yang terletak di antara butiran-butiran tanah (pori) karena
adanya gaya kapiler dan air ini yang biasa digunakan oleh tanaman
sehingga disebut air tanah.
4) Air Gravitasi
Air yang berlebihan dari kapasitas lapangan, tidak banyak
digunakan oleh tanaman dan selalu bergerak mengalir karena
pengaruh gaya gravitasi.
60
c) Udara
Udara dalam tanah terletak di antara pori-pori tanah yang tidak
terisi air, tanah yang porositasnya tinggi maka pertukaran udaranya
(aerasi) juga berjalan lancar.
Kadar CO2, dalam tanah lebih besar daripada kadar CO2 di
udara, hal ini disebabkan oleh dekomposisi (pengomposan
kembali) bahan organik sedangkan sebaliknya kadar O2 dalam
tanah lebih sedikit (agak kurang) daripada kadar O2 dari udara.
Oksigen dalam tanah digunakan untuk respirasi akar dan
mikroorganisme dan kekurangannya tidak dapat segera diganti.
TUGAS
Coba amati dan diskusikan dengan teman-teman tentang kerusakan sungai yang
terjadi sampai sekarang!
61
1. Pemanfaatan Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbaharui
Camkan
a. Sungai
Sungai
mempunyai Kegiatan pemanfaatan sungai yang berlangsung selama ini
potensi sebagai sebagian besar masih dilakukan dengan cara yang kurang
sumber air, memperhatikan kelestarian dan kepentingan umum. Hal ini ditandai
transportasi,
dengan kondisi-kondisi yang salah satunya ialah hilangnya
sumber protein,
dan irigasi. sebagian besar tumbuhan penutup di daerah aliran sungai bagian
hulu, sehingga memengaruhi daya resap lahan dan meningkatkan
erosi (Puslit Sumber daya Air, 2002: 3).
Menurut Puslit Sumber daya Air (2002: 3) sungai sebagai sumber
air yang mempunyai sejumlah potensi yang dapat dimanfaatkan bagi
kesejahteraan manusia, di antaranya sebagai berikut.
1) Sebagai sumber penghidupan dan kehidupan, air
dibutuhkan manusia. Oleh karena itu, tumbuhlah
pemukiman di sekitar sungai.
2) Sungai juga dapat dijadikan sarana transportasi
untuk mendukung mobilitas manusia.
3) Sungai berfungsi sebagai sumber protein hewani
yang hidup di dalamnya, seperti ikan.
Gambar 3.4
Pemanfaatan sungai untuk irigasi
4) Sungai berfungsi untuk mengairi pertanian
(Sumber : www.deptan.go.id) (irigasi).
b. Waduk atau Danau
Selain sungai, keberadaan waduk dan danau merupakan
potensi dari sumberdaya air yang memberikan manfaat bagi
kelangsungan manusia. Danau terbentuk secara alamiah oleh
proses geologi, baik tektonisme maupun vulkanisme, sedangkan
waduk merupakan buatan manusia dengan membuat
tanggul atau bendungan sehingga air sungai naik dan
menggenangi daerah sekitar yang memiliki ketinggian
yang sama (Darsiharjo, 2005:109).
Adapun manfaat dari danau atau waduk bagi
kepentingan manusia ialah sebagai berikut.
1) Danau/waduk berfungsi sebagai tempat rekreasi
alam, seperti Danau Toba, Situ Patenggang Jabar.
2) Danau/waduk berfungsi untuk mengairi irigasi,
seperti waduk Jatiluhur, Saguling, dan Cirata.
Gambar 3.5
Waduk Jatiluhur 3) Danau/waduk berfungsi sebagai PLTA, seperti
(Sumber : www.kbi.pphotels.com) Jatiluhur, Cirata dan Saguling.
62
c. Laut
Laut merupakan sumberdaya air yang apabila dimanfaatkan
dan dikelola secara maksimal, akan memberikan keuntungan
dalam jumlah yang sangat besar. Berikut ini pemanfaatan laut bagi
kepentingan manusia.
1. Sebagai rumput laut untuk bahan makanan, obat-
obatan, dan bahan kosmetik.
2. Tempat objek wisata bahari.
3. Sumber protein hewani, seperti ikan laut, kerang.
4. Sebagai transportasi antarpulau.
5. Gelombang dan arusnya dapat didayagunakan
Gambar.3.6
untuk tenaga listrik. Potensi laut sebagai sarana rekreasi
(Sumber : www.Jakarta.go.id)
63
TUGAS
Coba diskusikan dengan temanmu, bilamana persediaan minyak bumi semakin
menipis?
Gambar 3.8
Peta Persebaran minyak bumi di Indonesia
(Sumber: Sumber daya alam dan industri mineral )
64
2) Batu Bara
Selain minyak bumi, batu bara pun memegang
peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Batu bara terjadi karena tumbuh-tumbuhan tropis pada
masa prasejarah tertimbun hingga berada dalam
lapisan batu-batuan sedimen yang lain. Pada masa
revolusi industri di Inggris pada abad ke-18, batu bara
memiliki peranan yang sangat penting untuk bahan
bakar, khususnya kereta api. Batu bara digunakan untuk
keperluan industri dan pembangkit listrik tenaga uap dan Gambar 3.10
Tambang Batu Bara
pembakaran batu gamping serta genting. (Sumber:dprdkutaikartanegara.go.id)
Gambar 3.12
Peta Sumber Daya alam yang tidak dapat diperbaharui
(Sumber: Atlas Dunia dan Indonesia)
65
b. Sumber Daya Mineral
Selain sumber daya energi, sumber daya mineral juga memiliki
peranan penting dalam menghasilkan logam untuk berbagai
keperluan industri lainnya untuk menunjang kehidupan manusia.
1) Emas
66
Perak yang dihasilkan di dunia kebanyakan berasal dari
cebakan Hydrotermal typefissure filling. Cara penambangan perak
menggunakan system cut and fill (gali-isi) dan square set pada
bijih yang lebar.
Seperti juga emas, maka perak harus diolah terlebih dahulu
agar memiliki nilai jual tinggi. Adapun cara pengolahannya sebagai
berikut. Bijih yang telah digiling halus diklasifikasikan dengan akins
classifiet menjadi 60% lewat saringan 200 mesh. Bubur bijih
diflotasi dalam flotasi cellfagergren. Campuran antimony dan arsen
dipisahkan dengan melidi (leach) dengan Na 2S. Produksi
pertambangan perak di Indonesia berasal dari Unit Pertambangan
Cikotok (PT Aneka Tambang)
3) Intan
Intan dijadikan orang untuk perhiasan. Intan yang digunakan
sebagai batu permata adalah batu yang transparan, putih bersih,
warnanya hijau jernih atau berwarna biru muda. Selain untuk
perhiasan, intan digunakan pada pahat diamond drilling, roda
gerinda, gergaji, pahat alat bor, untuk memotong dan menggosok
batu permata, sebagai alat untuk pemotong kaca.
Intan merupakan kristal karbon. Indeks refraksinya sangat
tinggi dan transparan. Intan yang berkristal rendah dan berwarna
gelap sering mempunyai struktur serabut dan disebut bortz atau
kristal permata intan.
Terjadinya intan karena proses metamorfosa. Endapan intan
primair diperoleh di dalam batuan ultra basic. Endapan intan primair
ditambang dengan cara tambang terbuka (open pit mining). Selain
itu, ada juga dengan cara penambangan dalam. Cara memecahkan
endapannya yaitu dengan dibor kemudian diledakkan.
Agar intan mempunyai harga yang tinggi, maka hasil intan yang
ditambang itu perlu diolah atau dicuci terlebih dahulu. Untuk
endapan intan placer, terutama yang ditemukan di Kalimantan,
cara memperoleh intan hanya dengan cara didulang.
Endapan intan di Indonesia terdapat di Kalimantan Barat
(Landak, Sangau), Kalimantan tengah (Purukcau), dan Kalimantan
Selatan (Martapura, Pleihari).
4) Tembaga
Tembaga merupakan logam bukan besi. Tembaga digunakan
untuk kabel-kabel listrik, telepon, lemari es, amunisi, pesawat
terbang, peluru kendali, membuat perunggu, kuningan, industri
67
kimia, bahan celup, rayon, serta digunakan juga untuk
perlengkapan dapur. Tembaga yang paling banyak digunakan
adalah tembaga alam, chalcopyrite, bornit, chalcocite, covellite,
enargite, dan lain-lain.
Tembaga bijih tembaga terdapat sebagai cebakan-cebakan
dengan bermacam-macam tipe dalam batuan beku, sedimen, dan
metamorphic. Sedangkan sebagian terbesar dari cebakan-
cebakan tembaga terjadi dari larutan hydrothermal dengan tipe
replacement dan cavity fllling.
Agar tembaga bisa digunakan lebih lanjut, maka perlu
diadakan pengolahan. Bijih tembaga yang mempunyai kadar tinggi
(6% Cu ke atas) biasanya dilebur langsung tanpa pengolahan
terlebih dahulu. Kebanyakan bijih tembaga dikonsentrasi secara
flotasi untuk memisahkan mineral-mineral tembaga sulfide dari
batuan gangue. Bijih tembaga oksida (termasuk tembaga silikat
dan karbonat biasanya dikerjakan dengan leaching (pelindian).
Sedangkan bijih yang berkadar rendah sekali biasanya digunakan
leaching dengan bantuan bakteri.
Di Indonesia, tembaga terdapat di Aceh, Sumatra Utara (Aer,
Muara Soma),Sumatra Barat (Sumpu, Lubuk Sulasih), Kalimantan
Tengah ( Sampit Mentikei), Jawa Tengah (S. Lukulo).
5) Bauksit
Bauksit digunakan untuk bijih yang mengandung
oksida aluminium monohidrat atau trihidrat. Berupa
mineral gibsit, ochmit atau diaspor. Bauksit terjadi
sebagai akibat adanya pelapukan dan material yang
mengandung alumina. Endapan yang besar terjadi di
daerah-daerah beriklim tropis dan subtropis basah.
Bahan pembuatan aluminium yang terdapat di
Indonesia yaitu bauksit. Bijih bauksit perlu ditambang. Bijih
Gambar 3.14 Tambang Bauksit bauksit jika diproses dengan benar, maka akan
(Sumber: www.petrosea.com) menghasilkan alumina. Dari alumina inilah logam
aluminium dibuat. Alumina yang dielektrolisa dalam bejana cryolit
cair, akan menghasilkan logam aluminium.
Alumina yang berasal dari bauksit banyak digunakan untuk
ampelas, bahan yang tahan api, pembuat logam, dan industri kimia.
Bauksit umumnya terjadi pada permukaan atau dekat
permukaan dan merupakan letakan-letakan mendatar, maka cara
68
penyelidikan yang tepat dan praktis yaitu dengan membuat
sumuran. Bor tangan dapat digunakan untuk endapan yang dalam.
Adapun cara penambangan bijih bauksit yang dilakukan di Pulau
Bintan adalah dengan cara penambangan terbuka. Lapisan
penutup dibuldozer. Setelah terbuka, maka bijihnya dikeruk. Bijih
yang dihasilkan ini kemudian diangkat ke tempat pencucian.
Endapan bauksit di Indonesia terdapat di Riau (Pulau Bintan),
Sumatra Selatan (Pulau Bangka dan Pulau Binton), dan
Kalimantan Barat (Singkawang).
6) Batu Gamping
Limestone diartikan batu gamping atau batu kapur.
Batu gamping banyak gunanya. Batu gamping
digunakan untuk bahan bangunan seperti batu, serbuk
kapur, pengeras jalan, bangunan dam-dam,
pembuatan gelas, dan untuk industri.
Batu gamping merupakan salah satu bahan galian
industri. Batu gamping merupakan batuan padat
dengan komposisi berupa kalsium karbonat. Warnanya Gambar 3.15 Batu Gamping
(Sumber: IPTEK 1: Bumi Ruang & Waktu)
putih, abu-abu, kuning tua, abu kebiruan, jingga, dan
hitam.
Penambangan endapan batu gamping dapat dilakukan dengan
cara quarry. Pada umumnya batu gamping mempunyai lapisan
luar yang tipis dan terdiri dari tanah liat. Jika lapisan keras, maka
dilakukan pengeboran. Pengolahan batu gamping bergantung pada
penggunaannya. Tetapi, kebanyakan langsung digunakan sebagai
bahan mentah, hanya mengalami proses mekanis, misalnya dalam
pembuatan semen.
7) Pasir (Pasir Kuarsa)
Kegunaan pasir kuarsa sangat banyak, seperti
tanah liat, industri kimia, industri keramik (gelas,
lembar kaca). Peranan pasir kuarsa dalam kegiatan
pengecoran besi sangat penting. Pada umumnya,
cetakan benda tuang terbuat dari pasir dengan
pengikat lempung atau bentonit. Pasir kuarsa berkristal
besar digunakan untuk optik.
Gambar 3.16
Pasir kuarsa atau pasir putih terdiri dari kristal- Pencucian pasir kuarsa secara
sederhana di daerah Tuban, Jawa Timur
kristal silica (SiO2) ada yang berukuran halus dan ada (Sumber: Mengenal hasil tambang
juga yang agak kasar. Warnanya bening putih. Pasir Indonesia)
69
kristal kuarsa yang dicuci oleh alam misalnya oleh sungai, danau,
serta gelombang air laut di pantai. Tetapi jika pasir kuarsa menjadi
batu, maka kristal kuarsa besar.
Cara penambangan pasir kuarsa dilakukan dengan cara
terbuka. Setelah ditambang, dicuci, dan dispesifikasi dengan
menggunakan saringan menurut besar atau kecilnya ukuran butiran.
Pasir kuarsa di Indonesia terdapat di Aceh, Sumatra Selatan
(Sungai Asahan, Kisaran), Sumatra Selatan (Bangka, Biliton),
Kalimantan Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
8) Timah
Timah terdiri dari dua jenis yaitu timah hitam dan timah putih.
Timah hitam yang paling banyak digunakan adalah timah hitam
jenis galena, cerusit, dan anglesit. Sedangkan timah putih yang
banyak digunakan berjenis cassiterite, stanite, dan teallite.
Timah hitam banyak digunakan orang untuk campuran-
campuran logam seperti tipe metal dan solder. Timah hitam juga
banyak digunakan untuk bahan-bahan industri cat, keramik, kilang
minyak, karet, dan industri kimia. Cara penambangan timah hitam
dilakukan dengan berbagai variasi. Cara penambangan terbuka
jarang dilakukan. Penggalian bijih pada tambang dilakukan dengan
cara system block cavibg, room, pillar, dan cut and fill. Timah hitam
ditemukan di Kotanopan (Sumatra Utara), Jawa Barat (Konggol,
Cikondang), dan kalimantan Timur (Berau).
Sedangkan kegunaan timah putih pada umumnya untuk
pelapis logam-logam seperti baja, tembaga, dan lain-lain. Timah
putih dapat digunakan untuk pembuatan perunggu, pembuatan
kuningan, gelas, keramik, pipa, stabilizer dalam plastik, pengawet
kayu, dan banyak lagi kegunaannya. Di Indonesia, timah putih
banyak terdapat di Riau (Singkep, Bangkinang, Karimun, dan
Kendur), Jambi, dan Sumatra Selatan (Bangka).
70
lingkungan, terutama pengaruh terhadap iklim mikro, yaitu iklim
yang berlaku pada daerah setempat.
Adapun pemanfaatan hutan bagi kehidupan adalah:
a) hutan sebagai sumber plasma nutfah;
b) hutan sebagai pengatur tata air;
c) hutan sebagai sumber bahan makanan dan obat-
obatan;
d) hutan sebagai pengatur iklim mikro ataupun
makro;
e) hutan sebagai tempat wisata;
f) hutan sebagai sumber penelitian;
g) hutan sebagai habitat makhluk hidup.
Dalam mengeksploitasi sumber daya tumbuhan,
khususnya hutan, perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut.
a) Tidak melakukan penebangan pohon di hutan
dengan semena-mena (tebang habis).
Gambar 3.17
b) Penebangan kayu di hutan dilaksanakan Hutan yang masih alami di Tambora
dengan terencana dengan sistem tebang pilih Selatan
(Sumber : www. dephut. go.id)
(penebangan selektif). Artinya, pohon yang
ditebang adalah pohon yang sudah tua dengan ukuran tertentu
yang telah ditentukan.
c) Cara penebangannya pun harus dilaksanakan sedemikian
rupa sehingga tidak merusak pohon-pohon muda di
sekitarnya.
d) Melakukan reboisasi (reforestry), yaitu menghutankan kembali
hutan yang sudah telanjur rusak.
e) Melaksanakan aforestry, yaitu menghutankan daerah yang
bukan hutan untuk mengganti daerah hutan yang digunakan
untuk keperluan lain.
Camkan
f) Mencegah kebakaran hutan.
Kerusakan hutan yang paling besar dan sangat merugikan Pemanfaatan
adalah kebakaran hutan. Diperlukan waktu yang lama untuk hutan:
• terencana
mengembalikannya menjadi hutan kembali. • tidak merusak
Hal-hal yang sering menjadi penyebab kebakaran hutan • reboisasi
antara lain sebagai berikut. • cegah
a) Musim kemarau yang sangat panjang. kebakaran
b) Meninggalkan bekas api unggun yang membara di hutan.
c) Pembuangan arang di hutan.
d) Membuang puntung rokok sembarangan di hutan.
71
2) Pertanian
Pertanian pada dasarnya adalah usaha peman-
faatan energi matahari melalui proses fotosintesis.
Pemanfaatan pertanian juga dibedakan atas beberapa
jenis tanaman dalam menghasilkan produk tertentu,
seperti:
1) tanaman sandang, misalnya kapas;
2) tanaman pangan, misalnya, padi, jagung, dan ubi-
ubian;
Gambar 3.18
3) tanaman industri, misalnya, pohon jati, dan albasia;
Pertanian (sawah) 4) tanaman hias, misalnya, mawar, anggrek, melati;
Sumber: (www.flickr.com)
5) tanaman obat-obatan, seperti jahe, kunyit,
temulawak.
3) Perikanan dan Peternakan
Perikanan dan peternakan merupakan pemanfaatan sumber
daya alam gabungan berasal dari hewani. Indonesia merupakan
negara kepulauan yang dikelilingi oleh lautan sehingga potensi
perikanan mempunyai prospek baik bagi pemenuhan kebutuhan
protein hewani. Demikian pula halnya dengan peternakan, baik
peternakan hewan besar, seperti sapi dan kerbau, peternakan sedang,
seperti kambing, domba, dan peternakan kecil unggas, seperti ayam
dan bebek. Adapun kesemuanya itu berkembang subur di kawasan
Indonesia. Hasil peternakan ini ada yang dimanfaatkan dagingnya
untuk keperluan protein seperti daging ayam, sapi, kambing, dan lain-
lain. Ada pula yang mengambil kulitnya seperti kulit sapi dan kulit
kambing untuk pembuatan sepatu, dompet, atau jaket.
72
Sumber daya alam hewan dapat berupa hewan liar maupun
hewan yang sudah dibudidayakan. Termasuk sumber daya alam
satwa liar adalah penghuni hutan, penghuni padang rumput,
penghuni padang ilalang, penghuni stepa, dan penghuni savana,
misalnya harimau, gajah, kera, ular, babi hutan, bermacam-macam
burung, serangga, dan lainnya.
Termasuk sumber daya alam hewan piaraan antara lain
lembu, kuda, domba, kelinci, anjing, kucing, bermacam-macam
unggas, ikan hias, ikan lele dumbo, ikan lele lokal, keong, dan siput.
Terhadap hewan peliharaan itulah sifat terbarukan
dikembangkan dengan baik. Selain mengambil hasil dari
peternakan dan perikanan, manusia juga melakukan persilangan
untuk mencari bibit unggul guna menambah keanekaragaman
ternak.
Dipandang dari peranannya, hewan dapat digolongkan
sebagai berikut.
a) Sumber pangan, antara lain sapi, kerbau, ayam, itik, ikan lele,
dan ikan mujair.
b) Sumber sandang, antara lain bulu domba dan ulat sutera.
c) Sumber obat-obatan, antara lain ular kobra dan lebah madu.
d) Piaraan, antara lain kucing, burung, dan ikan hias.
Untuk menjaga kelestarian langka, maka penangkapan hewan-
hewan dan juga perburuan haruslah menaati peraturan tertentu
seperti berikut ini.
a) Para pemburu harus mempunyai lisensi (surat izin berburu).
b) Senjata untuk berburu harus tertentu macamnya.
c) Membayar pajak dan mematuhi undang-undang perburuan.
d) Harus menyerahkan sebagian tubuh yang diburunya kepada
petugas sebagai tropy, misalnya tanduknya.
e) Tidak boleh berburu hewan-hewan langka.
f) Ada hewan yang boleh ditangkap hanya pada bulan-bulan
tertentu saja. Misalnya, ikan salmon pada musim berbiak di
sungai tidak boleh ditangkap, atau kura-kura pada musim akan
bertelur.
73
b. Sumber Daya Lahan
Lahan sebagai suatu kesatuan dari sejumlah sumber daya
alam yang tetap dan terbatas dapat mengalami kerusakan dan
atau penurunan produktivitas sumber daya alam tersebut (Jamulya,
1991:1).
Keberadaan lahan haruslah terpelihara sedemikian rupa agar
dapat terus memberikan produktivitas terhadap produksi pertanian.
Sebab, apabila lahan ini rusak, maka produktivitas pertanian akan
menurut, begitu pula sebaliknya. Sifat-sifat atau atribut lahan yang
berpengaruh terhadap produktivitas lahan ialah seperti tekstur
tanah, struktur tanah, kedalaman tanah, curah hujan, distribusi
hujan, temperatur, drainase tanah, jenis vegetasi, dan sebagainya.
Sifat-sifat lahan tersebut untuk suatu penggunaan. Jadi, belum
dapat menentukan kelas kemampuan lahan. Akan tetapi, sifat-sifat
lahan tersebut menentukan atau memengaruhi perilaku lahan yaitu
bagaimana ketersediaan air, peredaran udara, perkembangan
akar, kepekaan erosi, ketersediaan unsur hara, dan sebagainya.
Perilaku lahan yang menentukan pertumbuhan tumbuhan tersebut
disebut kualitas lahan (Jamulya, 1991: 2).
74
(2) faktor ekonomi, contohnya keterbatasan dana,
kelangkaan barang atau jasa, dan sebagainya;
(3) faktor sosial budaya, contohnya masyarakat tertentu yang
tidak mau menerima pembukaan lahan industri, adat yang
masih primitif, dan lain-lain;
(4) faktor keamanan, contohnya banyaknya gangguan
binatang buas, perampokan, dan sebagainya.
2) Upaya Pelestarian
Pemanfaatan lahan potensial perlu diimbangi dengan
pembangunan lingkungan hidupnya berupa pemeliharaan dan
perlindungan terhadap tanah, tumbuh-tumbuhan, hewan, air, dan
lain-lain agar memiliki daya guna. Pemeliharaan dan perlindungan
itu, antara lain sebagai berikut.
a) Penanaman kembali lahan-lahan yang gundul. Upaya ini
bertujuan untuk memelihara kesuburan tanah dari ancaman
adanya erosi dan longsor.
b) Peremajaan hutan.
c) Pembuatan terasering. Bertujuan untuk mencegah terjadinya
erosi.
d) Pembatasan lahan untuk pertanian, yaitu hanya pada lereng-
lereng yang memiliki kecuraman dari 45°. Lereng yang
berkecuraman lebih dari 45° apalagi bila vegetasinya kurang,
maka potensi untuk timbulnya erosi lebih besar.
e) Pembuatan saluran pembuangan air menurut konturnya.
f) Penanaman pohon-pohon pelindung.
g) Teknis penanaman dengan sistem kontur.
h) Penanaman lahan dengan sistem tumpang sari.
Berbagai usaha untuk meningkatkan produksi lahan potensial,
terutama sebagai lahan pertanian, meliputi usaha jangka pendek
dan usaha jangka panjang.
a) Usaha jangka pendek
Usaha ini dilakukan dengan jalan:
(1) memberikan bimbingan kepada para petani melalui
program Pasca Usaha Tani;
(a) usaha-usaha perbaikan dan penyelenggaraan
irigasi,
(b) pengelolaan tanah yang baik,
75
(c) pemakaian bibit unggul,
(d) pemupukan, dan
(e) pemberantasan hama tanaman;
(2) memperluas pemakaian bibit unggul;
(3) memperluas pemakaian pupuk dan pemberantasan
hama;
(4) pembentukan badan-badan atau lembaga-lembaga,
seperti BULOG (Badan Usaha Logistik), DOLOG (Depot
Logistik), BUUD (Badan Usaha Unit Desa), dan KUD
(Koperasi Unit Desa);
(5) mendirikan penelitian pertanian, pendidikan pertanian,
kursus-kursus pertanian, kader-kader tani, kontak tani
dengan melalui siaran pedesaan.
b) Usaha Jangka Panjang
Usaha ini bertujuan untuk menunjang pelaksanaan jangka
pendek. Usaha-usaha peningkatan lahan potensial jangka panjang
itu, di antaranya, adalah dengan pembangunan irigasi. Irigasi
berfungsi sebagai sarana yang menunjang terhadap peningkatan
produksi pertanian, pengamanan daerah pertanian, serta
menunjang terhadap kepentingan-kepentingan ekonomis
penduduk lainnya.
76
pengelolaan sumber daya alam yang benar agar kebutuhan
manusia di masa depan dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya.
Pengelolaan sumber daya alam adalah upaya terpadu untuk
memelihara dan melestarikan ketersediaan sumber daya alam
agar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi manusia. Berikut ini
adalah cara-cara pengelolaan sumber daya alam:
a. Pengelolaan Sumber Daya Alam Berwawasan
Lingkungan
Pengelolaan sumber daya alam berwawasan lingkungan
adalah usaha sadar untuk mengelola sumber daya alam sesuai
dengan kemampuan dan kesesuaian suatu lokasi dengan potensi
produktivitas lingkungannya.
Pengelolaan sumber daya alam berwawasan lingkungan
bertujuan untuk melestarikan sumber daya alam agar lingkungan
tidak cepat rusak. Selain itu, bertujuan untuk menghindarkan
manusia dari bencana lingkungan, seperti banjir, longsor,
pencemaran lingkungan dan berkurangnya keragaman flora dan
fauna. Pelestarian lingkungan harus senantiasa dijaga agar terjadi
keseimbangan lingkungan, keselarasan, keseimbangan
lingkungan , dan mempertahankan daya dukung lingkungan, serta
memberikan manfaat secara tetap dari waktu ke waktu.
Contoh penerapan pengelolaan sumber daya alam
berwawasan lingkungan adalah sebagai berikut:
1) menggunakan pupuk alami atau organik;
2) penggunaan pestisida sesuai kebutuhan;
3) penggunaan peralatan yang tepat dalam pembukaan tanah
agar topsoil tidak hilang;
4) tidak membuang zat pencemar dan beracun ke saluran air,
sungai dan laut;
5) setiap pabrik industri harus membuat cerobong asap yang
tinggi dan melakukan penyaringan asap;
6) tidak membangun perumahan atau industri di wilayah resapan
air;
7) membuat terasering atau sengkedan pada lahan miring.
b. Pengelolaan Sumber Daya Alam Berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan adalah upaya
sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya
alam secara bijaksana untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia
di masa sekarang dan di masa depan.
77
Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan didasarkan pada
dua prinsip yaitu pertama, sumber daya alam terutama sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui memiliki persediaan yang
terbatas sehingga harus dijaga ketersediaannya dan digunakan
secara bertanggung jawab. Kedua, pertambahan penduduk setiap
tahun meningkat, maka kebutuhan hidup akan meningkat pula.
Oleh karena itu, potensi sumber daya alam harus bisa mendukung
kebutuhan sekarang dan kebutuhan di masa depan.
Contoh penerapan pengelolaan sumber daya alam
berwawasan berkelanjutan adalah:
1) mengurangi eksploitasi yang berlebihan terhadap alam;
2) menggunakan sumber daya alam secara efisien;
3) pemanfaatan sumber daya alam sesuai dengan daya dukung
lingkungan;
4) pengolahan barang tambang sebelum di ekspor agar memiliki
nilai jual yang tinggi dan mengurangi penggunaan barang
tambang;
5) mencari alternatif penggunaan bahan bakar minyak;
6) menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan.
c. Pengelolaan Sumber Daya Alam Berdasarkan Prinsip
Ekofiensi
Pengelolaan sumber daya alam berdasarkan prinsip ekofiensi
adalah menggunakan sumber daya alam dengan biaya yang murah
dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Ekofiensi
mempunyai dua prinsip, yaitu prinsip mengoptimalkan daya dukung
lingkungan dan prinsip kedua meningkatkan efisiensi bahan baku.
Contoh penerapan prinsip ekofiensi dalam kehidupan sehari-
hari, seperti:
1) menghemat penggunaan listrik,
2) menghemat penggunaan air,
3) menggunakan bensin super tanpa timbal untuk kendaraan,
4) mendaur ulang kertas yang tidak terpakai,
5) menjadikan sampah sebagai sampah atau pupuk,
6) mendaur ulang barang yang sudah tidak terpakai (reuse),
7) menggunakan kembali barang yang sudah dipakai (recycle),
8) mengurangi eksploitasi yang berlebihan terhadap alam
(reduce).
78
RANGKUMAN
1. Sumber daya alam berdasarkan potensinya dapat dibedakan menjadi
tiga jenis, yaitu
a. SDA yang tidak dapat diperbaharui
b. SDA yang dapat diperbaharui
c. SDA yang mempunyai sifat gabungan antara yang dapat dan tidak
dapat diperbaharui
2. Pembagian dan contoh dari SDA yang tidak dapat diperbaharui adalah
sebagai berikut:
a. Sumber daya energi, seperti : minyak bumi, panas bumi, gas alam
dan batu bara.
b. Sumber daya mineral, seperti: emas dan perak, bauksit, timah, pasir
kuarsa, tembaga, intan.
3. Contoh dari SDA yang dapat diperbaharui adalah sinar matahari, angin ,
batu dan air.
4. Sumber daya alam yang memiliki sifat gabungan ialah, pertanian, hutan,
perternakan dan lahan.
79
SOAL-SOAL LATIHAN
A. Pilihan Ganda
Berilah tanda silang (X) pada huruf jawaban yang
dianggap benar!
1. Dalam sistem alam, manusia merupakan bagian dari alam
yang berinteraksi dengan alam sebagai lingkungannya,
pendapat ini dikemukakan oleh ....
A. Prof. H. Djamari
B. Prof. Kosasih
C. Prof. Dr. H. Nursid Sumaatadja
D. Prof Awan Mutaqin
E. Prof. Garnadi
2. Sinar matahari, suhu, dan angin merupakan contoh dari ....
A. sumber daya alam yang dapat diperbaharui
B. sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
C. sumber daya hasani
D. sumber daya nabati
E. sumber daya alam yang mempunyai sifat gabungan
3. Minyak bumi berdasarkan pembagian sifatnya merupakan
contoh sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, yaitu
sebagai ....
A. sumber daya mineral
B. sumber daya energi
C. sumber daya hewani
D. sumber daya nabati
E. sumber daya alam yang mempunyai sifat gabungan
4. Pasir kuarsa berdasarkan pembagian sifatnya merupakan
contoh sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui yaitu
sebagai ....
A. sumber daya mineral
B. sumber daya energi
C. sumber daya hewani
D. sumber daya nabati
E. sumber daya alam yang mempunyai sifat gabungan
80
5. Bauksit (bijihh aluminium), mudah ditemukan di pusat ....
A. tenaga listrik D. tenaga diesel
B. tenaga air terjun E. tenaga logam
C. tenaga matahari
6. Pasir kuarsa, bermanfaat dalam pembuatan ....
A. tembaga D. marmer
B. kuningan E. besi
C. kaca
7. Lahan yang tidak produktif dan tidak berfungsi sebagai
media pengaturan tata air dan perlindungan tanah
disebut ....
A. lahan semi potensial D. lahan potensial
B. lahan semi kritis E. pantai berawa-rawa
C. lahan kritis
8. Wilayah dataran pantai yang termasuk lahan potensial ialah,
kecuali ....
A. pantai mangrove
B. pantai bukit pasir
C. pantai delta
D. pantai flase
E. pantai berawa-rawa
9. Yang merupakan lahan kritis di wilayah dataran tinggi ialah ....
A. dataran tinggi yang merupakan bayangan hujan
B. dataran tinggi yang berudara sejuk
C. dataran tinggi yang merupakan plateau
D. dataran tinggi yang terbentuk karena aliran lava
E. dataran tinggi yang bercurah hujan cukup
10. Untuk mengembangkan lahan pertaniannya agar lebih produktif,
Bangsa Mesir (4000 M) mengusahakannya dengan ....
A. pemupukan
B. pemilihan bibit unggul
C. pembuatan irigasi
D. terasering
E. pengawetan tanah
81
B. Esai
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan jelas!
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian sumber daya
alam?
2. Jelaskan pendapat dari Prof Dr. H. Nursid Sumaatmadja
tentang hubungan manusia dengan alam!
3. Sebutkan jenis-jenis sumber daya alam berdasarkan
potensinya!
4. Sebutkan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
berdasarkan pembagian sifatnya!
5. Sebutkan sumber-sumber daya alam yang mempunyai sifat
gabungan!
6. Apa yang dimaksud dengan lahan potensial?
7. Apa yang dimaksud dengan lahan kritis?
8. Lahan bagaimana saja yang termasuk lahan potensial:
a) di wilayah dataran pantai,
b) di dataran rendah, dan
c) di pegunungan? jelaskan!
9. Untuk kepentingan apa saja lahan potensial itu? Kaitkan
dengan kebutuhan manusia modern!
10. Kendala apa saja yang mungkin kita hadapi dalam upaya
pemanfaatan lahan potensial?
11. Untuk melestarikan lahan potensial kita dapat melakukan
dengan cara apa?
12. Bagaimana cara untuk meningkatkan produktivitas lahan
potensial? Sebutkan!
13. Penanggulangan lahan kritis dapat kita upayakan dengan cara
apa saja?
14. Untuk memulihkan lahan kritis menjadi lahan potensial dapat
dilakukan dengan cara apa saja?
15 Dapatkah lahan potensial menjadi lahan kritis? Bagaimana
dan jelaskan! Sebaliknya, dapatkah lahan kritis berubah
menjadi lahan potensial? Bila, bagaimana, dan jelaskan!
82
BAB 4
LINGKUNGAN HIDUP
DAN PELESTARIANNYA
Sistem pengatur
udara
Peternakan intensif
Pertanian intensif
Topik Inti
• Pelestarian Lingkungan Hidup
Alam
• Pelestarian lingkungan Hidup
Binatang
• Pelestarian Lingkungan Hidup
Sosial
• Pelestarian Lingkungan Hidup
Cagar Alam
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi bahasan pemanfaatan lingkungan hidup, kalian
diharapkan dapat mengolah (memanfaatkan) lingkungan secara arif sehingga bisa
menjaga keseimbangan lingkungan.
A. Pemanfaatan Lingkungan Berkelanjutan
84
manusia. Sudah banyak bencana lingkungan yang sering terjadi
sampai saat ini, seperti kebakaran hutan, banjir, dan longsor, dan
masih banyak lagi bencana lingkungan yang tidak terhitung
jumlahnya akibat tangan manusia.
85
Berdasarkan campur tangan manusia, lingkungan terbagi
menjadi tiga, yaitu:
1) Lingkungan Hidup Alami
Lingkungan hidup alami adalah lingkungan hidup yang belum
terkena campur tangan manusia atau mengalami modifikasi
oleh manusia. Dalam lingkungan seperti ini, manusialah yang
melakukan adaptasi sepenuhnya, disesuaikan dengan keadaan
alam. Lingkungan yang belum dimodifikasi oleh manusia itu
memiliki kecenderungan mantap dan seimbang.
86
Rusaknya lingkungan diprediksi akan lebih banyak
mengakibatkan bencana lingkungan bagi umat manusia. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh berbagai pakar dalam bidang
lingkungan menunjukkan adanya kecenderungan semakin
rusaknya lingkungan dari waktu ke waktu. Beberapa isu lingkungan
berikut menunjukkan hal tersebut di antaranya perubahan iklim
global, biodiversitas, serta pencemaran air dan udara.
Berikut beberapa contoh kerusakan lingkungan beserta
ancaman bencana lingkungan yang terjadi, baik dalam skala lokal
maupun global.
a. Pemanasan Global
Pemanasan global adalah gejala naiknya suhu rata-rata
atmosfer, laut, dan daratan. Secara alamiah sinar matahari yang
masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan kembali oleh permukaan
bumi ke angkasa. Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan
diserap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi yang
disebut gas rumah kaca sehingga sinar tersebut terperangkap
dalam bumi. Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah kaca karena
peristiwanya sama dengan rumah kaca, di mana panas yang masuk
akan terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca,
sehingga dapat menghangatkan seisi rumah kaca tersebut.
Istilah efek rumah kaca berasal dari para petani iklim sedang
yang menanam sayur-mayur dan bunga-bungaan di dalam rumah
kaca. Dalam rumah kaca dipasang pemanas sehingga ruangan
dalam rumah kaca dapat dipanaskan pada waktu yang diperlukan.
Biasanya pemanas digunakan pada malam hari, musim gugur, musim
dingin, dan musim semi. Dengan adanya pemanas, maka petani
dapat menanam sayur-mayur dan bunga-bungaan sepanjang tahun
meskipun suhu di luar sangat dingin tetapi suhu Sebagian panas
matahari diteruskan
di dalam rumah kaca tetap panas. Hal ini terjadi Panas matahari oleh atmosfer dan
sebagian dipan- sebagian diserap serta
karena cahaya matahari dapat menembus kaca tulkan kembali
oleh atmosfer
dipantulkan kembali
kesegala arah oleh gas
dan dipantulkan kembali oleh benda-benda di dan bumi rumah kaca, untuk
memanaskan bumi
dalam ruangan kaca sebagai gelombang panas
yang berupa sinar inframerah. Dengan ini, udara Panas
matahari
di dalam rumah kaca yang suhunya naik dan merambat
melalui
panas terperangkap di dalam rumah kaca dan atmosfer
tidak bercampur dengan udara dingin di luar rumah Sebagian panas matahari
diserap oleh bumi dan
memanaskannya
kaca. Suhu di dalam rumah kaca pun lebih tinggi
Gambar 4.1
daripada di luarnya. Proses pemanasan global
(Sumber : www.cdm.or.id)
87
Efek Rumah kaca ditimbulkan oleh gas rumah kaca. Gas
rumah kaca yang paling besar yang membentuk di lapisan atmosfer
adalah CO2. Selama ini kita menganggap CO2 sebagai suatu
polutan karena CO2 tidak beracun. Namun, karbon dioksida (CO2)
merupakan gas rumah kaca yang penting yang paling banyak
dihasilkan dan merupakan sebab yang signifikan dalam
pemanasan global. Selain CO2, yang dapat menimbulkan efek
rumah kaca adalah sulfur dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO)
nitrogen dioksida (NO2), serta beberapa senyawa organik seperti
gas metana (CH4) dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas
tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek
rumah kaca.
Pemanasan global ini pada akhirnya membawa dampak
terjadinya perubahan Iklim yang memengaruhi kehidupan di bumi,
melalui adanya perubahan musim secara ekstrem, mengakibatkan
terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi
kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer.
Pemanasan global juga mengakibatkan mencairnya gunung-
gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya
permukaan air laut. Meningkatnya permukaan air laut berpengaruh
besar terhadap negara kepulauan karena pulau-pulau yang ada di
daratan rendah akan terendam air laut. Selain itu, perubahan iklim
menyebabkan musim kemarau yang berkepanjangan yang
menyebabkan kekeringan dan meningkatnya frekuensi kebakaran,
yang diikuti dengan kenaikan intensitas curah hujan yang
menyebabkan banjir. Meningkatnya penyebaran penyakit tropis
(seperti malaria dan demam berdarah), serta sebagian flora dan
fauna terancam punah karena tidak bisa beradaptasi dengan suhu
yang meningkat.
Upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi
pemanasan global adalah sebagai berikut.
1) Meningkatkan pemanfaatan sumber daya tak terbaharukan
(air dan sinar matahari).
2) Mengurangi kebutuhan energi BBM dan listrik PLN.
3) Penggantian CFC dengan teknologi yang tidak merusak ozon.
4) Menggunakan predator alami untuk membasmi hama
tanaman.
88
5) Memelihara pepohonan dan menanam pohon yang lebih
banyak.
6) Dalam rumah tangga biasakan melakukan penghematan
energi.
7) Mengurangi sampah.
Pengurangan gas efek rumah kaca merupakan tanggung
jawab seluruh negara, maka diperlukan konferensi internasional
untuk mengurangi gas efek rumah kaca. Kesepakatan yang pernah
dilakukan di antaranya, Earth Summit di Rio de Jeneiro pada tahun
1992, 150 negara berikrar untuk menghadapi masalah gas rumah
kaca dan setuju untuk melaksanakan pengurangan gas rumah
kaca dalam suatu perjanjian yang mengikat. Pada tahun 1997 di
Jepang, 160 negara merumuskan persetujuan yang lebih kuat yang
dikenal dengan Protokol Kyoto. Perjanjian ini menyerukan kepada
38 negara-negara industri yang memegang persentase paling
besar dalam melepaskan gas-gas rumah kaca untuk memotong
emisi mereka ke tingkat 5% di bawah emisi tahun 1990.
Pengurangan ini harus dapat dicapai paling lambat tahun 2012.
TUGAS
Coba amati dan diskusikan dengan teman kalian masalah pencemaran air dan
tanah yang terjadi di sekitar tempat tinggalmu?
89
dalam sungai akan mengakibatkan turunnya produktivitas air
sungai dan lingkungan secara luas.
TUGAS
Berikan komentarmu mengenai masalah bencana banjir dan longsor yang sering
terjadi pada saat musim hujan tiba.
c. Banjir
Banjir adalah peristiwa tergenangnya suatu wilayah oleh air,
baik oleh air hujan, air sungai, maupun air pasang. Banjir biasanya
disebabkan oleh kurangnya daerah resapan air. Air hujan yang jatuh
ke permukaan bumi tidak semuanya diserap oleh tanah, tetapi
sebagian lagi dialirkan ke permukaan sungai. Ketika hutan semakin
berkurang akibat penebangan liar, maka fungsi hutan sebagai
resapan air juga berkurang. Hal ini diakibatkan karena ketika ada
hutan, maka air hujan yang jatuh tidak langsung diserap oleh
tanah, tetapi ditahan oleh serasah (dedaunan yang telah lapuk)
dan akar-akar tanaman. Ketika air tergenang oleh serasah dan
akar tanaman, maka kesempatan tanah untuk
menyerap air akan semakin lama. Akibatnya banyak
air yang akan tersimpan di hutan. Berbeda dengan ketika
hutan tidak ada, maka air hujan yang jatuh ke
permukaan bumi akan langsung dialirkan ke sungai,
dan hanya sedikit air hujan yang diserap oleh tanah,
akibatnya air hujan yang dialirkan ke sungai bertambah
Gambar 4.4 banyak dan tidak sesuai lagi dengan daya tampung
Kondisi tanah yang tercemar. sungai maka air akan meluap dan terjadilah banjir.
(Sumber : www.deptan.go.id)
90
Faktor lain yang menyebabkan banjir
adalah curah hujan tinggi, sungai menga-
lami pendangkalan akibat sedimentasi,
penyumbatan sungai akibat pembuangan
sampah ke sungai, dan dibangunnya rumah-
rumah di sekitar sungai akibat semakin
berkurangnya lahan untuk perumahan, dan
sedikitnya lahan kosong untuk resapan air
serta tidak adanya tumbuhan untuk meresap
Gambar 4.5
air hujan. Banjir di Jakarta
Dampak yang ditimbulkan oleh banjir (Sumber : www.tempo.co.id)
adalah sebagai berikut.
1) Rusaknya rumah-rumah penduduk.
2) Kehilangan harta benda.
3) Menimbulkan korban jiwa, baik karena tenggelam atau hanyut
terbawa oleh arus.
4) Timbulnya bibit-bibit penyakit, seperti diare, gatal-gatal, dan
demam berdarah.
Upaya yang dilakukan untuk mencegah banjir adalah sebagai
berikut.
1) Melakukan penghijauan di kawasan DAS bagian hulu.
2) Membersihkan sampah di alur sungai.
3) Mencegah pembuangan sampah ke sungai.
4) Membuat waduk.
5) Membuat sumur-sumur resapan di kota.
Selain banjir, bencana yang diakibatkan
oleh keteledoran masyarakat dalam
menggunakan sebidang lahan yang tidak
sesuai dengan fungsinya atau peruntukan-
nya, sehingga terjadilah longsor lahan.
Longsor adalah peristiwa bergesernya masa
tanah dalam jumlah yang besar secara tiba-
tiba akibat gravitasi, pemicunya curah hujan,
lereng curam, dan perubahan penggunaan
lahan.
Gambar 4.6
Longsor lahan, terkadang terjadi karena keteledoran
masyarakat.
(Sumber: Binamarga-jateng.co.id)
91
d. Punahnya Keragaman Jenis (Biodiversitas)
Kerusakan lingkungan lainnya adalah semakin
banyaknya spesies yang terancam punah atau bahkan
punah sama sekali. Rata-rata 900.000 spesies telah
menjadi punah setiap satu juta tahun selama 200 juta
tahun terakhir. Indonesia termasuk negara yang
memiliki daftar spesies yang terancam punah. Paling
banyak yaitu 126 burung, 63 mamalia, dan 21 reptil
(MoFFAO, 1991). Dengan semakin, berkurangnya
keanekaragaman spesies jelas mengganggu
kestabilan suatu ekosistem.
Gambar 4.7
Harimau Sumatra adalah jenis fauna yang
terancam punah.
(Sumber: www.wikipedia.org) e. Kerusakan Hutan
Ilegal logging dan pembakaran hutan secara liar
(seperti yang terjadi di Kalimantan dan Sumatra)
merupakan bukti bahwa manusia telah memperlakukan
hutan ini dengan semena-mena. Hal ini akan
berdampak kepada rusaknya tatanan ekosistem hutan
di dalamnya, seperti terganggunya habitat hewan,
rusaknya tatanan air tanah, musnahnya berbagai jenis
tumbuhan. Selain itu pula dengan terjadinya kebakaran
hutan semakin meningkat pula produksi CO2, yang
dihasilkan, yang tentunya hal ini akan meningkatnya
Gambar 4.8
suhu secara global.
Kerusakan hutan
(Sumber: www.semeru.or.id)
92
f. Erosi dan Sedimentasi
Erosi ialah sebagai suatu peristiwa
hilang atau terkikisnya tanah atau
bagian tanah dari suatu tempat yang
terangkat dari suatu tempat ke tempat
lain. Hasil kikisan tanah ini akan
terbawa oleh sungai yang dinamakan
sedimen. Erosi ini mengakibatkan
dampak terhadap lingkungan, yakni
menurunnya produktivitas lahan
pertanian dan apabila ini dibiarkan
tanpa adanya usaha konservasi, maka
akan terjadi degradasi lahan. Sedimen
yang berasal dari erosi tanah yang berasal
dari hulu yang terbawa aliran permukaan
sampai ke saluran sungai akan menga-
kibatkan polusi, kemurnian air berkurang,
dan air sungai menjadi keruh sehingga
mengakibatkan tumbuhan di dalam air
meningkat dan kandungan oksigen Gambar 4.9
menurun. Dengan demikian akan Upaya menangani erosi.
memengaruhi kandungan makhluk hidup (Sumber:www.ic.arizona.edu)
dalam air.
93
Emisi oksida hidrogen
Emisi asam-asam sendawa Atmosfer Angin
Salju asam
Emisi asam belerang
pelepasan
Anak sungai Danau asam
Tanah
Gambar 4.10
Proses Hujan asam
(Sumber: Kamus Visual)
h. Perubahan Lingkungan
Secara alamiah, lingkungan berada pada suatu keseimbangan
yang disebut dengan equilibrium. Tetapi dengan adanya kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia memanfaatkan
lingkungan dengan sebesar-besarnya sehingga melebihi kapasitas
atau daya dukung lingkungan sendiri. Daya dukung lingkungan
adalah kemampuan alami lingkungan untuk melanjutkan
kehidupan.
Ketika daya dukung lingkungan berubah akibat aktivitas
manusia, maka lingkungan akan mengalami perubahan.
Perubahan lingkungan diakibatkan oleh dua faktor, yaitu faktor alam
dan faktor manusia, tetapi manusia memegang peranan penting
dalam mengendalikan alam.
Perubahan yang diakibatkan oleh manusia terhadap alam
sangat besar sehingga menimbulkan ketidakseimbangan alam.
Pemanasan global, banjir, kerusakan hutan, punahnya keragaman
jenis (biodiversitas), erosi, hujan asam, dan polusi adalah bencana
atau kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh manusia.
Pemanasan global diakibatkan oleh banyaknya gas rumah
kaca terutama gas CO2 yang dihasilkan dari aktivitas industri dan
kendaraan. Semakin banyak CO2 dipermukaan bumi dan sedikitnya
pepohonan untuk menyerap CO2 maka suhu di permukaan bumi
94
akan meningkat dan berakibat hewan dan tumbuhan tidak bisa
beradaptasi dengan lingkungan, akhirnya akan terjadi punahnya
keragaman jenis (biodiversitas). Hewan dan tumbuhan tidak
memiliki lagi habitat aslinya
Banjir, kerusakan hutan, erosi dan longsor diakibatkan oleh
hutan yang semakin sedikit karena penebangan liar, pembukaan
hutan untuk industri atau pemukiman. Penebangan liar
mengakibatkan hutan menjadi rusak dan tidak dapat berfungsi lagi
untuk menyerap air hujan. Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi
akan langsung dialirkan ke sungai. Air yang mengalir dengan
intensitas yang tinggi adalah pelaku utama banjir, erosi dan longsor.
Polusi udara, air dan tanah adalah dampak dari aktivitas manusia.
Pembuangan limbah industri, sisa peptisida, dan pembuangan
sampah akan mencemari air dan tanah. Asap pabrik yang tidak
disaring terlebih dahulu dan asap kendaraan bermotor adalah
sebagian penyebab dari polusi udara.
Dari bencana atau kerusakan lingkungan yang telah diuraikan
di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa lingkungan mempunyai
keterbatasan dalam memenuhi kesejahteraan manusia.
TUGAS
Bagaimana sikap anda menyikapi semua bencana yang terjadi di sekitar anda?
95
Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara
berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat
memberikan efek merusak. Suatu zat dapat disebut polutan
apabila:
1) jumlahnya melebihi jumlah normal,
2) berada pada waktu yang tidak tepat, dan
3) berada pada tempat yang tidak tepat.
Sifat polutan adalah sebagai berikut.
1) Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan
zat lingkungan tidak lagi merusak.
2) Merusak dalam jangka waktu lama. Contohnya timbal tidak
merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam
jangka waktu yang lama, timbal dapat terakumulasi dalam
tubuh sampai tingkat yang merusak.
Macam-macam pencemaran dapat dibedakan berdasarkan
pada tempat terjadinya, macam bahan pencemarnya, dan tingkat
pencemaran.
96
b) Sampah organik yang busuk menyebabkan jumlah
oksigen dalam air menjadi berkurang. Hal ini dapat
mengganggu aktivitas kehidupan organisme air.
c) Fosfat, NO 3 , dan pupuk pertanian menyebabkan
eutrofikasi (penimbunan mineral) yang menyebabkan
cepatnya pertumbuhan alga. Hal ini mengakibatkan
sejumlah tanaman tidak dapat berfotosintesis karena
sinar matahari terhalang alga-alga tersebut. Tanaman-
tanaman itu akhirnya mati dan mengalami pembusukan
sehingga persediaan oksigen dalam air itu menjadi
berkurang.
d) Tumpahan minyak bumi menyebabkan rusaknya ekologi
air dalam skala besar.
3) Polusi tanah, dapat disebabkan beberapa hal.
a) Sampah-sampah plastik, karet sintetis, pecahan kaca,
dan kaleng.
b) Detergen yang sulit diuraikan (non-biodegradable).
c) Zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.
4) Polusi suara, disebabkan oleh suara bising kendaraan
bermotor, kapal terbang, deru mesin pabrik, dan peralatan
rumah tangga.
97
2) Pencemaran yang mengganggu reaksi faal tubuh dan
menyebabkan sakit yang kronis.
3) Pencemaran yang kerusakan total ataupun kematian.
Misalnya, polusi oleh zat radioaktif nuklir.
Indikator-indikator pencemaran adalah sebagai berikut.
a. Indikator kimia, meliputi CO2, pH, alkalinitas, fosfor, dan logam-
logam berat.
b. Indikator biokimia, yaitu dengan mengetahui kadar oksigen
dalam air (biological oxygen demand, BOD). BOD digunakan
untuk mengukur banyaknya pencemar organik. Ukuran yang
ideal, kadar oksigen dalam air tidak boleh kurang dari 3 ppm.
c. Indikator fisik, meliputi temperatur, warna, rasa, bau, kekeruhan,
dan radioaktivitas.
d. Indikator biologi, yakni ada atau tidaknya mikroorganisme,
misalnya bakteri coli, virus, bentos, dan plankton.
Dari uraian di atas, kita dapat melihat bahwa lingkungan sangat
penting bagi kita. Oleh karena itu sebisa mungkin kita harus
menjaga dan melestarikannya.
98
Penerapan intensifikasi pertanian dengan cara pancausaha
tani, di satu sisi meningkatkan produksi, sedangkan di sisi lain
bersifat merugikan. Misalnya, penggunaan pupuk dan pestisida
dapat menyebabkan pencemaran. Contoh lain pemilihan bibit
unggul sehingga dalam satu kawasan lahan hanya ditanami satu
macam tanaman, disebut pertanian tipe monokultur, dapat
mengurangi keanekaragaman sehingga keseimbangan ekosistem
sulit untuk diperoleh. Ekosistem dalam keadaan tidak stabil.
Dampak yang lain akibat penerapan tipe ini adalah terjadinya
ledakan hama.
b. Perubahan Lingkungan Karena Faktor Alam
Perubahan lingkungan secara alami disebabkan oleh bencana
alam. Bencana alam seperti kebakaran hutan di musim kemarau
menyebabkan kerusakan dan matinya organisme di hutan tersebut.
Selain itu, terjadinya letusan gunung menjadikan kawasan di
sekitarnya rusak.
99
Agar pemanfaatan potensi lingkungan untuk pertanian berjalan
sesuai yang diharapkan, maka perlu diadakan survei dan evaluasi
tanah yang mencakup antara lain : bahaya erosi tanah, kemampuan
dan kesesuaian lahan, cara-cara pengolahan yang sesuai,
penggunaan insektisida yang cukup (jangan sampai melebihi dosis
yang akibatnya tanah dan tanaman pertanian akan rusak). Dengan
demikian dengan memperhatikan variabel-variabel di atas,
lingkungan yang dijadikan sebagai lahan pertanian tidak akan
mengalami kerusakan.
100
meningkatkan kesuburan tanah, pemakaian peptisida untuk
membunuh hama dan pemakaian varietas unggul merupakan
syarat untuk meningkatkan produksi pertanian.
Pada awalnya, produksi pertanian meningkat, tetapi dalam
jangka panjang, pemakaian pupuk secara terus-menerus
mengakibatkan kesuburan tanah menjadi berkurang, dan hama
menjadi kebal terhadap peptisida, sehingga penggunaan peptisida
harus ditingkatkan. Pemakaian pupuk dan peptisida yang banyak
telah membuat biaya pertanian menjadi meningkat, seperti yang
dialami oleh para petani di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara
Timur.
Untuk menghindarkan dari kerugian, maka para petani mulai
beralih menuju sistem pertanian organik. Para petani mengolah
sawah tanpa menggunakan pupuk kimia dan peptisida. Sebagai
gantinya digunakan pupuk bokasi dari bahan baku jerami,
rumputan, dedaunan, dedak, abu dapur, cirit ternak, batang pisang
dan bahan alami lainnya. Dan digunakan kembali benih padi lokal
seperti woja longko, woja laka dan sejumlah varietas lainnya yang
selama ini telah lama tersingkir oleh benih padi varietas unggul.
Produksi pertanian dengan pupuk bokasi mengalami
penurunan. Produksi pertanian pada luas lahan yang sama yaitu
sekitar 0,75 hektar menurun antara 19-22 karung atau antara
2,375-2,750 ton gabah. Petani ketika menggunakan pupuk kimia
memperoleh produksi lahan sebesar 25 karung atau 3,125 ton
gabah.
Sebenarnya, dengan penggunaan sistem pertanian organik
petani mendapatkan keuntungan, yaitu tidak mengeluarkan biaya
untuk membeli pupuk kimia dan peptisida. Dulu, petani harus
mengeluarkan biaya untuk membeli pupuk sebesar Rp. 800.000
dan ditambah biaya untuk membeli peptisida.
Keuntungan yang lebih besar dari pertanian organik adalah
petani dapat menjaga keseimbangan ekosistem dengan tidak
menggunakan pupuk dan peptisida, dan dapat memelihara
kelestarian lingkungan dengan tidak mencemari lingkungan dari
bahan kimia.
Pencemaran bahan kimia dapat merusak kesuburan tanah,
ini terjadi di Rancaekek, Kab.Bandung. Dahulu Rancaekek,
Kab.Bandung dikenal sebagai daerah lumbung padi dan penghasil
ikan.
101
Petani dapat meraih keuntungan dari lahan sawahnya, karena
kegiatan usaha tani padi ditumpangsarikan dengan budi daya ikan.
Produksi lahan pertanian sebesar 5,5 ton/ha. Sekarang produksi
padi pada luas lahan yang sama, produksi padi paling tinggi hanya
4 kg gabah kering giling sekitar 2,8 ton/ha. Untuk mencapai
produksi sebesar itu jarang terjadi karena petani sering mengalami
gagal panen
Gagal panen yang dialami petani karena kualitas kesuburan
tanah rendah dan produktivitas tanah menurun akibat tanah
memiliki kandungan kimia beracun dan logam berat (B3).
Sejak tahun 1990 di Rancaekek mulai dibangun industri tekstil.
Pabrik-pabrik tekstil membuang limbahnya ke saluran irigasi dan
mencemari sawah-sawah petani. Limbah-limbah pabrik di buang
ke sungai Sungai Cikijing, sedangkan sungai Cikijing merupakan
saluran irigasi dan sumber pengairan sawah.
Pabrik tekstil membuang limbahnya ke saluran irigasi
persawahan secara kontinu selama bertahun-tahun dan telah
mengakibatkan terakumulasinya logam berat dalam tanah
sehingga dapat meracuni tanaman ataupun makhluk hidup lainnya.
Logam berat meracuni tanaman dan mudah tercuci dalam
tubuh tanah. Serapan logam berat oleh tanaman atau
pemanfaatan air bawah tanah untuk air minum akan
mempermudah masuknya logam berat ke dalam rantai makanan.
Masuknya logam berat ke dalam tanah mengganggu
pertumbuhan tanaman. Keberadaan logam berat dalam tanah
dapat menjadi toksin (racun) bagi tanaman, dan melalui rantai
makanan akan masuk ke dalam tubuh manusia, sehingga akan
menggangu kesehatan manusia.
Akibat rendahnya produksi pertanian, para petani di Rancaekek
mulai menjual tanahnya dengan harga yang murah. Lahan
pertanian dialihfungsikan menjadi areal industri.
Lingkungan
dapat dikelola c. Pemanfaatan Lingkungan bagi Kepentingan Pariwisata
menjadi aset Pariwisata merupakan aset lokal atau nasional, karena akan
wisata dengan mendatangkan income atau devisa bagi daerah setempat,
selalu sehingga perlu dipertahankan dalam menjalankan usahanya. Akan
memperhatikan tetapi, bukan pariwisata yang merusak lingkungan, seperti pantai
ekologi sosial menjadi kotor karena banyak wisatawan yang berkunjung di daerah
dan ekonomi pantai.
102
Kaitannya dengan aspek ekologi maka pengembangan
pariwisata dikembangkan ke arah pelestarian lingkungan atau
ekowisata (ecotourism). Low Choy Hebron (1996) merumuskan
lima faktor batasan yang mendasar dalam penentuan prinsip utama
ekowisata, yaitu:
1) Lingkungan, ekowisata harus bertumpu pada lingkungan
alam dan budaya yang relatif belum tercemar atau terganggu.
2) Masyarakat, ekowisata harus dapat memberikan manfaat ekologi,
sosial dan ekonomi langsung kepada masyarakat setempat.
3) Pendidikan dan pengalaman, ekowisata harus dapat
meningkatkan pemahaman akan lingkungan alam dan
budaya yang terkait, sambil memperoleh pengalaman yang
mengesankan.
4) Berkelanjutan, ekowisata harus dapat memberikan
sumbangan positif bagi berkelanjutan ekologi dan lingkungan
kegiatan dan tidak akan merusak serat menurunkan mutu,
baik jangka pendek maupun jangka panjang.
5) Manajemen, ekowisata harus dapat dikelola dengan cara yang
dapat menjamin keberlangsungan (daya) hidup lingkungan
alam budaya yang terkait di daerah tempat kegiatan ekowisata,
sambil menerapkan cara mengelola yang terbaik untuk
menjamin keberlangsungan hidup ekonominya.
103
B. Pelestarian Lingkungan Hidup
104
b. Suaka Margasatwa
Istilah ini berlaku untuk daerah-daerah yang keadaan alamnya
(tanah, fauna, dan keindahan) memiliki nilai khas bagi ilmu
pengetahuan dan kebudayaan sehingga perlu dilindungi.
Kedua istilah di atas kemudian dipadukan menjadi Perlindungan
dan Pengawetan Alam (PPA).
c. Cagar Biosfer
Cagar Biosfer adalah perlindungan alam yang
meliputi daerah yang telah dibudidayakan manusia,
misalnya untuk pertanian secara tradisional (bukan tata
guna lahan modern, misalnya: pabrik, jalan raya,
pertanian dengan mesin). Selain cagar alam dan cagar
biosfer terdapat juga istilah cagar budaya yang
memiliki arti perlindungan terhadap hasil kebudayaan
manusia, misalnya perlindungan terhadap candi dan
daerah sekitarnya. Strategi pencagaralaman sedunia Gambar 4.11
Harimau salah satu hewan yang
(World Conservation Strategy) memiliki tiga tujuan, yaitu: dilindungi
1) memelihara proses ekologi yang esensial dan (Sumber: www.wikipedia.org)
sistem pendukung kehidupan
2) mempertahankan keanekaragaman genetis
3) menjamin pemanfaatan jenis dan ekosistem secara ber-
kelanjutan.
Ketiga tujuan ini paling berkaitan. Pencagaralaman tidak
berlawanan dengan pemanfaatan jenis dan ekosistem. Akan tetapi,
pemanfaatan itu haruslah dilakukan dengan cara yang menjamin
adanya kesinambungan. Artinya, kepunahan jenis dan kerusakan
ekosistem tidak boleh terjadi. Demikian pula, terjaganya ekosistem
dari kerusakan tidak hanya melindungi keanekaragaman jenis,
melainkan juga proses ekologi yang esensial.
105
2) Nilai ekonomi, yaitu perlindungan alam ditujukan untuk
kepentingan ekonomi. Misalnya pengembangan daerah
wisata. Hal ini akan mendatangkan berbagai lapangan kerja.
Hutan dengan hasil hutannya, dapat menjadi sumber devisa
bagi negara.
3) Nilai budaya, yaitu flora dan fauna yang khas maupun hasil
budaya manusia pada suatu daerah dapat menimbulkan
kebanggaan tersendiri, misalnya Candi Borobudur, komodo,
dan tanaman khas Indonesia (melati dan anggrek).
4) Nilai mental dan spiritual, misalnya dengan perlindungan alam,
manusia dapat menghargai keindahan alam serta lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
106
1) Perlindungan alam ketat; merupakan perlindungan terhadap
keadaan alam yang dibiarkan tanpa campur tangan manusia,
kecuali dipandang perlu. Tujuannya untuk penelitian dan
kepentingan ilmiah, misalnya Ujung Kulon.
2) Perlindungan alam terbimbing; merupakan perlindungan
keadaan alam yang dibina oleh para ahli, misalnya Kebun
Raya Bogor.
3) National Park atau Taman Nasional; merupakan keadaan alam
yang menempati suatu daerah yang luas dan tidak boleh ada
rumah tinggal maupun bangunan industri. Tempat ini
dimanfaatkan untuk rekreasi atau taman wisata, tanpa
mengubah ciri-ciri ekosistem. Misalnya: Taman Safari di
Cisarua Bogor dan Way Kambas di Propinsi Lampung.
Pada tahun 1982 diadakan Kongres Taman nasional sedunia
di Bali (World National Park Conggres). Dalam kongres itu
Pemerintah Indonesia mengumumkan 16 taman nasional (TN)
yang ada di Indonesia, yaitu sebagai berikut.
1. TN. Kerinci Seblat (Sumbar, Jambi. Bengkulu) ± 1.485.000 Ha
2. TN. Gunung Leuser (Sumut, Aceh) ± 793.000 Ha
3. TN. Barisan Selatan (Lampung, Bengkulu) ± 365.000 Ha
4. TN. Tanjung Puting (Kalteng) ± 355.000 Ha
5. TN. Drumoga Bone (Sulut) ± 300.000 Ha
6. TN. Lore Lindu (Sulteng) t 231.000 Ha
7. TN. Kutai (Kaltim) ± 200.000 Ha
8. TN. Manusela Wainua (Maluku) ± 189.000 Ha
9. TN. Kepulauan Seribu (DKI) ± 108.000 Ha
10. TN. Ujung Kulon (Jabar) ± 79.000 Ha
11. TN. Besakih (Bali) ± 78.000 Ha
12. TN. Komodo (HTB) ± 75.000 Ha
13. TN. Bromo Tengger, Semeru (Jatim) ± 58.000 Ha
14. TN. Meru Betiri (Jatim) ± 50.000 Ha
15. TN. Baluran (Jatim) ± 25.000 Ha
16. TN. Gede Pangrango (Jabar) ± 15.000 Ha
107
2) Perlindungan alam botani; merupakan perlindungan alam
yang bertujuan melindungi komunitas tumbuhan tertentu,
misalnya Kebun Raya Bogor.
3) Perlindungan alam zoologi; merupakan perlindungan alam
yang bertujuan melindungi hewan-hewan langka serta
mengembangkannya dengan cara memasukkan hewan
sejenis ke daerah lain, misalnya gajah.
4) Perlindungan alam antropologi; merupakan perlindungan alam
yang bertujuan melindungi suku bangsa yang terisolir, misalnya
Suku Indian di Amerika, Suku Asmat di Irian Jaya, dan Suku
Badui di Banten Selatan.
108
Kalpataru berupa pahatan Kalpataru tiga dimensi yang berlapis
emas murni. Pahatan ini mencontoh pahatan yang terdapat pada
Candi Mendut yang melukiskan pohon kehidupan serta
mencerminkan sikap hidup manusia Indonesia terhadap
lingkungannya, yaitu keselarasan dan keserasian dengan alam
sekitarnya.
b. Adipura
Hadiah Adipura diberikan kepada berikut ini.
1) Kota-kota terbersih di Indonesia.
2) Daerah-daerah yang telah berhasil membuat Laporan Neraca
Kependudukan dan Lingkungan Hidup Daerah (NKLD).
Selain usaha-usaha tersebut di atas, usaha lain yang tidak
kalah pentingnya adalah didirikannya bermacam-macam
perlindungan alam seperti Taman Wisata, Taman nasional, Kebun
Raya, Hutan Buru, Hutan Lindung, dan Taman Laut.
109
tersebut, petani sering mengabaikan kaidah-kaidah lingkungan
dalam proses menanam tanaman di atas lahan pertanian
tersebut. Dalam hal ini, para petani sering mengabaikan
kesesuaian lahan yang ada, akibatnya di satu sisi memberikan
yang menguntungkan secara ekonomi tetapi di satu sisi lain
memberikan kerugian secara ekologis. Sebagai contoh lahan yang
memiliki kemiringan lereng 60% maka lahan tersebut adalah
daerah konservasi yang mau tidak mau harus dihutankan, akan
tetapi pada kenyataannya lahan tersebut dijadikan sebagai lahan
pertanian sayuran, maka erosi di lahan tersebut sering terjadi dan
apabila hal ini dibiarkan maka tanah tersebut akan menjadi rusak
dan tidak akan memberikan nilai manfaat bagi generasi yang akan
datang. Oleh karena itu agar lahan tersebut tetap lestari dan
berkelanjutan ialah dengan mengembalikan fungsi lahan sesuai
dengan peruntukannya.
b. Pengendalian DAS
Pengendalian Daerah Aliran Sungai (DAS) memiliki peranan
yang sangat penting dalam menjalankan fungsinya sebagai suatu
ekosistem. Unsur atau komponen sistem DAS adalah topografi,
vegetasi, tanah, dan manusia. Semakin baik komponen DAS maka
semakin baik pula sistem DAS bekerja. Begitupun sebaliknya, jika
komponen DAS tidak berfungsi dengan baik maka sistem DAS
akan rusak. Kerusakan sistem DAS berdampak kepada kerusakan
ekosistem bahkan makhluk hidup yang ada dalam ekosistem
tersebut akan punah.
Olah karena itu berbagai upaya penanganan dalam
pengendalian DAS dapat dilakukan dengan cara:
1) Reboisasi atau penghijauan di sekitar hulu DAS, fungsinya
ialah selain untuk mencegah terjadinya erosi juga dapat
menyimpan air.
2) Penanganan pembuatan rumah di sekitar bantaran sungai.
3) Tindakan tegas terhadap pelanggaran sesuai peraturan dan
undang-undang yang berlaku.
110
Undang-undang lingkungan hidup
Undang-undang tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan
lingkungan hidup disahkan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal
11 Maret 1982. Undang-undang ini berisi 9 Bab terdiri dari 24 pasal. Undang-
undang lingkungan hidup bertujuan mencegah kerusakan lingkungan,
meningkatkan kualitas lingkungan hidup, dan menindak pelanggaran-
pelanggaran yang menyebabkan rusaknya lingkungan.
Undang-undang lingkungan hidup antara lain berisi hak, kewajiban,
wewenang dan ketentuan pidana yang meliputi berikut ini.
1. Setiap orang mempunyai hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
2. Setiap orang berkewajiban memelihara lingkungan dan mencegah serta
menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan.
3. Setiap orang mempunyai hak untuk berperan serta dalam rangka
pengelolaan lingkungan hidup. Peran serta tersebut diatur dengan
perundang-undangan.
4. Barang siapa yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya melakukan
perbuatan yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup atau
tercemarnya lingkungan hidup diancam pidana penjara atau denda.
111
KREATIVITAS
Mendaur Ulang Kertas
Sedikitnya 250.000 pohon di bumi ini tiap hari ditebang untuk membuat
kertas koran, belum terhitung yang lainnya untuk membuat buku, rumah,
tusuk gigi, dan batang korek api. Padahal untuk tumbuh besar, setiap pohon
memerlukan waktu sekitar 10 tahun.
Untuk menyelamatkan bumi dari kehancuran, sebaiknya kita tidak
menghamburkan kertas dan kayu supaya hutan yang ditebang pun berkurang,
lalu kertas-kertas bekas yang ada kita olah dan didaur ulang menjadi kertas
lagi.
A. Tujuan:
Pemanfaatan limbah kertas, menambah keterampilan
B. Alat dan Bahan:
1. kertas bekas (koran, majalah) kira-kira 50 gram,
2. blender/alat penghancur lainnya,
3. ayakan/kassa berbentuk segi empat,
4. kerangka kayu segi empat, besarnya sama persis dengan ayakan
dan sesuai dengan kertas yang hendak kita buat.
5. wadah plastik segi empat,
6. papan triplek untuk alas,
7. kain/serbet untuk mengeringkan,
8. spon atau karet busa,dan
9. 3 liter air.
C. Proses Pembuatan:
1. Kertas bekas disobek kecil-kecil, kemudian direndam selama 4 – 12
jam. Lebih lama lebih baik supaya mudah hancur dan lebih lembut.
2. Sobekan kertas yang sudah direndam kemudian dimasukkan ke dalam
blender sambil dituangkan air sebanyak satu liter sampai menjadi bubur
kertas.
3. Bubur kertas tersebut dituangkan ke dalam ember yang berisi dua
liter air, lalu diaduk sampai rata hingga tampak seperti adoan untuk
membuat kue, sehingga bubur kertas menjadi encer.
4. Siapkan kerangka kayu yang telah ditumpuk dengan ayakan/kassa,
masukkan kerangka kayu dan kassa ke dalam adonan bubur kertas.
Celupkan sampai seluruh kassa ayakan terendam.
5. Bila sudah rata, diangkat perlahan dengan posisi harus tetap datar
sehingga permukaannya rata.
112
6. Disimpan di tempat yang datar, lalu kerangka kayu diangkat dan ditiriskan
sampai air yang menetes habis.
7. Di atas kertas yang tercetak, kita simpan serbet/kain untuk
mengeringkan. Kemudian di atasnya ditumpuk dengan papan/triplek
untuk alas.
8. Dengan hati-hati papan triplek dibalik, sehingga posisi papan di bawah
dan ayakan di atas.
9. Ambil spon/karet busa kemudian permukaan ayakan tadi ditekan-tekan
sampai rata. Hal itu dilakukan untuk menyerap sisa air pada kertas daur
ulang.
10.Angkat ayakan lalu serbet pelan-pelan kemudian jemur di tempat yang
tidak terlalu terik.
RANGKUMAN
1. Ilmu lingkungan mempelajari hubungn antarmakhluk hidup atau biotis,
seperti manusia, hewan, dan tumbuhan beserta segala sesuatu dengan
yang berada di sekitanya baik unsur fisik, seperti : batu-batuan, air, udara,
angin, dan sebagainya, yang membentuk suatu kesatuan atau sistem
(ekosistem) serta hubungannya yang bersifat timbal balik.
2. Pembagian jenis lingkungan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua
golongan, yaitu lingkungan biotik dan nonbiotik.
3. Di bawah ini terdapat contoh dari maraknya kerusakan lingkungan dan
bencana yang diakibatkannya, seperti: Perubahan keragaman jenis
(biodiversitas), kerusakan hutan, erosi dan sedimentasi, hujan asam.
4. Pemanfaatan lingkungan yang berkelanjutan dapat dilakukan melalui
bidang pertanian, pariwisata, industri dan pertambangan.
5. Contoh upaya penanganan dalam pengendalian DAS dapat dilakukan
dengan cara seperti berikut.
1. Reboisasi atau penghijauan di sekitar hulu DAS, fungsinya ialah selain
untuk mencegah terjadinya erosi juga dapat menyimpan air.
2. Penanganan pembuatan rumah disekitar bantaran sungai.
3. Tindakan tegas terhadap pelanggar sesuai peraturan dan undang-
undang yang berlaku.
113
SOAL-SOAL LATIHAN
A. Pilihan Ganda
Berilah tanda silang (X) pada huruf jawaban yang
dianggap benar!
1. Manusia sebagai komponen dari suatu lingkungan akan selalu
berinteraksi dengan komponen lingkungan yang lainnya,
sehingga akan membentuk suatu sistem ekologi, yang
dinamakan?
A. bioma D. kaidah alam
B. ekosistem E. rantai kehidupan
C. lingkungan
2. Manusia dan tanah merupakan jenis lingkungan yang bersifat?
A. biotik-biotik D. biotik-nonbiotik
B. biotik-nonfisik E. fisik-nonfisik
C. nonfisik-nonbiotik
3. Berikut ini termasuk komponen lingkungan yang bersifat
nonfisik (biotik) adalah …
A. batu, tanah, air
B. manusia, air, dan tanah
C. manusia, hewan, dan tumbuhan
D. hewan, air, dan tumbuhan
E. suhu, air dan batu
4. Salah satu penyebab terjadinya pemanasan global, ialah…
A. meningkatnya kebakaran hutan
B. penggunaan AC dan kulkas yang berlebih
C. meningkatnya kadar CO2 di udara
D. banyaknya yang menggunakan kendaraan bermotor
E. banyaknya sektor industri
5. Hujan asam (H2SO4) disebabkan oleh zat pencemar sebagai
berikut:
A. oksida belerang dan oksida nitrogen
B. CO2 dan karbon
C. oksida belerang dan CO2
D. oksida nitrogen dan CO2
E. CO2 dan O
114
6. Di bawah ini yang tidak termasuk dalam aspek ekowisata
ialah
A. lingkungan
B. masyarakat
C. pendidikan dan pengalaman
D. berkelanjutan
E. sosial ekonomi
7. Berikut adalah termasuk bencana lingkungan yang
diakibatkan oleh ulah manusia, kecuali....
A. banjir
B. longsor
C. gempa bumi
D. penumpukan sampah
E. hujan asam
8. Peristiwa hilang atau terkikisnya tanah atau bagian tanah dari
suatu tempat yang terangkut dari suatu tempat ke tempat
lain, disebut....
A. banjir
B. erosi
C. sedimentasi
D. longsor
E. degradasi
9. Sesak napas, batuk, kering, racun bagi fungsi-fungsi darah
dan lain-lain. Adalah bentuk penyakit yang dihasilkan oleh
pencemaran
A. pencemaran air
B. pencemaran suara
C. pencemaran tanah
D. pencemaran udara
E. pencemaran tanah dan air
10. Segala sesuatu yang dilepaskan ke alam dan berakibat
menurunnya kualitas lingkungan disebut....
A. polusi
B. bioma
C. ekosistem
D. erosi
E. berawan
115
B. Esai
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan jelas!
1. Jelaskan yang dimaksud dengan lingkungan dan jenis-
jenisnya!
2. Jelaskan bahwa hubungan antara manusia dan lingkungan
sebagai suatu kesatuan!
3. Jelaskan pemanfaatan lingkungan yang berkelanjutan beserta
contohnya!
4. Bagaimanakah persyaratan atau prinsip utama dalam
ekowisata yang dikemukakan oleh Low Choy dan Heiborn
(1996)?
5. Jelaskan yang dimaksud dengan sedimentasi dan erosi!
6. Jelaskan proses terjadinya pemanasan global!
7. Menurut Anda bagaimana seharusnya pemerintah dalam
menangani permasalahan lingkungan yang kerap terjadi
sampai saat ini?
8. Bagaimanakah agar pembangunan industri selaras dengan
lingkungan?
9. Berikan komentar Anda mengenai kerusakan lingkungan yang
sering terjadi saat ini?
10. Apa yang dimaksud dengan konsep penanganan DAS terpadu?
116
GLOSARIUM
Aglomerasi : Kecenderunganpersebaran gejala geosfer yang menge-
lompokkan penduduk dan aktivitasnya di suatu daerah/tempat.
Antisiknal : Bagian litosfera yang terlipat ke atas.
Antroposfer : Komponen insaniah.
Atmosfer : Lapisan udara.
Barisfir : Lapisan inti bumi berupa bahan padat besi nikel terhadap bumi.
Batholit : Batuan beku yang terbentuk didalam dapur magma.
Benua : Daratan yang sangat luas, tidak terpengaruh oleh angin laut.
Biologi : Ilmu tentang keadaan dan sifat makhluk hidup.
Biosfer : Tumbuhan serta hewan.
Bom : Material/vulkanik padat yang berukuran besar.
Cockpitt : Plato yang tererosi dan berbentuk bukit/kubah.
Dangkalan : Dasar samudera yang dangkal atau dasar laut yang datar
dan luas.
Dataran rendah : Daerah yang keadaanya nyaris datar atau mendekati datar.
Delta : Hasil erosi berupa lumpur, pasir, kerikil diendapkan di muara.
Efflata : Material-material padat hasil gunung meletus.
Efosit : Batuan beku luar, membeku di permukaan bumi.
Ekologi : Ilmu mengenai hubungan timbal balik antar maklhuk hidup
dengan kondisi alam sekitarnya (lingkunganya).
Ekstrusi magma : Magma yang kativitasnya telah mencapai ke permukaan bumi.
Erosi : Pengikisan.
Erupsi : Letusan gunung api.
Fauna : Dunia binatang
Flora : Dunia tumbuh-tumbuhan.
Geomorfologi : Ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk permukaan bumi.
Geologi : Ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan.
Geosfer : Lapisan bumi
Graben/slenk : Lembah yang berada di daerah pegunungan patahan.
Hidrosfer : Air.
Hidrografi : Ilmu yang berhubungan dengan pencatatan, survey serta
pemetaaan laut, danau, sungai.
Horst : Bagian litosfera yang posisinya lebih tinggi.
Hypabisal : Batuan beku korok terbentuk di dalam korok-korok atau pipa
gunung api.
117
Kaldera : Runtuhnya bagian puncak gunung berapi, sehingga terbentuk
kawah yang luas.
Klimatologi : Ilmu yang mempelajari tentang sebab terjadinya iklim.
Koma : Bola gas dan debu dikelilingi oleh awan gas hidrogen.
Komet : Sebuah bintang yang diliputi oleh kabut remang-remang yang
makin hari makin panjang tampaknya dan kemudian
menyerupai ekor bintang.
Korologi : Keruangan
Korok : Batuan yang terbentuk oleh intrusi.
Lahar : Aliran lumpur atau pasir, hasil dari campuran lava dengan air
hujan.
Lakolit : Batuan yang bentuknya menyerupai lensa cembung.
Lapili : Material padat yang berukuran kelereng.
Lava : Aliran magma di permukaan bumi.
Lembah : Daerah rendah yang terletak diantara dua pegunungan atau
dua gunung.
Lithosfer : Kulit bumi.
Litosfer : lapisan ini bersifat granitis terhadap lapisan sial (bagian atas)
dan sima (bagian bawah).
Meteorologi : Ilmu yang mempelajari tentang ciri-ciri fisik dan kimia atmosfer.
Morfologi : Bentukan muka bumi
Oseanografi : Ilmu yang mempelajari masalah kelautan.
Over pupulation : Kelebihan penduduk
Pegunungan : Bagian bentuk bumi yang tinggi dan memanjang/deretan gunung.
Plato : Daerah dataran tinggi yang lapisan batuannya berbentuk hori-
zontal dengan bagian atasnya rata.
Plutonik : Batuan beku dalam.
Pulau : Daratan yang dikelilingi oleh air/laut, dan dipengaruihi oleh
angin laut.
Pulau endapan : Terbentuk dari hasil endapan.
Pulau Oceanis : Pula yang letaknya di tengah-tengah lautan dan tidak ada
hubungannya dengan benua.
Shelf : Paparan
Shelf : Dasar samudera yang dangkal terletak sepanjang pantai yang
perbatasannya rata-rata 200m.
Sills : Magma yang membeku bentuknya tipis dan lebar.
Sinklinal : Bagian litosfera yang terlipat ke bawah.
118
Sinklinal : Lembah yang berada di daerah pegunungan lipatan.
Slenk/graben : Bagian litosfera yang posisinya lebih rendah.
Tektonisme : Tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan
berubahnya susunan atau letak lapisan kulit bumi secara
mendatar dan vertikal.
Trog : Lembah yang dalam dan terdapat di dasar laut, bentuknya
memanjang.
Vulkanisme : Aktifitas magma dari lapisan litosfera bagian dalam bergerak
naik ke yang lebih atas.
Weashering : Pelapukan
119
INDEKS
A Iklim tropika, hal 7
Afotik, hal 13
Alkalinitas, hal 13 J
Angin, hal 6 Jumlah penduduk, hal 34
Antroposfer, hal 34
Apogon, hal 25 K
Aspek administratif, hal 37 Kelembapan, hal 14
Asep geografis, hal 36 Kepadatan penduduk, hal 38
Aspek politik, hal 38
M
B Makhluk hidup, hal 3
Bioma, hal 4 Mamalia, hal 17
Bioma hutan basah, hal 9
Bioma taiga, hal 10 P
Biosfer, hal 2 Penyebaran, hal 36
Burung, hal 17 Peride keempat, hal 35
Periode pertama, hal 35
C Periode pertumbuhan, hal 35
Cahaya, hal 5 Periode stasioner, hal 35
Cagar biosfer, hal 26 Periode statik, hal 35
Curah hujan, hal 5
R
E Registrasi, hal 34
Epifit, hal 9 Relief, hal 3
Evaporasi, hal 6 Reptil, hal 17
F S
Fauna, hal 14 Sensus, hal 34
Flora, hal 14 Subtropika, hal 7
Fotik, hal 13 Suhu, hal 5
Suhu udara, hal 13
G Sumber daya manusia, hal 34
Garis Wallace, hal 18 Survei, hal 34
Garis Weber, hal 18
Genus Eviota, hal 25 T
Tanah, hal 3
H Tingkat kematian, hal 35
Habitat air tawar, hal 12 Transpirasi, hal 6
Habitat pantai, hal 13
Hemiscyllium, hal 25 V
Herbivora, hal 8 Vegetasi, hal 15
Hutan konservasi, hal 24
Hutan lindung, hal 24 X
Hutan produksi, hal 24 Xeromorf, hal 5
I Z
Iklim, hal 2 Zaman Glasial, hal 14
120
DAFTAR PUSTAKA
Adiyuwono, 1995. Teknik Membaca peta dan kompas. Bandung: Angkasa.
Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 1983. Pedoman Pembuatan Bendungan
Pengendali. Jakarta: PU.
Dede, Sugandi, 2006. Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru Geografi.
Bandung.
Dewi, Nurmala, 1997. Geografi untuk SMU. Bandung: Penerbit Maulana.
Efendi, Supli. 2000. Pengendalian Erosi Tanah. Jakarta: Bumi Aksara.
Hartanto, Anton, 2001. Sistem Infomasi Geografi dengan Menggunakan Mapa
Info di Puslitbang Teknologi Pertambangan dan Mineral. Bandung. Laporan
Praktikum, Bandung: Jurusan Geografi FPIPS UPI.
Joko, Hadimulyo, 2006. Pendekatan Geografi dalam Pengembangan Wilayah.
Bandung.
Darsiharjo. 1992. "Bentukan Asal Marin dan Aeolian". Bandung: Geografi IKIP
Bandung.
Dosen PLSBT UPI, 2005. Pendidikan Lingkungan, Sosial Budaya dan Teknologi.
Bandung: Value Press.
Hartono, 2006. Pengembangan Pendidikan Survei dan Pemetaan Bidang
Pengelolaan Pesisir dan Organisasi Penginderaan Jauh/SIG dalam Era
Globalisasi Informasi. Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru Geografi.
Bandung.
Ikatan Geografi Indonesia (IGI), 2006. Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru
Geografi. Bandung.
Inti Mulya Multi Kencana, 2006. JIS untuk PLK. Bandung.
Jamulya dan Woro, Suratman. 1993. Pengantar Ilmu Tanah. UGM.
Lawrance S. Hamilton, Feter N King, 1997. Daerah Aliran Sungai Hutang Tropika.
Jogjakarta: Gajah Mada University Press.
Macmudin, Dadang, 1987. Biologi SMA. Bandung: Epsilon Grup
Mulyo, Agung, 2004. Pengantar Ilmu Kebumian, Pengetahuan Geologi untuk
Pemula. Bandung: Pustaka Setia.
Posya, Kanwil, Gurniwan, 2002. Geografi (Pemahaman Konsep dan Metodologi).
Bandung: Buana Nusantara.
Purwadi, 2001. Interprevasi Citra Digital. Jakarta: Gramedia Widyasarana.
121
Pusat Penyuluhan Kehutanan dan Perkebunan, 1999. Informasi Teknik
Rehabilitasi dan Konservasi tanah. Jakarta: Departemen Kehutanan dan
Perkebunan.
Puslitbang Sumber Daya Air, 2006. Pengelolaan Lingkungan. Bandung.
Rahim Efendi, Suti, 2000. Pengendalian Erosi Tanah (Dalam rangka melestarikan
lingkungan Hidup). Bandung: Bumi Aksara.
Robert W. MIller. 1997. Urban Forestry. New Jersey: Prentice Hall.
Sanusi, Bachrawi. 1984. Mengenal Hasil Tambang Indonesia, Jakarata, Bina
aksara.
Setiawan, Iwan dan Malik, Yakub. 2005. "Kerusakan Alam dan Bencana
Lingkungan", Jurnal Geografi Vol. 5, No. 2. Bandung: UPI.
Soemarwoto, Otto, 1997. Ekologi, Lingkungan Hidup Pembangunan, Jakarta:
Djambatan.
Soegeng Sarjadi Syindicated, 2001. Potensi Masa Republik Indonesia. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Supardi, Imam, 1994. Lingkkungan Hidup. Bandung: Alumni
Sumaatmadja, Nursid, 1996. Manusia Dalam Konteks Sosial, Budaya dan
Lingkungan Hidup. Bandung: Alfabeta.
Suyono Sosrodarsono, Masayashi Takasihi, 1983. Pengukuran Topografi dan
Teknik Pemetaan. Jakarta: Jambatan.
_______, 2002. Gambaran Umum dan Perspektif Pengelolaan Sungai di Indo-
nesia. Bandung: Puslitbang KIM PRASWIL.
Pulonin, Hicholas. 1990. Pengantar Geogafi Tumbuhan. Jogjakarta: UGM Press.
_______, 2004. Undang-Undang Otonomi Daerah. Bandung: Citra Umbara.
www.wikipedia Indonesia. Ilmu Geografi dan Biologi.
Yani, Ahmad. 2005. "Kebutuhan Basis Data Untuk Aplikasi Sistem Informasi
Geografi dalam Era Otonomi Daerah", Jurnal GEA Vol. 5 No. 2.
Zen, Mt, T. 1984. Sumber Daya Dan Indutri Mineral , Jakarta, Yayasan Obor
Indonesia.
122