Revisi Laporan KP - Santa Julia Sihaloho
Revisi Laporan KP - Santa Julia Sihaloho
Revisi Laporan KP - Santa Julia Sihaloho
Disusun oleh
Santa Julia Sihaloho 19105012
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas
kebaikan dan cinta kasih-Nya, sehingga penulis dapat melaksanakan kerja praktik
dengan lancar dan selamat serta mampu menyelesaikan laporan kerja praktik
dengan judul “Laporan Kerja Praktik Analisis Risiko Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja dengan Metode HIRARC Dan JSA di PT. Indaco Warna Dunia
Karanganyar”. Laporan ini merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan kerja praktik
selama 2 bulan di PT. Indaco Warna Dunia Karanganyar. Adapun kerja praktik ini
dilaksanakan sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Teknik Industri,
Fakultas Teknik dan Teknologi Informasi, Universitas Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta.
Dalam penyusunan laporan, penulis mendapat bantuan dari banyak pihak
sehingga laporan kerja praktik ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis
ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat dan perlindungan-Nya
sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan laporan
kerja praktik.
2. Keluarga yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan dalam
setiap kegiatan.
3. Bapak Ibnu Abdul Rosid, S.T., M.Sc. selaku Kepala Program Studi
Teknik Industri Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
4. Ibu Cici Finansia, S.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah
bersedia memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan
laporan.
5. Bapak Andri selaku Head Of departemen Produksi PT. Indaco
Warna Dunia Karanganyar.
6. Bapak Dalimin selaku Supervisor departemen Produksi PT. Indaco
Warna Dunia Karanganyar.
ii
7. Bapak Tri selaku Head Of departemen PPIC dan sekaligus
pembimbing kerja praktik di PT. Indaco Warna Dunia Karanganyar
yang telah memberikan wawasan, ilmu, pengalaman, bimbingan
selama kerja praktik dan penyusunan laporan kerja praktik.
8. Seluruh staff dan operator departemen Produksi PT. Indaco Warna
Dunia Karanganyar yang telah membantu dalam pelaksanaan kerja
praktik.
9. Seluruh staff dan karyawan PT. Indaco Warna Dunia Karanganyar
yang telah memberikan bantuan selama pelaksanaan kerja praktik.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
terimakasih atas segala bantuan dan semangat yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dan
banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik,
masukan, dan saran untuk laporan ini. Semoga laporan kerja praktik ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis, perusahaan, dan pembaca sekalian.
Penulis
iii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK
ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN
METODE HIRARC DAN JSADI PT. INDACO WARNA DUNIA
KARANGANYAR
Mengetahui
Ketua Program Studi Dosen Pembimbing
iv
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iv
Daftar Tabel.........................................................................................................vii
Daftar Gambar....................................................................................................viii
Intisari....................................................................................................................ix
BAB 1 Pendahuluan...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................3
1.4 Mamfaat Penelitian...................................................................................3
1.5 Batasan Masalah.......................................................................................3
v
4.1 Hasil Observasi dan Kuesioner..............................................................12
4.2 Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner.................................................12
4.2.1 Uji Validitas......................................................................................12
4.2.2 Uji Reabilitas.....................................................................................14
4.3 Analisa Data HIRARC ( Hazard Identification, Risk Assesment and
Riks Control).....................................................................................................15
4.4 Pembuatan JSA (Job Savety Analysis)...................................................25
BAB 5 Kesimpulan...............................................................................................38
5.1 Kesimpulan..............................................................................................38
5.2 Saran........................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................39
LAMPIRAN..........................................................................................................40
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
INTISARI
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
1
yang berkompeten. Sebagai perusahaan padat karya, PT. Indaco Warna
Dunia banyak menampung tenaga kerja lokal. Berdasarkan observasi dan
wawancara, PT. Indaco Warna Dunia di dalam gudang produksi memiliki
beberapa potensi bahaya khususnya dalam proses pembuatan cat, oleh
karena itu perusahaan melindungi para tenaga kerja dengan
mengharuskan memakai alat pelindung diri untuk menjaga keselamatan
saat bekerja seperti masker, sepatu, helm dan sarung tangan. Upaya
pencegahan dan penanggulangan pada PT. Indaco Warna Dunia
Karanganyar harus dilakukan dengan mengantisipasi adanya kecelakaan
yang disebabkan berbagai resiko dari setiap langkah kerja seperti
penggunaan mesinn filling dan packing otomatis, pengoperasian alat
angkut barang seperti handlif, hoist crane dan forklift. dan penyakit kerja
yang timbul akibat dilakukannya proses produksi yang mengandung
bahan baku kimia serta kelelahan akibat dilakukannya pekerjaan berat
secara terus menerus.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka perlu
dilakukan analisis mengenai risiko keselamatan dan kesehatan kerja,
sehingga dapat diketahui upaya perbaikannya. Tingkat risiko dapat
dianalisa dengan pendekatan HIRARC (Hazard Identification Risk
Assessment and Riks Control) dengan mengidentifikasi risiko, memberi
penilaian dengan severity index, probability index dan risk matrix lalu
akan diketahui tingkat risiko. Keistimewaan dari metode HIRARC karena
metode ini akan mengidentifikasi, menilai serta memberikan control
risiko terhadap bahaya yang berpotensi terjadi pada aktivitas kerja.
Metode ini menunjukkan ke perusahaan untuk dapat melihat seberapa
besar potensi terjadinya dan seberapa parah bila bahaya tersebut terjadi.
Kemudian melalui metode JSA (Job Safety Analyst) akan diidentifikasi
lebih lanjut secara spesifik mengenai risiko disetiap langkah kerja serta
saran perbaikan dalam mengani dampak dari risiko ang timbul dari setiap
aktivitas kerja.
2
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana tingkat risiko kecelakaan kerja pada departemen produksi
PT. Indaco Warna Dunia Karanganyar.
2. Risiko apa yang termasuk kategori bahaya tinggi pada departemen
produksi PT. Indaco Warna Dunia Karanganyar.
3. Bagaimana mitigasi untuk risiko kategori bahaya tinggi pada
departemen produksi PT. Indaco Warna Dunia Karanganyar.
3
Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) terhadap kinerja karyawan pada
departemen produksi.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5
2.2 METODE HIRARC ( HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESMENT AND
RIKS CONTROL)
Metode HIRARC adalah suatu metode gabungan mulai dari proses
penentuan risiko atau identifikasi risiko, penilaian risiko untuk menentukan
level risiko, dan penentuan mitigasi risiko atau risk control. Menurut Deddi
(2015), HIRARC merupakan metode yang dimulai dari menentukan jenis
kegiatan kerja yang kemudain diidentifikasi sumber bahayanya sehingga di
dapatkan resikonya kemudian akan dilakukan penilaian resiko dan
pengendalian resiko untuk mengurangi paparan bahaya yang terdapat pada
setiap jenis pekerjaan.
Menurut OHSAS 18001 (2007), manajemen K3 adalah upaya terpadu
untuk mengelola risiko yang ada dalam aktivitas perusahaan yang dapat
mengakibatkan cedera pada manusia, kerusakan atau gangguan terhadap
bisnis perusahaan. Karena itu salah satu klausul dalam siklus manajemen K3
adalah mengenai manajemen risiko. Manajemen resiko terbagi atas 3 bagian
yaitu hazard identification, risk assesment, dan risk control.
Analisa risiko dengan metode HIRARC akan menampilkan risiko
yang paling tinggi karena terdapat proses penilaian setelah proses
identifikasi. Proses penilaian risiko adalah kombinasi antara kemungkinan
risiko terjadi dan tingkat keparahan. Tabel keparahan dan kemungkinan
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. 1 Kategori Kemungkinan
Tingkat Uraian Contoh Rinci
5 Hampir pasti terjadi Dapat terjadi setiap saat dalam kondisi normal
4 Sering terjadi Terjadi beberapa kali dalam periode waktu tertentu
3 Dapat terjadi Dapat terjadi namun tidak sering
2 Kadang terjadi Dapat terjadi tetapi kemungkinannya kecil
1 Jarang terjadi Jarang terjadi dalam keadaan tertentu
6
Tabel 2. 2 Kategori Keparahan
7
e. Memberikan pelatihan secara pribadi kepada karyawan.
f. Meninjau ulang SOP sesudah kecelakaan terjadi.
Menurut (Fauji, 2009) didalam pelaksanaan JSA, terdapat empat
tahapan dasar yang harus dilakukan, yaitu :
1 Menentukan pekerjaan yang akan dianalisis
Pada tahapan ini diperlukan usaha untuk identifikasi pekerjaan/tugas kritis
dengan cara mengklarifikasi tugas yang mempunyai dampak terhadap
kecelakaan/melihat dari daftar statistik.
2 Menguraikan pekerjaan menjadi langkah-langkah dasar
Untuk mengetahui tahapan pekerjaan diperlukan observasi ke
lapangan/tempat kerja untuk mengamati secara langsung bagaimana suatu
pekerjaan dilakukan. Dari proses tersebut dapat diketahui
aspek-aspek/langkah-langkah kerja apa yang perlu dicantumkan.
3 Mengidentifikasi bahaya pada masing-masing pekerjaan
Menganalisa/mengidentifikasi dampak/bahaya apa saja yang disebabkan
atau ada dari setiap langkah kerja tersebut. Dari proses yang diharapkan
kondisi risiko bagaimanapun dapat dihilangkan atau minimalkan sampai
batas yang dapat diterima dan ditoleransikan baik dari kaidah keilmuan
maupun tuntutan standar hukum.
4 Mengendalikan Bahaya
Mengembangkan suatu prosedur kerja yang aman yang dapat dianjurkan
untuk mencegah terjadinya suatu kecelakaan.
8
BAB 3
METODE PENELITIAN
9
3.2.1 Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah
Tahap awal dalam penelitian ini adalah mengetahui permasalahan
yang harus dipecahkan. Masalah diidentifikasi berdasarkan latar belakang
yang telah disusun. Latar belakang mencakup masalah secara umum dan
luas kemudian difokuskan menjadi permasalahan yang akan diteliti.
10
Data sekunder merupakan data yang secara tidak langsung diperoleh dan
data diperoleh melalui sumber lain, seperti studi literatur yang dilakukan
untuk mengumpulkan data sekunder yang berupa metode HIRARC yang
kemudian digunakan sebagai landasan perbandingan data primer.
11
3.2.8 Kesimpulan dan Saran
12
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
13
Lanjutan Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Keparahan
No Risiko Nilai P Value Nilai α (alfa) Hasil
3 Menyebabkan iritas mata 0.000 0.05 Valid
4 Gatal dan panas terbakar pada anggota tubuh
0.000 0.05 Valid
terkena cipratan additive
5 Kepala terbentur tangka 0.002 0.05 Valid
6 Kelelahan atau nyeri otot akibat pekerjaan
0.002 0.05 Valid
yang sama dan dilakukan terus menerus
II Base Reaktor dan Base Deckting Selatan
dan Utara
7 Mengganggu pernafasan menyebabkan
0.002 0.05 Valid
penurunan kapasitas fungsi paru
8 Menyebabkan iritasi kulit 0.000 0.05 Valid
9 Menyebabkan iritas mata 0.030 0.05 Valid
10 Tertimpa kemasan/drum bahan baku 0.000 0.05 Valid
11 Gatal dan panas terbakar pada anggota tubuh
0.005 0.05 Valid
terkena cipratan additive
12 Tangan terjepit alat/mesin/tangka 0.004 0.05 Valid
III Pasta Grinding
13 Mengganggu pernafasan menyebabkan
0.012 0.05 Valid
penurunan kapasitas fungsi paru
14 Menyebabkan iritasi kulit 0.000 0.05 Valid
15 Menyebabkan iritas mata 0.030 0.05 Valid
16 Otot bahu, leher menjadi lelah 0.000 0.05 Valid
17 Tangan luka terkena pisau mixer 0.004 0.05 Valid
18 Tangan tergores alat/mesin 0.003 0.05 Valid
IV Filling dan Packing
19 Tumpahan/ceceran cairan 0.010 0.05 Valid
20 Kepala terbentur tangka 0.000 0.05 Valid
21 Otot bahu, leher menjadi lelah 0.000 0.05 Valid
22 Pekerja yang tidak berhati-hati dapat tertabrak
0.004 0.05 Valid
forklift
23 Tangan tergores alat/mesin 0.001 0.05 Valid
24 Tangan luka terkena pisau mixer 0.004 0.05 Valid
14
8 Menyebabkan iritasi kulit 0.000 0.05 Valid
15
Lanjutan Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Kemungkinan
No Risiko Nilai P Value Nilai α (alfa) Hasil
9 Menyebabkan iritas mata 0.005 0.05 Valid
10 Tertimpa kemasan/drum bahan baku 0.001 0.05 Valid
11 Gatal dan panas terbakar pada anggota tubuh
0.003 0.05 Valid
terkena cipratan additive
12 Tangan terjepit alat/mesin/tangka 0.001 0.05 Valid
III Pasta Grinding
13 Mengganggu pernafasan menyebabkan
0.002 0.05 Valid
penurunan kapasitas fungsi paru
14 Menyebabkan iritasi kulit 0.002 0.05 Valid
16 Menyebabkan iritas mata 0.029 0.05 Valid
15 Otot bahu dan leher menjadi lelah 0.002 0.05 Valid
17 Tangan luka terkena pisau mixer 0.005 0.05 Valid
18 Tangan tergores alat/mesin 0.003 0.05 Valid
IV Filling/Packing
19 Terpleset 0.000 0.05 Valid
20 Kepala terbentur tangka 0.005 0.05 Valid
21 Otot bahu dan leher menjadi lelah 0.000 0.05 Valid
22 Pekerja yang tidak berhati-hati dapat
0.011 0.05 Valid
tertabrak forklift
23 Tangan tergores alat/mesin 0.002 0.05 Valid
24 Kelelahan atau nyeri otot akibat
pekerjaan yang sama dan dilakukan terus 0.000 0.05 Valid
menerus
Tabel hasil pengujian telah mencapai syarat yaitu P value kurang dari α
(alfa). P value adalah probabilitas kesalahan yang dihasilkan dari proses pengujian
dan dapat dilihat pada baris kedua di setiap baris terakhir. Sedangkan α (alfa)
adalah probabilitas kesalahan yang ditentukan oleh peneliti sebagai tolak ukur
kesalahan yang ditoleransi dan peneliti menggunakan α dengan nilai 5% atau
0.05. Nilai P Value tersebut adalah hasil korelasi dari jumlah nilai setiap item
pertanyaan dari kuesioner.
16
17
Nilai hasil pengujian reabilitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
18
1. Metode observasi, dan penyebaran kuesioner dilapangan dilakukan agar
mengetahui dilapangan dan mendapatan data risiko kerja di lapangan.
2. Studi literatur dilakukan untuk mengetahui jenis kecelakaan dan penyakit yang
timbul akibat kerja yang mungkin dapat terjadi.
Dari proses hazard identification didapatkan 5 sub pekerjaan yaitu colour
matching, pembuatan base, pasta grinding, filling, packing. Dari 5 sub pekerjaan
tersebut terdapat 16 risiko yang teridentifikasi dari proses produksi di Departemen
Produksi PT. Indaco Warna Dunia.
b. Risk Assesment
Risk assessment adalah proses penentuan prioritas tingkat risiko atau
penyakit akibat kerja untuk dilakukannya pengendalian. Metode penilaian risiko
antara lain:
1. Menentukan peluang terjadinya risiko di tempat kerja berdasarkan tingkat
kemungkinan terjadinya risiko. Tabel kemungkinan risiko bisa dilihat seperti pada
table dibawah ini.
Tabel 4. 5 Probability/Kemungkinan
Probability/Kemungkinan
Safety :
·Hampir tidak pernah terjadi. Umumnya terjadi pada kasus emergency
·Minimal dalam waktu 3Th tidak pernah terjadi insiden (accident)
Environtment :
1 ·Hampir tidak pernah terjadi.
·Pekerja peduli, saling mengingatkan, sesuai dengan standar kompetensi yang
dipersyaratkan
·Perawatan dilakukan secara rutin , kondisi masih layak
·Ada dokumentasi/ bukti kerja
2 Safety :
·Jarang terjadi. Umumnya terjadi pada kasus Abnormal atau Non Rutin
·Untuk insiden, minimal dalam waktu 2 tahun terakhir tidak pernah terjadi insiden
(accident)
·Untuk paparan/ risiko ergonomic, terjadi pada aktivitas rutin min 1 bulan sekali (contoh.
Pada saat maintenance rutin)
Environtment :
·Kadang terjadi (setahun sekali)
·Ada standar kompetensi yang dipersyaratkan Pekerja ada yang peduli ada yang tidak
·Perawatan yang dilaksanakan tidak konsisten. Terjadi kerusakan namun masih dapat
digunakan/berfungsi.
19
·Dokumen yang sudah ada belum terupdate
Safety :
·Mungkin Terjadi. Umumnya terjadi pada khasus emergency
·Untuk insiden, minimal dalam waktu 1th-6bulan terakhr pernah terjadi
·Untuk paparan/ risiko ergonomic, terjadi pada aktivitasd rutin minimal 1 bulan sekali
3 Environtment :
·Pernah terjadi 6 bulan sekali
·Tidak ada standar kompetensi dan pekerja tidak ada yang peduli
·Perawatan yang dilaksanakan tidak konsisten, terjadi kerusakan dan tidak dapat digunakan
·APD tidak dijalankan
Safety :
·Sering terjadi
·Untuk incident, minimal dalam waktu 6 bulan terakhir pernah
·Terjadi pada aktifitas rutin disebebkan karena belum adanya program/perawatan dan
training
4 Environtment :
·Terjadi sebulan sekali (dibawah 6 bulan)
·Pekerja sama sekali tidak peduli, tidak mau tahu, tidak sesuai dengan kompetensi dan tidak
ada penilaian kompetensi pekerja, tida ada program pelatihan.
·Tidak ada perawatan. Fasilitas tidak dapat digunakan sama sekali.
·APD tidak dijalankan dan tidak ada dokumen kerja/ bukti lain
Tabel 4. 6 Severity/Keparahan
Severity/Keparahan
Safety :
1 Dapat ditanggulangi dengan P3K(Umumnya karena cidera ringan) atau Penanggulangan
<5Jt
Environtment :
·Tidak ada dampak terhadap manusia atau ada dampak lingkungan yang terjadi masih di
bawah NAB/BM.
Safety :
·Perlu penanganan khusus/ medis/ upaya pemulihan lain (akibat cidera ringan sampai
2 dengan sedang/ pingsan/ penurunan kesehatan sesaat dan tidak menyebabkan los time
accident.
·Penurunan kesehatan sesaat (Penyakit Akibat Kerja) yang dimaksud disini seperti, Asma,
ISPA, Dermatitis, Alergi, Iritasi, Inflamasi, Pusing/sakit kepala, dll.
·Atau kerugian 5Jt-<50Jt
20
Environtment :
·Kerugian dibawah 10 juta
·Dampak Lingkungan yang terjadi, sama dengan NAB/BM.
Safety :
3 ·Cidera sedang sampai dengan berat yang menyebabkan loss time accident
·Cacat tetap/ kehilangan sebagaian anggota badan tetapi yang bersangkutan masih
memungkinkan untuk dipekerjakan kembali.
·Penurunan kesehatan permanen/ timbul penyakit akibat kerja, termasuk apabila terkena
Carcinoma( Kanker) stadium dini dan masih dapat ditangani akibat dari aktivitas pekerjaan
·Penurunan kesehatan permanen(Penyakit Akiba Keja) yang dimaksud seperti Abortus
spontan, kelainan hati dan system pencernaan.
·Kerugian 50-500Jt
Environtment :
·Kerugian 10 juta - 30 juta
·Mendapat ancaman dari karyawan, subkontraktor
·Mendapat teguran akibat Dampak Lingkungan
Safety :
·Fatality, kehilangan anggota badan yang tidak memungkinkan dipekerjakan kembali,
4 kematian atau kondisi emergency (kebakaran/ ledakan/ keracunan masal dll.) kerugian
>500jt
·Disyaratkan dalam perundangan/persyartan lain yang terikat, misalnya Operator Pesawa
Angkat Angkut wajib memiliki SIO
·Penyakit Akibat Kerja yang terjadi apabila sudah terkena carcinoma (kanker) stadium 3
dan 4 akibat aktivitas pekerjaan kelainan pembuluh darah dan jantung, kelainan genetik
(efek somatic).
Environtment :
·Kerugian diatas 30 juta
·Mendapat ancaman dari LSM, masyarakat, pemerintah
·Penutupan operasional
21
Tabel matrik risiko bisa dilihat seperti pada table dibawah ini.
22
Pengendalian yang sesuai adalah pengendalian administrasi untuk
menambah rambu dan langkah kerja atau prosedur yang aman juga dengan
pemakaian alat perlindungan diri (APD) seperti helm, sarung tangan, sepatu.
Pengendalian administrasi juga dapat dilakukan seperti memberi waktu istirahat
untuk operator, peringatan bahaya, membuat prosedur yang aman untuk proses
produksi. Alat perlindungan diri juga harus digunakan untuk mendampingi
pengendalian yang lain. APD yang harus ada dalam proses produksi seperti pada
table dibawah ini.
Kacamata safety
Masker Kain
Masker kimia 3M
Paru-paru Debu Powder, Debu, bau zat kimia berbahaya
23
Sarung tangan latex
Sepatu safety
Keseluruhan
Terjatuh, tergores, terbakar
Tubuh
24
Tabel 4. 9 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko Area Poduksi
Rutin S P
Aktivitas Pekerjaan Aktual – Level Tingkat
No - Non Aspek / Bahaya (Severi (Proba Pengendalian Resiko
/ Risiko Potensial Resiko resiko
Rutin ty) bility)
I Colour Matching
1 Mengganggu pernafasan Paparan debu Pemakaian APD,
menyebabkan penurunan R powder/bau bahan A 2,3 2,7 6 Sedang pemasangan exhaust fan,
kapasitas fungsi paru kimia/b3 ventilasi, respirator
2 Menyebabkan iritasi Kontaminasi bahan b3 Pemakaian APD, wastafel,
kulit toilet, tatacara cuci tangan
R A 2,4 1,9 5 Sedang
setelah memegang bahan
kimia
3 Menyebabkan iritas mata Debu powder Pemakaian APD,
berterbangan/cairan penyediaan larutan
R A 1,6 1,8 3 Sedang
terpecik mengenai mata pencuci mata dan
kacamata safety
4 Gatal dan panas terbakar Kontaminasi zat Rotasi pekerjaan,
pada anggota tubuh R additive A 2 3,3 7 Kritis Sosialisasi kerja aman
terkena cipratan additive
5 Kepala terbentur tangki Penuangan bahan baku Rotasi pekerjaan,
R(Pasta, Letdown, A 1,5 2,1 3 Sedang Sosialisasi kerja aman
Powder)
6 Kelelahan atau nyeri Proses pengambilan Rotasi pekerjaan,
otot akibat pekerjaan sample warna secara Sosialisasi kerja aman
yang sama dan R berkala, Penuangan A 1,7 2 3 Sedang
dilakukan terus menerus bahan baku (Pasta,
Letdown, Powder)
II Pembuatan Base Reaktor dan Base Deckting Selatan dan Utara
7 Mengganggu pernafasan Paparan debu Pemakaian APD,
menyebabkan penurunan R powder/bau bahan A 2,6 2,3 6 Sedang pemasangan exhaust fan,
kapasitas fungsi paru kimia/b3 ventilasi, respirator
No Aktivitas Pekerjaan Rutin Aspek / Bahaya Aktual – S P Level Tingkat Pengendalian Resiko
25
- Non (Severi (Proba
/ Risiko Potensial Resiko resiko yang ada
Rutin ty) bility)
8 Menyebabkan iritasi kulit Kontaminasi bahan b3 Pemakaian APD, wastafel,
Sedang toilet, tatacara cuci tangan
R A 1,7 2,2 4
setelah memegang bahan
kimia
9 Menyebabkan iritas mata Debu powder Dapat Pemakaian APD,
R berterbangan/cairan A 1,2 1,8 2 penyediaan larutan pencuci
diterima
terpecik mengenai mata mata dan kacamata safety
10 Tertimpa kemasan/drum Penuangan bahan baku Pemakaian APD,
bahan baku menggunakan bantuan Pemeriksaan rutin
R P 2 3,3 7 Kritis
hoist crane maintenance, safety patrol,
line marking
11 Gatal dan panas terbakar Proses penuangan Pemakaian APD,
pada anggota tubuh R P 1,6 2,1 3 Sedang pemerikasaan rutin tali
terkena cipratan additive slink /sabuk pengangkat
12 Tangan terjepit Tangki reaktor water Pemakaian APD, SOP,
alat/mesin/tangki R base P 1,6 2,1 3 Sedang Training mesin terhadap
operator
III Pasta Grinding
13 Mengganggu pernafasan Paparan debu Pemakaian APD,
menyebabkan penurunan R powder/bau bahan A 1,3 2,2 3 Sedang pemasangan exhaust fan,
kapasitas fungsi paru kimia/b3 ventilasi, respirator
14 Menyebabkan iritasi kulit Kontaminasi bahan b3 Pemakaian APD,
R A 1,6 2,3 4 Sedang pemasangan exhaust fan,
ventilasi, respirator
Lanjutan Tabel 4.7. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko Area Poduksi
26
Tabel 4.7. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko Area Produksi
No Rutin Aspek / Bahaya Aktual – S P Level Pengendalian Resiko yang
Aktivitas Pekerjaan Tingkat
- Non Potensia (Severi (Probabi Resik ada
/ Risiko resiko
Rutin l ty) lity) o
15 Menyebabkan iritas mata Debu powder Pemakaian APD, penyediaan
Dapat
R berterbangan/cairan A 1,2 1,9 2 larutan pencuci mata dan
diterima
terpecik mengenai mata kacamata safety
16 Otot bahu dan leher Penuangan bahan baku Pemakaian APD, penyediaan
menjadi lelah R A 2 3,3 6 Sedang larutan pencuci mata dan
kacamata safety
17 Tangan luka terkena Pisau mixer Rotasi pekerjaan, SOP,
R P 1,6 2,2 4 Sedang
pisau mixer Sosialisasi kerja aman
18 Tangan tergores Mesin grinding Pemakaian APD, SOP,
R P 1,6 2,3 4 Sedang
alat/mesin Training mesin
IV Filling/Packing
19 Terpleset Tumpahan cat Pemakaian APD,
R A 1,3 3,5 4 Sedang pemasangan exhaust fan,
ventilasi, respirator
20 Kepala terbentur tangka Tangki reactor Pemakaian APD, wastafel,
R A 1,6 3 5 Sedang
toilet, tatacara cuci tangan
21 Otot bahu dan leher Mesin filling dan mesin Pemakaian APD, SOP,
R A 1,9 3,4 7 Kritis
menjadi lelah packing, pisau cutter training mesin
22 Pekerja yang tidak Mesin filling dan mesin Pemakaian APD, SOP,
berhati-hati dapat R packing, pisau cutter A 1,7 3,3 6 Sedang training mesin
tertabrak forklift
23 Tangan tergores Tumpukan pallet, drum, Pemakaian APD
alat/mesin R mesin dan instalasi A 2,4 2,9 7 Kritis
selang
24 Kelelahan atau nyeri Proses filling dan Rotasi pekerjaan, sosialisasi
otot akibat pekerjaan packing kerja aman
R A 2,1 3,4 7 Kritis
yang sama dan
dilakukan terus menerus
27
4.4 PEMBUATAN JSA (JOB SAVETY ANALYSIS)
Setelah diketahui kegiatan atau item pekerjaan yang memiliki tingkat risiko
kritis kemudian dilakukan tindakan lebih lanjut dengan metode JSA. Tujuan dari
metode tersebut adalah untuk menimalisir kecelakaan kerja pada kegiatan atau
pekerjaan yang memiliki tingkat risiko tinggi.
28
Powder kacamata safety
diterima
punishmen
9 Penuangan bahan baku Pasta Terpleset tumpahan Wajib menggunaan
Sedang
cairan pasta sepatu safety
10 Penuangan bahan baku Pasta Iritasi mata Dapat Wajib menggunaan
diterima kacamata safety
11 Penuangan bahan baku Terpleset tumpahan Wajib menggunaan
Letdown cairan letdown sepatu safety,
Sedang
pemberian
punishmen
12 Penuangan bahan baku Iritasi mata Dapat Wajib menggunaan
Letdown diterima kacamata safety
13 Penuangan bahan baku Iritasi kulit Wajib
Letdown menggunakan
Sedang sarung tangan
safety, pemberian
punishmen
14 Proses mixing Tangan luka terkena Wajib
pisau mixer menggunakan
Sedang sarung tangan kain,
pemberian
punishmen
15 Pengambilan sample warna Iritasi kulit Wajib memakai
menggunakan kertas tarikan sarung tangan
Sedang
kimia, pemberian
punishmen
16 Penyerahan hasil Tersandung Pemakaian sepatu
pengambilan sampel warna pipa/pallet/kemasan safety, aturan
ke QC Sedang penempatan palet
dan kemasan yang
menghalangi jalan
17 Pembersihan tangki setelah Tangan tergores Wajib
penggunaan proses CM menggunakan
Sedang sarung tangan
safety, pemberian
punishmen
29
Tabel 4. 11 JSA Pembuatan Base
30
9 Penuangan bahan baku Iritasi mata Dapat Wajib menggunaan
Additive diterima kacamata safety
10 Penuangan bahan baku Mengganggu pernfasan Wajib menggunaan
Additive masker chemical,
Sedang
pemberian
punishmen
11 Penuangan Calcium cair Mengganggu pernafasan Wajib menggunaan
storage dari tangki masker chemical,
Sedang
reaktor pemberian
punishmen
12 Penuangan Calcium cair Iritasi mata Dapat Wajib menggunaan
storage dari tanki reactor diterima kacamata safety
13 Penuangan Calcium cair Iritasi kulit Wajib
storage dari tanki reactor menggunakan
Sedang sarung tangan
kimia, pemberian
punishmen
13 Proses mixing Tangan luka terkena Wajib
pisau mixer menggunakan
Sedang sarung tangan
safety, pemberian
punishmen
31
crane (pigmen, Additive) baku safety, pemberian
punishmen
3 Penuangan bahan baku Menyebabkan iritasi Wajib menggunaan
Sedang
Pigmen mata kacamata safety
4 Penuangan bahan baku Mengganggu Wajib menggunaan
Pigmen pernafasan masker chemical,
Sedang
pemberian
punishmen
5 Penuangan bahan baku Gatal dan panas Wajib
Additive terbakar pada anggota menggunakan
tubuh terkena cipratan Kritis sarung tangan
additive kimia, pemberian
punishmen
6 Penuangan bahan baku Iritasi mata Dapat Wajib menggunaan
Additive diterima kacamata safety
7 Penuangan bahan baku Mengganggu Wajib menggunaan
Additive pernafasan masker chemical,
Sedang
pemberian
punishmen
8 Penuangan Calcium cair Mengganggu Wajib menggunaan
storage dari tangki reaktor pernafasan masker chemical,
Sedang
pemberian
punishmen
9 Penuangan Calcium cair Iritasi mata Dapat Wajib menggunaan
storage dari tanki reactor diterima kacamata safety
10 Penuangan Calcium cair Iritasi kulit Wajib
storage dari tanki reactor menggunakan
Sedang sarung tanga kimia,
pemberian
punishmen
11 Proses grinding Tangan tergores Wajib
alat/mesin menggunakan
Sedang sarung tangan kain,
pemberian
punishmen
12 Proses grinding Terpleset/ tersandung Sedang Wajib menggunaan
32
sepatu safety,
pemberian
punishmen
33
7 Penuangan bahan baku Mengganggu pernfasan Wajib menggunaan
Additive masker chemical,
Sedang
pemberian
punishmen
8 Proses mixing Tangan luka terkena Wajib
pisau mixer menggunakan
Sedang sarung tangan kain,
pemberian
punishmen
9 Proses mixing Iritasi mata Dapat Wajib menggunaan
diterima kacamata safety
10 Proses grinding Tangan tergores Wajib
alat/mesin menggunakan
Sedang sarung tangan kain,
pemberian
punishmen
11 Proses grinding Terpleset/ tersandung Wajib menggunaan
sepatu safety,
Sedang
pemberian
punishmen
34
punishmen
2 Penyediaan stok kemasan Kepala terbentur tangki Wajib
produk menggunakan topi
Sedang
safety, pemberian
punishmen
3 Penyediaan stok kemasan Tersandung kemasan/ Menggunakan
produk pallet sepatu safety,
Sedang
pemberian
punishmen
4 Penyediaan stok kemasan Tertimpa kemasan Menggunakan topi
produk safety dan sepatu
Sedang
safety, pemberian
punishmen
5 Pengoperasian mesin Tangan terjepit mesin Wajib
menggunakan
Sedang sarung tangan
safety, pemberian
punishmen
6 Pengoperasian mesin Kelelahan atau nyeri Rotasi kerja,
otot akibat pekerjaan training
yang sama dan Kritis penggunaan mesin,
dilakukan terus penyediaan fasilitas
menerus tambahan (kursi)
7 Memeras saringan cat Iritasi kulit Wajib
menggunakan
Sedang sarung tangan
safety, pemberian
punishmen
8 Memeras saringan cat Iritasi mata Dapat Menggunakan face
diterima shield
9 Pemindahan produk hasil Tertimpa produk yang Wajib
filling sudah dikemasan menggunakan dan
Sedang sepatu safety,
pemberian
punishmen
35
36
Tabel 4. 15 JSA Filling Manual
37
pemberian
punishmen
7 Pengangkutan kemasan Otot bahu dan leher Rotasi kerja
Kristis
menjadi lelah
8 Proses filling manual Mengganggu Menggunakan
Sedang
pernafasan masker
9 Proses filling manual Tengan terjepit mesin Menggunakan
Sedang
sarung tangan
10 Proses filling manual Kelelahan atau nyeri Rotasi kerja
otot akibat pekerjaan
yang sama dan Kritis
dilakukan terus
menerus
38
Jadi menggunakan Forklift
6 Proses pengangkutan Otot bahu dan leher Rotasi kerja,
barang jadi/cat dari menjadi lelah penggunaan hand
Kristis
produksi ke Gd. Barang pallet elektrik
Jadi menggunakan handlift
7 Proses pengangkutan Kaki terlindas roda Penggunaan hand
barang jadi/cat dari handlift pallet elektrik,
produksi ke Gd. Barang Sedang sosialisasi aman
Jadi penggunaan
handlift
39
menggunakan
sarung tangan
safety, memberikan
punishment
7 Proses filling manual Mengganggu Wajib
pernafasan menggunakan
Sedang masker,
memberikan
punishment
8 Proses filling manual Tengan terjepit mesin Wajib
menggunakan
Sedang sarung tangan,
memberikan
punishment
9 Proses filling manual Kelelahan atau nyeri Rotasi kerja
otot akibat pekerjaan
yang sama dan Kritis
dilakukan terus
menerus
10 Pengangkutan kemasan Tertimpa kemasan Wajib
menggunakan
Sedang sepatu safety,
memberikan
punishment
11 Pengangkutan kemasan Otot bahu dan leher Rotasi kerja,
menjadi lelah Kritis penggunaan hand
pallet elektrik
12 Proses packing kemasan Terluka oleh alat pisau Wajib
kardus cutter menggunakan
Sedang sarung tangan
safety, memberikan
punishment
13 Operasional conveyor Tengan terjepit mesin Sedang Wajib
untuk mengangkut barang menggunakan
jadi sarung tangan
safety, memberikan
40
punishment
14 Proses pengangkutan Terpleset tumpahan Wajib
barang jadi/cat dari barang jadi/cat menggunakan
produksi ke Gd. Barang Sedang sepatu safety,
Jadi menggunakan Forklift memberikan
punishment
15 Proses pengangkutan Otot bahu dan leher Rotasi kerja,
barang jadi/cat dari menjadi lelah penggunaan hand
Kritis
produksi ke Gd. Barang pallet elektrik
Jadi menggunakan handlift
16 Proses pengangkutan Kaki terlindas roda Menggunakan
barang jadi/cat dari handlift sepatu safety,
Sedang
produksi ke Gd. Barang penggunaan hand
Jadi pallet elektrik
41
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan, serta pembahasan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
a. Dari 21 risiko, terdapat 1 risiko rendah dan 16
risiko dengan tingkat risiko sedang dan terdapat 4 risiko dengan tingkat
risiko tinggi.
b. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah pengendalian administrasi
(membuat prosedur, tanda bahaya penggunaan mesin, training
penggunaan alat angkut bahan baku, rambu bahaya jalur forklift,
melakukan briefing dan pengawasan secara berkala), dan
memaksimalkan penggunaan APD (Topi safety, kaca mata, masker,
sarung tangan, sepatu safety).
c. Dalam sub pekerjaan mempunyai penanggung jawab yang harus
menjaga keselamatan diri, orang lain, maupun tempat dan alat kerja.
5.2 SARAN
Saran yang penulis dapat diberikan untuk area atau pekerja di bagian proses
produksi cat ini adalah dengan memastikan semua operator memahami
penggunaan alat dan mesin produksi, menggunakan alat bantu angkut pengganti
yang lebih meminimalisis resiko kerja seperti hand pallet electrik, mengusulkan
rotasi kerja antar operator, melakukan pengawasan yang rutin serta memberikan
punishment terhadap operator yang sering lalai dalam menjalankan prosedur kerja
dan tidak taat dalam penggunaan APD, memperhatikan waktu istirahat pekerja
produksi cat, dan melakukan peregangan otot pada pekerja setelah melakukan
proses filling dan packing.
42
DAFTAR PUSTAKA
43
LAMPIRAN
Lampiran Dokumentasi