Analisis Rentabilitas
Analisis Rentabilitas
Analisis Rentabilitas
PEMBAHASAN
KONSEP RENTABILITAS
Penggunaan lahan merupakan resultante dari interaksi berbagai macam Iaktor yang
menentukan keputusan perorangan, kelompok, ataupun pemerintah. Oleh karena itu proses
perubahan penggunaan lahan siIatnya sangat kompleks. Mekanisme perubahan itu melibatkan
kekuatan-kekuatan pasar, sistem administratiI yang dikembangkan pemerintah, dan
kepentingan politik. Peranan pasar dalam proses alokasi penggunaan lahan sudah banyak
dipelajari (Chisholm, 1966; Alonso, 1970; Barlowe, 1978) yang mendasarkan pada eIisiensi.
Oleh karena itu, tingkah laku individual yang dimasukkan dalam mekanisme pasar
didasarkan pada nilai penggunaan (utility) yaitu highest and best use.
Secara teoritis, sejauhmana eIisiensi alokasi sumberdaya lahan dapat dicapai melalui
mekanisme pasar, akan tergantung apakah hak pemilikan (ownership) dapat mengontrol
himpunan karakteristik sumberdaya lahan. Himpunan karakteristik ini antara lain adalah :
eksternalitas, inkompatibilitas antar alternatiI penggunaan, ongkos transaksi, economies of
scale, aspek pemerataan, dan keadilan. Dalam prakteknya, pemerintah di sebagian besar
negara di dunia memegang peran kunci dalam alokasi lahan. Dengan sangat strategisnya
Iungsi dan peran lahan tanah dalam kehidupan masyarakat (ekonomi, politik, sosial, dan
kebudayaan) maka pemerintah mempunyai legitimasi kuat untuk mengatur
kepemilikan/penguasaan tanah. Peran pemerintah dalam alokasi lahan sumberdaya lahan
dapat berupa kebijakan yang tidak langsung seperti pajak, zonasi (:oning), maupun kebijakan
langsung seperti pembangunan waduk dan kepemilikan lahan seperti hutan, daerah lahan
tambang, dan sebagainya. Dengan demikian peranan pemerintah melalui sistem perencanaan
wilayah (tata guna) ditujukan untuk: (1) menyediakan sumberdaya lahan untuk kepentingan
umum, (2) meningkatkan keserasian antar jenis penggunaan lahan, dan (3) melindungi hak
milik melalui pembatasan aktivitas-aktivitas yang membahayakan.
Model klasik dari alokasi lahan adalah model Ricardo. Menurut model ini, alokasi
lahan akan mengarah pada penggunaan yang menghasilkan surplus ekonomi (land rent) yang
lebih tinggi, yang tergantung pada derajat kualitas lahan yang ditentukan oleh kesuburannya.
Menurut von Thunen nilai land rent bukan hanya ditentukan oleh kesuburannya tetapi
merupakan Iungsi dari lokasinya. Pendekatan von Thunen mengibaratkan pusat
perekonomian adalah suatu kota yang dikelilingi oleh lahan yang kualitasnya homogen.
Tataguna lahan yang dihasilkan dapat dipresentasikan sebagi cincin-cincin lingkaran yang
bentuknya konsentris yang mengelilingi kota tersebut.
Von Thunen mengemukakan teori dapat dijadikan model tata guna lahan sederhana,
didasarkan pada satu titik permintaan dalam suatu lingkungan ekonomi pedesaan yang
mempunyai struktur pasar sempurna baik pasar output maupun input. Selain itu diasumsikan
bahwa seluruh wilayah dapat dijangkau tetapi terisolasi (tertutup), sehingga tidak ada eksport
dan import. Berdasarkan asumsi tersebut, maka lokasi lahan akan mengikuti pola kawasan
komoditi berbentuk lingkaran konsentrik dengan kota sebagai pusatnya sekaligus tempat
pemukiman, kemudian diikuti oleh areal sawah, tegalan, kebun dan terakhir adalah hutan.
Bentuk lingkaran tidak harus simetris, tetapi tergantung kepada akses jalan atau sungai.
Menurut Pakpahan dan Anwar (1989), teori ini merupakan model statis yang
menghasilkan keseimbangan berdasarkan tiga parameter, antara lain harga jual, biaya
produksi dan biaya angkutan. Sehingga kalau digunakan sebagai pedoman membuat
keputusan lokasi lahan, memiliki beberapa kelemahan, salah satunya kelemahan adanya
asumsi pasar sempurna, baik untuk input ataupun output karena adanya spatial monopoli.
Model Von Thunen ini merupakan model awal yang penting sebagai peletak dasar untuk
membuat model tata guna lahan yang lebih baik.
Gambar Penentuan 4.,943,70391:3.943menurut model von Thunen
R
k
KESIMPULAN
Sebagian lahan akan dibudidayakan dengan suatu komoditas tertentu, apabila
pembudidayaan komoditas tersebut dapat memberikan land rent yang positiI. Dengan
menggunakan prinsip bahwa suatu aktivitas budi daya adalah mencari naIkah untuk
memenuhi budget kehidupan keluarga (misalnya keluarga tani), maka land rent tersebut akan
positiI manakala nilainya lebih besar dari nilai minimum Iungsi budget tersebut. Apabila
tersedia lebih dari satu kemungkinan alternatiI komoditas yang dapat dibudidayakan, maka
sebidang lahan akan dibududayakan dengan komoditas yang dapat memberikan land rent
yang lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Lloyd, Peter E. And Peter Dicken. 1990. %heoritical Approach %o Economic Geography.
New York. http://www.scribd.com (diakses pada tanggal 5 Desember 2010).
Anonim. 2007. %eori Jon %hunen. http://www.pustaka.ut.ac.id (diakses pada tanggal 5
Desember 2010).
. 2010. %eori Lokasi Jon %hunen. http://www.wiyarsih.staII.ugm.ac.id (diakses pada
tanggal 5 Desember 2010).
Sabana, Choliq. 2007. Analisis %eori Lokasi. Magister Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan, Semarang.