DETERMINAN Dan INVERS
DETERMINAN Dan INVERS
DETERMINAN Dan INVERS
perubahan bentuk baris dan/atau kolomnya dengan melakukan operasi elementer terhadap
baris, disebut operasi baris elementer (OBE) dan/atau operasi elementer terhadap kolom,
disebut operasi kolom elementer (OKE) dari matriks tersebut.
OBE dan OKE mempunyai tiga prinsip yaitu:
a. Pertukaran
b. Penggandaan
c. Penggantian
Tabel 2.1 Simbol Operasi Elementer
III Mengalikan baris ke j matriks A dengan skalar k≠0, dan Bij(k) (A)
hasilnya ditambahkan kepada baris ke i matriks A
1 2 3 1
Andaikan matriks A = 0 2 1 1
4 3 1 5
Carilah: B23(A), K1(-3)(A), B21(2)(A), K43(A), B3(-1)(A), K14(1)(A)
Solusi:
1 2 3 1
B23(A) = 4 3 1 5 ;
0 2 1
1
3 2 3 1
K1(-3)(A) = 0 2 1 1
12 3 1 5
1 2 3 1 1 2 3 1
B21(2)(A) = 0 2 1 1 = 2 2 7 1
4 3 1 5 4 3 1 5
1 2 1 3
K43(A) = 0 2 1 1
4 3 5 1
1 2 3 1
B3(-1)(A) = 0 2 1 1
4 3 1 5
0 2 3 1
K14(1)(A) = 1 2 1 1
9 3 1 5
Maple Code
1 4 3 7 0 1 2 2 0
0 1 6 2 ; ; 0 0 1 1 0
0 0 1 5 0 0 0 0 1
B. DETERMINAN
Misalkan adalah matriks persegi berukuran . Determinan dari matriks didefinisikan
sebagai jumlah semua hasil kali elementer bertanda dari . Determinan dari matriks
dinotasikan dengan atau .
Beberapa metode untuk menghitung determinan adalah sebagai berikut:
a. Metode Sarrus
b. Ekspansi Kofaktor
a. Metode Sarrus
Untuk pembahasan kali ini dikhususkan untuk matriks berukuran dan saja.
atau
dan
atau
Contoh 2.1 :
Hitunglah determinan dari:
dan
dan
b. Ekspansi Kofaktor
Sebelum menentukan determinan dari suatu matriks, terlebih dahulu harus diketahui
minor dan kofaktor.
1. Definisi Minor
Jika adalah suatu matriks persegi, maka minor anggota dinyatakan oleh
dan didefinisikan sebagai determinan sub-matriks yang masih tersisa setelah baris
ke dan kolom ke dihilangkan dari .
2. Definisi Kofaktor
Jika adalah suatu matriks persegi ,maka kofaktor anggota dinyatakan oleh
merupakan bilangan .
Contoh 2.2:
dan
Maple Code
, maka
Ingat bahwa:
dan
Sehingga
Dapat dilihat bahwa dapat ditentukan dengan cara mengalikan entri-entri yang
ada di baris pertama dengan kofaktornya kemudian menambahkan hasil kali yang
didapatkan. Berdasarkan hal ini, perhitungan dilakukan dengan menggunakan
ekspansi kofaktor sepanjang baris pertama .
Contoh 2.3 :
Sehingga
Maple Code
Teorema 2.1
dan
Contoh 2.4:
Sehingga:
Maple Code
c. Menghitung Determinan dengan Penghilangan Baris
Teorema 2.2
a. Jika memiliki sebuah baris nol atau sebuah kolom nol, maka
b.
Teorema 2.3
Jika adalah suatu matriks segitiga (segitiga atas, segitiga bawah, atau diagonal), maka
adalah hasil kali anggota-anggota pada diagonal utamanya; yaitu
Contoh 2.5:
3 2 1 4 7
0 1 6 2 4
0 0 5 6 5 (3)(1)(5)(8)(2) 240
0 0 0 8 3
0 0 0 0 2
Maple Code
2. Pengaruh Operasi Baris Elementer pada Suatu Determinan
Teorema 2.4
a. Jika adalah suatu matriks yang dihasilkan jika suatu baris tunggal atau kolom tunggal dari
dikalikan dengan suatu scalar maka
b. Jika adalah matriks yang dihasilkan jika dua baris atau dua kolom dari dipertukarkan, maka
c. Jika adalah matriks yang dihasilkan jika suatu penggandaan suatu baris ditambahkan baris
lainnya atau jika suatu penggandaan suatu kolom ditambahkan pada kolom lainnya, maka
Contoh :
Contoh 2.6
Tinjaulah matriks
1 2 3 3 6 9 1 2 3 1 2 3
A 0 4 5 , A1 0 4 5 , A2 6 7 8 , A3 0 4 5
6 7 8 6 7 8 0 4 5 0 5 10
Dengan menggunakan metode yang digunakan seperti contoh 2.1 diperoleh
dan
Maple Code
Teorema 2.5
Misalkan adalah suatu matriks elementer .
a. Jika dihasilkan dari mengalikan suatu baris dari dengan maka
b. Jika dihasilkan dari mempertukarkan dua baris dari maka
c. Jika dihasilkan dari menambahkan suatu penggandaan satu baris ke baris lainnya,
maka
Contoh 2.7 :
1 0 0 0
0 0 1 0 Baris kedua dan ketiga dari I 4 dipertukarkan
2. 1
0 1 0 0
0 0 0 1
1 0 0 7
0 1 0 0 Menambahkan 7 kali baris keempat dari
3. 1
0 0 1 0 I 4 dengan baris pertama
0 0 0 1
Maple Code
3. Menghitung Determinan Dengan Reduksi Baris
Dengan adanya pengaruh operasi baris elementer terhadap determinan, maka kita dapat
menghitung determinan dengan perhitungan yang jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan
menghitung determinan melalui definisi determinan. Gagasannya adalah mereduksi matriks yang
diberikan menjadi matriks segitiga atas melalui operasi baris elementer, kemudian menghitung
matriks segitiga atas tersebut dan menghubungkan determinan tersebut dengan determinan
matriks aslinya.
Contoh 2.8:
Hitunglah dengan
2 1 3
A 1 2 4
5 3 6
Penyelesaian :
Matriks direduksi menjadi matriks eselon baris (segitiga atas) dan menerapkan teorema
2 1 3 1 2 4 Baris pertama dan kedua dari matriks dipertukarkan
1 2 4 2 1 3
5 3 6 5 3 6
1 2 4 kali baris pertama ditambahkan ke baris kedua
0 5 5
kali baris pertama ditambahkan ke baris ketiga
0 13 14
1 2 4 Suatu faktor bersama yaitu dari baris kedua
(5) 0 1 1 dikeluarkan melalui tanda determinan
0 13 14
(5)(1)(1) 5
Teorema 2.6
Jika suatu matriks persegi dengan dua baris proporsional, maka
Contoh 2.9:
Matriks-matriks berikut memiliki dua baris yang proporsional sehingga memiliki nilai determinan nol.
3 0 4 2
1 1 2
1 3 1 7 5 3
, 4 4 8 ,
2 6 3 2 7 9 0 12 6
1 1 2 3
Misalkan dan adalah matriks persegi dan adalah skalar sebarang. Akan dicari hubungan
yang mungkin diantara matriks dan dengan
dan
an1 an 2 an 3 ann
an1 an 2 an 3 ann
Contoh 2.10
1 3 4 12
Misalkan A maka 4 A .
3 5 12 20
Dengan menggunakan perhitungan langsung, diperoleh bahwa dan .
Hal ini sesuai dengan hubungan
1 3 2 1 3 4
A , B maka A B dimana
3 5 1 2 4 7
dan sehingga
Teorema 2.7
Misalkan dan adalah matriks-matriks yang berbeda hanya pada satu baris, misalnya
baris ke , dan asumsikan bahwa baris ke ke dari dapat diperoleh dengan menjumlahkan
entri-entri yang bersesuaian pada baris ke dari dan . Maka
Contoh 2.11
Diketahui
1 0 0 1 0 0 1 0 0
A 2 4 3, B 2 4 3,C 2 4 3
3 2 1 2 1 2 5 3 3
Teorema 2.8
Contoh 2.12
Misalkan matriks-matriks
1 3 2 1 5 7
A , B , AB
3 5 1 2 11 13
Kita peroleh Dengan perhitungan langsung diperoleh
sehingga .
Teorema 2.9
Contoh 2.13:
1 2 2
Diketahui matriks A 2 0 1 . Karena baris pertama dan baris ketiga proporsional, maka
2 4 4
. Jadi, tidak dapat dibalik.
Akibat 2.1
Contoh 2.14 :
1 3
Dengan menggunakan matriks A , maka . Jadi,
3 5
C. INVERS MATRIKS
1. Metode Untuk Mencari Melalui Matriks Elementer
Definisi 2.1
Suatu matriks disebut matriks elementer E jika matriks tersebut dapat diperoleh dari matriks
satuan (identitas) yaitu dengan melakukan operasi baris elementer tunggal.
Contoh 2.15 :
Jika matriks elementer A dikalikan dengan matriks-matriks elementer E maka efeknya adalah untuk
memperagakan operasi baris elementer pada A .
Teorema 2.10
Jika matriks elementer E dihasilkan dengan melakukan sebuah operasi baris tertentu pada I m dan
jika A adalah matriks mxn , maka hasil kali EA adalah matriks yang dihasilkan bila operasi baris yang
sama ini dilakukan pada A .
Contoh 2.16:
1 2 2 2 1 0 0
Diketahui matriks A 2 0 1 3 dan matriks elementer E 0 1 2 yang dihasilkan
1 1 2 1 0 0 1
oleh penambahan 2 kali baris ketiga dari I 3 ke baris kedua. Hasil kali EA adalah
1 2 2 2
EA 0 2 5 5 yang sama persis dengan matriks yang dihasilkan apabila kita
1 1 2 1
menambahkan 2 kali baris ketiga dari A ke baris kedua.
Maple Code
Jika operasi baris elementer diterapkan pada matriks satuan/identitas I untuk menghasilkan matriks
elementer E , maka terdapat operasi baris kedua yang apabila diterapkan pada matriks elementer
E akan menghasilkan kembali matriks satuan/identitas I . Misalkan jika E kita peroleh dengan
mengalikan baris ke i dari I dengan konstanta c 0 , maka I dapat ditemukan kembali jika baris
1
ke i dari E dikalikan dengan .
c
Tabel 2.2 Operasi Baris Elementer yang Mengubah Matriks Elementer Menjadi Matriks
Satuan/Identitas, dan sebaliknya
Operasi Baris pada I yang menghasilkan E Operasi Baris pada E yang menghasilkan I
Menambahkan k kali baris ke i dengan baris Menambahkan k kali baris ke i dengan baris
ke j ke j
Contoh 2.17 :
Berdasarkan Contoh 2.16 untuk menjadikan matriks satuan/identitas, maka operasi yang dilakukan
terhadap matriks elementer
1 0 0
5 kali baris ketiga E ditambahkan dengan baris kedua
iii. 0 1 5
0 0 1
Teorema 2.11
Setiap matriks elementer dapat dibalik, dan inversnya juga matriks elementer
Jika A matriks persegi nxn dan matriks A tersebut ekuivalen baris dengan matriks satuan I n maka dapat
ditemukan m matriks elementer yang sedemikian rupa sehingga jika dikalikan dengan matriks A maka
matriks A tersebut menjadi matriks satuan, sehingga
Em E2 E1 A I n
Karena matriks elementer mempunyai invers, maka kalikan dengan invers masing-masing matriks
elementer dan diperoleh
atau
A E11E21 Em1I n
Persamaan di atas memperlihatkan bahwa A mempunyai invers. Karena A memiliki invers, maka
A1 A I
dengan
A1 Em E2 E1I n
Karena matriks invers tunggal, maka (jika A memiliki invers) matriks A ekivalen baris dengan matriks
satuan I .
I | A
OBE
A| I 1
Berdasarkan hal di atas, cara mudah untuk menentukan invers dari suatu matriks persegi adalah dengan
melakukan serangkaian operasi baris elementer secara bersamaan antara matriks A dengan matriks
satuan I dengan target mengubah matriks A menjadi matriks satuan I dan akibatnya diperoleh
perubahan matriks I menjadi matriks A1 . Jika A tidak dapat berubah menjadi matriks satuan, berarti
A tidak memiliki invers.
Contoh 2.18:
1 3 3 1 6 4
1 2
A , B 1 4 3 , C 2 4 1
3 1 1 3 4 1 2 5
Penyelesaian
1 2
1
1 0 2b2 b1
7
b2
1 2 1 0 3b1 b2 1 2 1 0 7
1 2 1 0
A| I 0 1 3 1
7
3 1 0 1 0 7 3 1 0 1 3
1
7 7
7 7
1 2
7 7
Jadi, A1
3 1
7 7
Maple Code
1 3 3 1 0 0 b b 1 3 3 1 0 0 3b b 1 3 0 4 0 3 3b b 1 0 0 7 3 3
B I 1 4 3 0 1 0
1 2
0 1 0 1 1 0
3 1
0 1 0 1 1 0
2 1
0 1 0 1 1 0
1 3 4 0 0 1 1 2 0 0 1 1 0 1
b b
0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1
7 3 3
1
Jadi, B 1 1 0
1 0 1
Maple Code
1 6 4 1 0 0 2b b 1 6 4 1 0 0 b b 1 6 4 1 0 0
C I 2 4 1 0 1 0 2 3
1 2
0 8 9 2 1 0 0 8 9 2 1 0
1 2 5 0 0 1 b1 b2 0 8 9 1 0 1 0 0 0 1 1 1
Karena tidak didapatkan matriks satuan, maka C tidak memiliki invers.
Maple Code
Error, (in linalg:-inverse) singular matrix
Jika A sebarang matriks persegi nxn dan Cij adalah kofaktor aij maka matriks
merupakan matriks kofaktor A . Transpose matriks ini dinamakan adjoin A yang ditulis dengan
adj A
Contoh 2.19:
a b
Diketahui matriks A = carilah invers dari matriks A!
c d
Penyelesaian
d c
C
b a
Maple Code
Dari pembahasan sebelumnya telah diketahui bahwa jika matriks persegi A = (a ij) berdimensi n
adalah invertible (non singular) maka ada matriks A-1 (matriks invers A) sehingga berlaku
hubungan:
AA-1=A-1A=I
Untuk setiap matriks persegi A = (aij) berdimensi n, ada adjoint matriks A. Adjoint matriks (adj)
merupakan transpose dari matriks kofaktor. Adjoint matriks A ditulis dengan adj A sedemikian
hingga berlaku hubungan:
A (adj A) = (adj A) A = A I
atau
adjA adjA
A AI
A A
Dengan A 0
adjA
A-1= ; dengan A 0
A
Dengan demikian jelas bahwa suatu matriks persegi akan mempunyai invers jika
determinan dari matriks tersebut tidak sama dengan nol, atau dengan kata lain matriks
tersebut non singular.
Contoh 2.20:
d b
adj A C T .
c a
adjA 1 d b
Jadi, A1
A ad bc c a
LATIHAN SOAL!
2 0 4
a. G 2 3 1
0 2 1
x 2 0 0
b. D 0 x 1 0
0 2 x
0
x5 1
a. 0
7 x3
0 xa xb
b. xa 0 xc 0
xb xc 0
a b
3. Andaikan A = dan B = I2. Tunjukkan bahwa:
c d
k 1 k 1 7
a. A 2 k 3 4
5 k 1 k
3 3 0 5
2 2 0 2
b. A
4 1 3 0
2 10 3 2
4 0 0 1 0
3 3 3 1 0
c. A 1 2 4 2 3
9 4 6 2 3
2 2 3
2 4
4 0 4
a. C = 4 0 8
0 1 2
1 1 1 1
1 2 3 4
b. E =
2 3 5 5
3 4 5 8