Bab 1. Matriks
Bab 1. Matriks
Bab 1. Matriks
Aljabar Matriks
Bab ini membahas konsep-konsep aljabar matriks. Pemahaman akan matriks dan determinan
adalah suatu keharusan dalam sistem linier. Dalam bab ini kedua topik tersebut secara detail
dijelaskan. Solusi suatu sistem linier dapat juga ditentukan dengan metode determinan (aturan
cramer) dan metode invers matriks.
Setelah membahas semua topik-topik dalam bab ini diharapkan mahasiswa mampu memahami
konsep matriks dan determinan, serta memahami dan dapat menggunakan beberapa metode
untuk menyelesaikan sistem linier.
Pokok bahasan
1.1 Matriks dan operasi matriks
1.2 Determinan
1.3 Aturan Cramer
Ringkasan Bab
Soal-soal Latihan
Bab 1. Aljabar Matriks 2
Matriks adalah kumpulan bilangan yang tersusun dalam baris dan kolom. Elemen-elemen dalam
matriks disebut entri. Contoh sebuah matriks adalah
2 4
3 e 2
1
1 2
3
Matriks di atas terdiri atas 3 baris dan 3 kolom, maka matriks itu disebut berorde 3x3. Suatu
matriks A disebut berorde mxn, maka matriks itu terdiri atas m baris dan n kolom, dan
banyaknya entri pada matriks itu adalah m.n.
Suatu matrik disimbolkan dengan suatu huruf besar, hal ini untuk menghindari penggunaan
huruf sebagai masing-masing entri suatu matriks itu, dimana entri suatu matriks boleh
menggunakan huruf kecil, contohnya matriks A berikut.
2 3
A a d
1 5
Matriks secara umum dapat ditulis menggunakan huruf dengan indeks sebagai berikut:
Matriks B di atas memiliki m baris dan n kolom, dan elemen b 34 terletak pada baris 3 dan
kolom 4.
Contoh 1.1
Diberikan sebuah matriks A berikut
2 3
A 0 1
1 5
Orde matriks di atas adalah 3x2, dan elemen-elemennya adalah a 11=2, a22=1, a31=-1 dan
seterusnya.
Bab 1. Aljabar Matriks 3
Contoh 1.2.
1 2 p r
A= dan B=
1 3 q s
Contoh 1.3.
Tentukan A + B dan A + C dari matriks berikut ini.
2 1 30
A= 1 0 2 4 ,
4 2 7 0
4 3 5 1
B= 2 2 0 1 dan
3 2 4 5
1 4
C=
3 2
Maka
2 ( 4) 1 3 05 3 1 2 4 5 4
4 ( 1) 1 3
A+B = 1 2 02 20 2 2
4 3 22 7 (4) 0 5 7 0 3 5
b. Selisih/pengurangan (-)
Sama seperti pada penjumlahan, dua matriks dapat dilakukan pengurangan bila ukuran matriks
sama, dan pengurangan dilakukan dengan mengurangkan elemen-elemen yang bersesuaian.
Contoh 1.4.
Dari matriks pada contoh di atas, tentukan hasil A-B.
Diberikan suatu matrik A, maka –A adalah matrik negatif dari matriks A, dimana semua
elemen-elemennya dinegatifkan. Pengurangan (selisih) matriks A dan B adalah A ditambah
matriks –B, atau ditulis sebagai A-B = A+(-B).
c. Perkalian
Perkalian pada matris ada dua jenis, yang pertama, perkalian suatu matrik dengan sebuah
skalar, dan yang kedua adalah perkalian antara dua matriks. Jika k adalah sebuah skalar, dan A
adalah sebuah matriks, maka kA adalah perkalian matriks A dengan skalar k, dimana k
dikalikan dengan semua elemen-elemen matriks A.
Contoh 1.5.
Dari matriks C pada contoh soal 1, bila k=2, tentukanlah kC.
1 4 2.1 2.8 2 8
kC = 2 3 2 2. 3 2.2 6 4
Sebagai ilustrasi perhatikan gambar berikut ini. Matriks A (kartu A) memiliki orde 2x3,
sedangkan matriks B (kartu B) berorde 3x4. Ukuran kedua matriks tidak sama dan juga tidak
sama-sama bujur sangkar. Kedua matriks dapat dikalikan karena kolom matriks A (yaitu 3),
sama dengan baris matriks B (yaitu 3). Hasil perkalian adalah sebuah matriks C dengan orde 2
x 4, yaitu saat kedua kartu dipertemukan maka ujung-ujungnya adalah 2 dan 4.
Bab 1. Aljabar Matriks 5
A B
C=AxB
4 1 4 3
1 2 4
D dan E= 0 1 3 1
2 6 0
2 7 5 2
1.4 2.0 4.2 1.1 2. 1 4.7 1.4 2.3 4.5 1.3 2.1 4.2
DxE =
2.4 6.0 0.2 2.1 6. 1 0.7 2.4 6.3 0.5 2.3 6.1 0.2
12 27 30 13
=
8 4 26 12
A(B+C) = AB + AC
(B+C)A = BA + CA
A(B-C) = AB-AC
(B-C)A = BA-CA
a(B+C) = aB+aC
a(B-C) = aB-aC
(a+b)C = aC+bC
(a-b)C = aC-bC
(ab)C = a(bC)
a(BC) = (aB)C = B(aC)
A.I = I.A = A
Matriks I haruslah bujursangkar dimana semua elemen-elemen diagonal utamanya adalah satu
dan elemen-elemen yang lain adalah nol.
Contoh 1.7.
a a12 a13
A 11 ,
a21 a22 a23
maka
IA=
A.A-1 = A-1.A = I
Contoh 1.8.
Periksalah apakah matriks B berikut adalah matriks invers dari matriks A.
3 5 2 5
A dan B
1 3 1 3
Jawab:
2 5 3 5 1 0
A.B * I
1 3 1 2 0 1
3 5 2 5 1 0
B. A * I
1 2 1 3 0 1
Contoh 1.9.
Periksalah apakah matriks A berikut adalah invertible (mempunyai invers)?.
1 4 0
A 2 5 0
3 6 0
Untuk membuktikan apakah invertible atau tidak, maka dimisalkan suatu matriks B sebagai;
Sehingga
Bab 1. Aljabar Matriks 8
1 0 0
BA I = 0 1 0
0 0 1
Contoh 1.10.
a b
Misalkan matriks A= jika ad-bc0, maka
c d
d b
1 d b
ad bc ad bc
A-1 =
ad bc c a c a
ad bc ad bc
Karena A-1.A = I.
Jika A dan B adalah matriks yang invertible dengan ukuran yang sama, maka:
(a) A.B adalah invertible
(b) (A.B)-1 = B-1.A-1
Dengan kalimat prinsip di atas dapat ditulis: Hasil kali matriks-matriks yang invertible adalah
invertible dan inverse dari hasil kali itu adalah hasil kali dari matriks invers dengan urutan
dibalik.
Bukti untuk (a) dapat dilakukan dengan mudah dengan menerapkan aturan komutatif untuk
penjumlahan, sbb:
A.B.A-1.B-1= A.A-1.B.B-1 = I.
Atau
A-1.B-1.A.B= A-1.A.B-1.B = I.
1 0
0 3
1 0 0 0
0 0 0 1
0 0 1 0
0 1 0 0
1 0 3
0 1 0
0 0 1
dapat diperoleh I dengan mengeliminasi 3 pada baris pertama menggunakan baris ketiga.
1 0
0 1
Jika matriks elementer E dihasilkan dari operasi (baris) tertentu pada matriks identitas I m dan
jika A adalah matriks nxm, maka hasil kali EA adalah matriks yang dihasilkan bilamana operasi
baris yang sama dilakukan pada A.
Contoh 1.12.
Perhatikan matriks
1 0 2 3
A= 2 1 3 6
1 4 4 0
1 0 0
E= 0 1 0
3 0 1
Yang dihasilkan dari mengeliminasi 3 pada baris ketiga dengan baris pertama. Maka matriks
hasil kali A dan E adalah
1 0 2 3
EA= 2 1 3 6
4 4 10 9
Yaitu matriks yang sama dengan A dengan menambahkan 3 kali baris pertama dengan baris
ketiga.
Bab 1. Aljabar Matriks 10
Setiap matriks elementer adalah invertible, dan inversenya juga matriks elementer. Misalkan E o
adalah invers dari matriks elementer E, maka Eo.E = I dan E.E o=I.
Jika A adalah matriks nxn, maka pernyataan berikut semuanya benar atau semuanya salah:
(a) A adalah invertible
(b) AX = 0 memiliki hanya solusi trivial
(c) A adalah ekuivalen baris dengan Im.
Pembuktian:
dan dianggap bahwa sistim itu hanya memiliki solusi trivial. Maka jika dilakukan eliminasi
Gauss-Jordan, maka sistim itu akan seperti:
x1 0
x2 0
.
.
.
xn 0
Contoh 1.13.
Tentukan invers matriks
1 2 3
A 2 5 3
1 0 8
Kita mereduksi A menjadi matriks identitas dengan operasi-operasi baris dan secara simultan
menerapkan operasi-operasi ini menghasilkan I dan akhirnya A-1.
1 2 3 1 0 0
2 5 3 0 1 0
1 0 8 0 0 1
Matriks A dan I dijadikan matriks augmented. Angka 2 leading pada baris kedua dan angka 1
leading pada baris ketiga dieliminasi menggunakan baris pertama.
1 2 3 1 0 0
0 1 3 2 1 0
0 2 5 1 0 1
Langkah kedua, angka –2 leading pada baris ketiga dieliminasi menggunakan baris ketiga.
1 2 3 1 0 0
0 1 3 2 1 0
0 0 1 5 2 1
Langkah ketiga angka –1 leading pada baris ketiga dijadikan positif dengan mengalikan –1.
1 2 3 1 0 0
0 1 3 2 1 0
0 0 1 5 2 1
Kemudian angka –3 pada baris kedua dan angka 3 pada baris pertama dieliminasi
menggunakan baris ketiga.
1 2 0 14 6 3
0 1 0 13 5 3
0 0 1 5 2 1
Dan akhirnya angka 2 pada baris pertama dieliminasi menggunakan baris kedua.
Bab 1. Aljabar Matriks 12
1 0 0 40 16 9
0 1 0 13 5 3
0 0 1 5 2 1
40 16 9
A -1
= 13 5 3
5 2 1
Karena matriks A adalah invertibel maka sistim persamaan homogen yang dibentuk dari matriks
tersebut memiliki hanya solusi trivial.
x1 2 x 2 3 x 3 0
2 x1 5 x 2 3 x 3 0
x1 8x 3 0
Sering tidak diketahui dengan mudah apakah suatu matriks yang akan dicari inversnya adalah
invertibel. Dengan prosedur seperti di atas, bila tidak mungkin membentuk I pada bagian
sebelah kiri matriks augmented itu, maka matriks A tidak invertible.
Contoh 1.14.
Misalkan matriks A sebagai berikut:
1 6 4
A 2 4 1
1 2 5
1 6 4 1 0 0
2 4 1 0 1 0
1 2 5 0 0 1
1 6 4 1 0 0
0 8 9 2 1 0
0 8 9 1 0 1
1 6 4 1 0 0
0 8 9 2 1 0
0 0 0 1 1 1
Dilihat bahwa tidak mungkin menjadikan bagian kiri menjadi I, sehingga matriks A di atas tidak
invertible.
Bab 1. Aljabar Matriks 13
Kita akan mendefinisikan determinan dari matriks A orde n x n (bujur sangkar), yang
disimbolkan dengan det(A) = | A |.
Definisi:
Misalkan A adalah nxn.
(a) minor (i,j) dari A, dinyatakan sebagai Mij, adalah determinan dari matriks (n-1)x(n-1) yang
dibentuk dengan menghapus baris ke i dan kolom ke j dari A.
(b) Kofaktor (i,j) dari A, dinyatakan sebagai Aij, adalah (-1)i+jMij.
(c) Determinan dari matriks A 1x1, A=[a], det(A) = a.
(d) Determinan dari matriks nxn didefinisikan sebagai:
n
det(A)= A 1 j A1 j
j 1
Tanda <A>1j berarti elemen matriks A pada baris 1 kolom j, sedangkan Aij adalah kofaktor
elemen(i,j).
Catat bahwa tanda (-1)i+j dalam definisi kofaktor membentuk matriks seperti berikut:
...
...
...
. . . ...
Contoh 1.15.
Tentukan determinan dari matriks A 2x2 yang diberikan seperti berikut ini.
a a12
A 11
a21 a22
Det(A) =a11A11+a12A12
=a11det(a22)-a12det(a21)
=a11a22-a12a21
Contoh 1.16.
Tentukan determinan dari matriks A 3x3 seperti berikut.
Det(A) =a11A11+a12A12+a13A13
Bab 1. Aljabar Matriks 14
2 1 3
A 1 2 1
2 1 3
Maka
det(A) = 2(2.3-(-1)(-1))-1(1.3-(-1).2)+3(1(-1)-2.2)
=2(6-1)-1(3+2)+3(-1-4)= 10-5-15 = -10.
Det(A) =a21A21+a22A22+a23A23
=a11A11+a21A21+a31A31
=a13A13+a23A23+a33A33, dst.
n n
Det(A) = A rj A rj A is A is
j 1 i 1
det A = 0.
det(cA) = cn det(A)
det A = 0.
Bab 1. Aljabar Matriks 15
5. Jika A dan B sama kecuali untuk kemungkinan elemen baris (kolom) ke-i, dan jika C
didefinisikan sebagai matriks yang sama dengan A dan B kecuali baris (kolom) ke-i tersebut
adalah jumlah dari baris (kolom) ke-i dari A dan B, maka:
Contoh 1.17.
Diberikan matriks A sebagai berikut:
1 2 7
4 8 5
2 4 3
Det A =1(8)(3)+(-2)(5)(2)+7(-4)(-4)-7(8)(2)-1(5)(-4)-(-2)(-4)(3)
= 24-20+112-112+20-24=0
Dilihat bahwa jika dua kolom sama atau proporsional, maka determinman dari matriks tersebut
adalah 0.
Contoh 1.18.
Perhatikan matriks
3 1 15 5
A= dan B=
2 2 10 10
Dapat dilihat bahwa: B = 5.A
Dan det A = 4, det B = 100, sehingga jika A dan B matriks 2x2, dan jika B = 5A, maka det B
= 52.det A.
Namun tidak ada hubungan sederhana antara det(A), det(B) dan det(A+B) secara umum.
Contoh 1.19.
Hitunglah determinan dari matriks:
1 0 0 3
2 7 0 6
A=
0 6 3 0
7 3 1 5
Sebelum menentukan determinan dari matriks A, lebih baik melakukan operasi baris elementer
sehingga diperoleh bentuk eselon baris, dengan demikian determinannya hanya ditentukan oleh
elemen-elemen diagonalnya. Cara yang paling gampang adalah dengan mengalikan kolom satu
dengan –3 dan menambahkannya dengan kolom keempat, sehingga diperoleh matriks:
1 0 0 0
2 7 0 0
A=
0 6 3 0
7 3 1 26
Bab 1. Aljabar Matriks 16
Maka det(A)=1(7)(3)(-26)=-546
Misalkan A, A’, A’’ adalah matriks nxn yang berbeda hanya dalan satu baris saja, katakan baris
ke-r, dan anggap bahwa baris ke-r dari A’’ dapat diperoleh dengan menambahkan elemen-
elemen yang berhubungan dalam baris ke-r matriks A dan A’, maka det(A’’)=det(A)+det(A’)
Contoh 1.20.
1 7 5 1 7 5 1 7 5
det 2 0 3 =det 2 0 3 +det 2 0 3
1 0 4 1 7 (1) 1 4 7 0 1 1
3 1 1 3 2 17
A= B= dan AB=
2 1
5 8 3 14
Det(AB)=Det(A).Det(B)
atau
28-51=(3-2)(-8-15)=1(-23)
-23=-23
Matriks A adalah invertibel (memiliki invers) jika dan hanya jika det(A)0. Jika A invertibel
maka
1
Det(A-1)=
det( A )
Contoh 1.22.
Karena baris pertama dan baris ketiga dari matriks
1 2 3
1 0 1
2 4 6
Jika A adalah matriks nxn dan Cij adalah kofaktor dari aij, maka matriks:
disebut matriks bentuk kofaktor A. Transpos dari matriks ini disebut adjoint dari A, dinyatakan
dengan adj(A).
1
A-1 = adj(A)
det( A )
Contoh 1.23.
Misalkan matriks A:
3 2 1
1 6 3
2 4 0
Kofaktor dari A adalah C11=12, C12=6, C13=-16, C21=4, C22=2, C23=16, C31=12, C32=-10 dan
C33=16, maka matriks kofaktor dari A adalah:
12 6 16
4 2 16
12 10 16
12 4 12
adj(A)= 6 2 10
16 16 16
1
A-1= adj(A)
det( A)
12 4 12
1
= 6 2 10
64
16 16 16
Bab 1. Aljabar Matriks 18
12 4 12
64 64 64
6 2 10
=
64 64 64
16 16 16
64 64 64
Jika AX=B adalah sebuah sistim linier-n dengan n variabel tidak diketahui sehingga det(A)0,
maka sistim itu memiliki solusi yang unik. Solusinya adalah:
det( A1 )
x1 ,
det( A)
det( A 2 )
x2 , ... dan
det( A)
det( A n )
xn
det( A)
dimana Aj adalah matriks yang diperoleh dengan menggantikan semua elemen-elemen dalam
kolom ke-j dari matriks A dengan elemen-elemen dalam matriks
b1
b
2
.
B=
.
.
bn
Contoh 1.24.
Gunakan aturan Cramer untuk menentukan solusi dari sistim linier berikut:
x1 2 x 3 6
3x1 4 x 2 6 x 3 30
x1 2 x 2 3x 3 8
Solusi:
1 0 2 6 0 2
A= 3 4 6 , A1= 30 4 6 ,
1 2 3 8 2 3
Bab 1. Aljabar Matriks 19
1 6 2 1 0 6
A2= 3 30 6 , A3= 3 4 30
1 8 3 1 2 8
Sehingga
det( A 2 ) 72 18
x2 =
det( A) 44 11
dan
det( A 3 ) 152 38
x3 =
det( A) 44 11
Ringkasan Bab
Jika A adalah matriks bujursangkar, fungsi determinan dinyatakan dengan det(A) adalah
jumlah dari semua hasil haki tanda elementer dari A.
Jika A adalah sembarang matriks bujursangkar yang berisi sebuah baris yang elemen-
elemennya adalah nol, maka det(A)=0.
Jika A adalah matriks segitiga nxn, maka det(A) adalah hasil kali dari elemen-elemen
diagonal utamanya, yaitu det(A)=a11a22...ann.
Jika A adalah matriks nxn, maka jika A’ adalah matriks yang dihasilkan bilamana A dikalikan
dengan konstanta k, maka det(A’)= kdet(A). Jika A’ adalah matriks yang dihasilkan jika dua
baris A dipertukarkan, maka det(A’)=-det(A). Jika A’ adalah matriks yang dihasilkan jika
perkalian dari satu baris ditambahkan kepada baris lain, maka det(A’)=det(A).
Matriks bujursangkar A adalah invertibel (dapat ditentukan inversnya) jika dan hanya jika
det(A)0.
Determinan dari matriks A yang nxn dapat dihitung dengan mengalikan entri-entri dalam
sembarang aris (atau kolom) dengan kofaktor-kofaktornya dan menjumlahkan semua hasil
kali itu, yaitu untuk masing-masing 1in dan 1jn, atau det(A)= a1jC1j+ a2jC2j+ ...+anjCnj,
dalam hal ekspansi kofaktor sepanjang kolom ke-j.
1. Misalkan A dan B adalah matriks 4x4 dan C,D dan E secara berurutan adalah matriks beorde
5x2, 4x2, dan 5x4. Tentukan yang mana dari pernyataan berikut ini terdedinisi (dapat
dikerjakan). Bagi yang dapat dikerjakan tentukan orde matrik yang dihasilkan.
ab b c 8 1
3d c
2a 4d 7 6
3 0
4 1
A 1 2 ; B= ;
0 2
1 1
1 5 2
1 4 2
C= ; D= 1 0 1 ;
3 1 5
3 2 4
6 1 3
2
E= 1 1
4 1 3
1. Diberikan matriks
1 3 2
A= 3 1 1 ,
2 2 1
tentukanlah:
(a) Minor M11, M13, M22, M31 dan M33.
(b) Kofaktor A12, A21, A23 dan A32.
(c) Det(A).
4 6
(a) (b) [3]
2 3
1 1 2
0 0
(c) (d) 2 1 3
0 0
0 2 1
2 0 3
10 1 17
7 12 4
4. Buktikan bahwa determinan dari matriks identitas nxn adalah 1 untuk semua n.
5. Tunjukkan bahwa determinan dari matriks segitiga bawah L sama dengan hasil kali dari entri
diagonal utamanya.
2 1 0 1 1 3
A= 3 4 0 dan B= 7 1 2
0 0 2 5 0 1
a b c
A= d e f
g h i
Tentukanlah:
(a) det(3A) (b) det(2A-1)
(c) det((2A)-1) (d) det(At)
9. Tanpa mengevaluasi secara langsung, tunjukkan bahwa untuk x=0 dan x=2, maka:
x 2 x 2
det 2 1 1 =0
0 0 5
b c ca b a
c =0
det a b
1 1 1
1 2 4
k 3 2
(a) A= (b) A= 3 1 6
2 k 2
k 3 2
0 6 0 1 3 7
2 8 ,
A= 8 6 8 , B= 0
3 2 2 1 3 4
1 1 1 k 1 2 3
k k k 2 k 3 4
C= D=
k 2 k 2 k 2 3 4 k 4
4 3 1 9 2
4 4 0 4 0
1 3 2 4 2
1 0 1
E= 3 0 3 1
F= 0 3 4 6 4
1 1 2 2 2
6 14 3 6
0 0 3 3 3
2w x y 4z 32
7w 2x 9 y z 14
(e) 3w x y z 11
w x 4 y 2z 4
2. Gunakan aturan Cramer untuk mencari solusi untuk z tanpa menghitung x,y dan w.
Bab 1. Aljabar Matriks 23
4x y z w 6
3x 7y z w 1
7x 3y 5z 8w 3
x y z 2w 3