Lapkas - Tinea

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

TUGAS STASE IKAKOM TAHAP I

LAPORAN KASUS I : TINEA

Disusun
Oleh :
Connie
Helensa

2017730139
Raras Sakti Mulya Kasmi 2017730155

Pembimbing :
dr. Nurul Fauziah Mahmudah

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS TAHAP I
PUSKESMAS BANJAR I KOTA BANJAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
BAB II LAPORAN KASUS...................................................................................................4
A. STATUS PASIEN...........................................................................................................4
B. ANAMNESIS.................................................................................................................4
C. PEMERIKSAAN FISIK.................................................................................................5
D. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS......................................................................................9
E. DIAGNOSIS KERJA......................................................................................................9
F. TATALAKSANA...........................................................................................................9
G. EDUKASI PASIEN........................................................................................................9
BAB III KESIMPULAN........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

Dermatofitosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi golongan jamur


dermatofita pada jaringan yang mengandung zat tanduk yaitu epidermis, rambut atau kuku.
Jamur ini menginvasi seluruh lapisan stratum korneum dan menghasilkan gejala melalui
aktivasi respon imun penjamu. Terdapat berbagai variasi gambaran klinis dermatofitosis, hal
ini bergantung pada penyebab, ukuran inoculum jamur, bagian tubuh yang terkena dan sistem
imun penjamu.

Hingga kini terdapat sekitar 41 spesies dermatofita masing-masing 2 spesies


epidermophyton, 17 spesies microphyton, dan 21 spesies trychopyton. Dermatofitosis pada
kulit tidak berambut mempunyai morfologi khas. Penderita merasa gatal dan kelainan
berbatas tegas, terdiri atas macam-macam efloresensi kulit (polimorfi). Bagian tepi lesi lebih
aktif (lebih jelas tanda-tanda peradangan) dari pada bagian tengah. Gambaran klinis
dermatofitosis yang bervariasi tidak hanya bergantung pada spesies penyebab dan sistem
imun penjamu namun juga pada adanya keterlibatan folikel rambut. Bergantung pada berat
ringannya reaksi radang dapat dilihat dari berbagai macam lesi kulit.

Terdapat 3 langkah terjadinya infeksi dermatofit, yaitu perlekatan dermatofit pada


keratin, penetrasi melalui dan di antara sel serta terbentuknya respon imun. Di Indonesia
insiden dermatositosis paling tinggi di antara kelompok dermatomikosis superfisialis .
BAB II
LAPORAN KASUS

A. STATUS PASIEN
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. Oyoh
Usia : 41 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Jajawar, Kecamatan Banjar
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal datang ke Puskesmas: 16 April 2021

B. ANAMNESIS
1. Keluhan utama
Gatal-gatal.
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan gatal melebar di tangan kiri bagian dekat
dengan ibu jari dan sela jari telunjuk, lipatan ketiak kanan dan kiri serta lipatan
paha kanan dan kiri. Pasien sering menggaruk pada bagian yang gatal. Gatal
dirasakan sudah sejak 3 hari yang lalu memberat saat kulit berkeringat dan
membaik saat diberi lotion lalu kembali gatal bila kulit kering
3. Keluhan tambahan/penyerta
Pasien menyangkal adanya demam.
4. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengaku pernah terkena panu di lokasi yang sama sebelumnya dan
mengalami perbaikan, pasien timbul gatal saat mencuci piring.
5. Riwayat pengobatan
Pasein pernah menggunakan salep ketokonazole 2 kali sehari. Pasien
mengalami perbaikan, namun keluhan kembali muncul.
6. Riwayat psikososial dan lingkungan
Pasien tinggal bersama anggota keluarga berjumlah 4 orang. Pasien tidur
dengan suami,seprai diganti 1 kali seminggu
7. Riwayat penyakit keluarga
Anak dari pasien mengalami keluhan gatal di bagian tangan dan kaki. Anak
pasien sebelumnya sekolah dipesantren.
C. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum Tampak sakit ringan

Kesadaran Compos mentis

TANDA-TANDA VITAL

Tekanan darah 116/72 mmHg

Denyut nadi 86 x/menit

Frekuensi napas 18 x/menit

Suhu 36,2oC

Pengukuran Antropometri dan Status Gizi

Berat badan 61 Kg

Tinggi badan 136 cm

IMT 33 (Obesitas 1)

Pemeriksaan Generalisata (Head to Toe)

Kepala Normocephal

Mata Konjungtiva anemis (-/-)

Skelera ikterik (-/-)

Pupil bulat isokor, refleks pupil (+/+)

Hidung Sekret (-)

Septum deviasi (-)

Mulut Mukosa mulut tampak basah

Gigi geligi baik

Lidah bersih

Faring hiperemis (-)


Tonsil T1/T1, hiperemis (-)

Thoraks

 Paru Inspeksi

Pergerakan dinding dada simetris (+/+)

Retraksi dada (-/-)

Palpasi

Vokal fremitus normal, teraba sama


dekstra sinistra

Perkusi

Sonor di kedua lapang paru

Auskultasi

Suara napas vesikuler, kanan=kiri

Wheezing (-)

Ronkhi (-)

 Jantung Inspeksi

Iktus Cordis tidak terlihat

Perkusi

Batas Atas : ICS 2

Batas Bawah : ICS 4

Auskultasi

Bunyi jantung S1 S2 reguler

Murmur, gallop (-)

Abdomen Auskultasi

Bising usus normal


Perkusi

Timpani di 4 kuadran abdomen

Palpasi

Nyeri tekan 4 kuadran abdomen (-)

Nyeri epigastrium (-)

Ekstremitas Akral hangat

Deformitas (-)

Sianosis (-)

Edema ektremitas (-)

CRT <2 detik (Normal)

Kulit Kulit intak, terdapat kelainan pada regio


manus sinistra.
Pemeriksaan Lokalisata

Efloresensi Distribusi : Regioner

Regio : Pada punggung tangan kiri dekat


sela ibu jari dan sela jari telunjuk

Lesi : Multipel, ukuran miliar sampai


plakat, ukuran terkecil 2 mm, ukuran
terbesar 4 cm.

Efloresensi : Macula hiperpigmentasi,


erosi, skuama.
D. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Keluhan gatal pada tangan melebar, memberat saat berkeringat, terdapat riwayat
panu, pasien merasa gatal bila melakukan cuci piring, dan terdapat riwayat anak gatal
di ekstremitas dengan riwayat sekolah dipesantren. tidak disertai dengan demam
1. Tinea manus et kruris
2. Dermatitis kontak iritan
3. Skabies

E. DIAGNOSIS KERJA
Gatal-gatal et causa tinea manus et kruris

F. TATALAKSANA
1. Ketokonazole tablet 200 mg / hari selama 10-14 hari pada pagi hari setelah
makan.
2. Ketokonazole cream 2% dioleskan di daerah yang gatal setelah mandi
digunakan 2 kali sehari selama 2-4 minggu.

G. EDUKASI PASIEN
1. Pemakain obat secara teratur sesuai petunjuk dan obat dihabiskan.
2. Pasien menadi 2 kali sehari dan menjaga kulit tidak berkeringat.
3. Pasien mengganti pakaian jika pasien berkeringat atau pakaian basah.
4. Menghindari dengan bahan alergi seperti sabun cuci piring.
5. Menjemur kasur dan mencuci seprai secara rutin,
6. Meminta pasien untuk tidak menggaruk pada lesi, agar infeksi sekunder dapat
dicegah dan tidak bertambah berat.
BAB III
KESIMPULAN

Dermatofitosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi golongan jamur


dermatofita pada jaringan yang mengandung zat tanduk yaitu epiderrmis, rambut atau
kuku. Dermatofitosis dibagi beberapa bentuk yaitu tinea kapitis, tinea barbe, tinea krusis,
tinea pedis et manum, tinea unguium, dan tinea korporis. Tinea atau dermatofitosis pada
kulit yang tidak berambut memiliki morfologi khas yaitu :

- Penderita merasa gatal dan kelainan berbatas tegas


- Terdiri dari berbagai macam efloresensi kulit (polimorfi)
- Bagian tepi lebih aktif (lebih jelas tanda-tanda peradangan) dari pada bagian tengah.

Diagnosis klinis ditetapkan berdasarkan tanda-tanda kardinal. Diagnosis pasti


ditegakan pemeriksaan mikroskopis dengan KOH 10-20% lalu mengambil kerokan pada
kulit, rambut dan kuku, kultur, dan pemeriksaan lampu wood pada sediaan kuku dan kulit
akan tampak gambaran hifa yaitu artospora.. Penalatlaksanaan untuk tinea yang sering
digunakan yaitu :

1. Ketokonazole diberikan pada kasus resisten terhadap griseovulfin. Diberikan


sebanyak 200 mg / hari selama 10-14 hari pada pagi hari setelah makan.
2. Ketokonazole cream 2% dioleskan di daerah yang gatal setelah mandi digunakan
2 kali sehari selama 2-4 minggu.

Untuk menghindari tinea berulang pasien diminta untuk mandi 2 kali serhari,
menjaga kulit tidak berkeringat, mengganti pakaian jika pakaian basah atau berkeringat,
meminta pasien tidak menggaruk pada daerah lesi serta menggunakan obat yang telah
diberikan
DAFTAR PUSTAKA

Djuanda, S., Sri A. S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 8. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI. 2018.

Putri, A., I., dan Astari, L., 2017. Profil dan Evaluasi Pasien Dermatofitosis. Berkala
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Vol 29. Pp: 135-41.

Kurniati, Cita Rosita SP. Etiopatogenesis dermatofitosis. Berkala Ilmu Kesehatan


Kulit dan Kelamin. 2008;20(3):243-249.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia. Panduan layanan klinis
dokter spesialis dermatologi dan venereologi. Jakarta: PP Perdoski; 2014.32-35.

Anda mungkin juga menyukai