Lapsus Tinea

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

Tinea Cruris et Corporis


Oleh:
Desy Amalia
NIM 2030912320067

Pembimbing:
dr. Muhammad Mazaya Atif, Sp.DV

DEPARTEMEN/KSM ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN ULM-RSUD SULTAN SURIANSYAH
BANJARMASIN
Juli, 2023
Identitas Pasien
Nama Tn. AS

Usia 74 tahun

Jenis Kelamin Laki-laki

Alamat Jl. Kelayan A, Gg. Setuju Rt. 12 No. 18

Agama Islam

Pekerjaan Pensiunan PNS

2
Anamnesis
Autoanamnesis dilakukan pada Rabu, 12 Juli 2023, PUKUL 11.10 WITA, dI Poli Kulit dan Kelamin RSUD SULTAN SURIANSYAH
BANJARMASIN

Keluhan Utama : Gatal


Pasien datang ke poli kulit kelamin dengan keluhan gatal sejak 1 tahun yang lalu. Gatal
awalnya dirasakan di daerah selangkangan kiri dan kanan. Pada daerah yang gatal muncul
bercak kemerahan. Bercak kemerahan awalnya kecil berubah menjadi semakin besar,
bertambah banyak, dan disertai sisik. Bercak meluas ke bagian bokong dan dalam 2 bulan
terakhir bercak juga terdapat di perut bagian bawah. Gatal semakin bertambah apabila pasien
berkeringat dan udara panas. Pasien sering menggaruk untuk menghilangkan rasa gatalnya.
Pasien mengatakan sering menggunakan pakaian dalam berlapis dan tidak menyerap
keringat. Riwayat alergi makanan maupun obat disangkal penderita. Pasien tinggal berdua
dengan istrinya. Keluarga tidak ada yang memiliki keluhan gatal serupa. Pasien sudah ada
minum obat mikonazol yang di beli sendiri di apotek, namun tidak ada perubahan.

3
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan serupa, Hipertensi (-),
Diabetes mellitus (-), alergi (-)

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada yang mengalami keluhan serupa di keluarga, Hipertensi (-), Diabetes
mellitus (-)

Riwayat pengobatan :
Pasien sudah ada minum obat mikonazol yang di beli sendiri di apotek, namun
tidak ada perubahan.

4
Status Presen

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan


Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah :120/80 mmHg
Nadi : 85 x/menit
Frekuensi Nafas : 20 x/menit
Suhu : 36.6 ◦C
SpO2 : 99% room air 

5
Status Generalis
Kepala : Normosefali, alopesia (-), rambut tersebar normal
Mata : Konjungtiva anemis dextra et sinistra (-/-), sklera ikterik dextra et sinistra (-/-),
edema palpebral dextra et sinistra (-/-)
Telinga : Serumen minimal dextra et sinistra (+/+), membrane timpani
intak dextra et sinistra (+/+), tinnitus dextra et sinistra (-/-)
Hidung : Deviasi septum (-), epistaksis dextra et sinistra (-/-), sekret dextra et sinistra (-/-)
Mulut : Bibir pucat (-), ulkus (-), leukoplakia (-), pembesaran tonsil dextra et sinistra (-/-)
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening dextra et sinistra (-/-)
Thorax : Bentuk normal, gerak napas simetris, suara napas vesikuler, wheezing (---/---),
rhonki (---/---), suara jantung S1 S2 regular, murmur (-)
Abdomen : Datar, distensi (-), timpani, bising usus (+), hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, edema tangan kanan dan kiri (-/-), edema kaki kanan dan kiri (-/-)

6
Status Dermatologi

Inspeksi
Gambaran Umum:
Warna Kulit : Sawo matang
Turgor kulit : Cepat kembali

7
Gambaran khusus Regio suprapubic
Regio Inguinal dekstra et sinistra UKK I : Plak eritematosa berbatas tegas
UKK I : Plak eritematosa berbatas irreguler ukuran plakat tersusun
tegas irreguler ukuran plakat polisiklik dengan bagian tengah
tersusun polisiklik dengan tampak tenang dan bagian tepi aktif
bagian tengah tampak (Central healing)
tenang dan bagian tepi aktif UKK II: Skuama
(Central healing)
UKK II : Skuama Regio gluteal sinistra
UKK I : Plak eritematosa berbatas tegas
Regio abdomen irreguler ukuran plakat tersusun
inferior polisiklik dengan bagian tengah
UKK I : Plak eritematosa berbatas tampak tenang dan bagian tepi aktif
tegas irreguler ukuran plakat (Central healing)
tersusun polisiklik dengan UKK II: Skuama
bagian tengah tampak
tenang dan bagian tepi aktif Regio gluteal dekstra
(Central healing) UKK I: Pacth hipopigmentasi dengan batas tegas
UKK II : Skuama hiperpigmentasi, bentuk irreguler tersusun
polisiklik 8
Foto Klinis

9
Diagnosa Banding

Tinea Cruris et Psoriasis


Corporis Candidosis
Intertriginosa

10
10
Usulan Pemeriksaan Penunjang

Kerokan kulit dengan


KOH 20%
Hifa bersepta, dikotomi,
dan arthospora (spora
berderet)

11
Diagnosis Kerja

Tinea Cruris et Corporis

12
Terapi

Non Medikamentosa :

1. Menjaga kebersihan diri


2. Menghindari dan mengeliminasi agen penyebab

Medikamentosa :

Topikal :

Terbinafin krim 1% 1x/hari selama 1-2 minggu

Sistemik:

Terbinafin oral 1x250 mg/hari selama 2-4 minggu

13
Prognosis

Ad Vitam Ad Kosmetikum
Bonam Bonam

Ad Sanationam
Bonam

14
Anjuran & Saran
Anjuran penggunaan obat
Krim 1% dioleskan sebanyak 1 kali sehari ke area yang terinfeksi. Oleskan krim tipis-tipis di area kulit
yang sudah dibersihkan dan dikeringkan. Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan krim.
 
Elimininasi pencetus
1. Menjaga kebersihan diri.
2. Menggunakan pakaian yang tidak ketat dan menyerap keringat.
3. Hindari penggunaan handuk atau pakaian bergantian dengan orang lain. Cuci handuk yang
kemungkinan terkontaminasi.
4. Tatalaksana linen infeksius: pakaian, sprei, handuk dan linen lainnya direndam dengan sodium
hipoklorit 2% untuk membunuh jamur atau menggunakan disinfektan lain.

Kontrol ulang
Lakukan kontrol ulang 2 minggu lagi.

15
Dermatofitosis
Dermatofitosis atau tinea merupakan suatu infeksi superfisial pada kulit, kuku dan rambut yang
disebabkan oleh dermatofita Microsporum, Trichophyton dan Epidermophyton.

Faktor predisposisi : iklim yang panas dengan kelembaban yang tinggi, hygiene yang buruk, adanya
sumber penularan di sekitarnya, penggunaan obat-obatan antibiotik, steroid dan sitostatika serta adanya
penyakit kronis dan penyakit sistemik lainnya.

Penularan dermatofitosis :
• Kontak langsung dengan penderita atau binatang
• Kontak tidak langsung dapat melalui bulu binatang, pakaian atau benda-benda yang terkontaminasi,
dan dapat pula terjadi karena autoinokulasi dan infeksi pada bagian tubuh lainnya

16
Tinea Cruris et Corporis
Definisi Etiologi
• Tinea cruris: T. rubrum dan E. floccosum
• Tinea cruris: Dermatofitosis
(tersering)
pada genitokrural, sekitar
• Tinea corporis: T. rubrum (tersering)
anus, bokong, dan kadang-
Lainnya: M. Canis, T. tonsurans
kadang sampai perut bagian
bawah
UKK
• Tina corporis: Dermatofitosis • Tinea Cruris: Lesi berupa plak anular
pada kulit tubuh yang tidak berbatas tegas dengan tepi meninggi,
berambut (glabrous skin); dapat disertai papul dan vesikel
badan, ekstremitas atas dan • Tinea corporis: Lesi bulat atau
bawah, leher (kecuali pedis, lonjong, polisiklik, batas tegas, tepi
manus, dan lipatan paha) aktif, polimorfi yang terdiri atas eritem,
skuama, kadang vesikel dan papul di
tepi, normal di tengah (central healing).
17
Terapi
Tinea Cruris dan Corporis
1. Topikal:
• Obat pilihan: golongan alilamin (krim terbinafin, butenafin) sekali sehari selama 1-2 minggu.
• Alternatif:
Golongan azol: misalnya, krim mikonazol, ketokonazol, klotrimazol 2 kali sehari selama 4-6
minggu.

2. Sistemik:
Diberikan bila lesi kronik, luas, atau sesuai indikasi
• Obat pilihan: terbinafin oral 1×250 mg/hari (hingga klinis membaik dan hasil pemeriksaan
laboratorium negatif) selama 2-4 minggu
• Alternatif:
 Itrakonazol 2x100 mg/hari selama 2 minggu
 Griseofulvin oral 500 mg/hari atau 10-25 mq/kqBB/hari selama 2-4 minggu
 Ketokonazol 200 mg/hari
Catatan:Lama pemberian aisesuaikan cencan alacnosisHat-nau ereK samping obat sistemik,
knususnya ketokonazolGriseofulvin dan terbinafin hanya untuk anak usia di atas 4 tahun

18
THANK YOU

19

Anda mungkin juga menyukai