TUGAS
TUGAS
TUGAS
2. Etiologi
b. Faktor hisapan bayi yang tidak aktif (pada masa laktasi, bila ibu tidak
menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika bayi tidak aktif menghisap,
maka akan menimbulkan bendungan ASI).
c. Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar (teknik yang salah dalam menyusuidapat
mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan menimbulkan rasa nyeripada saay bayi
menyusu. Akibatnya, ibu tidak mau menyusui bayinyadanterjadibendunganASI).
d. Puting susu terbenam (puting susu terbenam akan menyulitkan bayi dalam
menyusu. Karena bayi tidak dapat menghisap puting dan areola, bayi tidak maumenyusu
dan akibatnya terjadi bendung an ASI).
e. Puting susu terlalu panajang (puting susu yang panjang menimbulkan kesulitanpada saat
bayi menyusu karena bayi tidak dapat menghisap areola danmerangsang sinus laktiferus
untuk mengeluarkan ASI. Akibatnya, ASI tertahandan menimbulkan bendungan ASI)
(Rukiyah,Yulianti,2012:20)
3. Patofisiologi
Sesudah bayi lahir dan plasenta keluar, kadar estrogen dan progesteron turun
dalam 2-3 hari. Dengan ini faktor dari hipotalamus yang menghalangi keluarnya pituitary
lactogenic hormone (prolaktin) waktu hamil, dan sangat dipengaruhi oleh estrogen, tidak
dikeluarkan lagi, dan terjadi sekresi prolaktin oleh hipofisis. Hormonini menyebabkan
alveolus-alveolus kelenjar mammae terisi dengan air susu, tetapiuntuk mengeluarkannya
dibutuhkan refleks yang menyebabkan kontraksi sel-selmioepitelial yang mengelilingi
alveolus dan duktus kecil kelenjar-kelenjar tersebut.Refleks ini timbul jika bayi
menyusu.Pada permulaan nifas apabila bayi belum menyusu dengan baik, atau kemudian
apabila kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna, maka akanterjadi
pembendungan air susu. Kadang-kadang pengeluaran susu juga terhalang sebab duktus
laktiferi menyempit karena pembesaran vena serta pembuluh limfe
(Rukiyah,Yulianti,2012:22).
4.Manifestasi klinik
Payudara bengkak, keras, nyeri bila ditekan, warnanya kemerahan, suhu tubuh sampai
38oC (Rukiyah,Yulianti2012:22)
5. Prognosis
6. Diagnosis
1) Inspeksi
2) Palpasi
Pada saat akan dilakukan palpasi ibu harus tidur, tangan yang dekat dengan
payudara yang akan diraba diangkat kebawah kepala dan payudara ibu diperiksa secara
sistematis bagian medial lebih dahulu dengan jari-jari yang harus kebagian lateral. Palpasi
ini harus meliputi seluruh payudara, bila dilakukan secara sirkuler dan paras ternal kearah
garis aksilla belakang, dan dari subklavikuler kearah paling distal.Setelah palpasi payudara
selesai, dimulai dengan palpasi aksilla dan supraklavikular. Untuk pemeriksaan aksilla ibu
harus duduk, tangan aksilla yang akan diperiksa dipegang oleh pemeriksa, dan dokter
pemeriksa mengadakan palpasi aksilla dengan tangan yang kontralateral dari tangan
sipenderita. Misalnya aksilla kiri ibu yang akan diperiksa, tangan kiri dokter mengadakan
palpasi (Rukiyah, Yulianti,2012:23).
7. Pencegahan
8.Penatalaksanaan
a) Sanggah payudara ibu dengan bebat atau bra yang pas.
d) Keluarkan ASI dari bagian depan payudara sehingga putting menjadi lunak.
e) Susukan bayi 2-3 jam sekali sesuai keinginan bayi (on demand feeding) dan pastikan
bahwa perlekatan bayi dan payudara ibu sudah benar.
f) pada masa-masa awal atau bila bayi yang menyusui tidak mampu
mengosongkanpayudara, mungkin diperlukan pompa atau pengeluaran ASI secara
manual daripayudara.
g) Letakkan kain dingin/kompres dingin denganes pada payudara setelah menyusui atau
setelah payudara dipompa.
h) Bila perlu, berikan parasetamol 3 X 500 mg per oral untuk mengurangi nyeri.i)
Lakukan evaluasi setelah 3hari Kemenkes RI,2013:227-228)
STUDI KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “Fana”
POST PARTUM HARI KETIGA DENGAN BENDUNGAN ASI
DI RUMAH SAKIT TULEHU
TANGGAL 30 APRIL 2017
No. Register : 26xxxx
Tanggal partus : 27 April 2017, pukul 13.20 wita
Tanggal pengkajian : 30 April 2017, pukul 09.00 wita
Nama pengkaji : Kelompok II
A. Keluhan Utama
Ibu mengeluh payudaranya terasa bengkak, merah, nyeri dan terasa keras sejak
tanggal 30 april 2017 pukul 01.30 wita, ibu mengatakan ASI nya belum keluar,
ibu mengatakan suhu badannya terasa panas, ibu mengatakan bayinya malas
menyusu dan ibu merasa cemas dengan keadaannya.
D. Riwayat reproduksi
Ibu menarche pada umur 14 tahun, siklus haid 28-30 hari, lamanya haid 5-7 hari
dan ibu tidak merasakan nyeri ketika haid.
E. Riwayat keluarga berencana
Ibu tidak pernah menjadi akseptor KB
2. Personal hygiene
Selama hamil:
Ibu mandi 2x sehari, gosok gigi tiap kali selesai mandi, keramas 2x
seminggu dan ganti baju 2x sehari.
Selama nifas:
Ibu mandi 2x sehari, gosok gigi tiap kali selesai mandi, ganti baju 2x sehari
dan ganti pembalut tiap 2x sehari.
3. Eliminasi
Selama hamil:
- BAB: ibu BAB 1-2x sehari, warna kuning kecoklatan, lunak dan tidak
ada keluhan.
- BAK: ibu BAK 6-7x sehari, warna urine kuning jernih, bau khas
amoniak dan tidak ada nyeri saat BAK.
Selama nifas:
- BAB: ibu BAB 1x sehari, warna kuning kecoklatan, lunak dan tidak ada
keluhan.
- BAK: ibu BAK 4-5x sehari, warna kuning jernih, bau khas amoniak dan
tidak ada rasa nyeri saat BAK.
4. Istirahat
Selama hamil:
Ibu mengatakan tidur siang 2-4 jam dan tidur malam 8 jam.
Selama nifas:
Ibu mengatakan tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 5-6 jam.
5. Keadaan psikologis
Ibu mengatakan merasa bahagia dan sangat senang dengan kelahiran anak
pertamanya dalam keadaan sehat.
6. Spiritual
Selama hamil:
Ibu mengatakan sering melewatkan salat 5 waktu, ibu sesekali membaca AlQur’an dan tidak
terlalu memahami tajwidnya
Selama nifas:
Ibu mengetahui bahwa selama 40 hari masa nifas tidak diperbolehkan untuk
melaksanakan ibadah dan setelah 40 hari ibu harus mandi wajib sebelum
melaksanakan ibadah.
H. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
2. Bendungan ASI
Data subjektif:
Ibu mengatakan payudaranya terasa bengkak, merah, nyeri dan keras sejak
tanggal 30 april 2017, pukul 01.30 wita, ibu mengatakan merasa demam.
Data objektif:
Dari pemeriksaan fisik, payudara tampak merah, bengkak, teraba keras pada
saat palpasi, dan terdapat nyeri tekan. Dari pemeriksaan suhu tubuh
didapatkan hasil 380C.
2. Kriteria keberhasilan
a. Bendungan ASI telah teratasi
b. Payudara ibu tidak bengkak, dan sakit lagi
c. Ibu dapat menyusui bayinya secara on demand
d. Tanda-tanda vital dalam batas normal
1) Tekanan darah : sistole 100-120 mmHg
Diastole 70- 90 mmHg
2) Nadi : 80- 90x/ menit 45
3) Suhu : - C
4) Pernapasan : 16- 20x/ menit
3. Rencana asuhan
Tanggal 30 april 2017
a. Sampaikan kepada ibu tentang kondisinya sekarang bahwa ibu mengalami
bendungan ASI.
Rasional : dengan menjelaskan mengenai keadaan yang dialaminya maka ibu
akan mengerti sehingga ibu akan bersifat kooperatif terhadap tindakan
dan anjuran petugas kesehatan.
b. Observasi tanda-tanda vital
Rasional: tanda-tanda vital dapat memberikan gambaran dalam menetukan
tindakan selanjutnya.
c. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand di kedua payudaranya
secara bergantian.
Rasional: agar nutrisi bayi dapat tercukupi dan tidak terjadi penampungan ASI
yang berlebihan.
d. Berikan penjelasan kepada ibu cara mengatasi keluhan yang dirasakan seperti:
1) Menyanggah payudara dengan bebat atau bra yang pas
2) Kompres payudara dengan menggunakan kain basah/hangat selama 5 menit
3) Urut payudara dari arah pangkal menuju putting
4) Keluarkan ASI dari bagian depan payudara sehingga putting menjadi lunak
Rasional : dengan menjelaskan cara mengatasi keluhan kepada ibu, ibu akan tidak
terlalu merasakan keluhan yang dialami dan akan membantu petugas
kesehatan dalam proses penyembuhannya.
Subjektif (S)
1. Ibu mengatakan payudaranya terasa bengkak, merah, nyeri dan terasa keras
sejak tanggal 30 april 2017 pukul 01.30 wita.
2. Ibu mengatakan suhu badannya terasa panas
3. Ibu mengatakan melahirkan pada tanggal 27 april 2017 pukul 13.20 wita
4. Ibu mengatakan bayinya malas menyusu dan ASI nya belum keluar
5. Ibu mengatakan merasa cemas dengan keadaanya
Objektif (O)
1. Keadaan umum ibu baik
2. Kesadaran composmentis
3. Tanda- tanda vital
Tekanan darah: 120/ 70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 380C
Pernapasan : 22x/ menit
4. Pemeriksaan fisik
a. Mata
Konjungtiva merah muda, tidak ada icterus
b. Mulut/gigi
bMulut tampak bersih,mukosa tampak lembab, tidak ada karies pada gigi
c. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe, dan vena jugularis
d. Payudara
Payudara ibu tampak merah, puting susu menonjol, hiperpigmentasi
areola mammae, tampak membesar, bengkak, dan terasa nyeri ketika
dilakukan palpasi.
e. Abdomen
Tidak ada bekas operasi, tampak striae livide, linea nigra, TFU (Tinggi
Fundus Uteri) 3jrbpst, tidak ada nyeri tekan pada perut bagian bawah
f. Genetalia
Tampak pengeluaran lochea sanguenolenta, tidak tampak luka jahitan,
dan tidak ada varices.
g. Ekstremitas
Tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada varises
Assesment (A)
Ny “Fana” post partum hari ketiga dengan bendungan ASI
Planning (P)
Tanggal 30 April 2017
1. Menyampaikan kepada ibu tentang kondisinya sekarang bahwa ibu
mengalami bendungan ASI.
Hasil: ibu telah mengetahui tentang kondisinya sekarang
2. Mengobservasi tanda-tanda vital
Hasil: tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 380C, pernapasan
22x/menit.
3. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand di kedua
payudaranya secara bergantian.
53
Hasil: ibu bersedia melakukannya
4. Memberikan penjelasan kepada ibu cara mengatasi keluhan yang dirasakan
seperti:
a. Menyanggah payudara dengan bebat atau bra yang pas
b. Kompres payudar dengan menggunakan kain basah/hangat selama 5 menit
c. Urut payudara dari arah pangkal menuju putting
d. Keluarkan ASI dari bagian depan payudara sehingga putting menjadi
lunak
Hasil: ibu bersedia melakukannya
5. Mengajarkan kepada ibu cara melakukan perawatan payudara
Hasil: ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
6. Mengajarkan ibu teknik dan posisi menyusui yang baik dan benar.
Hasil: ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
7. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi sayuran hijau dan makanan yang
bergizi
Hasil: ibu bersedia melakukannya
8. Memberikan terapi obat paracetamol 500 mg 3x1 per oral.
Hasil: obat telah diberikan
9. Melakukan pendokumentasian
Hasil: telah dilakukan pendokumentasian