Bab Ii
Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
atau lynoral tablet 3 kali sehari selama 2-3 hari untuk membendung
sementara produksi ASI.
Kepenuhan fisiologis adalah sejak hari ketiga sampai hari keenam
setelah persalinan, ketika ASI secara normal dihasilkan, payudara menjadi
sangat penuh. Hal ini bersifat fisiologis dan dengan penghisapan yang
efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi, rasa penuh tersebut pulih dengan
cepat. Namun dapat berkembang menjadi bendungan. Pada bendungan,
payudara terisi sangat penuh dengan ASI dan cairan jaringan. Aliran vena
limpatik tersumbat, aliran susu menjadi terhambat dan tekanan pada
saluran ASI dengan alveoli meningkat. Payudara menjadi bengkak, merah
dan mengkilap.Jadi dapat diambil kesimpulan perbedaan kepenuhan
fisiologis maupun bendungan ASI pada payudara adalah :
a. Payudara yang penuh terasa panas, berat dan keras. Tidak terlihat
mengkilap. ASI biasanya mengalir dengan lancar dengan kadang
kadang menetes keluar secara spontan.
b. Payudara yang terbendung membesar, membengkak dan sangat nyeri.
Payudara terlihat mengkilap dan puting susu teregang menjadi rata. ASI
tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit menghisap ASI sampai
bengkak berkurang (Rustam 2012).
Bila nyeri ibu tidak mau menyusui keadaan ini akan berlanjut, asi
yang disekresi akan menumpuk sehingga payudara bertambah tegang.
Gelanggang susu menonjol dan putting menjadi lebih getar. Bayi menjadi
sulit menyusu. Pada saat ini payudara akan lebih meningkat, ibu demam
dan payudara terasa nyeri tekan terjadi statis pada saluran asi (ductus
akhferus) secara local sehingga timbul benjolan local (Wiknjosastro, 2012).
puting susu teregang menjadi rata. Ibu terkadang akan demam namun
akan hilang dalam 24 jam ( Imron dan Asih, 2019 ).
h. Fisiologis Payudara
Selama kehamilan, hormone prolaktin dari plasenta meningkat
tetapi ASI Biasanya belum keluar karea masih dihambat oleh kadar
estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan,
kadar estrogen dan progestero menurun drastic, sehingga prolaktin lebih
dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan
menyusukan lebih dini terjadi perangsangan putting susu, terbentuklah
prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI lebih lancar. Dua reflek
pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu prolaktin dan
reflek aliran timbul karena akibat perangsangan putting susu karena
hisapan oleh bayi. (Putra, S.R 2015)
2. Perawatan Payudara
a. Pengertian Perawatan Payudara
Perawatan payudara adalah upaya untuk menjaga kebersihan
payudara dan langkah pemeliharaan payudara untuk menghindari
terjadinya masalah-masalah yang menghalangi atau menghambat
kelancaran proses laktasi.Pada masa menyusui, payudara harus
dirawat agar tidak timbul masalah pada masa menyusui.
Payudara adalah pelengkap organ reproduksi wanita dan pada masa
laktasi akan mengeluarkan air susu. Payudara mungkin akan sedikit
berubah warna sebelum kehamilan, areola (area yang mengelilingi
puting susu) biasanya berwarna kemerahan, tetapi akan menjadi coklat
dan mungkin akan mengalami pembesaran selama masa kehamilan
dan masa menyusui(Manuaba, 2011).
12
e. Payudara meradang
f. Payudara kotor
g. Ibu belum siap menyusui
h. Kulit payudara terutama putting akan mudah lecet
(Prawirohardjo, 2011).
b. Kandungan
Kubis .mengandung asam amino glutamine yang diyakini dapat
mengobati semua jenis peradangan, salah satunya radang yang terjadi pada
payudara. Kompres daun kol terbukti menurunkan pembengkakan pada
area tubuh yang mengalami bengkak. Prosedur ini merupakan suatu
prosedur yang menggunakan respon alami dari tubuh yang terhadap zat-zat
yang terkandung dalam kol yang diabsorsi oleh kulit dan efek dingin dari
kol yang menyebabkan menurunnya rasa sakit dan pembengkakan pada
16
payudara. Kubis atau kol juga kaya akankandungan sulfur yang diyakini
dapat mengurangi pembengkakan dan peradangan payudara (Green, 2015).
Kubis (Brassica Oleracea Var. Capitata) diketahui mengandung
asam amino metionin yang berfungsi sebagai antibiotic dan kandungan
lain seperti sinigrin (Allylisothiocyanate), minyak mustard, magnesium,
Oxylate heterosides belerang, hal ini dapat membantu memperlebar
pembuluh darah kapiler sehingga meningkatkan aliran darah untuk keluar
masuk dari daerah tersebut, sehingga memungkinkan tubuh untuk
menyerap kembali cairan yang terbendung dalam payudara tersebut. Selain
itu daun kubis juga mengeluarkan gel dingin yang dapat menyerap panas
yang ditandai dari klien merasa lebih nyaman dan daun kubis menjadi
layu/matang setelah 30 menit penempelan.
Kompres kubis dapat meredakan nyeri karena dingin dapat
mengurangi prostaglandin yang memperkuat reseptor nyeri, menghambat
proses inflamasi, merangsang pelepasan endorfin sehingga menurunkan
transmisi nyeri melalui diameter serabut C yang mengecil serta
mengaktivasi transmisi serabut saraf sensorik A- beta yang lebih cepat dan
besar (Weniarti, 2016).
B. Kewenangan Bidan
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2019 Tentang Kebidanan, bahwa pelayanan kesehatan kepada masyarakat
khususnya perempuan, bayi, dan anak yang dilaksanakan oleh bidan masih
dihadapkan pada kendala profesionalitas, kompetensi, dan kewenangan.
Berdasarkan peraturan mentri kesehatan (permenkes) nomor 28 tahun 2017
tentang izin dan penyelengaraan praktik bidan.
1. Pasal 18 Dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan, Bidan memiliki
kewenangan untuk memberikan:
a.Pelayanan kesehatan ibu;
b.Pelayanan kesehatan anak; dan
c.Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
2. Pasal 19
a. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf a
diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan, masa
nifas, masa menyusui, dan masa antara dua kehamilan.
b. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
pelayanan:
1) Konseling pada masa sebelum hamil;
2) Antenatal pada kehamilan normal;
3) Persalinan normal;
4) Ibu nifas normal;
5) Ibu menyusui; dan
6) Konseling pada masa antara dua kehamilan.
c. Memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada
ayat(2), Bidan berwenang melakukan:
1) Episiotomi;
2) Pertolongan persalinan normal;
3) Penjahitan luka jalan lahir tingkat i dan ii;
4) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan;
5) Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil
19
3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Apriani, dkk tahun 2018 yang
berjudul “Efektivitas Penatalaksanaan Kompres Daun Kubis (Brassica
Oleracea Var. Capitata) Dan Breast Care Terhadap Pembengkakan
Payudara Bagi Ibu Nifas” hasil penelitian menunnjukan hasil analisis
selisih skor pembengkakan payudara sebelum dan sesudah perlakuan
antara kelompok eksperimen dibandingkan kelompok kontrol dengan uji
mann whitney didapat nilai p < 0,001, serta nilai Z -3.306, mean rank
kelompok eksperimen 10,60 serta mean rank kelompok kontrol 20,40.
Kesimpulan ada perbedaan selisih skor pembengkakan payudara sebelum
dan sesudah perlakuan yang secara statistik signifikan antara kelompok
eksperimen dibandingkan kelompok kontrol dimana penatalaksanaan
kompres daun kubis dan breast care lebih efektif.
21
D. Kerangka Teori