Skripsi-5304181172-Bab I Pendahuluan
Skripsi-5304181172-Bab I Pendahuluan
Skripsi-5304181172-Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
1
suatu penurunan sehingga perusahaan bisa mempertimbangkan keputusan yang akan
diambil untuk tahun yang akan datang sesuai dengan kinerja perusahaannya. Analisis
keuangan laporan tentang suatu perusahaan dapat dianalisis dengan menggunakan
metode analisis yaitu analisis rasio keuangan. Dengan menggunakan metode analisis
ini peneliti dapat mempelajari kemajuan atau pertumbuhan perusahaan baik di sektor
swasta maupun BUMN.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah perusahaan yang mayoritas
sahamnya dimiliki oleh Pemerintah. Menurut Pasal 19 UU BUMN Tahun 2003
tentang BUMN (selanjutnya disebut BUMN) adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung
yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Di sisi lain, perusahaan BUMN
(selanjutnya disebut Persero) adalah perseroan terbatas yang modalnya terbagi
menjadi beberapa saham dan memiliki seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh
satu persen) saham Itu tergantung Negara Republik Indonesia yang bertujuan mencari
keuntungan. (Chasanah, 2015).
Penilaian kinerja perusahaan, khususnya perusahaan BUMN, didasarkan pada
peraturan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-
100/MBU/2002 tentang Badan Usaha Milik Negara. Kinerja suatu perusahaan
merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan yang dianalisis dengan
menggunakan alat analisis keuangan dan digunakan untuk mengetahui apakah kondisi
keuangan perusahaan baik atau buruk untuk periode selanjutnya. Penilaian kinerja
keuangan terdiri dari tiga aspek yaitu keuangan, operasional, dan manajemen. Pada
penelitian ini penulis menggunakan penilaian dari aspek keuangan. Dimana penilaian
ini didasarkan pada Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-
100/MBU/2002 tentang penilaian tingkat kesehatan Badan Usaha Milik Negara
(Ekawati, 2016).
Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP
100/MBU/2002 tentang penilaian tingkat kesehatan BUMN, penilaian kinerja
perusahaan BUMN pada aspek keuangan dilakukan dengan melihat beberapa rasio.
2
Rasio tersebut merupakan indikator yang ditetapkan pemerintah untuk mengukur
kinerja keuangan perusahaan BUMN (Prayoga, 2014). Rasio-rasio keuangan itu
meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas
(Herlin dan Yanti, 2021). Dalam penelitian ini penulis mengambil masing-masing
jenis rasio tersebut diwakili oleh indikator rasio keuangan yang memiliki keterkaitan
lebih erat dengan perolehan laba. Yang pertama Rasio Likuiditas diwakili dengan
Current Ratio, Cash Ratio dan Quick Ratio, Rasio Solvabilitas diwakili dengan Debt
To Asset Ratio, Debt To Equity Ratio dan Rasio Total Modal Sendiri, Rasio Aktivitas
diwakili dengan Perputaran Persediaan, Perputaran Aktiva dan Perputaran Piutang.
Rasio Profitabilitas diwakili dengan Return on Assets, Return on Equity dan Net
Profit Margin.
PT. Pegadaian adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang
transfer dana pinjaman berdasarkan Undang-Undang gadai. PT. Pegadaian
melakukan penilaian, pengukuran, dan manajemen risiko. Misalnya, risiko
pembiayaan saat meminjamkan kepada nasabah. PT. Pegadaian menghadapi risiko
yang mungkin timbul dari ketidakmampuan investasi untuk memenuhi permintaan
pasar yang tinggi karena investor yang membayar jangka pendek menarik diri karena
fluktuasi suku bunga dan struktur modal. Dalam kondisi ini, kemampuan PT.
pegadaian yang beroperasi akan berkurang sehingga mempengaruhi kinerja laba dan
pada akhirnya menurunkan tingkat laba PT. Pegadaian.
PT. Pegadaian memegang peranan penting dalam membantu mewujudkan
kepentingan masyarakat. Karena sifat pelayanannya yang sederhana dan cepat, PT
Pegadaian tentunya menjadi salah satu alternatif pinjaman bagi masyarakat karena
persyaratannya relatif mudah. Keberadaan PT Pegadaian pada dasarnya adalah untuk
melayani barang publik dan sekaligus menghasilkan keuntungan sesuai dengan
prinsip-prinsip tata kelola perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, PT Pegadaian
perlu bertahan dalam persaingan bebas dan sangat ditentukan oleh kinerja keuangan
perusahaan. (Ekawati, 2016). Untuk meningkatkan kinerja keuangannya perusahaan
harus menetapkan strategi yang matang untuk kemajuan perusahaan dalam kurun
3
waktu yang panjang. Sehingga apabila terjadinya bencana tidak terduga yang dapat
menyebabkan pertumbuhan perekonomian tidak stabil, perusahaan bisa mengatasi hal
tersebut dengan rencana strategi yang telah disusun. Apalagi pada masa ini yang
keadaan perekonomian mulai tidak stabil karena adanya kasus pandemi covid-19.
Beberapa perusahaan terkena dampak karena fenomena ini. Kondisi ekonomi yang
tidak stabil juga menuntut perusahaan untuk mempertahankan kinerjanya agar tidak
turun.
Fenomena covid-19 yang tidak terduga kejadiannya, membuat sebagian
perusahaan terkena dampaknya. Salah satu nya ada pada PT. Pegadaian (Persero).
“Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto menyampaikan
kinerja pegadaian hingga pada 2020 relatif positif, kecuali laba yang turun akibat
kebijakan bisnis dan operasional selama pandemi. Kuswiyoto menyampaikan total
laba bersih perusahaan pada 2020 hanya sebesar Rp 2,02 triliun atau turun 12 persen
dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 3,11 triliun. Biaya naik karena
pandemi ini nasabah kami banyak terkena dampak, kita buat cadangan yang cukup
untuk cover nasabah kami yang tidak bisa bayar cicilannya. Jadi kami naikkan
cadangan yang besar. Dengan pencadangan yang bagus ini, insya Allah di 2021
Pegadaian tidak perlu lagi pencadangan sehingga bisa fokus pada operasional dan
pelayanan," ujar Kuswiyoto di berita republika Senin, 08 Feb 2021 (republika.co.id).
Salah satu tujuan PT. Pegadaian (Persero) yaitu memperoleh laba. Untuk
mencapai tujuan tersebut, perusahaan perlu menstabilkan kinerja keuangannya.
Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dinilai dari efektifitas pengelolaannya yang
tercermin dari kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Ketika total biaya
pendapatan terlampaui, perusahaan mendapat untung. Jika keuntungan perusahaan
meningkat dari tahun ke tahun, perusahaan tersebut berada dalam kondisi yang baik.
Namun, laba yang besar bukanlah ukuran mutlak kinerja keuangan suatu perusahaan.
Kinerja keuangan juga dapat dilihat dari aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam
menjalankan bisnisnya baik pembelian, penjualan, maupun aktivitas lainnya. Analisis
yang diterapkan tidak menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam
4
siklus produksi normal. Selain itu, kinerja keuangan ditunjukkan dengan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Analisis laporan keuangan perusahaan menunjukkan perbandingan aset
(total aset) dan kewajiban (baik jangka pendek maupun jangka panjang), sehingga
tersedia informasi tentang kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajiban keuangan pada saat perusahaan dilikuidasi (Chasanah, 2015). Oleh Karena
itu, diperlukan suatu teknik-teknik analisis, seperti analisis rasio keuangan, dengan
adanya teknik analisis tersebut maka dapat diketahui tentang prospek pada suatu
perusahaan.
Dari yang dijelaskan diatas, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
kinerja BUMN pada aspek keuangan perusahaan dengan menggunakan analisis rasio
keuangan. Maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai laporan
keuangan pada PT. Pegadaian (Persero) yang diangkat dengan judul “Analisis Rasio
Keuangan dalam Menilai Kinerja Keuangan pada PT. Pegadaian (Persero)
Periode 2016-2020”.
5
1.3 Batasan masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka
penulis membatasi masalah pada penelitian ini mengenai penilaian kinerja PT.
Pegadaian (Persero) periode 2016-2020 dari aspek keuangan dengan menggunakan
analisis rasio keuangan yaitu: Rasio Likuiditas menggunakan Current Ratio, Cash
Ratio dan Quick Ratio, Rasio Solvabilitas menggunakan Debt To Asset Ratio, Debt
To Equity Ratio dan Total Modal Sendiri, Rasio Aktivitas menggunakan Perputaran
Persediaan, Perputaran Aktiva dan Collection Periods. Rasio Profitabilitas
menggunakan Return on Assets, Return on Equity dan Net Profit Margin.
6
2. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan informasi bagi perusahaan dan pihak manajemen untuk
membantu masalah kebijaksanaan perusahaan dalam mengelola keuangan
perusahaan secara efektif dan efisien dimasa yang akan datang.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan pedoman dan referensi yang
penting dalam melihat data perusahaan untuk melanjutkan penelitian yang
serupa.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini, penulis mengemukakan dasar serta permasalahan yang akan
dibahas, yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan dan manfaat serta sistematika penulisan.
7
Pada bab ini, menjelaskan tentang metode penelitian yang terdiri dari
lokasi dan waktu penelitian, objek penelitian, jenis dan sumber data,
teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, teknik
pengelolaan data, metode analisis data, jenis penelitian dan definis
konsep dan operasional.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bagian dari penelitian yang telah dilakukan untuk
menjelaskan tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran dari
peneliti.
DAFTAR PUSTAKA