Materi Sistem Gerak

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMA NEGERI 3 AMBON
Jln. Pantai Rumahtiga Tlp. 0911-3825294, email. [email protected]

MATERI

SISTEM GERAK

Sistem Gerak
❏ Tulang
❏ Otot

Jenis-jenis tulang
❏ Berdasarkan zat penyusunnya: Tulang rawan dan tulang keras.
❏ Berdasarkan bentuknya: Tulang pipa, tulang pipih, tulang pendek, dan tulang tak berbentuk.

Tulang rawan
❏ Sering disebut kartilago/tulang muda.
❏ Penyusun tulang rawan adalah sel-sel tulang rawan yang disebut kondrosit.
❏ Setiap kondrosit terletak di dalam rongga kecil yang disebut lakuna.
❏ Lakuna dikelilingi oleh matriks tulang rawan berupa serabut elastin, serabut fibrosa, dan serabut kolagen.
❏ Matriks disintesis oleh kondrosit.
❏ Tulang rawan bersifat lentur, tetapi kuat.
❏ Berdasarkan kandungan matriksnya, tulang rawan dibagi menjadi tulang rawan hialin, tulang rawan elastin, dan tulang
rawan fibrosa.
Tulang keras
❏ Tersusun atas sel-sel tulang keras yang disebut osteosit.
❏ Osteosit terletak di dalam lakuna, tersusun dalam lapisan konsentris yang disebut lamela.
❏ Lamela mengelilingi saluran Havers yang mengandung serabut saraf dan pembuluh darah.
❏ Di antara osteosit-osteosit terdapat saluran-saluran antar osteosit yang berperan dalam suplai makanan. Saluran tersebut
dikenal dengan kanalikuli.
❏ Nutrisi berdifusi dari sel ke sel melalui kanalikuli.
❏ Osteosit dibentuk oleh sel-sel osteoblas.
❏ Selain osteoblas, juga terdapat osteoklas, yaitu sel besar berinti banyak.
❏ Osteoklas menghasilkan enzim kolagenase proteolisis yang berfungsi merombak tulang dan mengatur bentuk tulang.
❏ Sekitar dua pertiga bagian matriks tulang keras terdiri atas berbagai mineral seperti kalsium fosfat, kalsium klorida, dan
magnesium fosfat.
❏ Sepertiga bagian tulang keras tersusun atas serabut kolagen yang menyebabkan sifat elastis dan mengurangi kerapuhan pada
tulang.
❏ Permukaan luar tulang keras dibungkus oleh membran yang disebut periosteum yang berfungsi melindungi tulang keras dan
menyediakan tempat perlekatan bagi tendon dan ligamen.
❏ Periosteum menutupi hampir seluruh bagian tulang keras, kecuali pada bagian persambungan antar tulang (persendian).
❏ Persendian ditutupi oleh kartilago yang lebih lunak.
❏ Periosteum mengandung banyak pembuluh darah, pembuluh limfa, dan saraf. Pembuluh darah pada periosteum
menyediakan nutrisi, oksigen, dan mineral untuk menjaga tulang tetap sehat.
❏ Tulang keras terutama berfungsi sebagai penyusun rangka tubuh.
❏ Berdasarkan strukturnya, tulang keras dibedakan menjadi tulang padat/kompak dan tulang spons.

Tulang pipa
❏ Adalah suatu tabung tulang padat dengan tulang spons di dalamnya.
❏ Berbentuk seperti pipa, yaitu bulat, panjang, dan berongga.
❏ Rongga tulang pipa berisi sumsum kuning dan sumsum merah.
❏ Fungsi utama sebagai pengungkit dan penyokong, serta untuk gerak.

Tulang pipih
❏ Berbentuk pipih dan tersusun atas dua lapis tulang padat yang dipisahkan oleh tulang spons. Rongga di dalamnya berisi
sumsum merah.
❏ Fungsi utama sebagai pelindung organ-organ penting, seperti otak, jantung, paru-paru, dan kantung kemih.
❏ Beberapa jenis tulang pipih, seperti tulang belikat, dan tulang panggul merupakan tempat perlekatan otot.
Tulang pendek
❏ Berbentuk pendek, bulat, atau menyerupai kubus.
❏ Bagian luar tulang pendek dibentuk oleh lapisan tipis tulang padat. Bagian dalamnya disusun oleh tulang spons dengan
rongga-rongga yang berisi sumsum merah.
❏ Berfungsi untuk meredam goncangan yang keras dan terdapat pada persendian yang kompleks, seperti pada persendian lutut
dan mata kaki. Selain itu juga berfungsi sebagai peredam jika terjadi suatu tekanan.

Tulang tak berbentuk


❏ dinamakan juga tulang tak beraturan karena bentuk tulang ini bermacam-macam dan sulit dideskripsikan.
❏ Merupakan tulang yang tidak berpasangan dan terdapat pada bidang sumbu tubuh.
❏ Berfungsi sebagai pelindung, penyokong, dan tempat perlekatan otot.

Pembentukan dan Pertumbuhan Tulang


❏ Rangka manusia terbentuk pada akhir bulan kedua atau awal bulan ketiga pada waktu perkembangan embrio. Akan terus
tumbuh hingga seseorang mencapai umur 25 tahun (tergantung individu).
❏ Tulang mengalami proses osifikasi setelah bayi dilahirkan.
❏ Rangka tubuh dalam masa embrio masih berupa tulang rawan (kartilago) yang dibentuk oleh sel-sel mesenkim. Di dalam
kartilago terdapat osteoblas yang merupakan sel-sel pembentuk tulang keras. Osteoblas akan mengisi jaringan di
sekelilingnya dan membentuk osteosit (sel-sel tulang). Osteoblas merupakan sel-sel tulang yang aktif membelah, sedangkan
osteosit adalah sel-sel tulang yang sudah berhenti membelah.
❏ Sel-sel tulang dibentuk secara konsentris (dari arah dalam ke luar). Setiap sel-sel tulang akan mengelilingi pembuluh darah
dan serabut saraf, membentuk sistem Havers. Selain itu di sekeliling sel-sel tulang ini terbentuk senyawa protein pembentuk
matriks tulang. Matriks tulang akan mengeras karena adanya garam kapur dan garam fosfat.
❏ Di dalam tulang terdapat sel-sel osteoklas.Sel-sel ini berfungsi menyerap kembali sel-sel tulang yang sudah rusak dan
dihancurkan. Adanya aktivitas sel osteoklas ini menyebabkan tulang akan berongga. Rongga ini kelak akan berisi sumsum
tulang. Osteoklas membentuk rongga, sedangkan osteoblas terus membentuk osteosit baru ke arah permukaan luar. Dengan
demikian, tulang akan bertambah besar dan berongga.
❏ Osifikasi dibedakan menjadi osifikasi intramembran dan osifikasi endokondral.
❏ Osifikasi intramembran disebut juga penulangan langsung (osifikasi primer). Dalam proses ini, tulang terbentuk dari sel-sel
mesenkim. Proses ini terjadi pada tulang pipih, misalnya tulang tengkorak dan tulang klavikula (tulang selangka).
Penulangan ini terjadi secara langsung dan tidak akan terjadi lagi untuk selamanya.
❏ Osifikasi endokondral, dalam proses ini sel-sel mesenkim berdiferensiasi terlebih dahulu menjadi kartilago yang selanjutnya
menjadi tulang keras. Osifikasi endokondral bertanggung jawab atas pembentukan sebagian besar tulang manusia. Proses
osifikasi ini terjadi pada pembentukan tulang panjang, ruas-ruang tulang belakang, dan pelvis.
Susunan Rangka
❏ Rangka yang menopang tubuh orang dewasa umumnya terdiri atas 206 tulang dan dapat dibagi menjadi rangka aksial dan
rangka apendikular.
❏ Rangka aksial adalah tulang-tulang yang membentuk sumbu tubuh, yaitu tengkorak, tulang belakang, dan tulang rusuk.
❏ Rangka apendikular adalah tulang-tulang anggota tubuh yang secara umum berfungsi menggerakkan tubuh. Rangka
apendikular tersusun atas tulang-tulang tangan, kaki, gelang bahu, dan gelang panggul.

Persendian Tulang
❏ Persendian/artikulasi merupakan hubungan antara tulang yang satu dan tulang yang lain.
❏ Berdasarkan kemampuan gerak tulang yang saling berhubungan, ada tiga macam persendian, yaitu sinartrosis, amfiartrosis,
dan diartrosis.

Sinartrosis
❏ Hubungan antar tulang direkatkan oleh jaringan ikat atau oleh kartilago hialin yang kemudian mengalami osifikasi.
Akibatnya persendian tidak dapat digerakan. Karena itulah, persendian ini disebut juga sendi mati.
❏ Ada dua macam sinartrosis, yaitu sinartrosis sinfibrosis dan sinartrosis sinkondrosis.
❏ Pada sinartrosis sinfibrosis, tulang-tulang dihubungkan oleh jaringan ikat serabut (fibrosa). Contohnya; hubungan antar
tulang tengkorak.
❏ Sinartrosis sinkondrosis, tulang-tulang dihubungkan oleh jaringan kartilago hialin. Contohnya; hubungan antara tulang
rusuk dan tulang dada.

Amfiartrosis
❏ Hubungan antar tulang yang dihubungkan oleh jaringan kartilago hialin.
❏ Pada amfiartrosis, tulang-tulang yang berhubungan masih dapat digerakkan, walaupun sangat terbatas. Contohnya;
hubungan antara tulang rusuk dan ruas-ruas tulang belakang.

Diartrosis
❏ Hubungan antar tulang tidak dihubungkan oleg kartilago atau jaringan ikat, tetapi oleh struktur tertentu yang memungkinkan
dua tulang yang berhubungan dapat bergerak bebas.
❏ Struktur yang membangun suatu persendian ini terdiri atas kapsul persendian, ligamen, kartilago hialin, rongga sinovial, dan
cairan sinovial.
❏ Kapsul persendian tersusun atas dua lapisan, yaitu lapisan dalam (membran sinovial) dan lapisan luar (membran fibrosa).
❏ Membran sinovial merupakan selaput yang membatasi sendi. Membran ini menyekresi cairan sinovial (minyak sendi) yang
berfungsi melumasi ujung-ujung pada tulang persendian.
❏ Membran sinovial ditutupi oleh membran fibrosa. Fungsi membran fibrosa menghubungkan tulang-tulang yang berdekatan
dan membantu menstabilkan persendian.
❏ Ligamen merupakan jaringan ikat yang dapat meregang dan mengikat kedua ujung tulang untuk mencegah bergesernya
tulang-tulang tersebut.
❏ Tulang rawan/kartilago hialin terdapat pada ujung-ujung tulang di persendian. Fungsinya melindungi tulang dan mencegah
ujung-ujung tulang saling berbenturan.
❏ Pada beberapa persendian terdapat kantong kecil berisi cairan yang disebut bursae yang berfungsi melandasi sendi dan
membantu tendon atau ligamen meluncur di atas tulang.
❏ Berdasarkan tulang pembentuk sendi dan arah geraknya, persendian diartrosis dibedakan menjadi sendi luncur, sendi putar,
sendi pelana, sendi engsel, sendi kondiloid, dan sendi peluru.
Diartrosis (sendi luncur)
❏ Memungkinkan tulang bergerak dengan arah yang berbeda/saling bergeser.
❏ Contoh; sendi antara tulang telapak kaki/tangan dan tulang pergelangan kaki/tangan atau sendi antara tulang rusuk dan
tulang dada.

Diartrosis (sendi putar/guling)


❏ Memungkinkan tulang bergerak memutari tulang yang lain atau sumbu sendi.
❏ Contoh; sendi antara tulang hasta dan tulang pengumpil, atau sendi antara tulang atlas dan tulang aksis.

Diartrosis (sendi pelana)


❏ Memungkinkan tulang bergerak ke dua arah seperti orang menunggang kuda diatas pelana.
❏ Contoh terdapat pada ibu jari.
Diartrosis (sendi engsel)
❏ Memungkinkan tulang bergerak hanya ke satu arah, seperti engsel pintu.
❏ Contohnya; sendi pada siku, pada lutut, pada pergelangan kaki, atau sendi pada ruas-ruas jari.

Diartrosis (sendi kondiloid/elipsoid)


❏ Memiliki bentuk seperti sendi peluru, tetapi tidak memungkinkan banyak gerakan. Gerakan yang terjadi adalah menggeser
atau meluncur.
❏ Contoh; sendi antara dasar tengkorak dan ruas pertama tulang punggung yang memungkinkan kepala mengangguk.
❏ Contoh lain adalah sendi pada ruas-ruas jari, serta sendi antara tulang pergelangan tangan dan tulang-tulang jari yang
memungkinkan jari menekuk dan mengepal.

Diartrosis (sendi peluru)


❏ Memungkinkan tulang bergerak ke segala arah, contohnya sendi antara tulang lengan atas dan gelang bahu, atau sendi antara
tulang paha dan gelang panggul.

Anda mungkin juga menyukai