Makalah Ilmu Hukum
Makalah Ilmu Hukum
Makalah Ilmu Hukum
“ILMU HUKUM “
Dosen Pengampu :
1. Suro Warsito(23671061)
2. Pedo Sepdiansyah(23671043)
3. Nining Anjarwati(23671042)
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr., Wb.
Segala puji atas kehadirat Allah SWT., karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga
kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul :Ilmu hukum” yang
dibimbing oleh ibu Santi Susanti S.H.I M.H.
Dalam proses penyajiannya, makalah ini berusaha disusun dengan baik dengan
sejumlah sumber yang kami gunakan untuk membantu dalam memahami materi yang
menjadi fokus kajian ini. Kemudian, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang turut membantu dalam penulisan dan penyusunan makalah ini. Selain itu, kami
juga mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah ini kedepannya dan
membangun pola pikir yang baik dan benar.Demikianlah makalah ini kami susun, kami
mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini, Terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr., Wb.
Pemakalah
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peranan hukum di dalam masyarakat khususnya dalam menghadapi perubahan
masyarakat perlu dikaji dalam rangka mendorong terjadinya perubahan sosial. Pengaruh
peranan hukum ini bisa bersifat langsung dan tidak langsung atau signifikan atau tidak.
Hukum memiliki pengaruh yang tidak langsung dalam mendorong munculnya perubahan
sosial pada pembentukan lembaga kemasyarakatan tertentu yang berpengaruh langsung
terhadap masyarakat. Di sisi lain, hukum membentuk atau mengubah institusi pokok atau
lembaga kemasyarakatan yang penting, maka terjadi pengaruh langsung, yang kemudian
sering disebut hukum digunakan sebagai alat untuk mengubah perilaku masyarakat.
Hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum hukum Eropa,
hukum Agama dan hukum Adat. Sebagian besar sistem yang dianut, baik perdata maupun
pidana, berbasis pada hukum Eropa kontinental, khususnya dari Belanda karena aspek
sejarah masa lalu Indonesia yang merupakan wilayah jajahan dengan sebutan Hindia
Belanda (Nederlandsch-Indie). Hukum Agama, karena sebagian besar masyarakat
Indonesia menganut Islam, maka dominasi hukum atau Syari'at Islam lebih banyak
terutama di bidang perkawinan, kekeluargaan dan warisan. Selain itu, di Indonesia juga
berlaku sistem hukum Adat, yang merupakan penerusan dari aturan-aturan setempat dari
masyarakat dan budaya-budaya yang ada di wilayah Nusantara.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
a. Pengertian Hukum
b. System peradilan nasional
c. Peranan Lembaga-Lembaga peradilan
C. Tujuan Makalah
Dengan adanya makalah ini, para mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan
memahami hal-hal di bawah ini:
a. Mengetahui Pengertian Hukum
4
b. Mengetahui System peradilan nasional
c. Mengetahui Peranan Lembaga-Lembaga peradilan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ilmu hukum
Ilmu hukum adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari sistem hukum,
prinsip-prinsip hukum, serta bagaimana hukum digunakan dan diterapkan dalam
masyarakat. Ilmu hukum sangat luas dan kompleks, dan dapat dibagi menjadi beberapa
sub-disiplin. Berikut adalah pengembangan secara rinci mengenai ilmu hukum:
1. Definisi Ilmu Hukum
Ilmu hukum adalah studi tentang peraturan, norma, dan prinsip-prinsip yang
mengatur perilaku individu dan entitas dalam masyarakat. Ini mencakup hukum tertulis,
hukum kasus, dan praktek-praktek hukum yang berkembang dalam sistem hukum yang
berbeda.
2. Sejarah Ilmu Hukum
Ilmu hukum memiliki akar yang sangat kuno, dengan berbagai sistem hukum yang
telah ada sepanjang sejarah manusia, seperti hukum Romawi, hukum Islam, dan hukum
adat. Studi sejarah ini membantu kita memahami perkembangan sistem hukum dan
bagaimana mereka memengaruhi masyarakat.
3. Sub-Disiplin Ilmu Hukum:
Hukum Perdata
Mengatur hubungan antara individu atau entitas dalam masyarakat, seperti
kontrak, harta warisan, dan tanggung jawab hukum.
Hukum Pidana
Menyelidiki pelanggaran hukum dan penegakan hukum, termasuk pengadilan dan
hukuman.
Hukum Konstitusi
Mempelajari konstitusi suatu negara, struktur pemerintahan, dan hak-hak dasar
warga negara.
Hukum Administratif
Mengatur hubungan antara individu dan pemerintah, termasuk proses perizinan
dan tata cara administratif.
Hukum Internasional
Menyelidiki hukum yang mengatur hubungan antarnegara dan organisasi
internasional.
6
Hukum Lingkungan
Mengatur masalah lingkungan, perlindungan alam, dan dampak hukum atas
aktivitas manusia terhadap lingkungan.
Hukum Bisnis
Fokus pada masalah hukum yang berkaitan dengan bisnis, seperti perusahaan,
kontrak bisnis, dan kekayaan intelektual.
Hukum Keluarga
Menyelidiki hubungan keluarga, pernikahan, perceraian, hak asuh anak, dan
warisan.
Hukum Ketenagakerjaan
Mengatur hubungan antara pekerja dan majikan, termasuk hak pekerja dan
peraturan perburuhan.
4. Metodologi Ilmu Hukum:
Analisis Hukum
Menganalisis peraturan hukum, putusan pengadilan, dan kasus hukum untuk
memahami aplikasi hukum.
Penelitian Hukum
Melibatkan penelitian hukum dan analisis kasus-kasus hukum untuk
mengembangkan pemahaman mendalam tentang isu-isu hukum tertentu.
Teori Hukum
Membahas teori-teori tentang hukum dan bagaimana hukum memengaruhi
masyarakat.
Hukum Perbandingan: Membandingkan sistem hukum dari berbagai negara untuk
memahami perbedaan dan persamaan mereka.
Peran Ilmu Hukum dalam Masyarakat:
Penegakan Hukum
Membantu dalam proses penegakan hukum untuk memastikan keadilan dan
ketaatan terhadap hukum.
Pembentukan Kebijakan
Memberikan panduan dalam pembentukan kebijakan pemerintah dan regulasi.
Perlindungan Hak Asasi Manusia
Mendorong perlindungan hak asasi manusia dan keadilan sosial melalui
hukum.
7
Penyelesaian Sengketa
Memfasilitasi penyelesaian sengketa antara individu dan entitas.
Pendidikan Hukum
Mendidik dan melatih para profesional hukum, seperti pengacara dan hakim.
Demikianlah, ilmu hukum adalah bidang yang mendalam dan terus berkembang,
memainkan peran penting dalam menjaga ketertiban sosial, perlindungan hak individu,
dan pembentukan masyarakat yang adil dan berkeadilan.1
1. Pengertian Hukum
a. Prof. E. M Meyers
Hukum adalah aturan yang mengadung pertimbangan kesusilaan, ditujukan
kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan menjadi pedoman bagi penguasa
Negara dalam melakukan tugasnya.
b. Drs. E. Utrres, S.H.
Hukum adalah himpunan peraturan (perintah dan larangan) yang mengurus tata
tertib masyarakat, oleh karena itu harus ditaati oleh masyarakat
c. J. C. T. Simorangkir
Hukum adalah peraturan – peraturan yang bersifat memeaksa yang menentukan
tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan – badan
resmi yang berwajib dan pelanggaran terhadap pereturan tadi berakibat diambilnya
tindakan dengan hukum tertentu.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hokum adalah “ sekumpulan peraturan
yang terdiri dari perintah dan larangan yang bersifat memaksa dan mengikat dengan
disertai sangsi bagi pelanggarnya.
2. Ciri – Ciri Negara Hukum
a. Fridrich Julius Sthal
1. Adanya hak asasi manusia
2. Adanya trias politika
3. Pemerintahan berdasarkan peraturan – peraturan.
b. A. V. Dicey
1. Supremasi hokum dalam arti tidak boleh ada kesewenang – wenangan sehingga
seseorang bisa dihukum jika melanggar hukum.
1
Abdulkarim Aim, Pendidikan Kewarganegaraan untuk kelas X SMA, Bandung : Grafindo
Media Pratama, 2006.hal 19-20
8
2. Kedudukan yang sama di depan hokum baik bagi masyarakat biasa ataupun
pejabat.
3. Terjaminya hak – hak manusia oleh undang – undang dan keputusan –
keputusan pengadilan.
3. Asas Hukum
a. Asas Hukum Umum
Asas Hukum Umum Adalah Asas yang berlaku pada seluruh bidang hukum,
Misalnya :
1. Asas lex spesialis derogate generalis
2. Asas lex superior gerogat legi inferior
3. Asas lex posteriore derogate lex priori
4. Asas restitio in tintegrum
Seholten berpendapat mengenai lima asas hukum umum yang berlaku universal
pada seluruh system hukum yaitu asas kepribadian
b. Asas Hukum Khusus
Hukum khusus adalah hukum yang hanya berlaku pada lapangan hukum
tertentu,misalnya:
1. Asas Pacta Sunt Servanda, abus de droit, dan konsesualisme, berlaku pada
hukum perdata.
2. Asas praduga tak bersalah dean nebis in idem berlaku pada hukum pidana.
Seorang ahli filsafat Jerman bernama Gustav Radbruch mengemukakan bahwa
suatu hukum memiliki ide dasar hukum yang mencakup unsure keadilan, kemanfaatan,
dan kepastian.
4. Tujuan Hukum
a. Prof . Soebekti, S. H. Tujuan hukum adalah menyelenggarakan keadilan dan
ketertiban untuk mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan.
b. Prof. I. J. Apeldron Hukum bertujuan untuk mengatur pergaulan hidup secara
damai.
c. Prof. Notohamidjoyo Hukum memiliki tiga tujuan yaitu :
1. Mendatangkan tata dan damai dalam masyarakat
2. Mewujutkan keadilan
3. Menjaga agar manusia diperlakukan, sebagai manusia.
Tujuan yang penting dan hakiki dari hukum adalah memamusiakan manusia,
dalam hukum terdapat teori tujuan hukum sebagai berikut :
9
a. Teori Etis, meneurut teori ini tujuan hukum adalah untuk mencapai keadilan.
b. Teori Utilitas, menurut teori ini tujuan hukum adalah memberikan faedah
sebanyak – banyaknya bagi masyarakat.
c. Campuran dari teori etis dan utilitas, menerut teori ini hukum bertujuan untuk
memjaga ketertiban dan untuk mencapai keadilan dalam masyarakat.
5. Penggolongan Hukum
a. Berdasarkan Bentuknya :
1. Hukum Tertulis
2. Hukum Tidak Tertulis
b. Berdasarkan Wilayah Berlaku :
1. Hukum Lokal
2. Hukum Nasional
3. Hukum Internasional
c. Berdasarkan Fungsinya :
1. Hukum Marerial
2. Hukum Formal
d. Berdasarkan Waktu Berlakunya :
1. Hukum Positif atau hukum yang berlaku sekarang
2. Hukum yang berlaku pada masa yang akan dating
3. Hukum antar waktu ( hukum trasitor )
e. Berdasarkan Isi Masalah :
1. Hukum Privat ( hukum sipil )
2. hukum Publik ( hukum Negara )
f. Berdasarkan Sumbernya :
1. Undang – undang
2. Kebiasaan
3. Traktat
4. Yurisprudensi.
6. Tata Urutan Perundang – undangan Negara Republik Indonesia
Tata Urutan Perundang – undangan Negara republic Indonesia diatur dalam
ketetapan MPR No.III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan
Perundang – Undangan yang meliputi :
a. UUD 45
b. Tap. MPR RI
10
c. Undang – undang
d. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – undang
e. Peraturan Pemerintah
f. Keputusan Presiden
g. Peraturan Daerah
7. Pengertian Sistim Hukum Nasional2
Sistim hukum nasional adalah keseluruhan unsur – unsur hukum nasional yang
saling berkait guna mencapai tatanan sosial yang berkeadilan. Adapun sistim hukum
meliputi dua bagian yaitu :
a. Stuktur Kelembagan Hukum
Sistim berserta mekanisme kelembagaan yang menopang Pembentukan dan
Penyelenggaraan hukum di Indonesia.
Sistim Kelembagan Hukum meliputi :
1. Lembaga – lembaga peradilan
2. Apatatur penyelenggaraan Hukum
3. Mekanisme penyelenggaraan hokum
4. Pengawasan pelaksanaan hokum
b. Materi Hukum yaitu Kaidah – kaidah yang dsituangkan dan dibakukan dalam
persatuan hukum baik yang tertulis ataupun yang tidak tertulis.
c. Budaya Hukum yaitu: Pembahasan mengenai budaya hukum meniti beratkan
pada pembahasan mengenai kesadaran hukum masyarakat.
B. Sistem Peradilan Nasional
Sistim Peradilan Nasioanl diartikan sebagai suatu keseluruhan kompenen
Peradilan Nasioanal yang meliputi pihak – pihak dalam proses peradilan, Hirerki
Peradilan, maupun aspek – aspek yang bersifat procedural dan saling berkaitan sedemkian
rupa, sehingga terwujut kwadilan hukum.
Untuk mewujutkan tujuanya, seluruh komponen dalam system peradilan harus
berfungsi dengan baik , adapun komponen tersebut meliputi :
1. Materi Hukum Marterial dan Formal ( Hukum Acara )
Hukum material adalah hukum yang berisi tentang perintah dan larangan,.
Sedangkan hukum formal adalah hukum yang berisi tentang tata cara melaksanakan
mempertahankan hukum material.
2. Prosedur Peradilan ( Komponen yang bersifat Prosedural )
2
Ibid hal 21-22
11
Yaitu bagaimana proses pengajuan perkara mulai dari penyelidikan –
penyelidikan penuntutan sampai pada pemeriksaan di siding pengadilan. Prosedur
pengadilan yang berlaku meliputi :
a. Penyelidikan
b. Penyidikan
c. Penuntutan
d. Mengadili
Secara umum peranan lembaga peradilan adalah menerima, memaksa, dan
sekaligus memutuskan suatu perkara di sidang pengadilan dalam rangka untuk
menegakkan hukum dan keadilan.
3. Budaya Hukum
Komponen yang sangat penting dan menentukan tegaknya keadilan adalah
kesadaran hokum
4. Hierarki Kelembagaan Peradilan
Susunan lembaga perradilan yang secara hierarki memiliki fungsi dan
kewenangan peradilan masing – masing.
C. Peranan Lembaga – Lembaga Peradilan
Lembaga – lembaga kekuasaan kehakiman yang berada di Indonesia
1. Mahkamah Agung ( MA )
MA adalah lembaga Pengadilan Negara Tertinggi dari semua lingkungan
pengadilan yang dalam melaksanakan tugasnya terlepas dari pengaruh pemerintah atau
pengaruh – pengauruh lain.
Susunam MA terdiri dari Pimpinan, Hakikm Anggota ( hakim agung) panitera dan
seorang sekretaris.
MA berwenang memeriksa dan memutuskan :
· Permohonan kasasi.
· Sengketa tenyang kewenangan mengadili.
· Permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah
memeperoleh kekuatan hokum yang tetap.
2. Mahkamah Konstitusi ( MK )
MK adalah salah satu badan negara yang melakukan kekuassan kehakiman yang
merdeka, untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan kedilan.
Kedudukan MK adalah di Ibu Kota Negara Republik Indonesia.
Wewenang MK menurut UU No. 24 Tahun 2003 adalah :
12
1. Menguji Undang – Undang terhadap undang – undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Memutus sengketa kewenagan lembaga negara yang kewenanganya
diberikan oleh Undang – Undang Dasar Republik Indonsia Tahun 1945
3. Memutus pembubaran partai politik
4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum
5. Memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan / Wakil
Prtesiden diduga telah melakukan pelanggaran hukum.
Prinsip dari kewenangan Makamah Konstitusi adalah cheks and balances yang
menempatkan semua lembaga dalam kedudukan setara.3
3. Komisi Yudisial ( KY )
Tujuan dari pembentukan komisi Yudiasial adalah dalam rangka mewujudkan
lembaga peradilan dan lembaga penegak hukum dan lainya yang mandiri, bebeas dari
pengaruh penguasa ataupun pihak lain, KY berkedudukan di Ibu Kota Negara RI.
Wewenang Komisi Yudisial adalah :
1. Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung kepada DPR
2. Menegakkan dan keluhuran martabat serta menjaga perilaku hakim diseluruh
lingkungan peradilan.
KY mempunyai tugas melekukan pengawasan terhadap perilaku hakim. Tugas
pengawasan tersebut meliputi :
a. Menerima laporan masyarakat mengenai perilaku hakim
b. Meminta laporan secara berkala kepada badan peradilan tentang perilaku
hakim.
c. Memeriksa pelanggaran perilaku hakim yang diduga melangggar kode etik
perilaku hakim.
d. Memanggil dan meminta keterangan dari hakim yang diduga melanggar kode
etik perilaku hakim.
e. Membuat laporan hasil pemeriksaan yang berupa rekomendasi yang akan
disampaikan kepada MA dan / MK yang terdasar disampaikan kepada presiden dan DPR.
4. Peradilan Umum
3
Septina Damayanti, SPd. dan Siti Nurjanah, SPd. Kreatif, Jawa Tengah Viva Pakarindo.hal
54-55
13
Peradilan umum adalah salah satu pelaku penguasaan bagi rakyat pencari keadilan
pada umumnya. Adapun kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan umum
dilaksanakan sebagai berikut :
a. Pengadilan Negeri
Pengadilan negeri kedudukanya di kota madya atau di ibu kota kabupaten, adapun
susunan Pengadilan Negeri terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera, Sekretaris,
dan Jurusita,. Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang memeriksa, memutuskan, dan
menyelesaikan perkara pidana dan perdata di tingakat pertama.
b. Pengadilan Tinggi
Merupakan pengadilan tinggi banding yang berkedudukan di ibu kota provinsi,
dan daerah yang hukumnya meliputi wilayah provinsi. Susunan Pengadilan Tinggi
meliputi Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera, dan Sekretaris, Adapun tugas dan
wewenang Pengadilan Tinggi adalah :
1. Mengadili perkara pidana dan perdata di tingkat banding.
2. Mengadili di tingkat pertama terahkir mengenai sengketa kewenangan
mengadili antar pengadilan negeri di wilayah hukumnya.
3. Menjaga jalanya pengadilan di tingkat Pengadilan Negeri agar peradilan
diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya.
4. Memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada
instansi pemerintah bil;a diminta.
5. Tugas atau kewenangan berdasarkan undang – undang.
Ketua Pengadilan juga bertugas mengadakan pengawasan pelaksanaan tugas dan
tingkah laku hakm, panitera, sekretaris dan jurusita di daerah hukumya.
5. Peradilan Agama
Yang dimaksud Peradilan Agama adalah pengadilan agama Islam. Pengadilan
Agama terdapat di setiap ibu kota Kabupaten. Pengadilan TInggi Agama berkedudukan di
setiap ibu kota Propinsi. Susunan Pengadilan Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim,
Hakim Anggota, Panitera, Sekretaris, dan Juru Sita. Sedangkan susunan PENGADILAN
Tinggi Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera, dan Sekretaris. Tugas dan
wewenang Pengadilan Agama adalah memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-
perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang :
· Perkawinan
· Kewarisan,wasiat dan hibah yang di lakukan berdasarkan hokum Islam
· Wakaf dan sodakoh
14
Tugas dan wewenang Pengadilan Tinggi Agama adalah :
· Mengadili perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama dalam
tingkat banding.
· Mengadili di tingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan mengadili
antar Pengadilan Agama di daerah hukumnya.
· Pengadilan Tinggi Agama dapat memberikan keterangan, pertimbangan, dan
nasehat tentang hukum Islam kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya apabila
diminta.
6. Peradilan Militer
Dalam peradilan militer pengadilan adalah badan yang melaksanakan kekuasaan
kehakiman di lingkungan peradilan militer. Peradilan militer merupakan pelaksana
kekuasaan kehakiman di lingkungan Angkata Bersenjata untuk menegakkan hukum dan
keadilan dengan memperhatikan kepentinga penyelenggara pertahanan keamanan Negara.
7. Peradilan Tata Usaha Negara
Peradilan Tata Usaha Negara adalah salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman
bagi rakyat pencari keadilan terhadap sengketa tata usaha Negara. Sengketa tata usaha
negara adalah sengketa yang timbul dalam tata usaha negara antara orang /badan hukum
perdata dengan badan / pejabat tata usaha negara baik di pusat maupun daerah. Dan yang
dimaksud dengan tata usaha Negara adalah administrasi Negara yang melaksanakan
fungsi untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan baik di pusat maupun
daerah.Pengadilan tata usaha Negara4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
4
http://www.sanancity.co.cc/2010/06/tugas-pkn-sistem-hukum-dan-peradilan.html
15
Hukum adalah sekumpulan peraturan yang terdiri dari perintah dan larangan yang
bersifat memaksa dan mengikat dengan disertai sanksi bagi pelanggarnya yang bertujuan
untuk mengatur ketentraman dan ketertiban dalam masyarakat. Untuk mencapai
ketentraman dan ketertiban dalam masyarakat dibutuhkan sikap masyarakat yang sadar
hokum. Selain masyarakat pemerintahpun juga harus sadar hokum. Maka tercapailah
ketentraman dan ketertiban itu. Untuk mengantisipasi berbagai pelanggaran hokum yang
terjadi maka di Indonesia telah ada berbagai macam Pengadilan. Dari yang mengadili
masyarakat sampai dengan pemerintah dan para pejabat
Yang dimaksud Peradilan Agama adalah pengadilan agama Islam. Pengadilan
Agama terdapat di setiap ibu kota Kabupaten. Pengadilan TInggi Agama berkedudukan di
setiap ibu kota Propinsi. Susunan Pengadilan Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim,
Hakim Anggota, Panitera, Sekretaris, dan Juru Sita. Sedangkan susunan PENGADILAN
Tinggi Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera, dan Sekretaris. Tugas dan
wewenang Pengadilan Agama adalah memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-
perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam
Peradilan Tata Usaha Negara adalah salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman
bagi rakyat pencari keadilan terhadap sengketa tata usaha Negara. Sengketa tata usaha
negara adalah sengketa yang timbul dalam tata usaha negara antara orang /badan hukum
perdata dengan badan / pejabat tata usaha negara baik di pusat maupun daerah. Dan yang
dimaksud dengan tata usaha
Negara adalah administrasi Negara yang melaksanakan fungsi untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan baik di pusat maupun daerah.Pengadilan tata
usaha Negara merupakan pengadilan tingkat pertama dan pengadilan tinggi tata usaha
negara merupakan pengadilan tingkat banding.
DAFTAR PUSTAKA
Septina Damayanti, SPd. dan Siti Nurjanah, SPd. Kreatif, Jawa Tengah Viva
Pakarindo
Abdulkarim Aim, Pendidikan Kewarganegaraan untuk kelas X SMA, Bandung :
Grafindo Media Pratama, 2006
16
http://www.sanancity.co.cc/2010/06/tugas-pkn-sistem-hukum-dan-peradilan.html
17