Pengantar Ilmu Hukum

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGANTAR ILMU HUKUM

NUR INDAH CAHYANI ANWAR

04020230128

PRODI ILMU HUKUM

FAKULTAS ILMU HUKUM

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materi.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 1 November 2023

Nur indah cahyani anwar


DAFTAR ISI
Kata pengantar …………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang.................................................................................................... ….
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………..
C. Tujuan……………………………………………………………………………………...

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum dan pendapat Ahli………………………………………………….


B. Unsur-unsur sifat dan tujuan hukum……………………………………………………
C. Sumber-sumber Hukum………………………………………………………………….
D. Macam pembagian hukum………………………………………………………………

BAB III PENUTUPAN


A. Kesimpulan………………………………………………………………………………..
B. Saran……………………………………………………………………………………….

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman, kebudayaan manusia
mengalami perkembangan pula. Termasuk perkembangan Hukum.

Peradaban yang semakin berkembang membuat kehidupan manusia sangat


membutuhkan aturan yang dapat membatasi prilaku manusia sendiri yang telah banyak
menyimpang seiring dengan perkembangan pemikiran manusia yang semakin maju.

Aturan atau hukum tersebut mengalami perubahan dan terus mengalami perubahan
yang disesuaikan dengan kemajuan zaman. Untuk itu, suatu negara hukum sangat
perlu mengadakan pembangunan terutama di bidang hukum.

Mengenai pembangunan hukum ini tidaklah mudah dilakukan. Hal ini disebabkan
pembangunan hukum tersebut tidak boleh bertentangan dengan tertib hukum yang lain.

Demikin untuk mempermudah kita dalam memahami hukum yang satu dengan hukum
yang lainnya, maka patutlah kita mempelajari Pengantar Ilmu Hukum sebagai pintu
segalah hukum. Yang terjadi pada masa lampau sampai sekarang dari segalah bidang
Hukum itu sendiri.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Hukum dan Pendapat Ahli


2. Unsur, Sifat dan Tujuan Hukum
3. Kesimpulan

C. Tujuan

1. Agar dapat memahami Pendapat Para Ahli dan Pengertian Hukum


2. Agar dapat memahami Unsur, Sifat dan Tujuan Hukum
3. Memudahkan bacaan pada makalah ini.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum dan Pendapat Ahli


Mengenai apakah hukum itu, menjadi pertanyaan pertama setiap orang yang mulai
mempelajari tentang hukum. Sebenarnya sangat sulit untuk memberikan definisi
tentang hukum.

Karena menurut Prof. Mr. Dr. L.J. Van Apeldoorn dalam bukunya berjudul “Inleiding
tot de studie van het Nederlandse Recht” adalah tidak mungkin memberikan suatu
definisi tentang apakah yang disebut hukum itu. Hampir semua sarjana hukum
memberikan pembatasan mengenai hukum yang berlainan.

Beberapa ahli seperti Aristoteles, Grotius, Hobbes, Philip S. James, dan Van
Vollenhoven memberikan definisi hukum yang berbeda-beda.

Misalnya menurut Immanuel Kant bahwa hukum adalah keseluruhan syarat-syarat


yang dengan ini kehendak bebas dari orang yang satu dapat menyesuaikan diri dengan
kehendak bebas dari orang lain, menuruti peraturan hukum tentang kemerdekaan.

Menurut Ultrecht, hukum adalah peraturan yang berisi perintah dan larangan yang
mengatur masyarakat, sehingga harus dipatuhi.

Menurut Kansil, hukum adalah peraturan hidup yang bersifat memaksa.

aidah atau norma hukum adalah peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam hidup
bermasyarakat yang berasal dari hati sanubari manusia.

Macam-macam norma:

1. Norma agama;
2. Norma kesusilaan;
3. Norma kesopanan;
4. Norma hukum.
Macam-macam kaidah:

1. Kaidah Agama Mengatur Hub. Antara Manusia dengan Tuhan Yang menjadi
Kepercayaannya, bisa berupa Larangan dan Anjuran Bagi Pemeluknya.
2. Kaidah Kesusilaan bersumber Dari Hati Mengatur Hub.Manusia dalam Hidup
sosial agar Manusia itu Bersusila Sesuai dengan Tingkah laku yg di inginkan
Masyarakat.
3. Kaidah Kesopanan Mengatur Hub. Manusia dengan Manusia agar tingkah laku
manusia itu teratur dalam hub. Social di Masyarakat.
4. Kaidah Hukum Berasal Dari Hukum Positif yg ada di suatu negara. Hokum ini
bersifat Memaksa bagi Semua Individu yang tercakup dalam negara, dan hukum
di kenalkan pada umum melalui sosialisasi terhadap Hukum itu.

Dan menurut Mochtar Kusumaatmadja, bahwa hukum yang menandai tidak saja
merupakan keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan
manusia dalam masyarakat. Melainkan juga meliputi lembaga-lembaga dan proses
yang mewujudkan kaidah-kaidah itu dalam masyarakat.

Hukum sebagai kaidah atau aturan yang mengatur kehidupan masyarakat memiliki
beberapa pengertian yang bersumber dari para ahli. Ada juga beberapa sarjana dari
Indonesia yang memberikan rumusan tentang hukum itu. Diantaranya adalah:

S.M. Amin, S.H.

Dalam bukunya yang berjudul “Bertamasya ke Alam Hukum”, bahwa hukum adalah
kumpulan peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi-sanksi itu disebut hukum.
Tujuan hukum itu adalah mengadakan ketatatertiban dalam pergaulan manusia,
sehingga keamanan dan ketertiban terpelihara.

M.H. Tirtaatmadjadja, S.H.

Dalam bukunya “Pokok-pokok Hukum Perniagaan” mengatakan bahwa hukum adalah


semua aturan (norma) yang harus diturut dalam tingkah laku tindakan-tindakan dalam
pergaulan hidup dengan ancaman mesti mengganti kerugian

Jika melanggar aturan-aturan itu, akan merugikan diri sendiri atau harta, umpamanya
orang akan kehilangan kemerdekaannya, didenda dan sebagainya.
Teori-teori tentang tujuan hukum:

1. Teori etika/ etis, yaitu tujuan hukum semata-mata untuk mencapai keadilan.
2. Teori utilitas, yaitu hukum itu bertujuan untuk kemanfaatan/ faedah orang
terbanyak dalam masyarakat.
3. Teori campuran, teori ini merupakan gabungan antara teori etis dengan
teoriutilitas, yaitu tujuan hukum tidak hanya untuk keadilan semata, tetapi juga
untuk kemanfaatan orang banyak.
4. Teori terakhir, yaitu tujuan hukum itu semestinya ditekankan kepada fungsi
hukum yang menurutnya hanya untuk menjamin kepastian hukum.

B. Unsur-unsur, Sifat, dan Tujuan Hukum


Agar dapat mengetahui dan mengenal apakah hukum itu, sebelumnya harus dapat
mengetahui ciri-ciri hukum, diantaranya adalah:

1. Adanya perintah dan/atau larangan.


2. Perintah dan/atau larangan itu harus dipatuhi oleh setiap orang. Setiap orang
wajib bertindak sedemikian rupa dalam masyarakat, sehingga tata tertib dalam
masyarakat itu tetap terpelihara dengan sebaik-baiknya.

Dari beberapa perumusan tentang hukum yang telah diberikan para Sarjana Hukum
Indonesia, dapat diambil kesimpulan, bahwa hukum itu meliputi beberapa unsur, yaitu:

1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan bermasyarakat.


2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib.
3. Peraturan itu bersifat memaksa.
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.
5. Adanya proses untuk mewujudkan kaidah, dan asas yang tertulis/ tidak tertulis.

Dilihat dari unsur-unsurnya, maka sifat dari hukum adalah mengatur dan memaksa. Ia
merupakan peraturan-peraturan hidup kemasyarakatan yang dapat memaksa orang
supaya mentaati tata-tertib dalam masyarakat.

Selain itu juga memberikan sanksi yang tegas (berupa hukuman) terhadap siapa saja
yang tidak mau patuh mentaatinya.

Untuk menjaga agar peraturan-peraturan hukum itu dapat berlangsung terus dan
diterima oleh seluruh anggota masyarakat. Maka peraturan hukum yang ada harus
sesuai dan tidak boleh bertentangan dengan asas-asas keadilan dari masyarakat
tersebut.
Dengan demikian, tujuan hukum itu adalah menegakkan keadilan, membuat pedoman,
dan bertujuan menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat dan hukum itu
harus pula bersendikan pada keadilan.

Selain itu, dapat pula disebutkan bahwa hukum menjaga dan mencegah agar setiap
orang tidak menjadi hakim atas dirinya sendiri (eigenrichting is verboden), tidak
mengadili dan menjatuhi hukuman terhadap pelanggaran hukum terhadap dirinya.

Namun setiap perkara harus diselesaikan melalui proses pengadilan, dengan perantara
hakim berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku.

C. Sumber-sumber Hukum
Yang dimaksud dengan sumber hukum adalah segala apa yang menimbulkan aturan-
aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa. Yaitu aturan yang kalau
dilanggar akan mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata.

Sumber hukum dapat ditinjau dari segi material dan segi formal.

1. Sumber-sumber hukum material dapat ditinjau dari berbagai sudut, misalnya dari
sudut ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat, dsb.
2. Sumber-sumber hukum formal, antara lain adalah:

 Undang-undang (statute)
 Kebiasaan (costum)
 Traktat (treaty)
 Pendapat sarjana hukum (doktrin).

1. Penemuan Hukum
Akibat perkembangan masyarakat, maka perkembangan hukum berjalan seiring
sejalan. Hakim merupakan salah satu faktor pembentukan hukum. Badan Legislatif
menetapkan peraturan yang berlaku sebagai peraturan umum, sedangkan
pertimbangan dalam pelaksanaan hal-hal konkret diserahkan kepada hakim, sebagai
pemegang kekuasaan Yudikatif.

Yang dilakukan hakim yaitu:

1. Konstruksi hukum. Misalnya pada pasal 1576 tentang jual beli “Koop Break
Geen Huur”.
2. Penafsiran hukum. Ada beberapa metode penafsiran, yaitu:
o Penafsiran tata bahasa, yaitu penafsiran yang berdasarkan ketentuan
UU yang berpedoman pada perkataan.
o Penafsiran sahih, yaitu penafsiran yang pasti terhadap arti kata-kata itu
sebagaimana yang telah diberikan oleh pembentuk UU.
o Penafsiran historis, yaitu penafsiran yang berdasarkan sejarah hukum
dan UU-nya.
o Penafsiran sistematis, yaitu penafsiran menilik susunan yang
berhubungan dengan bunyi pasal-pasal lainnya baik dalam UU itu,
maupun dengan UU yang lainnya.
o Penafsiran Nasional, yaitu penafsiran menilik sesuai tidaknya dengan
sistem hukum yang berlaku.
o Penafsiran teleologis, yaitu penafsiran dengan mengingat maksud dan
tujuan undang-undan itu.
o Penafsiran ekstensif, yaitu memberi tafsiran dengan memperluas arti
kata-kata dalam peraturan itu.
o Penafsiran restriktif, yaitu penafsiran dengan membatasi
(mempersempit) arti kata-kata dalam peraturan itu.
o Penafsiran analogis, yaitu memberi tafsiran pada suatu peraturan
hukumdengan memberi ibarat pada kata-kata tersebut sesuai dengan
asas hukumnya.
o Penafsiran a contrario, yaitu suatu cara menafsirkan undang-undang
yang didasarkan pada perlawanan pengertian antara soal yang dihadapi
dan soal yang diatur dalam suatu pasal undang-undang.

D. Macam-macam Pembagian Hukum

1. Menurut sumbernya

 a. Hukum undang-undang;
 b. Hukum adat;
 c. Hukum traktat;
 d. Hukum jurisprudensi.

2. Menurut bentuknya

 a. Hukum tertulis;
 b. Hukum tidak tertulis (hukum kebiasaan).

3. Menurut tempat berlakunya

 a. Hukum nasional;
 b. Hukum internasional;
 c. Hukum asing;
 d. Hukum gereja.
4. Menurut waktu berlakunya

 a. Ius constitutum (hukum positif);


 b. Ius constituendum;
 c. Hukum asasi (hukum alam).

5. Menurut cara mempertahankannya

 a. Hukum material;
 b. Hukum formal.

6. Menurut sifatnya

 a. Hukum yang memaksa;


 b. Hukum yang mengatur.

7. Menurut wujudnya

 a. Hukum obyektif;
 b. Hukum subyektif.

8. Menurut isinya

 a. Hukum privat;
 b. Hukum publik.

Ditinjau dari segi bentuknya, hukum dapat dibedakan atas:

 a. Hukum Tertulis (statute law, written law);


 b. Hukum Tak Tertulis (unstatutery law, unwritten law).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian singkat materi mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum diatas. Isi makalah ini
dapat disimpulkan bahwa pengertian hukum adalah kumpulan peraturan-peraturan
yang terdiri dari norma dan sanksi-sanksi yang bertujuan menjaga ketertiban pergaulan
manusia. Sehingga keamanan dan ketertiban tetap terpelihara.

Yang dimaksud dengan sumber hukum adalah segala apa yang menimbulkan aturan-
aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa. Yaitu aturan yang kalau
dilanggar akan mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata.

Hukum memiliki ciri-ciri, unsur-unsur, sifat, dan tujuan hukum.

Mazhab ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar bagi penemuan hukum, yang
memiliki pengertian yang dijelaskan oleh para ahli hukum. Dari ciri-ciri hukum
disebutkan bahwa sanksi terhadap pelanggaran hukum adalah tegas.

Maka dari itu setiap orang wajib mentaati hukum, agar senantiasa tercipta kehidupan
yang aman dan damai.

B. Saran

Sanksi tidak boleh mendegradasikan nilai hukum, menderitakan tidak diperbolehkan


merendahkan martabat manusia. Dalam hal hukum memberi nilai penghormatan atas
kehidupan manusia sanksi sama sekali tidak boleh melanggar nilai tersebut maka dari
itu sanksi pidana mati jelas tidak dibolehkan, karena hal tersebut juga pelanggaran
hukum.

Hukum memberi nilai penghormatan atas hak milik sehingga kaidah hukum melarang
pencurian maka sanksi yang mengambil melebihi hak pelaku pencurian adalah tidak
dibenarkan sehingga sanksi yang memiskinkan seorang koruptor juga adalah
pelanggaran hukum.

Sanksi harus ditujukan untuk mengabdi pada hukum bukan sebaliknya, apabila hukum
menghendaki untuk manusia tidak membunuh maka sanksi sebagai penegak larangan
tersebut tidak boleh menghilangkan nyawa manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Kansil, C.S.T. Drs. SH, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta 1989.

Ridwan Halim, Pengantar Ilmu Hukum, hal. 74-88.

Soedjono Dirjosisworo, Pengantar Ilmu Hukum, hal. 137-153 dan 154-160.

Anda mungkin juga menyukai