Pengantar Ilmu Hukum
Pengantar Ilmu Hukum
Pengantar Ilmu Hukum
04020230128
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materi.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.................................................................................................... ….
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………..
C. Tujuan……………………………………………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman, kebudayaan manusia
mengalami perkembangan pula. Termasuk perkembangan Hukum.
Aturan atau hukum tersebut mengalami perubahan dan terus mengalami perubahan
yang disesuaikan dengan kemajuan zaman. Untuk itu, suatu negara hukum sangat
perlu mengadakan pembangunan terutama di bidang hukum.
Mengenai pembangunan hukum ini tidaklah mudah dilakukan. Hal ini disebabkan
pembangunan hukum tersebut tidak boleh bertentangan dengan tertib hukum yang lain.
Demikin untuk mempermudah kita dalam memahami hukum yang satu dengan hukum
yang lainnya, maka patutlah kita mempelajari Pengantar Ilmu Hukum sebagai pintu
segalah hukum. Yang terjadi pada masa lampau sampai sekarang dari segalah bidang
Hukum itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Karena menurut Prof. Mr. Dr. L.J. Van Apeldoorn dalam bukunya berjudul “Inleiding
tot de studie van het Nederlandse Recht” adalah tidak mungkin memberikan suatu
definisi tentang apakah yang disebut hukum itu. Hampir semua sarjana hukum
memberikan pembatasan mengenai hukum yang berlainan.
Beberapa ahli seperti Aristoteles, Grotius, Hobbes, Philip S. James, dan Van
Vollenhoven memberikan definisi hukum yang berbeda-beda.
Menurut Ultrecht, hukum adalah peraturan yang berisi perintah dan larangan yang
mengatur masyarakat, sehingga harus dipatuhi.
aidah atau norma hukum adalah peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam hidup
bermasyarakat yang berasal dari hati sanubari manusia.
Macam-macam norma:
1. Norma agama;
2. Norma kesusilaan;
3. Norma kesopanan;
4. Norma hukum.
Macam-macam kaidah:
1. Kaidah Agama Mengatur Hub. Antara Manusia dengan Tuhan Yang menjadi
Kepercayaannya, bisa berupa Larangan dan Anjuran Bagi Pemeluknya.
2. Kaidah Kesusilaan bersumber Dari Hati Mengatur Hub.Manusia dalam Hidup
sosial agar Manusia itu Bersusila Sesuai dengan Tingkah laku yg di inginkan
Masyarakat.
3. Kaidah Kesopanan Mengatur Hub. Manusia dengan Manusia agar tingkah laku
manusia itu teratur dalam hub. Social di Masyarakat.
4. Kaidah Hukum Berasal Dari Hukum Positif yg ada di suatu negara. Hokum ini
bersifat Memaksa bagi Semua Individu yang tercakup dalam negara, dan hukum
di kenalkan pada umum melalui sosialisasi terhadap Hukum itu.
Dan menurut Mochtar Kusumaatmadja, bahwa hukum yang menandai tidak saja
merupakan keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan
manusia dalam masyarakat. Melainkan juga meliputi lembaga-lembaga dan proses
yang mewujudkan kaidah-kaidah itu dalam masyarakat.
Hukum sebagai kaidah atau aturan yang mengatur kehidupan masyarakat memiliki
beberapa pengertian yang bersumber dari para ahli. Ada juga beberapa sarjana dari
Indonesia yang memberikan rumusan tentang hukum itu. Diantaranya adalah:
Dalam bukunya yang berjudul “Bertamasya ke Alam Hukum”, bahwa hukum adalah
kumpulan peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi-sanksi itu disebut hukum.
Tujuan hukum itu adalah mengadakan ketatatertiban dalam pergaulan manusia,
sehingga keamanan dan ketertiban terpelihara.
Jika melanggar aturan-aturan itu, akan merugikan diri sendiri atau harta, umpamanya
orang akan kehilangan kemerdekaannya, didenda dan sebagainya.
Teori-teori tentang tujuan hukum:
1. Teori etika/ etis, yaitu tujuan hukum semata-mata untuk mencapai keadilan.
2. Teori utilitas, yaitu hukum itu bertujuan untuk kemanfaatan/ faedah orang
terbanyak dalam masyarakat.
3. Teori campuran, teori ini merupakan gabungan antara teori etis dengan
teoriutilitas, yaitu tujuan hukum tidak hanya untuk keadilan semata, tetapi juga
untuk kemanfaatan orang banyak.
4. Teori terakhir, yaitu tujuan hukum itu semestinya ditekankan kepada fungsi
hukum yang menurutnya hanya untuk menjamin kepastian hukum.
Dari beberapa perumusan tentang hukum yang telah diberikan para Sarjana Hukum
Indonesia, dapat diambil kesimpulan, bahwa hukum itu meliputi beberapa unsur, yaitu:
Dilihat dari unsur-unsurnya, maka sifat dari hukum adalah mengatur dan memaksa. Ia
merupakan peraturan-peraturan hidup kemasyarakatan yang dapat memaksa orang
supaya mentaati tata-tertib dalam masyarakat.
Selain itu juga memberikan sanksi yang tegas (berupa hukuman) terhadap siapa saja
yang tidak mau patuh mentaatinya.
Untuk menjaga agar peraturan-peraturan hukum itu dapat berlangsung terus dan
diterima oleh seluruh anggota masyarakat. Maka peraturan hukum yang ada harus
sesuai dan tidak boleh bertentangan dengan asas-asas keadilan dari masyarakat
tersebut.
Dengan demikian, tujuan hukum itu adalah menegakkan keadilan, membuat pedoman,
dan bertujuan menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat dan hukum itu
harus pula bersendikan pada keadilan.
Selain itu, dapat pula disebutkan bahwa hukum menjaga dan mencegah agar setiap
orang tidak menjadi hakim atas dirinya sendiri (eigenrichting is verboden), tidak
mengadili dan menjatuhi hukuman terhadap pelanggaran hukum terhadap dirinya.
Namun setiap perkara harus diselesaikan melalui proses pengadilan, dengan perantara
hakim berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku.
C. Sumber-sumber Hukum
Yang dimaksud dengan sumber hukum adalah segala apa yang menimbulkan aturan-
aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa. Yaitu aturan yang kalau
dilanggar akan mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata.
Sumber hukum dapat ditinjau dari segi material dan segi formal.
1. Sumber-sumber hukum material dapat ditinjau dari berbagai sudut, misalnya dari
sudut ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat, dsb.
2. Sumber-sumber hukum formal, antara lain adalah:
Undang-undang (statute)
Kebiasaan (costum)
Traktat (treaty)
Pendapat sarjana hukum (doktrin).
1. Penemuan Hukum
Akibat perkembangan masyarakat, maka perkembangan hukum berjalan seiring
sejalan. Hakim merupakan salah satu faktor pembentukan hukum. Badan Legislatif
menetapkan peraturan yang berlaku sebagai peraturan umum, sedangkan
pertimbangan dalam pelaksanaan hal-hal konkret diserahkan kepada hakim, sebagai
pemegang kekuasaan Yudikatif.
1. Konstruksi hukum. Misalnya pada pasal 1576 tentang jual beli “Koop Break
Geen Huur”.
2. Penafsiran hukum. Ada beberapa metode penafsiran, yaitu:
o Penafsiran tata bahasa, yaitu penafsiran yang berdasarkan ketentuan
UU yang berpedoman pada perkataan.
o Penafsiran sahih, yaitu penafsiran yang pasti terhadap arti kata-kata itu
sebagaimana yang telah diberikan oleh pembentuk UU.
o Penafsiran historis, yaitu penafsiran yang berdasarkan sejarah hukum
dan UU-nya.
o Penafsiran sistematis, yaitu penafsiran menilik susunan yang
berhubungan dengan bunyi pasal-pasal lainnya baik dalam UU itu,
maupun dengan UU yang lainnya.
o Penafsiran Nasional, yaitu penafsiran menilik sesuai tidaknya dengan
sistem hukum yang berlaku.
o Penafsiran teleologis, yaitu penafsiran dengan mengingat maksud dan
tujuan undang-undan itu.
o Penafsiran ekstensif, yaitu memberi tafsiran dengan memperluas arti
kata-kata dalam peraturan itu.
o Penafsiran restriktif, yaitu penafsiran dengan membatasi
(mempersempit) arti kata-kata dalam peraturan itu.
o Penafsiran analogis, yaitu memberi tafsiran pada suatu peraturan
hukumdengan memberi ibarat pada kata-kata tersebut sesuai dengan
asas hukumnya.
o Penafsiran a contrario, yaitu suatu cara menafsirkan undang-undang
yang didasarkan pada perlawanan pengertian antara soal yang dihadapi
dan soal yang diatur dalam suatu pasal undang-undang.
1. Menurut sumbernya
a. Hukum undang-undang;
b. Hukum adat;
c. Hukum traktat;
d. Hukum jurisprudensi.
2. Menurut bentuknya
a. Hukum tertulis;
b. Hukum tidak tertulis (hukum kebiasaan).
a. Hukum nasional;
b. Hukum internasional;
c. Hukum asing;
d. Hukum gereja.
4. Menurut waktu berlakunya
a. Hukum material;
b. Hukum formal.
6. Menurut sifatnya
7. Menurut wujudnya
a. Hukum obyektif;
b. Hukum subyektif.
8. Menurut isinya
a. Hukum privat;
b. Hukum publik.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian singkat materi mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum diatas. Isi makalah ini
dapat disimpulkan bahwa pengertian hukum adalah kumpulan peraturan-peraturan
yang terdiri dari norma dan sanksi-sanksi yang bertujuan menjaga ketertiban pergaulan
manusia. Sehingga keamanan dan ketertiban tetap terpelihara.
Yang dimaksud dengan sumber hukum adalah segala apa yang menimbulkan aturan-
aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa. Yaitu aturan yang kalau
dilanggar akan mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata.
Mazhab ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar bagi penemuan hukum, yang
memiliki pengertian yang dijelaskan oleh para ahli hukum. Dari ciri-ciri hukum
disebutkan bahwa sanksi terhadap pelanggaran hukum adalah tegas.
Maka dari itu setiap orang wajib mentaati hukum, agar senantiasa tercipta kehidupan
yang aman dan damai.
B. Saran
Hukum memberi nilai penghormatan atas hak milik sehingga kaidah hukum melarang
pencurian maka sanksi yang mengambil melebihi hak pelaku pencurian adalah tidak
dibenarkan sehingga sanksi yang memiskinkan seorang koruptor juga adalah
pelanggaran hukum.
Sanksi harus ditujukan untuk mengabdi pada hukum bukan sebaliknya, apabila hukum
menghendaki untuk manusia tidak membunuh maka sanksi sebagai penegak larangan
tersebut tidak boleh menghilangkan nyawa manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Kansil, C.S.T. Drs. SH, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta 1989.