DR LEON v.3 Evaluasi Indikator Keswa 150922
DR LEON v.3 Evaluasi Indikator Keswa 150922
DR LEON v.3 Evaluasi Indikator Keswa 150922
Tahun 2021-2022
15 September 2022
2
▪ Organisasi dan Tata Kelola (OTK) Kementerian
Kesehatan
▪ Tugas dan Fungsi Direktorat Kesehatan Jiwa
Outline ▪ Gambaran Kondisi Kesehatan Jiwa di Indonesia
▪ Kebijakan dan Strategi Direktorat Kesehatan Jiwa
▪ Target dan Capaian 2021-2022
▪ Simpulan
3
OTK Ditjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI Tahun 2022
Sekretariat Direktorat
Jenderal
Kelompok Jabatan
Fungsional
Dit.
Dit. Promkes
Dit. GIKIA Dit. UPL Kesehatan Dit. Takelmas
& PM
Jiwa
Tim Kerja Promosi Tim Kerja Deteksi Tim Kerja Layanan Tim Kerja Layanan Tim Kerja
dan Kemitraan Dini Kesehatan Gangguan Jiwa Gangguan Surveilans
Kesehatan Jiwa & Jiwa & NAPZA Penggunaan Kesehatan Jiwa
NAPZA NAPZA Dan Napza
5
▪ Organisasi dan Tata Kelola (OTK) Kementerian
Kesehatan
▪ Tugas dan Fungsi Direktorat Kesehatan Jiwa
Outline ▪ Gambaran Kondisi Kesehatan Jiwa di Indonesia
▪ Kebijakan dan Strategi Direktorat Kesehatan Jiwa
▪ Target dan Capaian 2021-2022
▪ Simpulan
6
Tugas dan Fungsi Direktorat Kesehatan Jiwa
Tugas
Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan jiwa dan penyalahgunaan narkotika, psikotropika,
dan zat adiktif.
Fungsi
Penyiapan perumusan kebijakan di bidang surveilans, deteksi dini dan pengendalian faktor resiko masalah kesehatan
jiwa, gangguan kesehatan jiwa dan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.
Pelaksanaan kebijakan di bidang surveilans, deteksi dini dan pengendalian faktor resiko masalah kesehatan jiwa,
gangguan kesehatan jiwa dan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif.
Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang surveilans, deteksi dini dan pengendalian
faktor resiko masalah kesehatan jiwa, gangguan kesehatan jiwa dan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat
adiktif.
Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang surveilans, deteksi dini dan pengendalian faktor resiko masalah
kesehatan jiwa, gangguan kesehatan jiwa, dan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif.
8
Gambaran Masalah Kesehatan Jiwa
Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018 Penelitian BNN dan LIPI tahun 2019
9
Prevalensi Gangguan Jiwa Berat Per-Provinsi
0,35
0,35
0,3
0,3
0,26
0,25
0,25 0,23
0,21 0,21 0,21 0,21
0,2 0,2
0,2 0,19 0,19
0,18 0,18 0,18
0,170,17
0,16
0,15 0,15 0,15
0,15 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14
0,13 0,13
0,11 0,11
0,1 0,09 0,09
0,08
0,07
0,05
11
Tujuan Program Kesehatan Jiwa
Preventif,
Kuratif,
dan Rehabilitatif
Kebijakan
a) Terwujudnya masyarakat peduli kesehatan jiwa
b) Terwujudnya Pelayanan Jiwa & NAPZA yang Komprehensif
c) Terwujudnya Upaya Kesehatan Jiwa dan NAPZA Berbasis Masyarakat
Strategi
a) Penguatan regulasi Kesehatan Jiwa dan NAPZA
b) Advokasi dan Sosialisasi Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA
c) Peningkatan jejaring kemitraan Kesehatan Jiwa dan NAPZA dengan lintas program dan lintas sector
d) Penguatan Pelayanan Kesehatan Jiwa dan NAPZA di Pelayanan Kesehatan Primer
e) Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA sesuai siklus kehidupan
f) Pengembangan dan Penguatan Deteksi Dini dan Surveilans dengan optimalisasi teknologi informasi
g) Peningkatan peran serta komunitas, masyarakat, mitra dan multisektor lainnya dalam peningkatan
Kesehatan Jiwa dan NAPZA
h) Peningkatan kapasitas dan mutu Sumber Daya Kesehatan Jiwa dan NAPZA
13
Upaya promotif – preventif kesehatan jiwa: Lansia
• Deteksi dini keswa lansia
• (demensia/ depresi, dll)
Pendekatan siklus kehidupan (continuum of Care) Dewasa
dan Kelompok Risiko (Population at Risk)
Terintegrasi pada semua tingkat layanan kesehatan Pelayanan bagi • Keswa dewasa
remaja • Deteksi dini melalui Posbindu
dan kegiatan LP/LS
& Pandu
• CEGAH PASUNG/ REPASUNG
Pelayanan bagi
anak SD
• Keswa Remaja
Pelayanan bagi • Skrining ASSIST
balita • Posbindu di Sekolah
• Life skill remaja
Pelayanan bagi
bayi • Deteksi dini
Persalinan, nifas
keswa anak
Pemeriksaan & neonatal
Pelayanan usia sekolah Populasi khusus lain:
PUS & WUS Kehamilan • Pemantauan
perkembangan Kesehatan jiwa di kampus
• Deteksi Dini
•Pola asuh dan Keswa Anak
tumbuh kembang Kesehatan jiwa di tempat kerja
•Deteksi dini
anak
•Konseling •Deteksi dini Keswa Bulin,
•Deteksi dini
Pranikah keswa ibu hamil Bufas dan Kesehatan jiwa di kelompok khusus - RS
pada
•Stimulasi janin Buteki
gangguan
dalam kandungan perkembangan 14
anak
▪ Organisasi dan Tata Kelola (OTK) Kementerian
Kesehatan
▪ Tugas dan Fungsi Direktorat Kesehatan Jiwa
Outline ▪ Gambaran Kondisi Kesehatan Jiwa di Indonesia
▪ Kebijakan dan Strategi Direktorat Kesehatan Jiwa
▪ Target dan Capaian 2021-2022
▪ Simpulan
15
Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Pencegahan Dan Pengendalian Masalah
Kesehatan Jiwa Dan Napza (P2MKJN)
Kegiatan Indikator Tahun
2020 2021 2022 2023 2024
IKP
Pencegahan IKK
dan
Persentase ODGJ berat yang mendapatkan 45 60 75 90 100
Pengendalian layanan
Masalah
Kesehatan
Penyalahguna Napza yang mendapatkan 9500 10000 10500 11000 11500
Jiwa dan pelayanan rehabilitasi medis
Napza
Persentase penderita Depresi pada 10 20 30 40 50
penduduk 15 tahun yang mendapat
layanan
Persentase penderita Gangguan Mental 10 20 30 40 50
Emosional (GME) pada penduduk 15
tahun yang mendapat layanan
Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Kesehatan Jiwa
Tahun 2022 - 2024
TARGET
INDIKATOR KINERJA
2022 2023 2024
17
Capaian Indikator Kesehatan Jiwa Tahun 2021-2022
18
Target dan Capaian Indikator Tahun 2020-2021
Tahun
Kegiatan Indikator 2020 2021
Target Capaian Target Capaian
IKP
Jumlah Kab/Kota yang melaksanakan deteksi dini 330 206 380 327
masalah kesehatan jiwa dan penyalahgunaan NAPZA Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota
Pencegahan IKK
dan
Pengendalian Persentase ODGJ berat yang mendapatkan layanan 45% 58,90% 60% 65%
Masalah
Kesehatan Penyalahguna Napza yang mendapatkan pelayanan 10000 10149
9500 orang 9585 orang
Jiwa dan rehabilitasi medis orang orang
Napza
Persentase penderita Depresi pada penduduk ≥15 tahun
10% 0,20% 20% 0,41%
yang mendapat layanan
4500
4000
3500
3020
4617
3000
4293
2500
2000
1500
1000
500
0
2018 2019 2020 & 2021
90.000 86.066
80.000 76.298
70.145
70.000
60.000
50.000
40.000
30.000
20.936 19.972
20.000 16.457 16.99617.033
14.637 13.896 13.40013.776
11.464 11.783 10.777
10.219
10.000 6.554 6.026 6.554
4.339 4.081 4.080 4.809 3.566 3.782
2.141 2.823 2.712 1.661 2.526
1.298 1.264 1.142 1.412
0
Garis Target
18,00
16,00
14,00
12,00
10,00
8,00
6,00
4,00
2,47
2,01 1,93
2,00 1,67 1,63
0,87 0,81 0,78 0,78 0,73 0,71
0,44 0,36 0,35 0,35 0,31 0,30 0,30 0,29 0,28 0,23 0,22 0,19 0,19 0,18
0,16 0,13 0,05 0,05 0,04 0,04 0,00 0,00 0,00
0,00
18,00
Garis Target
16,00
14,00
12,00
10,00
8,00
6,00
4,00
2,23
1,88
2,00 1,20 1,13 0,93 0,92
0,80 0,72 0,68 0,67 0,64 0,61 0,57
0,50 0,47 0,47 0,39 0,37 0,36 0,30 0,26 0,25 0,24 0,23
0,19 0,18 0,16 0,16 0,14 0,12 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00
90 87
80
70
60
50
40
32 32
30 25
20 17 18
15 15
11 12 10
9 8 8 7
10 6 6 5 6 6 44
7
4 6
4 4 22 1 33 2 22 2 33 23 2 11 22 11 1 11
0
Jumlah Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Deteksi Dini Penyalahgunaan NAPZA Jumlah Fasyankes yang Melaksanakan Deteksi Dini Penyalahgunaan NAPZA
12000
10149
10000 9485 9585
9405
8000 7695
6028
6000
4940
4000
2788
2163
2000 1537
775
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
27
ODGJ Berat Yang Mendapat Layanan (RPJMN)
Sampai dengan Triwulan 2 tahun 2022
300%
281%
250% 250%
206%
200% 198%
183%
150%
119%
100% 89% 95%
86%
71% 78% 76% 68% 65% 65%
64% 57% 57% 63% 56%
51% 46% 46% 47%
50% 39% 41% 38%
33%
27% 32%
4%
0% 0% 0% 0% 0%
26,33
25
20
15
10,03
10
7,06
5,71 5,86
4,96
5
3,58
3,17
2,65 2,80 2,85 2,61
2,17
2,07 1,94
1,24 0,87 0,78 1,31
0,00 0,21 0,49
0,03 0,01 0,00 0,02 0,00 0,00 0,00 0,04 0,00
0 0,00 0,00 0,00 0,00
11469
15995
Target Capaian
71,71
70,00
60,00
50,00
41,48
40,00 37,60
30,00 29,42
24,05 22,97
21,72
20,00 19,10
14,71 16,10 14,82 15,79 15,83
14,65 14,73
13,81 13,39 12,45
11,18
10,00 8,73
6,75 7,05 6,78 5,77 7,28 6,51
5,51 4,51 4,87 3,29
1,20 0,83
0,00 0,00 0,00
0,00
10600 10551
10500
10400
10200 10149
10000
10000
9800
9585
9600
9500
9400
9200
9000
8800
2020 2021 2022
Sasaran Capaian
10551
10000
8000
6000
4000
2000
1379 1405
1183
869 835
395 490 446 645
294 341 509
224 89 150 241 203 269 246
69 27 105 2 14 4 0 39 14 37 1 6 12 3 5
0
35
Mekanisme Pelaporan
*orang
**khusus yang diduga penyalahguna NAPZA (data diambil secara elektronik menggunakan aplikasi SINAPZA yang ada pada aplikasi SELARAS)
***Kelompok dengan risiko masalah kesehatan jiwa dapat dilihat pada tabel kelompok berisiko masalah kesehatan jiwa
37
Format Pencatatan & Pelaporan
Indikator 2 (Puskesmas)
* Layanan yang dimaksud adalah pemeriksaan kesehatan jiwa (wawancara psikiatrik dan pemeriksaan status mental), memberikan informasi dan edukasi, tatalaksana pengobatan
dan atau melakukan rujukan bila diperlukan
* Fasyankes = Puskesmas, Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Khusus dan Rumah Sakit Jiwa
Persentase penderita gangguan jiwa (gangguan campuran cemas dan depresi serta skizofrenia) yang memperoleh layanan di Fasyankes dengan kriteria:
Sesuai dengan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Ganguan Jiwa Edisi III (1981)
Nakes (UU No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan terlatih Membuat pencatatan dan pelaporan)
38
Format Pencatatan & Pelaporan
Indikator 3
*) Data didapatkan dari aplikasi Sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Rehabilitasi Medis (SELARAS)
39
Data Yang Dicatatatkan
PEMBAGIAN PERAN
PUSKESMAS
Input data Filter data
Edit data Rekap data tingkat puskesmas
KEMENTERIAN KESEHATAN
Rekap data tingkat nasional
• Prevalensi tinggi
• Kesenjangan pengobatan tinggi
• Beban global tinggi
Rendahnya: • Stigma & diskriminasi
• Pengetahuan • Kurangnya SDM keswa Perlu:
• Kesadaran • Terbatasnya akses layanan • Peningkatan pengetahuan
• Penerimaan masyarakat • Hak asasi manusia • Peningkatan akses layanan
• Stigma oleh nakes • Tinginya biaya perawatan • Penatalaksanaan yang efektif
> >
< <
• Penanganan terhadap ODGJ berat
• Penanganan terhadap orang dengan gangguan mental emosional
• Penanganan terhadap orang dengan gangguan depresi Deteksi Dini
• Penanganan orang dengan penyalahgunaan napza Masalah Kesehatan
Jiwa dan NAPZA
< • Intervensi dini
Mengupayakan:
• Pemerataan akses layanan
• Yang sehat jiwa tetap sehat jiwa
di layanan primer
• Yang berisiko menjadi sehat jiwa
<
<
Indonesia
Sehat Jiwa
42
C
Cerdas intelektual
E
Empati dalam berkomunikasi
R
Rajin beribadah
I
Interaksi yang
A
Asah, asih, asuh
emosional dan spiritual efektif sesuai agama & bermanfaat bagi tumbuh kembang
keyakinan kehidupan dalam keluarga &
masyarakat
43