SKRIPSI ANISA Finishh (1) (1) - Dikonversi
SKRIPSI ANISA Finishh (1) (1) - Dikonversi
SKRIPSI ANISA Finishh (1) (1) - Dikonversi
SKRIPSI
Oleh:
ANISA RAHMAYANI SITORUS
NIM: 0801172173
SKRIPSI
Oleh :
ABSTRAK
Pekerja sering mengalami kelelahan setelah bekerja dengan keluhan paling tinggi
yaitu mengalami keluhan pusing, nyeri punggung, pinggang, dan bahu. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisa faktor yang mempengaruhi tingkat kelelahan
kerja pada pekerja bagian produksi di PT. Cipta Baja Raya. Penelitian ini
merupakan penelitian Kuantitatif dengan menggunakan pendekatan survei cross
sectional. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan observasi langsung
menggunakan alat ukur Krisbow KW06-291 4 in 1 Environment Meter dan sound
level meter. Analisa data menggunakan uji chi square untuk analisis bivariat dan
uji regresi logistik untuk analisis multivariate. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa tingkat kelelahan kerja berpengaruh terhadap beberapa faktor, yaitu faktor
umur dengan nilai p value = 0.000 (P<0.05), lama kerja dengan nilai p value=
0.027 (P<0.05), dan intensitas kebisingan dengan nilai p value = 0.028 (P<0.05).
Faktor yang tidak mempengaruhi kelelahan kerja, yaitu faktor status gizi dengan
nilai p value = 0.07 (P>0.05) dan faktor suhu ruangan dengan nilai p value =
0.599 (P>0.05). Analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel intensitas
kebisingan merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi kelelahan
kerja dengan OR = 0,395. Tenaga kerja yang terpapar kebisingan akan
menyebabkan denyut nadi naik yang akan mengganggu konsentrasi dan
kemampuan berpikir pekerja sehingga menyebabkan kelelahan kerja. Saran dari
peneliti diharapkan agar pekerja selalu mematuhi aturan yang telah dibuat oleh
perusahaan, menggunakan Alat Pelindung Telinga (APT) pada saat bekerja di
ruang produksi serta pihak perusahaan memberikan sanksi jika ada pekerja yang
tidak memakai Alat Pelindung Telinga (APT).
Kata Kunci: Tingkat Kelelahan Kerja, umur, lama kerja, intensitas kebisingan
i
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING FATIGUE LEVEL
WORK FOR PRODUCTION WORKERS
AT PT. CIPTA BAJA RAYA
ABSTRACT
Workers often experience fatigue after work with the highest complaints, namely
experiencing complaints of dizziness, back pain, waist, and shoulders. This study
aims to analyze the factors that affect the level of work fatigue in production
workers at PT. Create Steel Kingdom. This research is a quantitative research
using a cross sectional survey approach. The instrument used is a questionnaire
and direct observation using a measuring instrument Krisbow KW06-291 4 in 1
Environment Meter and a sound level meter. Data analysis used chi square test for
bivariate analysis and logistic regression test for multivariate analysis. The results
of this study indicate that the level of work fatigue has an effect on several factors,
namely the age factor with p value = 0.000 (P < 0.05), length of work with p value
= 0.027 (P < 0.05), and noise intensity with p value = 0.028 (P<0.05). Factors that
did not affect work fatigue were nutritional status with p value = 0.07 (P>0.05)
and room temperature factor with p-value = 0.599 (P>0.05). Multivariate analysis
showed that the noise intensity variable was the most dominant factor influencing
work fatigue with OR = 0.395. Workers who are exposed to noise will cause the
pulse rate to rise which will interfere with the concentration and thinking ability
of workers, causing work fatigue. Suggestions from researchers are expected that
workers always comply with the rules that have been made by the company, use
Ear Protective Equipment (APT) when working in the production room and the
company provides sanctions if there are workers who do not wear Ear Protective
Equipment (APT).
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat
dengan judul “Analisa Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kelelahan Kerja Pada
Pekerja Bagian Produksi di PT. Cipta Baja Raya”, sebagai salah-satu syarat untuk
Sumatera Utara.
Dalam penyelesaian skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan juga dukungan
dari berbagai pihak baik secara moral maupun material. Oleh sebab itu pada
3. Bapak Dr. Mhd. Furqan selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas
4. Bapak Dr. Watni Marpaung, M.Ag selaku Wakil Dekan II Fakultas Bidang
vi
6. Ibu Susilawati, SKM M.Kes selaku Ketua Program Studi Fakultas Kesehatan
7. Ibu Dr. Tri Niswati Utami M. Kes selaku Dosen Pembimbing skripsi yang
telah sabar dan banyak meluangkan waktu untuk memberikan arahan, saran
serta motivasi kepada penulis dalam perbaikan dan menyelesaikan skripsi ini.
8. Ibu Zuhrina Aidha, S.Kep, M.Kes selaku Ketua Penguji yang telah
10. Bapak Rapotan Hasibuan, SKM, M.Kes selaku dosen penguji yang telah
dibangku kuliah.
12. Kepada pihak perusahaan di PT Cipta Baja Raya yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk melakukan penelitian dan kepada karyawan yang telah
13. Terutama kepada orang tua saya yang sangat saya cintai ayahanda Anwar
Sitorus dan ibunda Umriah, yang selama ini memberikan kasih sayang
kepada saya dari kecil hingga sekarang yang takkan bisa saya balas
baik dari segi moral maupun material sehingga saya dapat menyelesaikan
skripsi ini. Segala perjuangan saya hingga titik ini saya persembahkan untuk
vii
14. Kepada saudara-saudara yang saya sayangi, Widya Astuti Sitorus S.E,
Erdiansyah Sitorus, Evan Setyawan Sitorus S.P, dan Novandi Sitorus yang
16. Kepada sahabat Tiamo saya Rani Anggraini, Luana Lestari Sirait,
Adhe Syahril Alfatah Sinaga yang telah mendukung serta menemani dalam
17. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini,
Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna kesempurnaan dan
perbaikannya. Sehingga laporan skripsi ini dapat dijadikan acuan tindak lanjut
penelitian selanjutnya dan bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi ilmu
kesehatan masyarakat.
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
DATA PRIBADI
Agama : Islam
Golongan Darah :A
Kewarganegaraan : Indonesia
Asahan
No. HP : 082273996354
Email : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
Ibu : Umriah
Asahan.
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. I
ABSTRACT .......................................................................................................... II
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...... ERROR! BOOKMARK
NOT DEFINED.
LEMBAR PERSETUJUAN ................ ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
HALAMAN PENGESAHAN .............. ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
KATA PENGANTAR ......................................................................................... VI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... IX
DAFTAR ISI ..........................................................................................................X
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... XII
DAFTAR TABEL ............................................................................................ XIII
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... XIV
x
3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel .............................................................. 29
3.4. Variabel Penelitian....................................................................................... 30
3.4.1. Variabel Bebas (Independent) ............................................................ 30
3.4.2. Variabel Terikat (Dependent)............................................................. 30
3.5. Definisi Operasional..................................................................................... 30
3.6. Aspek Pengukuran ....................................................................................... 32
3.7. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 34
3.7.1. Jenis Data ........................................................................................... 34
3.7.2. Alat atau Instrument Penelitian .......................................................... 35
3.7.3. Prosedur Pengumpulan Data .............................................................. 38
3.8. Analisis Data ................................................................................................. 39
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
cara kerja dan dengan kondisi lingkungan kerja yang telah memenuhi syarat
apabila tidak diatasi maka akan menjadi pemicu terjadinya kecelakaan kerja
(Suma’mur, 2013).
jauh dari kata kerusakan. Istilah dari kelelahan biasanya ditunjukkan dengan
kondisi yang tidaklah sama dari setiap orang, akan tetapi pada dasarnya semuanya
berujung pada kapasitas kerja yang menurun dan hilangnya efisiensi kerja.
Kelelahan kerja dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu kelelahan umum dan
yang berat, serta kondisi lingkungan sekitar yang tidak kondusif, penyebab
mental, keadaan gizi pekerja, serta status kesehatan, sedangkan kelelahan otot
ialah tremor yang sering dijumapai pada otot ataupun rasa sakit/nyeri pada otot
(Tarwaka, 2012).
1
2
terjadinya kecelakaan kerja. Beberapa risiko kesehatan yang dapat timbul akibat
tenaga kerja di Amerika Serikat tahun 2017 menunjukkan bahwa kurang lebih
lebih dari 80 % memiliki dua atau lebih faktor risiko kelelahan kerja. 40 % tenaga
serta peningkatan jumlah kecelakaan kerja (NSC, 2017). Data dari International
kelelahan akibat pekerjaan yang mereka lakukan. Tingkat keluhan kelelahan berat
pada pekerja di seluruh dunia berkisar antara 18,3-27 % dan tingkat prevalensi
Faktor penyebab terjadinya kelelahan kerja ada dua yaitu faktor internal
yang terdiri dari umur, jenis kelamin, status gizi, riwayat penyakit, dan keadaan
psikologi. Faktor eksternal antara lain adalah lama kerja, masa kerja, monotoni
pekerjaan, keadaan lingkungan, beban kerja, dan sikap kerja (Frely et al, 2017).
Hal ini dibuktikan oleh penelitian Atiqoh tahun 2018, menyatakan bahwa usia dan
beban kerja berhubungan dengan kelelahan. Selain itu, Anjar tahun 2016
mengatakan bahwaada pengaruh signifikan antara status gizi, beban kerja, dan
sebanyak 2,78 juta pekerja meninggal setiap tahun karena kecelakaan kerja dan
3
penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh kelelahan kerja. Sekitar 2,4 juta
(86,3 %) dari kematian dikarenakan penyakit akibat kerja. Sementara lebih dari
380.000 (13,7 %) dikarenakan kecelakaan kerja. Setiap tahun ada hampir seribu
kali lebih banyak kecelakaan kerja non-fatal dibandingkan kecelakaan kerja fatal
tahun 2015 telah terjadi kecelakaan kerja sebanyak 105.182 kasus dengan kasus
bahwa jumlah kecelakaan kerja dari tahun ke tahun mengalami tren peningkatan
Salah-satu faktor penyebab utama kecelakaan kerja yang disebabkan oleh manusia
Kencana menyatakan bahwa usia dapat mempengaruhi kelelahan kerja. Hal ini
terjadi karena semakin bertambahnya usia maka akan semakin besar risiko
yang ditandai dengan adanya diagnosa penyakit yang selanjutnya di usia 50-55
bidang pengolahan besi atau baja cor yang digunakan untuk kebutuhan
proses produksi adalah baja, karbon, silikon, dan mangan. Sedangkan bahan
tambahan yang digunakan untuk memperlancar hasil produksi adalah kayu, paku,
4
powder, pasir, katalis, resin, slag removal, dan cat. Proses produksi pembuatan
baja di PT. Cipta Baja Raya ini dimulai dari proses pembuatan mal dan drag,
tenaga manusia masih sangat dibutuhkan sebagai operator mesin tersebut agar
diperlukan kesiapan fisik, mental, dan kondisi lingkungan kerja yang baik.
kepada 13 pekerja di bagian produksi di PT. Cipta Baja Raya. Berdasarkan survey
dengan keluhan paling tinggi yaitu mengalami keluhan pusing, nyeri punggung,
pinggang, dan bahu. Diketahui bahwa para pekerja mengeluh lelah terutama pada
pekerja di bagian proses produksi. Selain itu, mereka juga mengatakan meskipun
dan iklim kerja berada di antara 24,2oC hingga 32,4 oC keadaan ini juga
lelah sehingga berdampak pada produksi baja yang menurun. Banyaknya produk
permintaan konsumen, maka semakin tinggi pula tingkat kelelahan yang dialami
Shintia dan Endang pada tahun 2015 pada pengumpul tol di Surabaya ditemukan
Dengan variabel usia, status gizi, masa kerja, sikap kerja, dan beban kerja
sebagai variabel/ faktor yang di analisa. Sedangkan pada penelitian ini akan
lingkungan kerja yang diwakili oleh suhu ruangan kerja dan intensitas kebisingan.
Dari kombinasi variabel/ faktor yang akan digunakan, pada penelitian ini
ditentukan oleh paparan panas yang dirasakan oleh pekerja pada saat pekerja
kelelahan kerja pada pekerja menjadi penting untuk dikaji, karena pada
kerja?
kerja?
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa faktor yang
mempengaruhi tingkat kelelahan kerja pada pekerja di PT. Cipta Baja Raya.
kerja.
kelelahan kerja.
produksi di PT. Cipta Baja Raya mengenai faktor yang mempengaruhi tingkat
mengetahui dampak yang disebabkan oleh kelelahan kerja pada pekerja bagian
dan Kesehatan Kerja (K3) terutama pada faktor yang mempengaruhi tingkat
LANDASAN TEORITIS
tetapi semuanya berakibat pada penurunan daya kerja dan berkurangnya ketahan
lelah dan kita akan merasakan malas dan aktivitas akan melemah serta
Beberapa teori dari para ahli mengenai definisi kelelahan kerja, diantaranya
tubuh baik fisik maupun mental yang semuanya berakibat pada penurunan
kerusakan yang lebih parah, dan kembali pulih apabila melakukan istirahat.
jenis, yaitu:
Kelelahan otot dapat juga disebut dengan kelelahan fisiologis. Kelelahan ini
terjadi karena berkurangnya kinerja otot setelah terjadinya tekanan fisik pada saat
bekerja. Gejala yang ditimbulkan tidak hanya berupa berkurangnya tekanan fisik,
b) Kelelahan Umum
letih yang luar biasa terhadap pekerja, semua aktivitas menjadi terganggu dan
terhambat, tidak adanya gairah untuk bekerja baik secara fisik maupun psikis,
a) Kelelahan Akut
adanya kegiatan fisik atau beban kerja mental yang berat dan berlebihan. Salah-
satu contoh kelelahan akut adalah pada saat naik-turun tangga dalam waktu yang
b) Kelelahan Kronis
Kelelahan kronis biasanya terjadi sepanjang hari dalam jangka waktu yang
cukup lama. Kelelahan jenis ini sering ditandai dengan adanya keluhan
peningkatan kejadian umum beberapa penyakit, seperti sakit kepala, diare, pusing,
a) Kelelahan Fisiologis
lingkungan (fisik) di tempat kerja. Kelelahan fisiologis ini sering kali terjadi
b) Kelelahan Fisik
Kelelahan fisik merupakan kelelahan yang disebabkan oleh kerja fisik dan
kerja patologis. Kelelahan ini ditandai dengan adanya gejala penurunan kinerja,
c) Kelelahan Mental
pekerjaan dalam jangka waktu yang lama. Kelelahan ini dapat dicegah dengan
mengubah tuntutan pekerjaan yang berat, pengaruh lingkungan atau stimulus, dan
produk-produk sisa dalam otot dan peredaran darah, dimana produk-produk sisa
Kelelahan diatur secara terpusat oleh otak. Dalam susunan sistem saraf
kedua tenaga kerja tersebut, maka kedua sistem harus dalam keadaan yang
memberikan stabilitas tubuh. Sistem inhibisi yang terdapat pada talamus dapat
sedangkan sistem aktivasi yang berisi struktur jaringan yang dapat merangsang
pusat nutrisi tubuh untuk bekerja, berkelahi, melarikan diri, dan lainnya.
12
Situasi seseorang sangat bergantung pada hasil kerja antara dua sistem
yang bersangkutan. Jika sistem aktivasi lebih kuat, seseorang akan bekerja dengan
kondisi segar dan kuat. Sebaliknya, jika sistem inhibisi lebih kuat, maka seseorang
a) Usia
seseorang, maka semakin besar tingkat kelelahan yang terjadi pada saat bekerja.
Pekerjaan yang dilakukan oleh usia lanjut akan terasa lama siapnya karena mudah
Kencana menyatakan bahwa usia dapat mempengaruhi kelelahan kerja. Hal ini
terjadi karena semakin bertambahnya usia maka akan semakin besar risiko
yang ditandai dengan adanya diagnosa penyakit yang selanjutnya di usia 50-55
b) Jenis Kelamin
fisik atau kerja otot laki-laki. Maka dari itu, untuk mendapatkan hasil kerja yang
jenis kelamin pria, karena secara biologis wanita mengalami siklus menstruasi,
kehamilan, dan menopause yang membuat wanita sering kali mudah merasakan
c) Status Gizi
maka pekerjaan lebih mudah merasakan lelah yang akan mengganggu kinerja
pekerja tersebut.
Status gizi pekerja dapat diukur dengan IMT, cara mengukur Indeks Massa
berikut:
d) Status Kesehatan
terganggu maka akan berakibat pada gangguan daya kerja, kelelahan, gangguan
menderita suatu penyakit, baik itu penyakit akibat keturunan (seperti hipertensi,
obesitas, diabetes, dan sebagainnya) maupun penyakit akibat kerja (seperti MSDS,
silicosis, dermatitis, dan sebagainnya) maka pekerja tersebut tidak akan mampu
2. Faktor Eksternal
a) Masa Kerja
dari pertama kali seseorang tersebut masuk kerja hingga dilakukannya penelitian.
Masa kerja seseorang akan mempengaruhi kelelahan kerja karena semakin lama
b) Lama Kerja
Lama kerja merupakan suatu kurun waktu atau lamanya seseorang bekerja
di suatu tempat dalam sehari. Di Indonesia lamanya waktu kerja diatur melalui
sampai 85 yang intinya sehari maksimum 8 jam kerja dan sisanya untuk istirahat
Apabila seseorang bekerja selama lebih dari waktu yang telah ditetukan,
(Tarwaka et al, 2015). Suhu ruangan yang panas disebabkan oleh dua
kemungkinan, yakni aliran udara atau ventilasi yang kurang baik dan adanya
udara dan pencahayaan. Berikut tabel penjelasan Nilai Ambang Batas (NAB)
faktor fisika:
Tabel 2.5 Nilai Ambang Batas Iklim Kerja Indeks Suhu Basah dan
Bola (ISBB)
Pengaturan siklus waktu ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola (oC ISBB)
kerja Kategori Laju Metabolit
Ringan Sedang Berat Sangat Berat
75% - 100% 31,0 28,0 * *
50% - 75% 31,0 29,0 27,5 *
25% - 50% 32,0 30,0 29,0 28,0
0% - 25% 32,5 31,5 30,0 30,0
(*) Tidak diperbolehkan karena alasan dampak fisiologis (Permenaker RI, 2018).
2014). Oleh karena itu agar terhindar dari kelelahan kerja yang diakibatkan oleh
paparan panas yang terlalu tinggi, maka harus disesuaikan dengan waktu
d) Intensitas Kebisingan
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki oleh manusia dan
Kerja, kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber
dari alat-alat proses produksi dan/alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat
karena denyut nadinya akan naik, dan mempersempit pembuluh darah yang akan
sebesar 85 dBA. Namun untuk kebisingan lebih dari 140 dBA tidak diperbolehkan
Lingkungan Kerja.
Pada metode ini, kualitas output digambarkan sebagai jumlah proses kerja
(waktu yang digunakan setiap item) atau proses operasi yang dilakukan setiap unit
target produksi, faktor sosial, dan perilaku psikologi dalam kerja. Sedangkan
Kualitas kerja dapat diketahui dengan cara menilai kualitas suatu produk
material, dan lain-lain. Sedangkan kuantitas kerja dapat diukur dengan cara
melihat prestasi kerja yang dapat dinyatakan dengan banyaknya jumlah produksi
Merasa pening, 8. Panas di kelopak mata, 9. Tremor pada anggota badan, 10.
Pada skala IFRC ini terdapat 30 gejala kelelahan yang disusun dalam
kategori besar, yakni: sangat sering (SS) diberi nilai 4, sering (S) diberi nilai 3,
kadang-kadang (KK) diberi nilai 2, dan tidak pernah (TP) diberi nilai 1. Untuk
parameter untuk mengukur perasaan kelelahan kerja sebagai gejala subjektif yang
merupakan instrumen yang telah disusun oleh Satyawati yang telah diuji
Salah-satu cara yang digunakan adalah dengan cara pengukuran waktu reaksi.
19
Waktu reaksi adalah jangka waktu dari pemberian suatu rangsangan sampai
kepada suatu saat kesadaran atau dilaksanakan kegiatan. Dalam waktu uji reaksi
ini dapat diketahui dengan menggunakan nyala lampu, denting suara, sentuhan
petunjuk adanya perlambatan fungsi pada pada proses faal syaraf dan otot
e) Uji Mental
disebut alat Bourdon Wiersman Tes. Alat ini digunakan untuk menguji kecepatan,
Dari uraian tersebut, kelelahan kerja biasanya terjadi pada saat akhir jam
kerja yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti: kerja monotoni, kerja otot
statis, alat dan sarana kerja yang tidak sesuai dengan antropometri pemakaiannya,
stasiun kerja yang tidak ergonomik, sikap paksa dan pengaturan waktu kerja-
istirahat yang tidak tepat, dan lain-lain. Sumber kelelahan dapat disimpulkan dari
Pengertian kelelahan secara sempit memang hanya sebatas pada lelah fisik yang
dirasakan saja. Gejala yang ditimbulkan berupa perubahan fisik dan perasaan yang
20
keberkahan serta kesenangan dunia. Hal ini dikemukakan dalam firman Allah
serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata,
lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan (Q.S At-
Tawbah:105).
kepada orang-orang yang bertaubat agar bekerja untuk meraih kebahagian dunia
dan kebahagiaan akhirat, serta bekerja untuk dirimu dan bangsamu, karena kerja
tidak mengerjakan sesuatu, atau hanya sekedar mengaku giat dan bekerja keras.
Serta Allah akan melihat pekerjaan yang dilakukan umat manusia, baik pekerjaan
buruk maupun pekerjaan buruk. Dan Allah mengetahui tentang tujuan dari
Islam sangat menghargai orang yang bekerja dengan tangannya sendiri. Dalam
َ ِم ْن
ِ ع َم ِل يَدِه
Artinya: “Tidak ada seseorang yang memakan satu makanan pun yang lebih baik
dari makanan hasil usaha tangannya (bekerja) sendiri. Dan sesungguhnya Nabi
dihasilkan dari hasil kerja kita sendiri sangatlah baik daripada makanan yang
dihasilkan dari orang lain. Maka dari itu, hendaklah kita bekerja dengan ikhlas
hati agar pekerjaan tersebut dapat menjadi berkah danladang pahala bagi kita
apabila kita bekerja untuk menafkahi istri dan anak kita (apabila sudah
berkeluarga).
Seseorang yang bekerja terlalu giat akan merasakan lelah. Namun, ketika
sesorang merasakan kelelahan setelah pulang dari bekerja, maka Allah SWT
mengampuni dosanya pada saat itu juga. Kelelahan dalam bekerja dapat diatasi
dengan beristirahat sejenak, dengan begitu maka tenaga yang telah dikeluarkan
selama bekerja sebelumnya akan pulih kembali dan mengurangi rasa lelah yang
Hal ini dapat dijelaskan dalam firman Allah SWT pada Q.S Al-Furqan
Artinya: Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai pakaian), dan tidurmu
untuk istirahat, dan dia menjadikan siang untuk bangun berusaha (Q.S Al-
Furqan:47).
diberikan waktu untuk tidur sebagai istirahat dari kelelahan setelah beraktivitas.
22
Tidur merupakan kurangnya dan berhentinya kegiatan saraf otak dan otot
sehingga tubuh merasa tenang dan rileks setelah saraf otak dan otot dipaksa untuk
melakukan pekerjaan yang berat. Maka dari itu Allah SWT menjadikan malam
untuk manusia tidur agar dapat beristirahat untuk memulihkan tenaga setelah
merasakan lelahnya bekerja dan kembali bekerja dengan tubuh yang segar
dengan maksimal.
Dengan datangnya siang, Dia membuat manusia bangun dan berusaha mencari
mengalami kelelahan yang diriwayatkan oleh HR. Al-Bukhari No. 5642 dan
ب َو ََل ه ٍَم َو ََل ُح ْز ٍن َو ََل أَذًى َو ََل غ ٍَم َحتى َ ب َو ََل َو
ٍ ص َ َيب ْال ُم ْس ِل َم ِم ْن ن
ٍ ص ُ ُص
ِ َما ي
bersabda “tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau
mencari nafkah dapat berubah menjadi sebuah kerinduan. Balasan minimal bagi
seseorang yang mengalami kelelahan dalam bekerja untuk mencari nafkah atau
bahkan sampai tertimpa suatu musibah, maka Allah SWT akan menghapus
sendiri ataupun kebutuhan anak dan istri (jika sudah berkeluarga), dalam Islam
orang yang seperti ini dikategorikan sebagai jihad fi sabilillah. Maka dari itu,
sesuatu amalan atau pekerjaan yang mendekatkan diri kepada Allah SWT sangat
Pada kasus penelitian ini dikhususkan pada pekerja bagian produksi baja
di PT Cipta Baja Raya. Pekerja tersebut sering mengeluh kelelahan pada saat
selesai bekerja. Hal ini ditandai dengan adanya pekerja yang sering mengalami
nyeri pada bagian otot, pinggang, dan bahu. Kelelahan tersebut dapat dipengaruhi
oleh faktor usia, lama kerja, status gizi, dan suhuruang kerja.
pada pekerja di bagian produksi baja maka Allah SWT mengampuni dosanya pada
saat itu juga. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh HR. Ahmad yang
artinya: “Barang siapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya
24
keterampilan kedua tangannya pada siang hari, makapada malam itu ia diampuni
seseorang lelah bekerja hingga mungkin seluruh kaki dan tangan terasa pegal,
jangan mengeluh di malam harinya. Hendaklah ia syukuri apa yang ada yakni
masih mendapat kekuatan dari Allah untuk bekerja, maka pada malam itu dosa-
dosa orang yang bekerja tersebut akan diampuni sehingga menjadi hamba yang
mulia di sisiNya.
Kelelahan dalam bekerja juga akan berpengaruh terhadap kinerja kerja dan
juga untukberibadah kepada Allah SWT. Maka dari itu, diharapkan seseorang
dapat bekerja sesuai dengan kemampuannya dan tidak memaksakan diri untuk
bekerja terus-menerus.
ada lima prinsip umum muqashid syariah, yaitu: hifdzu din (melindungi agama),
hifdzu nafs (melindung ijiwa), hifdzu ‘aql (melindungi pikiran), hifdzu maal
ini, difokuskan kepada hifdzu nafs (melindung ijiwa). Dalam hal ini, islam
Berdasarkan survey awal yang dilakukan pada pekerja bagian produksi baja
kelelahan setelah bekerja dengan keluhan paling tinggi yaitu mengalami keluhan
pusing, nyeri punggung, pinggang, dan bahu. Diketahui bahwa para pekerja
25
mengeluh lelah terutama pada pekerja dibagian proses produksi. Selain itu,
mesin produksi yang canggih namun masih menimbulkan bising dan panas di
bagian produksi baja menjadi cepat lelah sehingga berdampak pada produksi baja
yang menurun.
Maka dari itu, pekerja yang bekerja di bagian produksi baja hendaklah
bekerja sesuai dengan kemampuannya dan tidak memaksakan diri untuk tetap
sejenak. Hal tersebut dapat mengembalikan kondisi tubuh dan kestabilan tubuh
sehingga tubuh dapat terhindar dari kecelakaan kerja serta dapat menimalisir
tingkat kelelahan kerja itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan
Produktivitas Kerja Karyawan di PT. Cipta Baja Raya adalah sebagai berikut:
26
Faktor Internal:
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Status Gizi
4. Status Kesehatan
Tingkat Kelelahan Kerja:
1. Ringan
2. Sedang
Faktor Eksternal: 3. Berat
1. Masa Kerja
2. Lama Kerja
3. Suhu Ruang Kerja
4. Intensitas Kebisingan
atau kaitan antara konsep yang satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara
variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti
Faktor umur
peneliti. Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang sudah diuraikan
1. Ada pengaruh antara faktor umur terhadap kelelahan kerja pada pekerja di
2. Ada pengaruh antara faktor lama kerja terhadap kelelahan kerja pada pekerja
3. Ada pengaruh antara faktor status gizi terhadap kelelahan kerja pada pekerja
4. Ada pengaruh antara faktor suhu ruang kerja terhadap kelelahan kerja pada
METODE PENELITIAN
data variabel dependen dan independen dalam waktu periode yang sama.
Pertahanan No. 96 Dusun 6 Patumbak Kec. Deli Serdang Kota Medan. Penelitian
ini dilakukan pada bagian unit produksi yang dilakukan mulai bulan Maret 2021
kerja yang tinggi, serta adanya dukungan dan kemudahan dari pihak perusahaan
28
29
populasi dalam penelitian ini berjumlah 103 orang pekerja bagian produksi yang
3.3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang ciri-cirinya diselidiki atau
diukur. Unit sampel dapat sama dengan populasi, tetapi dapat juga berbeda
N
n=
1 + N(e)2
103
𝑛 = 1+103(0,05)2
103
𝑛= = 85
1,2
penelitian ini adalah berjumlah 85 orang pekerja bagian produksi baja di PT. Cipta
Baja Raya.
random sampling (sampel acak sederhana) tanpa memperhatikan strata yang ada
1. Kriteria Inklusi
a) Berusia 20 – 50 tahun
2. Kriteria Eksklusi
b) Responden yang tidak hadir pada saat pengukuran dengan alasan tertentu
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Soekidjo
menjadi lebih jelas. Definisi operasional pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
31
KEMENK
ES, 2019)
Suhu Kondisi ruang kerja Alat ukur Kriteria Skala
Ruang yang mengakibatkan Krisbow objektif: Nominal
Kerja timbulnya kelelahan KW06-291 1. 26 oC –
saat bekerja. Data 4 in 1 28 oC:
suhu ruang kerja environmen normal
diketahui dengan t Meter 2. > 28 oC:
mengukur suhu di tidak
32
(Permenake
r RI, 2018)
Tingkat adanya perasaan lelah Kuesioner Kriteria Skala
Kelelahan dan rasa malas yang KAUPKK 1 objektif: Ordinal
kerja dirasakan oleh pekerja 1. <23 :
dalam menjalankan Kurang
aktifitas yang lelah = < 23
berakibat pada 2. 23 – 31:
kehilangan efisiensi Lelah = 23-31
dan penurunan 3. >31:
kapasitas kerja serta Sangat
ketahan tubuh pekerja lelah
saat sedang bekerja.
(Lientje
Setyawati,
2015) = > 31
3.6. Aspek Pengukuran
1. Tingkat Kelelahan Kerja
(Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja). KAUPKK terdiri atas 3 aspek,
yakni aspek pelemahan aktivitas, aspek pelemahan motivasi, dan aspek gejala
2) Lelah = 23-31
2. Umur
ukur melalui kuesioner. Penilaian faktor umur yang merupakan skala ordinal
3. Lama Kerja
wawancara langsung kepada pekerja. Wawancara ini dilakukan dengan alat ukur
kuesioner. Penilaian faktor lama kerja yang merupakan skala ordinal dapat
4. Status Gizi
wawancara langsung kepada pekerja. Wawancara ini dilakukan dengan alat ukur
kuesioner. Penilaian faktor status gizi yang merupakan skala ordinal dapat
faktor suhu lingkungan kerja yang merupakan skala ordinal dapat dikelompokkan
menjadi 2 kategori,yakni:
1) 26 oC - 28 oC normal
2) > 28 oC tidak normal (Permenaker RI, 2018).
6. Intensitas Kebisingan
2 kategori,yakni:
1) ≤ 85 dB normal
2) > 85 tidak normal (Permenaker RI, 2018).
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti.
Data ini diambil dengan menggunakan teknik angket (kuesioner) yang diberikan
kepada pekerja berdasarkan skala Likert. Skala pengukuran tipe ini dapat
menentukan tingkat kelelahan kerja dengan memilih salah-satu dari pilihan yang
tersedia.
2) Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dari sumber data
yang sudah ada. Data ini dapat diperoleh dari data perusahaan yang berhubungan
dengan pekerja, seperti data gambaran umum pekerja dan jumlah pekerja yang
35
ada. Selain itu, data ini juga dapat diperoleh dari berbagai literatur, seperti buku,
mengukur fenomena alam ataupun sosial yang sedang diamati (Sugiyono, 2006).
1) Kuesioner (Angket)
pertanyaan yang berkaitan dengan suatu hal yang akan diteliti. Alat ukur yang
digunakan untuk mengetahui tingkat kelelahan kerja karyawan adalah alat ukur
dari 3 aspek (aspek pelemahan motivasi, pelemahan aktivitas, dan aspek gejala
fisik) yang berisikan 17 pertanyaan tentang keluhan subjektif yang dapat diderita
ataupun pada saat setelah kerja. Setiap jawaban diberikan skor, antara lain:
2. Lelah = 23-31
2) Observasi Langsung
suhu ruang kerja dan tingkat kebisingan yang berada di PT. Cipta Baja Raya.
Pengukuran suhu ruang kerja menggunakan alat ukur suhu berupa alat
digital sehingga langsung menunjukkan angka suhu ruang kerja yang sedang
diukur.
ada di PT. Cipta Baja Raya, yakni pada sisi samping kiri, samping kanan, dan sisi
depan sekitar mesin peleburan baja. Adapun kategori untuk suhu ruang kerja
adalah:
2. Tempat kerja tidak memenuhi syarat jika suhu yang didapat > 28 oC.
b. Intensitas Kebisingan
37
Meter. Alat ini dioperasikan secara digital sehingga langsung menunjukkan angka
2) Periksa keadaan baterai, pastikan keadaan tanda power dalam kondisi aman
atau baik
4) Sesuaikan masa pembobotan waktu respon sound level meter dengan area
5) Pastikan bahwa mikrofon sound level meter setinggi telinga manusia yang
ada ditempat kerja tersebut. Hindari kontak refleks bunyi dari tubuh atau
titik terdekat dengan sumber suara mesin produksi yang terpapar oleh pekerja.
adalah ≤ 85 dB.
2. Tempat kerja tidak memenuhi syarat jika suhu yang didapat adalah > 85
dB.
3) Studi Dokumentasi
1. Editing
Hasil yang didapat atau yang sudah dikumpulka melalui kuesioner akan diedit
terlebih dahulu. Jika masih diperoleh data atau informasi yang tidak lengkap,
2. Coding
Kuesioner yamg sudah diedit, selanjutnya akan dilakukan peng “kodean” atau
“coding” yaitu dengan mengubah data yang berbentuk kalimat atau huruf
3. Entry Data
(SPSS).
4. Cleaning
Jika data yang telah dimasukkan, maka akan dilakukan pengecekan kembali
guna menghindari agar tidak terjadinya penginputan data yang salah atau
tidak lengkap.
5. Tabulating
Tabulating adalah pembuatan tabel untuk hasil yang telah didapatkan, lalu
membuat sebuah interpretasi hasil dari pengolahan data sesuai dengan hasil
masing-masing variabel yang akan diteliti. Variabel yang akan diteliti tersebut
kelelahan kerja).
2) Analisis Bivariat
Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi-square + Exact Fisher
sehingga dapat diketahui hubungan yang signifikan antara variabel dependent dan
(a=0,05). Jika pvalue lebih kecil dari a (p < 0,05), artinya terdapat hubungan yang
karyawan. Jika p value lebih besar dari a (p> 0,05), artinya tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara faktor kelelahan dengan tingkat kelelahan kerja
3) Analisis Multivariat
Regresi logistic adalah regresi yang digunakan untuk menguji sejauh mana
p<0,25 maka variabel tersebut dapat masuk dalam model multivariat. Namun
40
pertimbangan secara substansi tetap dilakukan. Jika ada kovariat yang menurut
Kec. Deli Serdang Sumatera Utara di bentuk sejak tahun 2011 di Medan. PT.
Cipta Baja Raya sangat berpengalaman dalam memproduksi komponen besi atau
baja cor untuk kebutuhan permesinan dari berbagai industri seperti pabrik
pabrik boiler.
terhadap lingkungan dan kecelakaan kerja. Beberapa yang telah dilakukan oleh
PT. Cipta Baja Raya dalam hal tersebut seperti memberikan alat pelindung diri
kepada setiap masing-masing tenaga kerja, seperti safety helmet, baju anti panas
dll. PT. Cipta Baja Raya juga mengharuskan para tenaga kerja untuk mengikuti
tangan dengan sabun dan menjaga jarak yang di lakukan oleh tenaga kerja
meliputi persyaratan fisika, kimia, dan biologi sesuai dengan ketentuan peraturan
41
42
kerja.
dan kategori beresiko > 40 tahun. Distribusi umur di PT. Cipta Baja Raya adalah
sebagai berikut:
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, bahwa umur pekerja dengan kategori tidak
b. Lama Kerja
Distribusi lama kerja pada pekerja di PT.Cipta Baja Raya dapat dilihat pada
tabel berikut:
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, bahwa lama kerja pekerja yang berada pada
c. Status Gizi
Status gizi/ IMT pekerja PT. Cipta Baja Raya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, diketahui bahwa status gizi/IMT pada pekerja
di PT. Cipta Baja Raya dengan kategori dibawah normal sebanyak 38 orang
d. Suhu Ruangan
Distribusi suhu lingkungan kerja di PT. Cipta Baja Raya dapat dilihat pada
tabel berikut:
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa pekerja yang bekerja pada
suhu ruangan yang terletak di > 28◦C atau dalam kategori tidak normal sebanyak
10 orang (11,8%), sedangkan yang terletak pada suhu 26oC-28◦C atau dalam
e. Intensitas Kebisingan
orang (69,4%)
Kelelahan kerja yang dirasakan pekerja dapat dilihat pada tabel berikut:
dalam kategori kurang lelah sebanyak 12 orang (14,1), sedangkan dengan kategori
lelah sebanyak 63 orang (74,1%) dan kategori sangat lelah sebanyak 10 orang
(11,8%).
Hasil uji antara umur dengan kelelahan kerja pada pekerja di PT. Cipta Baja
Raya yang di uji dengan chi-square dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa kejadian kelelahan kerja pada
kategori lelah sebanyak 14 orang (66,7%), sedangkan untuk kategori sangat lelah
sebanyak 10 orang (4,2%). Untuk umur > 40 dengan kategori kurang lelah
. Pada hasil uji chi-square antara umur dengan kelelahan dapat diketahui
nilai p = 0,000 dimana p < 0,05, artinya ada hubungan yang signifikan antara
Tabel 4.8 Hubungan antara Lama Kerja dengan Tingkat Kelelahan Kerja
Tingkat Kelelahan Kerja
Lama Kerja Kurang Lelah lelah Sangat lelah Total P
N % N % N % N %
Tidak Beresiko ≤ 0 0,0 28 100 0 0,0 28 100 0,027
8 Jam
Beresiko > 8 Jam 12 21,1 35 78,9 10 10,0 57 100
Total 12 14,1 63 74,1 10 11,8 85 100
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa kejadian kelelahan kerja pada
lama kerja ≤ 8 jam dengan kategori kurang lelah sebanyak 0 orang (0,0%) dan
untuk kategori lelah sebanyak 28 orang (100%), dan kategori sangat lelah
sebanyak 0 orang (0,0%). Sedangkan untuk lama kerja > 8 jam dengan kategori
. Pada hasil uji chi-square antara lama kerja dengan kelelahan dapat
diketahui nilai p = 0,027 dimana p < 0,05, artinya ada hubungan yang signifikan
antara lama kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja di PT.Cipta Baja Raya.
46
Tabel 4.9 Hubungan antara Status Gizi dengan Tingkat Kelelahan Kerja
Tingkat Kelelahan Kerja
Status Gizi Kurang Lelah lelah Sangat lelah Total P
N % N % N % N %
Dibawah Normal 0 0,0 10 100 0 0,0 10 100
Normal 0 0,0 46 90,0 5 10,0 51 100 0,07
Berlebih 7 100 0 0,0 0 0,0 7 100
Obesitas 5 29,0 7 41,0 5 29,0 17 100
Jumlah 12 14,0 63 74,0 10 12,0 85 100
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa kejadian kelelahan kerja pada
status gizi dibawah normal dengan kategori kurang lelah sebanyak 0 orang
(0,0%), untuk kategori lelah sebanyak 10 orang (100%), dan kategori sangat lelah
sebanyak 0 orang (0,0%). Sedangkan untuk status gizi normal dengan kategori
kurang lelah sebanyak 0 orang (0,0%), kategori lelah sebanyak 46 orang (90,0%)
dan kategori sangat lelah sebanyak 5 orang (10,0%). Selanjutnya, untuk status gizi
berlebih dengan kategori kurang lelah sebanyak 7 orang (100%), lelah sebanyak 0
orang (0,0%), sangat lelah sebanyak 0 orang (0,0%) sedangkan untuk status gizi
Obesitas dengan kategori kurang lelah sebanyak 5 orang (29,0%), kategori lelah
. Pada hasil uji chi-square antara status gizi dengan kelelahan dapat
diketahui nilai p = 0,07 dimana p > 0,05, artinya tidak ada hubungan yang
signifikan antara status gizi dengan kelelahan kerja pada pekerja di PT.Cipta Baja
Raya.
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa kejadian kelelahan kerja pada
suhu ruangan tidak normal dengan kategori kurang lelah sebanyak 0 orang (0,0%),
untuk kategori lelah sebanyak 10 orang (100%) dan kategori sangat lelah
sebanyak 0 orang (0,0%). Sedangkan untuk suhu ruangan normal dengan kategori
Pada hasil uji chi-square antara suhu ruangan dengan kelelahan dapat
diketahui nilai p = 0,599 dimana p > 0,05, artinya tidak ada hubungan yang
signifikan antara suhu ruangan dengan kelelahan kerja pada pekerja di PT.Cipta
Baja Raya.
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa kejadian kelelahan kerja pada
orang (46,2%), untuk kategori lelah sebanyak 14 orang (53,8%) dan untuk
kategori lelah sebanyak 49 orang (83,1%) dan kategori sangat lelah sebanyak 10
orang (16,9%).
dapat diketahui nilai p = 0,028 dimana p < 0,05, artinya ada hubungan yang
48
bivariat mempunyai p<0,25 maka variabel tersebut dapat masuk dalam model
multivariat. Dalam hal ini, variabel yang akan diuji adalah variabel intensitas
kebisingan dengan nilai p value = 0.028, umur dengan nilai p value = 0.000, lama
kerja dengan nilai p value = 0.027, dan status gizi dengan nilai p value = 0.07.
Variabel yang tidak masuk dalam kriteria analisis multivariat adalah variabel suhu
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa variabel yang paling dominan
berperan terhadap kelelahan kerja (B = -0,710 dan P < 0,05). Karena arah
terbalik. Artinya semakin tinggi angka negatif nilai B, maka semakin tinggi pula
4.2 Pembahasan
4.2.1. Hubungan antara Umur dengan Kelelahan Kerja di PT. Cipta Baja
Raya
Salah satu faktor yang mempengaruhi kelelahan kerja adalah umur. Umur
yang paling renda adalah 25 tahun, sedangkan umur yang tertinggi adalah 47
kategori kurang lelah sebanyak 12 orang (33,3%), untuk kategori lelah sebanyak
(4,2%). Untuk umur > 40 dengan kategori kurang lelah sebanyak 0 orang (0,0%),
kategori lelah sebanyak 49 orang (100%) sedangkan untuk kategori sangat lelah
Pada hasil uji chi-square antara umur dengan kelelahan dapat diketahui nilai
p = 0,000 dimana p < 0,05, artinya ada hubungan yang signifikan antara umur
dengan kelelahan kerja pada pekerja di PT.Cipta Baja Raya. Hasil penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian Sartono (2013) pada karyawan laundry garment di
bagian produksi yang menunjukkan bahwa tingkat kelelahan yang berat lebih
banyak dialami pekerja yang berusia ≥ 35 tahun keatas dengan nilai p = 0,000 <
0,005 artinya terdapat hubungan antara usia dengan kelelahan kerja. Berdasarkan
hasil observasi, pekerja dengan usia 40 tahun ke atas lebih cepat mengalami
fisik seperti penglihatan, pendengaran dan kecepatan reaksi dapat mulai menurun
setelah usia 40 tahun. Pada umumnya keluhan otot mulai dirasakan pada usia 25 –
Kapasitas kerja seperti kapasitas fungsional, kapasitas mental dan sosial akan
50
orang tersebut hal ini berkaitan dengan kondisi fisik orang tersebut, secara
fisiologis kondisi fisik dan ketahanan tubuh seseorang cenderung menurun sesuai
dengan pertambahan usia. Untuk itu sebaiknya pekerja yang berusia lanjut
sebaiknya tidak mendapatkan pekerjaan yang terlalu berat karena kondisi fisik nya
Pekerja dengan kategori umur dewasa akhir (36-45 tahun) telah mengalami
pekerja maka akan semakin berkurang kekuatan tubuh yang berakibat cepat
untuk bekerja oleh karena perubahan-perubahan pada organ tubuh, sistem kardio-
4.2.2. Hubungan antara Lama Kerja dengan Kelelahan Kerja di PT. Cipta
Baja Raya
Lama kerja juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kelelahan
kerja. Lama kerja pada seseorang dapat berdampak positif maupun negatif.
sedangkan dampak negatifnya adalah seorang pekerja akan menjadi lelah dan
bosan. Bahaya yang ditimbulkan dari lingkungan kerja semakin tinggi jika
pekerjaan yang dilakukan dalam jangka waktu yang lama (Budiono, 2003).
Pada hasil uji chi-square antara lama kerja dengan kelelahan dapat diketahui
nilai p = 0,027 dimana p < 0,05, artinya ada hubungan yang signifikan antara
lama kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja di PT.Cipta Baja Raya. Penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Paulina (2016) dimana diperoleh
nilai (p = 0,003) < 0,05 artinya terdapat hubungan antara masa kerja dengan
kerja yang panjang yang mengakibatkan para pekerja menjadi cepat lelah dan
bosan.
Berdasarkan penelitian ini kelelahan kerja pada lama kerja ≤ 8 jam dengan
kategori kurang lelah sebanyak 0 orang (0,0%) dan untuk kategori lelah sebanyak
28 orang (100%), dan kategori sangat lelah sebanyak 0 orang (0,0%). Sedangkan
untuk lama kerja > 8 jam dengan kategori kurang lelah sebanyak 12 orang
(21,1%), kategori lelah sebanyak 35 orang (61,4%) dan kategori sangat lelah
4.2.3. Hubungan antara Status Gizi dengan Kelelahan Kerja di PT. Cipta
Baja Raya
pekerja yang berisi pertanyaan mengenai berat badan pekerja dalam satuan
kilogram (kg) dan pertanyaan mengenai tinggi badan dalam satuan meter (m).
Data yang telah didapatkan, digunakan untuk menghitung IMT. Pada hasil uji chi-
square antara status gizi dengan kelelahan dapat diketahui nilai p = 0,07 dimana p
> 0,05, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan
kelelahan kerja pada pekerja di PT.Cipta Baja Raya. Penelitian ini sejalan dengan
bahwa status gizi merupakan faktor yang tidak mempengaruhi kelelahan kerja
dengan nilai (p = 0,798) ≥ 0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara status gizi
kebutuhan energi yang mereka butuhkan untuk bekerja dan memiliki pola atau
kebiasaan hidup sehat. Sedangkan pekerja mempunyai status gizi lebih sebesar
ditempat kerja. Seorang pekerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki
kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih baik dibandingkan dengan pekerja
yang berstatus gizi lebih. Pekerja memerlukan makanan yang bergizi untuk
pemeliharaan tubuh, untuk perbaikan dari sel-sel dan jaringan, untuk pertumbuhan
pekerjaan. Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat-
zat gizi didalam tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan
secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang memungkinkan pertumbuhan
fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada
Pada hasil uji chi-square antara suhu ruangan dengan kelelahan dapat
diketahui nilai p = 0,599 dimana p > 0,05, artinya tidak ada hubungan yang
signifikan antara suhu ruangan dengan kelelahan kerja pada pekerja di PT.Cipta
Baja Raya. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Paulina (2016) terhadap
pekerja di PT. Kalimantan Steel yang menyatakan bahwa suhu lingkungan kerja
nilai (p = 0,054) < 0,05 artinya tidak ada hubungan antara suhu lingkungan kerja
dengan kelelahan kerja begitu juga dengan hasil penelitian yang didapatkan
yang dilakukan dengan uji statistic bivariat terhadap suhu kerja didapatkan nilai (p
= 0,061) > 0,05 artinya tidak ada hubungan antara suhu lingkungan kerja terhadap
kelelahan kerja.
53
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, hanya sedikit pekerja
yang terpapar oleh suhu ruangan panas yang tinggi, yakni pada pekerja produksi
bagian mesin peleburan saja. Hal ini menyebabkan hasil yang tidak signifikan
karena banyaknya pekerja yang tidak terpapar oleh suhu panas di ruangan
tersebut.
kerja. Pada hasil uji chi-square antara intensitas kebisingan dengan kelelahan
dapat diketahui nilai p = 0,028 dimana p < 0,05, artinya ada hubungan yang
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, masih banyak pekerja
pembicara. Dan juga kebisingan dapat mengganggu konsentrasi pada para pekerja.
dengan menggunakan alat pelindung telinga, seperti ear plug. Alat ini bisa
dan P < 0,05). Karena arah hubungan antara intensitas kebisingan dan kelelahan
kerja adalah berbanding terbalik. Artinya semakin tinggi angka negatif nilai B,
maka semakin tinggi pula tingkat kelelahan kerja yang dihasilkan. Jika intensitas
kebisingan naik satu poin, maka kelelahan kerja akan naik senilai 0,710 poin.
karena denyut nadinya akan naik, dan mempersempit pembuluh darah yang akan
1. Umur
ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena Sesungguhnya orang
yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang
itu, terlebih dahulu harus dilihat bidang apa yang akan ditugaskan kepada yang
menuntut adanya sifat amanah sehingga tidak merasa bahwa apa yang ada dalam
55
genggamannya adalah milik pribadi, tetapi milik pemberi amanat, yang harus
2. Lama Kerja
orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka meminta
dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain,
akan dibangkitkan. Pada suatu hari yang besar. Yaitu hari ketika manusia berdiri
perbuatan yang sangat mulia dalam ajaran islam. Rasulullah saw memberikan
sekedar memenuhi kebutuhan perut, tapi juga untuk memelihara harga diri dan
3. Status Gizi
hak atas dirimu.” Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban bagi seseorang untuk
yang baik bisa didapat dari asupan makanan. Makanan yang diberikan hendaklah
sehat dan bergizi. Hal ini sesuai dengan anjuran dalam al-qur’an untuk
56
Artinya: Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang
makanan yag halal dan baik merupakan pemenuhan kecukupan gizi pekerja.
Selama bekerja, pekerja membutuhkan gizi yang cukup bentuk guna untuk
penerapan syarat keselamatan, dan kesehatan kerja sebagai bagian dari upaya
kerja. Perbaikan dan peningkatan gizi mempunyai makna yang sangat penting
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data serta analisis data yang
1. Faktor umur berpengaruh terhadap tingkat kelelahan kerja di PT. Cipta baja
Raya dengan nilai p value = 0.000 (P<0.05). Hal ini disebabkan karena apabila
pekerja yang memiliki usia ≥ 40 tahun, maka kinerja pekerja tersebut akan
2. Faktor lama kerja berpengaruh terhadap tingkat kelelahan kerja di PT. Cipta
baja Raya dengan nilai p value= 0.027 (P<0.05). Hal ini disebabkan karena
apabila seseorang bekerja selama lebih dari waktu yang telah ditentukan, maka
3. Faktor status Gizi tidak berpengaruh terhadap tingkat kelelahan kerja di PT.
Cipta baja Raya dengan nilai p value = 0.07 (P>0.05). Hal ini disebabkan
4. Faktor suhu ruangan tidak berpengaruh terhadap tingkat kelelahan kerja di PT.
Cipta baja Raya dengan nilai p value = 0.599 (P>0.05). Hal ini disebabkan
karena pekerja yang terpapar panas hanya pada proses peleburan baja saja,
sedangkan pada proses produksi lainnya, pekerja tidak terpapar suhu ruangan
yang panas.
PT. Cipta baja Raya dengan nilai p value = 0.028 (P<0.05). Hal ini disebabkan
karena masih banyak pekerja yang tidak memakai alat pelindung pendengaran,
57
sehingga intensitas kebisingan yang melebihi pendengaran dapat
mengalami kelelahan.
5.2. Saran
1. Dianjurkan agar mengurangi waktu kerja dalam satu hari sesuai dengan
ketentuan jam kerja yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
wajib melaksanakan ketentuan jam kerja. Ketentuan jam kerja yang telah diatur
dalam dua sistem yaitu 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1
minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu atau 8 jam kerja dalam 1 hari atau
Memberikan sanksi jika ada pekerja yang tidak memakai Alat Pelindung
Telinga (APT).
3. Dianjurkan kepada pekerja agar selalu mematuhi aturan yang telah dibuat oleh
ruang produksi.
59
DAFTAR PUSTAKA
Budiman A, Husaini, Arifin S. (2016). Hubungan Antara Umur dan Indeks Beban
Kerja dengan Kelelahan Pada Pekerja di PT. Karias Tabing Kencana. J
Berk Kesehat; 1: 121-9.
Dewanty, R. A., & Sudarmaji, S. (2016). Impact Analysis of Noise Intensity with
Hearing Loss on Laundry Worker. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 8(2), 229-
237.
Frely, A. N., Kawatu, P. A. T., Maddusa, S., Kesehatan, F., Universitas, M., &
Ratulangi, S. (2017). Kelelahan Kerja Pada Pengemudi Truk Tangki di
Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) PT Pertamina Bitung Jalur Darat
Area Bitung. Kemenakertrans, 2011., 1-10.
Hastono, S.P. (2016). Analisis Data Pada Bidang Kesehatan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
KEMENKES. (2019). Ambang Batas Indeks Massa Tubuh. P2TM Kemenkes RI.
Lientje Setyawati. (2015). Buku Panduan Pengukuran Waktu Reaksi Dengan Alat
Pemeriksaan Waktu Reaksi/ Reaction Timer L77. Yogyakarta: Lakassidaya.
Maurits, L. S., & Widodo, I. D. (2008). Faktor dan Penjadwalan Shift Kerja.
Teknoin, 13(2), 11-22. http;//doi.org/http://dx.doi.org/10.20885/.v13i2.792
60
Ningsih, S. N. P. dan Nilamsari, N. (2018). Faktor yang Berhubungan Dengan
Kelelahan Pada Pekerja Dipo Lokomotif PT. Kereta Api Indonesia
(Persero). Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health. 3(1): 69-
82.
Tarwaka, dkk. (2015). Ergonomi untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Produktivitas. Surakarta: UNIPRESS.
61
LAMPIRAN
Lampiran 1
KUESIONER
ANALISA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KELELAHAN
KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI
DI PT.CIPTA BAJA RAYA
1. Karakteristik Responden
Nama : …..
Umur : ….. Tahun
Jenis kelamin :Lk/Pr
Masa kerja : ….. Tahun
Lama kerja :..... Jam
2. Data Antropometri
Berat Badan :………….Kg
Tinggi Badan :………….Cm
3. Status Gizi :
Kurang/ Normal/ Gemuk/ Obesitas
Petunjuk pengisian:
1. Bacalah baik-baik setiap butir pertanyaan.
2. Berilah tanda (✓) pada jawaban yang dipilih pada kolom yang telah
disediakan.
3. Dimohon semua butir pertanyaan dapat diisi dan tidak ada yang terlewatkan.
4. Jawablah pertanyaan sesuai dengan keadaan yang benar-benar anda rasakan.
62
7. Apakah anda merasa kurang
percaya terhadap diri sendiri ?
8. Apakah anda merasa tidak tekun
dalam melaksanakan pekerjaan
anda ?
9. Apakah anda merasa segan
menatap mata orang lain ?
10. Apakah anda merasa enggan
bekerja dengan terampil ?
11. Apakah anda merasa tidak
tenang dalam bekerja ?
12. Apakah anda merasa lelah
seluruh tubuh ?
13. Apakah anda merasa bertindak
lamban ?
14. Apakah anda merasa tidak kuat
lagi berjalan ?
15. Apakah anda merasa sebelum
bekerja sudah lelah ?
16. Apakah anda merasa daya pikir
menurun ?
17. Apakah anda merasa cemas
terhadap sesuatu hal ?
63
Lampiran 2
LEMBAR OBSERVASI
PENGUKURAN SUHU RUANG KERJA DAN INTENSITAS
KEBISINGAN
5. Intensitas Kebisingan
A. Alat: Sound Level Meter
B. Prosedur kerja:
1) Hidupkan sound level meter dengan menekan tombol power
2) Periksa keadaan baterai, pastikan keadaan tanda power dalam kondisi
aman atau baik
3) Pastikan skala pembobotan
4) Sesuaikan masa pembobotan waktu respon sound level meter dengan
area sumber bunyi yang akan diukur
5) Pastikan bahwa mikrofon sound level meter setinggi telinga manusia
yang ada di tempat kerja tersebut. Hindari kontak refleks bunyi dari
tubuh atau penghalang dari sumber bunyi
6) Arahkan mikrofon sound level meter pada sumber bunyi
7) Catat hasil pengukuran intensitas kebisingan pada lembar data.
C. Hasil Pengukuran:
No. Nama mesin Hasil ukur (dB) Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
64
Lampiran 3
Uji Univariat
Statistics
Intensitas_Kebisinga
N Valid 85 85 85 85 85 85
Missing 0 0 0 0 0 0
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Beresiko 49 57.6 57.6 57.6
Tidak Beresiko 36 42.4 42.4 100.0
Total 85 100.0 100.0
Lama_Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Beresiko 57 67.1 67.1 67.1
Tidak Beresiko 28 32.9 32.9 100.0
Total 85 100.0 100.0
Status_Gizi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dibawah Normal 38 45.0 45.0 11.8
Normal 23 27.0 27.0 70.0
Berlebih 7 8.0 8.0 10.0
Obesitas 17 20.0 20.0 100.0
Total 85 100.0 100.0
Suhu_Ruangan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 75 88.2 88.2 88.2
Tidak Normal 10 11.8 11.8 100.0
Total 85 100.0 100.0
65
Intensitas_Kebisingan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 59 69.4 69.4 69.4
Tidak Norma 26 30.6 30.6 100.0
Total 85 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang Lelah 12 14.1 14.1 14.1
Lelah 63 74.1 74.1 88.2
Sangat Lelah 10 11.8 11.8 100.0
Total 85 100.0 100.0
Uji Bivariat
Cases
Kelelahan_Kerja
66
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 40.401a 2 .000
Likelihood Ratio 49.096 2 .000
Linear-by-Linear Association .245 1 .621
N of Valid Cases 85
Cases
Kelelahan_Kerja
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 14.581a 2 .001
Likelihood Ratio 21.182 2 .000
Linear-by-Linear Association .088 1 .766
N of Valid Cases 85
67
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 5.567a 1 .018
Continuity Correctionb 4.005 1 .045
Likelihood Ratio 8.634 1 .003
Fisher's Exact Test .027 .014
Linear-by-Linear
5.502 1 .019
Association
N of Valid Casesb 85
Risk Estimate
Cases
Status_Gizi *
85 100.0% 0 .0% 85 100.0%
Kelelahan_Kerja
Kelelahan_Kerja
bbn Count 0 46 5 51
68
Bbb Count 7 0 0 7
obesitas Count 5 7 5 17
Total Count 12 63 10 85
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 85
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 1.863a 1 .172
Continuity Correctionb .777 1 .378
Likelihood Ratio 3.255 1 .071
Fisher's Exact Test .344 .199
Linear-by-Linear Association 1.841 1 .175
N of Valid Casesb 85
Cases
69
Suhu_Ruangan * Kel_Kerja Crosstabulation
Kel_Kerja
1 2 3 Total
Suhu_Ruangan 1 Count 12 53 10 75
Expected Count 10.6 55.6 8.8 75.0
% within Suhu_Ruangan 16.0% 70.7% 13.3% 100.0%
2 Count 0 10 0 10
Expected Count 1.4 7.4 1.2 10.0
% within Suhu_Ruangan .0% 100.0% .0% 100.0%
Total Count 12 63 10 85
Expected Count 12.0 63.0 10.0 85.0
% within Suhu_Ruangan 14.1% 74.1% 11.8% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 3.958a 2 .138
Likelihood Ratio 6.443 2 .040
Linear-by-Linear Association .024 1 .877
N of Valid Cases 85
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 1.511a 1 .219
Continuity Correctionb .500 1 .480
Likelihood Ratio 2.675 1 .102
Fisher's Exact Test .599 .265
Linear-by-Linear Association 1.493 1 .222
N of Valid Casesb 85
Risk Estimate
70
Case Processing Summary
Cases
Kel_Kerja
1 2 3 Total
Intensitas_Cahaya 1 Count 0 49 10 59
Expected Count 8.3 43.7 6.9 59.0
% within Intensitas_Cahaya .0% 83.1% 16.9% 100.0%
2 Count 12 14 0 26
Expected Count 3.7 19.3 3.1 26.0
% within Intensitas_Cahaya 46.2% 53.8% .0% 100.0%
Total Count 12 63 10 85
Expected Count 12.0 63.0 10.0 85.0
% within Intensitas_Cahaya 14.1% 74.1% 11.8% 100.0%
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 85
ic * kk Crosstabulation
kk
1 2 Total
ic 1 Count 49 10 59
Expected Count 52.1 6.9 59.0
% within ic 83.1% 16.9% 100.0%
2 Count 26 0 26
Expected Count 22.9 3.1 26.0
% within ic 100.0% .0% 100.0%
Total Count 75 10 85
Expected Count 75.0 10.0 85.0
% within ic 88.2% 11.8% 100.0%
71
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 4.994a 1 .025
Continuity Correctionb 3.495 1 .062
Likelihood Ratio 7.876 1 .005
Fisher's Exact Test .028 .020
Linear-by-Linear Association 4.936 1 .026
N of Valid Casesb 85
Risk Estimate
Uji Multivariat
Descriptive Statistics
Kel_Ker
ja Mean Std. Deviation N
Suhu_Ruangan 1 1.00 .000 12
2 1.16 .368 63
3 1.00 .000 10
Total 1.12 .324 85
Intensitas_Cahaya 1 2.00 .000 12
2 1.22 .419 63
3 1.00 .000 10
Total 1.31 .464 85
Umur 1 2.00 .000 12
2 1.22 .419 63
3 2.00 .000 10
Total 1.42 .497 85
Lama_Kerja 1 1.00 .000 12
2 1.44 .501 63
3 1.00 .000 10
Total 1.33 .473 85
Status_Gizi 1 2.42 .515 12
2 1.95 .521 63
3 2.50 .527 10
Total 2.08 .561 85
72
Multivariate Testsc
Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.
Intercept Pillai's Trace .992 1.928E3a 5.000 78.000 .000
Wilks' Lambda .008 1.928E3a 5.000 78.000 .000
Hotelling's Trace 123.612 1.928E3a 5.000 78.000 .000
Roy's Largest Root 123.612 1.928E3a 5.000 78.000 .000
Kel_Kerja Pillai's Trace .913 13.269 10.000 158.000 .000
Wilks' Lambda .285 13.620a 10.000 156.000 .000
Hotelling's Trace 1.814 13.967 10.000 154.000 .000
Roy's Largest Root 1.265 19.981b 5.000 79.000 .000
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.444 .615 3.973 .000
73
Lampiran 4
Surat Izin Penelitian
untuk hal dimaksud kami mohon memberikan Izin dan bantuannyaterhadap pelaksanaan Riset di Jl.
Pertahanan No. 96 Dusun 6 Patumbak Kec. Deli Serdang Kota Medan., guna memperoleh
informasi/keterangan dan data-data yang berhubungan denganSkripsi (Karya Ilmiah) yang berjudul:
Analisa Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kelelahan Kerja Pada Pekerja Bagian
Produksi di PT. Cipta Baja Raya
Demikian kami sampaikan, atas bantuan dan kerjasamannyadiucapkan terima kasih.
Digitally Signed
Tembusan:
- Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN Sumatera Utara Medan
info : Silahkan scan QRCode diatas dan klik link yang muncul, untuk mengetahui keaslian surat
74
Lampiran 5
Dekomentasi
Gambar : 1 Tampilan Dari Depan PT Cipta Baja Raya Gambar : 2 Tampilan Dari Dalam Perusahaan
Gambar 3: Alat ukur Krisbow KW06-291 4 Gambar 4: Alat ukur Sound Level Meter
in 1 environment Meter
80