MANAJEMEN PESERTA DIDIK-b.inggris

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN PESERTA DIDIK

BERBASIS KECERDASAN SEPIRITUAL PENDIDIKAN ISLAM

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester (UTS) mata kuliah
Analisiss Kebijakan Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr. Masduki Duryat, M.Pd.I.

Disusun oleh:

Pipin Avina Farhanah

NIM 2286010021

MPI/A

PROGRAM PASCA SARJANA

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON

2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim Alhamdulillah, puji syukur atas rahmat Allah SWT


yang telah memberikan kesehatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajemen Peserta Didik berbasis
kecerdasan sepiritual pendidikan islam”. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi tugas Ujian Tengah Semester (UTS) mata kuliah Analisis Kebijakan
Pendidikan yang diampu oleh Bapak Dr. Masduki Duryat, M.Pd.I.

Penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan kepada


pembaca tentang manajemen pendidikan.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Masduki


Duryat, M.Pd.I.. selaku dosen pengampu mata kuliah Analisis Kebijakan Pendidikan
kajian Manajemen Pendidikan. Karena tugas yang diberikan ini, penulis dapat
menambah wawasan terkait topik yang diberikan. Penulis menyadari bahwa
penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari sistematika kepenulisan, mau
pun tata bahasa. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga
mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan
dalam makalah ini, khususnya dari dosen mata kuliah untuk menjadi acuan dan bekal
pengalaman bagi penulis untuk lebih baik lagi.

Cirebon, 05 Mei 2023

Penulis

i
TABLE OF CONTENTS
KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan 2

PEMBAHASAN 3

2.1 Manajemen Peserta Didik 3

2.2 Pengertian Kecerdasan Sepiritual 7

2.3 Optimalisasi Kecerdasan Sepiritual Peserts Didik Dalam Pembelajaran 9

KESIMPULAN 11

DAFTAR PUSTAKA 12

ii
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Karena Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Jadi, pendidkan yaitu
suatu proses mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negaranya.
Penyelenggaraan pendidikan tidak bisa main-main atau setengah hati,
karena pendidikan suatu bangsa akan sangat berperan bagi kemajuan kehidupan
di masa yang akan datang. Saat ini kita masih belum puas dengan sistem dan
model pendidikan yang tengah berjalan, yang dinilai masih parsial, apa adanya,
belum maksimal, belum mampu menjawab tantangan jaman dan belum mampu
membentuk esensi pendidikan, yaitu membangun dan membentuk peserta didik
yang berkarakter unggul serta menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan spiritual1.
Namun selama ini, pendidikan di Indonesia lebih menekankan pada
pentingnya nilai akademik atau IQ. Padahal masih ada kecerdasan peserta didik
yang lain. Howard Gardner menyebutkan ada 9 kecerdasan lainnya yang terdiri
dari kecerdasan linguistik, logis-matematis, spasial, kinestesis, musik
interpersonal,naturalis dan eksistensialis. Kecerdassan eksistensialis ini, para
spiritualis menyebutnya sekarang dengan nama kecerdasan spiritual. Secara
sosiologi, peserta didik mempunyai kesamaan-kesamaan. Kesamaan- kesamaan
itu dapat ditangkap dari kenyataan bahwa mereka sama-sama anak manusia.

1
https://informasismpn9cimahi.wordpress.com /2010/10/02/pendidikan-berbasis- spiritual/Diakses
03 Mei 2023

1
Manajemen peserta didik tidak semata pencatatan data peserta didik akan
tetapi meliputi aspek yang lebih luas yaitu dapat membantu upaya pertumbuhan
anak melalui proses pendidikan disekolah. Menurut Suharsimi Arikunto bahwa
peserta didik adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik disuatu
lembaga pendidikan. Menurut UU Sisdiknas bahwa peserta didik adalah
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
Seperti yang kita ketahui bersama banyaknya tindak kriminal dan
kerusakan moral pada generasi penerus kita saat ini adalah karena masih
kurangnya rasa keperdulian terhadap peserta didik, yaitu kurangnya penanaman
nilai-nilai spiritual kepada peserta didik.
Dengan diterapkannya konsep spiritualisasi pendidikan atau pembelajaran.
pembaharuan antara iman dan ilmu, akal dan agama, hati dan pikiran adalah
salah satu model agar pendidikan secara efektif dapat menjadikan pribadi yang
utuh. Pembaharuan ilmu pengetahuan, tekonologi (IPTEK) dan iman, taqwa
(IMTAQ), adalah hal yang perlu dan harusdi terapkan pada sekarang ini.
Dengan ini melalui kerjasama antara IPTEK dan IMTAQ diharapkan agar
dapat menghasilkan generasi penerus yang pintar dan juga berkarakter,
disamping sukses juga shaleh. Bagaimanakah memadukan antara kecerdasan
intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan fisik (PQ) dan
kecerdasan spiritual (SQ).
Dari pertanyaan diatas solusinya adalah dengan menerapkan Spiritualisasi
pendidikan. Hal tersebut akan efektif jika seluruh elemen yang bertanggung
jawab dalam pendidikan (stakeholders) sadar, yakin dan bekerjasama untuk
memajukan model pendidikan yang utuh dan terintegrasi. Pendidikan adalah
proses yang tersistem, tidak mungkin keberhasilan dalam pendidikan bisa
tercapai dengan maksimal tanpa kerjasama dan keterlibatan semua pihak yang
bersangkutan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud manajemen peserta didik
2. Apa yang dimaksud kecerdasan spiritual?
3. Bagaimana optimalisasi kecerdasan sepiritual dalam pembelajaran?
2
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud manajemen peserta didik
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kecerdasan sepiritual.
3. Untuk mengetahui optimalisasi kecerdasan sepiritual dalam pembelajaran.

3
2 PEMBAHASAN
2.1 Manajemen Peserta Didik
a. Pengertian Manajemen Peserta Didik
Manajemen peserta didik berasal dari gabungan kata “ manajemen”
dan “peserta didik”. Dalam bahasa, manajemen berarti ketatalaksanaan dan
tata pimpinan2. Selain itu manajemen juga berarti kepemimpinan terhadap
suatu kelomppok guna mencapai tujuan3. Sedangkan dalam makna teoritk,
manajemen berarti ilmu atau seni mengatur pemanfaatan sumber daya
manusia (SDM) dan sumber daya lain secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan tertentu. Dengan menggabungkan dua kata dasar yakni “
manajemen dan peserta didik” maka manajemen peserta didik dapat di
artikan sebagai penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan
dengan peserta didik mulai dari masuk sampai keluarnya peserta didik
tersebut dari lembaga pendidikan. Pengaturan tersebut, bertujuan untuk
memberikan layanan sebaik-baiknya untuk peserta didik, agar mereka
merasa nyaman dan betah dalam mengikuti seluruh program sekolah.
Kegiatan pengaturan tersebut melibatkan seluruh sumber daya, baik sumber
daya manusia seperti guru, kepala sekolah, peserta didik itu sendiri, wali
murid, maupun sumber daya lain yang meliputi sarana, keuangan,
pembelajaran dan kurikulum, menuju tercapainya tujuan dari pendidikan itu
sendiri.
Cakupan manajemen peserta didik menurut beberapa ahli di antaranya
sebagai berikut :
1) Perencanaan peserta didik yang meliputi kuota daya tampung,
komposisi kelas dan ukuran luas ruang belajar untuk setiap kelas.

2
John E. Chols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Grafindo, 1998), h. 372.
3
John Adair, Membina Calon Pemimpin, Terjemahan.Soedjonotrimo, (Jakarta: Bumi Aksara,
1993), h. 4.

4
2) Mengatur penerimaan siswa berdasarkan kriteria penerimaan siswa
baru.12 Pengaturan penerimaan ini juga meliputi prosedur yang
ditetapkan, sistem seleksi dan tahapan-tahapan yang
direncanakan.
3) Pengelompokan siswa
4) Merumuskan kode etik atatu tata tertib peserta didik
5) Mengatur program kegiatan ekstra kurikuler
6) Mengatur kegiatan organisasi siswa
7) Memberikan perhatian terhadap permasalahan disiplin peserta
didik
8) Pengaturan cara penanggulangi permaslahan disiplin peserta didik
9) Pemberian pelayanan pribadi peserta didik dan
10) Pengaturan program kegiatan siswa.4
b. Tujuan dan Fungsi Manajemen Peserta Didik
Tujuan umum manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-
kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses
belajar mengajar disekolah. Proses belajar mengajar disekolah dapat
berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi
bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Tujuan khusus manajemen peserta didik adalah sebagai berikut 5:
1) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotorik
peserta didik.
2) Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum
(kecerdasan), bakat dan minat peserta didik.
3) Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta
didik.
Dengan terpenuhnya a, b dan c diatas diharapkan peserta didik dapat
mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut, dapat
belajar dengan baik dan tercapai cita- cita mereka.

4
Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen.......... ,h. 19
5
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah.......... ,h. 11.

5
fungsi manajemen peserta didik ecara umum adalah sebagai wahana
bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik
yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, sosialnya, aspirasinya,
kebutuhannya dan potensi peserta didik lainnya. Fungsi manajemen peserta
didik secara khusus dirumuskan sebagai berikut: Fungsi yang berkenaan
dengan pengembangan individulitas peserta didik adalah agar mereka dapat
mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpa banyak terhambat,
Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik
adalah agar peserta didik dapat mengadakan sosialisasi dengan sebayanya,
orang tua dan keluarganya, lingkungan sosial sekolahnya dan lingkungan
sosial masyarakatnya,
Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peseta
didik adalah agar peserta didik tersalur hobi, kesenangan dan minatnya.
Hobi, kesenangan dan minat peserta didik demikian patut disalurkan
oleh karena ia juga dapat menunjang terhadap perkembangan diri peserta
didik secara keseluruhan, Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan
kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik adalah agar peserta didik
sejahtera dalam hidupnya.
c. Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik
Secara umum manajemen kesiswaan atau manajemen peserta didik
sedikitnya memiliki tiga tugas utama yang harus diperhatikan yaitu
penerimaan murid baru, kegiatan kemajuan belajar, serta bimbingan dan
pembinaan disiplin. Secara rinci, ruang lingkup peserta didik adalah sebagai
berikut6:
1) Perencanaan peserta didik
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam manajemen kesiswaan
yaitu mengadakan perencanaan. Peserta didik harus direncanakan
karena dengan adanya perencanaan segala sesuatunya dapat dipikirkan
dengan matang.
2) Penerimaan peserta didik baru

6
Ibid, h. 17.
6
Penerimaan peserta didik baru adalah salah satu kegiatan manajemen
peserta didik yang sangat penting. Dalam penerimaan peserta didik
baru ini meliptu beberapa tahapan yaitu : Kebijaksanaan penerimaan
peserta didik, System peneriman peserta didik, Kriteria penerimaan
peserta didik baru, Prosedur penerimaan peserta didik baru, Problema
penerimaan peserta didik baru.
3) Orientasi peserta didik
Meliputi pengaturan : hari-hari pertama peserta didik di sekolah, pekan
orientasi peserta didik, pendekatan yang di gunakan dalam orientasi
peserta didik, dan orientasi peserta didik. Alasan dan batasan orientasi
peserta didik, Tujuan dan fungsi orientasi peserta didik, Hari-hari
pertama disekolah, Pecan orientasi peserta didik.
4) Mengatur kehadiran dan ketidak hadiran peserta didik
Kehadiran peserta didik disekolah sangat penting, karena jika peserta
didik tidak hadir disekolah, maka aktivitas dalam pembelajaran
disekolah tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Kehadiran
peserta didik disekolah adalah suatu keadaan yang memungkinkan
terjadinya interaksi belajar mengajar dalam proses pembelajaran.
5) Pengelompokan peserta didik
Mengatur pengelompokan peserta didik, baik yang berdasarkan pada
fungsi persamaan, maupun yang berdasarkan fungsi perbedaan.
6) Mengatur evaluasi hasil belajar peserta didik
Mengatur evaluasi peserta didik, baik dalam rangka memperbaiki
proses belajar mengajar, bimbingan dan penyuluhan maupun untuk
kepentingan promosi peserta didik. Dalam pendidikan evaluasi
sangatlah dibutuhkan untuk mengetahui baik atau buruknya suatu
sistem dalam pendidikan agar nantinya dapat menjadi acuan dalam
melakukan pengembangan maupun perbaikan.
7) Mengatur kenaikan tingkat peserta didik

7
Kenaikan kelas dapat diatur sesuai dengan kebijakan dari tiap-tiap
sekolah. Dalam kenaikan kelas sering terjadi permasalahan yang
membutuhkan penyelesaian secara bijak. Masalah ini dapat
diminimalisir jika data-data tentang hasil evaluasi siswa dinilai secara
obyektif dan menggunakan fungsi sebagaimana mestinya, para guru
juga harus lebih berhati-hati dalam memberikan nilai hasil evaluasi
belajar kepada para siswanya.
8) Mengatur peserta didik yang mutasi dan drop out
Mutasi dan drop out merupakan permasalahan yang sering kali terjadi
pada dunia pendidikan. Oleh karena itu, keduanya harus ditangani
dengan baik, agar tidak mengakibatkan timbulnya masalah baru,
sehingga pada akhirnya akan mengganggu aktivitas dalam pendidikan.
9) Kode etik, pengadilan, hukum dan disiplin peserta didik
Pendidikan disini didasarkan pada norma-norma tertentu bagi peserta
didik. Norma-norma dan aturan-aturan tersebut, mengharuskan kepada
peserta didik untuk aturan yang dikembangkan dilembaga pendidikan
tersebut.
2.2 Pengertian Kecerdasan Spiritual
Secara etimologi kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yang pokok
yang dengannya dapat memecahkan masalah- masalah makna dan nilai
menempatkan tindakan atau suatu jalan hidup dalam konteks yang lebih
luas,kaya dan bermakna. Kecerdasan berasal dari kata cerdas yaitu sempurna
perkembangan akal budi untuk berpikir dan mengerti. Sedangkan spiritual
berasal dari kata spirit yang berasal dari bahasa latin spiritusyang berarti nafas
dalam istilah modern mengacu pada energy batin yang non jasmani meliputi
emosi dan karakter7.
Kecerdasan spiritual seseorang di artikan sebagai kemampuan seseorang
yang memiliki kecakapan, kecakapan yang tinggi untuk menjalin kehidupan
menggunakan sumber- sumber spiritual untuk memecahkan permasalahan hidup
dan berbudi luhur.

7
Oni, Buzan, kekuatan ESQ :10 Langkah Meningkatkan Kecerdasan Emosional Spiritual, (Jakarta:
Pustaka Delapratosa, 2003), h. 6.

8
Ia mampu berhubungan baik dengan tuhan, manusia, alam dan diri sendiri.
Jadi, Kecerdasan spiritual dapat diartikan sebagai kemampuan yang terdapat
dalam diri setiap manusia yang menjadikan ia menyadari dan menentukan
makna, nilai, moral serta cinta terhadap kekuatan yang lebih besar serta sesama
makhluk hidup. Karena merasa sebagai bagian dari keseluruhan.Sehingga
membuat manusia dapat menempatkan diri dan hidup lebih positif dengan
penuh kebijakan, kedamaian, dan kebahagiaan yang kekal.8
Danah Zohar dan Ian Marshall yang dikenal sebagai pencetus istilah
spiritual intellegence mendefinisikan adalah kecerdasan untuk menghadapi dan
memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan
mengikutinya. Selain itu, para pendidik seharusnya juga dapat menjadi contoh
terdepan dalam hal menaati tradisi dan perilaku dan hidup kita dalam konteks
makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilain bahwa tindakan
atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.
Dari definisi tersebut dapat dimengerti bahwa kecerdasan spiritual
merupakan kecerdasan dalam memberi atau menangkap makna dari sebuah
persoalan dengan wawasan yang luas dan mampu melaksanakan makna tersebut
dalam suatu tindakan yang bernilai. Seseorang yang memiliki kecerdasan
spiritual mempunyai kesadaran diri yang mendalam dan bekerja hanya untuk
menggantungkan dirinya hanya pada tuhan saja.Berikut Beberapa ciri seseorang
yang memiliki kecerdasan spiritual:
a. Bersikap Asertif
Bila seseorang mempunyai kedalaman pemahaman tentang sifat
kemaha esaan tuhan, seorang tidak mudah gampang oleh tekanan-tekanan
duniawi seseorang tidak takut ketika berhadap dengan seorang pemimpin.
Dengan kesadaran tersebut seseorang akan bersifat arsetif ketika berhadap
dengan siapa saja.

8
Wahyudin Siswanto, Membentuk Kecerdasan Spiritual Anak, (Jakarta:Amza, 2010), h. 11.

9
Berusaha Mengadakan Inovasi Kecerdasan spiritual juga
mendorong untuk selalu mencari inovasi-inovasi untuk menghasilkan
sesuatu yang lebih baik dari apa yang saat ini telah dicapai oleh manusia.
Seseorang menyadari masih sangat banyak ruang untuk peningkatan
kualitas hidup manusia.Masih banyak fakta-fakta dan sumber daya semesta
yang belum tergali dan terolah oleh manusia.Untuk itu selalu terdorong
kearah kemajuan.
b. Berpikir Lateral
Kecerdasan spiritual akan mendorong untuk berpikir lateral yakni
pada saat sifat keunggulan yang dimiliki manusia. Maka ada sifat maha,
bila otak kita berpikir tentang rasionalitas, maka ada maha pencipta, maha
menentukan, maha pemelihara.
Pengembangan Kecerdasan Spiritual Kecerdasan spiritual dapat
dikembangkan dengan berbagai cara :
a. Melalui Iman
b. Melalui Ibadah9
2.3 Optimalisasi Kecerdasan Spiritual Peserta Didik Dalam Pembelajaran
Mengoptimalkan kecerdasan peserta didik dalam pembelajaran
membutuhkan usaha yang optimal dari pendidik. Pendidik yang mampu
mewujudkan hal tersebut tentu tidak asal-asalan karena dibutuhkan persiapan
yang Maksimal dari seorang guru yang profesional yang mampu memahami
tugas pokok dan fungsinya sebagai seorang pendidik. Karena seorang pendidik
harus mampu memahami peserta didik yang memiliki beraneka ragam karakter
yang tidak akan bisa disamakan cara belajarnya.
Hal ini disebabkan oleh kecerdasan, bakat, minat, motivasi, sikap, serta
pengalaman masing- masing peserta didik berbada-beda. Untuk itu, penyajian
atau proses perlakuan cara belajar mesti dibeda-bedakan juga oleh pendidik
kepada peserta didik melihat beraneka ragaman tersebut, namun kenyataannya
dalam proses pembelajaran guru kurang bijaksana melihat keberaneka ragaman
tersebut sehingga timbul kecenderungan sosial peserta didik untuk malas belajar
malahan sampai ke titik klimak tidak ingin belajar.

9
Ibid, h. 168.
10
Adanya perbedaan tersebut, guru perlu mengenal kecerdasan yang
dimiliki peserta didik dan mengetahui berdasarkan ciri-ciri yang ada pada
peserta didik. Hal ini bisa dilaksanakan apabila guru memilliki kepedulian dan
melaksanakan tanggung jawab sepenuhnya sebagai pengajar10. Perlunya Kerja
Sama Dalam Manajemen Pendidikan Islam “Off all the problem that contfront
the muslim world today the educational problem is the most challenging. The
future of the muslim world will depend upon the way it responds to this
challenging” (Demikian kata Khursid Ahmad), yakni dari sekian banyak
permasalahan yang merupakan tantangan terhadap dunia islam dewasa ini,
maka masalah pendidikan merupakan masalah yang paling menantang. Masa
depan dunia islam tergantung kepada cara bagaimana dunia Islam menjawab
dan memecahkan tantangan ini11. Maka dari itu untuk menjawab semua
permasalahan yang ada dalam pendidikan islam diperlukan adanya
pemberdayaan dan pencerahan sistem pendidikan islam. Perlu adanya kerjasama
antara pemerintah serta selaku penanggung jawab dalam hal pendidikan islam
untuk memanajemen pendidikan Islam melalui peserta didik sebagai tongkat
estafet pembaruan bangsa.
Untuk membangun ciri-ciri lulusan tersebut, maka lembaga pendidikan
islam serta perguruan tinggi islam dengan berbagai program studinya perlu di
manage dengan tujuan untuk memperkukuh eksistensi lulusannya agar tidak
hanya berwawasan lokal dan nasional, tetapi juga berwawasan islam.

10
http://bdkpadang.kemenag.go.id/indeks.p
hpoption=com_content&view=article&id=455:men goptimalkan-kecerdasan-peserta-didik-dalam.
Diakses 04 Mei 2023
11
Muhaimin, Suti’ah, Sugeng Listya Prabowo, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009), h. 19.
11
3 KESIMPULAN

Manajemen merupakan sebuah langkah-langkah ataupun cara dalam


mengatur sesuatu agar apa yang diinginkan atau suatu hal yang ingin dicapai
dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan produk yang sesuai dengan yang
diharapkan.

Manajemen peserta didik berbasis kecerdasan spritual pendidikan


islam merupakan upaya yang dilakukan oleh suatu lenmbaga pendidikan
dalam mengatur suatu kegiatan agar peserta didiknya memiliki kecerdasan
baik emosional, intelegency bahkan diharapkan mampu memiliki kecerdasan
spritual. Karena pada dasarrya penanaman nilai karakter terhadap peserta didik
adalah melalui sekolahnya.

Dengan adanya manajemen tersebut diharapkan nantinya peserta didik


mampu bersaing dalam bidang ilmu pengetahuan serta memiliki akhlatul
karimah yang baik yang dapat dicontoh oleh orang lain dan nantinya bisa
menjadi panutan dari sesamanya bahkan ketika sudah terjun didunia
masyarakat. Guru merupakan komunikator, pemberi nasehat-nasehat, pemberi
inspirasi dan dorongan. Juga membimbing peserta didik dalam sikap dan
tingkah laku, agar memiliki karakter yang baik dan memiliki nilai-nilai moral
yang berlandaskan kecerdasan spiritual.

12
4 DAFTAR PUSTAKA

https://informasismpn9cimahi.wordpress.com/2010/10/02/pendidikan-berbasis
spiritual/Diakses 12 Oktober 2022
John E. Chols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta:
Grafindo, 1998, h. 372.
John Adair, Membina Calon Pemimpin, Terjemahan.Soedjonotrimo, (Jakarta:
Bumi Aksara,
1993), h. 4
Oni, Buzan, kekuatan ESQ :10 Langkah Meningkatkan Kecerdasan
Emosional Spiritual, Jakarta: Pustaka Delapratosa, 2003, h. 6.
Wahyudin Siswanto, Membentuk Kecerdasan Spiritual Anak, Jakarta:Amza,
2010, h. 11.

http://bdkpadang.kemenag.go.id/
indeks.phpoption=com_content&view=article&id=455:men goptimalkan-kecerdasan-
peserta-didik-dalam. Diakses 13 Oktober 2022

Muhaimin, Suti’ah, Sugeng Listya Prabowo, Manajemen Pendidikan, Jakarta:


Kencana Prenada Media Group, 2009, h. 19.

Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen, Bandung: Rosdakarya, 2004.

Imran, Ali, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

13

Anda mungkin juga menyukai