Pengelolaan Peserta Didik Kel 4

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 31

PENGELOLAAN PESERTA DIDIK PENDIDIKAN FORMAL

PENDIDIKAN DASAR, MENENGAH DAN TINGGI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Lembaga
Pendidikan Formal

Dosen pengampu : Try Heni Aprilia M.Pd

Disusun Oleh :

Khoirun Nisa'ul Fitri (22205075)

faricha Ichda Nur Fuadiyati (22205090)

Nurliana Wulan Sari (22205091)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI KEDIRI

2023
KATA PENGANTAR

Bismillah hirrohman nirrohim.

Pertama, kami panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha ESA.
yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Kedua, rahmat ta’dim dan salam bahagia Allah
senantiasa tercurahlimpahkan pada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW.,
yang telah memberikan petunjuk dari zaman jahiliyah hingga zaman Ialamiyah.
Ketiga, kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini yang tidak dapat kami tulis satu
persatu. Khususnya saya mengucapkan terimakasih kepada ibu Try Heni Aprilia
M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Lembaga Pendidikan
Formal yang senantiasa memberikan arahan kepada kami.

Kami berharap semoga makalah ini senantiasa memberikan wawasan


keilmuan kepada setiap orang yang membacanya. Kami pun telah berusaha
semaksimal mungkin dalm penyusunana makalah ini, meskipun makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca
sangat kami butuhkan untuk perbaikan ke depan.

Kediri, 23 September 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Peserta didik merupakan anggota masyarakat yang berusaha


menegembangkan diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
jalur, jenjangdan jenis pendidikan tertentu. Sedangkan manajemen itu
sendiri merupakan upaya sadar untuk memberikan layanan secara optimal
yang focus pada pengaturan dan pengawasan terhadap objek manajeme.
Sehingga dapat dipahami bahwamanajemen terkait peserta didik
merupakan serangkaian kegiatan yang focus terhadap peserta didik
merlalui proses manajemen mulai dari pelaksanaan, hingga melakukan
evaluasi hasil, dari awal masuk sampai akhir peserta didik dinyatakan
lulus dari satu lembaga pendidikan.1

Dalam menangani peserta didik sangat membutuhkan


keterampilan, kejelian, kepekaan, keseriusan dan tekad yang kuat dalam
rangka memberikan perhatian yang baik. Untuk itu masalah yang
berkaitan dengan pengelolaan sekolah memerlukan perhatian dan
pengelolaan yang sangat serius agar bisa mencapai tujuan yang
diharapkan. Tugas sekolah sangat berat dan kompleks dalam mengelola
dan membangun potensi, bakat dan minat peserta didik mengingat
kemampuan peserta didik sangat bervariasi. Untuk mengantisipasi kondisi
dan situasi semacam ini maka tugas kepala sekolah sebagai penentu
kebijakan harus mengkondisikan kegiatan belajar mengajar yang efektif
dan harus diterapkan dengan baik, pembinaan kedisiplinan dalam
melaksanakan suasana belajar tadi harus direncanakan dengan baik yang

1
Putri Mahesa, guspiati S, dll, Manajemen Peserta Didik, (Banten: PT Sada Kurnia Pustaka, 2023)
hlm 1
berkenaan dengan pembinaan akademik maupun yang berkenaan dengan
pembinaan non akademik.2

B. RUMUSAN MASALAH
dari latar belakang diatas dapat disumpulkan bahwa :
1. Bagaimana definisi penggelolaan peserta didik pada sekolah dasar
menengah dan tinggi?
2. Bagaimana proses rekrutmen peserta didik baru pada sekolah
dassar menengah dan tinggi?
3. Bagaimana pengelolaan bakat dan minat peserta didik pada sekolah
dassar menengah dan tinggi?
4. Bagaimana pengelolaan layanan pendukung peserta didik pada
sekolah dasar menengah dan tinggi?
5. Bagaimana pengelolaan mutase dan data peserta didik pada
sekolah dasar menengah dan tinggi?
6. Apa standar pengelolaan peserta didik menururt peraturan berlaku?

2
Juhaeti Y, “Manajemen Peserta Dididk Perencanaan dan Pengorganisassian” Ijtimaiyya Vol. 12
No. 02, 2019, hal. 182
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGELOLAAN PESERTA DIDIK

Kalau diperhatikan pengelolaan peserta didik sering disebut


manajemen peserta didik ini berasal dari gabungan kata manajemen dan
peserta didik. Berdasarkan tinjauan etimologis manajemen berarti tata
laksana dan kepemimpinan yang sudah teratur rapi didalamnya. Ada
beberapa pendapat lain yang menjelaskan pengertian manajemen juga
yaitu dapat diartikan sebagai suatu kepemimpinan mengenai suatu bagian
tertentu untuk menghasilkan beberapa tujuan yang sudah dirancang dan
direncanakan sedemikan rupa.3 manajemen sendiri memiliki dua makana
yakni mind (pikir) dan action (tindakan). Secara terminologis manajemen
berti suatu proses penataan dengan melibatkan sumber -sumber potensial,
baik yang bersifat manusia maupun yang nonmanusia dalam rangka
mencapai tujuan secara efektif dan efisien. 4

Secara teoritik manajemen bearti sebuah ilmu atau seni bagaimana


mengatur dan menata serta Menyusun beberapa hal yang berkaitan tentang
sumber daya manusia agar berguna dan bermanfaat bagi sumber daya yang
lain secara tepat dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
dirancang oleh Perusahaan itu sendiri. Jika dilihat dari tugas pokok
manajemen yaitu merupakan kerja antar kelompok yang dipimpin oleh
seseorang pemimpin sebagai administratornya, kemempuan seseorang
pemimpin harus bisa mengkoordinasikan dan menempatkan anggotanya
sesuai dengan kemempuan setiap peroranggan atau perindividu.5

3
Juhaeti Y, “Manajemen Peserta Dididk Perencanaan dan Pengorganisassian” Ijtimaiyya Vol. 12
No. 02, 2019, hal. 183-184
4
Kusumaningrum D.E, Benty Noor D.D, dan Gunawan I, Manajemen Peserta Didik, (Depok: PT
Raja Grafindo Persada, 2019) hal. 2
5
Juhaeti Y, “Manajemen Peserta Dididk Perencanaan dan Pengorganisassian” Ijtimaiyya Vol. 12
No. 02, 2019,, hal. 184
Manajemen peserta didik sendiri merupakan penataan dan
pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik.
Manajemen peserta didik berupaya menciptakan lingkungan dan situasi
sekolah yang kondusif agar siswa berhasil meraih keberhasilan di bidang
akademis maupun sosial. Manajemen peserta didik sanggat diperlukan
untuk mengatur segala kebutuhan siswa yang nantinya diharapkan menjadi
otput dan outcomes yang berkualitas dan mampu bersaing dengan negara
lain. Pengelolaan siswa yang efektif berkontribusi positif pada pegelolaan
sekolah yang berprestasi. Manajemen peserta didik sebagai suatu proses
manajemen sekolah adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan terhadap anggota masyarkat yang berusaha
mengembangkan diri melalui proses pembelajaran.6

Peserta didik mempunyai sebutan yang berbeda-beda. Peserta didik


padataman kanak-kanak disebut dengan anak didik. Peserta didik pada
jenjang Pendidikan dasar dan menengah disebut dengan siswa. Sedangkan
pada jenjeng Pendidikan tinggi disebut mahasiswa.sedangkan dalam
Pendidikan pesantren disebut sdengan santri. Selain sebutan tersebut pada
masih ada sebutan yang lainnya, yaitu subjek didik, murid, pembelajar,
mahasiswa, santri, trainee. Semua sebutan tersebut pada dasarnya sama
yakni memberikan makna seseorang yang sedang melakukan proses
pengembangan diri baik melalui jalur pendidikn formal maupun jalur
Pendidikan non formal dalam segala jenjang dan jenis Pendidikan.7

Dari pemaparan diatas menyimpulkan bahwa tujuan


dilaksanakannya manajemen peserta didik yaitu untuk mengelola aktivitas
peserta didik melalui berbagai kegiatan yang mendukung program
pembelajaran, sehingga dalam prosesnya dapat berjalan llancar, tertib,
teratur serta memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan Lembaga
Pendidikan serta tujuan Pendidikan nasional. Menurut imron (2013)

6
Kusumaningrum D.E, Benty Noor D.D, dan Gunawan I, Manajemen Peserta Didik, (Depok: PT
Raja Grafindo Persada, 2019) hal. 4-5
7
Ibid, hal 2
setidaknya ada 4 tujuan terkait menajemen peserta didik yang spesifik,
diantaranya:
a. meningkatkan ilmu pengetauan, sikap yang baik (akhlakul karimah) dan
kemampuan psikomotorik.
b. menyalurkan dan mengembangkan kecerdasan dan bakat.
c. mencapai pendapat, keinginan dan memenuhi kebutuhan.
d. mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup melalui proses belajar
dan meraih cita-cita di kemudian hari.8

B. PROSES REKRUTMEN PESERTA DIDIK


Penerimaan peserta didik baru atau proses rekrutmen merupakan
kegiatan menyeleksi calon peserta didik. Kegiatan ini merupakan proses
pencarian, menetukan dan menarik pelamar yang mampu untuk menjadi
peserta dididk Lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan. Menurut
Mustari Penerimaan peserta didik merupakan proses pendataan dan
pelayanan kepada peserta didik yang baru masuk sekolah, setelah mereka
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan sekolah menjelang tahun
ajaran baru.9 Dalam proses penerimaan peserta didik sekolah harus
memperhatikan setiap potensi yang dimiliki calon siswa untuk dapat
dikembangkan nantinya pada saat siswa tersebut diiterima di sekolah.
Penyaringan bakat dan minat calon peserta didik sanggat diperlukan guna
memudahkan sekolah untuk merancang program pembelajarn yang tepat
untuk siswanya nanti.10

Dalam pelaksanaan penerimaan peserta didik memiliki kriteria atau


standart dalam pelaksanaannya. Kriteria merupakan patokan-patokan yang
menentukan bisa atau tidaknya seorang untuk diterima sebagai peserta

8
Putri Mahesa, guspiati S, dll, Manajemen Peserta Didik, (Banten: PT Sada Kurnia Pustaka, 2023)
hal. 4-5
9
Rifa’I M, Manajemen Peserta Didik Pengelolaan Pesert Didik Untuk Efektivitas Pembelajaran,
(Medan: CV. Widya Puspita, 2018) Hal. 34
10
Kusumaningrum D.E, Benty Noor D.D, dan Gunawan I, Manajemen Peserta Didik, (Depok: PT
Raja Grafindo Persada, 2019) hal. 16
didik. Ada tiga macam kriteria penerimaan peserta didik yaitu sebagai
berikut:
1) Kriteria acuan patokan (standard criterian referenced), merupakan
suatu penerimaan peserta didik baru yang didasarkan atas patokan-
patokan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam hal ini sekolah
akan membuat patokan bagi calon peserta diidk baru, bagi mereka
yang memenuhi patokan yang di buat sekolah maka akan dapat di
terima di sekolah tersebut, dan bagi mereka yang tidak memenuhi
patokan maka tidak akan diterima.
2) Kriteria acuan norma (norm criterian referenced), yaitu penerimaan
peserta didik yang didasarkan atas keseluruhan prestasi peserta didik
yang mengikuti seleksi. Dalam hal ini sekolah menetapkan kriteria
penerimaan berdasarkan prestasi keseluruhan peserta didik baru.
3) Kriteria berdasarkan daya tampung sekolah. Sekolah terlebih dahulu
menentukan berapa jumlah daya tampung calon peserta didik yang
akan di terima.11

Prosedur penerimaan peserta didik baru termasuk salah satu aktivitas


penting dalam manajemen peserta didik. Dalam prosedur ini
menentukan seberapa kualitas input yang dapat diterima oleh sekolah
tersebut.

Adapun prosedur penerimaan peserta didik baru adalah pembentukan


panitia penerimaan peserta didik baru, rapat penentuan peserta didik
baru, pembuatan, pemasangan atau pengiriman pengumuman,
pendaftaran peserta didik baru, seleksi, penentuan peserta didik yang
diterima, pengumuman peserta didik yang diterima dan registrasi peserta
didik yang diterima. Secara jelas, Langkah Langkah tersebut jika dibuat
struktur.12

11
Syafruddin, “Manajemen Rekrutmen Peserta Didik di Dayah Moderen Darul “Ulum Banda Aceh”
Jurnal Intelektual, Vol. 10 No.1 2021, hal. 217
12
Imron Ali, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2019) hal.47-48
Gambar 1.1 Langkah-langkah rekrutmen peserta didik baru

C. PENGELOLAAN BAKAT MINAT

1. Bakat
Setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda-beda antara
satu dengan yang lain, karena setiap orang memang dilahirkan dengan
berbagai bakat yang berbeda-beda dan telah membawa fitrahnya
masing-masing, yaitu fitrah baik yang mendorong bertauhid maupun
fitrah lainnya dalam bentuk berbagai potensi bawaan seperti bakat,
kemampuan intelektual dan lain-lain.
Bakat dalam bahasa inggris sering disebut dengan kata “talent”,
yang berarti kemampuan alami seseorang yang luarbiasa akan suatu
hal atau kemampuan seseorang yang diatas rata-rata kemampuan
orang lain akan sesuatu hal. Bakat merupakan suatu anungrah yang
diberikan pada setiap anak. Bakat adalah keajaiban yang tersimpan
secara genetic, yang akan muncul bersinar dan tercapai potensinya
yang maksimal bila dikembangkan dengan cara yang tepat. Pakar
pendidikan R Buckminster Fuller menyatakan bahwa setiap anak
dilahirkan jenius. Demikian pula sebaliknya, bakat atau talenta itu
akan tinggal diam, bahkan mungkin tidak disadari jika tidak diasah
dan dieksplorasi keberadaannya.
Bakat dapat diartikan sebagai kemampuan bawan yang merupakan
potensi yang masih peru dikembangkan atau dilatih. Kemampuan
adalah daya untuk melakukan suatutindakan sebagai hasil dari
pembawaan dan Latihan. Kemampuan menunjukkan bahwa sutau
Tindakan dapat dilaksanakan sekarang, sedangkan bakat memerlukan
Latihan dan pendidikan agar suaty Tindakan dapat dilakukan di masa
yang akan dating.
Bakat memiliki pengertian, diantaranya adalah:
a. menurut Dalyono (1997) bakat adalah kemempuan khusus
yang menonjol diantara berbagai jenis yang dimiliki seseorang.
b. menurut Andi Hakim Nasution, dkk, siswa berbakat adalah
siswa yang mampu mencapai prestai yang menonjol karena
memiliki kemampuan-kemampuan yang unggul.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut maka dapat disimpulkan


bahwa maksud dari bakat adalah kemampuan-kemampuan unggul
seseorang dalam bidng-bidang tertentu yang membuat seseorang
tersebut memiliki prestasi yang unggul pula. Hal ini berarti juga
bahwa siswa yang satu dengan siswa yang lain memiliki kapassitas
bakat yang berbeda.13

2. Minat
Minat ini seringkali dikaitkan dengan bakat, namun keduanya
berbeda dan seringkali melekat satu sama lain. Kedua hal tersebut
dapat dijadikan faktor atau indikator yang menyebabkan keberhasilan
seseorang, oleh sebab itu orang banyak menyatakan bahwa minat dan
bakat kesatuan yang sama. Akan tetapi minat bisa dikaitkan karena

13
Khotibul Imam, “Pengembangan Bakat dan Minat Siswa” Insania, vol. 20 No. 2, 2015, Hal 265
seseorang berbakat namun belum tentu anak yang berminat tapi ia
berbakat pada hal tersebut, karena minat adalah kesukaan yang
muncul karena pengaruh lingkungan.
Minat secara bahasa diartikan dengan kesukaan, kecenderungan
hati terhadap suatu keinginan. Sedangkan arti minat menurut beberapa
tokoh sebagai berikut :
a. Slamito, minat adalah suatu perasaan lebih cenderung atau suka
kepad sesuatu haka atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.
b. Andi Mappiare, minat adalah suatu perangkat mental yang
terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian,
prasangka takut atau kecenderungan yang lain tang
mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.14
c. Scraw & Lehman adalah : “ Interest refer to the liking and
willful engagement in an activity.” Yang berarti bahwa minat
adalah keinginan dan keterlibatan yang disengaja dalam sebuah
aktivitas.

Dengan kata lain bahwa minat bukan berarti seseorang sudah


memiliki bakat disana, akan tetapi adanya unsur kesengajaan yang
membuat manusia melakukan hal tersebut. Hal ini diperkuat dengan
pernyataan Hilgard yang menyatakan “Interest is persisting
tendency to pay attention to and enjoy some enjoy some activity or
content” Yang berarti bahwa minat erat korelasinya dengan
kecenderungan seseorang dalam menarik perhatian pada dan
menikmati suatu aktivitas atau suatu konten tertentu.
Namun, para filsuf German menuliskan bahwa minat pada
sebuah mata pelajaran dapat meningkatkan motivasi dan
pembelajaran, dan hal ini banyak didukung oleh para psikolog
bahwa individu dan lingkungannya berinterkasi untuk menimbulkan
minat seperti yang dikatakan oleh John Dewey, dan Thorndike juga
menitikberatkan individu dan situasi dengan berpendapat bahwa

14
Khotibul Imam, “Pengembangan Bakat dan Minat Siswa” Insania, vol. 20 No. 2, 2015, Hal 267
pembelajaran dipengaruhi oleh minat yang dimiliki oleh individu-
individu dan nilai kepentingan tugas.
Urdan & Turner menspesifikasikan antara kepentingan dan
minat, kepentingan pribadi adalah disposisi pribadi yang lebih stabil
terhadap topik atau domain tertentu, sedangkan minat situasional
mewakili perhatian khusus terhadap topik yang agak sementara. Jadi
bisa dikatakan bahwa minat erat kaitannya dengan kesukaan atau
ketertarikan yang berbeda dengan kepentingan, bahwa kepentingan
menyangkut kebutuhan untuk suatu hal yang dirasa penting.
Terdapat beberapa macam cara yang dapat dilakukan, terutama
guru untuk membangkitkan minat peserta didik sebagai berikut:
a. Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak
didik, sehingga dia rela belajar tanpa paksaan.
b. Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan
persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga
anak didik mudah menerima bahan pelajaran.
c. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk
mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara
menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif.
d. Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar
dalam konteks perbedaan individual anak didik.

Dari pemaparan dan defenisi minat, terdapat persamaan secara


kasat mata bahwasannya minat yaitu ketertarikan terhadap suatu
aktivitas, dan motivasi adalah dorongan yang terarah kepada
pemenuhan kebutuhan psikis atau rokhaniah dan memiliki tenaga-
tenaga yang terdapat pada motivasi tersebut yakni desakan atau
drive, motif atau motive, kebutuhan atau need, dan keinginan atau
wish.15

15
Muh Nasir B, Tesis : “MANAJEMEN PENGEMBANGAN BAKAT DAN MINAT PADA PESERTA DIDIK
SEKOLAH MENENGAH ATAS ISLAM TERPADU AL-FITYAN SCHOOL GOWA” (Makasar: Universitas
Muhammadiyah Makassar, 2022), Hal 28-30
D. PENGELOLAAN LAYANAN PENDUKUNG
Pengelolaan Layanan Khusus atau pendukung disekolah dilakukan
untuk memfasilitasi pembelajaran dan dapat memenuhi kebutuhan khusus
yang dibutuhkan oleh siswa di sekolah. Pelayanan khusus diadakan
disekolah dengan tujuan untuk mempermudah penyelenggaraan
pendidikan dalam hal pencapaian tujuan pendidikan disekolah dan juga
pelayanan adalah sebuah usaha pemberian bantuan ataupun pertolongan
pada orang lain, baik dengan berupa materi atau juga non materi agar
orang tersebut dapat mengatasi masalahnya itu sendiri. 16
Layanan khusus merupakan sarana yang di sediakan oleh pihak
sekolah yang diberikan untuk peserta didik, adanya layanan khusus ini
sangat penting untuk keberlangsungan pembelajaran siswa agar lebih
optimal dalam melaksanakan pemebelajaran.Sekolah bertanggung jawab
dengan adanya layanan khusus dengan menjaga , mengembangkan dan
meningkatkan kebutuhan rohani dan jasmani pada peserta didik yang
berperan sebagai pencari ilmu yang biasa diadakan dilembaga formal biasa
disebut dengan disekolah hal inipun untuk mencapai Pendidikan nasional.
Biasanya layanan khusus ini akan mudah untuk berproses dengan tujuan
memperlancar pembelajaran yang ditujukan kepada peserta didik agar
pembelajaran dirasa bisa lebih efektif dan efisien.Ada beberapa jenis-jenis
layanan khusus :
1. Layanan Bimbingan Konseling (BK)
Layanan khusus atau disebut dengan bantuan yang
diberikan tenaga pendidik kepada peserta didik terdapat Layanan
Bimbingan Konseling, Pengertian. Menurut Hendyat Soetopo
bimbingan adalah pross bantuan yang diberikankepada siswa
dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang
adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka perkembangan yang
17
optimal, shingga mereka memahami dan mengarahkan diri serta
bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi bukan
16
Dina Amaria Sembiring,dkk,”Implementasi Layanan Khusus Peserta Didik Dalam Dunia
Pendidikan”,Vol.05,Jurnal On Education,Januari 2023.
17
Adi Putra,”Layanan Khusus Peserta Didik (Kesiswaan)”,Vol.2,No.2,Jurnal Of Islamic Education
Management,Desember 2016.
hanya itu peserta didik dapat mendapatkan informasi juga
mengenal future sekolah dan juga mengenal lingkungan.“Tujuan
mengembangkan pengetahuan memecahkan masalah,
mengembangan pengetahuan merencanakan masa depan dengan
bertolak pada bakat, minat dan kemampuannya, mengatasi
kesulitan dalam memahami dirinya, mengatasi kesulitan
dalammenyalurkan, minat dan bakatnya dalam perencanaan masa
depan baik yang menyangkut pendidikan maupun pekerjaan yang
tepat, dan mengatasi kesulitan dalam belajar dan hubungan sosial”.
Guru diwajibkan memberikan banyak solusi kepada peserta didik,
satu hal yang sangat unik dan kagum yang dimuat oleh layanan
bimbingan konseling yaitu sangat menjaga kerahasiaan yang telah
diketahui dari peserta didik, sehingga sangat terjaga privasinya.

2. Layanan Kantin Sehat


(Judhiastuty, 2018) mengatakan bahwad: “Kantin Sehat
Sekolah adalah suatu unitkegiatan di sekolah yang memberi
manfaat bagi kesehatan.18 Keberadaan kantindi lingkungan sekolah
menjadi faktor penentu dalam kebersihan dan kesehatan sebuah
makanan danminuman di sekolah, bukan hanya sekedar memenuhi
sebuah persyaratan makan dan minuman semata. Pada perencanaan
yang baik harus memiliki berbagai persyaratan yang harus
dipenuhi salah satunya yaitu sesuai fakta dilapangan sesuai dengan
persyaratan untuk menjadi kantin yang sehat, harga yang dijual
dilingkungan sekolah untuk peserta didik diharuskan sesuai dengan
saku anak sekolah (realistis). Pemanfaatan kantin sehat dalam
meningkatkan pembelajaran yaitu dengan dimulai dari seorang
guru yang mengajak peserta didik untuk membeli makanan atau
minuman yang berada dilingkungan sekolah dan diperlukannya
monitoring kantin dan jajanan siswa secara berkala untuk

18
Dr.Jubdhiastuty Februhartanty,”Pengembangan Kantin sekolah”,Jakarta Selatan,2018.
memastikan bahwa layanan khusus yang disediakan oleh sekolah
memiliki standar yang sudah sesuai.

3. Layanan Unit Kesehatan Siswa (UKS)


UKS merupakan elemen penting yang wajib adanya di
setiap lembaga Pendidikan dan sekolah, UKS menyediakan banyak
obat maupun alat-alat medis yang sewajarnya digunakan untuk
menyembuhkan peserta didik yang dirasa kurang sehat. Tujuan
umum UKS adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik dan
menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan
pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam
rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.

4. Layanan Khusus Perpustakaan


Layanan khusus perpustaan, memiliki beberapa fungsi
dalam proses pembelajran baik gurunya maupun dengan tim
perpustakaan, perpustakaan memiliki buku yang sangat beragam,
untuk dipelajari oleh kaum peserta didik, dalam proses
pembelajaran, fungi perpustakaan unituk mendapatkan
informasi,menyalurkan hobbi.Perpustakaan sekolah sebagai
perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah guna menunjang
program belajar mengajar di lembaga pendidikan formal seperti
sekolah, baik sekolah tingkat dasar maupun menengah, baik
sekolah umum maupun kejuruan menyalurkan hobbi jika peserta
didik suka membaca. Secara khusu definisi perpustakaan sekolah
sebagai kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku maupun non
buku yang diorganisir secara sistematis dalam suatu ruang
sehingga dapat membantu para siswa dan guru dalam proses
belajar mengajar di sekolah.

5. Layanan Khusus Laboratorium


Laboratorium yang berada dilingkungan sekolah
laboratorium biasa digunakan oleh dosen juga peserta didik untuk
mengoptimalkan pembelajaran yang berhubungan dengan
laboratorium kegiatan kerja ilmiah seperti pratikum, observasi,
penelitian benda atau zat,demokrasi dan pembuatan, model-model
dalam rangka kegiatan belajar mengajar. Dan laboratorium ini
menjadi sarana yang sangat strategis dalam keberlangsungan
pembelajaran,laboratorium ialah suatu tempat dimana dilakukan
kegiatan kerja untuk menghasilkan sesuatu. Sehingga dapat
diambil benang merah pada kutipan tersebut bahwasannya
laboratorium menjadi tempat dalam tonggak utama pencarian ilmu
pada peserta didik, untuk menciptakan laporatorium yang sesuai
diharapkan seperti nyaman dan bersih perlunya kerjasama yang
kuat dalam menjagannya. Maka dari itu penting sekali
laboratorium untuk dijaga dan peserta didik diwajibkan menenakan
jas lab, sarung tangan agar terhindar dari zat-zat berbahaya.

6. Layanan Transportasi Sekolah


Layanan transportasi sekolah merupakan layanan
transportasi bagi siswa yang sudah disediakan oleh sekolah dalam
hal mendukung proses pembelajaran. Sekolah perlu menyediakan
transportasi sekolah agar siswa dapat berangkat dan pulang sekolah
tepat waktu, aman dan nyaman. Transportasi siswa ysitu salah satu
hal untuk membantu kelancaran proses pengajaran.Siswa akan
merasa aman dan dapat masuk/keluar sekolah tepat waktu. Siswa
pendidikan pra sekolah dan pendidikan dasar khususnya
membutuhkan transportasi. Organisasi transportasi harus dilakukan
oleh sekolah terkait atau sektor swasta (misalnya melalui
langganan). Siswa, orang tua dan sekolah semua dapat merasakan
dampak dari layanan transportasi sekolah. Adanya transportasi
sekolah dapat membantu siswa untuklebih disiplin.
7. Layanan Keamanan
Layanan keamanan mengacu pada layanan yang dapat
memberikan rasa aman kepada siswa selama belajar di sekolah,
seperti keamanan sekolah (Hamidah D, 2018)Kehadiran
petugaskeamanan sekolah membantu terciptanya suasana aman dan
tertib di sekolah sehingga turut mendukung kelancaran
pembelajaran dan seluruh kegiatan sekolah. 19 Sekolah yang aman,
nyaman dan disiplin adalah sekolah di mana komunitas
sekolahtidak takut dan kondusif untuk belajar dan membangun
hubungan positif di antarawarga sekolah. Sekolah yang aman,
nyaman dan disiplin menyediakan lingkungan fisik (gedung, ruang
kelas, halaman) yang bersih dan aman.

E. PENGELOLAAN MUTASE DAN DATA PESERTA DIDIK


a. Pengelolaan mutase
Mutasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
pemindahan pegawai dari satu jabatan ke jabatan lain. Menurut Imron
(2012) mutase adalah perpindahan peserta didik dari satu kelas ke
kalas lain yang sejajar atau dari satu sekolah ke sekolah yang sejajar
lainnya.20 Sedangkan menurut Eka (2011) Menyatakan bahwa secara
umun mutase peserta didik adalah proses perpindahan perpindahan
peserta didik dari satu sekolah ke sekolah lain atau perpindahan peserta
didik dalam suatu sekolah, misalnya ruang kelas. 21 Mutase peserta
didik disebut juga dengan perpindahan peserta didik. Mutase peserta
didik memiliki dua pengertian, yaitu:
1. Mutase peserta didik dari satu sekolah ke sekolah lain yang sejajar.
Perpindahan siswa dari satu sekolah ke sekolahan lain serupa
dengan berpindah ke suatu daerah atau lokasi. Jenis sekolah,

19
Hamidah Darma,”Manajemen Peserta Didik”Vol.6,No.2,Jurnal Serumai Administrasi
Pendidikan,November 2018.
20
Ali Imron. 2012. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Hal.152
21
Prihatin, Eka. 2011. Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta. Hal.44
jenjang kelas atau kelas ataupun kurikulum yang baru sama dengan
jenis sekolah, sekolah, atau jurusan sekolah sebelumnya.
2. Mutase peserta didik dari suatu jenis program ke jenis program
lain.
Perpindahan peserta didik dari satu jenis program ke program
lainnya adalah perpindahan peserta didik dari satu jurusan ke
jurusan lain yang berbeda dengan jurusan sebelumnya namun tetap
berada dalam satu sekolah atau wilayah. Dan harus memenuhi
syarat berikut:
1) Peserta didik harus mengikuti program yang dipilih
(ditentukan) minimal 1 semester. Artinya, setelah 2
semester mengikuti program yang dipilih, selalu ada
kemungkinan untuk pindah ke program lain.
2) Peserta didik harus menyelesaikan jumlah mata kuliah yang
dipersyaratkan dari program yang dimaksud. Dalam hal ini,
mata pelajaran yang diperoleh akan ditinjau dan diperiksa
untuk melihat apakah mata pelajaran tersebut kompatibel
dengan mata pelajaran program yang baru dan diinginkan.
Dalam hal ini, mungkin ada beberapa mata pelajaran yang
sesuai dan ada pula yang tidak.
3) Peserta didik harus yakin sepenuhnya bahwa program baru
lebih sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
4) Perubahan program harus dengan persetujuan orang tua.
atau wali siswa yang terlibat. Hal ini untuk menghindari
kesalahpahaman jika terjadi masalah di kemudian hari.
Secara umum mutase diartikan sebagai proses perpindahan
siswa dari satu sekolah ke sekolah lain atau perpindahan siswa
dalam suatu sekolah. Ada beberapa macam mutase dalam dunia
pendidikan, dibawah ini adalah macam-macam mutase:
1. Mutase ekstern.
mutasi ekstern adalah perpindahan peserta didik dari satu
sekolah ke sekolah lain. Perpindahan tersebut harus saling
menguntungkan, artinya harus dikaitkan dengan kondisi
sekolah yang bersangkutan, kondisi peserta didik dan asal
orang tuanya, serta sekolah yang akan dimasukinya. Tujuan
mutasi ekstern adalah:
1) Mutasi didasarkan pada kepentingan peserta didik untuk
dapat mengikuti pendidikan di sekolah sesuai dengan
keadaan dan kemampuan peserta didik serta lingkungan
yang mempengaruhinya.
2) Memberikan perlindungan kepada sekolah tertentu
untuk dapat tumbuh dan berkembang secara wajar
sesuai dengan keadaan, kemampuan sekolah serta
lingkungan yang mempengaruhinya.

Adapun Prosedur mutase adalah sebagai berikut:

1) Kepala sekolah membuat surat keterangan pindah.


2) Surat keterangan pindah tersebut harus diketahui
dan disahkan oleh kantor wilayah pendidikan
nasional yang akan ditinggalkan maupun yang akan
didatangi.
2. Mutase intern
mutasi internal adalah perpindahan peserta didik di dalam
sekolah yang disebut juga dengan kenaikan kelas. Dalam
hal ini kita akan membahas tentang kenaikan kelas secara
khusus. Tujuan kenaikan kelas adalah peserta didik yang
berhasil menyelesaikan kurikulum satu tahun dan
memenuhi syarat kebaikan akan dinaikan ke kelas
berikutnya.22 Mengingat pentingnya kenaikan kelas, maka
pada setiap akhir semester sekolah selalu mengadakan rapat
kenaikan kelas yang melibatkan kepala sekolah dan dewan
guru. Dalam hal ini, peran wali kelas justru menentukan
kemajuan siswa dalam suatu kelas tertentu atau tidak.
Selain nilai akhir mata pelajaran, beberapa faktor yang
22
Dr. Muhammad Rifa’I, M. (2018). Manajemen Peserta Didik. Medan: CV Widya Puspita
dapat menentukan lulus atau tidaknya seorang peserta
didik, antara lain: kerajinan, kedisiplinan dan perilaku.
b. Penglolaan Data
Data merupakan suatu istilah majemuk yang memiliki arti fakta
atau bagian dari fakta yang mengandung arti yang dihubungkan
dengan kenyataan, simbol-simbol, gambar-gambar, angka-angka,
huruf-huruf atau simbol-simbol yang menunjukkan suatu ide, objek,
kondisi atau situasi dan lain-lain.kegunaan data adalah sebagai bahan
dasar yang objektif (relatif) di dalam pproses kebijaksanaan oleh
pimpinan organisasi.
Sedangkan pengelolaan data merupakan suatu proses menerima
data sebagai masukan (input) memprses (processing) menggunakan
proses tertentu, dan mengeluarkan hasil proses data tersebut dalam
bentuk informasi (output).23

F. Standar Pengelolaan Pendidikan


Pengelolaan diartikan sebagai serangkaian pekerjaan atau upaya
yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melaksanakan serangkaian
pekerjaan untuk mencapai tujuan tertentu. Terdapat perbedaan definisi
manajemen di kalangan para ahli. Memang benar, para ahli
mempertimbangkan makna dari sudut pandang yang berbeda. Ada yang
menganggap pengelolaan dari segi fungsi, objek, dan kelembagaan, ada
pula yang menganggap manajemen sebagai suatu kesatuan. Namun jika
dikaji, definisi-definisi tersebut pada prinsipnya mempunyai arti dan
tujuan yang sama.
Pengelolaan adalah serangkaian kegiatan inti perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dengan tujuan
menemukan dan memanfaatkan sumber daya alam secara efektif untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Pengelolaan pendidikan
berasal dari kata manajemen, sedangkan istilah manajemen mempunyai

23
Rahmad Kurniawan dan Septedian Marhamelda, “SISTEM PENGOLAHAN DATA PESERTA DIDIK
PADA LKP PRIMA TAMA KOMPUTER DUMAI DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN
PHP,” Jurnal Informatika 11, no. 1 (2019).
arti yang mirip dengan administrasi. Manajemen pendidikan dapat
dipahami sebagai upaya penerapan peraturan administratif di bidang
pendidikan.24 Pengelolaan pendidikan dapat dipahami sebagai segala
sesuatu yang berkaitan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.25
Dalam pendidikan, terdiri daripendidik, kemudian peserta didik,
pemimpin atau pengelola pendidikan, dan lain-lain. Salah satu hal
terpenting dalam kedudukan seorang pendidik adalah ia harus berada di
depan dan tengah agar dapat berhasil melaksanakan proses pembelajaran.
Selain itu, manajemen pendidikan yang baik juga bergantung pada
pengelolanya: idealnya, semakin profesional manajemen pendidikan maka
semakin baik. Fenomena yang terjadi dalam manajemen pendidikan tidak
terorganisir, terkadang semua bidang masih ditangani oleh satu orang yaitu
kepala sekolah atau sebaliknya, semuanya masih terfokus pada staf atau
tata usahanya sebagai tenaga pendidikan.26
Dalam pengelolaan pendidikan mencakup berbagai hal dengan
tujuan untuk mencapai sesuatu yang telah ditetapkan sebagai tujuan
pendidikan. pengelolaan merupakan bagian yang sangat penting dan tidak
dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Tanpa
pengelolaan yang baik maka tujuan pendidikan tidak dapat tercapai secara
optimal, efektif dan efisien. Standar pengelolaan adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
pemantauan kegiatan pendidikan pada lembaga pendidikan,
kabupaten/kota, provinsi, atau nasional untuk mencapai hasil yang efektif,
efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan (Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013). Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013
24
Muhammad Faishal Haq, “ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DASAR DAN
MENENGAH,” journal EVALUASI 1, no. 1 (1 Maret 2017): 26,
https://doi.org/10.32478/evaluasi.v1i1.63.
25
Herson Anwar, “STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PENGELOLAAAN
MADRASAH ALIYAH SWASTA” 5 (2017).
26
Yanti Yandri Kusuma dan Sumianto Sumianto, “Analisis Standar Pengelolaan Pendidikan Anak
Sekolah Dasar di Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai,”
Indonesian Research Journal On Education 2, no. 1 (17 Januari 2022): 40–46,
https://doi.org/10.31004/irje.v2i1.212.
memberikan arahan bahwa setiap satuan pendidikan harus memiliki
pedoman yang mengatur tentang kurikulum tingkat satuan pendidikan dan
silabus, kalender pendidikan yang menunjukkan aktifitas sekolah secara
rinci dengan periode semester, bulanan dan mingguan, struktur organisasi
satuan pendidikan, pembagian tugas pendidik, pembagian tugas tenaga
kependidikan, peraturan akademik, tata tertib satuan pendidikan, kode etik
hubungan warga satuan pendidikan, dan biaya operasional satuan
pendidikan.
Standar Pengelolaan Pendidikan pada bagian kesatu tentang
standar pengelolaan oleh satuan pendidikan dijelaskan bahwa pengelolaan
satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan
kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.
Kemudian pada setiap satuan pendidikan dipimpin oleh seorang kepala
sekolah dan dibantu minimal oleh satu orang wakil kepala sekolah.27
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 19 Tahun
2007 Tanggal 23 Mei 2007, Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah meliputi :
1. Perencanaa Program
Memastikan setiap sekolah mempunyai visi dan misi untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Visi dan misi tersebut tentu saja sesuai dengan
keadaan dan kondisi sekolah, namun tentunya harus sesuai dengan
peraturan Kementerian Pendidikan Nasional agar perkembangan
sekolah dapat mengikuti perkembangan zaman. Visi sekolah diambil
sebagai tujuan bersama seluruh warga sekolah dan semua pihak yang
berkepentingan untuk masa depan. Sedangkan Misi sekolah dapat
memberikah arah dalam mewujudkan visi sekolahsesuai dengan tujuan
pendidikan sekolah. Visi dan misi tersebut kemudian dijabarkan dalam
rencana kerja sekolah. Rencana kerja dapat bersifat jangka menengah
dan tahunan. Rencana kerja menengah biasanya ditetapkan setiap
empat tahun sekali dan diputuskan dalam rapat dewan pendidik dan

27
Ibid.43
komite sekolah. Rencana kerja tahunan menjadi landasan pengelolaan
sekolah yang bercirikan kemandirian, kerjasama, partisipasi,
keterbukaan dan tanggung jawab.28
2. Pelaksanaan Rencana Kerja
Sekolah mengembangkan dan memiliki pedoman yang menguraikan
berbagai aspek manajemen secara tertulis dan mudah dibaca oleh pihak
terkait. Menyusun rencana pelaksanaan rencana kerja sesuai dengan
visi dan misi sekolah. Prinsip-prinsip manajemen sekolah meliputi:
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), kalender pendidikan,
struktur organisasi, penetapan tugas, peraturan dan biaya operasional
sekolah. Petunjuk sekolah berfungsi sebagai petunjuk dalam
melaksanakan kegiatan.
3. Pengawasan dan Evaluasi
Sekolah menyusun program pengawasan secara obyektif, bertanggung
jawab dan berkelanjutan. Penyusunan program pengawasan ini
didasarkan pada Standar Pendidikan Nasional kemudian
disosialisasikan keseluruh pendidik dan tenaga kependidikan.
Pengawasan pengelolaan sekolah meliputi pemantauan, supervisi,
evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan. Pengawasan
melaporkan hasil pengawasan di sekolah kepada bupati atau walikota
melalui dinas pendidikan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
dibidang pendidikan dan sekolah yang bersangkutan, setelah
dikonfirmasikan pada sekolah yang terkait. Sekolah juga melakukan
evaluasi diriterhadap kinerja sekolah.29
4. Kepemimpinan Sekolah/Madrasah
Setiap sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah. Kriteria untuk
menjadi seorang kepala sekolah berdasarkan ketentuan dalam standar
pendidik dan tenaga kependidikan. Kepala sekolah Dasar, SMP/MTs
minimal dibantu oleh wakil kepala sekolah, dan SMA/MA minimal
dibantu oleh tiga wakil kepala sekolah. Kepala sekolah menjabarkan

28
Kusuma dan Sumianto, “Analisis Standar Pengelolaan Pendidikan Anak Sekolah Dasar di
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai.”
29
Ibid.44
visi kedalam misi target mutu, merumuskan tujuan yang akan dicapai
menganalisis, membuat rencana kerja strategis, bertanggung jawab
dalam membuat keputusan anggaran sekolah. Kepala sekolah dapat
mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangan kepada wakil kepala
sekolah sesuai dengan bidangnya.
5. Sistem Informasi Manajemen
Sekolah mengoperasikan sistem informasi manajemen yang lengkap
untuk mendukung manajemen pendidikan yang efektif, efisien dan
bertanggung jawab. Sekolah juga menyediakan layanan informasi yang
efektif, efisien dan mudah diakses. Selain itu, pihak sekolah juga
menunjuk seorang guru atau tenaga kependidikan untuk menanggapi
permintaan informasi atau keluhan masyarakat mengenai pengelolaan
sekolah baik secara lisan maupun tertulis, semuanya dicatat dan
dicatat. Sekolah juga melakukan komunikasi antar warga sekolah di
lingkungan sekolah secara efektif dan efisien.30

30
Ibid.45
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Pengelolaan Peserta Didik
Dalam pengelolaan peserta didik sanggat penting untuk
menghasilkan penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang
berkaitan dengan peserta didik. Manajemen peserta didik berupaya
menciptakan lingkungan dan situasi sekolah yang kondusif agar
para peserta didik dapat meraih keberhassilan dalam bidng
akademik. maupun sosial. Manajemen peserta didik sanggat
diperlukan untuk mengatur segala kebutuhan siswa yang nantinya
diharapkan menjadi otput dan outcomes yang berkualitas dan
mampu bersaing dengan negara lain.
2. Proses Rekrutmen Peserta Didik
Penerimaan peserta didik baru merupakan kegiatan menyeleksi
calon peserta didik. Kegiatan ini merupakan proses pencarian,
menetukan dan menarik pelamar yang mampu untuk menjadi
peserta dididk Lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan.
Menurut Mustari Penerimaan peserta didik merupakan proses
pendataan dan pelayanan kepada peserta didik yang baru masuk
sekolah, setelah mereka memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan sekolah menjelang tahun ajaran baru
3. Pengelolaan Bakat Minat
Setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda-beda
antara satu dengan yang lain, karena setiap orang memang
dilahirkan dengan berbagai bakat yang berbeda-beda dan telah
membawa fitrahnya masing-masing, yaitu fitrah baik yang
mendorong bertauhid maupun fitrah lainnya dalam bentuk berbagai
potensi bawaan seperti bakat, kemampuan intelektual dan lain-lain.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa maksud dari bakat adalah kemampuan-kemampuan unggul
seseorang dalam bidng-bidang tertentu yang membuat seseorang
tersebut memiliki prestasi yang unggul pula. Dengan kata lain
bahwa minat bukan berarti seseorang sudah memiliki bakat
disana, akan tetapi adanya unsur kesengajaan yang membuat
manusia melakukan hal tersebut.
4. Pengelolaan Layannan Pendukung
Pada dasarnya pelayanan khusus diselenggarakan disekolah
dengan tujuan dan bermaksud untuk mempermudah
penyelenggaraan pendidikan dalam rangka pencapaian tujuan
pendidikan disekolah. Pelayanan khususatau pelayanan
penunjangdiselenggarakan di sekolah dengan tujuanuntuk
memperlancar penyelenggaraan Pendidikan dalam rangka
pencapaiantujuan pendidikan di sekolah. Pemerintah harus
berusaha memenuhi kebutuhan di pelayanan khusus agar dapat
menciptakan peserta didik yang cakap didalam bidang yang
sedang digelutinya serta menunjang tercapainya suatu pendidikan.
Biasanya layanan khusus ini akan mudah untuk berproses
dengantujuan memperlancar pembelajaran yang ditujukankepada
peserta didik agar pembelajaran dirasa bisa lebih efektif dan
efisien.Layanan khusus banyak macamnya seperti (1) Layanan
Bimbingan Konseling, (2) Layanan Kantin Sehat , (3)Layanan Unit
Kesehatan Siswa (UKS), (4) Layanan Khusus Perpustakaan, (5)
Layanan Khusus Laboratorium, (6) Layanan Transportasi
Sekolah,dan (7)Layanan Keamanan.
5. Pengelolaan Mutase dan Data Peserta Didik
A) mutase peserta didik adalah proses perpindahan perpindahan
peserta didik dari satu sekolah ke sekolah lain atau perpindahan
peserta didik dalam suatu sekolah, misalnya ruang kelas. Secara
umum mutase diartikan sebagai proses perpindahan siswa dari
satu sekolah ke sekolah lain atau perpindahan siswa dalam
suatu sekolah. Ada beberapa macam mutase dalam dunia
pendidikan, ada dua macam mutase yakni, Mutase ekstern dan
Mutase Ekstern.
B) Pengolahan data pengelolaan data merupakan suatu proses
menerima data sebagai masukan (input) memprses (processing)
menggunakan proses tertentu, dan mengeluarkan hasil proses
data tersebut dalam bentuk informasi (output)
6. Standar Pengelolaan Pendidikan
Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang
ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi,
keterbukaan, dan akuntabilitas. Kemudian pada setiap satuan
pendidikan dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan dibantu
minimal oleh satu orang wakil kepala sekolah. Menurut Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional nomor 19 Tahun 2007 Tanggal 23
Mei 2007, Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah meliputi, a) Perencanaa Program. b)
Pelaksanaan Rencana Kerja. c) Pengawasan dan Evaluasi. d)
Kepemimpinan Sekolah/Madrasah. e) Sistem Informasi
Manajemen.

B. SARAN

Dalam penyusunan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan


karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar saya dapat
memperbaikinya di kemudian hari.

Berdasarkan dalam pengalaman kami dalam penyusunan makalah ini


masih jauh dari kata sempurna. Maka sangat perlu untuk dikembangkan
dan ditingkatkan lagi keefektifitasannya oleh peneliti selanjutnya. Untuk
itu kami memberikan saran kepada para pembaca sebagai agen perubahan
hendaknya menumbuhkan kesadaran dalam untuk lebih banyak membaca
buku dan jurnal ilmiah sebagai salah satu sumber referensi terpercaya
untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dan mengembangkan
penelitian yang sudah dilakukan peneliti sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Agi Maehesa Putri, S. G. (2023). Manajemen Peserta Didik. Banten: PT Sada


Kurnia Pustaka.
B, M. N. (2022). MANAJEMEN PENGEMBANGAN BAKAT DAN MINAT PADA
PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH ATAS ISLAM TERPADU AL-
FITYAN SCHOOL GOWA. Makasar: Universitas Muhammadiyah
Makasar.
Darma Hamidah, “Manajemen Peserta Didik” Vol.6, No.2, Jurnal Serumai
Administrasi Pendidikan,November 2018.
Desi Eri Kusumaningrum, D. D. (2019). Manajemen Peserta Didik . Depok: PT
Raja Grafindo Persada.
Dr. Muhammad Rifa'i, M. (2018). Manajemen Peserta didik (Pengelolaan Peserta
didik Untuk Efektivitas Pembelajaran). Medan: CV. Widya Puspita.
Februhartanty, Jubdhiastuty, “Pengembangan Kantin sekolah”, Jakarta Selatan,
2018.
Hamzah, Saidin. (2022) “Khulafah Al- Rasyidun: Masa Kepemimpinan Ali bin
Abi Thalib,”Jurnal Sejarah dan Budaya.Hlm 132-136
Iman, K. (2015). Pengembangan Bakat dan Minat Siswa. Insania, 265-269.
Prof. D. H. Syamruddin Nasution, M. (2018). Sejarah Peradaban Islam. Depok:
PT Rajagrafindo Persada.

Putra Adi. “Layanan Khusus Peserta Didik (Kesiswaan)”, Vol.2, No.2, Jurnal Of
Islamic Education Management, Desember 2016.
Rasidin, Mhd., Doli Witro, dan Imaro Sidqi. “KEBIJAKAN ALI IBN ABI
THALIB DALAM IJTIHAD.” AL IMARAH: JURNAL
PEMERINTAHAN DAN POLITIK ISLAM 5, no. 2 (11 Agustus 2020):
183. https://doi.org/10.29300/imr.v5i2.3496.
Rasyid, Surayah. “KONTROVERSI SEKITAR KEKHALIFAHAN ALI BIN ABI
THALIB,” no. 1 (2015).

Sembiring Dina Amira, dkk. “Implementasi Layanan Khusus Peserta Didik Dalam
Dunia Pendidikan”, Vol.05, Jurnal On Education, Januari 2023.
Syafruddin. (2021). Manajemen Rekrutmen Peserta Didik di Dayah Moderen Drul
'Ulum Banda Aceh. Jurnal Intelektualita, 215-217.
Yusuf, J. (2019). Manajemen Peserta Didik Perencanaan dan Pengorganisasian.
Ijtimaiyya, 182-185.

Anda mungkin juga menyukai