Pengelolaan Peserta Didik Kel 4
Pengelolaan Peserta Didik Kel 4
Pengelolaan Peserta Didik Kel 4
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Lembaga
Pendidikan Formal
Disusun Oleh :
2023
KATA PENGANTAR
Pertama, kami panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha ESA.
yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Kedua, rahmat ta’dim dan salam bahagia Allah
senantiasa tercurahlimpahkan pada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW.,
yang telah memberikan petunjuk dari zaman jahiliyah hingga zaman Ialamiyah.
Ketiga, kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini yang tidak dapat kami tulis satu
persatu. Khususnya saya mengucapkan terimakasih kepada ibu Try Heni Aprilia
M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Lembaga Pendidikan
Formal yang senantiasa memberikan arahan kepada kami.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
Putri Mahesa, guspiati S, dll, Manajemen Peserta Didik, (Banten: PT Sada Kurnia Pustaka, 2023)
hlm 1
berkenaan dengan pembinaan akademik maupun yang berkenaan dengan
pembinaan non akademik.2
B. RUMUSAN MASALAH
dari latar belakang diatas dapat disumpulkan bahwa :
1. Bagaimana definisi penggelolaan peserta didik pada sekolah dasar
menengah dan tinggi?
2. Bagaimana proses rekrutmen peserta didik baru pada sekolah
dassar menengah dan tinggi?
3. Bagaimana pengelolaan bakat dan minat peserta didik pada sekolah
dassar menengah dan tinggi?
4. Bagaimana pengelolaan layanan pendukung peserta didik pada
sekolah dasar menengah dan tinggi?
5. Bagaimana pengelolaan mutase dan data peserta didik pada
sekolah dasar menengah dan tinggi?
6. Apa standar pengelolaan peserta didik menururt peraturan berlaku?
2
Juhaeti Y, “Manajemen Peserta Dididk Perencanaan dan Pengorganisassian” Ijtimaiyya Vol. 12
No. 02, 2019, hal. 182
BAB II
PEMBAHASAN
3
Juhaeti Y, “Manajemen Peserta Dididk Perencanaan dan Pengorganisassian” Ijtimaiyya Vol. 12
No. 02, 2019, hal. 183-184
4
Kusumaningrum D.E, Benty Noor D.D, dan Gunawan I, Manajemen Peserta Didik, (Depok: PT
Raja Grafindo Persada, 2019) hal. 2
5
Juhaeti Y, “Manajemen Peserta Dididk Perencanaan dan Pengorganisassian” Ijtimaiyya Vol. 12
No. 02, 2019,, hal. 184
Manajemen peserta didik sendiri merupakan penataan dan
pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik.
Manajemen peserta didik berupaya menciptakan lingkungan dan situasi
sekolah yang kondusif agar siswa berhasil meraih keberhasilan di bidang
akademis maupun sosial. Manajemen peserta didik sanggat diperlukan
untuk mengatur segala kebutuhan siswa yang nantinya diharapkan menjadi
otput dan outcomes yang berkualitas dan mampu bersaing dengan negara
lain. Pengelolaan siswa yang efektif berkontribusi positif pada pegelolaan
sekolah yang berprestasi. Manajemen peserta didik sebagai suatu proses
manajemen sekolah adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan terhadap anggota masyarkat yang berusaha
mengembangkan diri melalui proses pembelajaran.6
6
Kusumaningrum D.E, Benty Noor D.D, dan Gunawan I, Manajemen Peserta Didik, (Depok: PT
Raja Grafindo Persada, 2019) hal. 4-5
7
Ibid, hal 2
setidaknya ada 4 tujuan terkait menajemen peserta didik yang spesifik,
diantaranya:
a. meningkatkan ilmu pengetauan, sikap yang baik (akhlakul karimah) dan
kemampuan psikomotorik.
b. menyalurkan dan mengembangkan kecerdasan dan bakat.
c. mencapai pendapat, keinginan dan memenuhi kebutuhan.
d. mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup melalui proses belajar
dan meraih cita-cita di kemudian hari.8
8
Putri Mahesa, guspiati S, dll, Manajemen Peserta Didik, (Banten: PT Sada Kurnia Pustaka, 2023)
hal. 4-5
9
Rifa’I M, Manajemen Peserta Didik Pengelolaan Pesert Didik Untuk Efektivitas Pembelajaran,
(Medan: CV. Widya Puspita, 2018) Hal. 34
10
Kusumaningrum D.E, Benty Noor D.D, dan Gunawan I, Manajemen Peserta Didik, (Depok: PT
Raja Grafindo Persada, 2019) hal. 16
didik. Ada tiga macam kriteria penerimaan peserta didik yaitu sebagai
berikut:
1) Kriteria acuan patokan (standard criterian referenced), merupakan
suatu penerimaan peserta didik baru yang didasarkan atas patokan-
patokan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam hal ini sekolah
akan membuat patokan bagi calon peserta diidk baru, bagi mereka
yang memenuhi patokan yang di buat sekolah maka akan dapat di
terima di sekolah tersebut, dan bagi mereka yang tidak memenuhi
patokan maka tidak akan diterima.
2) Kriteria acuan norma (norm criterian referenced), yaitu penerimaan
peserta didik yang didasarkan atas keseluruhan prestasi peserta didik
yang mengikuti seleksi. Dalam hal ini sekolah menetapkan kriteria
penerimaan berdasarkan prestasi keseluruhan peserta didik baru.
3) Kriteria berdasarkan daya tampung sekolah. Sekolah terlebih dahulu
menentukan berapa jumlah daya tampung calon peserta didik yang
akan di terima.11
11
Syafruddin, “Manajemen Rekrutmen Peserta Didik di Dayah Moderen Darul “Ulum Banda Aceh”
Jurnal Intelektual, Vol. 10 No.1 2021, hal. 217
12
Imron Ali, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2019) hal.47-48
Gambar 1.1 Langkah-langkah rekrutmen peserta didik baru
1. Bakat
Setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda-beda antara
satu dengan yang lain, karena setiap orang memang dilahirkan dengan
berbagai bakat yang berbeda-beda dan telah membawa fitrahnya
masing-masing, yaitu fitrah baik yang mendorong bertauhid maupun
fitrah lainnya dalam bentuk berbagai potensi bawaan seperti bakat,
kemampuan intelektual dan lain-lain.
Bakat dalam bahasa inggris sering disebut dengan kata “talent”,
yang berarti kemampuan alami seseorang yang luarbiasa akan suatu
hal atau kemampuan seseorang yang diatas rata-rata kemampuan
orang lain akan sesuatu hal. Bakat merupakan suatu anungrah yang
diberikan pada setiap anak. Bakat adalah keajaiban yang tersimpan
secara genetic, yang akan muncul bersinar dan tercapai potensinya
yang maksimal bila dikembangkan dengan cara yang tepat. Pakar
pendidikan R Buckminster Fuller menyatakan bahwa setiap anak
dilahirkan jenius. Demikian pula sebaliknya, bakat atau talenta itu
akan tinggal diam, bahkan mungkin tidak disadari jika tidak diasah
dan dieksplorasi keberadaannya.
Bakat dapat diartikan sebagai kemampuan bawan yang merupakan
potensi yang masih peru dikembangkan atau dilatih. Kemampuan
adalah daya untuk melakukan suatutindakan sebagai hasil dari
pembawaan dan Latihan. Kemampuan menunjukkan bahwa sutau
Tindakan dapat dilaksanakan sekarang, sedangkan bakat memerlukan
Latihan dan pendidikan agar suaty Tindakan dapat dilakukan di masa
yang akan dating.
Bakat memiliki pengertian, diantaranya adalah:
a. menurut Dalyono (1997) bakat adalah kemempuan khusus
yang menonjol diantara berbagai jenis yang dimiliki seseorang.
b. menurut Andi Hakim Nasution, dkk, siswa berbakat adalah
siswa yang mampu mencapai prestai yang menonjol karena
memiliki kemampuan-kemampuan yang unggul.
2. Minat
Minat ini seringkali dikaitkan dengan bakat, namun keduanya
berbeda dan seringkali melekat satu sama lain. Kedua hal tersebut
dapat dijadikan faktor atau indikator yang menyebabkan keberhasilan
seseorang, oleh sebab itu orang banyak menyatakan bahwa minat dan
bakat kesatuan yang sama. Akan tetapi minat bisa dikaitkan karena
13
Khotibul Imam, “Pengembangan Bakat dan Minat Siswa” Insania, vol. 20 No. 2, 2015, Hal 265
seseorang berbakat namun belum tentu anak yang berminat tapi ia
berbakat pada hal tersebut, karena minat adalah kesukaan yang
muncul karena pengaruh lingkungan.
Minat secara bahasa diartikan dengan kesukaan, kecenderungan
hati terhadap suatu keinginan. Sedangkan arti minat menurut beberapa
tokoh sebagai berikut :
a. Slamito, minat adalah suatu perasaan lebih cenderung atau suka
kepad sesuatu haka atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.
b. Andi Mappiare, minat adalah suatu perangkat mental yang
terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian,
prasangka takut atau kecenderungan yang lain tang
mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.14
c. Scraw & Lehman adalah : “ Interest refer to the liking and
willful engagement in an activity.” Yang berarti bahwa minat
adalah keinginan dan keterlibatan yang disengaja dalam sebuah
aktivitas.
14
Khotibul Imam, “Pengembangan Bakat dan Minat Siswa” Insania, vol. 20 No. 2, 2015, Hal 267
pembelajaran dipengaruhi oleh minat yang dimiliki oleh individu-
individu dan nilai kepentingan tugas.
Urdan & Turner menspesifikasikan antara kepentingan dan
minat, kepentingan pribadi adalah disposisi pribadi yang lebih stabil
terhadap topik atau domain tertentu, sedangkan minat situasional
mewakili perhatian khusus terhadap topik yang agak sementara. Jadi
bisa dikatakan bahwa minat erat kaitannya dengan kesukaan atau
ketertarikan yang berbeda dengan kepentingan, bahwa kepentingan
menyangkut kebutuhan untuk suatu hal yang dirasa penting.
Terdapat beberapa macam cara yang dapat dilakukan, terutama
guru untuk membangkitkan minat peserta didik sebagai berikut:
a. Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak
didik, sehingga dia rela belajar tanpa paksaan.
b. Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan
persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga
anak didik mudah menerima bahan pelajaran.
c. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk
mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara
menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif.
d. Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar
dalam konteks perbedaan individual anak didik.
15
Muh Nasir B, Tesis : “MANAJEMEN PENGEMBANGAN BAKAT DAN MINAT PADA PESERTA DIDIK
SEKOLAH MENENGAH ATAS ISLAM TERPADU AL-FITYAN SCHOOL GOWA” (Makasar: Universitas
Muhammadiyah Makassar, 2022), Hal 28-30
D. PENGELOLAAN LAYANAN PENDUKUNG
Pengelolaan Layanan Khusus atau pendukung disekolah dilakukan
untuk memfasilitasi pembelajaran dan dapat memenuhi kebutuhan khusus
yang dibutuhkan oleh siswa di sekolah. Pelayanan khusus diadakan
disekolah dengan tujuan untuk mempermudah penyelenggaraan
pendidikan dalam hal pencapaian tujuan pendidikan disekolah dan juga
pelayanan adalah sebuah usaha pemberian bantuan ataupun pertolongan
pada orang lain, baik dengan berupa materi atau juga non materi agar
orang tersebut dapat mengatasi masalahnya itu sendiri. 16
Layanan khusus merupakan sarana yang di sediakan oleh pihak
sekolah yang diberikan untuk peserta didik, adanya layanan khusus ini
sangat penting untuk keberlangsungan pembelajaran siswa agar lebih
optimal dalam melaksanakan pemebelajaran.Sekolah bertanggung jawab
dengan adanya layanan khusus dengan menjaga , mengembangkan dan
meningkatkan kebutuhan rohani dan jasmani pada peserta didik yang
berperan sebagai pencari ilmu yang biasa diadakan dilembaga formal biasa
disebut dengan disekolah hal inipun untuk mencapai Pendidikan nasional.
Biasanya layanan khusus ini akan mudah untuk berproses dengan tujuan
memperlancar pembelajaran yang ditujukan kepada peserta didik agar
pembelajaran dirasa bisa lebih efektif dan efisien.Ada beberapa jenis-jenis
layanan khusus :
1. Layanan Bimbingan Konseling (BK)
Layanan khusus atau disebut dengan bantuan yang
diberikan tenaga pendidik kepada peserta didik terdapat Layanan
Bimbingan Konseling, Pengertian. Menurut Hendyat Soetopo
bimbingan adalah pross bantuan yang diberikankepada siswa
dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang
adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka perkembangan yang
17
optimal, shingga mereka memahami dan mengarahkan diri serta
bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi bukan
16
Dina Amaria Sembiring,dkk,”Implementasi Layanan Khusus Peserta Didik Dalam Dunia
Pendidikan”,Vol.05,Jurnal On Education,Januari 2023.
17
Adi Putra,”Layanan Khusus Peserta Didik (Kesiswaan)”,Vol.2,No.2,Jurnal Of Islamic Education
Management,Desember 2016.
hanya itu peserta didik dapat mendapatkan informasi juga
mengenal future sekolah dan juga mengenal lingkungan.“Tujuan
mengembangkan pengetahuan memecahkan masalah,
mengembangan pengetahuan merencanakan masa depan dengan
bertolak pada bakat, minat dan kemampuannya, mengatasi
kesulitan dalam memahami dirinya, mengatasi kesulitan
dalammenyalurkan, minat dan bakatnya dalam perencanaan masa
depan baik yang menyangkut pendidikan maupun pekerjaan yang
tepat, dan mengatasi kesulitan dalam belajar dan hubungan sosial”.
Guru diwajibkan memberikan banyak solusi kepada peserta didik,
satu hal yang sangat unik dan kagum yang dimuat oleh layanan
bimbingan konseling yaitu sangat menjaga kerahasiaan yang telah
diketahui dari peserta didik, sehingga sangat terjaga privasinya.
18
Dr.Jubdhiastuty Februhartanty,”Pengembangan Kantin sekolah”,Jakarta Selatan,2018.
memastikan bahwa layanan khusus yang disediakan oleh sekolah
memiliki standar yang sudah sesuai.
19
Hamidah Darma,”Manajemen Peserta Didik”Vol.6,No.2,Jurnal Serumai Administrasi
Pendidikan,November 2018.
20
Ali Imron. 2012. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Hal.152
21
Prihatin, Eka. 2011. Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta. Hal.44
jenjang kelas atau kelas ataupun kurikulum yang baru sama dengan
jenis sekolah, sekolah, atau jurusan sekolah sebelumnya.
2. Mutase peserta didik dari suatu jenis program ke jenis program
lain.
Perpindahan peserta didik dari satu jenis program ke program
lainnya adalah perpindahan peserta didik dari satu jurusan ke
jurusan lain yang berbeda dengan jurusan sebelumnya namun tetap
berada dalam satu sekolah atau wilayah. Dan harus memenuhi
syarat berikut:
1) Peserta didik harus mengikuti program yang dipilih
(ditentukan) minimal 1 semester. Artinya, setelah 2
semester mengikuti program yang dipilih, selalu ada
kemungkinan untuk pindah ke program lain.
2) Peserta didik harus menyelesaikan jumlah mata kuliah yang
dipersyaratkan dari program yang dimaksud. Dalam hal ini,
mata pelajaran yang diperoleh akan ditinjau dan diperiksa
untuk melihat apakah mata pelajaran tersebut kompatibel
dengan mata pelajaran program yang baru dan diinginkan.
Dalam hal ini, mungkin ada beberapa mata pelajaran yang
sesuai dan ada pula yang tidak.
3) Peserta didik harus yakin sepenuhnya bahwa program baru
lebih sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
4) Perubahan program harus dengan persetujuan orang tua.
atau wali siswa yang terlibat. Hal ini untuk menghindari
kesalahpahaman jika terjadi masalah di kemudian hari.
Secara umum mutase diartikan sebagai proses perpindahan
siswa dari satu sekolah ke sekolah lain atau perpindahan siswa
dalam suatu sekolah. Ada beberapa macam mutase dalam dunia
pendidikan, dibawah ini adalah macam-macam mutase:
1. Mutase ekstern.
mutasi ekstern adalah perpindahan peserta didik dari satu
sekolah ke sekolah lain. Perpindahan tersebut harus saling
menguntungkan, artinya harus dikaitkan dengan kondisi
sekolah yang bersangkutan, kondisi peserta didik dan asal
orang tuanya, serta sekolah yang akan dimasukinya. Tujuan
mutasi ekstern adalah:
1) Mutasi didasarkan pada kepentingan peserta didik untuk
dapat mengikuti pendidikan di sekolah sesuai dengan
keadaan dan kemampuan peserta didik serta lingkungan
yang mempengaruhinya.
2) Memberikan perlindungan kepada sekolah tertentu
untuk dapat tumbuh dan berkembang secara wajar
sesuai dengan keadaan, kemampuan sekolah serta
lingkungan yang mempengaruhinya.
23
Rahmad Kurniawan dan Septedian Marhamelda, “SISTEM PENGOLAHAN DATA PESERTA DIDIK
PADA LKP PRIMA TAMA KOMPUTER DUMAI DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN
PHP,” Jurnal Informatika 11, no. 1 (2019).
arti yang mirip dengan administrasi. Manajemen pendidikan dapat
dipahami sebagai upaya penerapan peraturan administratif di bidang
pendidikan.24 Pengelolaan pendidikan dapat dipahami sebagai segala
sesuatu yang berkaitan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.25
Dalam pendidikan, terdiri daripendidik, kemudian peserta didik,
pemimpin atau pengelola pendidikan, dan lain-lain. Salah satu hal
terpenting dalam kedudukan seorang pendidik adalah ia harus berada di
depan dan tengah agar dapat berhasil melaksanakan proses pembelajaran.
Selain itu, manajemen pendidikan yang baik juga bergantung pada
pengelolanya: idealnya, semakin profesional manajemen pendidikan maka
semakin baik. Fenomena yang terjadi dalam manajemen pendidikan tidak
terorganisir, terkadang semua bidang masih ditangani oleh satu orang yaitu
kepala sekolah atau sebaliknya, semuanya masih terfokus pada staf atau
tata usahanya sebagai tenaga pendidikan.26
Dalam pengelolaan pendidikan mencakup berbagai hal dengan
tujuan untuk mencapai sesuatu yang telah ditetapkan sebagai tujuan
pendidikan. pengelolaan merupakan bagian yang sangat penting dan tidak
dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Tanpa
pengelolaan yang baik maka tujuan pendidikan tidak dapat tercapai secara
optimal, efektif dan efisien. Standar pengelolaan adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
pemantauan kegiatan pendidikan pada lembaga pendidikan,
kabupaten/kota, provinsi, atau nasional untuk mencapai hasil yang efektif,
efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan (Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013). Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013
24
Muhammad Faishal Haq, “ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DASAR DAN
MENENGAH,” journal EVALUASI 1, no. 1 (1 Maret 2017): 26,
https://doi.org/10.32478/evaluasi.v1i1.63.
25
Herson Anwar, “STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PENGELOLAAAN
MADRASAH ALIYAH SWASTA” 5 (2017).
26
Yanti Yandri Kusuma dan Sumianto Sumianto, “Analisis Standar Pengelolaan Pendidikan Anak
Sekolah Dasar di Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai,”
Indonesian Research Journal On Education 2, no. 1 (17 Januari 2022): 40–46,
https://doi.org/10.31004/irje.v2i1.212.
memberikan arahan bahwa setiap satuan pendidikan harus memiliki
pedoman yang mengatur tentang kurikulum tingkat satuan pendidikan dan
silabus, kalender pendidikan yang menunjukkan aktifitas sekolah secara
rinci dengan periode semester, bulanan dan mingguan, struktur organisasi
satuan pendidikan, pembagian tugas pendidik, pembagian tugas tenaga
kependidikan, peraturan akademik, tata tertib satuan pendidikan, kode etik
hubungan warga satuan pendidikan, dan biaya operasional satuan
pendidikan.
Standar Pengelolaan Pendidikan pada bagian kesatu tentang
standar pengelolaan oleh satuan pendidikan dijelaskan bahwa pengelolaan
satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan
kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.
Kemudian pada setiap satuan pendidikan dipimpin oleh seorang kepala
sekolah dan dibantu minimal oleh satu orang wakil kepala sekolah.27
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 19 Tahun
2007 Tanggal 23 Mei 2007, Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah meliputi :
1. Perencanaa Program
Memastikan setiap sekolah mempunyai visi dan misi untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Visi dan misi tersebut tentu saja sesuai dengan
keadaan dan kondisi sekolah, namun tentunya harus sesuai dengan
peraturan Kementerian Pendidikan Nasional agar perkembangan
sekolah dapat mengikuti perkembangan zaman. Visi sekolah diambil
sebagai tujuan bersama seluruh warga sekolah dan semua pihak yang
berkepentingan untuk masa depan. Sedangkan Misi sekolah dapat
memberikah arah dalam mewujudkan visi sekolahsesuai dengan tujuan
pendidikan sekolah. Visi dan misi tersebut kemudian dijabarkan dalam
rencana kerja sekolah. Rencana kerja dapat bersifat jangka menengah
dan tahunan. Rencana kerja menengah biasanya ditetapkan setiap
empat tahun sekali dan diputuskan dalam rapat dewan pendidik dan
27
Ibid.43
komite sekolah. Rencana kerja tahunan menjadi landasan pengelolaan
sekolah yang bercirikan kemandirian, kerjasama, partisipasi,
keterbukaan dan tanggung jawab.28
2. Pelaksanaan Rencana Kerja
Sekolah mengembangkan dan memiliki pedoman yang menguraikan
berbagai aspek manajemen secara tertulis dan mudah dibaca oleh pihak
terkait. Menyusun rencana pelaksanaan rencana kerja sesuai dengan
visi dan misi sekolah. Prinsip-prinsip manajemen sekolah meliputi:
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), kalender pendidikan,
struktur organisasi, penetapan tugas, peraturan dan biaya operasional
sekolah. Petunjuk sekolah berfungsi sebagai petunjuk dalam
melaksanakan kegiatan.
3. Pengawasan dan Evaluasi
Sekolah menyusun program pengawasan secara obyektif, bertanggung
jawab dan berkelanjutan. Penyusunan program pengawasan ini
didasarkan pada Standar Pendidikan Nasional kemudian
disosialisasikan keseluruh pendidik dan tenaga kependidikan.
Pengawasan pengelolaan sekolah meliputi pemantauan, supervisi,
evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan. Pengawasan
melaporkan hasil pengawasan di sekolah kepada bupati atau walikota
melalui dinas pendidikan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
dibidang pendidikan dan sekolah yang bersangkutan, setelah
dikonfirmasikan pada sekolah yang terkait. Sekolah juga melakukan
evaluasi diriterhadap kinerja sekolah.29
4. Kepemimpinan Sekolah/Madrasah
Setiap sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah. Kriteria untuk
menjadi seorang kepala sekolah berdasarkan ketentuan dalam standar
pendidik dan tenaga kependidikan. Kepala sekolah Dasar, SMP/MTs
minimal dibantu oleh wakil kepala sekolah, dan SMA/MA minimal
dibantu oleh tiga wakil kepala sekolah. Kepala sekolah menjabarkan
28
Kusuma dan Sumianto, “Analisis Standar Pengelolaan Pendidikan Anak Sekolah Dasar di
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai.”
29
Ibid.44
visi kedalam misi target mutu, merumuskan tujuan yang akan dicapai
menganalisis, membuat rencana kerja strategis, bertanggung jawab
dalam membuat keputusan anggaran sekolah. Kepala sekolah dapat
mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangan kepada wakil kepala
sekolah sesuai dengan bidangnya.
5. Sistem Informasi Manajemen
Sekolah mengoperasikan sistem informasi manajemen yang lengkap
untuk mendukung manajemen pendidikan yang efektif, efisien dan
bertanggung jawab. Sekolah juga menyediakan layanan informasi yang
efektif, efisien dan mudah diakses. Selain itu, pihak sekolah juga
menunjuk seorang guru atau tenaga kependidikan untuk menanggapi
permintaan informasi atau keluhan masyarakat mengenai pengelolaan
sekolah baik secara lisan maupun tertulis, semuanya dicatat dan
dicatat. Sekolah juga melakukan komunikasi antar warga sekolah di
lingkungan sekolah secara efektif dan efisien.30
30
Ibid.45
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengelolaan Peserta Didik
Dalam pengelolaan peserta didik sanggat penting untuk
menghasilkan penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang
berkaitan dengan peserta didik. Manajemen peserta didik berupaya
menciptakan lingkungan dan situasi sekolah yang kondusif agar
para peserta didik dapat meraih keberhassilan dalam bidng
akademik. maupun sosial. Manajemen peserta didik sanggat
diperlukan untuk mengatur segala kebutuhan siswa yang nantinya
diharapkan menjadi otput dan outcomes yang berkualitas dan
mampu bersaing dengan negara lain.
2. Proses Rekrutmen Peserta Didik
Penerimaan peserta didik baru merupakan kegiatan menyeleksi
calon peserta didik. Kegiatan ini merupakan proses pencarian,
menetukan dan menarik pelamar yang mampu untuk menjadi
peserta dididk Lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan.
Menurut Mustari Penerimaan peserta didik merupakan proses
pendataan dan pelayanan kepada peserta didik yang baru masuk
sekolah, setelah mereka memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan sekolah menjelang tahun ajaran baru
3. Pengelolaan Bakat Minat
Setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda-beda
antara satu dengan yang lain, karena setiap orang memang
dilahirkan dengan berbagai bakat yang berbeda-beda dan telah
membawa fitrahnya masing-masing, yaitu fitrah baik yang
mendorong bertauhid maupun fitrah lainnya dalam bentuk berbagai
potensi bawaan seperti bakat, kemampuan intelektual dan lain-lain.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa maksud dari bakat adalah kemampuan-kemampuan unggul
seseorang dalam bidng-bidang tertentu yang membuat seseorang
tersebut memiliki prestasi yang unggul pula. Dengan kata lain
bahwa minat bukan berarti seseorang sudah memiliki bakat
disana, akan tetapi adanya unsur kesengajaan yang membuat
manusia melakukan hal tersebut.
4. Pengelolaan Layannan Pendukung
Pada dasarnya pelayanan khusus diselenggarakan disekolah
dengan tujuan dan bermaksud untuk mempermudah
penyelenggaraan pendidikan dalam rangka pencapaian tujuan
pendidikan disekolah. Pelayanan khususatau pelayanan
penunjangdiselenggarakan di sekolah dengan tujuanuntuk
memperlancar penyelenggaraan Pendidikan dalam rangka
pencapaiantujuan pendidikan di sekolah. Pemerintah harus
berusaha memenuhi kebutuhan di pelayanan khusus agar dapat
menciptakan peserta didik yang cakap didalam bidang yang
sedang digelutinya serta menunjang tercapainya suatu pendidikan.
Biasanya layanan khusus ini akan mudah untuk berproses
dengantujuan memperlancar pembelajaran yang ditujukankepada
peserta didik agar pembelajaran dirasa bisa lebih efektif dan
efisien.Layanan khusus banyak macamnya seperti (1) Layanan
Bimbingan Konseling, (2) Layanan Kantin Sehat , (3)Layanan Unit
Kesehatan Siswa (UKS), (4) Layanan Khusus Perpustakaan, (5)
Layanan Khusus Laboratorium, (6) Layanan Transportasi
Sekolah,dan (7)Layanan Keamanan.
5. Pengelolaan Mutase dan Data Peserta Didik
A) mutase peserta didik adalah proses perpindahan perpindahan
peserta didik dari satu sekolah ke sekolah lain atau perpindahan
peserta didik dalam suatu sekolah, misalnya ruang kelas. Secara
umum mutase diartikan sebagai proses perpindahan siswa dari
satu sekolah ke sekolah lain atau perpindahan siswa dalam
suatu sekolah. Ada beberapa macam mutase dalam dunia
pendidikan, ada dua macam mutase yakni, Mutase ekstern dan
Mutase Ekstern.
B) Pengolahan data pengelolaan data merupakan suatu proses
menerima data sebagai masukan (input) memprses (processing)
menggunakan proses tertentu, dan mengeluarkan hasil proses
data tersebut dalam bentuk informasi (output)
6. Standar Pengelolaan Pendidikan
Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang
ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi,
keterbukaan, dan akuntabilitas. Kemudian pada setiap satuan
pendidikan dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan dibantu
minimal oleh satu orang wakil kepala sekolah. Menurut Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional nomor 19 Tahun 2007 Tanggal 23
Mei 2007, Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah meliputi, a) Perencanaa Program. b)
Pelaksanaan Rencana Kerja. c) Pengawasan dan Evaluasi. d)
Kepemimpinan Sekolah/Madrasah. e) Sistem Informasi
Manajemen.
B. SARAN
Putra Adi. “Layanan Khusus Peserta Didik (Kesiswaan)”, Vol.2, No.2, Jurnal Of
Islamic Education Management, Desember 2016.
Rasidin, Mhd., Doli Witro, dan Imaro Sidqi. “KEBIJAKAN ALI IBN ABI
THALIB DALAM IJTIHAD.” AL IMARAH: JURNAL
PEMERINTAHAN DAN POLITIK ISLAM 5, no. 2 (11 Agustus 2020):
183. https://doi.org/10.29300/imr.v5i2.3496.
Rasyid, Surayah. “KONTROVERSI SEKITAR KEKHALIFAHAN ALI BIN ABI
THALIB,” no. 1 (2015).
Sembiring Dina Amira, dkk. “Implementasi Layanan Khusus Peserta Didik Dalam
Dunia Pendidikan”, Vol.05, Jurnal On Education, Januari 2023.
Syafruddin. (2021). Manajemen Rekrutmen Peserta Didik di Dayah Moderen Drul
'Ulum Banda Aceh. Jurnal Intelektualita, 215-217.
Yusuf, J. (2019). Manajemen Peserta Didik Perencanaan dan Pengorganisasian.
Ijtimaiyya, 182-185.